• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata mengalami kemajuan pesat selama satu dekade terakhir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata mengalami kemajuan pesat selama satu dekade terakhir."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Industri pariwisata mengalami kemajuan pesat selama satu dekade terakhir. Ditandai dengan pergeseran kebutuhan wisata yang bukan lagi dianggap sebagai kebutuhan tersier, nilainya bergeser menjadi kebutuhan primer seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata yang kian membaik di setiap tahunnya. Adanya peningkatan tersebut mempengaruhi pendapatan beberapa negara di Asia. Tidak dapat dipungkiri bahwa belakangan ini sektor pariwisata menjadi ujung tombak dalam meningkatkan devisa negara bagi beberapa negara di kawasan Asia, salah satunya Indonesia.

Kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia memberikan angin segar kepada para penyedia jasa pariwisata khususnya Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata. Para penyedia jasa tertantang untuk lebih kreatif dalam mengemas suatu paket wisata agar lebih menarik untuk diperjual belikan kepada wisatawan mancanegara. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya Indonesia yang dimiliki Indonesia sebagai daya tarik untuk wisatawan mancanegara.

Destination Asia Indonesia merupakan salah satu Biro Perjalanan Wisata yang menyediakan jasa untuk melayani perjalanan wisata di wilayah Asia. Salah satu produk andalannya yang mampu mendatangkan banyak wisatawan

(2)

mancanegara adalah wisata berbasis cruise lines. Dengan membentuk tim yang diberi nama Cruise Asia, Destination Asia Indonesia mampu melayani kegiatan cruise lines melintasi sebelas negara di kawasan Indochina, termasuk Indonesia. Beberapa titik yang menjadi port of call penyelenggaraan kegiatan cruise lines di Indonesia antara lain adalah Semarang dan Surabaya. Di mana dalam pelaksanaannya tim Cruise Asia by Destination Asia melayani berbagai macam kegiatan wisata bagi para penumpang kapal pesiar selama di darat. Mulai dari city tour secara umum sampai dengan private tour di area Semarang dan Jawa Tengah serta area Surabaya dan Jawa Timur. Dengan begitu para wisatawan dari mancanegara dapat mengeksplorasi potensi wisata yang ada di area Semarang dan Surabaya, tentunya hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata.

Potensi wisata kapal pesiar di Indonesia cukup besar. Pemerintah pusat memproyeksikan jumlah cruise calls sebanyak 530 calls pada tahun 2016. Pada 2019 nanti, jumlahnya diprediksi melonjak hingga 800 calls dengan 500.000 wisatawan mancanegara. Dikutip dari radarsemarang.com, Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indroyono Soesilo mengatakan jumlah penumpang cruise ship ke Indonesia di tahun 2015 mencapai 210.000 wisatawan mancanegara. Pada tahun 2017, pemerintah menargetkan ada 600 calls kapal pesiar. Sementara pada 2018 diprediksi ada 700 calls, dan 2019 mencapai 800 calls. Beliau juga menyampaikan bahwa kapal-kapal wisata yang masuk ke Indonesia merupakan kapal-kapal dari Singapura, Fremantle, Sydney, Brisbane, dan Cairn.

(3)

Berdasarkan data yang diperoleh di atas, bisa dikatakan bahwa Indonesia mulai diperhitungkan sebagai port of call dalam kegiatan cruise lines. Didukung pula dengan data berikut yang dikutip dari republika.co.id, kapal pesiar internasional, MS Volendam, bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada hari Senin 14 November 2016. Kapal yang berlayar dari Singapura ini membawa lebih dari 1.000 turis dari Belanda. Humas Pelabuhan Tanjung Perak, Oscar Yogi Yustiano, mengatakan, kedatangan kapal pesiar mewah MS Volendam ke Pelabuhan Tanjung Perak ini rutin setiap tahun. MS Volendam merupakan kapal pesiar kedua yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2016.

Dikutip dari majalahdermaga.com, pada bulan Desember 2016 Pelindo III khususnya Pelabuhan Tanjung Emas Semarang kedatangan 5 kapal pesiar. General Manager Pelindo III Tanjung Emas, Tri Suhardi mengatakan bahwa meskipun arus kapal pesiar menurun dibandingkan tahun 2015 namun pada tahun 2016 jumlah wisatawan sangat meningkat. “Pada tahun 2015 jumlah kapal yang sandar sebanyak 19 ship calls dan tahun 2016 hanya mencapai 17 ship calls namun mengalami peningkatan jumlah wisatawan yaitu dari 15.596 menjadi 16.852 orang.” ucap Tri. MV Volendam yang membawa 1.238 penumpang telah mengawali kedatangan kapal pesiar pada tanggal 23 Desember 2016. Kemudian pada tanggal 24 Desember 2016, Seven Seas Voyager juga berhasil sandar di Dermaga Samudera 01 dengan membawa 678 penumpang. Selanjutnya MV Azamara Journey bersandar pada tanggal 26 Desember dengan membawa 398 penumpang. Dan yang terakhir, tepat di hari Rabu, 28 Desember 2016, Sun Princess tiba di Tanjung Emas dengan membawa 1.838 penumpang.

(4)

Dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa manajemen operasional wisatawan mancanegara merupakan aspek penting dalam menangani kegiatan wisata berbasis cruise lines. Karena melalui manajemen operasional yang baik oleh penyedia jasa dapat menentukan citra kepada wisatawan mancanegara yang berpengaruh dalam mendatangkan wisatawan mancanegara di Indonesia, khususnya dalam bidang cruise lines. Dengan begitu, kehadiran citra yang baik di mata wisatawan mancanegara dapat menciptakan repeater tourist yang memberikan dampak positif dalam meningkatkan devisa negara di sektor pariwisata.

1.2. Perumusan Masalah

a. Bagaimanakah persiapan kegiatan cruise lines di area Semarang dan Surabaya pada tanggal 23-28 Desember 2016?

b. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan cruise lines pada tanggal 23-28 Desember 2016?

c. Bagaimanakah evaluasi pascakegiatan cruise lines pada tanggal 23-28 Desember 2016?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk memberikan informasi mengenai persiapan kegiatan cruise lines di area Semarang dan Surabaya pada tanggal 23-28 Desember 2016.

(5)

b. Untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan cruise lines pada tanggal 23-28 Desember 2016.

c. Untuk memberikan informasi mengenai evaluasi pascakegiatan cruise lines pada tanggal 23-28 Desember 2016.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Bagi penulis, berharap dari penelitian yang dilakukan akan menambah wawasan serta lebih memahami mekanisme dan prosedur pelaksaan kegiatan wisata cruise lines dengan cara terjun langsung ke lapangan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi almamater, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang ada dan dapat dipergunakan bagi pihak yang membutuhkan. Serta sebagai sumbangan pemikiran dalam ilmu pariwisata.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber informasi yang berguna bagi pembaca dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan.

(6)

1.5. Tinjauan Pustaka

Sampai saat ini, belum ditemukan penelitian yang membahas tentang manajemen operasional wisatawan mancanegara dalam kegiatan wisata berupa cruise lines. Kajian mengenai manajemen operasional wisatawan mancanegara dalam kegiatan wisata berupa cruise lines menarik untuk dibahas karena memuat informasi yang berkaitan dengan alur pelaksanaan serta komponen-komponen penyusun kegiatan cruise lines yang sebelumnya belum pernah ada.

Dalam Tugas Akhir Edwin Hastawi Atmaja di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (2014) berjudul Manajemen Operasional Paket Wisata City Tour Surakarta di PT. Kirana Surya Gemilang Yogyakarta: Studi Kasus Rombongan Ikatan Wanita Bank Yogyakarta memaparkan bahwa manajemen operasional yang diterapkan oleh perusahaan terkait telah menunjukkan keberhasilan sehingga mampu memberikan kepuasan terhadap para pelanggan. Peran tim operasional menjadi salah satu aspek penunjang keberhasilan penerapan manajemen operasional perusahaan tersebut.

Dalam Jurnal Danuta Ptaszycka-Jackowska (2012) berjudul Sea Cruises As A New Branch Of The Tourism Industry disebutkan bahwa kapal pesiar merupakan bentuk pariwisata yang tidak begitu umum di Polandia, tetapi mampu berkembang di bagian dunia yang lain. Penulis menggambarkan bagaimana armada kapal pesiar di dunia dan Eropa, cruise route, pelabuhan yang dikunjungi sebagai port of call dan elemen organisasi pelayaran. Dalam jurnal tersebut disajikan secara rinci ilustrasi dari perusahaan Eropa yang paling kuat yaitu Italia Costa Crociere

(7)

(Costa Cruises) yang menyelenggarakan kegiatan wisata cruise lines di Eropa dan seluruh dunia.

Dalam Jurnal Ivana Pavlic, P.Hd (2012) berjudul The Positive and Negative Impacts of The Cruise Tourism on Sustainable Micro Tourism Destination disebutkan bahwa keberadaan kapal pesiar di port of call memberikan pengaruh bagi suatu destinasi wisata. Baik dampak dari segi negatif maupun dari segi positif. Dibutuhkan penanganan lebih lanjut terhadap destinasi tersebut sebagai bentuk pariwisata yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak-dampak yang akan dihadapi ke depannya.

Dalam Pra Tugas Akhir Handi Wirapraja di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (2015) berjudul Terminal Pelabuhan Penumpang Kapal Pesiar Di Benoa, Bali disebutkan bahwa Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali banyak dikunjungi oleh kapal pesiar selama 10 tahun terakhir. Sehingga perlu diadakan pengembangan lokasi untuk dijadikan brand kawasan Benoa itu sendiri. Sebagai rencana pengembangan, Pelabuhan Tanjung Benoa akan dikembangan supaya tidak hanya menjadi tempat singgah tetapi juga mampu menjadi turn around-port sehingga para wisatawan bisa memulai perjalanan kapal pesiar di Pelabuhan Tanjung Benoa.

Tugas Akhir Widyaningrum Kumaladewi di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Tahun (2012) berjudul Peranan Tour Departement dalam Operasional Tour: Studi Kasus di Seta Tour & Travel Cabang Yogyakarta membahas mengenai penerapan Standard Operational Procedure (SOP), di mana

(8)

dalam kegiatan operasional, perusahaan terkait membutuhkan karyawan yang disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.

Kajian-kajian yang dikemukakan dalam paparan sebelumnya dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini. Secara umum penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian terdahulu sehingga keaslian dan keorisinilan dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Perbedaan mendasar dari penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu terletak pada cakupan kajiannya. Penelitian ini mengkaji mengenai manajemen operasional wisatawan mancanegara dalam kegiatan wisata berbasis cruise lines. Sedangkan penelitian terdahulu lebih mengkaji mengenai keberadaan industri cruise lines di wilayah Eropa, kualitas dan perluasan pelayanan dalam cruise lines, dan manajemen operasional suatu paket wisata.

1.6. Landasan Teori 1.6.1. Kapal Pesiar

Kapal pesiar (cruise ship) merupakan akomodasi yang dikelola secara komersial yang menggunakan perahu/kapal laut sebagai fasilitas untuk mendapatkan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lain bagi wisatawan yang tinggal dalam periode tertentu. Industri pariwisata kapal pesiar dikatagorikan ke dalam hotel mewah yang bisa dijumpai di laut/samudra, yang sering disebut dengan cruiser, marine hotel atau floating hotel. Kini kapal pesiar

(9)

merupakan akomodasi favorit yang banyak diminati oleh wisatawan dalam menikmati liburannya.

Hotel terapung (floating hotel) merupakan bentuk akomodasi yang terdapat pada daerah sungai, terusan atau laut dengan ciriciri khusus, antara lain menggunakan perahu atau kapal laut yang berlayar dari satu tempat ke tempat lain dan memiliki jumlah tamu tertentu selama perjalanan yang sudah ditentukan (Perwani 1997: 6 dalam Oka, 2015:17).

Kapal pesiar (marine hotel) adalah hotel terapung yang menyediakan fasilitas kamar, restoran dan bar yang mirip dengan hotel berbintang. Ini berarti bahwa aktivitas pelayanan para karyawan terhadap wisatawan yang tinggal di kapal pesiar tidak jauh berbeda dengan aktivitas pelayanan yang terjadi pada hotel-hotel berbintang lainnya di darat (resort). Bedanya wisatawan yang tinggal di hotel bintang, mereka dapat melakukan atau menikmati aktivitas entertainment yang terjadi di dalam maupun di luar hotel, seperti ke destinasi pariwisata. Sedangkan wisatawan yang tinggal di kapal pesiar, mereka hanya dapat menikmati entertainment di lingkungan kapal pesiar tersebut dalam periode tertentu (Bagyono 2012:65 dalam Oka, 2015:17)

Kapal pesiar merupakan hotel terapung yang menyediakan pelayanan akomodasi, makanan dan minuman serta jasa lain, termasuk di dalamnya entertainment yang dikemas dalam satu paket tur.

(10)

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh para petugas yang bekerja di kapal pesiar, meliputi pelayanan pembersihan kamar, pelayanan makanan dan minuman di restoran, pelayanan hiburan, dan sebagainya. Kendali dari aktivitas kapal adalah kepala kapal (ship commandant) sedangkan urusan pelayanan bagi para wisatawan yang tinggal di kapal pesiar oleh para karyawannya, menjadi tanggungjawab manajer hotel (hotel manager). Ada beberapa perusahaan kapal pesiar besar yang umumnya sudah dikenal di dunia, antara lain: Mediterranean Shipping Company, Carnival Cruise Line, dan Star Cruise. Jenis-jenis kapal tersebut termasuk ke dalam chartered lines yaitu adalah kapal-kapal yang biasa digunakan khusus untuk pesiar (cruises). Jenis kapal pesiar ini dilengkapi dengan segala macam fasilitas sehingga para penumpang kerasan, karena itu sering disebut hotel terapung (floating hotel) yang dapat memberikan pelayanan segala macam keperluan para penumpangnya.

1.6.2. Manajemen Operasional Paket Wisata

Menurut Eddy Herjanto (2007) Manajemen Operasi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Manajemen Operasi yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya untuk

(11)

mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan Fogarty (1989) mendefinisikan manajemen operasi sebagai proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan (Herjanto, 2006:2 dalam Atmaja, 2013).

Menurut Wardhani (2008) dalam Usaha Jasa Pariwisata Jilid 2 menyebutkan bahwa dalam operasional perjalanan wisata mencakup kegiatan mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang (group) untuk melakukan perjalanan dengan tujuan berwisata. Dalam perencanaan pra kegiatan mencakup penyusunan paket wisata, pemesanan akomodasi, restoran dan sarana lainnya. Dalam penyelenggaraannya menyediakan pelayanan wisata, perlengkapan perjalanan (dokumen) wisata, juga pascakegiatan mencakup evaluasi kegiatan.

1.7. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori

(12)

dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat:

Destination Asia Indonesia Yogyakarta

Jalan Perumnas Seturan No. 9, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

b. Waktu:

15 Desember 2016 – 15 Maret 2017

3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Partisipatoris

Observasi partisipatoris merupakan suatu kegiatan observasi yang bersifat eksploratif, di mana observer turut mengambil bagian dalam kegiatan observasi. Dalam hal ini penulis turut serta dalam kegiatan cruise lines sebagai koordinator, sehingga data yang diperoleh berasal dari proses pengamatan dan menyaksikan secara langsung proses berjalannya kegiatan di lapangan sebagai data pendukung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara guna mendapatkan

(13)

informasi dari narasumber bagi pewawancara. Data yang diperoleh berasal dari pengajuan beberapa pertanyaan kepada staf Destination Asia Indonesia Yogyakarta terkait dengan program cruise lines sebagai data pendukung. Staf yang menjadi narasumber antara lain staf dari bagian Operation, Product and Tour Consultant, Reservation dan Admin and Accounting.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi baik dari tulisan, buku, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh berasal dari dokumentasi pribadi maupun catatan-catatan selama kegiatan cruise lines.

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas empat bab yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut:

BAB I (Pendahuluan) yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.

(14)

BAB II (Deskripsi Objek Penelitian) memuat informasi mengenai Destination Asia Indonesia, mulai dari profil perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, produk yang ditawarkan, pembagian tugas masing-masing departemen, dan lintas jaringan kerjasama.

BAB III (Pembahasan) berisi tentang manajemen operasional wisatawan mancanegara dalam kegiatan cruise lines yang ditangani oleh tim Cruise Asia by Desination Asia Indonesia pada tanggl 23-28 Desember 2016 yang mencakup persiapan persiapan pra kegiatan cruise lines, pelaksanaan kegiatan cruise lines dan pasca kegiatan cruise lines.

BAB IV (Penutup) yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penulisan dan saran untuk pihak terkait dengan kegiatan Praktek Kerja Lapangan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Atribut dan method yang akan dijelaskan pada lampiran ini hanya atribut dan method pada class Java yang berkaitan dengan proses kompresi dan dekompresi ,.. yaitu

Identitas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop berukuran A4 atau folio bersama dengan daftar riwayat hidup/CV setiap peserta serta bukti-bukti identitas, yaitu salinan

Apabila warga negara dari salah satu Pihak kehilangan paspornya dalam wilayah Pihak lainnya, yang bersangkutan harus memberitahukan kepada instansi berwenang di

Berdasarkan observasi awal di Dusun Babadan dan Desa Jumoyo, diketahui bahwa Kepala Desa Jumoyo telah mencanangkan program di bidang keagamaan berupa kegiatan

Dalam pertemuan dengan Rektor IAIN Imam Bonjol dan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI mendengarkan masukan

Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian membaca dan memahami narasi di bawah ini. Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silahkan kalian lanjutkan ke

Nilai untuk masing-masing parameter desain terkait gaya yang ditinjau, termasuk simpangan antar lantai tingkat, gaya dukung, dan gaya elemen struktur individu untuk

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamat tahun 2010-2012 Alasan penggunaan perusahaan