• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - RICKY STIADI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - RICKY STIADI BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Landasan teori berisi tentang berbagai teori yang digunakan dalam

penelitian yang dijadikan sebagai panduan dalam melaksanakan penelitian.

Pelaksanaan penelitian yang didasarkan dari landasan teori juga memberikan

penguatan dari berbagai sumber yang mengacu dengan penelitian yang

dilaksanakan.

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media bukanlah sebuah alat ataupun bahan saja, akan tetapi hal-hal

selain alat dan bahan yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan

pengetahuan. Sanjaya (2012: 61) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala

bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan,

mengubah sikap atau menanamkan ketrampilan pada setiap orang yang

memanfaatkannya. Pemanfaatan lingkungan, kegiatan maupun media harus

sesuai dengan materi yang diajarkan. Sesuai tidak selalu berarti paling baik.

Sesuai berarti dapat digunakan dengan kondisi yang ada. Media

pembelajaran dapat digunakan sebagai penyampaian pesan dan dari

berbagai sumber kepada penerima pesan. Media pembelajaran tidak selalu

menggunakan foto, benda nyata ataupun berkunjung ke luar kelas, namun

juga dapat menggunakan media elektronik seperti slide, power point,

(2)

Arsyad (2011: 4) mengungkapkan bahwa media pembelajaran

adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media

pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat membantu siswa agar dapat

dengan lebih mudah memperoleh informasi sesuai dengan kompetensi

pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala hal di sekitar kita yang dirancang secara

sistematis dan melalui perencanaan, serta digunakan untuk menyampaikan

pesan sehingga dapat menambah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya.

b. Media Audio Visual

Media audio visual dapat lebih menarik perhatian siswa karena

terdiri atas berbagai macam gaya belajar siswa, yaitu gaya belajar visual dan

gaya belajar kinestetik. Prastowo (2011: 40) berpendapat bahwa media

merupakan segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat

dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial seperti, video

compact disk dan film. Media pembelajaran ini dianggap lebih menarik dan

menyenangkan karena memadukan dua jenis media yaitu audio dan visual.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki beberapa manfaat. Sanjaya (2012: 70)

mengungkapkan bahwa ada beberapa manfaat menggunakan media

(3)

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

4) Memiliki nilai praktis

Manfaat media pembelajaran selain dapat memberi motivasi belajar

siswa juga sangat membantu untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang

tidak dapat ditampilkan secara langsung di dalam kelas, seperti proses

berputarnya kincir angin, tata surya, dan menampilkan macam-macam

perkembangan teknologi. Siswa juga dapat mengetahui hal-hal menarik

yang tidak dapat disaksikan secara langsung.

d. Kriteria Pemilihan Media

Penggunaan media membantu guru dalam menyampaikan materi

pelajaran. Media dijadikan sebagai alat bantu manakala terdapat materi yang

apabila hanya disajikan secara ceramah akan sulit dipahami oleh siswa.

Pemilihan media harus tepat sasaran. Susilana (2011: 69) menyebutkan

beberapa kriteria dalam menentukan media, diantaranya:

1) Kesesuaian dengan tujuan

Kriteria pemilihan media didasarkan atas kesesuaian dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

2) Kesesuaian dengan materi pembelajaran

Kriteria pemilihan media didasarkan pada kajian atau materi yang akan diajarkan pada pembelajaran. Materi pembelajaran juga harus mempertimbangkan sejauh mana materi yang akan disampaikan.

3) Kesesuaian dengan karakteristik guru atau siswa

Media harus familiar dengan karakteristik guru atau siswa. Guru dapat mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang digunakan. Media yang akan digunakan siswa dirasa baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan kebiasaan lainnya).

(4)

Pemilihan media didasarkan pada kesesuaian teori. Media yang digunakan bukan berdasaran fanatisme guru terhadap suatu media yang paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa

Kriteria ini disesuaikan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi gaya belajar siswa.

Media pembelajaran yang sesuai dengan berbagai kriteria di atas

maka dapat dikatakan media tersebut memiliki nilai kesesuaian yang

tinggi. Semakin tinggi kesesuaian media pembelajaran maka diharapkan

dapat membantu siswa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh

siswa.

e. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran membantu guru dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Sanjaya (2012: 73) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah:

1) Fungsi komunikatif 2) Fungsi motivasi 3) Fungsi kebermaknaan 4) Fungsi penyamaan persepsi 5) Fungsi individualitas

Media pembelajaran memiliki fungsi yang variatif, maka

pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat

memberi pengaruh positif. Media pembelajaran dapat memudahkan

komunikasi dalam menyampaikan pesan. Siswa diharapkan akan lebih

termotivasi dalam belajar serta dapat mengembangkan prestasi belajar

(5)

f. Ciri-ciri Media Pendidikan

Media pendidikan memiliki tidak semuanya dapat digunakan

sebagai media pembelajaran. Arsyad (2011: 12) mengungkapkan bahwa

media pendidikan memiliki tiga ciri-ciri agar suatu benda dapat dikatakan

sebagai media, yaitu adalah:

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau objek.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik rekaman fotografi tersebut.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Media memiliki ciri-ciri agar dapat dikatakan sebagai media

pembelajaran. Media pembelajaran perlu dapat memaksimalkan

pembelajaran, serta dapat memberikan pemahaman kepada siswa. Media

pembelajaran diharapkan mampu merekam, menyimpan, dan melestarikan

suatu objek.

g. Peran Media

Media pendidikan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan

pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Sanjaya (2012: 244)

mengemukakan, terdapat beberapa peran media pendidikan dikaitkan

(6)

1) Media pendidikan diperlukan untuk membantu tugas-tugas perkembangan. Siswa memiliki tugas-tugas perkembangan. Apabila tugas-tugas tersebut tidak dicapai dengan optimal, maka akan mempengaruhi masa perkembangan selanjutnya. Media pendidikan dapat memotivasi setiap siswa dalam mencapai tujuan tertentu.

2) Media pembelajaran dapat memprediksi dan mendeteksi berbagai hal yang berkaitan dengan penyelesaian tugas-tugas perkembangan, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi. 3) Media pendidikan dapat menentukan berbagai jenis-jenis perlakuan

pada tahapan berikutnya.

Media pendidikan memiliki peran untuk membantu keterbatasan siswa

dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat

digunakan sebagai tolak ukur pemahaman siswa, serta dapat menentukan

jenis-jenis perlakuan siswa dalam tahapan selanjutnya.

2. Adobe Flash

Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan siapa saja dapat

meningkatkan kemampuan dalam pengembangan multimedia. Pengembangan

ini sering menggunakan aplikasi adobe flash. Program Adobe Flash CC 2015

merupakan penyempurnaan dari versi yang sudah ada sebelumnya.

Adobe flash (flash) merupakan aplikasi multimedia, tidak hanya

digunakan sebagai aplikasi web, melainkan dapat dikembangkan sebagai media

pendidikan dan pembelajaran. Siswa sebagai fokus utama selama proses

pembelajaran. Siswa harus memiliki rasa nyaman selama proses pembelajaran

agar materi dapat diterima dengan baik.

3. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik biasa dikenal pula dengan pembelajaran terpadu.

Rusman (2011: 254) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan

(7)

merupakan suatu sistem. Pembelajaran tematik menekankan pada tema sebagai

pemersatu berbagai mata pelajaran dan pastinya tetap memperhatikan

kompetensi dasar yang sepadan. Mata pelajaran yang sepadan berarti mata

pelajaran yang mempunyai keterkaitan konsep satu sama lain. Pembelajaran

tematik memindahkan pemusatan yang semula pembelajaran berpusat pada

guru (teacher center) menjadi berpusat pada siswa (student center), sedangkan

guru dalam pembelajaran student center berperan sebagai fasilitator. Siswa

dalam pembelajaran lebih diprioritaskan keterlibatannya, dan pembelajaran

bertujuan untuk mengaktifkan siswa, memberikan pengalaman langsung pada

siswa tanpa adanya pemisahan antar mata pelajaran.

Pembelajaran tematik tidak memiliki patokan dalam satu tema harus

ada beberapa materi pembelajaran sebagai standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Rusman (2011: 254) menjelaskan bahwa model pembelajaran tematik

adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik

yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengacu pada tema.

Tema memiliki fungsi sebagai penyatu dari beberapa mata pelajaran yang

saling berkaitan, sehingga lebih mengutamakan kebermaknaan proses belajar

siswa karena akan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa, serta

memiliki pendekatan yang melibatkan siswa selama proses pembelajaran

(8)

Tema Kerajinan Tangan diajarkan pada semester genap. Tema ini

terdiri dari beberapa mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tema ini menerangkan tentang berbagai

sumber energi yang berada di lingkungan. Sumber energi dapat berubah bentuk

menjadi energi lain seperti perubahan energi yang terjadi pada listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) berawal dari energi angin yang

menggerakkan kincir (energi gerak) dan berubah bentuk lagi menjadi energi

listrik. Melalui PLTA, masyarakat dapat memanfaatkan energi listrik untuk

melakukan aktivitas sehari-hari seperti menyalakan TV, lampu, telepon, dan

lain sebagainya. Pemanfaatan energi listrik menjadi energi pada alat

komunikasi seperti telepon dikaitkan dengan kegiatan bertelepon yang

membahas tentang Pekerjaan Rumah (PR) tentang penyelesaian soal pecahan

sederhana.

5. Sikap Ilmiah

A. Pengertian Sikap Ilmiah

Bruno dalam Syah (2003: 120) mengemukakan bahwa sikap ilmiah

dalam arti sempit adalah pandangan atau kecenderungan mental. Sikap

(attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan

cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Bundu dalam

Fatimah (2010:27) Siswa yang memiliki sikap ilmiah amat baik/positif akan

lebih berhati-hati dan lebih cermat dalam mengambil keputusan. Siswa

memiliki perilaku dalam belajar terwujud dan dapat dilihat dengan

(9)

objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya. Sikap ilmiah adalah hal yang

mendukung untuk perkembangan suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam (sains).

Teori Skinner dalam Sanjaya, (2010: 278) menyatakan, proses

pembentukan sikap melalui pembiasaan, yaitu dengan menekankan pada

proses peneguhan respon anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang

baik lalu diberikan penguatan (reinforcement) dengan cara memberikan

hadiah atau perlakuan yang menyenangkan maka anak akan meningkatkan

sikap positifnya, maka dari itu sikap ilmiah diperlukan dalam pembelajaran

dan mata pelajaran yang membuat siswa mampu berpikir ilmiah.

George (dalam Singh, 2016: 47) mengungkapkan bahwa Scientific

attitude was closely related to achievement in science. Scientific attitude is

the sum total of man’s inclination and feelings, prejudices and based

preconceived nations, ideas, fears, threats and convictions about any

specific topic. George menjelaskan bahwa sikap ilmiah tidak terlepas dari

beberapa aspek, antara lain kecenderungan manusia terhadap perasaan,

prasangka, ide-ide, ketakutan, ancaman dan keyakinan.

Gegga, Harlen, American Association for Advancement of Science (AAAS) (dalam Anwar, 2009: 107), mengemukakan pengelompokkan sikap ilmiah, yaitu:

Tabel 2.1 Pengelompokan Sikap Ilmiah

(10)

Tabel pengelompokan sikap ilmiah di atas cukup bervariasi namun

secara garis besar memiliki banyak kesamaan. Pada penelitian ini

pengukuran sikap ilmiah pada siswa difokuskan untuk meneliti sikap ingin

tahu, sikap penemuan, sikap berpikir kritis, dan sikap teguh pendirian siswa.

Hal ini dilakukan karena sesuai dengan permasalahan yang ditemui di

sekolah dasar yang akan diteliti. Selain itu, media pembelajaran yang akan

digunakan nanti juga sangat mendukung dalam sikap ilmiah siswa. Di

bawah ini adalah tabel indikator sikap ilmiah yang akan di teliti.

Tabel 2.2 Indikator Sikap Ilmiah

1. Sikap ingin tahu a. sikap antusiasme dalam melakukan

pengamatan dan diskusi Curiosity (sikap ingin

tahu)

Curiosity (Sikap ingin tahu) Curiosity (sikap ingin tahu)

Inventiveness (sikap penemuan)

(11)

b. mencari berbagai informasi unik untuk memecahkan masalah

c. bertanya pada saat mengelaborasikan materi dan diskusi

d. memperhatikan setiap penjelasan dari pihak lain

2. Sikap penemuan a. Menggunakan alat yang tidak seperti

biasanya dan dengan cara yang konstruktif b. Menyarankan percobaan baru

c. Menguraikan konklusi baru dari pengamatan mereka

3. Sikap berpikir kritis a. Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi mereka

b. Menunjukkan laporan yang berbeda dengan temas sekelasnya

c. Merubah pendapat dalam merespon fakta 4. Sikap teguh pendirian a. Obyektif

b. Siswa mempertahankan pendapat. c. Siswa mengambil keputusan sesuai fakta

6. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Proses pembelajaran di kelas untuk mengetahui sejauh mana proses

tersebut dapat diterima oleh siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya

berupa prestasi belajar siswa. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan

dengan aspek pengetahuan. Kata ini, dapat sering kita temukan dalam

penggunaan di bidang olahraga, kesenian, dan pendidikan, khususnya dalam

bidang pembelajaran.

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang

menjelaskan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode

tertentu. Prestasi belajar lebih menekankan kepada hasil kognitif, walaupun

(12)

kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan uraian di atas, dapat

disimpulkan mengenai pengertian prestasi belajar. Prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan

dalam individu sebagian hasil dari aktivitas dalam belajar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan media pembelajaran telah banyak dikaji dan

dilakukan oleh berbagai peneliti. Penelitian telah dilakukan dengan penggunaan

media pembelajaran audio visual, dan pengaruhnya terhadap sikap ilmiah serta

prestasi belajar sehingga dapat dijadikan salah satu kajian dalam penelitian ini,

antara lain:

1. Joerg Zumbach, Daniel Kumpf, dan Sabine C. Koch yang berjudul „Using

Multimedia to Enhance Problem-Based Learning in Elementary School‟.

Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa dengan menggunakan

multimedia audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan

siswa dapat memahami ilmu yang disampaikan daripada siswa yang

menggunakan pembelajaran tradisional.

2. Robert B. Kozma, yang berjudul „Learning With Media‟. Hasil ini

menghasilkan bahwa dari beberapa pembelajaran yang menggunakan media,

pembelajaran yang menggunakan media video komputer dapat menumbuhkan

pemahaman siswa, dan prestasi siswa. Maka dari itu pembelajaran

menggunakan media audio visual dapat berpengaruh pada prestasi belajar

siswa.

(13)

Pembelajaran IPA Melalui Media Audio Visual Di Kelas V SDN

Jakaasapurna I Bekasi Barat‟. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan

bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan peranan

siswa lebih aktif dan siswa merasa lebih senang dalam pembelajaran sehingga

pembelajaran lebih bermakna. Berdasarkan kegiatan pembelajaran sikap

ilmiah meningkat dengan rata-rata 85, dengan ini tampak jelas bahwa

penggunaan media audio visual dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa.

C. Kerangka Pemikiran

Prestasi belajar dan sikap ilmiah yang kurang dimiliki siswa memerlukan

suatu proses pembelajaran yang lebih bermakna, yaitu dengan melibatkan siswa

secara langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat di aplikasikan dengan

menggunakan media pembelajaran yang inovatif, salah satunya yaitu media

pembelajaran audio visual berbasis adobe flash kepada siswa. Media ini

merupakan media yang optimal dan sesuai dengan tema Kerajinan Tangan agar

dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap ilmiah siswa.

Penelitian ini hendak membandingkan tingkat prestasi belajar dan sikap

ilmiah yang lebih optimal di antara dua kelompok yang akan diberikan perlakuan

yang berbeda. Perbedaan hasil diharapkan dapat memberi masukan bagi guru

untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran. Pembelajaran tematik tema

Kerajinan Tangan diharapkan dapat mencapai tujuan optimal melalui bantuan

media pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat

(14)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh media pembelajaran audio visual berbasis adobe flash

terhadap sikap ilmiah siswa pada tema Kerajinan Tangan Kelas III SD

2. Terdapat pengaruh media pembelajaran audio visual berbasis adobe flash

terhadap prestasi belajar siswa pada tema Kerajinan Tangan Kelas III SD Pembelajaran Menggunakan

Media Pembelajaran Audio Visual (X1)

Prestasi Belajar dan Sikap Ilmiah

(Y1)

Prestasi Belajar dan Sikap Ilmiah

(Y2)

Gambar

Tabel 2.1 Pengelompokan Sikap Ilmiah
Tabel pengelompokan sikap ilmiah di atas cukup bervariasi namun
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal tidak terdapat kekurangan, kekeliruan, keberatan, dan atau penolakan dari Pengusul, maka Kepala LPPM dan Ketua Pengusul dapat langsung menandatangai

Selanjunya dari awal SAYA selalu dan tidak akan pernah bosan mengingatkan bahwa, Kajian Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini adalah sebuah kajian yang bersifat pendalaman dari ilmu tauhid

mendapatkan gaya impak, tegangan impak, serta energi impak akibat beban impak jatuh bebas pada helmet sepeda

Tanjung Duren Raya No 1, Kel Tanjung Duren Selatan, Grogol petamburan, jakarta barat 27 715 ATM KEL PEGADUNGAN Jl.. Palem Raya Timur Komplek Citra 3 Blok c-11 Pegadungan

Mengirimkan contoh buku sampel untuk setiap judul buku yang ditawarkan paling lambat empat hari setelah pembukaan penawaran dan dikirimkan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Anak-anak dengan autisme dan ADHD banyak yang memiliki kesamaan dalam gangguan perencanaan motorik, sehingga banyak yang mengikuti terapi sensori-motorik atau fisiologi..

Nya , pela yanan-Nya , penderi taan-Nya , kematian-Nya , kebangki tan-Nya , kenaikan-Nya ke s urga , sampai dengan kedatangan-Nya kembali, terkait erat dengan kehidupan Saudara?

menemukan hasil atau sebuah informasi yang berguna untuk mengklarifikasi suatu permasalahan yang dikeluhkan oleh pelanggan, maka informasi tersebut disampaikan