• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2014: 147). Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini tipe deskriptif digunakan untuk menggambarkan hubungan perilaku komunikasi penyuluh pertanian dengan keberhasilan penyuluhan pada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian (Sugiyono, 2014: 7). Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan sebuah metode yang digunakan untuk

(2)

mendiskripsikan dan menginterpretasikan suatu fenomena, yang dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif atau dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan hubungan perilaku komunikasi penyuluh pertanian dengan keberhasilan penyuluhan pada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

B. Definisi Konsep

Definisi konsep dalam penelitian ini, antara lain:

1. Perilaku komunikasi penyuluh pertanian adalah perbuatan atau tindakan komunikasi seorang penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, yang dapat diketahui dari pengetahuan, keterampilan komunikasi dan intensitas komunikasinya.

2. Keberhasilan Penyuluhan pada Gabungan kelompok tani dilihat pada aspek kognisi (pemahaman tentang teknologi usaha tani), aspek afeksi (perubahan pemikiran), aspek perilaku (kemampuan gabungan kelompok tani dalam pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya).

C. Definisi Operasional

Definisi operasional indikator-indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Indikator dari perilaku komunikasi penyuluh pertanian (variabel X), Everret M. Rogers 1983 (dalam Azwar, 2015: 52) mendefinisikan difusi sebagai proses suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem social, merinci hal yang berhubungan dengan perilaku komunikasi, yaitu sebagai berikut:

(3)

a. Kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan, seperti:

penguasaan materi dalam proses keberhasilan penyuluhan pada Gapoktan di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

b. Perilaku atas process area (metode penyuluhan), seperti penyuluhan diselenggarakan menurut situasi dan kondisi petani, penyuluhan ditunjukkan untuk kepentingan dan kebutuhan petani, penyuluhan dilakukan secara demokratis.

c. Perilaku atas content area (materi penyuluhann) yaitu: penerapan teknologi usaha tani, keterpaan penyuluh pada media massa (radio dan media cetak).

d. Frekuensi komunikasi penyuluh, diukur dari keaktifan kehadiran penyuluh dalam menyuluh gapoktan.

e. Media penyuluhan

Media penyuluhan yang digunakan. Intensitas komunikasi dengan lembaga pendukung lain berkaitan dengan materi penyuluhan, frekuensi komunikasi, jumlah waktu yang digunakan, media yang digunakan. Berdasarkan media yang digunakan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung melalui percakapan tata muka atau lewat telepon, maupun secara tidak langsung seperti lewat radio, televisi, kaset, dan sejenisnya.

b. Media cetak, baik berupa gambar, foto, poster, atau tulisan majalah, banner, dan lain sebagainya, yang dibagi-bagikan, disebarkan, atau

(4)

dipasang di tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh penerima atau masyarakat.

c. Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukkan film, VCD, DVD, dan lain sebagainya.

2. Indikator keberhasilan penyuluhan, yaitu sebagai berikut:

Nilai (value) dan opini (opinion) sangat berkaitan dengan sikap, Rosenberg dan Hovland (dalam Azwar, 2015: 8), dapat dikategorikan ke dalam tiga aspek yaitu:

a. Aspek kognisi yaitu pemahaman tentang teknologi usaha tani.

b. Aspek afeksi yaitu perubahan pemikiran dan perasaan dalam usaha tani.

c. Aspek perilaku, Teknik dan kemampuan Gapoktan dari penanaman bibit padi, penyiangan dan penyulaman, perlindungan tanaman, pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama penyakit tanaman, dan pengolahan pasca panen.

Berkaitan dengan penelitian ini, keberhasilan suatu penyuluhan pertanian, tidak terlepas dari pendidikan yang diberikan penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Dalam hal ini, perilaku komunikasi penyuluh memegang peran penting keberhasilan penyuluhan pertanian tersebut, dapat diketahui dari perubahan pada aspek kognisi, afeksi dan perubahan pada aspek perilaku sasaran penyuluhan.

Aspek kognisi mencakup pengetahuan dan pemahaman, pengetahuan meliputi ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada

(5)

saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.

Aspek afeksi mencakup perasaan, minat, motivasi, dan sikap. Afeksi menurut Bloom (Winkel, 1987: 152), mencakup penerimaan, partisipasi, dan penilaian/penentuan sikap, penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu. Kesediaan ini dapat dikategorikan sebagai minat. Partisipasi mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Sedangkan aspek perilaku merujuk yang dapat diambil, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan dan kebiasaan perilaku.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar Jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimilki oleh subyek atau obyek itu. (Sugiyono, 2014: 80). Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota gabungan kelompok

(6)

tani di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan yang berjumlah 84 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). (Sugiyono, 2014: 81).

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh, dalam teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2014: 85).

E. Jenis Data

Jenis data dari penelitian ini meliputi, sebagai berikut: 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau lokasi penelitian.

(7)

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber atau referensi yang terkait dengan penelitian, seperti buku, majalah, jurnal, atau literatur lainnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan: 1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2014: 142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengna cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini kuesioner dibagikan kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini kuesioner dibagikan kepada gabungan kelompok tani di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan.

2. Dokumentasi,

Sugiyono (2014:82) mendefinisikan dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monemental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen ynag berbentuk foto, gambar, sketsa, dan lai-lain. dokumen yang berbentuk karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, patung, dan lain-lain.

(8)

3. Observasi

Observasi sebagi teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunkiasi dengan orang, maka obeservasi tidak terbatas pada orang, tetapi jug obyek obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi 1986 (dalam Sugiyono, 2014: 145) mengemukakan bahwa, obseravsi meruapakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,proses kerja, gejala gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam penelitian ini, Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi objek penelitian yaitu di Gapoktan Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

(9)

4. Studi Kepustakaan

Dilakukan dengan menelusuri, membaca, dan memaknai buku-buku dan literatur untuk mengetahui teori dan konsep yang berhubungan dengan penelitian ini.

G. Teknik Pemberian Skor

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dimana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2014: 93). Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala interval berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Jawaban setiap item pernyataan yang digunakan mempunyai nilai dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata, seperti penjabaran pemberian skor untuk pernyataan sebagai berikut: 1. Sangat setuju diberi skor 5

2. Setuju diberi skor 4

3. Kurang setuju diberi skor 3 4. Tidak setuju diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju diberi skor 1.

Setiap pernyataan dalam kuesioner akan diberi lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju) , STS (Sangat Tidak Setuju ) dengan penentuan skor untuk masing-masing jawaban adalah sebagai berikut :

1. Skor 5 merupakan nilai yang sangat diharapkan yang menunjukan kontinum yang sangat tinggi.

(10)

2. Skor 4 merupakan nilai yang diharapkan yang menunjukan kontinum yang tinggi.

3. Skor 3 merupakan nilai yang tidak diharapkan yang menunjukkan kontinum sedang.

4. Skor 2 merupakan nilai yang sangat tidak diharapkan yang menunjukkan kontinum rendah.

5. Skor 1 merupakan nilai yang sangat tidak diharapkan yang menunjukkan kontinum sangat rendah.

H. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang dilakukan dengan cara mengolah data dalam bentuk angka menggunakan metode statistika untuk memperhitungkan dan memperkirakan secara kuantitatif untuk keberhasilan penyuluhan gapoktan di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisanya. Tetapi bila peneliatian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistic deskriptif maupun infrensial. Statistik deskriktif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan

(11)

yang berlaku untuk popilasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial. (Sugiyono 2014: 147).

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi Linier Sederhana adalah Regresi yang hanya memiliki satu variabel independent (X) dan satu variabel dependent (Y) Model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan :

Y = variabel tidak bebas X = variabel bebas a = nilai konstanta

b = nilai koefisien regresi. (Sugiyono, 2014: 188).

I. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dicari nilai t hitung (student test), adapununtuk rumus t hitung (Sugiyono, 2011:184) sebagai berikut:

t √

Keterangan:

t = statistik tdengan derajat bebas n-1 n = banyaknya observasi atau pengamatan r2 = koefisien korelasi ganda

(12)

Hal Ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi linier sederhana uji t, pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 0,05 dengan df = (n-k-1).

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut:

1. Jika t hitung pada taraf signifikan 0,05 maka Ho ditolak, H1 diterima. Berarti ada hubungan perilaku komunikasi penyuluh pertanian terhadap keberhasilan penyuluhan pada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

2. Jika t hitung < t table pada taraf signifikan 0,05 maka Ho diterima, Hi ditolak, berarti tidak ada hubungan perilaku komunikasi penyuluh pertanian terhadap keberhasilan penyuluhan pada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

3. Berdasarkan nilai probabilitas signifikan dasar pengambilan keputusan adalah apabila angka signifikan ≥0,05, maka H0 diterima, apabila angka ≤0,05, maka H0 ditolak, atau Ha diterima.

J. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir, di mana setiap pertanyaan dicari nilai indeks validitasnya dengan menggunakan rumus pearson product moment

(13)

correlation. Jika nilai indeks validitas butir ≤ 0,05, maka butir pertanyaan tersebut valid.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan : r = Angka kolerasi N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan atau pernyataan

Y = Skor total sub variabel (Sugiyono, 2014: 183).

Dengan kriteria pengujian, apabila r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka pengukuran instrumen itu valid. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka pengukuran instrumen kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan tenik tertentu. (Sugiyono, 2014: 130).

Mengukur tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode Alfa – Cronbach, standar yang digunakan dalam menentukan

(14)

reliabel atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai alpha.

Rumus yang digunakan sebagai berikut : r11 = [

∑ ∑

Keterangan :

r = Nilai reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan atau pernyataan

= Nilai varian masing – masing item

∑ = Nilai total

Menurut Sugiyono (2014: 184) untuk memberikan gambaran derajat hubungan dapat dilihat pada tabel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. Daftar Interpretasi Koefisien r

Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas 0,00 - 0,199 Sangat Rendah/Lemah 0,20 - 0,399 Lemah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2014: 184)

Gambar

Tabel 4. Daftar Interpretasi Koefisien r

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui dahulu range nya yaitu, selisih antara skor tertinggi 28 dan skor terendah 7, dengan demikian interval untuk

 Deskripsi Modul : Membuat laporan hasil pemeriksaan merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Pengawas Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Untuk membuat objek pada WebGL, yang pertama kali dilakukan adalah dengan menentukan vertex dari objek dan disimpan pada sebuah array. Lalu dengan menggunakan

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik