• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017  Pada Desember 2016 Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,23 setelah sebelumnya pada November 2016 juga mengalami inflasi sebesar 0,70 persen dengan IHK sebesar 133,03.

 Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,40 persen; kelompok sandang sebesar 0,13 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 7,28 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,02 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2016 sebesar 4,92 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 4,92 persen.

 Komponen bergejolak pada Desember 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,29 persen. Demikian juga komponen yang harganya diatur oleh pemerintah inflasi sebesar 0,80 persen. Sedangkan komponen inti deflasi sebesar 0,19 persen.

 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 1,57 persen dengan IHK 133,69.

 Berdasarkan pantauan harga selama Desember 2016, pada 82 kota IHK di Indonesia menunjukkan bahwa hampir seluruh kota mengalami inflasi dan hanya 4 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dengan IHK 124,94 dan deflasi tertinggi di Kota Manado sebesar 1,52 persen dengan IHK 125,64.

No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

(2)

2

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan.Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjung pandan pada Desember 2016 terjadi inflasi 0,90 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,03 pada November 2016 menjadi 134,23 pada Desember 2016. Tingkat inflasi tahun kalender 4,92 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 4,92 persen.

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,40 persen; kelompok sandang sebesar 0,13 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 7,28 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,02 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain: angkutan udara, daging ayam ras, ikan kembung, cabai merah, ikan selar, telur ayam ras, ikan tongkol, cumi-cumi, ketimun, cabai rawit, beras, tarif pulsa, tariff listrik, emas perhiasan dan terong panjang. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada Desember 2016 antara lain: bawang putih, bawang merah, ikan kerisi, ikan bulat, kangkung, apel, semen, udang basah, bayam, gula pasir, kentang, kepiting/rajungan, ikan asin belh, seng dan buah melon.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Tanjung pandan Desember 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran Desember IHK 2015 IHK November 2016 IHK Desember 2016 Inflasi Desember 20161) Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m (Headline) 127.94 133.03 134.23 0.90 4.92 4.92 1 Bahan Makanan 132.47 142.39 142.96 0.40 7.92 7.92 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 123.91 136.66 136.61 -0.04 10.25 10.25 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 125.09 126.01 125.99 -0.02 0.72 0.72 4 Sandang 121.58 124.03 124.19 0.13 2.15 2.15 5 Kesehatan 126.02 128.89 128.96 0.05 2.33 2.33 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 133.18 137.60 137.59 -0.01 3.31 3.31 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 132.31 123.86 132.88 7.28 0.43 0.43

1)

Persentase perubahan IHK Desember 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK Desember 2016 terhadap IHK Desember 2015 3)

(3)

3

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017 Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,11 persen; kelompok sandang sebesar 0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,002 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,79 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,04 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,001 persen.

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjung pandan Desember 2016

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 0.90

1. Bahan Makanan 0.11 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau -0.01 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar -0.004

4. Sandang 0.01

5. Kesehatan 0.002 6. Pendidikan, Rekreasi,danOlahraga -0.001 7. Transpor, Komunikasi,danJasa Keuangan 0.79

(4)

4

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan(2012=100), Desember 2015 – Desember 2016

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjung pandan Desember 2016 -0.10 0.10 0.30 0.50 0.70 0.90 A n d il ( % ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00 145.00 150.00

Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

(5)

5

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjung pandan Desember 2016

Komoditi Persentase Perubahan Harga Sumbangan Inflasi (%) Komoditi Persentase Perubahan Harga Sumbangan Deflasi (%) (1) (2) (3) (1) (2) (3)

1. Angkutan Udara 42.330 0.780 1. Bawang Putih -15.752 -0.128

2. Daging Ayam Ras 12.350 0.208 2. Bawang Merah -18.681 -0.114

3. Kembung 11.427 0.130 3. Ikan Kerisi -5.012 -0.107

4. Cabai Merah 12.903 0.103 4. Ikan Bulat -5.930 -0.077

5. Ikan Selar 5.843 0.037 5. Kangkung -9.023 -0.056

6. Telur Ayam Ras 4.286 0.032 6. Apel -3.311 -0.018

7. Ikan Tongkol 7.496 0.031 7. Semen -1.144 -0.016

8. Cumi-Cumi 2.270 0.025 8. Udang Basah -1.818 -0.014

9. Ketimun 13.206 0.023 9. Bayam -3.680 -0.012

10. Cabai Rawit 3.341 0.019 10. Gula Pasir -1.740 -0.012

11. Beras 0.228 0.010 11. Kentang -5.028 -0.012

12. Tarip Pulsa Ponsel 0.567 0.009 12. Kepiting/Rajungan -1.306 -0.006

13. Tarip Listrik 0.295 0.009 13. Ikan Asin Belah -2.540 -0.005

14. Emas Perhiasan 1.198 0.009 14. Seng -0.405 -0.004

(6)

6

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Desember 2016 mengalami inflasi 0,40 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 142,39 pada November 2016 menjadi 142,96 pada Desember 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 6 subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 4 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,33 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,05 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 3,34 persen dan terendah terjadi pada subkelompok buah-buahan sebesar 0,66 persen. Sementara itu subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Desember 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain daging ayam ras, ikan kembung, cabai merah, selar/tude, telur ayam ras, ikan tongkol, cumi-cumi, ketimun, cabai rawit, beras dan terong panjang.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Desember 2016 mengalami deflasi 0,04 persen atau terjadi penurunan indeks dari 136,66 pada November 2016 menjadi 136,61 pada Desember 2016.

Subkelompok mengalami deflasi yakni subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,41 persen .Sedangkan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol inflasi sebesar 0,08 persen. Sementara itu subkelompok makanan jadi tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Desember 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasii adalah gula pasir.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Desember 2016 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen atau terjadi penurunan indeks dari 126,01 pada November 2016 menjadi 125,99 pada Desember 2016.

Subkelompok biaya tempat tinggal mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air; dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,26 persen dan 0,14 persen. Sementara itu subkelompok perlengkapan rumahtangga sebesar tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Pada Desember 2016, kelompok ini secara umum memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,004 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah semen dan seng.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Desember 2016 mengalami inflasi 0,13 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 124,03 pada November 2016 menjadi 124,19 pada Desember 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,77 persen. Sementara itu subkelompok sandang laki-laki ; subkelompok sandang wanita; dan subkelompok sandang anak-anak tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

(7)

7

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017 Kelompok ini pada Desember 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi emas perhiasan.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Desember 2016 mengalami inflasi 0,05 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 128,89 pada November 2016 menjadi 128,96 pada Desember 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,11 persen. Sementara itu subkelompok jasa kesehatan; subkelompok obat-obatan; dan subkelompok jasa perawatan jasamani tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Desember 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,002 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah shampo.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada Desember 2016 mengalami deflasi 0,01 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 137,60 pada November 2016 menjadi 137,59 pada Desember 2016.

Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,05 pesen; dan subkelompok rekreasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, subkelompok pendidikan; subkelompok kursus-kursus/pelatihan; dan subkelompok olahraga tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Desember 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,001 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah komoditas laptop/notebook, modem internet dan televisi berwarna.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Desember 2016 mengalami inflasi 7,28 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,86 pada November 2016 menjadi 132,88 pada Desember 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok transpor sebesar 11,26 persen; dan subkelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,32 persen. Sementara itu, subklelompok sarana dan penunjang transpor; dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,79 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu angkutan udara, tariff pulsa ponsel dan bensin.

(8)

8

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2016 maupun tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sejalan. Pada bulan Desember, besaran kedua jenis inflasi ini adalah sama karena membandingkan IHK antar bulan yang sama pula. Inflasi tahun kalender dan tahun ke tahun pada Desember 2016 untuk Tanjungpandan adalah yang tertinggi sebesar 7,78 persen; diikuti Tanjung Pandan sebesar 4,92 persen; serta Palembang dan DKI Jakarta masing-masing sebesar 3,68 persen dan 2,37 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Desember 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Tanjungpandan, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Tanjungpandan Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Desember 2016 1.95 0.90 0.67 0.27

2. Tahun Kalender 2016 7.78 4.92 3.68 2.37 3. Desember 2016 terhadap Desember

2015 (year on year) 7.78 4.92 3.68 2.37

Gambar 3

Inflasi Desember 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Tanjungpandan, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

INFLASI DESEMBER 2016 INFLASI TAHUN KALENDER DESEMBER 2016

INFLASI YEAR ON YEAR DESEMBER 2016 TERHADAP

DESEMBER 2015

(9)

9

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Inflasi/Deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari keagamaan dan tahun ajaran baru serta kondisi cuaca memberikan dampak yang cukup signifikan pula.

Berdasarkan pantauan harga selama Desember 2016, pada 82 kota IHK di Indonesia menunjukkn bahwa hampir seluruh kota mengalami inflasi dan hanya 4 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dengan IHK 124,94 dan deflasi tertinggi di Kota Manado sebesar 1,52 persen dengan IHK 125,64

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Desember 2016 tercatat hampir seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dengan IHK 124,94 dan inflasi terendah di Tembilahan sebesar 0,02 persen dengan IHK 129,89. Sementar inflasi hanya terjadi di Bungo dan Bukit Tinggi masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,57 persen. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Desember 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 125.83 0.31 2. Banda Aceh 119.94 0.71 3. Lhokseumawe 124.94 2.25 4. Sibolga 132.51 0.29 5. Pematang Siantar 132.07 0.54 6. Medan 132.93 0.16 7. Padang Sidempuan 125.36 0.02 8. Padang 133.48 0.07 9. Bukit Tinggi 126.29 -0.57 10. Tembilahan 129.89 0.02 11. Pekanbaru 127.95 0.27 12. Dumai 127.63 0.07 13. Bungo 124.35 -0.11 14. Jambi 127.21 0.36 15. Palembang 124.96 0.67 16. Lubuklinggau 123.81 0.11 17. Bengkulu 135.03 0.14 18. Bandar Lampung 127.31 0.70 19. Metro 134.08 0.13 20. Tanjung Pandan 134.23 0.90 21. Tanjungpandan 133.40 1.95 22. Batam 126.96 0.26 23. Tanjung Pinang 126.01 0.21 BANGKA BELITUNG 133.69 1.57

(10)

10

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Desember 2016 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat hanya satu kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Cilegon sebesar 0,94 persen dengan IHK 130,99 dan terrendah terjadi di Cirebon sebesar 0,06 persen dengan IHK 121,16. Deflasi hanya terjadi di Tegal sebesar 0,09 persen dengan IHK 122,49. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Desember 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 126.27 0.27 2. Bogor 126.07 0.16 3. Sukabumi 125.09 0.45 4. Bandung 125.28 0.63 5. Cirebon 121.16 0.06 6. Bekasi 123.07 0.27 7. Depok 124.35 0.18 8. Tasikmalaya 124.43 0.48 9. Cilacap 127.81 0.09 10. Purwokerto 123.23 0.37 11. Kudus 131.20 0.30 12. Surakarta 122.41 0.30 13. Semarang 124.59 0.20 14. Tegal 122.49 -0.09 15. Yogyakarta 123.21 0.35 16. Jember 122.56 0.93 17. Banyuwangi 122.50 0.47 18. Sumenep 123.01 0.53 19. Kediri 122.56 0.36 20. Malang 126.35 0.58 21. Probolinggo 123.08 0.38 22. Madiun 122.74 0.45 23. Surabaya 125.77 0.56 24. Tangerang 133.61 0.66 25. Cilegon 130.99 0.94 26. Serang 133.02 0.12 BANGKA BELITUNG 133.69 1.57

(11)

11

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Desember 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 kota, tercatat hanya satu kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 1,96 persen dengan IHK 129,07 dan terrendah di Kendari 0,13 persen dengan IHK 121,68. Deflasi hanya terjadi di Manado sebesar 1,52 persen dengan IHK 125,64. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2016 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Desember 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 135.10 0.63 2. Denpasar 123.10 0.69 3. Mataram 124.29 0.75 4. Bima 129.11 0.26 5. Maumere 121.86 1.65 6. Kupang 129.07 1.96 7. Pontianak 134.80 0.93 8. Singkawang 125.54 0.83 9. Sampit 126.99 1.30 10. Palangkaraya 123.35 1.28 11. Tanjung 127.47 1.02 12. Banjarmasin 126.28 0.82 13. Balikpapan 131.58 1.26 14. Samarinda 128.83 0.87 15. Tarakan 136.60 0.41 16. Manado 125.64 -1.52 17. Palu 127.09 1.15 18. Bulukumba 130.24 0.30 19. Watampone 120.27 0.24 20. Makassar 126.44 0.29 21. Pare-Pare 122.09 0.53 22. Palopo 123.78 0.27 23. Kendari 121.68 0.13 24. Bau-Bau 128.87 0.59 25. Gorontalo 121.78 0.47 26. Mamuju 125.52 0.98 27. Ambon 125.85 0.53 28. Tual 140.13 1.70 29. Ternate 130.27 0.32 30. Manokwari 122.35 1.18 31. Sorong 126.84 0.45 32. Merauke 132.12 0.24 33. Jayapura 128.65 1.76 BANGKA BELITUNG 133.69 1.57

(12)

12

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK

Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi sebesar 0,80 persen yang tidak sejalan dengan November 2016 dengan andil deflasi sebesar 0,14 persen. Komoditas tarif angkutan udara dan tarif listrik memberikan andil inflasi di komponen ini.

Sementara komponen bergejolak memberikan andil inflasi 0,29 persen yang sejalan dengan November 2016 dengan andil inflasi sebesar 0,62 persen. Andil deflasi di bulan ini dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditas diantaranya daging ayam ras, ikan kembung, cabai merah, ikan selar, ikan selar, telur ayam ras, ikan tongkol, cumi-cumi, ketimun, caba rawit, beras dan terong panjang.

Komponen inti pada April 2016 memberikan andil deflasi sebesar 0,19 persen yang tidak sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,22 persen. Andil inflasii ini dipicu oleh turunnya harga di beberapa komoditas diantaranya ikan kerisi, ikan bulat, semen, gula pasir, ikan asin belah dan seng. (Lihat Tabel 8).

Tabel 8

DekomposisiLaju dan Andil Inflasi/Deflasi November 2016-Desember 2016 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)

Komponen

November 2016 Desember 2016

IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Umum 133,03 0,70 0,70 134.23 0.90 0.90

Harga Diatur Pemerintah 139,26 -0,86 -0,14 146.29 5.05 0.80 Bergejolak 138,11 2,61 0,62 139.77 1.20 0.29

(13)

13

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

IHK DAN INFLASI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Berdasarkan angka inflasi dua Kota yakni Tanjungpandan dan Tanjung Pandan (Belitung) yang pada Desember ini Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 1,95 persen sedangkan Tanjung Pandan mengalami inflasi sebesar 0,90 persen, didapatkan angka inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,57 persen dengan IHK 133,69.

Inflasi pada bulan ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di tiga kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,11 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,51 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 7,28 persen. Sementara kelompok lainnya mengalami deflasi yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,14 persen; kelompok sandang sebesar 0,33 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen.

Tabel 9

IHK, Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desember 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun

Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2015 IHK November 2016 IHK Desember 2016 Tingkat Inflasi Desember 20161) Tingkat Inflasi Tahun Kalender 20162) Tingkat Inflasi Tahun ke Tahun3) Andil Inflasi Desember 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) U m u m (Headline) 125.24 131.62 133.69 1.57 6.75 6.75 1.57 Bahan Makanan 127.03 138.65 141.57 2.11 13.04 13.04 0.57 Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau 127.54 135.32 136.01 0.51 8.60 8.60 0.08 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan bakar

124.20 127.57 127.39 -0.14 1.72 1.72 -0.04

Sandang 118.31 125.41 124.99 -0.33 -0.20 -0.20 -0.03

Kesehatan 123.16 127.93 127.59 -0.27 1.88 1.88 -0.02

Pendidikan, Rekreasi, dan

Olahraga 128.64 133.52 133.50 -0.01 6.60 6.60 -0.001 Transpor, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan 123.29 123.28 132.25 7.28 5.60 5.60 1.01

1) Persentase perubahan IHK Desember 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK Desember 2016 terhadap IHK Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK Desember 2016 terhadap IHK Desember 2015

(14)

14

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

KEADAAN INFLASI TAHUN 2016

1.

Kota Tanjungpandan

Pada tahun 2016 (Januari-Desember) telah terjadi inflasi sebesar 4,92 persen atau terjadi peningkatan yang cukup besar dibanding tahun 2015 (Januari-Desember) yang sebesar 0,88 persen.

Dilihat dari besarnya andil/sumbangan inflasi selama tahun 2016 seluruh kelompok pengeluaran memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,26 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,17 persen; kelompok sandang sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,18 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.

Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi dominan selama tahun 2016 diantaranya adalah cabai merah, angkutan udara, ikan kerisi, rokok kretek filter, mie, kangkung, cabai rawit, bawang putih, ikan bulat dan cumi-cumi. Sementara beberapa komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi yang dominan adalah bensin, ikan kembung, kepiting/rajungan, ikan tongkol, ikan selar, udang basah, seng, semen, wortel dan sawi hijau.

Selama Januari sampai dengan Desember 2016, Kota Tanjungpandan mengalami fluktuasi tingkat inflasi/deflasi yang cukup tinggi. Inflasi tertinggi terjadi di bulan Juli sebesar 2,34 persen, sedangkan inflasi terendah di bulan Oktober sebesar 0,31 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di bulan Maret yakni sebesar 1,22 persen dan terendah di bulan Mei sebesar 0,02 persen.

Tabel 10

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Selama Tahun 2015 dan Tahun 2016

Kelompok Pengeluaran Andil/Sumbangan Inflasi (%) Tahun 2015 Tahun 2016 (1) (2) (3) U M U M 0.88 4.92 1. Bahan Makanan -1.36 2.26 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0.88 2.01 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0.66 0.17

4. Sandang 0.08 0.15

5. Kesehatan 0.16 0.10

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0.41 0.18 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.05 0.05

(15)

15

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

Tabel 11

Andil/Sumbangan Komoditi yang Dominan Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Selama Tahun 2015-2016

Komoditi Andil/Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)

Tahun 2015 Komoditi

Andil/Sumbangan Deflasi (%) Tahun 2016

(1) (2) (1) (2)

1. Angkutan Udara 0,464 1. Cabai Merah 0.556

2. Beras 0,380 2. Angkutan Udara 0.543

3. Daging Ayam Ras 0,336 3. Ikan Kerisi 0.429

4. Bahan Bakar Rumahtangga 0,272 4. Rokok Kretek Filter 0.421

5. Nasi dengan Lauk 0,214 5. Mie 0.405

6. Bahan Pelumas/Oli 0,183 6. Kangkung 0.346

7. Tarif Sekolah Dasar 0,178 7. Cabai Rawit 0.300

8. Rokok Kretek Filter 0,177 8. Bawang Putih 0.299

9. Tarif Listrik 0,129 9. Ikan Bulat 0.255

10. Mie 0,116 10. Cumi-Cumi 0.201

11. Bensin -0,667 11. Bensin -0.465

12. Cabai Merah -0,451 12. Kembung -0.359

13. Sawi Hijau -0,350 13. Kepiting/Rajungan -0.144

14. Cabai Rawit -0,292 14. Ikan Tongkol -0.135

15. Ikan Kembung -0,290 15. Ikan Selar -0.105

16. Kangkung -0,232 16. Udang Basah -0.099

17. Ikan Bulat -0,211 17. Seng -0.097

18. Ikan Selar -0,204 18. Semen -0.085

19 Ikan Kerisi -0,130 19 Wortel -0.040

20. Udang Basah -0,120 20. Sawi Hijau -0.030

Gambar 4

Inflasi/Deflasi Umum (persen) Kota Tanjungpandan Tahun 2015-2016

1.39 -1.94 -1.97 0.32 0.85 0.69 -0.48 2.29 1.2 -1.95 -0.63 1.23 -3 -2 -1 0 1 2 3 2015 2016

(16)

16

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

2.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pada tahun 2016 (Januari-Desember) telah terjadi inflasi sebesar 6,75 persen atau terjadi peningkatan yang cukup besar dibanding tahun 2015 (Januari-Desember) yang sebesar 3,27 persen..

Dilihat dari besarnya andil/sumbangan inflasi selama tahun 2016 seluruh kelompok pengeluaran memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,08 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,30 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,64 persen; kelompok sandang sebesar 0,30 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,25 persen. Sementara kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan inflasi tertinggi yakni sebesar 1,02 persen.

Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi dominan selama tahun 2016 diantaranya adalah angkutan udara, daging ayam ras, ikan dencis, ikan kerisi, cumi-cumi, ikan kembung, ikan tongkol, soto, sotong, dan cabai merah. Sementara beberapa komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi yang dominan adalah bawang putih, bahan bakar rumah tangga, sawi hijau, daging babi, bawang merah, emas perhiasan, asam, tempe, obat dengan resep, dan bayam.

Selama Januari sampai dengan Desember 2016, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami fluktuasi tingkat inflasi/deflasi yang cukup tinggi. Inflasi tertinggi terjadi di Juni 2016 sebesar 1,89 persen, sedangkan inflasi terrendah di bulan Mei sebesar 0,39 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di bulan April yakni sebesar 0,85 persen dan terrendah di bulan Oktober sebesar 0,11 persen.

Tabel 12

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Selama Tahun 2015 dan Tahun 2016

Kelompok Pengeluaran Andil/Sumbangan Inflasi (%) Tahun 2015 Tahun 2016 (1) (2) (3) U M U M 3.27 6.75 1. Bahan Makanan 0.59 3.08 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 1.24 1.30 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0.83 0.64

4. Sandang 0.10 0.30

5. Kesehatan 0.19 0.16

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0.49 0.25 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0.17 1.02

(17)

17

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

Tabel 13

Andil/Sumbangan Komoditi yang Dominan Terhadap Inflasi/Deflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Selama Tahun 2015 dan Tahun 2016

Komoditi Andil/Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)

Tahun 2015 Komoditi

Andil/Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)

Tahun 2016

(1) (2) (1) (2)

1. Beras 0.474 1. Angkutan Udara 1.371 2. Rokok Kretek Filter 0.435 2. Daging Ayam Ras 0.116 3. Angkutan Udara 0.318 3. Ikan Dencis 0.100 4. Bahan Bakar Rumah Tangga 0.218 4. Ikan Kerisi 0.083 5. Tarif Listrik 0.174 5. Cumi-Cumi 0.053 6. Tarif Sekolah Dasar 0.155 6. Ikan Kembung 0.051 7. Kerupuk Ikan 0.141 7. Ikan Tongkol 0.043 8. Tarif Akademi/Perguruan Tinggi 0.140 8. Soto 0.042 9. Bawang Merah 0.136 9. Sotong 0.040 10. Tarif Sekolah Menengah Atas 0.124 10. Cabai Merah 0.032 11. Bensin -0.707 11. Bawang Putih -0.038 12. Cabai Merah -0.320 12. Bahan Bakar Rumah Tangga -0.037 13. Cabai Rawit -0.143 13. Sawi Hijau -0.024 14. Rampela Hati Ayam -0.024 14. Daging Babi -0.013 15. Ikan Tenggiri -0.025 15. Bawang Merah -0.012 16. Kol Putih/Kubis -0.025 16. Emas Perhiasan -0.012 17. Ikan Merah -0.029 17. Asam -0.010 18. Minyak Goreng -0.032 18. Tempe -0.009 19 Kerang -0.032 19 Obat dengan Resep -0.008 20. Gula Pasir -0.033 20. Bayam -0.007

Gambar 5

Inflasi/Deflasi Umum (persen) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015-2016 1.11 -1.28 -1.02 0.67 -0.08 0.17 1.83 1.20 0.97 -0.84 -0.88 1.44 0.58 0.62 -0.27 -0.85 0.39 1.89 1.58 0.38 0.17 -0.11 0.61 1.57 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 2015 2016

(18)

18

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2/1/19/Th.IV, 3 Januari 2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Darwis Sitorus, S.Si., M.Si

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Http://babel. bps.go.id

BPS KABUPATEN BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Azhar, S.IP

Kepala BPS Kabupaten Belitung

Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjung pandan - Belitung

Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email: bps1902@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

Bersama Tagana dari beberapa provinsi (Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Utara, NAD, dan lain-lain) yang berjumlah ± 628 orang dengan peralatan 5 mobil RTU, 3 truck, 2

gambaran kepuasan mahasiswa masing- masing program studi Jurusan PIPS terhadap layanan pendidikan FKIP Unlam dengan menggunakan importance dan performance matrix, adalah

Semakin tinggi EPS suatu perusahaan berarti semakin besar earning yang akan diterima investor dari investasinya tersebut, sehingga bagi perusahaan peningkatan

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang akan berusaha dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil

Didalam ekosistem mangrove keberadaan siput bakau sangat tergantung kepada kondisi lingkungan mangrove itu sendiri, siput bakau yang hidup dengan cara menempel

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo untuk diujikan dalam

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di