2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi tentang kondisi keuangan perusahaan. karena Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagi cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral yang dari laporan keuangan , analisis laporan keuangan pada suatu perusahaan juga sangat berguna untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan, berikut pengertian analisis laporan keuangan :
Menurut PSAK no 1 (revisi 2009) “analisis laporan keuangan adalah suatu pengajian terstruktur dari posisi keuangandan kinerja keuangan suatu entitas”.
Menurut Subramanyam et al. (2012: 3)
analisis laporan keuangan merupakan analisis dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Jadi analisis laporan keuangan adalah penelaahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang akan diubah menjadi unit informasi yang lebih kecil sehingga dapat diketahui kondisi keuangan, prospek dari usaha serta efektifitas manajemennya. Informasi tersebut sangat berguna bagi pihak manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2016:104) ” analisis rasio keuangan adalah Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. “
1. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yag diambil dari atau bersumber dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan laba-rugi.
2.2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat yang ikut berperan penting bagi pihak ekstern yang menilai suatu perusahaan dari laporan-laporan keuangan yang umum. Penilaian yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan itu antara lain rasio likuiduitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
2.2.1.1 Rasio Likuiditas
Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Arief dan Edi (2016:57) “Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut periansya (2015:37)
“Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk memenuhi kwajiban finansial jangka pendek”
Menurut Kasmir (2016:128), Rasio likuiditas adalah
rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendeknnya yang jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih.
Maka dari itu, rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan . Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi angka tersebut, maka akan semakin baik. Rasio yang digunakan dalam menghitung tingkat likuiditas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Kasmir (2016:134) “Rasio Lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat dirtagih secara keseluruhan.” Dalam praktiknya seringkali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh Tempo.
Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Hutang Lancar x 100%Aktiva Lancar
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil rasio tinggi, belum tentu perusahaan dalam kondisi baik. Bisa saja hal ini terjadi karena kas tidak digunakan dengan sebaik mungkin.
2.2.1.2 Rasio Solvabilitas
Menurut Periansya (2015:39) “Rasio solvabilitas atau rasio leverage (rasio utang) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aset perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar.”
Menurut Arief dan Edi (2016:57) “Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan oleh hutang yang dibandingkan
dengan modal, dan kemampuan untuk membayar bunga dan beban tetap lain.”
Jadi Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pembiayaan hutang perusahaan.
a. Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir (2016:157) “Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.” Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau untuk mengetahui jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan uang. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan resiko keuangan perusahaan. Rumus untuk mencari debt to Equity Ratio ratio adalah sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total KewajibanTotal Ekuitas
Bagi perusahaan, semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva.
2.2.1.3 Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2016:196) “Rasio profitabilitas yakni Rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.” Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjuaan dan pendapatan investasi. Inti dari penggunaan rasio ini adalah untuk menunjukkan efisiensi perusahaan.
a. Return on Assets (ROA)
Menurut Kasmir (2016:201) ROA digunakan untuk menunjukkan kemampuan perus ahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. Return On Asset (ROA) atau yang sering disebut juga Reiurn On Investment (ROI) diperoleh
dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva (James Van Horne dan John M. Wachowicz,1997)
Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = Laba Bersih Setelah PajakTotal Asset
ROA merupakan rasio pengukuran profitabilitas yang sering digunakan oleh manajer keuangan untuk mengukur efektifitas keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia (Horne dan Wachowicz, 1997). Berdasarkan hal ini, maka faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah laba bersih setelah pajak, penjualan bersih dan total aset.
b. Net Profit Margin (NPM)
“Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2011 : 304),” semakin besar
rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Menurut Darsono dan Ashari (2012 : 56) “Net Profit Margin (NPM) adalah menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan setiap penjualan yang dilakukan.”
Menurut Brigham dan Houston (2013 : 107) “Net Profit Margin adalah mengukur besarnya laba bersih perusahaan dibandingkan dengan penjualannya.
Secara matematis Net Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = Laba Bersih Setelah PajakTotal Penjualan
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini selain menggunakan buku sebagai referensi, penelitian ini juga menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi. Beberapa penelitian terdahulu dari CR , DER, NPM terhadap ROA dapat dilihat pada tabel pada halaman berikutnya.
TABEL 2.4
TINJAUAN PENELITI TERDAHULU
NO NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
1 Anggrainy Putri A (2010
analisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR
terhadap ROA pada bank umum go public yang listed pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2005-2009
variabel dependen yang digunakan adalah ROA dan variabel independenn ya adalah CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR
Variabel
dependen yang digunakan ROA
Tidak menggunaka n CAR, NPL,
BOPO, NIM, dan LDR Sebagai variabel independen Perusahaan yang diambil untuk penelitian berbeda
Hasil dari penelitian tersebut adalah secara simultan CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR mempuny ai
pengaruh yang kuat terhadap ROA. Secara parsial CAR, NIM, NPL, dan BOPO mempuny ai pengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR tidak mempuny ai pengaruh signifikan terhadap ROA.
NO NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN HASIL PENELITIAN 2 Aminatuzz
ahra (2009)
analisis pengaruh CR, DER, TAT, NPM
variabel independen yang digunakan Mengunakan variabel
CR,DER dan NPM sebagai
Tidak menggunaka n variabel TAT sebagai
terhadap ROE pada perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009
adalah CR, DER, TAT, NPM. Sedangkan variabel dependennya adalah ROE variabel independen independen dan tidak menggunaka
n ROE
sebagai variabel dependen, Perusahaan yang diambil untuk penelitian berbeda. menunjuk an bahwa CR, DER, TAT, NPM secara parsial berpengar uh signifikan positif terhadap ROE. Dan secara simultan variabel independe n mempuny ai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
NO NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
PERSAMAAN PERBEDAAN HASIL PENELITIAN 3 Jefri
Antono (2012) analisis pengaruh Rasio variable inpenden yang Variabel
dependen ROA dan variabel
Tidak menggunaka n variabel
keuangan terhadap Return on Asset
(ROA).
digunakan adalah DR, CR dan TAT, dan
Dependennya adalah ROA
independen DER ,CR sama.
independen TAT dan Perusahaan yang diambil untuk
penelitian berbeda
metode regresi berganda adalah Current Ratio (CR) berpengar uh
signifikan positif terhadap Return On Asset (ROA), Debt Ratio (DR) berpengar uh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA), sedangkan Total Asset Turnover (TAT) berpengar uh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
NO NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
4 Eva Jayati Veronika Pasaribu (2015) Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) , dan Total Assets Turnover (TAT) Terhadap Return On Assets (ROA) pada industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI Variabel Independen yang digunakan adalah CR,DER,TA
T dan
Dependennya adalah ROA
Variabel
dependen ROA dan variabel independen DER ,CR sama.
Tidak menggunaka n variabel independen TAT dan Perusahaan yang diambil untuk penelitian berbeda Current Ratio , Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio berpengar uh
signifikan terhadap Return On Assets Secara parsial maupun simultan
5 FitriLinda Rahmawat i (2009)
Pengaruh Current Ratio , Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Assets (Studi pada perusahaan Food and Beverage yang
Listing di BEI tahun 2007-2009) Variabel Independen yang digunakan adalah CR,DER,TA
T dan
Dependennya adalah ROA
Variabel
dependen ROA dan variabel independen DER ,CR sama
Tidak menggunaka n variabel independen TAT dan Perusahaan yang diambil untuk penelitian berbeda Current Ratio , Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio berpengar uh
signifikan terhadap Return On Assets Secara parsial maupun simultan
NO NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
6 Joni Anto (2012)
Pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Receivable Turnover dan Sales Growth terhadap Return On Assets pada perusahaan manufaktiur di BEI tahun 2008-2012 Variabel Independen yang digunakan adalah
CR,DER dan Dependennya adalah ROA
Variabel
dependen ROA dan variabel independen DER ,CR sama
Tidak menggunaka n variabel independen dan diambil Receivable Turnover dan Sales Growth. Perusahaan digunakan yang untuk penelitian berbeda Hasil penelitian menyimpu lkan bahwa variabel CR , DER dan Receivable Turnover berpengar uh secara parsial terhadap ROA , sedangkan variabel dan Sales Growth secara parsial tidak berpengar uh signifikan terhadap roa secara simultan variabel Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Receivable Turnover dan Sales Growth berpengar uh secara signifikan terhadap ROA
NO NAMA
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
Sumber data : diolah oleh penulis 2016
2.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return On Assets (ROA) 7 Nuresya
Meliyanti, Diana Sari, SE.,MMSI . ( 2008) Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Rasio Profitabilita s (ROA) Pada PT BANK MEGA, TBK Variabel Independen yang digunakan adalah NPM dan
Dependennya adalah ROA
Variabel
dependen ROA dan variabel independen NPM Perusahaan yang digunakan untuk penelitian berbeda
Net Profit Margin berpengar uh secara signifikan terhadap ROA
8 Sinawati, Okta. 2009 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilita s Return On Assets pada Bank yang
Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel independen yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sedangkan Variabel dependen yang digunakan adalah rasio Profitabilitas ROA
Variabel
dependen ROA dan variabel independen NPM
Tidak menggunaka n Variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) . Perusahaan yang digunakan untuk penelitian berbeda
Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio ini menunjukan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.Current ratio yang terlalu tinggi menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya). Semakin besar rasio lancar, maka menunjukan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik, namun di sisi lain perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan perusahaan, dicadangkan untuk memenuhi likuiditas perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang lebih semakin rendah. Dari uraian diatas, dapat ditarik sebuah hipotesis sebagai berikut:
Ha : Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap ROA
Ho : Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
yang tinggi akan semakin tinggi pula. Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah hipotesis sebagai berikut:
Ha : Debt to equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap ROA
Ho : Debt to equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
2.4.3 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return On Assets (ROA)
Menurut teori Du Pont, tinggi rendahnya ROA tergantung pada besar kecilnya sumbangan profit margin dan atau perputaran total aktiva. Profit margin di pengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi dengan keterangan, berapapun tingkat penjualan apabila disertai penekanan biaya operasi yang maksimal maka profit margin akan semakin besar sehingga dapat meningkatkan ROA perusahaan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi
Ha : Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap ROA
Ho : Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
2.5 Kerangka Berpikir
Menurut Sugiyono (2009:127), “kerangka pemikiran merupakan konsep
yang menggambarkan hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang
teridentifikasi sebagai masalah riset”. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang
Berdasarkan gambar Paradigma penelitian di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR) sebagai X1, Debt to Equity Ratio (DER) sebagai X2 dan Net Profit Margin (NPM) sebagai X3 , yang akan mempengaruhi variabel terikat (dependen) yaitu Return On Assets (ROA) sebagai sebagai (Y) baik secara parsial maupun simultan.
Penulis menggunakan variabel independen Current Ratio , Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap variabel dependen Return On Assets
berdasarkan referensi hasil penelti terdahulu yaitu : 1. Current Ratio
Jefri (2012), Pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Receivable
Turnover dan Sales Growth terhadap Return On Assets pada perusahaan manufaktiur di BEI tahun 2008-2012. Hasil penelitian adalah Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap Return
On Asset (ROA).
Eva (2015), Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) ,
dan Total Assets Turnover (TAT) Terhadap Return On Assets (ROA) pada industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI . Hasil penelitian adalah Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap
Return On Asset (ROA) .
FitriLinda (2009), Pengaruh Current Ratio , Inventory Turnover dan Debt
to Equity Ratio terhadap Return On Assets (Studi pada perusahaan Food
and Beverage yang Listing di BEI tahun 2007-2009) Debt to Equity Ratio
berpengaruh Secara parsial maupun simultan terhadap Return On Assets Joni (2012) , Pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Receivable
Turnover dan Sales Growth terhadap Return On Assets pada perusahaan manufaktiur di BEI tahun 2008-2012 . Hasil penelitian Debt to Equity Ratio berpengaruh Secara parsial maupun simultan terhadap Return On
Assets
3. Net Profit Assets
Nuresya (2008), Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Rasio Profitabilitas
(ROA) Pada PT BANK MEGA, TBK . Hasil penelitian Net Profit Margin
berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Assets
Sinawati (2009) , Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas Return On Assets pada Bank yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Hasil penelitian Net Profit Margin berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Return On Assets
2.6 Hipotesa Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA).
H2 : Diduga Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). H3 : Diduga Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). H4 : Diduga Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER) dan
Net Profit Margin (NPM), secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA).