• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar) - UNS Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar) - UNS Institutional Repository"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

159

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan tentang implementasi

Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X Siswa SMK

Negeri 1 Karanganyar, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran menulis teks ekposisi meliputi tiga tahap, yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian atau evaluasi. Pada tahap

perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi guru menyiapkan dokumen

berupa RPP yang disusun berdasarkan silabus. Berdasarkan hasil temuan dan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa format dan sistematika RPP yang disusun

oleh guru SMK Negeri 1 Karanganyar, secara garis besar sudah sesuai dengan

prinsip penyusunan RPP yang tertera dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014

tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Akan tetapi, masih terdapat

beberapa ketidaksesuaian seperti pada perumusan sumber belajar, media

pembelajaran, dan metode pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran

menulis teks eksposisi secara umum sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi,

masih dijumpai beberapa komponen yang pelaksanaannya tidak sesuai seperti yang

telah direncanakan dalam RPP, yaitu pada penggunaan sumber belajar, media dan

alat pembelajaran, dan model pembelajaran yang diterapkan. Pada tahap penilaian

atau evaluasi guru memberikan penilaian sikap pada saat pembelajaran

berlangsung sedangkan penilaian hasil dilakukan guru dengan mengevaluasi hasil

produk/portofolio yang telah dikerjakan siswa.

2. Kendala pada proses pembelajaran tidak hanya berasal dari guru tetapi juga dari

siswa dan faktor luar yang mempengaruhi. Kendala guru meliputi penyesuaian

format dan sistematika RPP, pemilihan metode pembelajaran, pembagian alokasi

waktu, dan penilaian yang detail dan kompleks. Kendala siswa meliputi konsentrasi

belajar, pemahaman, minat, pengembangan paragraf, dan penggunaan bahasa baku.

(2)

dan sarana dan prasarana. Berbagai strategi dilakukan sebagai upaya agar

implementasi Kurikulum 2013 dapat dilaksankan secara optimal pada setiap

aspeknya.

3. Berbagai strategi dilakukan guru sebagai upaya agar bisa mengimplementasikan

Kurikulum 2013 dengan optimal. Berikut upaya yang dilakukan guru untuk

mengatasi kendala yang muncul dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi.

Pada tahap perencanaan, guru memaksimalkan penyusunan RPP dengan

berpedoman pada Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang tentang

Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu, dalam mengatasi

pembagian alokasi waktu guru harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti

waktu dan materi pembelajaran agar alokasi waktu yang direncanakan tepat.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala metode adalah guru

memilih dan memilah metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik siswa agar

dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa menjadi

lebih kreatif dalam menghasilkan suatu produk berupa teks eksposisi. Selain itu,

upaya yang dilakuan guru dalam penerapan alokasi waktu pada kegiatan inti adalah

dengan tidak memunculkan lima pengalaman belajar seluruhnya dalam satu

pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan

materi pembelajaran.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala pada tahap penilaian

adalah mengkaji dan mempelajari lebih mendalam panduan yang tercantum dalam

Pemendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian autentik berimplikasi

pada proses penilaian yang dilakukan guru berdasarkan acuan kriteria. Penilaian

autentik bersifat holistik dan utuh yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

(3)

dalam mengatasi kendala tersebut adalah memberikan pengarahan, menggunakan

metode yang tepat, membuat pembelajaran yang menarik, serta pengelolaan

keadaan kelas yang kondusif. Upaya untuk mengatasi kendala dalam hal

pemahaman, guru menjelaskan secara personal kepada siswa yang belum paham,

memberikan kesempatan untuk bertanya, komunikasi yang efektif antara guru dan

siswa, dan pengintegrasian materi pembelajaran yang dekat dengan kehidupan

nyata peserta didik. Upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan minat siswa

terhadap pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa dan

menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa

antusias dan tertarik pada pembelajaran.

Berdasarkan faktor eksternal, kendala siswa yang ditemui pada saat

pembelajaran di antaranya pengembangan paragraf dan penggunaan bahasa baku.

Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengingatkan

kembali materi tentang jenis-jenis paragraf sesuai dengan letak kalimat utama dan

membiasakan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk

selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kendala lainnya yang mempengaruhi jalannya pembelajaran antara lain

lingkungan sekolah, sumber belajar, waktu pembelajaran dan sarana dan prasarana.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala lingkungan adalah dengan

mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Strategi yang dilakukan guru

untuk mengatasi kendala sumber belajar adalah dengan arahan kepada siswa

mengenai sumber belajar yang dapat dirujuk untuk mendukung materi

pembelajaran menulis teks eksposisi. Upaya untuk mengatasi kendala waktu

pembelajaran adalah membuat pembelajaran yang lebih menarik perhatian

meskipun pembelajaran dilaksanakan pada waktu siang atau menjelang sore. Upaya

untuk mengatasi kendala sarana prasarana adalah dengan melibatkan masyarakat

sekolah untuk berkreasi, berimproviasi, berinisiatif, dan inovatif dalam menyikapi

(4)

B. Implikasi

Pergantian Kurikulum 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 tentu menuai

berbagai tanggapan pro dan kontra dari berbagai pihak. Hal itu terjadi karena pergantian

kurikulum tersebut dinilai tergesa-gesa dan sangat minim sosialisasi. Dengan demikian,

banyak pihak yang belum siap menghadapi perubahan yang cukup signifikan dari

berbagai aspek. Sekolah serta komponen yang terlibat sebagai pelaksana kurikulum

tentu harus turut menyiapkan diri agar kesulitan dan hambatan dapat diminimalisasi.

Proses pembelajaran sebagai wujud nyata pelaksanaan kurikulum harus dilaksanakan

sesuai dengan prosedur dan pedoman agar implementasi kurikulum dapat dilaksanakan

sesuai dengan konsep yang telah dirumuskan.

Proses pembelajaran terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi atau penilaian. Ketiga tahap tersebut harus diperhatikan setiap

komponennya. Tahap perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan guru untuk

mempersiapkan pembelajaran. Hal ini dilakukan guru dengan membuat dokumen

perencanaan berupa RPP. Dalam pengembangan RPP seharusnya guru memahami

secara komprehensif serta menerapkan prinsip pengembangan RPP yang telah

tercantum dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran

Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu mengembangkan RPP berdasarkan silabus,

pengembangan RPP disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, mendorong

partisipasi aktif peserta didik, menghasilkan peserta didik yang tak berhenti belajar serta

berpusat pada peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis,

memberikan umpan balik dan berlanjut, keterkaitan dan keterpaduan KI dan KD, dan

menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan

pendekatan saintifik (scientific approach) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dijelaskan secara rinci terutama dalam point kegiatan inti yang mencakup 5 M

(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

(5)

Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berpusat pada siswa (student center learning)

yang diharapkan menghasilkan siswa yang aktif, kreatif, produktif, dan inovatif. Bahasa

Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang memiliki alokasi waktu cukup banyak

dalam pembelajaran seharusnya mampu mencapai tujuan dengan baik, mengingat

bahasa Indonesia juga merupakan tonggak dari mata pelajaran lain. Kegiatan berbahasa

dalam pembelajaran juga berpengaruh pada mata pelajaran lain. Salah satunya adalah

keterampilan menulis yang digalakkan pada setiap mata pelajaran.

Tahap penilaian atau evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui seberapa

jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajar. Penilaian atau evaluasi

berbasis penilaian autentik tidak hanya menilai hasil produk tetapi juga menilai

prosesnya. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai penentu tindak lanjut

pembelajaran agar dapat berjalan lebih baik. Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013

menerapkan sistem konversi nilai 1-4. Sistem penilaian tersebut berlaku untuk penilaian

pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap tidak menggunakan konversi 1-4, tetapi

menggunakan skala A-D, yaitu A (sangat baik), B (baik), C (cukup baik), dan D

(kurang). Tahap penilaian yang sedemikian detail dan kompleks harus dilaksanakan

guru untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam pembelajaran serta untuk

menentukan langkah pembelajaran selanjutnya. Apabila ada siswa yang belum

mencapai KKM maka guru harus memberikan tugas tambahan atau remidi. Dengan

demikian, ada tindak lanjut dari hasil penilaian yang telah dilakukan guru.

Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran tersebut masih terdapat

beberapa kendala baik berasal dari guru, siswa, maupun faktor lainnya. Guru sebagai

perencana dalam implementasi kurikulum seharusnya mampu merancang perencanaan

yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan keadaan sekolah.

Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga harus memperhatikan setiap komponen yang

terlibat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan

perencaaan. Dalam hal ini, RPP bukan semata-mata dokumen tertulis yang harus

(6)

Demi kelancaran jalannya proses implementasi Kurikulum 2013 maka guru

sebagai tonggak pelaksanaan pembelajaran harus senantiasa mengikuti perkembangan

terkini tentang pelaksanaan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru

tentu masih muncul berbagai hambatan dalam pelaksanaannya. Kesenjangan antara

harapan dan pelaksanaan di lapangan saat ini sedang dievaluasi oleh pemerintah. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya kebijakan baru oleh Kemendikbud yang menghentikan

sementara pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru menerapkan

Kurikulum 2013 selama satu semester, yaitu pada tahun ajaran 2014/2015. Dengan

demikian, sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 harus kembali menerapkan

KTSP. Oleh karena itu, guru, kepala sekolah, dan stake holder hendaknya senantiasa

mengikuti perkembangan terkini baik peraturan maupun kebijakan agar tetap ada

relevansi antara pelaksana dengan pembuat kebijakan.

SMK Negeri 1 Karanganyar telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun

ajaran 2013/2014. Dengan demikian, sekolah tersebut tidak terkena dampak kebijakan

baru dari pemerintah yang menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 sementara

waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, sekolah sebagai institusi yang menjalankan

kurikulum hendaknya dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan prinsip-prinsip yang

ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara harapan dengan pelaksanaan di lapangan.

Di sisi lain, pergantian kurikulum bukan semata-mata sebagai kebijakan intervensi

melainkan sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi pada kurikulum

sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis data implementasi Kurikulum 2013 pada

pembelajaran menulis teks eksposisi masih diperlukan pengkajian lebih dalam agar

dapat meningkatkan perbaikan implementasi baik dari perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian mengingat masih terdapat kendala-kendala dalam implementasi Kurikulum

2013. Hal itu demi mewujudkan implementasi Kurikulum 2013 yang sesuai dengan

konsep dan peraturan yang telah dibuat pemerintah sehingga tercapai tujuan pendidikan

(7)

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, maka ditawarkan beberapa saran

sebagai berikut.

1. Saran untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar sebagai

supervisi yang mengawasi sekaligus menilai implementasi Kurikulum 2013,

hendaknya meningkatkan koordinasi, komunikasi, serta evaluasi dengan sekolah,

agar implementasi Kurikulum 2013 dapat diterapkan secara optimal sesuai dengan

konsepnya.

2. Saran untuk Sekolah

Untuk memperlancar jalannya implementasi Kurikulum 2013, khususnya

pembelajaran bahasa Indonesia, sekolah hendaknya:

a. Implementasi kurikulum tidak hanya mengandalkan guru dan siswa sebagai

pelaksana tetapi juga harus didukung oleh sekolah melalui sarana dan prasarana

yang memadai sehingga dapat memperlancar jalannya proses pembelajaran.

b. Selain itu, sekolah dapat mengadakan kegiatan yang bersifat pelatihan,

workshop, diklat, untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan guru terhadap

implementasi Kurikulum 2013. Sementara itu, sekolah juga harus senantiasa

mengikuti perkembangan terkini tentang implementasi Kurikulum 2013.

3. Saran untuk Guru Bahasa Indonesia

Keselarasan antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran merupakan harapan untuk mewujudkan kompetensi yang akan

dicapai. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan efektif merupakan wujud dari

implementasi kurikulum. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia hendaknya

mengembangkan RPP sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan yang sesuai

dengan konsep Kurikulum 2013. Hal lain yang harus diperhatikan adalah materi

pembelajaran, sumber belajar, metode, dan media. Komponen-komponen

pembelajaran tersebut sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran.

Terlebih lagi dalam Kurikulum 2013 memusatkan pembelajaran pada peserta didik,

(8)

kegiatan implementasi kurikulum di lapangan sangat menentukan jalannya proses

pembelajaran. Keberhasilan implementasi kurikulum khususnya dalam aktivitas

belajar mengajar ditentukan oleh guru yang professional. Dengan demikian,

hendaknya guru menjadi fasilitator yang kreatif, menarik, dan menyenangkan

sebagai upaya keberhasilan pembelajaran di samping sebagai unsur penting

implementasi kurikulum secara keseluruhan.

4. Saran untuk Siswa

Siswa diharapkan dapat mengubah paradigma bahwa menulis merupakan

bakat yang tidak bisa dipelajari. Keterampilan menulis dapat diasah melalui latihan

menulis. Dengan cara membudayakan menulis setiap harinya, maka akan terbentuk

skill. Dalam pembelajaran menulis teks ekposisi pada hakikatnya siswa diminta

untuk menuangkan pendapatnya dalam bentuk tulisan sehingga ada produk yang

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengidentifikasi wilayah dunia di mana beberapa garis keturunan kosmopolitan berasal, peneliti menghitung (1) jumlah saudara garis keturunan, (2) jumlah kisaran dibatasi

Ok, sekarang pastikan ke-4 file tadi yang telah kita buat berada di flashdisk kita, dan buatlah folder baru dengan nama all untuk menyimpan hasil curian kita di komputer teman

pelaporan pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan penataan

Bahan silikon diberi pengotor phosphorus atau arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya magnet melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) penggunaan diksi dalam kumpulan puisi Asal Muasal Pelukan karya Candra Malik; (2) pemilihan gaya bahasa dalam

Facilities to be provided for the distribution of LNG for power plants in the Riau Islands are three facilities located in the receiving terminal in Bintan Island,

Kepada seluruh peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang merasa keberatan atas ditetapkannya pemenang tersebut di atas, dapat mengajukan sanggahan secara online kepada