29
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Unit Bisnis Daerah (UBD) Khusus Sukamandi, Subang – Jawa Barat. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dimana teknik penentuan
berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain adalah 1). PT. SHS merupakan produsen benih padi terbesar di Indonesia yang menguasai 25 persen benih padi di Indonesia dengan kapasitas produksi benih padi 25.000 ton per tahun, 2). PT. SHS memiliki lahan sawah yaitu 3.150,65 hektar dalam satu lokasi dan berada dalam satu pengelolaan manajemen. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai Mei 2011.
4.2. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah menggunakan
Stratified Sample. Metode tersebut digunakan jika populasi yang tidak homogen, maka populasi dibagi kedalam kelompok yang homogen lebih dahulu atau dalam strata, dan anggota sample ditarik dari setiap strata (Nazir, 2005). Adapun mengenai jumlah petani mitra berdasarkan luasan lahan kerjasama yang dikelola dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Luasan Lahan Kerjasama yang Dikelola Musim 2010/2011
Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani Persen (%) Jumlah Responden
1,00-1,50 574 48 48
1,51-2,00 521 44 44
> 2,00 89 8 8
Total 1184 100 100
Sumber : SHS, 2010 (Data Diolah)
Dalam pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan
convinience sampling yang artinya adalah kemudahan di dalam memperoleh responden untuk penelitian, dilakukan setelah jumlah responden telah ditentukan berdasarkan persentase proporsional pada setiap luasan lahan yang memproduksi benih padi varietas ciherang. Dalam penerapannya, penulis diperbantukan oleh setiap koordinator wilayah PT. SHS untuk bertemu dengan petani penangkar.
30
Alasannya adalah sulitnya didalam membedakan antara petani yang melakukan kemitraan dengan tenaga kerja atau buruh harian dikarenakan luasan lahan yang terlalu luas.
Berdasarkan Tabel 8, didapatkan bahwa jumlah petani penangkar benih untuk dijadikan sebagai responden berjumlah 100 orang pada lahan kerjasama yang memproduksi benih varietas ciherang di PT. SHS. Penentuan jumlah tersebut dengan alasan jumlah petani mitra berdasarkan luasan lahan kerjasama yang dikelola oleh petani penangkar benih.
4.3. Jenis Data yang Dikumpulkan
Data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan oleh seseorang yang akan melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Sugiyono, 2009). Data primer didapatkan secara langsung di lapangan, dimana berdasarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik umum dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang oleh petani penangkar benih yang berkerjasama dengan PT. SHS. Selain itu, diperoleh juga mengenai data-data yang berkaitan dengan perusahaan. Sedangkan dari segi waktunya merupakan
data cross section yang artinya adalah data yang diperoleh pada saat pengumpulan
di lapang dan diambil dalam kurun waktu tertentu sesuai kebutuhan penelitian. Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengunpul data atau seseorang yang akan melakukan penelitian. Data sekunder diperoleh dari lembaga Departemen Pertanian (Deptan), Badan Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan LSI IPB, dan internet.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Sugiyono (2009), mengatakan metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama di dalam melaksanakan penelitian, alasan tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun macam-macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, Kuesioner (Angket), trianggulasi/ gabungan tertera pada Gambar 4.
31 Gambar 4. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
Sumber : Sugiyono (2009)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Nazir (2005), mengatakan bahwa wawancara Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
4.5. Metode Pengolahan Data
Sugiyono (2009), mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi berdasarkan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian dimana data penelitian yang dimiliki berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik.
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan statistik deskriptif, dimana digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya berdasarkan data yang didapatkan dilapangan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif dapat menggunakan statistik inferensia yang artinya adalah
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Kuesioner (Angket) Obsevasi
32
teknik statistik yang digunakan dalam menganalisis suatu data sampel, dan hasilnya akan diberlakukan untuk populasi sampel yang dimiliki.
Statistik inferensia meliputi statistik parametris dan non parametris. Penelitian ini menggunakan uji statistik parametris dan non parametris. Uji statistik parametris merupakan pengujian yang memerlukan terpenuhi banyak asumsi dan statistik parametris dapat digunakan untuk data yang berbentuk interval dan rasio. Asumsi yang utama adalah dimana data yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Statistik non parametris merupakan pengujian yang tidak memerlukan terpenuhinya banyak asumsi dan digunakan apabila datanya berbentuk nominal atau ordinal.
Data yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mengenai gambaran umum kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. SHS dengan para petani penangkar benih. Karakteristik umum petani penangkar benih, dan Karakteristik Usahatani akan dianalisis secara deskriptif dengan bantuan dalam bentuk tabulasi frekuensi sederhana.
Data kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani dengan menggunakan analisis R/C, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi benih padi varietas ciherang akan dianalisis menggunakan model fungsi
produksi Cobb-Douglas yang diselesaikan menggunakan metode ordinary least
square (OLS), dan menganalisis hubungan karakteristik petani penangkar terhadap produksi benih padi varietas ciherang dengan menggunakan alat analisis korelasi rank spearman.
Pengolahan data primer menggunakan Microsoft Excel, dan SPSS 14, yang bertujuan untuk memperoleh hasil dan kesimpulan berdasarkan data yang telah terkumpul.
4.5.1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi 4.5.1.1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Soekartawi (1990), mengatakan bahwa fungsi produksi adalah merupakan hubungan fisik antara variabel yang dipengaruhi/dijelaskan (Y) dan variabel yang
mempengaruhi/menjelaskan (X). variabel Y berupa output produksi dan variabel
33
Fungsi produksi yang digunakan adalah menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan menetapkan terlebih dahulu faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi benih padi varietas ciherang di PT. SHS RM I UBD Khusus Sukamandi, Subang-Jawa Barat, dan langkah selanjutnya adalah
menyusun faktor produksi yang digunakan (input) kedalam suatu model fungsi
produksi Cobb-Douglas untuk menduga hubungan mengenai faktor produksi yang digunakan (input) dengan jumlah produksi yang dihasilkan (output).
Rahim dan Hastuti (2008), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi komoditas pertanian yaitu lahan pertanian, tenaga kerja, modal (fixed cost, variabel cost), pupuk (urea, TSP, KCl), pestisida, benih/bibit, teknologi, dan manajemen.
Soekartawi et al (1986), menambahkan bahwa input produksi seperti
lahan, pupuk, tenaga kerja, modal, iklim, dan sebagainya yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya output produksi yang diperoleh, namun tidak semua
masukan tersebut digunakan dalam analisis yang dilakukan, hal tersebut
tergantung dari penting atau tidaknya pengaruh input produksi terhadap output
yang diperoleh.
4.5.1.2. Uji Asumsi Ordinary Least Square
Metode pendugaan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji asumsi Ordinary Least Square, dan didalam penyelesaian
penghitungan uji asumsi OLS dihitung menggunakan software minitab 14.
Asumsi dalam ordinary least square yaitu model linier (dalam parameter),
komponen error (menyebar acak & normal dengan nilai tengah 0), ragamnya homogen, dan terdapat autokorelasi, dan tidak terdapat multikolinear diantara variabel independent (X). Dengan mengacu kepada asumsi OLS, maka pengujian awal yang harus dilakukan agar pengujian OLS dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
Sugiyono (2009), mengatakan bahwa untuk menguji normalitas data yang berbentuk rasio dapat menggunakan statistik parametris. Iriawan dan Astuti (2006) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa residual di dalam model regresi telah menyebar mengikuti distribusi normal, dan nilai P-Value
34
uji normal residual pada grafik telah melebihi 15 persen. Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan statistik parametris karena data yang di uji berbentuk ratio dan akan di uji menggunakan Chi Kuadrat.
2) Homoskedastisitas
Iriawan dan Astuti (2006) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa suatu model akan memenuhi asumsi homoskedastisitas, dimana memiliki kandungan error yang sama, yaitu nilai Y bervariasi dan memiliki satuan yang sama baik untuk nilai variabel X yang tinggi ataupun nilai variabel X yang rendah. Hal tersebut dilihat dari plot antara sisaan dengan nilai dugaan yang telah menunjukkan bahwa titik-titik tersebut telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola.
3) Multikolinearitas
Soekartawi (2003) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa multikolinearitas merupakan situasi yang nilai-nilai pengamatan memiliki hubungan yang kuat, sehingga menyebabkan variabel X tidak begitu mempengaruhi variabel Y, akan tetapi variabel X dipengaruhi oleh variabel
X. Dalam mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Varians
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF>10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya multikolinear diantara variabel Independent (X).
4) Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antar error satu dengan yang lainnya. Gujarati (1993) diacu dalam
Nadhwatunnaja (2008), menambahkan bahwa autokorelasi merupakan suatu kondisi linier antara serangkaian anggota observasi, dimana berdasarkan waktu dan ruang. Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa masalah
mengenai adanya autokorelasi pada umumnya terdapat pada data time series.
Di dalam penelitian ini tidak dilakukan autokorelasi, alasannya adalah data
yang digunakan di dalam penelitian ini bukan menggunakan data time series,
akan tetapi menggunakan data cross section.
Secara matematik model fungsi produksi Cobb-Douglas yang di transformasikan ke dalam bentuk linier dan dianalisis menggunakan uji asumsi
35 lnY= lnߚ + ߚଵlnX1 + ߚଶlnX2 + ߚଷlnX3 + ߚସlnX4 + ߚହlnX5 + ߚlnX6 + ߚlnX7 + u
Dimana :
lnY = Hasil Produksi per musim tanam (Kg)
lnX1 = Luas lahan (m2) lnX2 = Benih (Kg) lnX3 = Urea (Kg) lnX4 = TSP (Kg) lnX5 = NPK (Kg) lnX6 = Obat-obatan (ml) lnX7 = Tenaga Kerja (Rp)
lnߚ = Nilai Konstanta (Intercept)
ߚଵ,ߚଶ, …ߚ୬ = Koefisien Regresi (Slope)
u = disturbance term (unsur sisa/galat) Unsur error (u) di dalam model mewakili :
x Variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model
x Komponen Nonlinieritas hubungan antara variabel independent dengan
variabel dependent
x Adanya salah ukur saat melakukan observasi
x Kejadian yang sifatnya Random
Dengan menggunakan Metode Ordinary Least Square, digunakan untuk
mencari Pendugaan Koefisien Regresi. untuk menguji hipotesis digunakan Uji-F dan Uji-T serta didukung dengan nilai Koefisien Determinasi (R2).
x R2
Gujarati (1993) dalam Nadhwatunnaja (2008), mengatakan bahwa
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya variabel
variasi-variasi variabel Dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh model (R2), sedangkan
besarnya variabel-variabel Dependen yang tidak dapat dijelaskan di dalam model (1-R2) maka akan dijelaskan oleh komponen error (u). Nilai koefisien determinasi berkisar antara nilai nol (0) dan satu (1), apabila nilai koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka semakin besar keragaan mengenai produktivitas yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.
36 x Uji-F
Uji-F digunakan untuk melihat mengenai variabel independen (X) apakah
berpengaruh terhadap variabel tidak dependen (Y). Di dalam penelitian ini untuk
melihat apakah model dugaan yang digunakan signifikan untuk menduga variabel X mempengaruhi variabel Y.
Dari Tabel F, untuk taraf nyata = ן, V1 = k & V2 = (n-k-1), maka akan
diperoleh nilai Fן(v1=k & v2=(n-k-1)). Kriteria ujinya adalah Bila Fhit > Fן(v1, v2) atau
apabila P < ן, maka dapat disimpulkan bahwa tolak H0 pada taraf nyata ן.
Berdasarkan kriteria Uji-F, maka apabila Fhit > Fן atau P < ן, maka secara
bersamaan variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang nyata terhadap
dependen (Y), maka tolak H0, dan sebaliknya apabila Fhit < Fן atau P > ן, maka
terima H0, yang artinya adalah secara bersamaan variabel-variabel independen
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).
x Uji-t
Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dugaan dari
masing-masing variabel independen (Xi) berpengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel dependen (Y).
Uji statistik yang digunakan di dalam pengujian signifikansi masing-masing koefisien regresi dugaan menggunakan Uji-t adalah sebagai berikut :
t
hit=
ௌ Dimana :
bi = Koefisien regresi ke-i
Sbi = Standar Deviasi Koefisien Regresi ke-i
Dari tabel T, untuk taraf nyata = ן & DF = (n-k-1), maka akan diperoleh nilai tן(ିିଵ). Kriteria Uji-t adalah Bila |t୦୧୲| > t(ן/ଶ,ିିଵ) atau bila P < ן, maka dapat disimpulkan tolak H0 pada taraf nyata ן (uji 2 arah). Apabila |t୦୧୲| <
37
Berdasarkan kriteria Uji-t, maka dapat disimpulkan bahwa apabila bi
memiliki tanda positif, maka dapat disimpulkan bahwa apabila Xi meningkat satu
satuan Xi, maka diduga variabel dependen (Y) rata-rata akan meningkat sebesar bi
satuan Y, Cateris paribus. Apabila bi memiliki tanda negatif, maka dapat
disimpulkan bahwa apabila Xi meningkat satu satuan Xi, maka diduga variabel
dependen (Y) rata-rata akan turun sebesar bi satuan Y, Cateris paribus.
4.5.1.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka diajukan hipotesis sebagai dasar pertimbangan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
o Tolak H0, Bila |t୦୧୲| > t(ן/ଶ,ିିଵ)
o Terima H0, Bila |t୦୧୲| < t(ן/ଶ,ିିଵ)
Kriteria Uji-t adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak memiliki hubungan nyata input produksi yang digunakan dapat
mempengaruhi hasil produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh para petani penangkar benih.
H1 : Adanya input produksi yang memiliki hubungan dalam mempengaruhi
produksi benih padi varietas ciherang yang diproduksi oleh para petani penangkar benih.
4.5.2. Analisis Pendapatan Usahatani
Dalam menganalisis pendapatan usahatani merupakan hasil pengurangan
antara penerimaan usahatani (total revenue) dengan sejumlah biaya yang
dikeluarkan dalam memproduksi. Penerimaan total usahatani merupakan nilai dari harga dikalikan dengan total produksi dalam periode tertentu. Total biaya pengeluaran merupakan semua nilai factor produksi yang dipergunakan didalam menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani adalah merupakan selisih antara penerimaan yang dikurangi dengan pengeluaran total. Adapun rumus pendapatan usahatani adalah sebagai berikut :
TR = Y + L
TC = (P + B + PE) + (TK + BL)
38
Dimana :
TR = Total penerimaan (Total revenue) (Rp)
TC = Total biaya (Total cost) (Rp)
ʌ
= Pendapatan (Rp)Y = Penerimaan dari penjualan hasil produksi benih (Rp) L = Penerimaan Lain-lain (Rp)
P = Biaya Pupuk (Rp) B = Biaya Benih (Rp) PE = Biaya obat tanaman (Rp) TK = Biaya tenaga Kerja (Rp) BL = Biaya lain-lain
Dengan kriteria sebagai berikut :
x Apabila TR > TC, maka usaha tersebut menguntungkan
x Apabila TR = TC, maka usaha tersebut impas
x Apabila TR < TC, maka usaha tersebut rugi
4.5.2.1. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya
Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) menggambarkan penerimaan yang diperoleh dari setiap satu-satuan biaya yang dikeluarkan didalam kegiatan usahatani. R/C digunakan untuk mengetahui mengenai tingkat keuntungan relative kegiatan usahatani yang dijalankan. Adapun rumus R/C antara lain adalah sebagai berikut :
R/C =ୖେ
R/C menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap satu satuan rupiah biaya yang dilakukan dalam periode tertentu. Rumus yang digunakan dalam R/C adalah apabila R/C > 1 maka usahatani tersebut menguntungkan untuk dijalankan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih besar dari setiap unit biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam periode produksi tertentu, dan apabila R/C < 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan, yang artinya adalah penerimaan yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam periode produksi tertentu.
4.5.2.2. Pengujian Skala Usaha
Pengujian skala usaha (return to scale) petani penangkar benih yang
39
yang terbatas (constraint regression), dimana dilakukan adanya pembatasan
model berdasarkan kondisi skala hasil yang tetap (constant return to scale, Ei =
1). Adapun hipotesis pengujian yang dilakukan didalam pengujian ini adalah : H0 : Ei = 1 (Constant Return to Scale)
H1 : Ei WLGDNConstant Return to Scale)
Uji statistik yang digunakan adalah :
F-Hitung = (σୣమమିσୣభమ)/
σୣభమ/(ି)
Dimana :
σe
12 = error sumsquare (ESS) dari regresi yang tidak dibatasiσe
22 = error sumsquare (ESS) dari regresi yang dibatasim = banyaknya pembatasan linear
n = jumlah sampel
k = banyaknya parameter dalam regresi yang tidak dibatasi
(n-k) = derajat bebas (degree of freedom) Kriteria uji :
Apabila F-Hitung < F-Tabel (m, n-k), maka terima H0
Apabila F-Hitung > F-Tabel (m, n-k), maka tolak H0
4.5.3. Analisis Korelasi Atribut Karakteristik Umum Petani Penangkar Benih Padi Varietas Ciherang Terhadap Produksi
Dalam menganalisis hubungan karakteristik terhadap produksi menggunakan alat analisis korelasi rank spearman dengan atribut karakteristik umum petani penangkar benih yaitu usia, pendidikan, pengalaman, pelatihan, jumlah tanggungan, dan pendapatan. Penyelesaian didalam menganalisis hubungan karakteristik terhadap produksi diselesaikan menggunakan software SPSS 19. Sugiyono (2009), mengatakan bahwa korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variable yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variable tidak harus sama.
Nazir (2005), mengatakan bahwa Pengujian hipotesis korelasi rank spearman menggunakan statistik non parametrik, dimana pengukurannya berupa
40
respon kualitatif atau nilai-nilai pada skala ordinal dengan diberikan peringkat menurut urutan tertentu dan menganalisis peringkat-peringkat tersebut. Adapun rumus korelasi rank spearman adalah sebagai berikut :
rୱ= 1െ
6Ȉdiଶ
nଷെn
Dimana :
rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman
di = Selisih Besarnya Rank dari peubah X dan Y n = Banyaknya Contoh
Besarnya nilai rs terletak antara -1 < rs < 1, yang artinya adalah :
rs = 1, hubungan antara X dan Y sempurna positif (hubungan sangat kuat positif)
rs = -1, hubungan X dan Y Sangat sempurna negative
rs = 0, hubungan X dan Y bersifat lemah (tidak ada hubungan)
Dalam menentukan kuat atau lemahnya korelasi antara X dan Y, maka digunakan ketentuan sebagai berikut :
x r mendekati 1, maka hubungan sangat kuat dan searah
x r mendekati -1, maka hubungan sangat kuat tetapi tidak searah antara X dan Y
x r memiliki nilai dibawah 0,5 atau -0,5 maka memiliki hubungan kurang kuat
antara X dan Y.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :
Sangat baik = 4
Baik = 3
Tidak Baik = 2
Sangat Tidak baik = 1
Alasan dalam menggunakan skala likert antara lain adalah untuk menghindari jawaban yang samar, artinya dengan menggunakan skala 4 tingkatan maka terdapat kepastian perbedaan yang jelas antar jawaban.
4.5.3.1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam menganalisis hubungan atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
41
H0 = Tidak terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih
terhadap produksi
H1 = Terdapat hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih
terhadap produksi .
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
x Tolak H0, apabila nilai signifikan > 0,05, artinya adalah terdapat hubungan
nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi
x Terima H0, apabila nilai signifikan < 0,05, artinya adalah Tidak terdapat
hubungan nyata atribut karakteristik petani penangkar benih terhadap produksi
4.5.4. Definisis Operasional 4.5.4.1. Usia
Tingkat usia petani penangkar benih diukur berdasarkan tingkatan yang dibagi menjadi usia 17-27 tahun, usia 28-38 tahun, usia 39-49 tahun, usia > 50 tahun.
4.5.4.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh petani penangkar benih diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu Tidak Sekolah, SD, SMP, dan SMA.
4.5.4.3. Pengalaman
Pengalaman diukur berdasarkan lamanya petani penangkar benih memproduksi benih padi, dimana diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu 1-5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun, dan > 16 tahun.
4.5.4.4. Pelatihan
Pelatihan diukur berdasarkan banyaknya pelatihan yang diikuti oleh petani penangkar benih dalam memproduksi benih, yaitu 1 kali dalam setahun, 2 kali dalam setahun, 3 kali dalam setahun, dan > 4 kali dalam setahun.
4.5.4.5. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan merupakan banyaknya anggota keluarga yang dibiayai seperti istri, anak, dan saudara. Jumlah tanggungan dianalisis berdasarkan beberapa tingkatan diantaranya yaitu 1-3 orang, 4-5 orang, 6-7 orang, dan > 8 orang.
42 4.5.4.6. Pendapatan
Pendapatan dilihat dari mutu kehidupan para dimana merupakan gabungan pendapatan dari produksi benih padi varietas ciherang dan pendapatan di luar produksi benih per bulannya. Pendapatan petani penangkar benih dari produksi benih padi adalah banyaknya penerimaan yang didapatkan petani penangkar benih didalam memproduksi benih padi varietas ciherang, sedangkan pendapatan di luar produksi benih merupakan penerimaan yang didapatkan oleh petani penangkar benih dengan melakukan suatu pekerjaan atau usaha diluar produksi. Pendapatan diukur berdasarkan beberapa tingkatan yaitu MXWDEXODQ– 1,9 Juta/bulan, 2 – 2,9 Juta/bulan, -XWDEXODQ
4.5.4.7. Kerjasama Kemitraan
Kerjasama kemitraan merupakan suatu jalinan kerjasama antara PPBPVC dengan PT. SHS selaku perusahaan inti didalam memproduksi benih padi varietas ciherang.
4.5.4.8. Produksi
Produksi adalah kegiatan dalam menghasilkan output dengan menggunakan
kombinasi input produksi dan teknologi terbaik yang dimiliki (Soekartawi et al,
1986). Pengukuran hasil output produksi dalam penelitian ini adalah
menggunakan satuan Kilogram (Kg) per luasan lahan yang diproduksi.
4.5.4.9. Luas Lahan (X1)
Luas lahan merupakan faktor produksi utama di dalam memproduksi benih padi. Satuan luasan yang digunakan untuk mengukur luas lahan yang dikelola
adalah meter persegi (m2). Hipotesis yang digunakan adalah semakin luas lahan
yang dikelola oleh petani penangkar benih, maka semakin tinggi produksi benih padi varietas ciherang.
4.5.4.10. Benih (X2)
Benih merupakan salah satu input produksi utama di dalam memproduksi
calon benih dengan menggunakan parent seed (benih tetua/indukan).
Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan benih parent seed yang
43
anjuran penggunaan, maka semakin tinggi produksi benih padi. Satuan yang digunakan untuk benih adalah Kilogram (Kg)
4.5.4.11. Urea (X3)
Hadisuwito (2007), mengatakan bahwa Urea merupakan salah satu jenis pupuk tunggal dengan kandungan hara makro yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur kimia Nitrogen (N). penggunaan pupuk urea dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Alasannya adalah tanaman yang kekurangan unsur N akan terus mengecil (kerdil), bahkan secara cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk protein dan klorofilselain itu, apabila tanaman kekurangan kekurangan klorofil maka akan menyebabkan kemampuan tanaman memproduksi karbohidrat menjadi berkurang.
Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk urea sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk urea adalah Kilogram (Kg).
4.5.4.12. TSP (X4)
Pupuk TSP merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang dibutuhkan bagi tanaman dengan kandungan unsur hara makro yang dibutuhkan bagi tanaman
dengan kandungan unsur kimia Fosfor (P2O5). Penggunaan pupuk TSP dapat
mendukung pertumbuhan tanaman, alasannya adalah unsur P2O5 merupakan zat
yang penting sebagai sumber energy, oleh karena itu apabila tanaman kekurangan
unsur P2O5, maka dapat menghambat pertumbuhan dan reaksi metabolism
tanaman, sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman dapat membantu dalam proses pertumbuhan bunga, buah, dan biji, serta mempercepat proses pematangan
buah. Apabila tanaman kekurangan unsur P2O5, maka dapat menyebabkan daun
dan batang tanaman menjadi kecil, daun tanaman berwarna hijau keabu-abuan, mengilap, dan terlihat pigmen merah pada daun bagian bawah daun dan akhirnya mati, pembentukan bunga terhambat dan berdampak kepada produksi buah atau bijinya kecil.
Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk TSP sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk TSP adalah Kilogram (Kg).
44 4.5.4.13. NPK (X5)
Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang dibutuhkan bagi tanaman dengan unsur kimia Nitrogen, Phospor, dan Kalium (N ,P2O5, K2O).
fungsi kandungan yang dimiliki untuk nitrogen dan fosfor sama dengan penjelasan sebelumnya, dan kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat, selain itu kalium berperan penting dalam pembentukan antibody tanaman untuk melawan penyakit yang menyerangnya. Apabila tanaman kekurangan kalium, maka daun tanaman akan tampak keriting dan mengkilap, lama-kelamaan daun akan menguning pada bagian pucuk dan pinggirannya.
Hipotesisnya adalah penggunaan pupuk NPK sesuai anjuran penggunaan, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pupuk KCl adalah Kilogram (Kg).
4.5.4.14. Obat-obatan (X7)
Obat-obatan merupakan salah satu sarana input produksi baik berupa
pestisida, herbisida, dan fungisida dimana penggunaan obat-obatan yang digunakan sesuai anjuran, maka akan mempengaruhi banyaknya produksi benih yang dihasilkan, karena obat-obatan dapat melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
Hipotesisnya adalah penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan dosis penggunaan pada saat terserang hama penyakit, maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan untuk pestisida adalah mililiter (ml).
4.5.4.15. Tenaga Kerja (X8)
Tenaga Kerja merupakan salah satu input dalam memproduksi benih,
dimana banyaknya tenaga kerja per hari yang digunakan tergantung berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. Hipotesisnya adalah semakin banyak penggunaan tenaga kerja yang digunakan maka akan meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Satuan yang digunakan adalah Tenaga Kerja (Rp).