• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP

UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

(Studi kasus : Ruas Jalan Panti-Simpang Empat)

ARTIKEL

Oleh :

EKI AFRIZAL NPM : 0810015211014

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014

(2)

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

Eki Afrizal, Nasfryzal Carlo, Rahmat

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail: Eki Afrizal@yahoo.com, Carlo@bunghatta.ac.id, r4mt_99@yahoo.com

ABSTRAK

Di jalan raya banyak ditemuakan kendaraan yang bermuatan lebih, akan menyebabkan kerusakan dini pada perkerasan jalan dan akan mengurangi umur rencana perkerasan jalan. Berdasarkan hal tersebut perlu dianalisa pengaruh muatan lebih terhadap umur rencana perkerasan jalan. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan umur rencana dan sisa umur rencana jalan dilakukan analisa dan perhitungan data timbang muatan sumbu terberat (MTS) di lapangan, mengetahui sumbu dan distribusi beban kendaraan, menganalisa perhitungan lintas ekivalen rencana (LER) muatan normal, lalu lintas harian rata-rata awal umur rencana (LHRo), lalu lintas harian rata-rata ahir umur rencana (LHRn), lintas ekivalen permulaan (LEP)umur rencana, lintas ekivalen akhir umur rencana (LEAn), lintas ekivalen tengah (LET), lintas ekivalen rencana (LER), perhitungan lintas ekivalen rencana (LER) akibat muatan lebih di lapangan, menghitung LHR akhir (LHRn), penurunan umur rencana perkerasan jalan akibat muatan lebih. Dari analisa dan perhitungan tersebut di dapat penurunan umur rencana jalan selama 6,63 tahun dari umur rencana 10 tahun, dengan demikian sisa umur rencana menjadi 3,37 tahun.

(3)

ANALYSIS OF LOAD excessive ( overload ) ARTICLES OF AGE pavement

Eki Afrizal , Nasfryzal Carlo , Rahmat

Civil Engineering Department , Faculty of Civil Engineering and Planning , University of Bung Hatta Courses

E - mail: Eki Afrizal@yahoo.com , Carlo@bunghatta.ac.id , r4mt_99@yahoo.com

ABSTRACT

In many ditemuakan highway vehicles are charged more, will cause premature damage to the road pavement and will reduce the pavement design life. Based on that need to be analyzed the effect of the charge over the design life of the pavement. To determine how large a decrease in the age of the remaining life of the plan and the plan of analysis and calculation of data weigh heaviest load axis (MTS) on the field, knowing the axis of the vehicle and load distribution, analyzing cross-equivalent calculation plan (LER) normal load, the mean daily traffic the average initial design life (LHRo), average daily traffic average age nd plan (LHRn), cross-equivalent starters (LEP) design life, the equivalent cross design life (Lean), equivalent cross the middle (LET), cross-equivalent plans (LER), the calculation of equivalent cross plan (LER) due to charge more in the field, calculate the final LHR (LHRn), reduction in pavement design life due to overloading. From the analysis and calculation in can decrease during the design life of 6.63 years of design life of 10 years, thus remaining life of 3.37 years into the plan.

Keywords : Highway, overload, life plans

(4)

1. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Transportasi memiliki peran yang besar dalam melayani masyarakat. Aset pemerintah berupa infrastruktur jalan yang telah dibangun selama ini pada hakikatnya dimasukkan untuk menciptakan pondasi yang amat kuat dan mantap bagi tercapainya

pembangunan ekonomi yang

berkesinambungan di negeri ini. Dengan infrastruktur jalan secara geometrik mantap dan secara konstruksi kuat akan terbentuk jaringan jalan yang handal bagi mobilitas orang, barang, dan jasa, sehingga terjadi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi secara seimbang. Oleh karena itu, jaringan infrastruktur jalan nasional merupakan aset ekonomi milik publik yang amat strategis dan mendasar yang tingkat pelayanan dan kondisinya harus dipelihara dengan baik.

Jalan panti – Simpang Empat (Pasaman Barat) merupakan salah satu ruas jalan Provinsi yang memiliki arus lalu lintas yang cukup tinggi. Selama 2 tahun terakhir ruas jalan ini megalami kerusakan yang cukup parah, akibat bayaknya truk-truk besar yang membawa padi, kopi, sawit kepabrik dan truk besar yang membawa alat-alat berat. sehingga mengganggu kenyamanan dalam berkendaraan bahkan sering menimbulkan kecelakaan.

Namun beberapa bulan terakhir ini penulis melihat banyak kendaraan bermuatan

lebih yang melintasi ruas jalan tersebut sehingga tidak lagi memenuhi standar muatan yang dizinkan atau tidak lagi sesuai dengan perencanaan awal pembangunan jalan ini. Melihat kondisi yang seperti itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang Analisa Pengaruh Muatan Berlebih (overload) Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. SURVE TIMBANGAN MUATAN TERBERAT (MTS) KENDARAAN DILAPANGAN

Menurut : (Sukirman,1992) Beban

Sumbu dipengaruhi oleh konfigurasi sumbu

dan muatan kendaraan. Dua (2) buah kendaraan

yang sama mempunyai beban sumbu yang

berbeda akibat perbedaan muatan. Dengan

demikian berbeda pula angka ekivalennya, oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap

variasi beban sumbu, sehingga dapat ditentukan

angka ekivalen perencanaan yang baik,

mewakili angka ekivalen untuk variasi beban

sumbu selama umur rencana dan penelitian ini

(5)

Tabel 2.5 Konfigurasi Sumbu dan Distribusi Beban

Sumber : Bina Marga, (1983)

2. ANGKA EKIVALEN KENDARAAN / FORMULA DAYA RUSAK KENDARAAN AKIBAT MUATAN LEBIH

Angka Ekivalen / Damage factor adalah nilai daya rusak terhadap jalan yang diakibatkan oleh sumbu kendaraan yang melaluinya. Menurut : (Sukirman, 1992) Angka Ekivalen Kendaraan adalah angka yang menunjukan jumlah lintasan dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan menyebabkan kerusakan yang sama atau penurunan indeks permukaan yang sama apabila kendaraan tersebut lewat satu kali. Anggapan bahwa nilai daya rusak ini sebanding dengan pangkat empat sampai pangkat lima dari beban itu sendiri. Anggapan ini sesuai dengan rumus Liddle di bawah:

Rumus Liddle : E = k     kg bebansumbu 8160 4 Dimana:

E = Angka ekivalen beban sumbu

k = 1 (untuk sumbu tunggal) k = 0,086 (untuk sumbu ganda) k = 0,026 (untuk sumbu triple) Direktorat jendral bina marga departemen pekerjaan umum melalui SNI No:1732 –1989 – F, menetapkan rumus angka ekivalen sumbu tunggal dan sumbu ganda dengan rumus diatas. Untuk itu kendaraan sumbu triple nilai k = 0,026.

Angka ekivalen kendaraan (E) dapat dihitung sebagai berikut :

Menurut Bina Marga :

E = E sb depan + E sb

belakang,

1. Untuk Sumbu Tunggal :

E = (34% (beban sumbu depan / 8160)4 + (66% (beban sumbu belakang / 8160)4 2. Untuk Sumbu Ganda :

E = 0,086 (25% (beban sumbu depan / 8160)4 +

0,086 (75% (beban sumbu belakang / 8160)4

3. METODA PERHITUNGAN LINTAS EKIVALEN RENCANA (LER) LAPANGAN DAN PENURUNAN UMUR RENCANA

Umur Rencana jalan ditentukan atas dasar pertimbangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan yang tidak terlepas dari pola pengembangan wilayah agar sesuatu menjadi seimbang baik kegunaan maupun pembiayaan yang akan dikeluarkan untuk membuat jalan tersebut.

Dalam hal pelaksanaan hendaknya dilakukan secara bertahap. Adapun usaha dalam tahap tersebut meliputi pengawasan

(6)

teknis, pelaksanaan, pemeliharaan dan pembiayaan yang tidak boleh diabaikan agar umur rencana tersebut sesuai dengan yang direncanakan.

1. MUATAN SUMBU TERBERAT KENDARAAN DI LAPANGAN

a) Konfigurasi Sumbu dan Distribusi Beban Kendaraan Lapangan

Berdasarkan tabel konfigurasi sumbu dan distribusi beban :

a. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As

Distribusi Sumbu Depan adalah 34% dan Belakang adalah 66%

- Beban Sumbu Depan = 34% X Berat Hasil Penimbangan

- Beban Sumbu Belakang = 66% X Berat Hasil Penimbangan

b. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As

Distribusi Sumbu Depan adalah 25% dan Belakang adalah 75%

- Beban Sumbu Depan = 25% X Berat Hasil Penimbangan

- Beban Sumbu Belakang = 75% X Berat Hasil Penimbangan

b) Angka Ekivalen Kendaraan / Formula Daya Rusak Kendaraan (Damage Factor) Akibat Muatan Lebih di Lapangan

a. Angka Ekivalen Beban Sumbu (E)

1. E untuk Sumbu Tunggal =      16 , 8 p 4

P : Beban Sumbu Kendaraan Depan dan Sumbu Belakang

4 : Pangkat yang ditetapkan Bina Marga

2. E untuk Sumbu Tandem = 0,086

      16 , 8 p 4 0,086 : Konstanta

3. E untuk Sumbu Triple = 0,026      16 , 8 p 4 0,026 : Konstanta

b. Faktor Daya Rusak Kendaraan / Angka Ekivalen Kendaraan (DF)

1. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As

DF =      16 , 8 p 4 =      16 , 8 34 , 0 xP 4 +       16 , 8 66 , 0 xP 4

2. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As

DF = 0,086      16 , 8 p 4 = 0,086       16 , 8 25 , 0 xP 4 + 0,086      16 , 8 75 , 0 xP 4

c) Lintasan Ekivalen Rencana (LER) Muatan Normal

a. LHRo (Lalu-lintas Harian Rata-rata Awal Umur Rencana dari data Lalu lintas). b. LHRn (Lalu-lintas Harian Rata-rata Akhir

Umur Rencana)

LHRn = LHRo ( 1 + i )n LHRo : LHR dari data Lalu lintas i : Perkembangan Lalu lintas n : Umur Rencana

c. LEP (Lintas Ekivalen Permulaan Umur Rencana)

(7)

LEP = LHRo X C X E

C : Koefisien Distribusi Kendaraan E : Angka Ekivalen Kendaraaan

Muatan Normal

d. LEAn (Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana)

LEAn = LHRn X C X E

LHRn : LHR Akhir Umur Rencana e. LETn (Lintas Ekivalen Tengah Umur

Rencana)

LETn = ( LEP + LEAn ) 2

LEAn : Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana

LEP : Lintas Ekivalen Permulaan Umur Rencana

f. LER (Lintas Ekivalen Rencana)

LER = LETn X FP, → FP = (UR)

10 FP : Faktor Penyesuaian UR : Umur Rencana

d) Lintasan Ekivalen Rencana (LER) Akibat Muatan Lebih di Lapangan

a. Lalu lintas Harian Rata-rata Akhir Umur Rencana (LHRn) Muatan Lebih

LHRn = LHRo ( 1 + i )n

LHRo : Data Lalu lintas Harian Rata-rata yang diekivalenkan terhadap jumlah Kendaraan yang bermuatan lebih

i : Perkembangan Lalu lintas n : Umur Rencana

b. Lintasan Ekivalen Permulaan Umur Rencana (LEP) Akibat Muatan Lebih

LEP = LHRo X C X E

E : Angka Ekivalen Kendaraan Muatan Lebih

C : Koefisien Distribusi Kendaraan c. Lintasan Ekivalen Akhir Umur Rencana

(LEAn) Akibat Muatan Lebih LEAn = LHRn X C X E

LHRn : Lalu lintas Harian Rata-rata

akhir Umur Rencana

Kendaraan Muatan lebih d. Lintasan Ekivalen Tengah Umur Rencana

(LETn) Akibat Muatan Lebih LETn = ( LEP + LEAn )

2

LEAn : Lintasan Ekivalen Akhir Umur Rencana Kendaraan Muatan Lebih

LEP : Lintasan Ekivalen Permulaan Umur Rencana Kendaraan Muatan Lebih

e. Lintasan Ekivalen Rencana (LERn) Akibat Muatan Lebih LERn = LETn X FP, → FP = (UR) 10 FP : Faktor Penyesuaian UR : Umur Rencana e) Hasil

4. PENURUNAN UMUR RENCANA AKIBAT LINTAS EKIVALEN KENDARAAN MUATAN LEBIH

a. Umur Rencana Sisa (URs)

(8)

LER Muatan Lebih LER Muatan Normal : Lintasan Ekivalen Kendaraan Muatan Normal

LER Muatan Lebih : Lintasan Ekivalen Kendaraan Muatan Lebih

b. Penurunan Umur Rencana (UP) UP = UR – URs

UP : Umur Rencana Penurunan UR : Umur Rencana

URs : Umur Rencana Sisa

3. METODOLOGI

Untuk menncapai tujuan dalam mendapatkan besarnya penurunan umur rencana perkerasan jalan akibat muatan berlebih, maka langkah-langakh yang harus dilakuakan :

Metode Pengumpulan Data

Meliputi data primer dan data sekunder, yang mana cara pengumpulan data tersebut adalah :

1. Data Primer

Surve dilapangan yaitu surve hasil timbangan muatan sumbu terberat (MTS) kendaraan dilapangan pada jembatan timbangan oto (JTO) Beringin Sub Dinas UPTD Dinas Perhubungan dan observasi lapangan untuk melihat kondisi perkerasan jalan pada ruas jalan Panti-Simpang Empat.

2. Data Sekunder

Surve instansional yaitu pengumpulan data dari instansi-instansi terkait seperti : Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga Tinjauan Pustaka

Mengambil bahan-bahan bacaan atau referensi dari buku yang sesuai dengan masalah penulisan dan penulisan tugas akhir.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISA PERHITUNGAN DATA TIMBANG MUATAN SUMBU TERBERAT (MST) DI LAPANGAN

Dari hasil Surve yang dilakukan dilapangan yang bertempat di jembatan timbang oto (JTO) beringin, jenis kendaraan yang lewat dapat dibedakan menjadi:

1. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As 2. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As

4.1.1 Konfigurasi Sumbu dan Distribusi Beban Kendaraan di Lapangan

Berdasarkan hasil surve dan tabel konfigurasi sumbu dan distribusi beban, maka beban masing-masing sumbu adalah:

a. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As

Distribusi Sumbu Depan adalah 34% dan Belakang adalah 66%

- Beban Sumbu Depan = 34% X Berat Hasil Penimbangan

- Beban Sumbu Belakang = 66% X Berat Hasil Penimbangan b. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As

Distribusi Sumbu Depan adalah 25% dan Belakang adalah 75%

- Beban Sumbu Depan = 25% X Berat Hasil Penimbangan

- Beban Sumbu Belakang = 75% X Berat Hasil Penimbangan

(9)

1. Kendaraan sumbu Tunggal / 2 As

- Beban Sumbu Depan = 34% X 9000 Kg

= 3.060 Kg

- Beban Sumbu Belakang = 66% X 9000 Kg

= 5.940 Kg

2. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As

Distribusi Sumbu Depan adalah 25% dan Belakang adalah 75%

- Beban Sumbu Depan = 25% X 24.410 Kg

= 6.103 Kg

- Beban Sumbu Belakang = 75% X 24.410 Kg

= 18.308 Kg

4.1.2 Analisa Perhitungan Angka Ekivalen Kendaraan / Formula Daya Rusak Kendaraan Muatan Lebih di Lapangan

Dalam analisa ini akan dicoba menghitung nilai daya rusak (Damage Factor) yang diakibatkan oleh tiap jenis kendaraan yang diuji pada ruas jalan panti - simpang empat, berdasarkan surve MST terlampir pada tabel dimana rumus yang dipakai adalah :

Kendaraan Sumbu Tunggal =

      16 , 8 P 4

 Kendaraan Sumbu Tande =

0,086      16 , 8 P 4

 Kendaraan Sumbu Triple =

0,026      16 , 8 P 4

Perhitungan Faktor Daya Rusak (Damage Faktor) nya adalah :

1. Kendaraan Sumbu Tunggal (2 As) :

DF =  8160 p 4 =  8160 9000 34 , 0 x 4 +     8160 9000 66 , 0 x 4 = 0,30

2. Kendaraan Sumbu Tandem (3 As) :

DF = 0,086  8160 p 4 = 0,086     8160 410 . 24 25 , 0 x 4 + 0,086  8160 410 . 24 75 , 0 x 4 = 2,21

4.2 ANALISA PERHITUNGAN LINTASAN EKIVALEN RENCANA (LER) MUATAN NORMAL

Dalam Perhitungan Lintasan Ekivalen Rencana (LER) ruas jalan Panti – Simpang Empat ini penulis menggunakan metode Bina Marga, dimana rumus yang digunakan adalah :

4.2.1 Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata awal Umur Rencana (LHRo)

Berdasarkan data hasil surve lalu lintas yang dilakukan Subdinas P2TJJ Bina Marga Sumbar, Lalu lintas pada tahun 2012 yang

(10)

didapat maka untuk LHRo awal umur rencana 2007 dapat ditentukan.

LHR tahun 2007 pada ruas jalan Panti – Simpang Empat adalah :

 Mobil penumpang = 1.111

 Bus = 137

 Truk 2 as 14 ton = 257

 Truk 3 as 20 ton = 123 + Σ LHR = 1.628 / Kendaraan / Hari / 2 Jurusan

4.2.2 Perhitungan Lalu lintas Harian Rata-rata Akhir Umur Rencana (LHRn)

LHR akhir umur rencana pada ruas jalan Panti-Simpang Empat berdasarkan data diatas adalah:  Mobil penumpang : 1.111 ( 1 + 0,075 )10 = 2289,80  Bus : 137 ( 1 + 0,075 )10 = 282,36  Truk 2 as 13 ton : 257 ( 1 + 0,075 )10 = 529,68  Truk 3 as 20 ton : _123 ( 1 + 0,075 )10 = 253,50 + Σ LHRn = 3355,34 Kendaraa n

4.2.3Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Umur Rencana

Umur LEP umur rencana dihitung dengan rumus LEP = LHRo x C x E, Sedangkan untuk nilai ekivalen (E) masing-masing kendaraan adalah:

 Mobil penumpang 2 ton : 0,0002 + 0,0002 = 0,0004  Bus 8 ton : 0,0183 + 0,1410 = 0,1593  Truk 2 as 13 ton : 0,1410 + 0,9238 = 1,0648  Truk 3 as 20 ton : 0,9238 + 0,7425 = 1,6663

Maka nilai LEP dari kendaraan adalah:

 Mobil penumpang : 1.111 x 0,5 x 0,0004 = 0,2222  Bus 8 ton : 137 x 0,5 x 0,1593 = 10,91205  Truk 2 as 13 ton : 257 x 0,5 x 1,0648 = 136,8268  Truk 3 as 20 ton : 123 x 0,5 x 1,6663 = 102,47745 + Σ LEP = 250,4385

4.2.4Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana (LEAn)

Lintas ekivalen akhir yang akan dihitung dalam jangka waktu 10 tahun dengan rumus: LEAn = LHRn x C x E

 Mobil penumpang 2 ton : 2289,80 x 0,5 x 0,0004 = 0,4579  Bus 8 ton : 282,36 x 0,5 x 0,1593 = 22,4899  Truk 2 as 13 ton : 529,68 x 0,5 x 1,0648 = 137,8916  Truk 3 as 20 ton : 253,50 x 0,5 x 1,6663 = 211,2035 +

(11)

Σ LEA10 = 372,0429

4.2.5Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET)

Nilai lintas ekivalen tengah dapat dihitung dengan rumus:

LETn = 2 ) (LEPLEAn LET10 = 2 ) 0429 , 372 4385 , 250 (  = 311,2407 lintasan

4.2.6Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER)

Nilai LER dapat ditentukan dengan rumus: LERn = LETn x 10 UR LER10 = 311,2407 x 10 10 = 311,2407 lintasan ( diambil 312 lintasan ) Untuk 10 tahun = 312 x 365 x 10 = 1.138.800 lintasan

4.3 ANALISA PERHITUNGAN LINTASAN EKIVALEN RENCANA (LER) AKIBAT MUATAN LEBIH (OVER LOAD) DI LAPANGAN

Pada bagian ini akan dihitung berapa besar jumlah lintasan yang dicapai pada akhir tahun rencana akibat adanya kelebihan muatan yang diperoleh dari hasil surve timbang muatan kendaraan jembatan timbang beringin pada ruas jalan Panti – Simpang Empat.

4.3.1Menghitung LHR Akhir (LHRn)

LHR akhir pada ruas jalan Panti – Simpang Empat berdasarkan data diatas adalah:  Mobil penumpang : 1.111( 1

+ 0,075 )10 = 2.289.80

 Bus : 137 ( 1

+ 0,075 )10 = 282,36

 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 110 ( 1 + 0,075 )10 = 226,71 Beban Lebih : 56 ( 1 + 0,075 )10 = 115,41 : 115 ( 1 + 0,075 )10 = 237,01 : 64 ( 1 + 0,075 )10 = 131,90 : 45 ( 1 + 0,075 )10 = 92,74

 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 50 ( 1 + 0,075 )10 = 103.05 Beban Lebih : 13 ( 1 + 0,075 )10 = 26,79 : 59 ( 1 + 0,075 )10 = 121,60 : 17 ( 1 + 0,075 )10 = 35,03 : 6 ( 1 + 0,075 )10 = 12,36 + Σ LHRn = 3.674,76 Kendaraan

4.3.2Menghitung Lintasan Ekivalen Permulaan (LEP) Umur Rencana

(12)

Nilai LEP Umur Rencana dihitung dengan rumus LEP = LHRo x C x E sedangkan untuk nilai ekivalen (E) masing-masing kendaraan adalah:

 Mobil Penumpang 2 Ton (1+1) : 0,0002 + 0,0002 = 0,0004  Bus 8 Ton (5+3)

: 0,0183 + 0,1410 = 0,1593  Truk 2 as 13 Ton (Normal)

: 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 Beban Lebih 9 Ton – 17 Ton

: = 1,1758 18 Ton – 19 Ton : = 6,6862 20 Ton – 22 Ton : = 8,5766 23 Ton – 26 Ton : = 14,7182

 Truk 3 as 20 Ton (Normal)

: 0,9238 + 0,7425 = 1,6663 Beban Lebih 24 Ton – 30 Ton

: = 4,4522 31 Ton – 35 Ton : = 8,2680 36 Ton – 40 Ton : = 12,8492 41 Ton – 47 Ton : = 21,7533

Maka nilai LEP dari kendaraan adalah :

 Mobil Penumpang :

1.111 x 0,5 x 0,0004 = 0,22

 Bus 8 Ton :

137 x 0,5 x 0,1593 = 10,91

 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 110 x 0,5 x 1,0648 = 58,56 Beban Lebih : 56 x 0,5 x 1,1758 = 32,92 : 115 x 0,5 x 6,6862 = 384,45 : 64 x 0,5 x 8,5766 = 274,45 : 45 x 0,5 x 14,7183 = 331,16

 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 50 x 0,5 x 1,6663 = 41,16 Beban Lebih : 13 x 0,5 x 4,4522 = 28,93 : 59 x 0,5 x 8,3680 = 246,89 : 17 x 0,5 x 12,8492 = 109,22 : 6 x 0,5 x 21,7533 = 65,26 + Σ LEP = 1.584,63

(13)

4.3.3Menghitung Nilai Lintasan Ekivalen Akhir Umur Rencana (LEAn)

Lintasan ekivalen akhir yang akan dihitung dalam jangka waktu 10 tahun dihitung dengan rumus : LEAn = LHRn x C x E

 Mobil Penumpang 2 Ton : 2.289,80 x 0,5 x 0,0004 = 0,46

 Bus 8 Ton : 282,36

x 0,5 x 0,1593 = 22,49

 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 226,71 x 0,5 x 1,0648 = 120,70 Beban Lebih : 115,41 x 0,5 x 1,1758 = 67,84 : 237,01 x 0,5 x 6,6862 = 792,34 : 131,90 x 0,5 x 8,5766 = 565,62 : 92,74 x 0,5 x 14,7183 = 682,48

 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 103,05 x 0,5 x 1,6663 = 85,85 Beban Lebih : 26,79 x 0,5 x 4,4522 = 59,63 : 121,60 x 0,5 x 8,3680 = 508,77 : 35,03 x 0,5 x 12,8492 = 225,05 : 12,36 x 0,5 x 21,7533 = 134,43 + Σ LEA10 = 3.265,66

4.3.4 Menghitung Nilai Lintasan Ekivalen Tengah (LET)

Nilai Lintasan Ekivalen Tengah dapat dihitung dengan rumus :

LETn = 2 LEAn LEP LER10 = 2 66 , 265 . 3 63 , 584 . 1  = 925,15

4.3.5 Menghitung Lintasan Ekivalen Rencana (LER)

Nilai LER dapat dihitung dengan rumus :

LERn = LETn × 10 UR LER10 = 925,15 x 10 10 = 925,15 Untuk 10 tahun = 925,15 x 365 x 10 = 3.376.797,5 Lintasan

Jadi akibat muatan lebih jumlah LER jalan Panti – Simpang Empat meningkat menjadi 3.376.797,5 Lintasan untuk 10 tahun.

4.4 HASIL

Dari hasil analisa perhitungan lintasan ekivalen rencana yang normal serta yang bermuatan lebih dapat ditentukan besarnya penurunan umur rencana perkerasan jalan.

(14)

4.5 PENURUNAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN AKIBAT LINTASAN EKIVALEN MUATAN LEBIH (OVERLOAD)

Dari hasil perhitungan didapat nilai LER normal adalah 1.138.800 untuk 10 tahunnya. Sedangkan LER akibat adanya muatan lebih adalah 3.376.797,5 untuk 10 tahunnya. Jadi untuk 1 tahun nilai LER nya adalah 337.679,75 lintasan. Maka umur rencana sisa perkerasan jalan sekarang adalah :

a. Umur Rencana Sisa (URs) URs = LER Muatan Nomal LER Muatan Lebih

= 75 , 679 . 337 800 . 138 . 1 = 3,37 Tahun

Dari hasil itu dapat ditentukan penurunan umur rencana akibat adanya beban lebih.Penurunan umur rencana akibat beban lebih tersebut adalah :

b. Penurunan Umur Rencana

Perkerasan Jalan (UP)

UP = UR – URs UP = 10 – 3,37 = 6,63 Tahun

Dari hasil diatas maka dapat kita lihat bahwa akibat adanya kendaraan yang bermuatan lebih didapat penurunan umur rencana sebesar 6,63 Tahun.

4.6 SURVE TIMBANG MUATAN SUMBU TERBERAT (MTS)

Pada Survey Timbang Muatan Sumbu Terberat (MST) kendaraan di lapangan didapati jumlah kendaraan yang memasuki Jembatan

Timbang Oto (JTO) Beringin adalah : 752 Buah Kendaraan dengan rincian ;

- 280 Buah Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As Bermuatan Lebih

- 95 Buah Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As Bermuatan Lebih - 160 Buah Kendaraan Bermuatan Normal yang terdiri dari kendaraan Sumbu Tunggal dan Sumbu Tandem.

Jadi kendaraan yang melewati ruas jalan ini terdapat pelanggaran kapasitas muatan izin yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan.

4.7 PENURUNAN UMUR RENCANA

Penurunan Umur Rencana Perkerasan Jalan Akibat Muatan Lebih (Over Load) Kendaraan Sumbu Tunggal dari 9 ton s/d 24 ton, dan Kendaraan Sumbu Tandem dari 25 ton s/d 47 ton adalah : 6,63 Tahun dari Umur Rencana Perkerasan jalan 10 Tahun.untuk Muatan Normal 8 ton dan 24 ton.

4.8 LALU LINTAS EKIVALEN RENCANA

Akibat muatan lebih jumlah LER jalan Panti- Simpang Empat meningkat menjadi 3.376.797,5 Lintasan dari 1.138.800 Lintasan normal untuk umur rencana 10 tahun.

5.KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dari itu penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

(15)

1. Volume lalu lintas dan kapasitas muatan ternyata sangat berpengaruh langsung terhadap penurunan umur rencana jalan terutama pada kendaraan yang mempunyai muatan melebihi kapasitas muatan izin sebesar 8,16 ton.

2. Pada ruas jalan Panti – Simpang Empat ternyata masih banyak dilewati oleh kendaraan berat yaitu kendaraan sumbu tunggal (19 – 24 ton) dan kendaraan sumbu tandem (25 – 47 ton)yang mempunyai muatan melebihi kapasitas daya angkut kendaraan.

3. Besarnya penurunan umur rencana pada tahun 2013 akibat muatan lebih (Over Load) adalah : 6,63 Tahun.

4. 2. SARAN

Dari kesimpulan yang diambil penulis diatas, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk mencapai umur pelayanan yang direncanakan hendaknya pengawasan dan penertiban angkutan yang bermuatan melebihi kapasitas muatan lebih ditingkatkan dengan cara pembongkaran kelebihan muatan ditempat.

2. Meningkatkan kualitas Aspal dan Perkerasan jalan supaya jalan itu tercapai umur rencana yang sudah direncanakan. 3. Menyarankan kepada pihak Dinas

Perhubungan dan Dinas Bina Marga untuk menetapakan aturan tentang muatan sehingga tidak didapati lagi kelebiahan muatan. Sehingga umur

perkerasan jalan dapat sesuai dengan umur rencananya.

4. Melakukan pemeliharaan jalan secara rutin serta melakukan peningkatan jalan apabila telah terjadi kerusakan.

6 DAFTAR PUSTAKA

1. Bina Marga, 1983, Manual

Pemeriksaan Perkersan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam,

Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. 2. Sukirman, 1992, Perencanaan

Perkerasan Lentur Jalan Raya, Edisi ke - 2, Penerbit Nova, Bandung

Gambar

Tabel 2.5 Konfigurasi Sumbu dan Distribusi  Beban

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan struktur perkerasan jalan dalam menjalankan fungsinya berkurang sebanding dengan bertambahnya umur perkerasan dan bertambahnya beban lalu lintas yang dipikul dari

Melihat banyak permasalahan yang timbul pada jalan raya, dan kemampuan penulis akan keterbatasan waktu dan minimnya sumber, maka penulis mengambil batasan masalah yaitu

Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Sarjana Strata I pada Program Studi Teknik Sipil

Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.. Klasifikasi

Prasetyo (2012), Analisa Pengaruh Beban Berlebih (Overload) Terhadap Umur Perkerasan Jalan Menggunakan Nottingham Design Method Pada Ruas Jalan Pantura Tujuan Penelitian ini

Metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan sisa umur perkerasan jalan ialah metode AASHTO 1993 yang menggunakan ESAL kumulatif dengan umur rencana 10 tahun,

Berdasarkan perhitungan, terdapat perbedaan nilai ekivalen beban sumbu kendaraan (E) yang ada di lapangan dan beban standar. Ini menunjukkan bahwa terjadi kelebihan

Metode Analisis Data Analisis perhitungan sisa umur perkerasan Berikut ini adalah prosedur perhitungan pengurangan umur rencana perkerasan jalan dari bina marga : Mencari angka