A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten
a. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Banten
1) Kedudukan
Kanwil merupakan perangkat pusat yang diberikan wewenang, tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan sebagian tugas pemerintah pusat di
daerah yang tidak termasuk dalam bidang yang mendapat otonomi daerah
setingkat provinsi. Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi
Banten merupakan unsur pelaksana Pemerintah Pusat yang ada di daerah
Provinsi Banten, dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten dibentuk berdasarkan
Keputusan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2001 Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi Banten, sehingga berkedudukan sebagai unsur
pelaksana tugas Pemerintah dalam mengurus pembangunan, pembinaan dan
pelayanan keagamaan di wilayah Provinsi Banten yang yang dipimpin oleh
seorang Kepala Kantor Wilayah.
2) Tugas Pokok
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten, maka Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten memiliki tugas
pokok untuk
melaksanakan kewenangan pemerintah di bidang
pembangunan, pembinaan dan pelayanan agama dan keagamaan.
3) Fungsi
Sesuai kedudukan dan tugas pokok di atas, maka Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Merumuskan kebijakan teknis pengembangan agama dan keagamaan di
lingkungan Kanwil.
b) Menyusun perencanaan dan pengembangan agama dan keagamaan di
lingkungan Kanwil.
c) Melakukan pelayanan administrasi kepegawaian di lingkungan Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Banten dalam pengangkatan, pemindahan
dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional
sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan.
d) Melakukan pelayanan, pembinaan dan pengawasan terhadap unit-unit
organisasi di bawah Kanwil baik di tingkat provinsi maupun
kota/kabupaten.
e) Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan bagi peningkatan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama di lingkungan
Kanwil.
b. Visi, Misi dan Tujuan
Pernyataan visi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten mengacu
pada pernyataan visi Kementerian Agama periode 2009 - 2014, yaitu sebagai
berikut: “Terwujudnya masyarakat Provinsi Banten yang taat beragama,
rukun, cerdas, mandiri, dan sejahtera lahir batin”
Untuk mewujudkan visi tersebut, Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten menetapkan misi sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
2) Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama
3) Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
4) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji
5) Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa
Penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai
dalam jangka waktu satu sampai lima tahun dituangkan dalam tujuan
strategis Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten. Dengan
dinyatakannya tujuan strategis Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten,
maka akan diketahui apa yang seharusnya dilaksanakan dalam kurun waktu
dimaksud dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki. Lebih
lanjut, penentuan tujuan/strategi ini berguna juga untuk mengukur
sejauhmana visi dan misi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten telah
dicapai.
Adapun tujuan strategis Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
adalah sesuai dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian
Agama sejak tahun 2007 adalah sebagai berikut: “Mewujudkan Reformasi
Birokrasi Melalui Program dan Kegiatan yang Efektif, Efesien & Integratif”
Sesuai dengan tugas Kementerian Agama yang sangat luas karena
harus mereformasi mental dan merestrukturisasi rohani masyarakat supaya
mempunyai kekuatan lahir dan batin, maka di dalam Program Kerja Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Banten tahun 2010 – 2014, terdapat empat hal
yang prioritas untuk dilaksanakan lima tahun ke depan tersebut yaitu :
1) Pelayanan kehidupan beragama
2) Kerukunan umat beragama
3) Pelayanan keagamaan, dan
4) Peningkatan kualitas pendidikan keagamaan.
c. Arah Kebijakan dan Strategi Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten
Kebijakan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten tahun
2010-2014 diarahkan pada:
1) Peningkatan kualitas kehidupan beragama, dengan sasaran terwujudnya
suatu kondisi keberagamaan masyarakat yang dinamis dan mampu
mendukung percepatan pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
2) Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, dengan sasaran
terwujudnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama sebagai
pilar kerukunan daerah/nasional.
3) Peningkatan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama,
pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan, dengan sasaran
terwujudnya pelayanan pendidikan yang merata, bermutu dan berdaya
saing, serta mampu memperkuat jati diri bangsa.
4) Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji, dengan sasaran
tercapainya tingkat kepuasan jamaah dalam berbagai bidang pelayanan
dan pengelolaan dana haji untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
umat.
5) Perwujudan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa,
dengan sasaran terwujudnya penyelenggaraan birokrasi yang efektif,
efisien, dan akuntabel, serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan
yang profesional.
Adapun strategi untuk realisasi kelima arah kebijakan tersebut
dituangkan ke dalam 11 program Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten, meliputi:
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Banten
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara di
lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Agama di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten
4) Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan
Kementerian Agama di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten
6) Program Pendidikan Islam
7) Program Bimbingan Masyarakat Islam
8) Program Bimbingan Masyarakat Kristen
9) Program Bimbingan Masyarakat Katolik
10)
Program Bimbingan Masyarakat Hindu
11)
Program Bimbingan Masyarakat Buddha
d. Struktur Organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
Susunan organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 373 Tahun 2002 terdiri dari:
1) Kepala Kantor
2) Kepala Bagian Tata Usaha, membawahi:
a) Sub Bagian Umum,
b) Sub Bagian Keuangan dan IKN
c) Sub Bagian Ortala dan Kepegawaian.
d) Sub Bagian Perencanaan dan IKA
e) Sub Bagian Hukmas dan KUB
3) Bidang Urusan Agama Islam (URAIS), membawahi:
a) Seksi Kepenghuluan
b) Seksi Peng. Keluarga Sakinah
c) Seksi Produk Halal
d) Seksi Bina Ibadah Sosial
e) Seksi Peng. Kemitraan Umat Islam
4) Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan, membawahi:
a) Seksi Kurikulum
b) Seksi Ketenagaan dan Kesiswaan
c) Seksi Sarana
d) Seksi Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
e) Seksi Supervisi dan Evaluasi Pendidikan
5) Bidang Urusan Penyelenggaraan Haji, membawahi:
a) Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh
b) Seksi Bimbingan Jamaah dan Petugas
c) Seksi Perjalanaan dan Sarana Haji
d) Seksi Bina Lembaga Zakat dan Wakaf
e) Seksi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf
6) Bidang Urusan Penerangan Masyarakat, membawahi:
a) Seksi Pendidikan Al- Qur’an dan MTq
b) Seksi Penyuluhan Lembaga Dakwah
c) Seksi Siaran dan Tamadun
d) Seksi Publikasi Dakwah dan HBI
e) Seksi Pemberdayaan Masjid
7) Bidang Urusan Pekapontren, membawahi:
a) Seksi Pendidikan Keagamaan
b) Seksi Pendidikan Salafiyah
c) Seksi Kerjasama Kelembagaan dan Pengembangan Pontren
d) Seksi Pengembangan Santri
e) Seksi Pelayanan Pontren Pada Masyarakat
8) Pembimas Kristen
10)
Pembimas Hindu
11)
Pembimas Budha
Bagan struktur organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
sebagaimana terlampir dalam lampiran Tesis ini.
e. Keadaan Pegawai di Lingkungan Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Banten
Pembangunan bidang agama merupakan suatu investasi penting bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yaitu mencakup
dimensi lahir dan batin, material dan spiritual. Pembangunan bidang agama
sangat potensial dalam upaya mewujudkan agenda meningkatkan moralitas
bangsa, kedamaian, kecerdasan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, pembangunan bidang agama perlu didukung sumberdaya aparatur
yang profesional. Suatu kebijakan tanpa didukung pertimbangan yang
matang dapat berdampak negatif secara luas, sementara itu tanpa dukungan
tenaga keagamaan yang profesional dapat dipastikan kinerja pelayanan tidak
akan mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, kinerja
pembangunan bidang agama dalam banyak hal dipengaruhi oleh performa
pegawai.
Di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, sampai
posisi akhir April 2011, terdapat sebanyak 152 orang pegawai. Keadaan
pegawai pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten menurut jenis
kelamin, usia, masa kerja, pendidikan, unit kerja dan pangkat/golongan
adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Data pegawai berdasarkan jenis kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Pria
102
2
Wanita
49
Jumlah
152
Sumber : Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, 2011
Tabel 7
Data pegawai berdasarkan usia
No
Interval Usia
Jumlah
1
Di bawah 25 tahun
2
2
Antara 25 – 30 tahun
29
3
Antara 31 – 50 tahun
98
4
Di atas 50 tahun
23
Jumlah
152
Sumber : Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, 2011
Tabel 8
Data pegawai berdasarkan masa kerja
No
Interval Masa Kerja
Jumlah
1
Di bawah 3 tahun
12
2
Antara 3 – 5 tahun
26
3
Antara 6 – 10 tahun
38
4
Di atas 10 tahun
76
Jumlah
152
Sumber : Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, 2011
Tabel 9 Data pegawai berdasarkan pendidikan terakhir
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Pasca Sarjana S3
1
2
Pasca Sarjana S2
23
3
Sarjana S1
74
4
Sarjana Muda
22
5
Diploma 1
-6
SMU/SMK
32
7
SMP
-Jumlah
152
Tabel 10 Data pegawai berdasarkan unit kerja/bagian/bidang
No
Unit Kerja/Bagian
Jumlah
1 Kepala Kantor
1
2 Sekretariat
44
3 Bidang URAIS
15
4 Bidang Pekapontren
19
5 Bidang Penamas
14
6 Bidang Penyelenggaraan Haji
15
7 Bidang Pend. Agama & Keagamaan
22
8 Pembimas Kristen
5
9 Pembimas Katholik
6
10 Pembimas Hindu
6
11 Pembimas Budha
5
Jumlah
152
Sumber : Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, 2011
Tabel 11 Data pegawai berdasarkan jabatan/golongan
No
Jabatan (Golongan)
Jumlah
1
Pembina Tk I (IV/b)
7
2
Pembina (IV/a)
19
3
Penata Tk I (III/d)
26
4
Penata (III/c)
28
5
Penata Muda Tk I (III/b)
22
6
Penata Muda (III/a)
31
7
Pengatur Tk I (II/d)
6
8
Pengatur (II/c)
2
9
Pengatur Muda Tk I (II/b)
7
10
Pengatur Muda (II/a)
5
Jumlah
152
Sumber : Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, 2011
2. Hasil Penelitian Deskriptif
Data tanggapan diperoleh dari pengumpulan kuesioner bagian II yang
terdiri dari 68 pernyataan. Pengolahan data ini bertujuan untuk mengetahui
frekuensi jawaban pilihan responden yang ditabulasikan dan di lampiran tesis
ini.
Setiap jawaban dengan skor yang telah disusun ke dalam tabel
perhitungan frekuensi ini, kemudian dicari skor dan rata-ratanya, baik secara
horisontal (per responden) maupun secara vertikal (per pernyataan). Hal ini
diperlukan untuk melihat besarnya perbedaan persentase antara skor ideal
dengan skor yang diperoleh dari jawaban responden, sehingga dapat
ditentukan pula tingkat atau kualitas skor tersebut.
a. Karakteristik Lingkungan Internal Organisasi Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten
Idealnya suatu organisasi tidak hanya mempertahankan efektivitas
relatif yang ada atau yang telah dicapainya, tetapi memperbaiki secara terus
menerus efektivitas tersebut. Perbaikan secara terus menerus hanya dapat
dicapai apabila organisasi melibatkan mereka yang langsung terkait dalam
proses internal organisasi, dan hal tersebut menuntut perhatian yang besar
pada karakteristik lingkungan internal organisasi.
Di dalam variabel karakteristik lingkungan internal terdapat 3 (tiga) sub
variabel, yaitu sub variabel struktur organisasi (X
1), sub variabel perilaku
pegawai (X
2), dan sub variabel peranan manajemen (X
3). Dalam penelitian
ini akan diuraikan nilai (skor) untuk variabel karakteristik lingkungan
internal di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten yang
diteliti sebagaimana disajikan dalam sub bahasan berikut ini.
1) Deskripsi Struktur Organisasi (X
1)
Sub variabel struktur organisasi (X
1) terdiri dari 3 (tiga) dimensi yang
digunakan, yaitu: (1) kompleksitas struktur organisasi, (2) formalitas, dan (3)
sentralisasi. Berdasarkan hasil perhitungan dari frekuensi jawaban
responden, maka ringkasan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 12 Nilai (skor) masing-masing dimensi sub variabel struktur
organisasi (X
1)
(n=59)
No Jawaban Pilihan (Skor)
Dimensi Sub Variabel Struktur Organisasi (X1) Kompleksitas Formalitas Sentralisasi
Skor % Skor % Skor %
1 SS (5) 260 21,28 240 27,78 30 8,60 2 S (4) 572 46,81 404 46,76 144 41,26 3 RR (3) 258 21,11 165 19,10 105 30,09 4 TS (2) 118 9,66 46 5,32 58 16.62 5 STS (1) 14 1,15 9 1,04 12 3,44 Jumlah 1.222 864 349 Skor Ideal 1.770 1.180 590 Persentase(%) 69,04 72,22 59,15
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Bagian II Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju
RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Pada Tabel 12 di atas, berdasarkan nilai (skor) dan persentase yang
dicapai menggambarkan bahwa tingkat persetujuan responden (pegawai)
terhadap kondisi struktur organisasi di lingkungan Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten dapat dijelaskan oleh masing-masing dimensi
kompleksitas struktur sebesar 69,04%, formalitas 72,22%, dan dimensi
sentralisasi sebesar 59,15%.
Selanjutnya, nilai skor keseluruhan untuk sub variabel struktur
organisasi adalah sebagai berikut :
Tabel 13 Nilai (skor) keseluruhan sub variabel struktur organisasi (X
1)
No Pilihan Jawaban (Skala) Sub Variabel X1
Skor % 1 SS (5) 530 21,77 2 S (4) 1.120 46,00 3 RR (3) 528 21,68 4 TS (2) 222 9,12 5 STS (1) 35 1,44 Jumlah 2.435 100,00 Skor Ideal 3.540 Persentase (%) 69
Berdasarkan skor dan persentase yang dicapai tersebut, selanjutnya
apabila digunakan analisis
median
dan pembagian
kuartil
dengan metode
weight mean score, maka dapat dilihat seperti pada Tabel 14 berikut:
Tabel 14 Kategori penilaian kualitas persentase skor
No
Tingkat Pencapaian
Kategori Penilaian
1 80% sampai dengan 100% Sangat Tinggi 2 60% sampai dengan 79,99% Tinggi 3 40% sampai dengan 59,99% Cukup Tinggi 4 20% sampai dengan 39,99% Rendah 5 0% sampai dengan 19,99% Sangat RendahSumber: Hasil pengolahan data, 2011
Berdasarkan kategorisasi di atas, maka kualitas skor masing-masing
dimensi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15 Kriterium skor sub variabel struktur organisasi
No Dimensi dan Total Nilai Rentang Kesimpulan 1 Kompleksitas 69,04% 60% - 79,99% Tinggi 2 Formalitas 72,22% 60% - 79,99% Tinggi 3 Sentralisasi 59,15% 40% - 59,99% Cukup 4 Keseluruhan 68,79% 60% - 79,99% Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan kuesioner Bagian II, 2011
2) Deskripsi Sub Variabel Perilaku Pegawai (X
2)
Pimpinan organisasi dewasa ini harus memahami sukses dari setiap
upaya dalam memperbaiki produktivitas (kinerja organisasi) haruslah
mencakup pegawai-pegawai yang ada dalam organisasi. Para pegawai ini
tidak saja akan merupakan kekuatan utama dalam melaksanakan aktivitas
dan perubahan tetapi juga akan makin aktif berperan serta dalam
merencanakan tujuan organisasi. Oleh sebab itu, perhatian manajemen
terhadap perilaku pegawai sangat penting pada saat merencanakan dan
memutuskan mengenai kebijakan usaha yang akan diterapkan oleh
organisasi.
Dalam penelitian ini, digunakan 9 (sembilan) indikator dalam
mengukur perilaku pegawai (dalam kuesioner adalah pernyataan nomor 13
sampai nomor 30).
Berdasarkan hasil perhitungan dari frekuensi jawaban responden, maka
ringkasan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 16 Nilai (skor) masing-masing dimensi dan total sub variabel
perilaku pegawai (X
2)
(n=59)
No Jawaban Pilihan (Skor)
Dimensi Sub Variabel Perilaku Pegawai (X2)
Tujuan Motivasi Sikap
Skor % Skor % Skor %
1 SS (5) 110 25,46 85 12,32 110 14,63 2 S (4) 224 51,85 232 33,62 376 50,00 3 RR (3) 75 17,36 240 34,78 135 17,95 4 TS (2) 16 3,70 104 15,07 112 14.89 5 STS (1) 7 1,62 29 4,20 19 2,53 Jumlah 432 690 752 Skor Ideal 590 1.180 1.180 Persentase(%) 73,22 58,47 63,73
Tabel 16 (Lanjutan)
No Pilihan Jawaban (Skor)Dimensi Sub Variabel Perilaku Pegawai (X2) Nilai-nilai Kemampuan Total
Skor % Skor % Skor %
1 SS (5) 160 19,28 140 16,85 605 17,11 2 S (4) 444 53,49 488 58,72 1.764 49,90 3 RR (3) 150 18,07 132 15,88 732 20,71 4 TS (2) 66 7,95 58 6,98 356 10.07 5 STS (1) 10 1,20 13 1,56 78 2,21 Jumlah 830 831 3.535 Skor Ideal 1.180 1.180 5.310 Persentase(%) 70,34 70,42 66,57
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Bagian II, tahun 2011
Pada Tabel 16 di atas, menunjukkan bahwa jumlah skor dari
masing-masing dimensi perilaku pegawai yakni nilai (skor) untuk dimensi tujuan
sebesar 73,22%, dimensi motivasi memiliki skor sebesar 58,47%, dimensi
sikap sebesar 63,73%, dimensi nilai-nilai memiliki skor sebesar 70,34%, dan
dimensi kemampuan dengan skor sebesar 70,42%.
Berdasarkan pembagian kualitas skor tersebut pada Tabel 16
sebelumnya, maka nilai (skor) untuk tiap dimensi dan skor total untuk sub
variabel perilaku pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 17 Kategori penilaian kualitas persentase skor
No
Tingkat Pencapaian
Kategori Penilaian
1 80% sampai dengan 100% Sangat Tinggi 2 60% sampai dengan 79,99% Tinggi 3 40% sampai dengan 59,99% Cukup Tinggi 4 20% sampai dengan 39,99% Rendah 5 0% sampai dengan 19,99% Sangat RendahSumber: Hasil pengolahan data, 2011
Tabel 18 Kriterium skor sub variabel perilaku pegawai (X
2)
No Dimensi dan Total Nilai Rentang Kesimpulan 1 Tujuan 73,22% 60% - 79,99% Tinggi 2 Motivasi 58,47% 40% - 59,99% Cukup 3 Sikap 63,73% 60% - 79,99% Tinggi 4 Nilai-nilai 70,34% 60% - 79,99% Tinggi 5 Kemampuan 70,42% 60% - 79,99% Tinggi 6 Keseluruhan 66,57% 60% - 79,99% Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan kuesioner Bagian II, 2011
Selanjutnya jumlah skor keseluruhan dari sub variabel perilaku
pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 19 Nilai (skor) keseluruhan sub variabel perilaku pegawai (X
2)
No Pilihan Jawaban (Skala) Sub Variabel X1
Skor % 1 SS (5) 605 17,11 2 S (4) 1.764 49,90 3 RR (3) 732 20,71 4 TS (2) 356 10,07 5 STS (1) 78 2,21 Jumlah 3.535 100,00 Skor Ideal 5.310 Persentase (%) 67
Sumber: Hasil pengolahan kuesioner Bagian II, 2011
Berdasarkan skor dan persentase yang dicapai tersebut, selanjutnya
apabila digunakan analisis
median
dan pembagian
kuartil
dengan metode
weight mean score, 67%. Berdasarkan nilai (skor) dan persentase yang
dicapai menggambarkan bahwa sebagian besar pegawai Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten yang diteliti memandang atau menilai faktor-faktor
yang mencerminkan perilaku pegawai dengan tingkat pertimbangan yang
cukup tinggi.
3) Deskripsi Sub Variabel Peranan Manajemen (X
3)
Peranan manajemen dan pimpinan sangatlah penting, karena
manajemen bersama-sama dengan pimpinanlah yang akan memegang
kendali operasional organisasi. Dengan kata lain, peranan manajemen
merupakan upaya untuk memotivasi bawahan, menggerakkan kegiatan orang
lain, memilih saluran informasi yang paling efektif dan memecahkan
konfliks antar anggota di dalam organisasi..
Dalam penelitian ini, digunakan 7 (tujuh) indikator dalam mengukur
tingkat penilaian pegawai terhadap peranan manajemen (dalam kuesioner
adalah pernyataan nomor 31 sampai nomor 44). hasil perhitungan dari
frekuensi jawaban responden, maka ringkasan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 20 Nilai (skor) masing-masing dimensi dan total sub variabel
peranan manajemen (X
3)
(n=59)
No Pilihan Jawaban (Skor)Dimensi Sub Variabel Peranan Manajemen (X3) Peran Antar Pribadi InformasionalPeran Peran Keputusan
Skor % Skor % Skor %
1 SS (5) 210 42.60 90 12.95 225 27.21 2 S (4) 244 49.49 304 43.74 420 50.79 3 RR (3) 33 6.69 153 22.01 105 12.70 4 TS (2) 4 0.81 114 16.40 52 6.29 5 STS (1) 2 0.41 34 4.89 25 3.02 Jumlah 493 695 827 Skor Ideal 590 1.180 1.180 Persentase(%) 83,56 58,90 70,08
Tabel 20 (Lanjutan)
No Jawaban Pilihan(Skor)
Dimensi Sub Variabel Peranan Manajemen (X3) Gaya Kepemimpinan Total
Skor % Skor % 1 SS (5) 110 15.69 635 23,38 2 S (4) 268 38.23 1,236 45,51 3 RR (3) 168 23.97 459 16,90 4 TS (2) 128 18.26 298 10.97 5 STS (1) 27 3.85 88 3,24 Jumlah 701 2.716 Skor Ideal 1.180 4.130 Persentase(%) 59,41 65,76
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Bagian II, tahun 2011
Pada Tabel 20 di atas, menunjukkan bahwa jumlah skor dari
masing-masing dimensi peranan manajemen yakni nilai (skor) untuk dimensi peran
antar pribadi sebesar 83,56%, dimensi peran informasional memiliki skor
sebesar 58,90%, dimensi peran keputusan sebesar 70,08%, dan dimensi gaya
kepemimpinan dengan skor sebesar 59,41%.
Berdasarkan pembagian kualitas skor tersebut pada Tabel 20
sebelumnya, maka nilai (skor) untuk tiap dimensi dan skor total untuk sub
variabel perilaku pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 21 Kriterium skor sub variabel peranan manajemen (X
3)
No Dimensi dan Total Nilai Rentang Kesimpulan1 Peran antar pribadi 83,56% 80% - 100% Sangat Tinggi 2 Peran informasional 58,90% 40% - 59,99% Cukup 3 Peran keputusan 70,08% 60% - 79,99% Tinggi 4 Gaya
kepemimpinan 59,41% 60% - 79,99% Cukup 6 Keseluruhan 65,76% 60% - 79,99% Tinggi
Selanjutnya jumlah skor keseluruhan dari sub variabel peranan
manajemen adalah sebagai berikut :
Tabel 22 Nilai (skor) keseluruhan sub variabel peranan manajemen
(X
3)
No Pilihan Jawaban (Skala) SkorSub Variabel X1 %
1 SS (5) 635 23,38 2 S (4) 1.236 45,51 3 RR (3) 459 16,90 4 TS (2) 298 10,97 5 STS (1) 88 3,24 Jumlah 2.716 100,00 Skor Ideal 4.130 Persentase (%) 66
Sumber: Hasil pengolahan kuesioner Bagian II, 2011
Berdasarkan skor dan persentase yang dicapai tersebut, selanjutnya
apabila digunakan analisis
median
dan pembagian
kuartil
dengan metode
weight mean score, 66%. berdasarkan nilai (skor) dan persentase yang
dicapai menggambarkan bahwa sebagian besar pegawai Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten yang diteliti memandang atau menilai bahwa
peranan manajemen dalam mengatur, mengelola, mengawasi dan
mengendalikan aktivitas kerja dalam organisasi secara umum cukup tinggi.
4) Deskripsi Keseluruhan Variabel Karakteristik Lingkungan Internal
(X)
Dari analisis skor dimensi baik untuk sub variabel struktur organisasi
(X
1), perilaku pegawai (X
2) maupun sub variabel peranan manajemen (X
3)
sebagaimana dijelaskan dalam sub bahasan di atas, maka terlihat bahwa
secara umum untuk variabel karakteristik lingkungan internal (X), kualitas
skor masing-masing sub variabel semuanya berada pada kriterium “Tinggi”,
yang berarti mendekati kriteria idealnya masing-masing.
Berikut disajikan ringkasan hasil skoring untuk rata-rata ketiga sub
variabel dari variabel karakteristik lingkungan internal (X):
Tabel 23 Kualitas skor keseluruhan variabel karakteristik lingkungan
internal (X)
(n=59 )
No Sub Variabel AktualSkor IdealSkor PersentaseSkor 1 Struktur Organisasi (X1) 2.435 3.540 68,79
2 Perilaku Pegawai (X2) 3.535 5.310 66,57
3 Peranan Manajemen (X3) 2.716 4.130 65,76
Jumlah Skor Total 8.686 12.980 67
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2011
Untuk variabel karakteristik lingkungan internal (X) diperoleh sebesar
67%. Menurut kriteria penilaian kualitas skor sub variabel struktur organisasi
masuk dalam kategori “tinggi”, begitu pula skor sub variabel perilaku
pegawai dan sub variabel peranan manajemen juga masuk dalam kategori
“tinggi”. Secara keseluruhan diperoleh kualitas skor total variabel
karakteristik lingkungan internal (X) sebesar 67% dan masuk dalam kategori
kualitas skor yang “tinggi”. Ini berarti, menurut pengakuan responden
pegawai bahwa secara umum karakteristik lingkungan internal di lingkungan
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten secara faktual tergolong tinggi.
b. Efektivitas Organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
Efektivitas dipandang sebagai tujuan akhir oleh sebagian besar
organisasi. Karenanya organisasi harus memperhatikan semua aspek
terpenting yang menunjang dari keseluruhan proses pencapaian efektivitas.
Suatu organisasi dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditentukan dapat
tercapai. Sebaliknya organisasi dikatakan tidak efektif apabila gagal
mencapai tujuannya. Gagalnya pencapaian tujuan disebabkan kekeliruan di
dalam menetapkan tujuan, merumuskan atau melaksanakan rencana untuk
mencapai berbagai tujuan atau terjadi masalah yang tidak dapat diatasi.
Di dalam mengukur variabel efektivitas organisasi digunakan 5 (lima)
dimensi, yaitu dimensi pertumbuhan, adaptasi, produktivitas, kepuasan kerja
dan kepuasan masyarakat.
Berdasarkan tanggapan responden pegawai, dapat diuraikan nilai (skor)
untuk variabel efektivitas organisasi di lingkungan Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten yang diteliti sebagaimana berikut ini :
Tabel 24 Nilai (skor) masing-masing dimensi variabel efektivitas
organisasi (Y)
(n=59)
No Jawaban Pilihan (Skor)
Dimensi Variabel Efektivitas Organisasi (Y) Pertumbuhan Adaptasi Produktivitas
Skor % Skor % Skor %
1 SS (5) 210 30.97 80 7.69 210 20.53 2 S (4) 360 53.10 484 46.54 532 52.00 3 RR (3) 72 10.62 219 21.06 165 16.13 4 TS (2) 30 4.42 226 21.73 102 9.97 5 STS (1) 6 0.88 31 2.98 14 1.37 Jumlah 678 1.040 1.023 Skor Ideal 885 1.770 1.475 Persentase(%) 76,61 58,76 69,36
Tabel 24 (Lanjutan)
No Pilihan Jawaban (Skor)Dimensi Variabel Efektivitas Organisasi (Y) Kepuasan Kerja MasyarakatKepuasan Total
Skor % Skor % Skor %
1 SS (5) 190 22.97 185 17.65 875 18,96 2 S (4) 416 50.30 380 36.26 2.172 47,05 3 RR (3) 141 17.05 228 21.76 825 17,87 4 TS (2) 66 7.98 218 20.80 642 13.91 5 STS (1) 14 1.69 37 3.53 102 2,21 Jumlah 827 1.048 4.616 Skor Ideal 1.180 1.770 7.080 Persentase(%) 70,08 59,21 65,20
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Bagian II, tahun 2011 Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju
Pada Tabel 24 di atas, berdasarkan nilai (skor) dan persentase yang
dicapai menggambarkan bahwa tingkat persetujuan responden (pegawai)
terhadap kondisi efektivitas organisasi di lingkungan Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten adalah sebesar 65,20% dari kondisi ideal atau
kondisi yang diharapkan, yang kemudian dapat dijelaskan oleh
masing-masing dimensi pertumbuhan sebesar 76,61%, dimensi adaptasi sebesar
58,76%, dimensi produktivitas sebesar 69,36%, dimensi kepuasan kerja
sebesar 70,08%, dan dimensi kepuasan masyarakat sebesar 59,21%.
Berdasarkan kategorisasi kualitas/kriterium skor masing-masing
dimensi dan secara keseluruhan untuk variabel efektivitas organisasi dapat
dilihat pada Tabel 25 berikut.
Tabel 25 Kriterium skor variabel efektivitas organisasi
No Dimensi dan Total Nilai Rentang Kesimpulan 1 Pertumbuhan 76,61% 60% - 79,99% Tinggi
2 Adaptasi 58,76% 40% - 59,99% Cukup
3 Produktivitas 69,36% 60% - 79,99% Tinggi 4 Kepuasan kerja 70,08% 60% - 79,99% Tinggi 5 Kepuasan masyarakat 59,21% 40% - 59,99% Cukup
6 Keseluruhan 65,20% 60% - 79,99% Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan kuesioner Bagian II, 2011
3. Hasil Analisis Kuantitatif
a. Penetapan Struktur Hubungan dan Hipotesis yang Diajukan
Pada bab III telah dikemukakan langkah-langkah kerja untuk pengujian
hipotesis dengan alat uji statistik regresi.
Untuk menggunakan metode
tersebut, maka terlebih dahulu data skor masing-masing variabel yang telah
dicari sebelumnya ditabulasikan. Hasil pentabulasian data kuesioner
disajikan di Lampiran Tesis ini.
i = 1, 2, 3
Struktur hubungan antar variabel dapat dilihat kembali pada Gambar 3
bab I. Sesuai dengan kelima hipotesis yang diajukan, selanjutnya diturunkan
hipotesis penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1)
Hipotesis Pertama (Pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas
organisasi)
Ho :
1= 0: Struktur organisasi tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas organisasi.
Ha :
1= 0 : Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi
2)
Hipotesis Kedua (Pengaruh perilaku pegawai terhadap efektivitas
organisasi)
Ho :
2= 0: Perilaku pegawai tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi.
Ha :
2= 0 : Perilaku pegawai berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi
3)
Hipotesis Ketiga (Pengaruh peranan manajemen terhadap efektivitas
organisasi)
Ho :
3= 0: Peranan manajemen tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas organisasi.
Ha :
3= 0 : Peranan manajemen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi
4)
Hipotesis Keempat (Pengaruh struktur organisasi, perilaku
pegawai, dan peranan manajemen terhadap efektivitas
organisasi)
Ho :
1=
2=
3= 0 : Secara simultan struktur organisasi, perilaku
pegawai, dan peranan manajemen tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas organisasi.
Ha :
Min ada satu i0: Secara simultan struktur organisasi, perilaku
pegawai,
dan
peranan
manajemen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas organisasi.
Dalam penelitian ini, masing-masing dimensi tidak diuji, sehingga
kesimpulan didasarkan atas besarnya pengaruh masing-masing variabel
dalam pengujian hipotesis (parsial dan simultan).
b. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Pengujian pengaruh antara masing-masing variabel dependen dengan
independen dicari dengan regresi dan sebelumnya digunakan rumus korelasi
product moment.
Berdasarkan bentuk data yang akan diolah adalah berskala
ordinal, sedangkan penggunaan regresi dan korelasi product moment
Pearson
mensyaratkan minimal datanya berbentuk interval. Oleh karena itu, sebelum
data digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu data ordinal
tersebut ditransformasi atau ditingkatkan skalanya menjadi data interval
dengan metode MSI (method of sucessive interval).
Perhitungan dan hasil selengkapnya transformasi data dari ordinal ke
interval tersebut disajikan di lampiran naskah tesis ini. Selanjutnya dengan
telah dirubahnya data ordinal menjadi interval, maka dapat diteruskan
pengujian hipotesis dengan menggunakan data hasil transformasi tersebut.
c. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian validitas dan reliabilitas diberlakukan untuk semua variabel
(X
1, X
2, X
3, dan Y) serta atas data mentah sebelum ditransformasi menjadi
data interval. Untuk mengukur Validitas dan reliabilitas kuesioner dalam
penelitian ini digunakan metode
-Cronbach:
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas sub variabel struktur
organisasi berdasarkan pengolahan dengan SPSS Versi 12, disajikan
sebagaimana berikut ini:
Tabel 26 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas sub variabel X
1(Struktur
Organisasi)
Quetionaire
Corrected
Item-Result
points
Total Correction
t-cal
t-tab
( r calculated)
[t (56; 0.05)] [t (N-3;α)]
X1.1
0,806
10,1901,658
Valid
X1.2
0,569
5,178Valid
X1.3
0,810
10,336Valid
X1.4
0,694
7,213Valid
X1.5
0,700
7,335Valid
X1.6
0,752
8,537Valid
X1.7
0,703
7,397Valid
X1.8
0,710
7,545Valid
X1.9
0,661
6,592Valid
X1.10
0,641
6,250Valid
X1.11
0,803
10,083Valid
X1.12
0,670
6,754Valid
Konstruk Keseluruhan
Uji Reliabilitas
-Cronbach
,934
Reliabel
Hasil pengujian validitas untuk sub variabel struktur organisasi (X
1)
menunjukkan, bahwa semua butir instrumen adalah valid. Pengujian
reliabilitas juga menunjukkan reliabel. Oleh karena itu, semua item sub
variabel struktur organisasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas sub variabel perilaku pegawai
berdasarkan pengolahan dengan SPSS Versi 12, disajikan sebagaimana
berikut ini:
Tabel 27 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas sub variabel X
2(Perilaku Pegawai)
Quetionaire Corrected
Item-points
Total Correction
t-cal
t-tab
Result
( r calculated)
[t (56; 0.05)] [t (N-3;α)]
X2.13
0,650
6,4011,658
Valid
X2.14
0,605
5,686Valid
X2.15
0,650
6,401Valid
X2.16
0,670
6,754Valid
X2.17
0,817
10,603Valid
X2.18
0,605
5,686Valid
X2.19
0,839
11,539Valid
X2.20
0,679
6,921Valid
X2.21
0,690
7,134Valid
X2.22
0,741
8,258Valid
X2.23
0,718
7,719Valid
X2.24
0,680
6,940Valid
X2.25
0,635
6,151Valid
X2.26
0,648
6,367Valid
X2.27
0,823
10,842Valid
X2.28
0,688
7,094Valid
X2.29
0,635
6,151Valid
X2.30
0,648
6,367Valid
Konstruk Keseluruhan
Uji Reliabilitas
-Cronbach
,948
Reliabel
Sebagaimana tampak dalam lampiran tersebut, hasil pengujian validitas
untuk sub variabel perilaku karyawan (X
2) menunjukkan, bahwa semua butir
instrumen yang diuji terhadap skor total sub variabel ini adalah valid.
Begitupun hasil uji reliabilitas menunjukkan hasilnya reliabel. Oleh karena
itu, semua item sub variabel perilaku pegawai dapat digunakan untuk
menguji hipotesis.
Pengujian validitas dan reliabilitas untuk sub variabel peranan
manajemen (X
3) berdasarkan pengolahan dengan SPSS Versi 12, disajikan
sebagaimana berikut ini:
Tabel 28 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas sub variabel X
3(Peranan
Manajemen)
Quetionaire Corrected Item-
Result
points
Total Correction
t-cal
t-tab
( r calculated)
[t (56; 0.05)] [t (N-3;α)]
X3.31
0,484
4,1391,658
Valid
X3.32
0,704
7,418Valid
X3.33
0,646
6,333Valid
X3.34
0,708
7,502Valid
X3.35
0,536
4,751Valid
X3.36
0,627
6,023Valid
X3.37
0,479
4,083Valid
X3.38
0,551
4,941Valid
X3.39
0,694
7,213Valid
X3.40
0,667
6,699Valid
X3.41
0,536
4,751Valid
X3.42
0,704
7,418Valid
X3.43
0,652
6,435Valid
X3.44
0,558
5,032Valid
Konstruk Keseluruhan
Uji Reliabilitas
-Cronbach
,907
Reliabel
Sebagaimana tampak dalam lampiran tersebut, hasil pengujian validitas
untuk sub variabel peranan manajemen (X
3) menunjukkan, bahwa semua
butir instrumen yang diuji terhadap skor total sub variabel ini adalah valid.
Begitupun hasil uji reliabilitas menunjukkan hasilnya reliabel. Oleh karena
itu, semua item sub variabel peranan manajemen ini dapat digunakan untuk
menguji hipotesis.
Pengujian validitas dan reliabilitas untuk variabel efektivitas organisasi
(Y) berdasarkan pengolahan dengan SPSS Versi 12, disajikan sebagaimana
berikut ini:
Tabel 29 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas sub variabel Y
(Efeketivitas Organisasi)
Quetionaire
Corrected Item-
Result
points
Total Correction
t-cal
t-tab
( r calculated)
[t (56; 0.05)] [t (N-3;α)]
Y.1
0,703
7,4021,658
Valid
Y.2
0,564
5,106Valid
Y.3
0,703
7,402Valid
Y.4
0,647
6,342Valid
Y.5
0,818
10,650Valid
Y.6
0,669
6,737Valid
Y.7
0,741
8,260Valid
Y.8
0,789
9,615Valid
Y.9
0,765
8,891Valid
Y.10
0,706
7,457Valid
Y.11
0,870
13,175Valid
Y.12
0,564
5,106Valid
Y.13
0,703
7,402Valid
Y.14
0,703
7,402Valid
Y.15
0,769
9,007Valid
Y.16
0,703
7,402Valid
Y.17
0,564
5,106Valid
Y.18
0,703
7,402Valid
Y.19
0,764
8,869Valid
Y.20
0,740
8,237Valid
Y.21
0,696
7,262Valid
Y.22
0,724
7,851Valid
Y.23
0,564
5,106Valid
Y.24
0,703
7,402Valid
Konstruk Keseluruhan
Uji Reliabilitas
-Cronbach
,962
Reliabel
Hasil pengujian validitas untuk variabel efektivitas organisasi (Y)
menunjukkan, bahwa semua butir instrumen yang diuji terhadap skor total
sub variabel ini adalah valid. Begitupun hasil uji reliabilitas menunjukkan
hasilnya reliabel. Oleh karena itu, semua item sub variabel efektivitas
organisasi ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
d. Hasil Pengujian Masing-Masing Hipotesis
1) Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Organisasi
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
Hipotesis I : Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten.
Nilai koefisien korelasi antar sub variabel X
1(struktur organisasi) dan
variabel Y (efektivitas organisasi) dapat dilihat pada Tabel 27 sebelumnya
yaitu sebesar 0,825. Berdasarkan angka koefisien yang ditemukan dan
dikaitkan dengan kriteria kualitas hubungan menurut Guilford sebagaimana
disajikan sebelumnya, maka korelasi antara sub variabel struktur organisasi
(X
1) dengan variabel efektivitas organisasi (Y) sebesar 0,825 tersebut
termasuk dalam kategori korelasi yang tinggi dan hubungannya sangat
memadai.
Selanjutnya dengan menggunakan program SPSS versi 12, diperoleh
hasil persamaan yang terbentuk dari pengujian hipotesis secara simultan
(sekaligus untuk analisis secara parsial pada setiap hipotesis yang diajukan)
sebagai berikut:
Secara parsial, loading factor
dari sub variabel struktur organisasi (X
1)
terhadap efektivitas organisasi (Y) adalah sebesar 1,310 dan variansi
kesalahan (standard error) sebesar 0,119. Nilai koefisien regresi yang
diperoleh adalah positif, yang berarti bahwa struktur organisasi secara parsial
berpengaruh positif terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten.
Untuk mengetahui signifikan atau tidak signifikannya pengaruh X
1terhadap Y, maka digunakan angka t-hitung yang diperoleh. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah pada
=0,01 dan 0,05, derajat bebas atau
dk=n-2, dan diuji dua sisi (two tails test). Tanda
n
adalah jumlah observasi
atau sampel penelitian. Nilai t-hitung yang diperoleh seperti terlihat pada
baris ketiga pada persamaan struktural yang ditemukan, di mana untuk sub
variabel X
1sebesar 8,361. Bila perhitungan dilakukan secara manual, maka
nilai t-
hitungdidapat dengan cara perhitungan sebagai berikut:
1 1 1
Se
t
=11
,
008
119
,
0
310
,
1
Uji statistiknya adalah:
Ho :
1= 0
Ha :
1≠ 0
Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu t
hitungsebesar 11,008, sedangkan
t-tabel pada dk=n-2 atau dk=59-2=57 dan diuji dua sisi (two tails test), yaitu
pada tingkat signifikansi 1% atau
=0,01 sebesar 2,665, dan pada tingkat
signifikansi 5% atau
=0,05 sebesar 2,002 (tabel t terlampir). Dengan
demikian, t-
hitunglebih besar dari t-tabel baik pada tingkat 5% maupun 1%,
sehingga kesimpulan statistiknya adalah Ho ditolak, yang berarti bahwa
secara parsial, struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
yaitu signifikan pada taraf signifikansi 1%.
Hasil analisis hipotesis II secara visual dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
r
x1y = 0,825 1 = 1,310Sigt, 0.000
Gambar 12. Paradigma jalur hasil uji hipotesis I
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 20113). Pengaruh Perilaku Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Banten
Hipotesis II : Perilaku pegawai berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten.
Nilai koefisien korelasi antar sub variabel X
2(perilaku pegawai) dan
variabel Y (efektivitas organisasi) yaitu sebesar 0,826 (lihat Tabel 27).
Berdasarkan angka koefisien yang ditemukan dan dikaitkan dengan kriteria
kualitas hubungan menurut Guilford sebagaimana disajikan sebelumnya,
maka korelasi antara sub variabel perilaku pegawai (X
2) dengan variabel
efektivitas organisasi (Y) sebesar 0,826 tersebut juga termasuk dalam
kategori korelasi yang tinggi dan hubungannya sangat memadai.
Berdasarkan persamaan simultan yang telah disajikan sebelumnya,
maka secara parsial,
loading factor
(koefisien regresi) dari sub variabel
perilaku pegawai (X
2) terhadap efektivitas organisasi (Y) adalah sebesar
1,198 dan variansi kesalahan (standard error) sebesar 0,108. Nilai koefisien
regresi yang diperoleh adalah positif, yang berarti bahwa perilaku pegawai
secara parsial berpengaruh positif terhadap efektivitas organisasi pada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten.
Untuk mengetahui signifikan atau tidak signifikannya pengaruh X
2terhadap Y, maka digunakan angka t-hitung yang diperoleh untuk sub
variabel X
2sebesar 11,093. Uji statistiknya adalah:
Ho :
2= 0
Ha :
≠ 0
Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu t
hitung11,093, sedangkan t-tabel
pada
dk=n-2 atau
dk=59-2=57 dan diuji dua sisi (two tails test), yaitu pada
tingkat signifikansi 1% atau
=0,01 sebesar 2,665, dan pada tingkat
signifikansi 5% atau
=0,05 sebesar 2,002 (tabel t terlampir). Dengan
demikian, t-
hitunglebih besar dari t-tabel baik pada tingkat 5% maupun 1%,
sehingga kesimpulan statistiknya adalah Ho ditolak, yang berarti bahwa
secara parsial, perilaku pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten,
yaitu signifikan pada taraf signifikansi 1%.
Hasil analisis hipotesis III secara visual dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
r
x2y = 0,826
1 = 1,198 Sigt, 0.000Gambar 13. Paradigma jalur hasil uji hipotesis III
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 20114)
Pengaruh Peranan Manajemen Terhadap Efektivitas Organisasi
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
Hipotesis III : Peranan manajemen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten.
Nilai koefisien korelasi antar sub variabel X
3(peranan manajemen) dan
variabel Y (efektivitas organisasi) yaitu sebesar 0,821 (lihat Tabel 27).
Angka koefisien yang ditemukan juga termasuk dalam kategori korelasi yang
tinggi dan hubungannya sangat memadai.
Kemudian, secara parsial,
loading factor
(koefisien regresi) dari sub
variabel peranan manajemen (X
3) terhadap efektivitas organisasi (Y) adalah
sebesar 1,268 dan variansi kesalahan (standard error) sebesar 0,117. Nilai
koefisien regresi yang diperoleh adalah positif, yang berarti bahwa peranan
manajemen secara parsial berpengaruh positif terhadap efektivitas organisasi
pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten.
Untuk mengetahui signifikan atau tidak signifikannya pengaruh X
3terhadap Y, maka digunakan angka t-hitung yang diperoleh untuk sub
variabel X
3sebesar 10,838. Uji statistiknya adalah:
Ho :
3= 0
Ha :
≠ 0
Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu t
hitungsebesar 10,838, sedangkan
t-tabel pada dk=n-2 atau dk=59-2=57 dan diuji dua sisi (two tails test), yaitu
pada tingkat signifikansi 1% atau
=0,01 sebesar 2,665, dan pada tingkat
signifikansi 5% atau
=0,05 sebesar 2,002 (tabel t terlampir). Dengan
demikian, t-
hitunglebih besar dari t-tabel baik pada tingkat 5% maupun 1%,
sehingga kesimpulan statistiknya adalah Ho ditolak, yang berarti bahwa
secara parsial, peranan manajemen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten, yaitu signifikan pada taraf signifikansi 1%.
Hasil analisis hipotesis III secara visual dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
r
x2y = 0,821
1 = 1,268 Sigt, 0.000Gambar 14. Paradigma jalur hasil uji hipotesis IV
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 20115)
Pengaruh Struktur Organisasi, Perilaku Pegawai, dan Peranan
Manajemen Terhadap Efektivitas Organisasi Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten
Hipotesis IV : Secara simultan struktur organisasi, perilaku pegawai,
dan peranan manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten.
Y = -2,768 + 0.750X1+ 0.499X2+ 0.407X2+ Errorvar = 0,109, R² = 0,891 (3,893) (0,090) (0,112) (0,121)
-7.111 8,361 4,473 3,357
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS versi 12, diperoleh nilai
R,
R
2, adjusted R
2, dan probalilitas F sebagai berikut:
Tabel 32 Nilai R
2,
Adjusted
R
2, dan Probalilitas F untuk uji secara
simultan
No
Keterangan
Nilai
1
R
0,944
2
R-squared
0,891
3
Adjusted R-squared
0,885
4
S.E. of regression
4,659
X
3 Y5
F-statistic
149,249
6
Prob (F-statistic)
0,000
7
Durbin-Watson stat
2,080
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2011
Secara simultan, besarnya pengaruh struktur organisasi (X
1), perilaku
pegawai (X
2) dan peranan manajemen (X
3) terhadap efektivitas organisasi
(Y) adalah R
2= 0,891. Dengan demikian, besarnya variasi efektivitas
organisasi (Y) yang dapat dijelaskan oleh pengaruh struktur organisasi (X
1),
perilaku pegawai (X
2) dan peranan manajemen (X
3) secara simultan adalah
sebesar 89%. Sisa variasi yaitu sebesar 11% dijelaskan oleh faktor-faktor
lainnya yang tidak diteliti.
Guna menentukan kuat-lemahnya pengaruh secara simultan, maka
dilihat nilai r yang diperoleh yaitu R = 0,944. Kriteria kualitas
hubungan/pengaruh menurut aturan Guilford telah disajikan sebelumnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, angka r sebesar 0,944 tersebut termasuk dalam
kategori sangat memadai atau dapat dikatakan bahwa pengaruh struktur
organisasi, perilaku pegawai dan peranan manajemen secara simultan
terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten adalah sangat memadai.
Hipotesis yang diajukan untuk menguji signifikansi model secara
simultan adalah sebagai berikut:
H
0:
1=
2=
3= 0
Ha : paling sedikit satu koefisien tidak sama dengan nol.
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada
=0,01 dan 0,05,
maka nilai F
tabelyang dicari pada v
,untuk uji dua pihak, dk
pembilang = k
=
3, dan
dk
penyebut (n-k-1) = 55 adalah sebesar 4,14 (untuk tingkat
signifikansi 1%) dan 2,77 (untuk tingkat signifikansi 5%). Tanda
n
adalah
jumlah keseluruhan data yang diobservasi, sedangkan
k
adalah jumlah
parameter atau variabel bebas.
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh F-hitung sebagai berikut:
Tabel 33 Nilai F-hitung dan signifikansi uji simultan
df
(v1= k ; v2= n-k-1)
F-Tabel
F-Hitung Kesimpulan
(3 ; 55)
1%
5%
4,14
2,77
149,249
Signifikan
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2011
Berdasarkan data di atas, bahwa nilai F-hitung yang ditemukan lebih
besar dari nilai F-tabel baik pada tingkat signifikansi 5% maupun 1%, yang
berarti bahwa H
0ditolak dan H
1diterima, sehingga dapat disimpulkan,
bahwa semua variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas secara
signifikan. Dengan kata lain, bahwa secara simultan struktur organisasi,
perilaku pegawai, dan peranan manajemen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas organisasi pada Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Banten.
Untuk melihat besar kontribusi yang diberikan masing-masing variabel
independen dalam membentuk model, maka dilihat nilai koefisien
determinasi (R
2) dan
Adjusted R-square (R
2yang diperbaiki). Nilai R
2yang
diperoleh adalah:
R
2= 0,891
Koefisien determinasi menunjukkan berapa besar variabilitas variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Menurut hasil di atas,
kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen
adalah sebesar 0,891 atau sekitar 89%. Nilainya yang mendekati angka 1
atau 100% menunjukkan bahwa data pengamatan begitu baik atau begitu
cocok dengan persamaan regresi yang dibentuk, sedangkan faktor-faktor lain
di luar model hanya memberikan kontribusi sebesar 11%.
Selanjutnya, nilai Adjusted R-square
yang diperoleh yaitu:
Adjusted R
2= 0,885
Setelah dilakukan perbaikan terhadap nilai
R
2, ternyata kecocokan
model masih masih mendekati angka 1 atau 100%, sehingga dalam jangka
panjang masih mampu menjelaskan model dengan baik.
Untuk hasil secara visual model pengukuran hipotesis V dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
rx1y = 0,825
r
x1x2 =0,571 1 = 0,750Sigt, 0.000 sigt.0,000r
x1x3=0,594r
x2y = 0,826sigt.0,000
2 = 0,499Sigt, 0.000rx
2x
3=0.807r
x2y = 0,821 sigt.0,000
3 = 0,407 Sigt, 0.000Gambar 15 Paradigma jalur hasil pengujian hipotesis V
Sumber: Hasil pengolahan data primer, tahun 2011Dari analisis secara simultan, ternyata semua hipotesis yang diajukan
semuanya dapat diterima berdasarkan besarnya nilai koefisien pengaruh yang
ditemukan yang masing-masing signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel struktur organisasi, perilaku pegawai dan peranan
manajemen dapat memberikan pengaruh secara langsung maupun secara
bersama-sama terhadap efektivitas organisasi. Dengan kata lain, apabila
10,9
R
2= 0,891
X
1 X2 X3 Y
isecara bersamaan ketiga faktor parameter tersebut ditingkatkan atau
diimplementasikan dengan baik oleh organisasi, akan menyebabkan semakin
tingginya efektivitas organisasi yang dicapai.
5)