ANALYSIS CREDIT RISK
Tentang Perbankan)
Bank adalah salah satu badan usaha finansial yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-2 lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Bank terdiri atas :
• Bank Sentral
• Bank Umum, dan
Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang salah satu
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Bank umum terdiri dari bank umum devisa dan
bank umum non devisa.
Tugas yang harus dilakukan bank umum dapat
digolongkan sbb :
Tugas Bank Umum
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit;
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri
maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
Tugas Bank Umum
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga;
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat
12. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Memberikan kredit
Dalam pemberian kredit, bank umum
memberikan pelayanan sosial yang besar,
karena melalui kegiatan tsb produksi dapat
ditingkatkan.
Investasi barang modal dapat diperluas dan pada
akhirnya standar hidup yang lebih tinggi dapat
dicapai.
Pengertian kredit :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersama-kan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Hal pokok :
Nasabah Debitur
adalah nasabah yang
memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah atau yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian
bank dengan nasabah yang bersangkutan
Agunan
adalah jaminan tambahan yang
diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam
rangka pemberian fasilitas kredit atau
Prinsip Syariah, pemberian jaminan,
penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh bank kepada peminjam atau
sekelompok peminjam yang terkait,
termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan.
• Batas maksimum tidak boleh melebihi 30% (tiga puluh perseratus) dari modal bank yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi
surat berharga, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh bank kepada:
a. Pemegang saham yang memiliki 10 % (sepuluh perseratus) atau lebih dari modal disetor bank;
b. Anggota Dewan Komisaris; c. Anggota Direksi
d. Keluarga dari pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c;
e. Pejabat bank lainnya; dan
f. Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat
kepentingan dari pihak-2 sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e
Batas maksimum sebagaimana dimaksud tidak boleh melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari modal bank yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
yang tercantum dalam PERATURAN BANK
INDONESIA NOMOR 14/ 18 /PBI/2012
1.
Risiko kredit
2.
Risiko pasar
3.
Risiko operasional
4.
Risiko konsentrasi kredit
5.
Risiko suku bunga
RISIKO KREDIT :
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 18 /PBI/2012
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Bank.
Pemberian kredit yg sehat berimplikasi pada
kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah atas pokok pinjaman dan atau beban bunga.
Ketidaklancaran pembayaran pokok pinjaman dan bunga secara langsung dapat menurunkan kinerja bank.
Manajemen Perkreditan
Kata “kredit” berasal dari bahasa latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya.
Jadi seandainya seseorang memperoleh kredit, berarti ia memperoleh kepercayaan (trust).
Dengan kata lain, maka kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan yg diberikan kepada
seseorang lain atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan
memenuhi segala sesuatu kewajiban yang ttelah diperjanjikan terlebih dahulu.
Manajemen kredit adalah pengelolaan kredit yang
dijalankan oleh bank meliputi : perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
sedemikian rupa sehingga kredit tersebut
berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatan
antara bank dan debitur.
Fungsi kredit:
Secara umum fungsi kredit adalah pemenuhan
jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat
dalam rangka mendorong dan melancarkan
perdagangan, mendorong dan melancarkan
produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang
kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk
menaikkan taraf hidup rakyat banyak.
Manfaat kredit bank :
•
Bagi Debitur
•
Bagi Bank
•
Bagi Pemerintah
Manfaat kredit bank – Bagi Debitur:
1. Untuk pengadaan atau peningkatan berbagai faktor produksi (money, machine, material, man, method, market)
2. Relatif mudah diperoleh (apabia usaha debitur feasible) 3. Jumlah bank yg banyak shg mudah memperoleh kredit. 4. Biaya untuk memperoleh kredit bank relatif murah
5. Terdapat berbagai jenis kredit, shg debitur dapat memilih jenis yg sesuai.
6. Dengan memperoleh kredit dari bank, sekaligus terbuka kesempatan untuk menikmati produk bank lainnya.
7. Rahasia keuangan debitur terlindungi 8. Jangka waktu dapat disesuaikan.
Manfaat kredit bank – Bagi Bank :
1. Bank memperoleh pendapatan bunga2. Dengan diperolehnya pendapatan bunga kredit, diharapkan rentabilitas bank anak membaik.
3. Bank sekaligus dapat memasarkan produk lainnya
4. Bank dapat mendidik & meningkatkan
kemampuan para personilnya untuk mengenal secara rinci kegiatan usaha secara riil di
Manfaat kredit bank – Bagi Pemerintah :
1. Sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
2. Dijadikan alat pengendali moneter
3. Menciptakan & meningkatkan lapangan usaha & lapangan kerja
4. Menciptakan & meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat
5. Secara tidak langsung meningkatkan pendapatan negara yg berasal dari pajak penghasilan
perusahaan yang tumbuh dan berkembang.
6. Menambah pendapatan daerah dari bank ybs.
Manfaat kredit bank – Bagi Masyarakat luas :
1. Mengurangi tingkat pengangguran & meningkatkanpendapatan masyarakat.
2. Untuk kelompok masyarakat yg memiliki keahlian & profesi tertentu dapat terlibat dalam proses pemberian kredit.
3. Para pemilik dana yg menyimpan di bank, dapat menerima kembali secara utuh beserta bunganya sesuai kesepakatan 4. Bagi anggota masyarakat yg bergerak di pasar modal, maka
suku bunga kredit merupakan salah satu indikator atau pembanding bagi nilai saham atau dividen atau jml bagi hasil.
5. Adanya jenis kredit tertenti (bank garansi/LC) memberikan rasa aman & ketenangan bagi pihak yg terlibat.
aspek :
1. Kredit menurut tujuan penggunaan
2. Kredit ditinjau dari segi materi yang dialihkan haknya
3. Kredit ditinjau dari cara penguangannya (tunai atau tidak tunai)
4. Kredit menurut jangka waktunya
5. Kredit menurut cara penarikan & pembayaran kembali
6. Kredit menurut sektor ekonominya
7. Kredit dilihat dari segi jaminan / agunannya
8. Kredit menurut organisasi pemberinya
9. Kredit dilihat dari segi alat pembuktiannya
10. Kredit menurut sumber dananya
11. Kredit menurut negara pemberinya
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
penetapan kualitas kredit meliputi:
1) Prospek usaha
2) Kinerja (performance) debitur
3) Kemampuan membayar
Kualitas Kredit ditetapkan menjadi:
1. Lancar;
2. Dalam Perhatian Khusus; 3. Kurang Lancar;
4. Diragukan; atau 5. Macet.
Penilaian terhadap prospek usaha dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a)
potensi pertumbuhan usaha;
b)
kondisi pasar dan posisi debitur dalam
persaingan;
c)
kualitas manajemen dan permasalahan tenaga
kerja;
d)
dukungan dari grup atau afiliasi; dan
e)
upaya yang dilakukan debitur dalam rangka
memelihara lingkungan hidup.
dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a)
perolehan laba;
b)
struktur permodalan;
c)
arus kas; dan
Penilaian terhadap kemampuan membayar dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a)
ketepatan pembayaran pokok dan bunga;
b)
ketersediaan dan keakuratan informasi
keuangan debitur;
c)
kelengkapan dokumentasi kredit;
d)
kepatuhan terhadap perjanjian kredit;
e)
kesesuaian penggunaan dana; dan
f)
kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
Lihat lampiran
penggolongan kualitas kredit
Analisis yang sangat erat
hubungannya dengan laporan keuangan, karena seluruhnya terkait dengan angka dan
bilangan.
Purpose :
Mengetahui kondisi kesehatan perusahaan atau kondisi
keuangan calon debitur
What is Quantity Analysis ?
yang diperlukan dalam
analisis kuantitatif, yaitu :
1.
Laporan Laba Rugi
(Income Statement)
2.
Laporan Posisi
Keuangan pada Akhir
Periode (Balance Sheet)
3.
Laporan Arus Kas
(Cash Flow)
Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Cash Flow menjawab pertanyaan yang tidak dapat
dipecahkan oleh laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.
Cash Flow adalah alat analisis yang sangat bermanfaat, baik bagi manajer maupun kreditor dan investor karena dapat menjawab beberapa pertanyaan penting seperti :
1. Apakah perusahaan menghasilkan kas yang cukup dari kegiatan operasionalnya untuk tetap bertahan?
2. Apakah perusahaan mampu melunasi utangnya?
3. Apakah perusahaan mampu membayar dividen?
4. Mengapa laba bersih dan arus kas bersih berbeda?
5. Sampai sejauh mana perusahaan harus mencari
Panduan mengklasifikasikan transaksi:
• Aktivitas operasi,
Yaitu aktivitas yang menentukan besarnya laba bersih. Pada dasarnya aktivitas ini termasuk seluruh transaksi yang
mempengaruhi aset lancar.
• Aktivitas investasi,
Adalah transaksi yang melibatkan perolehan dan pelepasan aset tetap berwujud baik aset non keuangan maupun aset keuangan
• Aktivitas pendanaan,
Secara umum terdiri atas pinjaman dari kreditor atau
Panduan mengklasifikasikan transaksi:
• Aktivitas Operasi :
▫ Laba Bersih
▫ Perubahan Aset Lancar
▫ Perubahan Aset tidak lancar yg mempengaruhi laba bersih (contoh : depresiasi)
▫ Perubahan laibilitas jangka pendek (kecuali hutang kepada pemberi pinjaman dan utang dividen)
▫ Perubahan laibilitas jangka panjang yang mempengaruhi laba bersih
• Aktivitas Investasi :
▫ Perubahan aset tidak lancar yang tidak dimasukkan dalam perhitungan laba bersih
• Aktivitas Pendanaan :
▫ Perubahan laibilitas jangka pendek ▫ Perubahan laibilitas jangka panjang
▫ Perubahan akun ekuitas – modal saham ▫ Dividen
Aset Lancar :
Kas dan setara kas 1.280.000 1.560.000 1.375.000 Piutang Usaha 12.300.000 9.100.000 11.000.000 Persediaan 9.700.000 8.200.000 9.575.000 Beban dibayar di muka 1.800.000 2.100.000 2.400.000 Total aset lancar 25.080.000 20.960.000 24.350.000 Properti dan peralatan :
Tanah 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Bangunan & peralatan bersih 19.200.000 19.000.000 18.350.000 Total properti dan peralatan 25.200.000 25.000.000 24.350.000
Total Aset 50.280.000 45.960.000 48.700.000
Laibitas & Ekuitas :
Laibilitas lancar :
Utang usaha 9.500.000 8.300.000 11.850.000 Utang yg masih harus dibayar 600.000 700.000 3.130.000 Wesel bayar jangka pendek 300.000 300.000 300.000 Total laibilitas lancar 10.400.000 9.300.000 15.280.000 Laibilitas jk. Panjang
Utang obligasi 5.000.000 5.000.000 5.000.000 Total laibilitas 15.400.000 14.300.000 20.280.000
Ekuitas pemegang saham :
Saham preferen 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Saham biasa dan tambahan modal disetor 800.000 800.000 800.000 Tamabahan modal disetor 2.200.000 2.200.000 2.200.000 Total modal disetor 5.000.000 5.000.000 5.000.000 Laba ditahan 29.880.000 26.660.000 23.420.000 Total Ekuitas pemegang saham 34.880.000 31.660.000 28.420.000
Analisisis Perbandingan Laporan Laba Rugi (Dalam Jutaan)
2012 2011 2010 Penjualan 79.000.000 74.000.000 81.000.000 Harga Pokok Penjualan 52.000.000 48.000.000 54.000.000 Laba Kotor 27.000.000 26.000.000 27.000.000 Beban Operasi :
Beban Penjualan 8.500.000 8.000.000 9.400.000 Beban Administrasi 12.000.000 11.000.000 13.000.000 Total beban operasi 20.500.000 19.000.000 22.400.000 Laba bersih operasi 6.500.000 7.000.000 4.600.000 Beban bunga 600.000 600.000 600.000 Laba bersih sebelum pajak 5.900.000 6.400.000 4.000.000 Pajak penghasilan 2.360.000 2.560.000 2.630.000 Laba bersih 3.540.000 3.840.000 1.370.000 Dividen untuk pemegang saham preferen 120.000 400.000 500.000 Laba bersih untuk pemegang saham biasa 3.420.000 3.440.000 870.000 Dividen untuk pemegang saham biasa 200.000 200.000 200.000 Laba bersih yang ditambahkan pada laba ditahan 3.220.000 3.240.000 670.000 Laba ditahan awal tahun 26.660.000 23.420.000 22.750.000 Laba ditahan akhir tahun 29.880.000 26.660.000 23.420.000
Kemudian lakukan analisis rasio dan buatlah arus kasnya.
Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank
Umum (PKPB)
PKPB dimaksud mempunyai fungsi :
a. Sebagai pedoman bagi bank dalam setiap
pelaksanaan kegiatan di bidang perkreditan yang memuat semua aspek perkreditan yang
memenuhi prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat, antara lain dalam proses pemberian kredit secara individual, pemantauan
portofolio perkreditan secara keseluruhan, dan
dalam pelaksanaan penanganan kredit bermasalah.
b. Sebagai standar atau ukuran dalam pelaksanaan pengawasan pemberian kredit pada semua
Bank
a.
Agar bank menerapkan prinsip kehati-hatian
dan asas-asas per kreditan yang sehat secara
konsisten dan berkesinambungan dalam
rangka mitigasi risiko atas setiap pemberian
kredit.
b.
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
wewenang oleh berbagai pihak dalam
pemberian kredit yang dapat merugikan bank.
c.
Untuk mencegah terjadinya praktek
pemberian kredit yang tidak sehat.
Kebijakan pemberian kredit yang sehat,
meliputi:
a) Prosedur dan kewenangan perkreditan, yaitu:
prosedur persetujuan kredit, prosedur dokumentasi dan
administrasi kredit, prosedur pengawasan kredit, yang tertuang dalam sistem dan prosedur (SISDUR) perkreditan.
a) Kredit yang perlu mendapat perhatian khusus,
merupakan kredit yang menunggak atau tidak membayar
angsuran pokok dan bunga lebih dari 1 bulan tetapi tidak lebih dari 3 bulan.
a) Prosedur penanganan kredit bermasalah, terdiri dari :
penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit baik dengan cara restrukturisasi, recheduling maupun recondisioning.
b) Penyelesaian agunan yang telah dikuasai, dengan cara: dilunasi tunai oleh debitur yang besangkutan, menjual agunan kredit
bersama-sama debitur, dan menjual agunan kredit melalui lelang KPKNL.
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis :
1.
Kredit dengan angsuran, diluar Kredit
Pemilikan Rumah, dengan masa angsuran:
a) kurang dari 1 (satu) bulan, atau
b) 1 (satu) bulan atau lebih.
2.
Kredit dengan angsuran, untuk Kredit
Pemilikan Rumah; dan
3.
Kredit tanpa angsuran.
Pelacakan Kredit Bermasalah
Pemantuan
Kredit
Proses
Pemburukan
Kredit
Pelacakan
Indikasi
pemantauan secara adiminstratif, yaitu melalui berbagai instrument:
Laporan keuangan
Kelengkapan dokumen
Informasi pihak lain
2. Pemantauan setempat (
on site monitoring
), pemantauan kredit secara langsung ke lapangan baik sebagianmaupun menyeluruh, ataupun secara kasus per kasus. 3. Pemantauan khusus, pemantauan kredit pada hal-hal
Suatu proses memburuknya suatu kredit akibat dari
kegagalan sistem
monitoring
dan putusan tindak lanjut. Proses ini berlaku 5 tahap, yaitu :a. Zona 1 = The Salvage Zone, Sudah diketahui namun langkah perbaikan tidak berjalan mulus
b. Zona 2 = The greater fool zone, Kredit bermasalah sudah semakin memburuk
c. Zona 3 = The twilight zone, Terdapat peluang untuk menyelamatkan kredit
d. Zona 4 = The cabfare zone, kredit tidak dapat lagi diharapkan berkembang dengan baik
e. Zone 5 = The titanic zone, memburuk dalam segala hal
2. Melakukan kunjungan setempat 3. Memperoleh informasi pihak lain:
▫ Para supplier
▫ Para pelanggannya
▫ Para anggota pengurus
▫ Para karyawan
▫ Pemerintah setempat
▫ Anggota keluarga nasabah
4. Melakukan pengamatan manajemen 5. Melakukan review aset
6. Melakukan evaluasi laporan keuangan 7. Melakukan negoisasi
Penanganan Kredit
Bermasalah
Bank dapat mendeteksi adanya kredit bermasalah atau diduga akan menjadi kredit bermasalah melalui
pemantauan pembayaran angsuran kredit sehingga
dapat diambil langkah-langkah untuk menyelesaikan penanganan kredit bermasalah sesegera mungkin.
a. Prinsip-prinsip Penanganan Kredit Bermasalah
b. Penyusunan Program Penanganan Kredit Bermasalah
Kredit Bermasalah
Seluruh pegawai bank terutama yang terkait dalam perkreditan harus memiliki pemahaman yang sama dalam menangani
kredit bermasalah, dengan melakukan upaya sebagai berikut : 1. Pembinaan lebih intensif kepada debitur yang memiliki kredit
bermasalah dan kredit yang berpotensi bermasalah.
2.Informasi mengenai kredit bermasalah harus secara jelas diungkapkan dalam administrasi dan dokumentasi kredit 3.Informasi mengenai kredit bermasalah mencakup penyebab
utama kredit bermasalah, perkembangan kredit bermasalah, perkembangan penanganan kredit bermasalah, serta tindak lanjut penanganan kredit bermasalah
4.Bank tidak boleh melakukan pengecualian dalam penanganan kredit bermasalah, khususnya untuk kredit bermasalah
kepada pihak terkait dengan Bank, debitur grup, dan/atau debitur besar.
Penyusunan Program Penanganan
Kredit Bermasalah
Program penanganan kredit bermasalah disusun sedini
mungkin. Program tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Tatacara penanganan untuk setiap kredit bermasalah dengan
memperhatikan ketentuan Bank Indonesia maupun
kebijakan dan prosedur bank yang mengatur mengenai penyelamatan dan pernyelesaian kredit bermasalah yang berlaku bagi bank.
2. Perkiraan jangka waktu penyelesaian, baik mingguan maupun bulanan
3. Perkiraan hasil penyelamatan atau penyelesaian kredit
berma salah, baik dari sisi pengembalian penyediaan dana maupun dari sisi kualitas aktiva,dan
4. Memprioritaskan penanganan kredit bermasalah kepada pihak terkait dengan bank, debitur grup, dan/atau debitur besar.
Upaya Penanganan Kredit Bermasalah
1. Restrukturisasi Kredit.
Kriteria kredit yang dapat direstrukturisasi yaitu paling tidak:
a) Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga kredit;
b) Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstrukturisasi.
c) Menunjukkan itikad baik dan bersedia untuk memenuhi kewajiban kredit setelah restrukturisasi.
2. Penyelesaian Kredit Bermasalah.
Untuk kredit bermasalah yang tidak dapat ditagih kembali setelah dilakukan upaya-upaya penyelamatan, maka kredit bermasalah tersebut dapat diselesaikan melalui:
a) Pengambilalihan Agunan
Hal-2 yang perlu diperhatikan dalam
pengambil alihan agunan :
1.
Legalitas agunan.
2.
Jenis agunan.
3.
Agunan tersebut memiliki nilai pasar yang baik
dan mudah diperjualbelikan (marketable).
4.
Perbandingan nilai agunan terhadap
kewajiban debi tur (coverage)
5.
Surat pernyataan penyerahan agunan dan
surat kua sa menjual dari Debitur.
Diambil Alih (AYDA) wajib dilengkapi dengan:
1.
Tata cara dan batas waktu penyelesaian AYDA
2.
Tata cara serta periode penilaian AYDA
3.
Penerapan perlakuan akuntansi
pengambilalihan AYDA
4.
Penilaian kembali secara berkala terhadap
AYDA
5.
Dokumentasi dan administrasi
Perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Perjanjian kredit antara pihak bank dan debitur tidak berakhir pada saat agunan dikuasai oleh bank.
2. Bank berkewajiban untuk mengembalikan
kelebihan hasil penjualan agunan apabila hasil penjualan agunan lebih tinggi dibandingkan
jumlah kewajiban yang harus diselesaikan oleh debitur.
3. Bank berhak untuk menagih tambahan
pembayaran kepada debitur jika hasil penjualan agunan lebih rendah dibandingkan jumlah
kredit yang memiliki kualitas macet adalah sebagai berikut:
1. Hapus buku dan/atau hapus tagih hanya dapat dila kukan terhadap penyediaan dana yang
memiliki kualitas macet.
2. Rencana hapus buku dan/atau hapus tagih
terhadap kredit yang memiliki kualitas macet dengan jumlah yang signifikan, wajib tercatat
dalam rencana kerja dan anggaran tahunan bank.
3. Pelaksanaan hapus buku dan/atau hapus tagih dise suaikan dengan kewenangan yang tercantum dalam kebijakan dan prosedur perkreditan bank
4. Penghapusbukuan kredit macet dapat dilakukan jika:
▫ Debitur sudah tidak memiliki prospek untuk
direstrukturisasi atau upaya restrukturisasi tidak berhasil sehingga portofolio kredit bank tetap
macet;
▫ Agunan yang dikuasai bank tidak mencukupi untuk melunasi kredit.
▫ Bank telah membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif(PPAP) yang cukup.
5. Hapus buku tidak dapat dilakukan terhadap sebagian kredit (partial write off).
6. Hapus tagih dapat dilakukan terhadap sebagian atau seluruh kredit.
restrukturisasi kredit atau dalam rangka penyelesaian kredit.
8. Hapus buku dan/atau hapus tagih hanya dapat dilakukan setelah bank melakukan upaya untuk memperoleh kembali kredit yang diberikan.
9. Hapus buku terhadap kredit macet tidak diperke nankan untuk kredit kepada pihak terkait.
10. Bank wajib menatausahakan dokumentasi
mengenai upaya yang telah dilakukan serta dasar pertimbangan pelaksanaan hapus buku dan/atau hapus tagih oleh bank.
11. Bank wajib menatausahakan data dan informasi me ngenai kredit yang telah dihapusbuku