• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan Tugas Akhir diperlukan referensi referensi untuk mendukung penulisan Tugas Akhir tersebut, diantaranya adalah

Hasil pendekatan Simulasi Monte Carlo memberikan nilai perkiraan pemeliharaan rutin dan berkala mendekati hasil perhitungan secara analitik. Hasil simulasi tersebut memberikan hasil yang semakin baik jika proporsi pemeliharaan rutin dan berkala hampir seimbang. Hasil software komputer simulasi Monte Carlo dapat memperoleh hasil output secara cepat untuk memprediksi pembiayaan pemeliharaan jalan propinsi di Propinsi Papua, khususnya untuk pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Namun hal ini harus didukung oleh hasil survey kondisi jalan yang representatif. (T. Budi Santoso,2004).

Markov Process dan Monte Carlo Simulation digunakan untuk mengetahui kondisi badan jalan pada tahun yang akan datang, dikarenakan kontraktor belum diyakini mampu menghitung kebutuhan biaya pada awal kontrak untuk menjamin performansi jalan tol, terutama kebutuhan biaya pada masa jaminan performansi pekerjaan yang kondisi badan jalannya belum diketahui, (T. Wiwid Pambudi, 2012).

Sedangkan pada perancangan Tugas Akhir ini, menggunakan metode markov process dimana data yang diolah menggunakan nilai IRI dalam 2 tahun terakhir, Dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan bilangan acak yang memodelkan perubahan kondisi dari perkerasan jalan pada 5 tahun mendatang, sehingga biaya pemeliharaan pada masa yang akan datang dapat ditentukan pada masa sekarang. Dalam bentuk tabel, perbandingan Tugas Akhir dengan penulisan ilmiah sebelumnya, ditampilkan pada Tabel 2.1.                

(2)

Tabel 2.1 Perbandingan dengan referensi

Uraian

Perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan Tetukoadi Wiwid Pambudi (2012) Triyogo Budi Santoso (2004)

Judul Penelitian

Estimasi Biaya Pemeliharaan Badan Jalan Tol Cipularang Dengan Metode Markov Process

Analisis Biaya Pemeliharaan Jalan Propinsi Di Propinsi Papua Dengan

Simulasi Monte Carlo

Manfaat

Penelitian Estimasi biaya untuk pemeliharaan jalan tol Cipularang

Membuat perencanaan pembiayaan pemeliharaan jaringan jalan di Propinsi

Papua dengan perhitungan IRI dan perencanaan pembiayaan jalan dengan

metoda Simulasi Monte Carlo

Analisa yang

digunakan Metoda Markov Process Metoda Monte Carlo Simulation

Lokasi Kajian Jalan tol Cipularang Jalan Propinsi di Propinsi Papua                

(3)

Tabel 2.1 Perbandingan Referensi (Lanjutan) Uraian

Perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan Tetukoadi Wiwid Pambudi (2012) Triyogo Budi Santoso (2004) Perbedaan

Untuk menentukan biaya pemeliharaan pada masa yang akan

dating maka digunakan metoda markov process

Pendekatan Simulasi Monte Carlo memberikan nilai perkiraan pemeliharaan

rutin dan berkala mendekati hasil perhitungan secara analitik. Persamaan Biaya yang diprediksi melalui hasil pendekatan beberapa metoda statistik.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Konsep Pemeliharaan Jalan Tol

Pemeliharaan yaitu kegiatan yang dilakukan secara berulang dan terjadwal dengan tujuan agar kondisi saat ini dapat mendekati kondisi awal. Pemeliharaan dilakukan agar perkerasan dapat melayani dibawah ambang batas nilai standard pelayanan minimal. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak pengelola jalan Tol ditampilkan pada Tabel 2.2.                

(4)

Tabel 2.2 Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Jalan Tol

Nama Kegiatan Lingkup Kegiatan Pemeliharaan

Rutin

a. Penambalan Perkerasan dan bahu, dan/ atau perbaikan minor unsur lain jalan yang berfungsi struktural.

b. Pembersihan dan/atau perbaikan minor sistem drainase. c. Perbaikan, pengecatan dan/atau pemasangan kembali unsur

bangunan pelengkap, perlengkapan dan fasilitas jalan. d. Pembabatan rumput, pemangkasan pohon dan pengendalian

air pada ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan yang mengganggu struktur jalan serta kelancaran lalulintas dan keselamatan pengguna jalan.

e. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan f. Pembersihan lapangan

g. Upaya – upaya rutin lain sepanjang tahun untuk mempertahankan kondisi jalan.

Pemeliharaan Berkala

a. Perbaikan minor untuk permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk penambalan permukaan.

b. Pemasangan lapis bukan struktural pada permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk pengendalian mutu. c. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan d. Pembersihan lapangan.

Peningkatan a. Koreksi bentuk permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk penambalan struktural

b. Pemasangan lapis struktural pada permukaan perkerasan lama, termasuk pengendalian mutu

c. Perbaikan sistem drainase

d. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan e. Pembersihan lapangan                

(5)

Tabel 2.2 Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Jalan Tol (lanjutan)

Penanganan Darurat

a. Pembersihan insidental ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan dari benda – benda yang keberadaannya sebagai akibat kejadian tak terduga serta mengganggu kelancaran lalulintas dan/atau membahayakan pengguna jalan.

b. Perbaikan insidental unsur–unsur jalan yang kondisinya mengganggu kelancaran lalulintas dan/atau membahayakan pengguna jalan.

c. Pengendalian lalulintas selama pelaksanaan pemeliharaan d. Upaya – upaya insidental lain untuk memulihkan

secepatanya kondisi jalan.

Sumber : Permen PU Nomor : 02/PRT/M/2007

2.3 Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol

Jalan Tol mempunyai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan non Tol, Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 392/PRT/M/2005 Tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol adalah ukuran yang harus dicapai oleh PT. JasaMarga, selaku Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Standar pelayanan minimal untuk jalan Tol seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol

Standar Pelayanan Minimal

Indikator Cakupan/Lingkup TolakUkur 1.Kekesatan

Seluruh Ruas Jalan Tol

> 0.33 μm 2. Ketidakrataan IRI ≤ 4m/km 3. Tidak ada lubang

(Zero Potholes) > 50mm 100%                

(6)

4. Keamanan dan kekuatan struktur jalan dengan indikasi lendutan FWD < 0.8 mm 5. Pencegahan dan penanganan kerusakan konstruksi jalan, jembatan, dan bangunan lainnya terhadap bencana alam, seperti banjir, longsor, dsb.

100%

Sumber : Pedoman Pemeliharaan Jalan Tol No. 028/BM/2011

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan Performance Base Maintanance Contract, yaitu pekerjaan pemeliharaan yang berdasarkan kondisi perkerasan. Apabila kondisi perkerasan mengalami penurunan sampai batas tertentu, dalam hal ini SPM jalan tol, maka dilakukan beberapa tindakan alternatif pekerjaan pemeliharaan, sesuai dengan skenario seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.1

.

Sumber : FHWA 2003

Gambar 2.1 Model Pemeliharaan Perkerasan                

(7)

Alternatif pemeliharaan mempengaruhi prediksi kerusakan perkerasan di masa yang akan datang. Dengan demikian pemeliharaan alternatif berpengaruh pada total biaya pemeliharaan tahun ke-n.

2.3.1 Internation Roughness Index (IRI)

Tingkat kerataan permukaan jalan (International Roughness Index, IRI) merupakan salah satu faktor/fungsi pelayanan (functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan pengemudi (riding quality).

Tabel 2.4 Klasifikasi Kondisi Nilai Kerataan

Performance

Indicator Satuan

Klasifikasi Kondisi Very

Good Good Fair Poor

Very Poor inch/mile ≤ 60 61 – 90 91 – 100 101 – 150 ≥ 151 IRI (Kerataan) m/km ≤ 2.5 2.6 – 3.5 3.6 – 4.0 4.1 – 6.0 ≥ 6.1

Diadaptasi : Pavement Guide Interactive

Menurut Pavement Guide Interactive tingkat kenyamanan pengguna jalan dalam indicator IRI dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi, nilai IRI dibawah 2,5 diklasifikasikan kedalam kondisi very good, untuk nilai IRI 2,6 hingga 3,5 masuk dalam kondisi good, dan 3,6 hingga 4,0 masuk ke dalam kondisi fair. Sedangkan untuk nilai IRI 4,1 hingga 6,0 dikategorikan kedalam kondisi poor, dan very poor apabila nilai IRI lebih dari 6,1.

Tingkat kerataan permukaan jalan (IRI) dihitung dari jumlah kumulatif naik turunnya permukaan arah profil memanjang dibagi dengan jarak/ panjang permukaan yang diukur. Untuk mengetahui tingkat kerataan permukaan jalan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan berbagai cara/metode yang telah direkomendasikan oleh Bina Marga maupun AASHTO. Metode pengukuran kerataan permukaan jalan yang dikenal pada umumnya antara lain metode NAASRA (SNI 03-3426-1994), Rolling                

(8)

Straight Edge, Slope Profilometer (AASHTO Road Test), CHLOE Profilometer, dan Roughmeter.

Gambar 2.2 Alat Pengukur Nilai Kerataan Permukaan Jalan

Gambar 2.2 menampilkan cara pengukuran keraatan jalan menggunakan alat pengukur kerataan pada kendaraan yang akan di input pada sistem computer didalamnya.

2.4 Condition State

Untuk melakukan proses markov perlu membuat skenario untuk tindakan pemeliharaan berdasarkan kategori kondisi perkerasan. Secara umum pekerjaan pemeliharaan dapat dikategorikan sebagai berikut, Minor Maintenance, Mayor Maintenance, , ditampilkan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Skenario Pekerjaan Pemeliharaan

State Maintenance task

Very Good Do Nothing

Good Do Nothing

Fair Minor Maintenance

Poor Mayor Maintenance

Very Poor Reconstruction                

(9)

Minor maintenance merupakan tindakan pemeliharaan rutin, apabila condition state yang yang dialami perkerasan menunjukan kondisi Fair. Mayor Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan berkala yang dilakukan apabila condition state yang dialami perkerasan menunjukan kondisi poor, sedangkan reconstruction dilakukan apabila ke kondisi perkerasan berada dalam kondisi very poor.

2.5 Dasar – Dasar Statistik

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari data dan menghitung, karena manusia hidup selalu memerlukan kegiatan untuk menarik suatu kesimpulan dari berbagai data yang ada yang pada akhirnya mampu mempermudah suatu kegiatan.

Bagi para akademisi yaitu para dosen dan mahasiswa yang sedang melakukan bimbingan dan penyusunan Karya tulis ilmiah, keberadaan statistik sangat dibutuhkan sekali, terutama dalam merancang teknik pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka di butuhkan metoda untuk menganalisanya, yang diharapkan dari sekian banyak data tersebut dapat diolah dan menghasilkan suatu informasi yang bermakna.

Penarikan suatu kesimpulan dari informasi hasil pengolahan data merupakan suatu hal yang sangat penting. Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses formulasi dari berbagai data yang telah di analisa sehingga menghasilkan satu pernyataan akhir yang tepat dan akurat.

2.5.1 Distribusi Proporsi

Dalam statistik ada banyak jenis distribusi. Distribusi-distribusi itu adalah sebagai berikut: distribusi binom, multinom, hipergeometrik, poisson, normal, student, chi kuadrat dan distribusi F. Distribusi data yang paling sering di pergunakan dalam statistik untuk pengujian data adalah distribusi normal. Distribusi ini merupakan salah satu satu syarat utama untuk melakukan analisis statistik parametrik. Jika data yang kita miliki tidak                

(10)

berdistribusi normal, maka data tersebut tidak dapat digunakan dalam statistik parametrik. Uji non paramterik yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Uji Kolmogorrov-smirnov.

2.5.2 Kolmogorrov-smirnov Test

Uji Kolmogorov-Smirnov termasuk dalam uji non parametrik untuk kasus satu sampel. Uji ini digunakan untuk menguji asumsi normalitas data. Tes dalam uji ini adalah tes goodness of fit yang mana tes tersebut untuk mengukur tingkat kesesuian antara distribusi serangkaian sampel (data observasi) dengan distribusi teoritis tertentu.

Konsep uji normalitas yaitu membandingkan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standard deviasi dengan data kita. Jika hasil uji tersebut menunjukan signifikan (p <0.05) maka data tersebut disebut data yang tidak normal distribusinya. Hal ini dikarenakan setelah dilakukan perbandingan ternyata data kita berbeda dengan kurva normal. Sebaliknya bila hasi tersebut tidak signifikan (p >0.05) maka data yang kita miliki adalah data yang mempunyai distribusi normal. 2.5.3 Uji Skewness dan Kurtosis

Uji normalitas dengan Skewness dan Kurtosis memberikan kelebihan tersendiri, yaitu bahwa akan diketahui grafik normalitas menceng ke kanan atau ke kiri, terlalu datar atau mengumpul ditengah. Oleh karena itu, uji normalitas dengan Skewness dan Kurtosis juga sering disebut dengan ukuran kemencengan data.

Syarat data yang normal adalah nilai Zskew dan Zkurt ≤ ± 1,96 (signifikansi 0,05). Kelebihan dari uji Skewness dan Kurtosis adalah bahwa kita dapat mengetahui kemencengan data, dimana data yang normal akan menyerupai bentuk lonceng. Kemungkinan yang ada adalah menceng ke kiri, jika nilai Zskew positif di atas 1,96, atau menceng ke kanan jika Zskew bernilai negatif dan dibawah 1,96. Berdasarkan nilai Kurtosis maka dapat ditetukan bahwa data mempunyai nilai puncak yang terlalu tinggi jika Zkurt                

(11)

bernilai positif dan diatas 1,96, jika nilai puncak tidak ada atau data relative datar maka nilai Zkurt adalah negative dan dibawah 1,96

2.5.4 Teori Monte Carlo Simulation

Metode Monte Carlo Simulation adalah logaritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem, baik matematika maupun fisika. (Mudji Sustanto, 2008). Metode ini biasanya digunakan untuk dalam hal statistic untuk melakukan sampling statistik, dalam penggunaanya metode monte carlo memerlukan sejumlah besar bilangan acak. Penggunaan metode ini terbagi dalam 5 tahap yaitu :

1. Membuat distribusi kemungkinan untuk variabel penting

2. Membangun distribusi kemungkinan kumulatif untuk tiap-tiap variabel di tahap pertama.

3. Menetukan interval angka random untuk setiap varibel. 4. Membuat angka random.

5. Membuat simulasi dari rangkaian percobaan.

Metode ini melakukan pengambilan titik sampel secara acak untuk memperkirakan distribusi probabilitas. Daerah interval yang telah ditentukan tersebut kemudian dikalikan dengan nilai fungsi rata-rata dari titik-titik yang dipilih.

2.5.5 Teori Markov Process

Teori rantai Markov pertama kali dikemukakan oleh Andrey Markov pada tahun 1906, seorang matematikawan dari Rusia. Rantai Markov (Markov chain) adalah suatu teknik matematika yang bisa digunakan untuk pembuatan model bermacam-macam sistem dan proses bisnis. Teknik ini dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan-perubahan di waktu yang akan datang dalam variabel-variabel dinamis atas dasar perubahan-perubahan dari variabel-variabel dinamis tersebut di waktu yang lalu. Teknik ini dapat juga digunakan untuk menganalisis kejadian-kejadian diwaktu-waktu mendatang secara matematis.

               

(12)

Markov Transition Probability Matrices berfungsi untuk menampilkan perubahan suatu kondisi suatu keadaan ke keadaan lainnya pada waktu yang akan datang. Markov transition matrics dapat diestimasi dengan menggunakan data masa lalu yang telah ada. transisi perubahan dari Markov transition matrices ditampilkan pada Gambar 2.3

1

2

3

P1

P12

P2 P3

P23

Gambar 2.3 Transisi Keadaan P1-P2-P3

Probabilitas transisi Pij = P{Xt = j | Xt+1 = i} merupakan probabilitas

berubahnya suatu keadaan pada waktu yang akan datang. Sedangkan Pi merupakan probabilitas suatu sistem tidak mengalami perubahan pada waktu yang akan datang.

Tabel 2.6 Matrik Probabilitas Transisi

Very

Good Good Fair Poor

Very Poor Very Good 0.7 0.3 0 0 0 Good 0 0.6 0.4 0 0 Fair 0 0 0.55 0.45 0 Poor 0 0 0 0.3 0.7 Very Poor 0 0 0 0 1

Pada Tabel 2.6 ditampilkan mengenai contoh dari matriks transisi, elemen–elemen dari matriks P bernilai tidak negatif dan jumlah dari setiap elemen dalam satu barus di matriks probabilitas transisi ini haruslah sama dengan satu. Matriks transisi ini digunakan untuk menganalisis perilaku rantai markov dalam beberapa langkah ke depan dan juga setelah proses                

(13)

berjalan. Matriks pada Tabel 6 merupakan state transition dari data IRI di masa lampau, yang telah diolah menggunakan simulasi monte carlo. Penurunan kondosi perkerasan yang terjadi dapat dikarenakan oleh beban lalu lintas, pengaruh beban lalu lintas sebagai distress factor disama ratakan di sepanjang ruas tinjauan, karena setiap segmen jalan mengalami perlakukan yang sama.

2.5.6 Failure Transition Probability Matrices

Seiring berjalannya waktu, suatu perkerasan akan mengalami penurunan kualitas dan kerusakan. Dalam proses markov, laju kerusakan dari perkerasan dilambangkan dengan Matriks probabilitas transisi, maktriks ini merupakan probabilitas perkerasan berubah kondisi pada waktu tertentu, dengan begitu maka tingkat kerusakan dapat diprediksi di masa yang akan datang. Jangka waktu terjadinya kerusakan dilambangkan dengan simbol λ seperti pada ilustrasi mengenai failure transition yang ditampilkan pada Gambar 4.

A

B

l

Gambar 2.4 Ilustrasi Failure Transition

Pada Gambar 2.4, kondisi A adalah kondisi dimana sistem berjalan dengan baik, sedangkan kondisi B merupakan kondisi sistem mengalami kerusakan. Failure Transition Probability Matrix, dengan P didefinisikan sebagai λ. Kondisi failure ini terjadi apabila nilai IRI pada tahun awal tinjauan mengalami penurunan nilai IRI pada tahun berikutnya. Maka pada ruas tersebut dikatakan tidak dilakukan kegiatan pemeliharaan.

               

(14)

𝑃 = [ 𝑃11 𝑃12 𝑃13 𝑃14 𝑃15 𝑃22 𝑃23 𝑃24 𝑃25 𝑃33 𝑃34 𝑃35 𝑃44 𝑃45 𝑃55] ∑ 𝑃𝑖𝑗 = 1 5 𝑗=1

2.5.7 Maintanance Transition Probability Matrices

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai kecenderungan kerusakan pada jangka waktu tertentu yang akan terjadi pada perkerasan apabila tidak dilakukan pekerjaan pemeliharaan. Apabila dilakukan pekerjaan pemeliharaan makan Matriks probabilitas akan berbeda. Suatu sistem akan kembali mendekati atau sama dengan kondisi yang diinginkan dilambangkan dengan simbol μ, seperti yang ditampilkan pada Gambar 6.

A

B

µ

Gambar 2.5 Ilustrasi Maintanace Transition

Dengan dilakukan pekerjaan pemeliharaan seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.5 maka kondisi perkerasan diharapkan dapat kembali pada kondisi yang lebih baik mendekati kondisi awal, tergantung dari kegiatan pemeliharaan yang dilakukan. Matriks Maintanance Transition. Kondisi maintenance terjadi apabila nilai IRI pada tahun awal tinjauan lebih rendah dibandingkan dengan nilai IRI pada tahun sebelumnya. Maka pada ruas tersebut dilakukan kegiatan pemeliharaan.                

(15)

𝑃′ = [ 𝑃′11 𝑃′21 𝑃′22 𝑃′31 𝑃′32 𝑃′33 𝑃′41 𝑃′42 𝑃′43 𝑃′44 𝑃′45 𝑃′51 𝑃′52 𝑃′53 𝑃′54 𝑃′55] ∑ 𝑃′𝑖𝑗 = 1 5 𝑗=1

2.5.8 Perubahan Kondisi Perkerasan

Kemungkinan Perubahan Kondisi, (State Probability Transition) dapat diperoleh dengan mengamati kinerja dari perkerasan dalam waktu yang cukup lama. Untuk menghitung kondisi perkerasan di masa yang akan datang dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

PCS (1) = P1 x PCS (0)

PCS (2) = P2 x PCS (1) = P2 x P1 x PCS (0)

PCS (t) = Pt x PCS (t-1) = Pt * P(t-1) … P1 x PCS (0) (1)

Dimana :

PCS (t) = Pavement Condition State pada waktu (t) P(t) = Transition Probability Matrix pada waktu (t) 2.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan 2.6.1 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

Merujuk pada metode pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan oleh PT. Jasa Marga, kegiatan pekerjaan pemeliharaan rutin adalah patching. Patching tidak akan memperbaiki kondisi perkerasan menjadi lebih baik, terkadang membuat tingkat kenyaman perkerasan berkurang, dikarenakan pekerjaan patching membuat elevasi perkerasan berbeda-beda. Ada beberapa tahapan yang pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin tersebut.                

(16)

1. Bagian yang akan diperbaiki diberi tanda (outline) dengan kapur. Pembongkaran dilakukan dengan cold milling dengan kedalaman 5 cm. saat cold milling bekerja dump truck ikut berperan menampung bongkaran permukaan jalan.

Gambar 2.6 Penandaan daerah yang diperbaiki

2. Singkirkan seluruh material yang ada didalam garis kapur. Gali lubang sampai ditemukan lapisan pondasi yang kuat, kemudian ratakan pinggir lubang higga tegak lurus dasarnya, dirapikan dengan alat cutter yang kemdian di bongkar dengan jack hammer

Gambar 2.7 Material disingkirkan                

(17)

3. Bagian bawah dibersihkan dengan power broom, lubang harus dibuat datar dan horizontal.

Gambar 2.8 Meratakan lubang galian

4. Pastikan lokasi yang dikerjakan dalam keadaan kering lalu semprotkan tack coat.

5. Lubang tersebut kemudian diisi dengan aspal pracetak, aspal pracetak merupakan aspal yang telah dicetak sebelum pekerjaan perbaikan dimulai, metode ini memiliki tingkat pekerjaan yang lebih mudah dibandingkan dengan metode pekerjaan patching konvensional.

Gambar 2.9 Pemasangan Aspal Pracetak                

(18)

6. Hamparkan lapisan permukaan (surface dressing) sebagai penutup dari aspal pracetak, lapisan permukaan harus memiliki kelebihan tinggi 1/5 kedalaman lubang, untuk mengakomodasi penurunan ketinggian akibat pemadatan.

7. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat getar (vibrating roller). Padatkan hingga sampai rata, dan ketinggian dengan perkerasan eksisting diusahakan sama.

Gambar 2.10 Meratakan lapisan

2.6.2 Pekerjaan Pemeliharaan Berkala

Kegiatan pekerjaan pemeliharaan berkala yang dilakukan oleh PT. Jasa Marga cabang Purbaleunyi adalah dengan overlay. Overlay dilakukan untuk tetap menjaga kondisi perkerasan tetap dalam ambang batas SPM, sehingga tetap dapat melayani pengguna jalan tol dengan aman dan nyaman. Ada beberapa langkah pekerjaan yang dilakukan dalam pekerjaan overlay.

1. Permukaan perkerasan jalun disapu bersih.                

(19)

2. Beri tanda sepanjang lajur yang akan dikerjakan mulai dari awal hingga akhir lokasi pekerjaan, untuk memastikan alignment pinggit yang baik pada saat penyemprotan tack coat.

3. Pastikan permukaan jalan dalam keadaan kering, kemudian semprotkan tack coat pada separuh lebar jalan dengan menggunakan asphalt distributor.

Gambar 2.11 Asphalt Distributor

4. Atur ketinggian (h) dari batang penyemprot sejajar dengan kemiringan perkerasan.

5. Selanjutnya meyiapakan Asphalt Paver sedemikian rupa sehingga material dapat digelar dengan ketebalan yang kosntan.

6. Screed Plate harus dalam keadaan bersih untuk menghindari

kemungkinan terjadinya kerusakan pada permukaan, dan harus dipanaskan agar tidak ada material yang menempel pada saat penggelaran aspal, kemudian atur ketinggian screed plate.

Gambar 2.12 Pemeriksaan Screed Plate                

(20)

7. Pastikan Hopper dalam keadaan bersih dan tidak ada material dingin didalamnya.

Gambar 2.13 Hopper Asphalt Paver

8. Cek temperatur campuran, kemudian tuangkan material ke dalam paver dari dump truck, pengisian material pada Hopper tidak boleh sekaligus, pastikan jangan sampai ada material yang tumpah.

Gambar 2.14 Pekerjaan Overlay Ruas Tol Padaleunyi                

(21)

9. Selanjutnya dilakukan pemadatan, ada 3 tahapan dalam pemadatan yaitu pemadatan awal (breakdown), pemadatan antara (intermediate), pemadatan akhir.

a. Pemadatan awal dilakukan dengan steel wheeled roller.

b. Pemadaran antara dilakukan dengan alat pemadat jenis rubber tyred roller. Tekanan ban pada alat harus sama dan sebandign dengan 6 kg/cm2 pada kondisi panas. Alat pemadat harus dijalankan sedekat

mungkin dengan paver agar terjadi pemadatan sempurna. Bagian pemadatan harus sedikit overlap dengan bagian pemadatan sebelumnya agar dihasilkan pemadatan sempurna.

Gambar 2.15 Pemadatan dengan rubber tyred roller

c. Pemadatan Akhir menggunakan pemadat jenis steel wheel roller dengan berat 6 – 9 ton. Roller haru dalam keadaan bersih. Steel wheel roller dijalankan sedekat mungkin dengan rubber tyred roller. Separuh jalan pertama dipadatkan dari tepian jalan, separuh lagi dari sumbu as jalan.

Gambar 2.16 Prosedur Pemadatan Tiap Paruh Bagian Jalan

10.Selanjutnya adalah pemadatan pada sambungan, sambungan yaitu ada dua, sambungan memanjang dan sambungan melintang.

a. Pemadatan pada sambungan memanjang dilakukan saat pemadatan bagian jalan yang kedua akan dilakukan.

               

(22)

Gambar 2.17 Penebaran Material Bagian Jalan Kedua

Kemudian ratakan dahulu material berlebih yang jatuh di bagian jalan pertama, padatkan seluruh bagian hingga padat sempurna.

Gambar 2.18 Pemadatan Sambungan Memanjang

b. Pada sambungan melintang dilakukan pemotongan pada ujung overlay sekitar 1 m.

Gambar 2.19 Pemotongan Lapisan Overlay untuk Sambungan Melintang

Kemudian padatkan sambungan sepanjang 30 – 40 cm dengan steel wheeled roller yang berjalan mundur.

Gambar 2.20 Pemadatan pada sambungan melintang                

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan dengan referensi
Tabel 2.1 Perbandingan Referensi (Lanjutan)
Tabel 2.2  Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Jalan Tol
Tabel 2.3  Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratmono dan Faisal (2014) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murphy (2004) yang menerangkan bahwa keadilan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat penulis sarankan kepada dosen-dosen PGSD Universitas Jambi khususnya pada pembelajaran matematika dasar II materi

sangatlah penting bahwa mereka melihat kualitas konsisten yang layak diikuti. Jika anda adalah contoh yang baik hanya sesekali, itu menunjukkan hubungan anda dengan

Dalam bab ini peneliti menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini, antara lain mendeskripsikan lokasi penelitian (setting penelitian), selanjutnya

Dalam upaya memberantas kekerasan dan kerugian baik materi maupun jiwa yang diciptakan oleh ISIS, PBB selaku organisasi internasional yang bergerak dalam

Proses pengendapan yang terjadi di area point bar umumnya berasal dari proses fluvial dengan mengendapkan material berupa pasir halus ketika energi aliran sungai berada di

BAB III (Pembahasan) berisi tentang manajemen operasional wisatawan mancanegara dalam kegiatan cruise lines yang ditangani oleh tim Cruise Asia by Desination Asia Indonesia

Dengan demikian hipotesis penelitian yang berbunyi: ”Kecerdasan sosial memoderasi pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa di