• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Thaharah Menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Kelas 7 Semester I SMP Negeri 2 Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Thaharah Menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Kelas 7 Semester I SMP Negeri 2 Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI THAHARAH

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

PADA KELAS 7 SEMESTER I SMP NEGERI 2 SURUH

KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

HERIYANTO

NIM: 111-11-027

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iv MOTTO

مِا ظَ لْإ لْإا ظَ مِ ةُ ظَا ظَ نَّلا

JAGALAH KEBERSIHAN KARENA KEBERSIHAN MERUPAKAN

SEBAGIAN DARI IMAN

(7)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku bapak Suntono, dan Ibu Imronah yang telah mendidik,

mendukung dan mendo’akan serta mengorbankanseluruh jiwa raganya

untuk mendukung anaknya tanpa letih, semoga tetap sehat dan selalu

berada dalam lindungan Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag yang selalu baik dan sabar dalam membimbing

hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Adik-adik saya yang saya cintai semoga selalu dalam lindungan Allah Swt.

4. Teman-teman seperjuangan, teman-teman PPL, KKN thank’s for all.

5. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Heriyanto. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Thaharah Menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas 7 Semester I SMP Negeri 2 Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata kunci: Hasil Belajar, Thaharah, Demonstrasi.

Penelitian ini merupakan upaya untuk menjawab Apakah dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil belajar PAI Materi Thaharah pada Siswa kelas 7 Semester I SMP Negeri 2 Suruh Kab. Semarang?

Penelitian ini adalah penelitian PTK yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan datanya melalui interview, observasi dan dokumentasi.

(11)

ix DAFTAR ISI

JUDUL

LOGO

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... i

(12)

x BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar ... 10

1. Pengertian Hasil Belajar ... 10

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

3. Pendidikan Agama Islam ... 15

4. Pengertian Thaharah ... 17

5. Metode Demonstrasi ... 28

B. Tinjauan Pustaka ... 30

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 Suruh ... 32

2. Profil SMP Negeri 2 Suruh ... 33

3. Informasi Dokumen dan Perijinan ... 33

4. Visi dan Misi ... 34

5. Data Sarana dan Prasarana ... 35

6. Data Jumlah Guru dan Siswa ... 36

B. Pelaksanaan Penelitian ... 38

1. Pra-Siklus ... 38

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 41

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 46

(13)

xi

1. Pra-Siklus ... 52

2. Deskripsi Siklus I ... 55

3. Deskripsi Siklus II... .58

B. Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Sekolah ... 33

Tabel 3.2 Alamat Sekolah ... 33

Tabel 3.3 Dokumen dan Perijinan ... 33

Tabel 3.4 Sarana Pendukung Belajar/Mengajar ... 35

Tabel 3.5 Data Guru dan Karyawan ... 36

Tabel 3.6 Data Siswa... 38

Tabel 3.7 Nilai Hasil Pra-Siklus... 39

Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 43

Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 48

Tabel 3.10 Hasil Pra-Siklus ... 53

Tabel 3.11 Hasil Nilai Siklus I ... 56

Tabel 4.1 Hasil Nilai Siklus II... 59

(15)

xiii LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup 2. SKK

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama Islam adalah upaya yang dilakukan secara sadar

dan sudah terencana oleh seorang pendidik untuk menyiapkan peserta didik

agar meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang sudah ditentukan untuk

menggapai tujuan. Untuk itu pendidikan agama Islam bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik tentang ajaran

agama islam sehingga diharapkan menjadi manusia yang terus berkembang

keimanan dan ketakwaannya (Abdul Majid dan Dian Andayani,

2005:132-135).

Lembaga pendidikan pertama dan paling utama adalah keluarga atau

sering disebut dengan pendidikan informal, keluarga merupakan masyarakat

pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis dari anak dan

sekaligus memberikan pendidikannya, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi

yang dapat hidup dalam masyarakatnya sambil menerima dan mengolah serta

mewariskan kebudayaannya (Said,1989:119).

Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam,

merupakan segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah

manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai

(17)

2

apabila jauh dari pendidikan agama Islam , maka kepribadian itu juga akan

jauh dari nilai-nilai agama, sehingga ia akan muda terpengaruh oleh hal hal

yang negatif, tapi sebaliknya apabila semasa kecilnya dibekali dengan

pendidikan agama maka kepribadiannya akan tertanam sifat-sifat yang baik.

Selanjutnya di era saat ini dalam pendidikan di SMP jarang, bahkan

hampir tidak ada jam pelajaran PAI yang dipraktikan terutama pada bab

thaharah. Kalau disuruh berwudhlu itu hanya cuci muka, cuci tangan, kepala

dan kaki tanpa memperhatikan tata cara berwudhlu yang benar dan tidak

berfikiran tentang najis yang masih menempel pada organ tubuh mereka.

Sesuai dalil yang terdapat dalam al qur‟an surat al-anfal ayat 11 yang

berbunyi:

نَي إِ هِّ نَ نَليُ لْا بُّ إِ يُ نَ نَي إِا نَّ نَّلا بُّ إِ يُ نَ نَّ نَّ إِ

Artinya: sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS Al-Baqarah : 222).

Mata pelajaran pendidikan agama Islam menggunakan konsep umum

biasanya tidak memikat siswa untuk memiliki rasa tertarik mengikuti

pembelajaran. Hal tersebut dapat kita lihat dari adanya ketidak tuntasan siswa

kelas 7 semester I di SMP Negeri 2 Suruh pada saat ulangan harian. Sehingga

guru PAI mulai mengembangkan sistem pembelajaran yang inovatif supaya

pembelajaran tidak monoton dan siswa memiliki minat atau ketertarikan

terhadap pelajaran PAI. Berdasarkan permasalahan diatas dan realita yang

(18)

3

“ PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI THAHARAH

MENGGUNAKANMETODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA

KELAS 7 SEMESTER I SMP NEGERI 2 SURUH KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang tertulis diatas , maka dapat

dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah metode pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar

PAI materi thaharah pada siswa kelas 7 Semester I SMP Negeri 2 Suruh

Kab.Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi thaharah melalui

penerapan metode pembelajaran demonstrasipada siswa kelas 7 semester I

SMP Negeri 2 Suruh kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan bagi para tenaga kependidikan

khususnya di kelas 7 SMP Negeri 2 Suruh tentang penerapan metode

(19)

4 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman secara langsung tentang

metode pembelajaran demonstrasi di sekolahan.

b. Bagi Siswa

Dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi siswa

dapat memahami materi dengan cermat dan jelas.

c. Bagi Guru

Sebagai pendalaman dan pengembangan konsep tentang manfaat

penerapan metode pembelajaran demonstrasi dalam meningkatkan

aktifitas dan belajar siswa.

E. Hipotesis Tindakan 1. Pengertian

Hipotesis adalah tindakan yang merupakan jawaban sementara terhadap

masalah yang dihadapi (Mulyasa.2001: 62). Sependapat dengan Ari Kunto

(2009 : 67) bahwa hipotesis adalah salah satu jawaban yang bersifat

sementara yang terkumpul. Dari pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa, hipotesis adalah suatu dugaan, jawaban yang bersifat

sementara terhadap suatu masalah yang diteliti dalam suatu penelitian

yang mungkin bisa salah atau benar, apabila benar maka akan diterima dan

apabila salah maka akan ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini

(20)

5

hasil belajar PAI materi thaharah pada kelas VII Semester I SMP Negeri 2

kec Suruh kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator keberhasilan

Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dikatakan

berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang

dirumuskan peneliti adalah:

a. Adanya peningakatan hasil belajar pendidikan agama Islam materi

thoharoh menggunakan metode demonstrasi kelas 7 semester I SMP

Negeri 2 Suruh, yang berkelajutan dari siklus pertama ke siklus ke

dua.

b. Hasil belajar PAI materi thoharoh harus lebih besar dari angka 70.

Sesuai KKM yang telah ditentukan oleh sekolahan. Siklus akan

berhenti apabila siswa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan

dan mencapai ketuntasan siswa yang telah dipatok oleh peneliti yaitu

85%.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah

pendekatan kualitatif. Pendidikan kualitatif merupakan metode yang

lebih menekankan aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu

masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian

(21)

6 2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Suruh, dilaksanakan pada

bulan Januari sampai bulan Februari 2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menetapkan pokok bahasan rencana

pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan meteri pembelajaran dan

menyiapkan metode yang digunakan.

b. Tindakan

Peneliti melakukan tindakan kelas secara langsung, dengan

menerapkan metode yang digunakan.

c. Observasi

Pada langkah ini peneliti memberikan angket terhadap siswa.

d. Refleksi

Peneliti menjelaskan semua informasi yang diperoleh melalui

pelaksanaan tindakan dan obesevasi.

4. Instrumen Penelitian

Peneliti memberikan lembar observasi yaitu angket dan dokumen

hasil belajar siswa untuk mengambil data nilai.

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik

(22)

7 a. Interview (wawancara)

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

(Maslikhah, 2013: 321).

Penulis melakukan wawancara terstruktur dengan mengajukan

pertanyaan kepada Guru PAI SMP Negeri 2 Suruh tentang

peningkatan hasil belajar siswa dengan materi Thaharah.

b. Observasi

Menurut Arikunto (2006: 124) observasi adalah

mengumpulkan data atau keterangan yang harus dijalankan

dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung

ketempat yang akan diselidiki.

Obsevasi yang dilakukan adalah observasi Terbuka, yaitu

kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah

kegiatan responden diketahui secara terbuka (Sukardi, 2005: 79).

Peneliti mengobservasi kegiatan belajar mengajar (KBM)

siswa materi Thaharah dengan metode Numbered-Head

Together.

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis

(23)

8

tentang subyek yang berupa surat-surat, catatan harian, foto dan

sebaginya.

6. Analisis Data

Data yang dianalisa adalah yang dilakukan peneliti dalam analisis

data ini yaitu membandingkan antara scor nilai persiklus dengan KKM

yang ditentukan oleh sekolah yakni 70. Oleh karena itu siswa yang

mendapatkan nilai 70 atau lebih dari 70 maka siswa tersebut dikatakan

tuntas belajarnya atau sudah mencapai KKM. Apabila sebaliknya siswa

yang belum tuntas atau belum mencapai KKM jika mendapatkan

perolehan nilai kurang dari 70. Selanjutnya untuk menentukan akhir

perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur kriteria

ketuntasan. Adapun kriteria yang dipilih sebesar 85% (Triyanto, 2009:

241).

G. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Dimana dalam bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah,tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan tentang analisis teori yang mendukung

permasalahan yang di bahas berupa: Peningkatan hasil belajar PAI materi

thaharah melalui metode demonstrasi pada siswa kelas 7 semester I SMP

(24)

9 BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam hal ini penulis memaparkan gambaran umum lokasi penelitian,

yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, serta keadaan sarana

prasarana dan mendiskripsikan pelaksanaan dari siklus per-siklus.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Bab IV berisi hasil penelitian, yaitu hasil penelitian terhadap data yang

terkumpul melalui wawancara maupun dokumentasi.

BAB V: PENUTUP

Bab V berisi kesimpulan dari hasil dan saran-saran yang berhubungan

(25)

10 BAB II

LANDASAN TEORI A. HASIL BELAJAR

1. Pengertian hasil belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:14) bahwa hasil

merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat dari usaha.

Sedangkan menurut Poerwodarminto dalam Ngiryanto (2008:9) bahwa

“hasil merupakan prestasi yang telah dicapai dari apa yang dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya”. Dari pengertian tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa hasil adalah sesuatu yang diperoleh ketika seseorang

sudah melakukan sesuatu.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting bagi seorang siswa

yang masih sekolah. Setiap orang berfikir belajar itu identik dengan siswa

dan sekolahan, tetapi sebenarnya belajar itu tidak hanya dilakukan oleh

siswa yang bersekolah saja, semua orang dapat belajar dimana saja dan

kapan saja selama mempelajari hal yang berguna. Beberapa pakan

mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian belajar.

Menurut Hamdani dalam Slameto (2011:20) menyatakan bahwa

“belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut

jalaludin bin komarudin bin khoirudin (2015:11) belajar adalah perubahan

(26)

11

Sedangkan menurut Depdiknas dalam Ngiryanto (2008:11) bahwa belajar

adalah perubahan yang sedang dialami atau hasil yang sedang diperoleh

yang menyebabkan individu berubah dari keadaan yang semula ke

keadaan yang baru yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif ke taraf

yang lebih tinggi dari semula.

Jadi belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa

secara sadar dan disengaja untuk mencapai hasil yang maksimal serta

tujuan tertentu.

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 58 ayat 1,

bahwa pengertian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik

secara berkesinambungan.

Menurut W. Winkle (buku psikologi pengajaran,1989:82) hasil belajar

merupakan keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar

siswa di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk angka. Sedangkan

menurut Arikunto (1990:102) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

salah satu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran

yang dilakukan oleh guru.

Sedangkan Bloom dalam Samino (2012:49) membedakan hasil belajar

menjadi tiga ranah, yaitu:

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam perilaku yaitu pengetahuan,

(27)

12

1. Pengetahuan, mencangkup tentang kemampuan ingatan.

2. Pemahaman, mencangkup kemampuan menangkap inti saridan

makna hal-hal yang dipelajari.

3. Penerapan, mencangkup kemampuan menerapkan metode, kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analisis, kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami

dengan baik.

5. Sintetis, mencangkup kemampuan membentuk pola baru.

6. Evaluasi, mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku, yaitu penerimaan,

partisipasi, penilaian dan penentu sikap, organisasi, pembentukan pola

hidup.

1. Penerimaan, mencangkup tentang kepekaan tentang hal-hal

tertentu.

2. Partisipasi, mencangkup kerelaan.

3. Penilaian dan penentuan sikap, mencangkup penerimaan terhadap

suatu nilai, menghaargai, mengakui, dan menentukan sikap.

4. Organisasi, mencangkup kemampuan membentuk suatu nilai

(28)

13

5. Pembentukan pola hidup, mencangkup kemampuan menghayati

nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan

psikomotorik, yaitu persepsi, kesiapangerakan terbimbing, gerakan

terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreatifitas.

1. Persepsi, mencangkup kemampuan memilah-milahkan sesuatu

secara khusus.

2. Kesiapan, mencakup kemampuan menempatkan diri dalam satu

keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan.

3. Gerakan terbimbing, mencangkup kemampuanmelakukan gerakan

contoh atau sesuai peniruan.

4. Gerakan terbiasa, mencangkup kemampuan melakukan gerakan

tanpa contoh.

5. Gerakan kompleks, mencangkup kemampuan melakukan gerakan

yang terdiri dari banyak contoh.

6. Penyesuaian pola gerakan, mencangkup kemampuan melahirkan

pola-pola gerak yang baru.

7. Kreatifitas, mencangkup kemampuan melahirkan pola-pola gerak

yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu

(29)

14

kegiatan belajar yang mencangkup tiga aspek, yaitu aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

2. FaktorYang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mendapatkan perubahan

tingkah laku bagi peserta didik atau subjek belajar (Samino,2012:56).

Faktor yang mempengaruhi dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan

faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi fisiologis (terletak

pada kondisi peserta didik), psikologis (memiliki peranan penting yang

dapat dipandang sebagai berfungsinya pikiran peserta didik dalam

hubungannya dengan pemahaman pelajaran sehingga penguasaan

terhadap pelajaran lebih mudah dan efektif).

b. Faktor Eksternal

Keberhasilan belajar siswa selain dibentuk oleh faktor internal juga

ditentukan oleh faktor eksternal yaitu faktor yang ada diluar diri siswa

yang memberikan pengaruh terhadap aktifitas dan hasil belajar yang

dicapai oleh siswa.

Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa adalah:

1. Lingkungan sosial

Yang termasuk lingkungan sosial antara lain: lingkungan sosial

(30)

15

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa

itu sendiri.

2. Lingkungan Non-sosial

Yang mempengaruhi adalah gedung sekolah dan letak rumah

tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan

sudah terencana oleh seorang pendidik untuk menyiapkan peserta didik

agar meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama islam melalui

bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang sudah ditentukan untuk

menggapai tujuan (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2005:132).

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,menghayati, hingga

mengimani, bertaqwa, dan beraqlak mulia dalam mengamalkan ajaran

agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadits,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman(Abdul Majid, 2014:11).

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam upaya sadar peseta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati, beriman dan taqwa dalam

(31)

16

Fungsi pendidikan agama Islam bagi sekolah:

a. Pengembangan

Menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui

bimbingan, pengajaran, dan pelatiha agar keimanan dan ketaqwaan

tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai tingkat

perkembangannya.

b. Penanaman nilai

Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan dunia akhirat.

c. Penyesuaian mental

Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan

Untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari.

e. Pencegahan

Untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya

lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangan manusia seutuhnya.

f. Pengajaran

(32)

17 g. Penyaluran

Untuk menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus dibidang agam

islam agar dapat berkembang secara optimal sehingga dapat bermanfaat

untuk diri sendiri dan orang lain(Abdul Majid,2014:15-16).

Tujuan pendidikan ini kemudian dirumuskan secara khusus dalam

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai berikut:

1. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

pembiasaan, serta pengalaman siswa tentang agama islam sehingga

menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan

ketaqwaannya kepada Allah Swt.

2. Mewujudkan manusia indonesia yang taat beragama dan beraqhlak

mulia yaitu manusia yang mempunyai pengetahuan, rajin berbadah

, cerdas produktif, jujur, adil, etis, mempunyai kedisiplinan,

bertoleran (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan

sosial serta mengembangkan budaya agama dalam kehidupan

sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia

(Kemendikbud, 2017:3).

4. Thaharah a. Pengertian

Thaharah secara bahasa artinya bersuci dari kotoran yang bersifat

indrawi maupun secara hukum. Sedangkan menurut istilah thaharah

(33)

18

artinya segala sesuatu yang menjijikan (Kanwildepag, 2003:2).

Thaharah secara bahasa adalah bersih atau bersuci. Sedangkan

menurut istilah fiqh, yang dimaksud thaharah adalah bersuci dengan

alat-alat dan cara-cara yang telah ditetapkan oleh syara‟ untuk

menghilangkan segala najis dan hadast (Al-Mahfani,2008:1).

Thaharah menurut Abdullah, (2010:179) adalah bersih dan suci.

Menurut pengetahuan ilmu kesehatan, untuk menjaga diri dan

menolak sesuatu penyakit terlebih dahulu diikhtiarkan kebersihan

dalam semua hal. Bukan hanya kebersihan badan atau kebersihan kulit

saja yang diajarkan oleh Islam, tetapi islam menunjukan dan

memerintahkan untuk melakukan kebersihan (kebersihan dan

kesucian,rumah dan pekarangan, badan, pakaian, makanan, ruh dan

hati) (Rifai, 1994:1). Jadi kesimpulannya, thaharah adalah

mensucikan diri dari segala kotoran, baik itu pada badan, pakaian, dan

tempat.

Ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang kebersihan dan

kesucian yaitu:

QS. Al-Mudatsir ayat 4:

فَ فَا فَ ثِ فَ رْ هِّ فَ فَ

Artinya : dan pakaianmu bersihkanlah (QS Al-Mudatsir : 4).

(34)

19

نَي إِ هِّ نَ نَليُ لْا بُّ إِ يُ نَ نَي إِا نَّ نَّلا بُّ إِ يُ نَ نَّ نَّ إِ

Artinya: sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat

dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS Al-Baqarah

: 222).

b. Cara Bersuci Dari Hadast

Ada tiga aspek tentang thaharah dari hadats yang akan dibahas oleh

penulis:

1. Wudhu

a) Pengertian Wudhu

Kata wudhu berasal dari bahasa Arab yang diadobsi dari

kata wadha’ah berarti baik dan bersih. Menurut syara‟,

wudhu adalah perbuatan tertentu yang dimulai dari niat

(Supiana, 2001:4).

b) Syarat Wudhu

Untuk syarat sahnya wudhu harus terpenuhi beberapa

syarat dan fardunya. Para ulama telah menyepakati bahwa

syarat sahnya wudhu sebagai berikut:

1) Islam artinya selain orang islam tidah sah melakukan

wudhu. Menurut Malikiah, Islam termasuk syarat sahnya

wudhu.

2) Tamyiz (memasuki usia dewasa).

3) Air mutlak atau air suci dan mensucikan.

Air dipandang mutlak cukup didasarkan pada zhan

(35)

20

4) Tidak ada yang menghalangi pada anggota wudhu

(sampainya air ke kulit)

5) Masuk waktu shalat (khusus bagi yang hadasnya

berkepanjangan). (Supiana, 2001:5-6).

c) Rukun Wudhu.

1) Niat, yaitu menyengaja (al-qashd) sesuatu serentak

dengan melakukannya.

2) Membasuh muka

Membasuh muka itu mesti rata ke seluruh wajah,

yaitu bagian depan kepala. Batas yang wajib dibasuh

ketika berwudhu memanjang dari tempat tumbuh rambut

hingga ujung dagu, dan melintang dari daun telinga ke

daun telinga lainnya. Namun menurut Malik, antara daun

telinga dan bulu jampang tidak terbasuh muka; karena itu

tidak wajib dibasuh. Sedangkan menurut Syafi‟i dan

Hanafi, bagian yang tidak berambut itu termasuk juga

dan, karena itu, wajib dibasuh.

3) Membasuh tangan

Basuhan itu meliputi keseluruhan tangan dari

(36)

21 4) Menyapu kepala

Menyapu kepala maksudnya sekedar menyampaikan

air tanpa mengaliri dengan meletakkan tangan yang

basah pada kepala.

5) Membasuh kaki

Dalam membasuh kaki ini, kedua mata kaki mesti ikut

terbasuh. Yang wajib diperhatikan bahwa air itu mesti

sampai ke seluruh bagian kaki. Jika pada kaki itu

terdapat sesuatu yang menghalangi air, misalnya kotoran

dibawah kuku, wajib membuangnya terlebih dahulu agar

air benar-benar sampai ke seluruh bagian kaki.

6) Tartib

Tartib maksudnya melakukan rukun-rukun wudhu

sesuai dengan urutannya.

d) Hikmah Wudhu

Menurut Suparta, (1994:4) dijelaskan bahwa hikmah

wudhu adalah:

1) Untuk lebih mendekatkan diri pada Allah dan

mensyukuri nikmat-nikmatNYA. Karena suci dari

hadats merupakan syarat sah dalam ibadah.

2) Berwudhu dapat menghilangkan hadats dan sekaligus

(37)

22

(a) Ketika berkumur, diharapkan agar mulut kita

selalu bersih dari kotoran, baik itu kotoran yang

berbau maupu perkataan yang tidak baik.

(b) Membasuh lubang hidung, agara udara yang

masuk dalam tubuh kita selalu bersih.

(c) Niat, agar dalam melakukan setiap perbuatan

yang baik selalu dilakukan dengan ikhlas.

(d) Membasuh muka, agar wajah kita selalu bersih

dan berseri-seri pada orang yang melihat kita.

(e) Membasuh tangan, agar selalu bersih dan suci,

terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak

baik.

(f) Mengusap kepala, dengan mengusap kepala, kita

diperintahkan agar menggunakan akalnyauntuk

berfikir dengan baik.

(g) Membasuh telinga, agar telinga kita digunakan

untuk mendengarkan hal-hal yang baik dan benar

(h) Membasuh kaki, agar kaki kita selalu digunakan

untuk melakukan perbuatan yang baik.

2. Mandi Wajib

a) Pengertian

Menurut Baqir (20008:81) bahwa, mandi wajib disebut

(38)

23

cara bersuci dengan cara mengalirkan air ke seluruh tubuh

dengan niat menghilangkan hadats besar. Sedangkan Daradjat

(1995:54) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan mandi

wajib adalah meratakan air yang suci pada seluruh badan

dengan disertai niat.

Dari pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa, mandi wajib adalah mandi dengan disertai niat untuk

menghilangkan hadats besar dengan menggunakan air suci ke

seluruh bagian tubuh.

b) Rukun

Rukun mandi wajib ada dua hal, yaitu:

1) Niat

2) Mengalirkan air ke seluruh tubuh

Cara seperti itu sudah cukup untuk mengangkat

hadats besar. Akan tetapi demi kesempurnaanya

disunahkan mengikuti tatacara mandi Rasulullah saw

bagaimana ditulis oleh baqir (2008:86) yakni:

(a) Sebelum mandi terlebih dahulu membasuh kedua

telapak tangan sebanyak tiga kali.

(b) Membasuh kemaluan.

(c) Berwudu secara sempurna (sebelum mengalirkan air

(39)

24

(d) Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali sambil

memasukkan air dengan jari jari tangan ke sela-sela

rambut sehingga membasahi kulit kepala.

(e) Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan memulai sisi

kanan sebelum sisi kiri sambil menggosok-gosok

bagian yang sulit terkena air.

c) Hikmah

Menurut Suparta, (1994:7) hikmah mandi ialah:

1) Mandi membuat seseorang yang pada awalnya dilarang

menjadi boleh atau sah melakukan ibadah.

2) Mandi secara lahiriah dapat memulihkan kesegaran badan,

dan dengan kesegaran badan rohanipun menjadi segar.

3) Bila dalam keadaan junub, seperti haid dan nifas, banyak

hal yang tidak bisa kita lakukan, seperti pergaulan suami

istri. Dengan mandi ini berarti sekaligus menjaga diri dari

pelanggaran terhadap ajaran agama.

4) Wujud syukur pada Allah Swt., terutama bagi orang kafir

yang baru masuk islam;wanita yang telah melahirkan anak

dan bebas dari nifas, dan wanita haid; karena telah terbebas

(40)

25 3. Tayamum

a. Pengertian Tayamum

Tayamum menurut daradjat (1995:63) adalah menuju

kepada tanah dan menyapukan dua tangan dan muka dengan

niat agar dapat mengerjakan shalat dan sebagainya. Sedangkan

menurut Abdurrahman (2006:32) tayamum secara bahasa

adalah menyengaja, menurut agama adalah mengusapkan debu

yang suci ke wajah dan kedua tangan sebagai ganti wudu,

mandi, atau membasuh anggotanya.

Dari pendapat kedua ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa, tayamum adalah niat bersuci dengan menggunakan

debu yang suci ke wajah dan kedua tangan sebagai ganti wudu,

dan mandi karena alasan tertentu agar dapat mengerjakan

shalat dan sebagainya.

b. Syarat Tayamum

Seseorang dibenarkan bertayamum apabila memenuhi

syarat-syarat berikut:

1. Ada „uzur sehingga tidak dapat menggunakan air. Uzur

menggunakan air itu terjadi karena musafir, sakit, atau

hajat.

2. Masuk waktu shalat, tayamum untuk shalat yang

berwaktu, baik wajib maupun sunah, hanya dibenarkan

(41)

26

darurat dan tidak ada keadaan darurat sebelum masuk

waktu shalat.

3. Mencari air setelah masuk waktu shalat sesuai dengan

ketentuan nomor satu.

4. Tidak dapat menggunakan air karena uzur syar‟i, seperti

takut pencuri atau ketinggalan rombongan.

5. Tanah yang murni dan suci, tayamum hanyasah dengan

menggunakan tanah yang sucidan berdebu (Supiana,

2001:19-20).

c. Rukun Tayamum

Tayamum terdiri dari empat rukun yaitu:

1. Niat

2. Menyapu wajah

3. Menyapu kedua tangan hingga kedua siku

4. Tartib atau berurutan, yaitu mendahului tangan (Supiana,

2001:21).

d. Hikmah Tayamum

1. Untuk menunjukan sifat Rahman dan Rahim Allah Swt.,

bahwa syariat islam itu tidak mempersulit umatnya.

2. Tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan nafsu

amarah kita, karena tanah yang biasanya kita injak, pada

(42)

27

3. Menyadarkan akan asal manusiadiciptakan, bahwa

dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut

manusia agar bersikap merendahkan diri dan tidak

berlaku sombong.

4. Memberikan kesadaran bahwa ridak ada alasan untuk

meninggalkan ibadah Suparta, (1994:8-9).

c. Bersuci Dari Najis

1. Pengertian

Secara etomologi, najis berarti sesuatu yang kotor dan

menjijikan. Sedangkan menurut syari‟at Islam adalah suatu kotoran

yang dapat menghalangi keabsaha ibadah yang menuntut kesucian

lahir, seperti shalat dan thawaf. Ada pula yang mendefinisikan najis

dengan lebih sederhana, yaitu kotoran yang membatalkan shalat,

tetapi tidak membatalkan wudu (Abdullah, 2010:6).

2. Pembagian Najis

Najis dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Najis Mughallazhah (berat)

Yaitu anjing dan babi serta yang berhubungan dengan

keduanya. Cara mensucikannya dengan mencucinya sebanyak

tujuh kali, satu kali daripadanya dicampur dengan tanah atau

(43)

28 b) Najis mutawassithah (sedang)

Yaitu kotoran yang keluar dari qubul dan dubur. Najis

mutawassithah dibagi menjadi dua yaitu:

(a) Najis ainiyah, yaitu najis yang dapat dilihat oleh mata

telanjang. Caramensucikannya dengan menghilangkan

kotorannya terlebih dahulu, kemudian menyiramnya

dengan air sehiingga hilang bau, rasa, dan warnyanya.

(b) Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak bisa dilihat oleh

mata telanjang karena sudah kering. Caramensucikannya

dengan cukup menyiramkan air ketempat yang terkena

najis sehingga hilang bau, rasa, dan warnanya.

c) Najis Mukhaffafah (ringan)

Najis air kencing bayi laki-laki yang belum berusia dua

tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara

mensucikannya dengan memercikkan air ketempat bagian yang

terkena air kencing tersebut (Abdullah, 2010:6-7).

5. Metode Pembelajaran Demonstrasi a. Pengertian

Metode Demonstrasi merupakan cara mengajar dimana seorang

guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh

siswa didalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar bahkan

(44)

29

(Roestiyah, 1995:83). Sedangkan menurut Djamarah, (1997:102)

metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pembelajaran

dengan memeragakan atau menunjukan kepada siswa suatu proses,

situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

ataupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

metode demonstrasi adalah cara mengajar dari seorang guru dengan

memperagakan atau menunjukan kepada siswa materi yang sedang

dipelajari sehingga siswa dapat mengamati dan mendengarkan dengan

jelas materi yang disampaikan oleh gurunya.

Menurut Djamarah, (1997:103) langkah- langkah metode

demonstrasi antara lain.

1. Menentukan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan

2. Menentukan materi yang akan didemonstrasikan

3. Menyiapkan fasilitas penunjang demonstrasi

4. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik

5. Mempertimbangkan jumlah siswa yang akan

didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas

6. Membuat garis besar atau pokok-pokok yang akan

didemonstrasikan

7. Untuk menghindarkan dari kegagalan, maka sebaiknya demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu

(45)

30

1. Sebelum memulai periksalah kembali kesiapan peralatan

yang akan didemonstrasikan,tempat, dan pokok-pokok yang

akan didemonstrasikan

2. Siapkanlah siswa barangkali ada yang perlu dicatat

3. Mulailah berdemonstrasi degan menarikperhatian siswa

4. Ingat pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar dapat

mencapai sasaran.

5. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sesekali perhatikan

keadaan siswa apakah semua mengikuti pembelajaran

dengan baik atau tidak

6. Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang

harmonis

7. Berikanlah kesempatan pada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan

didengar.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Terkait dengan peningkatan hasil belajar PAI materi thaharah yang

berhubungan dengan penelitian penulis. Skripsi Yudha Anggia Utomo

dengan Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Thaharah

dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Karanggede dengan hasil penelitiannya yaitu menggunakan media audio

(46)

31

Skripsi Indri Iswanto dengan judul peningkatan pretasi belajar PAI

Materi Thaharah dengan metode jigsaw pada siswa kelas VII SMP negeri 2

tuntang,hasil penelitiannya dengan menggunakan metode jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi

thaharah, metode jigsaw menjadikan peserta didik dapat bekerjasama didalam

kelompoknya dan dikelompok lain sehingga meningkatkan pemahaman

(47)

32 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Suruh

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 Suruh

Pada tahun 1991 berdirilah sekolah yang diberi nama Smp Negeri 2

Suruh yang beralamatkan di jl. Salatiga-Dadapayam km. 11, tepatnya di

desa Cukilan, kec. Suruh, kab. Semarang. Kepala sekolah yang bernama

Bpk Sunarto, beliau dulu juga menjabat sebagai kepala sekolah Smp

Negeri 1 Suruh. Sebelum bangunan sekolah berdiri sempurna, kegiatan

belajar mengajar siswa smp juga pernah menempati gedung sekolah SD

Negeri Cukilan 1 selama kurang lebih satu tahun lamanya. Selama

menempati gedung SD tersebut kegiatan belajar mengajar berlangsung

pada sore hari. Setelah satu tahun berlangsung kemudian bangunan

sekolah Smp sudah bisa ditempati untuk kegiatan belajar dan kegiatan

belajar dimulai pada pagi hari.

Bangunan sekolah dulu hanya terdiri dari tiga ruang kelas untuk

kegiatan belajar mengajar, Lab. IPA, ruang guru,dan perpustakaan, tetapi

sekarang sudah lengkap. Ruang kelas yang dulu baru tiga kelas sekarang

menjadi 15 kelas, sarana prasarana sekolah sudah lengkap. Jumlah siswa di

Smp Negeri 2 Suruh berangsur-angsur setiap tahun ajaran baru mengalami

peningkatan, dan sampai saat ini tahun ajaran 2017/2018 jumlah seluruh

siswa di Smp Negeri 2 Suruh sebanyak 507 siswa. Jumlah guru dan

(48)

33 2. Profil SMP Negeri 2 Suruh

a. Identitas Sekolah

Tabel 3.1 Identitas Sekolah No. Identitas sekolah Keterangan

1. Nama Sekolah SMP Negeri 2 Suruh

2. NSS 201032204093

3. NPSN 20320263

4. Status Sekolah Negeri

5. Waktu Belajar Pagi

b. Alamat Sekolah

Tabel 3.2 Alamat sekolah

No. Alamat Keterangan

1. Jalan Salatiga-Dadapayam km. 11

2. Desa Cukilan

3. Kecamatan Suruh

4. Kabupaten/Kota Kab. Semarang 5. Propinsi Jawa Tengah

3. Informasi Dokumen dan Perijinan

Tabel 3.3

2. No. SK Pendirian 648/000493/1993

3. Tgl. SK Pendirian 4 februari 1993

(49)

34 4. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi Sekolah

Visi dari SMP Negeri 2 Suruh yaitu: “Optimal dalam prestasi,

trampil dalam karya dan budaya dilandasi Imtaq”.

b. Misi Sekolah

Misi dari SMP Negeri 2 Suruh yaitu:

1) Mewujudkan pembelajaran dan bimbingan yang efektif untuk

mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa;

2) Mewujudkan siswa yang dapat mengenalo potensi dirinya agar

dapat berkomunikasi dengan baik;

3) Mewujudkan perkembangan seni dan budaya bangsa bagi warga

sekolah;

4) Mewujudkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya

peningkatan keterampilan;

5) Mewujudkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut bagi

warga sekolah;

6) Mewujudkan sikap dan perilaku yang santun, dan memiliki budi

pekerti yang luhur bagi warga sekolah;

7) Mewujudkan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah;

(50)

35 5. Data Sarana Prasarana

a. Sarana Pendukung Belajar/Mengajar

Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung dalam kegiatan

belajar mengajar banyak membantu dan memperlancar jalannya

pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas sekolah. Sarana dan

prasarana yang dimaksud dalam konteks ini adalah segala sesuatu

yang tersedia sebagai sarana pelengkap dalam aktivitas belajar

mengajar di SMP Negeri 2 Suruh. Sarana dan prasarana tersebut dapat

dilihat pada table sebagai berikut.

Tabel 3.4

Sarana Pendukung Belajar/ Mengajar

Sarana dan prasarana Jumlah Ket.

1. Ruang Kelas 15 Baik

2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

3. Ruang Guru 1 Baik

4. Ruang Tata Usaha 1 Baik

5. Ruang Laboratorium IPA 1 Baik

6. Ruang Laboratorium

(51)

36 6. Data Jumlah Guru dan Siswa

a. Data guru

Guru di SMP Negeri 2 Suruh berjumlah 28 orang, 4 orang pengurus

TU, dan 1 0rang penjaga perpustakaan, serta 3 orang penjaga.

Tabel 3.5

Data Guru dan karyawan

NO. N a m a NIP KET

1. Umi Mazro'ah, S Pd 197410011999032004 Kepala Sekolah 2. Drs. Bahroni, M Pd I 196211101983041003 Guru Tetap 3. Drs. Miftahul Munir 196407071990031010 Guru Tetap 4. M. Salimi, S. Pd 195911041978021001 Guru Tetap 5. Sri Marjoko, S. Pd 196801031991031012 Guru Tetap 6. Agus Setiawan, S Pd 196808311991031007 Guru Tetap 7. Suharto, S. Pd 195812031983021002 Guru Tetap 8. Suparmi, S. Pd 196205161984032007 Guru Tetap 9. Urip Priyosusanto 196209171986111001 Guru Tetap 10. Siti Mutamimah, S. Pd 197008181997022002 Guru Tetap

(52)

37

11. Rofik Anis, S Pd 196907201994121003 Guru Tetap 12. Fitri Umiyati, S. Psi 197112131999032004 Guru Tetap 13. Moh. Suwarsana, S. Pd 196908062002121006 Guru Tetap 14. Miftah Ariyadi DH, S Pd 197310302006041007 Guru Tetap 15. Sukimin, S. Pd 196904112005011010 Guru Tetap 16. Eny Sudarti, S. Pd 197001042005012011 Guru Tetap 17. Windi Hastuti, S. Pd 196409272006042002 Guru Tetap

18. Ant. Hariadi S. S. Pd 197510052006041016

Guru Perbantukan 19. Ulyati Ismail Liana, S Pd 198702142009022003 Guru Tetap 20. Mul Hidayah, S Pd 196807292006042004 Guru Tetap

21. Nuryati 196604032007012015

Guru Perbantukan 22. Retno Wulandari 198303112010012025 Guru Tetap 23. Agus Susanto, S Pd 196708072005011004 Guru Tetap 24. Dra. Budi Nur Aini 196909022007012011 Guru Tetap

25. Imam Suprobo, S Pd 197008092007011009

Guru

29. Joko Iswono 196007091992031004 KTU

30. Juharmi Dwi Palupi 197001302014062001 Staff TU

31. Sugiyarto 197105062014061001 Staff TU

32. Saliyo 198406052014061002 Staff TU

33. Wiwiek Tri Pudyastuti - Perpustakaan

34. Sugimin - Penjaga

35. Supardi - Penjaga

36. Pujiyono Penjaga

38. Surati

(53)

38

Jumlah siswa di SMP Negeri 2 Suruh pada tahun ajaran

2016/2017 berjumlah 507 0rang. Adapun rincian dari setiap

kelasnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Data jumlah siswa tahun ajaran 2017/2018

Th.

Pra-siklus merupakan suatu tindakan awal pembelajaran

pendidikan agama Islam. Sebelum diadakan suatu penelitian dengan

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, guru masih

menggunakan metode ceramah. Dengan menggunakan metode ceramah

ini nanti didapatkan nilai sebagai pembanding dari sebelum dan setelah

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada pembelajaran.

Nilai hasil kognitif dalam penelitian ini nanti digunakan sebagai indikator

tingkat pencapaian penggunaan metode pembelajaran demonstrasi untuk

(54)

39

Ketuntasan Minimum (KKM) kelas 7 SMP Negeri 2 Suruh pada mata

pelajaran PAI yaitu 70.

Banyaknya siswa di kelas 7B yang mengikuti kegiatan pra-siklus

yang dilakukan pada hari selasa tanggal 23 Januari 2018 berjumlah 25

siswa.

Tabel 3.7

Nilai Hasil Pra-Siklus Mata Pelajaran PAI Kelas 7B SMP Negeri 2 Suruh

(55)

40

15 Hendrika Arif F 75 Tuntas

16 Ifan Bagus Dwi C 80 Tuntas

17 Lukmanul Hakim 75 Tuntas

18 Marlina Amalia P 65 Tidak Tuntas

19 Maulida Riskiyanti 50 Tidak Tuntas

20 Muhammad Dzikron F 55 Tidak Tuntas

21 Muhammad Fadlul R 70 Tuntas

22 Muhammad Arya Rohan 60 Tidak Tuntas

23 Muhammad Iqbal Baihaqi 65 Tidak Tuntas

24 Muhammad Lauhil M 65 Tidak Tuntas

25 Ridho Isna F 80 Tuntas

Jumlah 1.720

Prosentase Ketuntasan Belajar 56%

Nilai Rata-Rata 68,8

Dari tabel diatas, hasil tes awal diperoleh data siswa yang tidak

tuntas jumlah 11 siswa atau 56% karena tidak memenuhi KKM yaitu 70

dan yang tuntas sebanyak 14 siswa.

Pada tabel tersebut menunjukan bahwa masih banyak siswa yang

tidak tuntas atau belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM). Untuk mengatasi masalah itu maka peneliti memperbaiki

pembelajaran pada siklus I yakni menggunakan metode pembelajaran

(56)

41

materi pembelajaran dengan jelas agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran.

a. Deskripsi Pelaksenaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 januari 2018 jam

pertama pada pukul 7.15-8.45 selama dua jam pelajaran atau 2x45

menit. dengan Kompetensi Dasar “memahami ketentuan bersuci dari

hadats besar” dengan indikator, “menjelaskan pengertian hadats besar,

menjelaskan cara mensucikan hadats kecil, menyebutkan hal-hal yang

dapat menyebabkan hadats kecil”. Sebagai kolaborator adalah guru pai

kelas VII yaitu Bapak Bahroni. Gambaran pelaksanaan tahapan

penelitian:

1. Perencanaan

a) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi.

b) Menentukan materi yang akan diajarkan yakni “memahami

ketentuan bersuci dari hadats”

c) Indikator yang akan dicapai;

1) Menjelaskan pengertian wudhu.

2) Menjelaskan syarat berwudhu.

3) Menjelaskan pengertian mandi

4) Menjelaskan pengertian tayamum.

5) Menyebutkan rukun tayamum.

d) Tes uji sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.

(57)

42

f) Menyusun skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan

a) Guru menyiapkan media yang akan digunakan.

b)Guru masuk kelas dan mengucapkan salam dan berdo‟a bersama

dipimpin oleh ketua kelas.

c) Guru mengajak siswa memuali pembelajaran dengan membaca

surat pendek dalam Al-Qur‟an.

d)Guru mengabsen siswa

e) Guru memberikan gambaran sedikit tentang materi pembelajaran

thaharah dengan cara memberikan adegan atau pertunjukan

f) Guru memberikan pertanyaan pada setiap siswa untuk

menjelaskan dan mempraktekkan apa yang sudah dipahami siswa

tentang materi thaharah secara bergantian.

g)Guru dan siswa membuat simpulan yang dianggap paling benar

tentang pertanyaan yang diberikan oleh guru.

h)Guru membagikan soal evaluasi pada siswa dan siswa

mengerjakan soal dengan batas waktu yang ditentukan.

i) Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan

salam.

3. Observasi

Melakukan pengamatan pada saat siswa melakukan

(58)

43

guna mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa yang telah

dicapai siswa dalam pembelajaran.

Hasil pengamatan siklus I dapat dilihat pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

No Nama Aspek Yang Diamati Jumlah

Minat Siswa Keaktifan

(59)
(60)

45

Dari hasil pengamatan pembelajaran siklus I memiliki

peningkatan dalam minat, keaktifan dan perhatian. Namun masih

belum bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan yang diharapkan oleh

peneliti. Maka dari itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran

pada siklus II yang akan mengubah atau mengganti posisi siswa

(61)

46 b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari selasa 6 februari 2018 pada jam

pertama yaitu pukul 7.15-8.45 selama dua jam pelajaran atau 2x45 menit

dengan kompetensi dasar “memahami ketentuan bersuci dari hadats

besar, menyajikan cara bersuci dari hadas besar”. Indikatornya ;

menyebutkan rukun mandi wajib, menyebutkan tatacara tayamum,

menyebutkan hikmah bersuci dari hadats. Sebagai kolaboratornya

adalah Bapak Bahroni

Gambaran pelaksanaan penelitian:

1. Perencanaan

a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan metode

demonstrasi

b. Menentukan materi yang akan diajarkan, “memahami ketentuan

bersuci dari najis”.

1) Menjelaskan pengertian najis.

2) Menyebutkan macam-macam najis.

3) Menjelaskan tata cara mensucikan apabila terkena najis.

c. Menyusun indikator yang ingin dicapai.

d. Tes uji sebagai alat ukur prestasi pembelajaran.

e. Menyiapkan alat pembelajaran.

f. Membuat skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan

(62)

47

b. Guru masuk kelas dan mengucapkan salam dan berdo‟a bersama

dipimpin oleh ketua kelas.

c. Guru mengajak siswa memuali pembelajaran dengan membaca

surat pendek dalam Al-Qur‟an.

d. Guru mengabsen siswa

e. Guru memberikan gambaran sedikit tentang materi pembelajaran

thaharah dengan cara memberikan adegan atau pertunjukan.

f. Guru memberikan pertanyaan pada setiap siswa untuk

menjelaskan dan mempraktekkan apa yang sudah dipahami

siswa tentang materi thaharah secara bergantian.

g. Guru dan siswa membuat simpulan yang dianggap paling benar

tentang pertanyaan yang diberikan oleh guru.

h. Guru membagikan soal evaluasi pada siswa dan siswa

mengerjakan soal dengan batas waktu yang ditentukan.

i. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan

salam.

3. Observasi

Melakukan pengamatan pada saat siswa melakukan

aktifitas dengan menggunakan format observasi yang telah disusun

guna mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa yang telah

dicapai siswa dalam pembelajaran.

(63)

48

Tabel 3.9

Lembar Pengamatan Siklus II

No Nama Aspek Yang Diamati Jumlah

Minat Siswa Keaktifan

(64)
(65)

50

A. Kriteria Penilaian

Skor Penjelasan

1 Kurang baik

2 Cukup baik

3 Baik

(66)

51

B. Kriteria hasil analisis pengamatan siswa:

Tingkat keberhasilan Penjelasan

0 – 55% Kurang baik

55 – 65% Cukup baik

65 – 80% Baik

80 – 100% Sangat baik

4. Refleksi

Pada siklus ini peneliti mengalami cukup banyak

peningkatan diantaranya, bertambahnya minat dan perhatian siswa,

siswa menjadi lebih aktif.

Dengan terkumpulnya data yang sudah dianalisis, siklus II

memiliki banyak peningkatan dalam hasil belajar siswa setelah

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan baik. Hal

ini dibuktikan dengan hasil observasi dan tes evaluasi yang

mengalami peningkatan dengan baik. Semua siswa berminat dan

sebagian besar aktif dalam mengikuti pembelajaran menggunakan

(67)

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per-Siklus

1. Pra-Siklus

Pra-siklus merupakan suatu tindakan awal pembelajaran

pendidikan agama islam. Sebelum diadakan suatu penelitian dengan

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, guru masih

menggunakan metode ceramah. Dengan menggunakan metode ceramah

ini nanti didapatkan nilai sebagai pembanding dari sebelum dan setelah

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada pembelajaran.

Nilai hasil kognitif dalam penelitian ini nanti digunakan sebagai

indikator tingkat pencapaian penggunaan metode pembelajaran

demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menggunakan patokan Nilai Ketuntasan Minimum (KKM) kelas 7 SMP

Negeri 2 Suruh pada mata pelajaran PAI yaitu 70

Perolehan data pra-siklus yang dilakukan pada hari selasa

(68)

53

Tabel 4.1

Hasil Nilai Pra-Siklus Mata Pelajaran PAI Kelas 7B SMP Negeri 2 Suruh

(69)

54

19 Maulida Riskiyanti 50 Tidak Tuntas

20 Muhammad Dzikron F 55 Tidak Tuntas

21 Muhammad Fadlul R 70 Tuntas

22 Muhammad Arya Rohan 60 Tidak Tuntas

23 Muhammad Iqbal Baihaqi 65 Tidak Tuntas

24 Muhammad Lauhil M 65 Tidak Tuntas

25 Ridho Isna F 80 Tuntas

Jumlah 1.720

Prosentase Ketuntasan Belajar 56%

Nilai Rata-Rata 68,8

∑ Peserta didik (n) : 25

∑ Nilai seluruh peserta didik (f) : 1.720

(70)

55

Pada pelaksanaan pra-siklus hasil evaluasi menunjukan bahwa

masih banyak siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM.

Peneliti melakukan refleksi pada pra-siklus dengan pengamatan situasi

kelas dan menemukan masalah yakni, siswa masih belum bisa secara

penuh memahami materi pembelajaran sehingga nilai pada saat pre test

belum bisa sesuai yang diharapkan. Untuk memperbaiki pada pra-siklus

peneliti sudah menyiapkan siklus I yang menggunakan metode

demonstrasi, dengan tujuan siswa mampu memahami materi dengan

baik dan dapat mencapai tujuan dari pembelajaran.

2. Deskripsi Siklus I

Hasil data siklus I menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 januari 2018

pada jam pertama pukul 7.15-8.45 selama dua jam pelajaran atau 2x45

menit dari tes uji dan lembar observasi.

a. Hasil Pengamatan

Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan

mengunakan metode pembelajaran demonstrasi hasilnya meningkat

dengan dibuktikan hasil nilai siswa yang dikategorikan tuntas

menjadi 17 atau 58% dengan rata-rata 71,8 yang sebelumnya 11

atau 56% dengan rata-rata 68,8. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

(71)

56

Tabel 4.2

Hasil Nilai Siklus I Mata Pelajaran PAI Kelas 7B SMP Negeri 2 Suruh

(72)

57

19 Maulida Riskiyanti 50 Tidak Tuntas

20 Muhammad Dzikron F 55 Tidak Tuntas

21 Muhammad Fadlul R 75 Tuntas

22 Muhammad Arya Rohan 65 Tidak Tuntas

23 Muhammad Iqbal Baihaqi 65 Tidak Tuntas

24 Muhammad Lauhil M 65 Tidak Tuntas

25 Ridho Isna F 85 Tuntas

Jumlah 1.795

Prosentase Ketuntasan Belajar 68%

Nilai Rata-Rata 71,8

∑ Peserta didik (n) : 25

∑ Nilai seluruh peserta didik (f) : 1.795

(73)

58 b. Refleksi

Pada pengamatan pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi dari

peneliti karena mememukan sedikit kelemahan tentang komunikasi

siswa ke gurunya. Kelemahan ini yang menyebabkan hasil belajar

siswa kurang memuaskan atau belum mencapai standart yang

ditentukan peneliti dalam tindakan kelas.

3. Deskripsi Siklus II

Hasil data siklus II menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 06 Februari 2018

pada jam pertama pukul 7.15-8.45 selama dua jam pelajaran atau 2x45

menit dari tes uji dan lembar observasi dengan tujuan untuk

memperbaiki kelemahan pada siklus I.

a. Hasil pengamatan

Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan mengunakan

metode pembelajaran demonstrasi hasilnya meningkat dengan

dibuktikan dari hasil nilai siswa yang dikategorikan banyaknya siswa

yang tuntas. Hasil nilai siklus II yang tuntas sebanyak 22 siswa atau

88% dengan rata-rata 72,6 yang sebelumnya 17 yang belum tuntas

atau 68% dengan rata-rata 71,8 Lebih jelasnya dapat dilihat pada

(74)

59

Tabel 4.3

Hasil Nilai Siklus II Mata Pelajaran PAI Kelas 7B SMPNegeri 2 Suruh

(75)

60

19 Maulida Riskiyanti 55 Tidak Tuntas

20 Muhammad Dzikron F 60 Tidak Tuntas

21 Muhammad Fadlul R 70 Tuntas

22 Muhammad Arya Rohan 70 Tuntas

23 Muhammad Iqbal Baihaqi 70 Tuntas

24 Muhammad Lauhil M 70 Tuntas

25 Ridho Isna F 80 Tuntas

Jumlah 1.815

Prosentase Ketuntasan Belajar 88%

Nilai Rata-Rata 72,6

(76)

61 B. Pembahasan

Berdasarkan data pada hasil penelitian mengenai penjelasan

pra-siklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan

hasil belajar,dan hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa. Dapat

dijelaskan pada pra-siklus siswa yang tuntas sebanyak 14 atau 56% dengan

rata-rata kelas 68,8. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pra-siklus

masih banyak siswa yang belum bisa mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM). Dalam mengatasi ketuntasan belajar pada pra-siklus,

maka peneliti menggunakan penerapan pembelajaran metode demonstrasi.

Dari pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi siklus I dapat diketahui

bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17 atau 68% dengan rata-rata kelas 71,8.

Hal tersebut membuktikan bahwa hasil nilai siswa naik dari 68,8 menjadi

71,8. Peneliti menganalisa bahwa dari pra-siklus ke siklus I terjadi

peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai nilai ketuntasan secara

keseluruhan yaitu 85% dari jumlah siswa secara menyeluruh. Ini karena

peneliti menemukan adanya masalah pada siklus I yaitu lemahnya

komunikasi siswa terhadap gurunya.

Peneliti mengatasi masalah pada siklus I dengan cara menata ulang

posisi siswa dalam pembelajaran supaya siswa dapat dengan jelas

memperhatikan guru saat menyampaikan pelajaran dan melakukan siklus II

juga menggunakan metode pembelajaran demostrasi. Pada siklus II peneliti

menganalisa bahwa ada peningkatan hasil belajar yang signifikan melalui

(77)

62

rata-rata kelas 72,6. Hal ini membuktikan bahwa hasil nilai pada siklus II

naik dari 71,8 menjadi 72,6. Dengan dmikian hasil nilai pada siklus II sudah

memenuhi atau mencapai target yang ditentukan oleh peneliti yaitu 85%.

Maka dari itu peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian. Hasil

perbandingan nilai dari pra-siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Nilai Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II Kelas 7B SMP Negeri 2 Suruh

(78)

63

(79)

64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuktikan pada bab

sebelumnya dari siklus per siklus, dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar PAI materi thaharah pada siswa kelas VII

semester I SMP Negeri 2 Suruh Kab. Semarang Tahun pelajaran 2017/2018.

Hasil pada pra-siklus atau awal sebelum menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi yaitu diketahui data siswa yang tuntas sebanyak

14 siswa dari 25 siswa atau 56% dengan rata-rata kelas 68,8. Pada siklus I

dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi siswa yang tuntas

sebanyak 17 dari 25 siswa atau 68% dengan rata-rata kelas 71,8. Hal ini

dapat diketahui kalau pada siklus ini mengalami kenaikan dari 68,8 menjadi

71,8. Namun, meskipun pada siklus I mengalami peningkatan belum bisa

mencapai target ketuntasan secara keseluruhan yang dibuat oleh peneliti

yaitu 85%. Peneliti melanjutkan penelitiannya pada siklus II dan pada siklus

ini siswa yang tuntas sebanyak 22 dari 25 siswa atau 88% dengan rata-rata

kelas 72,6. Dapat diketahui bahwa pada siklus ini terdapat peningkatan dari

yang sebelumnya 71,8 menjadi 72,6, maka pada siklus II ini sudah

mencapai target ketuntasan yang ditentukan, maka dari itu peneliti

(80)

65 B. Saran

Bagi para siswa SMP Negeri 2 Suruh diharapkan dapat

mempraktikkan apa yang telah disampaikan oleh guru pada materi thaharah,

bukan hanya dipraktikkan disekolah dan juga dipraktikkan dalam kehidupan

sehari – hari. Bagi para pembaca kritik dan saran saya harapkan demi

(81)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad, At-Thayyar Ahmad. 2010. Fiqih Ibadah. Solo: Media Zikir

Achmadi. 2010. Ideologi Pendididkan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Al-Mahfani, M.Khalilurrahman. 2008. Berkah Shalat Dhuha. Jakarta Selatan: PT. Wahyu Media

Arikunto, Suharsini. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Ash-Shiwy Ibnu. 2010. Panduan Lengkap Ibadah Shalat. Yogyakarta:

Citra Risalah.

Bagir, Muhammad. 2007. Fiqh Praktis. Bandung: Karisma.

Daradjat, Zakiyah,dkk. 1995. Ilmu Fiqh1. Yogyakarta: Diana Bhakti Wakaf. Darusman, Marzuki. 2000. MetodologiPenelitin. Bandung.

Huda, sMiftahul. 2014. Metode-Metode ngajarandanPembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamdhani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. PustakaSetya. Hamdayama,Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Jamaludin, Khomarudin Acep, Khoerudin Koko. 2015. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kanwildepag. 2004. Fiqh untuk Madrasah AliyahKelasx.

Ngiryanto. 2008. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Tentang Sistem Pemerintahan Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Bagi Siswa Kelas v SD Sangge Klego Tahun 2008. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISRI.

Rifai Moh. 1994. Fiqh. Semarang: CV. Wicaksana.

Samino, Saring Marsudi. 2012. BimbinganBelajar Pedoman bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Kartasura: Fairus Media.

Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Putra.

Suparta, Mudzier. 1994. Fiqh. Semarang: PT. Karya Toha.

(82)

67

Gambar

Tabel 3.2 Alamat sekolah
Tabel 3.4 Sarana Pendukung Belajar/ Mengajar
Tabel 3.5 Data Guru dan karyawan
Tabel 3.6 Data jumlah siswa tahun ajaran 2017/2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, regulasi sosialisasi anti narkoba hanya dilakukan oleh BNN dan ormas yang berbeban kepada gerakan anti narkoba seharusnya lebih dari itu pemerintah

Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I mempunyai forum Membantu Gubernur dalam melaksanakan wewenang koordinasi tata pengaturan air yang berdasarkan Pasal 8

Penelitian telah dilaksanakan dengan dengan melakukan pengamatan langsung dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan akhir ini, dan hasil yang didapat yaitu Bagian

Setelah menganalisis permasalahan yang ada, penulis memberikan beberapa rancangan sistem baru yang dapat membantu perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk melihat besar pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan siswa General Conversation memilih Global English Language

“misi sosio -pedagosis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, taat hukum,

Situs web ini terdiri dari fitur-fitur yang memudahkan pelanggan untuk mencari informasi produk, memesan produk dan membantu pelanggan mencari solusi atas masalah yang

When a file containing shell commands is used as the first non−option argument when invoking Bash (without −c or −s, this will create a non−interactive shell. This shell