• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM b697e50eb2 BAB IBAB 1 lapkir ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM b697e50eb2 BAB IBAB 1 lapkir ok"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan dengan

diundangkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang, yang kemudian diperbaharui dengan Undang – undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kebijakan tersebut ditujukan untuk

mewujudkan kualitas tata ruang yang semakin baik dengan kriteria aman,

nyaman, produktif dan berkelanjutan. Kota Blitar menindaklanjuti amanat

undang-undang tersebut dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Blitar

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Blitar Tahun 2011-2030.

Sebagaimana yang tertuang peraturan daerah tersebut, tujuan penataan ruang Kota Blitar adalah “Mewujudkan Kota Blitar sebagai Kota Wisata Kebangsaan yang Didukung oleh Sektor Pertanian, Perdagangan dan Jasa yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan”. Tujuan penataan ruang tersebut dapat dicapai dengan penyelenggaraan pemanfaatan ruang

yang konsisten dengan perencanaan ruangnya baik dalam perwujudan pola

tata ruang maupun struktur ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan

sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi Pemerintah Kota

Blitar untuk benar-benar mempersiapkan daerahnya dalam melakukan

perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi program dan kegiatan yang

berhubungan dengan pengembangan sektor permukiman dan sarana

prasarananya.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) merupakan

dokumen perencanaan lima tahunan yang berfokus pada 4 (empat) sektor

(2)

I-2 bangunan dan lingkungan, penyehatan lingkungan permukiman dan air

minum. Pada tahun sebelumnya telah disusun Updating RPIJM Kota Blitar

Tahun 2016 - 2020, namun dengan pertimbangan beberapa hal, antara lain

perubahan kriteria pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi,

perkembangan kondisi eksisting, prioritas kebutuhan masyarakat serta

kebijakan daerah maka perlu dilakukan beberapa penyesuaian secara

substansi terhadap dokumen tersebut.

Berdasarkan pemikiran itu, Pemerintah Kota Blitar melalui Badan

Perencanaan Pembangunan Kota Blitar melakukan updating Rencana Program

Investasi Jangka Menengah (RPIJM) tahun 2017 – 2021 dengan mengacu

pada Pedoman Penyusunan RPIJM Tahun 2016.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan ini adalah melakukan updating Rencana Program Investasi Infrastrukur Jangka Menengah Kota Blitar tahun 2017 – 2021.

Sedangkan tujuannya adalah

a. Memberikan gambaran mengenai kondisi dan potensi, serta permasalahan

yang dihadapi daerah ini saat ini di bidang cipta karya; dan

b. Untuk memformulasikan program dan kegiatan pembangunan yang

menjadi prioritas pembangunan daerah utamanya bidang cipta karya

dalam rentang waktu lima tahunan, baik yang dibiayai APBD Provinsi,

APBD Pemerintah Kota Blitar, maupun yang dibiayai APBN.

1.3 Landasan Hukum

Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu adalah

sebagaimana berikut:

a. Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN;

b. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

c. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

d. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

e. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;

f. Undang-Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;

g. Keputusan Presiden No. 7/2004 tentang RPJMN 2004-2009.

h. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi

(3)

i. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;

j. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;

k. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 02 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Blitar Tahun 2005-2025;

l. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 09 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kota Blitar Tahun 2011-2015;

m.Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

(4)

I-4

1.4 Kedudukan RPIJM

RENSTRA KEMENPUPR

2015-2019 RPJMN

2015-2019

NAWACITA RENSTRA

DJCK 2015-2019

RPJMD PROVINSI

RENSTRA SKPD PROVINSI

RENSTRA CIPTA KARYA/RAD GERAKAN

NASIONAL 100-0-100 PROVINSI

RPJMD KABUPATEN/

KOTA

RENSTRA SKPD KABUPATEN/ KOTA

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA NASIONAL

PROVINSI

KAB/KOTA

(5)

1.5 Muatan RPIJM

Ruang lingkup pada dasarnya mencakup penjelasan hal-hal yang perlu

diperhatikan sebagai batasan yang dibahas dalam RPIJM Kota Blitar. Secara

substansi muatan RPIJM terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta

Karya.

Bab 2 Profil Kota

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah,

demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta

Karya

Pada bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya

dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Pada Bagian ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan

lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan

analisis kemiskinan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi

pendanaan, dan alternatif pendanaan.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka

regulasi yang ada di Kota Blitar.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi

infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu

sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan

Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada

setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta

(6)

I-6 Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisi mengenai matriks program investasi RPIJM Kota

Blitar dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kota

Blitar.

1.6 Mekanisme Penyusunan RPIJM

Dalam penyusunan RPIJM Kota harus mengacu pada dokumen

perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan

pembangunan yang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPIJM juga

mengacu pada dokumen perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti

dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang

terkait dengan pengembangan wilayah. Keseluruhan rencana teknis ini,

terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini memberikan arahan strategi makro

pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPIJM merupakan

penjabaran program dari strategi tersebut.

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan

rencana, dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan

investasi di setiap sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu

strategis yang dapat berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur

permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman, permasalahan yang

menghambat, serta tantangan ke depan. Setelah itu, dilakukan analisis

kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul programprogram

pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut.

Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral

yang telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan

program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam

penyusunan RPIJM Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah,

kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis

keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan

sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan

jangka menengah. Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis

(7)

RPIJM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk

melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau

konsultasi masyarakat.

Survai Kebutuhan Prasarana dan Sarana

Masterplan Kawasan

Gambar

Gambar 1. 1 Skema Tahapan Penyusunan RPIJM

Referensi

Dokumen terkait

perawat adalah 68,6 ± 7,8, yang menunjukkan tingkat sensitivitas moral moderat. Salah satu faktor yang mempengaruhi sensitivitas moral yaitu spiritualitas yang

Sasaran yang dirumuskan harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1) bergantung pada masalah keperawatan yang disebut komponen problem; 2) menggambarkan perbaikan,

Penulisan skripsi berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Penjualan untuk Meningkatan Pengendalian Internal (Studi Kasus pada

Ketiga, unjuk kerja dari bentuk dan posisi baffle blocks yang paling efektif meredam turbulensi di hilir pusaran adalah baffe blocks tipe miring dengan sudut 60° yang

Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah dengan nilai Apgar asfiksia dan tidak asfiksia menit ke-1 di RSUP Dr.. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR

Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah

Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan antara usia responden dengan nilai tambah/ ekuitas merek yang diberikan terhadap produk yang

merupakan suatu cara yang digunakan dalam mencari dan mengumpulkan data sehingga dapat dianalisi, guna kelengkapan dari hasil penelitian yang diinginkan. Metode