• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia, baik sifat, cara berfikir maupun realisasi dari tujuan dari masing-masing individu. Manajemen berasal dari kata to

manage yang artinya mengatur. Mary Parker Follet mendefinisikan

manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Malayu Hasibuan (2007:1), mendefinisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari 6 M yaitu : man, money, method, machines, material, dan market. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang baik.

2.1.2 Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh

(2)

6

manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

(3)

7

Pengarahan atau directing/actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

Pengevaluasian atau evaluating/controlling dalah proses pengawasan

dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

2.2 Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejateraan, konsekwensinya, semua pengambil keputusan harus di fokuskan pada penciptaan kesejahteraan.

Definisi manajemen keuangan menurut Sartono Agus (2000:1) adalah merupakan suatu bidang pengetahuan yang menyenangkan sekaligus menantang bagi usaha yang berskala besar maupun kecil, apakah yang bersifat profitmotif maupun nonprofit motif dan mempuyai perhatian besar dibidang keuangan untuk menentukan kualitas keputusan keuangan.

Sedangkan definisi manajemen keuangan menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2004:2)adalahberkaitan dengan bagaimana cara

(4)

8

menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan sehingga semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kesejahteraan.

Hal ini berarti manajemen keuangan lebih menekankan logika yang mendasar pada teknik pengambilan keputusan pada suatu perhitungan yang terfokus pada tujuan perusahaan.

2.2.1 Tujuan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan yang disebut juga sebagai pembelanjaan perusahaan, merupakan kegiatan untuk memperoleh dana dan menggunakannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Organisasi ini dapat berupa perusahaan atau organisasi pencari laba, organisasi non-profit, individu, ataupun pemerintah. Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang yang bersedia dibayar oleh para investor atau pembeli apabila bermaksud ingin menjalankan usaha tersebut.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

2.3.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan

Menurut Weston & Copeland (2005 : 24) dalam bukunya “Manajemen

Keuangan” menyatakan bahwa laporan keuangan melaporkan prestasi historis

dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

(5)

9

Laporan tahunan pemegang saham dan daudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dmana Neraca (balance Sheet) mengambarkan seluruh aktiva, hutang dan modal perusahaan, sedangkan Laporan Rugi Laba (Income Statement) mengambarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dari suatu perusahaan selama periode tertentu (Artur J. Keown dkk. 2001).

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Hanafi (2003: 5), suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Munawir (2005:34), analisis laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga data yang telah diperoleh dapat diperbandingkan atau dianalisa lebih lanjut agar memperoleh data untuk mendukung keputusan yang akan diambil.

Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan perhitungan dan kemungkinan dimasa depan untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

(6)

10

Laporan keuangan yang lengkap dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No.1 (2002:par-07), terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (asset), hutang (libility) dan modal sendiri (owner equity) dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.

Neraca terdiri dari tiga bagian : 1. Aktiva (Asset)

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang.

Aktiva terdiri dari dua macam : a. Aktiva lancar (Current Assets)

Adalah asset yang berubah kembali menjadi uang tunai paling lama satu tahun. Misalnya : kas, investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan lain-lain.

b. Aktiva tidak lancar (Non Current Asset)

Merupakan asset perusahaan baik berwujud maupun yang tidak berwujud yang dianggap sebagai investasi permanen perusahaan dan mempuyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Misalnya : investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lainnya.

(7)

11

Hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan pada pihak yang belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.

Hutang terdiri dari dua macam : a. Hutang Lancar

Merupakan kewajiban keuangan yang pelunasannya dilakukan dalam jangka pendek paling lama satu tahun dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Misalnya: hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya-biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.

b. Hutang Jangka Panjang

Merupakan kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih panjang ( lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca ).

Yang termasuk hutang jangka panjang : a) Hutang obligasi

b) Hutang hipotek

c) Pinjaman jangka panjang lainnya 3. Modal (Equity)

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Modal terdiri dari :

a) Modal saham (common stock), modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

(8)

12

b) Laba ditahan (Retained earnig), merupakan modal yang berasal dari laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.

b. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang di peroleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

Pengertian laba rugi menurut Yusuf Al Haryono (2002:24) adalah suatu laporan yang menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya dalam suatu periode tertentu.

Bentuk laporan laba rugi ada dua yaitu :

1. Bentuk langsung (single step), yaitu denagn menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba rugi bersuh hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangi total penghasilan terhadap total biaya.

2. Bentuk bertahap (multiple step), yaitu pengelompokan yang lebih teliti sesuai denagn prinsip yang digunakan secara umum sehingga lebih memberiakn informasi yang lengkap untuk kepentinagn analisis laporan keuangan.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan

(9)

13

prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, selain untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas menunjukan: a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian serta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.

c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam SAK.

d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal akhir periode serta perubahannya.

f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahannya.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah suatu ikhtiar penerimaan kas dan pengeluaran kas selama periode waktu tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas dalam tiga

(10)

14

aktivitas, yaitu: aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah informasi tambahan yang ditampilkan yang mengungkapkan asumsi-asumsi akuntansi serta perkiraan. Catatan atas laporan keuangan harus disusun secara sistematis. Setiap pos neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan:

a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.

b) Informasi yang diwajibkan dalam Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.

c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.4 Pengertian Kinerja Keuangan 2.4.1 Definisi Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi (2009:17) “Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif keuangan adalah return on investment atau pengembalian

(11)

15

ekuitas, bauran pendapatan, pemanfaatan aktiva dan berkurangnya biaya secara signifikan. Kinerja keuangan yang dihasilkan harus merupakan akibat diwujudkan kinerja dalam pemuasan kebutuhan konsumen, pelaksanaan proses bisnis atau intern yang produktif dan efektif dan pembangunan personil yang produktif dan berkomitmen. Jadi kinerja keuangan merupakan hasil dari banyaknya keputusan individu yang dibuat secara terus – menerus oleh manajemen di bidang keuangan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas perusahaan yang optimal.

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Sedangkan menurut Darsono (2006:47), kinerja keuangan adalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode sekarang harus dibandingkan dengan:

1. Kinerja keuangan periode masa lalu. 2. Anggaran neraca dan rugi-laba.

3. Rata-rata kinerja keuangan perusahaan sejenis

Dari pengertian tersebut diatas maka dapat dinyatakan bahwa pengertian kinerja keuangan adalah pencapaian prestasidalam hal keuangan. Dalam menentukan kinerja keuangan suatu perusahaan perlu diketahui kondisi

(12)

16

keuangan perusahaan tersebut, apakah perusahaan mampu mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknyasecara efektif dan efisien. Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pihak manajemen adalah harus mampu menganalisa laporan keuangan perusahaan untuk mengetahuiperkembangan aktivitas perusahan. Kondisi ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang mengambarkan fakta-fakta yang lazim yang digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Definisi dari Munawir (2005 : 19) yaitu laporan keuangan bersifat historis, menyeluruh dan merupakan suatu progress report yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang tercatat, prinsip-prinsip dan anggapan serta konvensi atau kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi, dan pendapat pribadi.

Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat cepat diketahui penyebab-penyebab kegagalan terjadi dalam operasional dan dapat dengan pula diambil langkah yang dianggap perlu.

Menurut Keown dkk. (2004:92) terdapat 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja keuangan antar lain adalah :

1. Likuiditas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya kepada kreditur tepat waktu pada saat ditagih, ditunjukkan oleh aktiva lancer perusahaan lebih besar daripada hutang lancarnya.

2. Rentabilitas atau Profitabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan secara relative untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dibandingkan dengan nilai asset atau aktiva yang di investasikan. Rentabilitas suatu perusahaan diukur

(13)

17

dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif.

3. Solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perushaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun kewajiban keuangan jangka panjang. Selain itu juga menunjukkan bagaimana perusahaan mendanai kegiatan operasionalnya, apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas pemegang saham.

4. Aktivitas atau Efisiensi

Menunjukkan kemampuan perusaaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan penilaian mengenai efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya utk mencetak angka penjualan.

Media yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan, dalam laporan keuangan para pihak yang berkepentingan dapat mengetahui berapa total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, profit yang dihasilkan perusahaan, biaya operasional peruasahaan dan seluruh transaksi perusahaan lainnya yang dapat diukur dan dinilai dengan uang yang tertera dalam laporan keuangan. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan perusahaan tidaklah cukup untuk mengambil suatu keputusan keuangan, para analis perlu melihat lebih jauh kedalam laporan keuangan tersebut dan memahami angka – angka yang tercantum di dalamnya.

(14)

18

Dalam menentukan kemampuan kinerja keuangan suatu perusahaan maka, perlu diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, apakah perusahaan mampu mengelola asset yang dimilikinya dengan efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, salah satu upaya penting yang harus dilakukan dari pihak manajemen adalah harus mampu menganalisa kinerja keuangan perusahaan, yang meliputi rentabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas perusahaan apakah berada dalam kondisi yang sehat atau tidak sehat.

Dengan mengetahui kondisi perusahaan, maka dapat cepat diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam opersional perusahaan dan dapat dengan cepat pula diambil langkah – langkah penyelamatan bila dianggap perlu. Kegunaan analisis kinerja keuangan menurut Agnes Sawir (2005:1) adalah sebagai alat bantu dalam perencanaan keuangan perusahaan.

Suatu perusahaan dapat diketahui kondisi kinerja keuangannya apakah dalam kondisi yang sehat atau tidak, dengan melakukan analisis terhadap kinerja keuangannya. Baik-buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan dapat ditentukan dari kinerja keuangannya dengan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban – kewajibannya serta mampu mengelola asset yang dimilikinya dengan secara optimal mungkin.

Terdapat beberapa klasifikasi bahwa suatu perusahaan dikatakan mempunyai kondisi keuangan yang sehat yaitu:

1. Perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya tepat waktu pada saat ditagih atapun jatuh tempo.

(15)

19

2. Perusahaan mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk kegiatan operasi yang normal.

3. Perusahaan mampu membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan. 4. Perusahaan mampu memelihara gross margin yang menguntungkan.

2.4.2 Tujuan Analisis Kinerja Keuangan

Analisis laporan keuangan perusahaan sangat besar artinya bagi para pemakainya dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat cepat diketahui penyebab-penyebab kegagalan yang terjadi dalam operasional perusahaan dan sebagi salah satu bahan dalam pengambilan keputusan serta penentuan kebijakan dari para pemimpin perusahaan yang pada dasarnya merupakan alat komunikasi antara data-data keuangan atas aktivitas perusahaan dengan pihak yang memiliki kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Laporan keuangan dibuat atau disusun pada periode tertentu yang biasanya pada akhir periode disajikan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Menurut Agnes Sawir (2005:2) dalam menilai kinerja suatu perusahaan, analisa terhadapkondisi keuangan suatu perusahaan menjadi hal utama untuk dapat mengetahui kondisi kesehatan perusahaan dan kinerjanyadalam mengelola asset yang dimiliki. Analisa kinerja keuangan dapat dilakukan dari dalam perusahaan (Analisa Internal) maupun dari luar perusahaan (Analisa Eksternal).

Analisa Internal dilakukan oleh perusahaan guna menganalisa keadaan keuangan terhadap penyelenggara dimasa lalu yang berguna untuk membantu pihak manajemen dalam hal perencanaan dimasa yang akan datang.

(16)

20

Perusahaan melakukan perencanaan berdasarkan hasil evaluasi kinerja keuangannya dengan melihat kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Sedangkan analisa eksternal digunakan untuk menilai kemampuan kredibilitas perushaan atau potensi investasi. Pada prinsipnya para pemegang saham atau calon investor akan menaruh minat pada kondisi keuangan perusahaan yang stabil. Sejauh perusahaan mempunyai kemampuan untuk berkembang membayar deviden, menghindari kebangkrutan, maka akan memberikan keuntungan bagi para pemegang saham dan menarik minat para calon investor untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan.

Dari pendapat mengenai kinerja keuangan, dapat disimpulkan bahwa tujuan menganalisa keuangan perusahaan adalah untuk mengidentifikasi kondisi keuangan perusahaan yang meliputi kemampuan dalam memenuhi kewajibannya, pengelolaan asset yang dimilikinya, kemampuan dalam menghasilkan laba dan mensejahterakan para pemegang sahamnya.

2.4.3 Alat-Alat Ukur Kinerja Keuangan

Dalam menganalisa suatu laporan keuangan diperlukan penelaahan hubungan dan tendensi (tren) dalam menentukan posisi keuangan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Dari analisa keuangan tersebut, maka dapat dilakukan evaluasi kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat ditemukan kelemahan dan kekuatan didalam kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil evaluasi diharapkan perusahaan bisa lebih meningkatkan atau mempertahankan kinerjanya di masa yang akan datang. Menurut Henry Simamora (2000:521) ada beberapa alat ukur untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan :

(17)

21

1. Analisa Vertical (Vertical Analysis atau Common Size)

Merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi data loporan keuangan yang menunjukan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi presentase dan jumlah rupiah. Pada saat analisa Vertikal dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode, tren atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah diidentifikasi. Laporan keuangan yang hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut laporan ukuran bersama (common Size Statements).

Sundjaja dan Barlian (2003:28) menerangkan bahwa terdapat 3 jenis rasio perbandingan yaitu :

a. Cross Sectional Analysis (Analisis antar Perusahaan)

Adalah analisa yang membandingkan rasio keuangan antar perusahaan yang berbeda pada waktu yang sama. Membandingkan kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan pembanding dengan tujuan perbaikan. b. Times Series Analysis (Analisa Deret Berkala)

Adalah analisa yang mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dlam beberapa periode dengan menggunakan analisa rasio keuangan. Analisa ini berdasarkan pada teori bahwa perusahaan harus dievaluasi keadaan masa lalunya untuk diketahui arah perkembangannya dan perusahaan harus melakukan tindakan yang sesuai untuk jangka menengah maupun jangka panjang.

c. Mixed Analysis (Analisa Gabungan)

Adalah pendekatan yang lebih informative terhadap analisa rasio. Analisa ni merupakan gabungan dari analisa antar perusahaan dan analisa deret berkala.

(18)

22

2. Analisa Horizontal (Trend Analysis atau Index Analysis)

Pengertian analisa horizontal menurut Henry Simamora ( 2000) adalah analisa horizontal yang dikenal sebagai analisa trend merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu.

Dengan menunjukkan suatu pos dari laporan keuangan mempunyai kecenderungan dan tendensi menurun, meningkat atau tetap. Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar, diberi index 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode yang dianalisa dihungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar.

3. Analisa Rasio

Munawir (2005) menyatakan analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan.

Bedasarkan definisi diatas, maka analisa rasio adalah salah satu alat untuk menginterprestasikan posisi keuangan perusahaan dengan menghubungkan berbagai pos dalam laporan keuangan. Dengan menggunakan analisa rasio, kita akan mendapatkan jawaban dari beberapa pertanyaan penting mengenai hasil operasi perusahaan, diantaranya adalah seberapa jauh likuiditas perusahaan berkaitan dengan kemampuannya memenuhi segenap kewajibannya. Selanjutnya apakah manajemen telah menghasilkan laba operasi yang cukup dari asset perusahaan. Karena tujuan utama pembelian asset adalah menciptakan keuntungan, analisa perlu dilakukan dalam memiliki

(19)

23

pedoman atas tingkat keuntungan perusahaan. Dalam menjalankan perusahaan, pihak manajemen memerlukan pendanaan untuk aktiva dan masalah pengunaan hutang terhadap equitas pemegang saham. Apakah dalam pendanaan perusahaan lebih banyak menggunakan hutang atau equitas pemegang saham. Dalam penggunaan hutang akan ditentukan pula besarnya persentase hutang yang digunakan, apakah menggunakan hutang jangka pendek atau jangka panjang.

Investor akan mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan nilai dari saham perusahaan dan laba dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Sedangkan bagi pemilik perusahaan mempunyai kepentingan terhadap efisiensi, profitabilitas jangka pendek dan jangka panjangserta efektivitas manajemen perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan aktiva asset untuk menghasilkan laba dan return bagi para pemegang saham. Manajemen mempunyai kepentingan ganda dalam menganalisa kinerja keuangan perusahaan yaitu menilai seberapa efisiensi dan profitabilitas operasi serta menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan.

Pada dasarnya rasio dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur dari angka rasio tersebut, sedangkan bagian kedua adalah berdasarkan pada tujuan dari penganalisa.

Berdasarkan sumber datanya, maka analisa rasio dapat dibedakan menjadi:

(20)

24

Adalah rasio yang datanya diambil dari neraca, misalnya current ratio dan quick ratio.

2) Income Statement Ratio (Rasio-rasio Laporan Laba Rugi)

Adalah rasio yang datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin dan net profit margin.

3) Rasio rasio antar Laporan

Adalah rasio yang datanya diambil dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya inventory turn over dan account receivable turn over.

Berdasarkan tujuan dari penganalisa, maka analisa rasio dapat dibedakan menjadi :

a) Liqudity Ratio (Rasio Likuiditas)

Menurut Agnes Sawir (2005) “rasio likuiditas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial yang akan jatuh tempo.”

Rasio ini terdiri dari :

(1) Current Ratio atau Working Capital ratio

Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya. Current Ratio yang bagus adalah mendekati angka 2 atau lebih, menunjukkan jaminan yang lebih baik ata hutang jangka pendek. Namun bila

(21)

25

terlalu tinggi, efeknya terhadap earning power juga kurang baik karena belum tentu semua modal kerja didayagunakan.

Current

=Current Assets atau Aktiva Lancar Ratio Current Liabilities Hutang Lancar

(2) Acid Test Ratio atau Quick Ratio

Ratio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang lebih likuid tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk dikonversikan menjadi kas. Quick ratio yang baik adalah mendekati 1 atau lebih.

Quick =

CurrentAssets – Inventoris atau

Aktiva Lancar - Persediaan Ratio Current Liabilities Hutang Lancar

b) Leverage Ratio atau Solvency Ratio (Rasio Solvabilitas)

Menurut Suad Husnan (2007) “Rasio ini mengukur seberapa jauh perushaan

menggunakan hutang,. Beberapa analis menggunakan istilah rasio solvabilitas yang berarti mengukur kemempuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya.”

Rasio ini di bagi menjadi dua, yaitu : 1) Debt Ratio

Rasio ini menunjukkan persentase hutang jangka panjang perusahaan dibandingkan total pendanaan. Bagi perusahaan lebih baik apabila porsi hutang jangka panjang lebih besar dari hutang jangka pendek.

Debt Ratio: Total Liabilitiesatau Total Hutang Total Assets Total Aktiva

(22)

26 2) Debt to Equity ratio

Rasio ini menunjukkan bagian dari modal sendiri yang dapat menutupi keseluruhan hutang. Sekaligus sebagai pembanding sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman dengan sumber pendanaan dari modal pemegang saham. Debt to equity ratio yang bagus adalah mendekati 1 atau lebih kecil. Namun tidak berarti diatas angka tersebut tidak bagus sepanjang perusahaan mampu membayar bunga dan pokok pinjaman.

Debt to Equity

=Total Liabilities atau Total Hutang Ratio Total Equity Total Ekuitas

c) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio Aktivitas menurut Sartono (2001 : 118), adalah Rasio yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam.

Di dalam rasio ini terdapat :

1) Account Receivable Turnover

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat piutang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.

AR Turnover = Credit Sales atau Total Hutang Account Receivable Total Modal Sendiri

2) Collection Period

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang dagang dan menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menagih piutang. Collection period yang bagus adalah 60 hari atau dibawahnya.

(23)

27

Collection Period = 365 daysatau 365 hari

AR Turnover Perputaran Piutang

3) Inventory Turnover

Rasio ini mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas, semakin tinggi angka rasio semakin bagus, ini menandakan tidak menumpuknya persediaan di gudang.

Inventory Turnover:

Cost Of Good Sold atau

Harga Pokok Penjualan Average Inventory Rata-rata Persediaan

4) Total Assets Turnover

Rasio ini mengukur efektifitas pengelolaan aktiva perusahaan dalam menunjang penjualan. Ada anggapan bahwa angka Total Asset Turnover yang tinggi adalah lebih baik. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena nilai perusahaan adalah dari aliran kas dan aktiva / asset hanya memberikan kontribusi kecil. Lebih baik lagi apabila perusahaan mampu beroperasi tanpa asset atau minim asset.

Total Assets Turnover =

Total Sales

atau

Total Penjualan Total Asset Total Aktiva

(24)

28 d ) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Sundjaja dan Barlian (2003 : 143) termuat didalamnya adalah :

1) Margin Laba Kotor (Gross Margin)

Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok produksi. Gross Profit Margin yang lebih besar adalah lebih bagus, yang mengartikan semakin rendah harga pokok barang yang dijual. Namun bagi perusahaan pemula / baru berdiri angka rasio ini bisa mendekati nol.

Gross margin=Gross Profit atau Laba Kotor Total Sales Total Penjualan

2) Margin Laba Operasi (Operating Margin)

Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi, kecuali biaya bunga dan pajak, atauu laba bersih yang dihasilkan dari rupiah penjualan.

Besarnya selisih Gross Margin dengan Operating Margin merupakan petunjuktidak efisiennya pengunaan staff administrasi dalam operasional.

Operating Margin = Operating Profit atau Laba Operasional Total Sales Total Penjualan

3) Margin Laba Bersih (Net Margin)

Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah dikurang semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

(25)

29

Total Sales Total Penjualan

4) Return On Assets atau Return On Investment (Hasil atas Total Asset) Adalah ukuran keseluruhan keefektifan Manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin tinggi hasil yang dihasilkan semakin baik. Namun penurunan ROA dibandingkan tahun sebelumnya, mungkin akan menunjukkan perubahan asset / aktiva yang lebih cepat dari penjualan, dan kecenderungan ini bukanlah indikasi bagus.

ROA = Earning After TaxatauLaba Bersih Setelah Pajak Total Assets Total Aktiva

5) Return On Equity atau Price Earning Ratio (Hasil atas Equitas)

Adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen maupun saham biasa) atas investasi diperusahaan. Semakin tinggi hasilnya semakin baik. Namun pada perusahaan baru biasanya rasio ini akan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang sudah berdiri lama dengan asset yang lebih tua.

ROE =Earning After TaxatauLaba Bersih Setelah Pajak Total Equity Total Ekuitas

2.5 Analisa Sistem Du Pont

Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Donaldson Brown, kepala keuangan Du Pont Corporation. Perusahaan Du Pont kemudian memperkenalkan metode analisa yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian besar perusahaan di Amerika. Sistem ini kemudian dikenal dengan nama Du Pont.

(26)

30

Analisis Du Pontadalah “suatu metode yang digunakan untuk

menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas”(Keown et al. 2004:86).

Sedangkan definisi analisis Du Pont menurut Agnes Sawir (2005:26) adalah pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Bagan Du Pont mula – mula dikembangkan oleh manajemen Du Pont Corporation untuk pengendalian divisi. Analisis Du Pont menggabungkan rasio – rasio aktivitas dan profit margin dan menunjukan bagaimana rasio – rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva – aktiva yang dimiliki perusahaan.

Definisi lain mengenai analisis Du Pont yaitu Sistem Du Pont menggabungkan laporan laba rugi dan neraca kedalam dua ringkasan alat ukur profitabilitas yaitu return on assets (hasil atas aktiva) dan Return on Equity (hasil atas ekuitas). (Sundjaja dan Barlian 2003:148).

Berdasarkan kutipan diatas maka, dapat diketahui metode Du Pont bertujuan untuk menganalisa kinerja perusahaan dengan melihat pengembalian atas aktiva atau investasi (Return on Equity/Return on Investment) dan ekuitas pemegang sahamnya (Return on Equity). Tinggi rendahnya Return on Assets

(ROA) dipengaruhi oleh margin laba bersih (Net Profit Margin) dan

perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) atau oleh keduanya secara bersama – sama. Sedangkan Return on Equity (ROE) dapat dianalisa menggunakan Return on Investment dan rasio hutang (Debt Ratio).

(27)

31

Sistem Du Pont digunakan untuk mengontrol biaya yang terjadi pada suatu perusahaan sehingga pihak manajemen dapat mempelajari efek peningkatan atau penurunan harga dalam hubungannya terhadap laba perusahaan. Selain itu sistem ini juga untuk mengetahui seberapa jauh pemakaian asset perusahaan dalam menunjang kegiatan perusahaan, dan menganalisa resiko penggunaan hutang perusahaan. Dalam mengukur kinerja keuangan dengan mengunakan sistem Du

Pont terdapat beberapa komponen yang digunakan antara lain sebagai berikut (keown dkk, 2004 : 86) :

1. Net Margin / Net Profit Margin

Net Margin = Net Profitatau Laba Bersih

Sales Penjualan

2. Total Assets Turnover

Total Asset Turnover = Sales atau Penjulan

Total Assets Total Aktiva

3. Return On Assets

Return On Assets = Net Profit Margin x Total Asset Turnover

= Net Profit x Sales

Sales Total Assets

4. Return On Equity

Return On Equty = Return On Assets :1 - Total Liabilities

Total Assets = Net Profit x Sales :1 -Total Liabilities Sales Total Assets Total Assets

(28)

32

Dalam mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan Sistem Du Pont terdapat beberapa komponen yang digunakan menurut Agnes Sawir (2005:17) antara lain sebagai berikut:

a. Margin laba bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih (Net Profit Margin) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungannya dengan penjualan. Net Profit

Margin dapat diketahui dengan menggunakan rumus: Earning After Tax

Net Profit Margin =

Sales

= Sales – Total Expenses from Operations

Sales

= Sales – (COGS+Cash Operating Expenses+Other Cost+Taxes) Sales

Dimana:

Net Profit Margin = Margin Laba Bersih

Sales = Penjualan

Total Expenses from Operations = Total Biaya Operasi COGS (Cost of Good Sold) = Harga Pokok Penjualan

Cash Operating Expenses = Beban Operasi Tunai

(29)

33

Taxes = Pajak

Net Profit Margin dapat dioptimalkan dengan menaikkan hasil penjualan dengan

cara menaikkan dan memperbesar volume penjualan atau dengan melakukan keduanya secara bersamaan.

b. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Rasio ini menunjukkan kecepatan perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) mencerminkan efisiensi manajemen dalam mengguanakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Total Assets

Turnover dapat dihitung dengan rumus: Sales Total Assets Turnover =

Total Assets Sales

=

Current Assets+Fixed Assets+Other Assets Sales

=

(Cash&MarketebleSecurities+AccountReceivable+Inventory)+FA+OA

Dimana:

Total Assets Turnover = Perputaran Total Aktiva

Sales = Penjualan

Total Assets = Total Aktiva

Current Assets = Aktiva Lancar

(30)

34

Other Assets (OA) = Aktiva Lain – lain Cash & Market Securities = Kas dan Surat Berharga

Account Receivable = Piutang Dagang

Inventory = Persediaan.

Apabila Total Assets Turnover yang dihasilkan tidak optimal, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva perusahaan yang tidak digunakan dengan efisien. Langkah yang perlu dilakukan guna mengoptimalkannya adalah dengan menentukan aktiva mana yang bermasalah. Apakah terjadi penumpukkan investasi pada semua aktiva atau hanya pada piutang dagang, persediaan atau aktiva tetap.

c. Pengembalian terhadap total aktiva (Return on Assets)

Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan kedalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi Return on Assets perusahaan menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola aktivanya dan mempunyai Assets Management yang baik. Return on Assets dapat dihitung dengan rumus:

Return on Assets = Net Profit Margin x Total Assets Turnover

= Earning After Tax Sales

x

Sales Total Assets

Return on Assets = Earning After Tax Total Assets

(31)

35

Return on Assets = Pengembalian terhadap Total Aktiva Net Profit Margin = Margin Laba Bersih

Total Assets Turn Over = Perputaran Total Aktiva Earning After Tax = Laba Bersih Setelah Pajak

Sales = Penjualan

Total Assets = Total Aktiva

d. Pengembalian atas ekuitas pemegang saham (Return on Equity)

Rasio ini mengukur tingkat hasil dari investasi berupa pembelian saham umum perusahaan. Dalam menentukan Return on Equity dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Return on Assets dan Equity Multiplier yang merupakan ukuran lain dari financial Leverage.

Return on Equity dapat dihitung dengan rumus

Net Profit Margin x Total Assets Turn Over Return on Equity =

Total Debt 1 –

Total Assets

= Return on Assets = Return on Assets

Total Debt Financial Leverage 1 –

Total Assets

Dimana:

Return on Equity = Pengembalian Ekuitas Pemegang Saham Return on Assets = Pengembalian terhadap Total Aktiva

(32)

36

Net Profit Margin = Marjin Laba Bersih Total Assets Turn Over = Perputaran Total Aktiva

Debt Ratio = Perbandingan Total Debt (Total Hutang)

dengan Total Assets (Total aktiva)

Dapat dilihat skema Analisa Du Pont, sisi kanan gambar menunjukan rasio perputaran yaitu menunjukan bagaimana aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang, surat-surat berharga, dan persediaan, ditambah dengan aktiva lain menghasilkan total aktiva. Total aktiva akan digunakan sebagai pembagi penjualan bersih dan hasilnya merupakan perputaran total aktiva.

Sedangkan pada sisi kiri skema analisa Du Pont, menunjukan margin laba bersih pada penjualan. Semua biaya ditambah dengan pajak dipakai untuk mengurangi penjualan dan menghasilkan laba setalah pajak. Laba setelah pajak dibagi dengan penjualan menghasilakan margin laba bersih.

Apabila perputaran total aktiva pada sisi kanan dikalikan dengan margin laba bersih pada sisi kiri, maka akan menghasilkan tingkat pengembalian total aktiva

(Return On Assets) perusahaan tersebut. Sedangkan tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity)dapat dianalisa dengan menggunakan return on assets dan 1-debt ratio.

Formula 1-debt ratio ini berguna untuk menunjukkan bagaimana “leverage” (hutang) atau daya ungkit keuanagan dipergunakan untuk meningkatkan ROE. Namun peningkatan ROE karena penggunaan hutang yang makin besar akan mengakibatkan rasio leverage menjadi makin tinggi, lebih tinggi dari rata-rata industri. Para kreditur akan tidak menyenangi hal ini dan karenanya ada semacam batas prakteknya.

(33)

37

Disamping itu semakin besar hutang semakin besar resiko kebangkrutannya dan membahayakan pemilik perusahaan.

Dengan menggunakan sistem Du Pont dapat diketahui kelemahan–kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam meningkatkan tingkat pengembalian ekuitasnya. Hal-hal yang dapat ditempuh antara lain:

1) Meningkatkan penualan tanpa menaikan beban dan biaya secara operasional. 2) Mengurangi beban pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.

3) Meningkatkan penjualan secara relatif dengan memaksimalkan penggunaan aktiva, dengan cara meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva.

4) Meningkatkan penggunaan hutang relatif terhadap ekuitas, sampai titik yang tidak membahayakan keuangan perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memanfaatkan motor listrik sebagai sumber tenaga yang diteruskan kepuli dan transmisi sabuk, lalu diteruskan keputaran

dianutnya.Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama Islam, Pancasila sendiri yang sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis bakteri yang ditemukan pada air tambak dan udang galah segar dengan media chromocult, mengamati pengaruh konsentrasi chitosan

Masyarakat berpendapat bahwa sangat setuju terhadap peningkatan keamanan sebesar 10%, masyarakat menyatakan setuju sebesar 36.66%, Maka dari hal tersebut dapat dilihat

Kesan bencana banjir di Bandar Lama Gua Musang menyebabkan golongan peniaga di bandar tersebut bukan sahaja perlu menanggung kerugian yang besar akibat aset perniagaan

Secara umum pengaruh subletal pemaparan moluskisida niklosamida selama 12 minggu terhadap kondisi hematologi menunjukkan peningkatan secara nyata pada konsentrasi niklosamida 0,01

Masjid Jami' Kota Malang merupakan salah satu unsur penting di daerah Kota Malang yang telah melaksanakan Zakat Infak Sedekah (ZIS) dengan berbagai macam

Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk