• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada mata pelajaran IPA kelas V di SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada mata pelajaran IPA kelas V di SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SDK DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yolanda Dwi Aryanti NIM: 101134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,12 Juni 2014 Penulis,

(5)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yolanda Dwi Aryanti

Nomor Mahasiswa : 101134037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP

KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS VDI SDK DEMANGAN BARU 1

YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, nengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Juni 2014 Yang menyatakan,

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku tercinta

Seluruh anggota kelurga

(7)

vii

MOTTO

“Anggaplah hari ini adalah hari terakhirmu maka kamu akan memberikan yang terbaik untuk hari ini.”

(8)

viii

ABSTRAK

Aryanti, Yolanda Dwi. (2014). Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V di SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma

Kata kunci: Metode Mind Map, Mata pelajaran IPA, Kemampuan Eksplanasi, dan Kemampuan Regulasi Diri

Latar belakang penelitian ini ingin mengujicobakan metode mind map yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap (1) kemampuan eksplanasi dan (2) kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi Dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Demangna Baru 1 Yogyakarta sebanyak 87 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas VA dan kelas VC sebanyak 58 siswa. Kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol.

(9)

ix ABSTRACT

Aryanti, Yolanda Dwi. (2014). The effects of using mind map method towards explanation and self-regulation ability on science subjectin class V ofSDK Demangan Baru 1 Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Keywords: Mind Map Method, Science, Explanation Ability, and Self-regulation Ability

The research background is to test mind map method which is has influence towards eksplanation and self-regulation ability. The research is aimed at identifying the effect of mind map use on (1) the explanation ability (2) self-regulation ability on science at 5th grade students at SDK Demangan Baru 1Yogyakarta in the second term of academic year 2013/2014.This study design is quasi - experimental design types of non - equivalent control group design.Population in this research is students of class V SDK Demangan Baru 1 Yogyakartain amounts 87 students. Research sample are students class VA and VC in amounts 58 students. Class VA as an experimental group whereas VC as a control group.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan, atas segala berkat dan penyertaanNya yang begitu berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD dan

sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

3. Catur Rismiati, Ed.D. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M..T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu membimbing dan mendorong penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Haryanta, S,Pd. selaku kepala sekolah SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Hartoyo, S.Pd. selaku guru IPA kelas V SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta

yang telah memberikan izin dan bantuan masukan dan bimbingan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dari tahap awal sampai akhir.

7. Maria Melani IkaSusanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator kebahasaan dan pembelajaran IPA dalam penelitian ini.

8. Apri Damai SagitaKrissandi, S.S., M.Pd. validator pemakaian Bahasa Indonesia sesuai dengan EYD yang benar dalam penelitian ini.

9. Siswa kelas VA dan VB SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

(11)

xi 11. Teman-teman hangout, Agnes, Mita, Luki, Ucik, Farida “Ting-ting”, Endah

yang selalu memberi semangat dan motivasi.

12. Teman-teman PAYUNG yang membantu dalam proses pengerjaan penelitian dan teman-teman PGSD angkatan 2010 khususnya kelas D (Paradhe) yang mewarnai perjalanan perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah membatu proses penyusunan dan penulisan skripsi ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-satu.

Semoga semua proses yang dialami peneliti sampai selesainya skripsi ini dapat menjadi bekal peneliti untuk meraih mimpi-mimpi dan mengembangkan bakat yang dimiliki peneliti.

Yogyakarta, 12 Juni 2014 Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Definisi Operasional ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1 Teori yang Mendukung ... 7

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 7

2.1.1.2 Metode Pembelajaran ... 8

2.1.1.3 Metode Mind Map ... 9

2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ... 11

2.1.1.5 Materi Pembelajaran IPA Kelas V ... 13

2.1.1.6 Berpikir Kritis... 16

2.1.1.7 Eksplanasi ... 18

2.1.1.8 Regulasi Diri ... 18

(13)

xiii

2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map ... 19

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang berpikir kritis ... 20

2.1.2.3 Literatur Map ... 23

2.2 Kerangka Berpikir ... 23

2.3 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Setting Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel ... 27

3.4 Variabel Penelitian ... 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6 Instrumen Penelitian ... 30

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 32

3.7.1 Uji Validitas ... 33

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.8 Teknik Analisis Data ... 35

3.8.1 Uji normalitas distribusi data ... 35

3.8.2 Uji pengaruh perlakuan ... 36

3.8.2.1 Uji perbedaan kemampuan awal ... 36

3.8.2.2 Uji selisih skor Pretest dan posttest ... 36

3.8.3 Analisis lebih lanjut... 37

3.8.3.1 Uji peningkatan skor pretest ke posttest ... 37

3.8.3.2 Uji Besarnya Pengaruh perlakuan (effect size) ... 38

3.8.3.3 Uji retensi pengaruh perlakuan... 39

3.8.3.4 Dampak perlakuan pada siswa ... 41

3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN ... 44

4.1 Implementasi Pembelajaran ... 44

4.1.1 Kelompok Eksperimen ... 45

4.1.2 Kelompok Kontrol ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Eksplanasi... 47

4.2.1.1 Uji Perbedaan Kemampaun Awal ... 48

4.2.1.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I ... 48

(14)

xiv

4.2.2.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ... 50

4.2.2.2 Uji Besar Efek Perlakuan ... 51

4.2.2.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ... 52

4.2.3 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Regulasi Diri ... 54

4.2.3.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 55

4.2.3.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I ... 55

4.2.4 Analisi Lebih Lanjut ... 57

4.2.4.1 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest I ... 57

4.2.4.2 Uji Besar Efek Perlakuan ... 58

4.2.4.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ... 59

4.3 Pembahasan ... 60

4.3.1 Pengaruh Penerapan Mind Map terhadap Kemampuan Eksplanasi ... 60

4.3.2 Pengaruh Penerapan Mind Map terhadap Kemampuan Regulasi Diri . 61 4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa ... 62

4.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Keterbatasan Penelitian... 67

5.3 Saran ... 67

DAFTAR REFERENSI ... 69

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Mind Map ... 11

Gambar 2.2 contoh tuas/pengungkit ... 13

Gambar 2.3. Contoh tuas golongan pertama ... 14

Gambar 2.4. Contoh tuas golongan kedua ... 14

Gambar 2.5. Contoh tuas golongan ketiga ... 14

Gambar 2.6. Alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring ... 15

Gambar 2.7. Contoh katrol tetap ... 15

Gambar 2.8. Contoh katrol bebas ... 15

Gambar 2.9. Contoh katrol majemuk ... 16

Gambar 2.10. Roda berporos pada sepeda ... 16

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 26

Gambar 3.2 Variabel Penelitian... 29

Gambar 3.3. Rumus persentase peningkatan skor pretest ke posttest ... 38

Gambar 3.4. Rumus besar efek perlakuan data normal ... 39

Gambar 3.5. Rumus besar efek perlakuan data tidak normal ... 39

Gambar 3.6. Rumus persentase peningkatan skor posttest I ke Posttest II ... 40

Gambar 4.1. Perbandingan selisih skor pretest ke posttest ... 50

Kemampuan eksplanasi kelompok ekperimen dan kelompok kontrol ... 50

Gambar 4.2 Rumus besar efek perlakuan data normal kemampuan eksplanasi ... 52

Gambar 4.3. Perbandingan selisih skor pretest ke posttest ... 57

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ... 28

Tabel 3.2. Matriks Pengembangan Instrumen ... 30

Tabel 3.3. Rubrik Penilaian ... 31

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas ... 34

Tabel 3.5. Tabel Uji Reliabilitas ... 35

Tabel 3.6. Pedoman Wawancara Siswa ... 41

Tabel 3.7. Pedoman Wawancara Guru... 42

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Eksplanasi ... 47

Tabel 4.2. Hasil Uji Beda Skor Pretest Eksplanasi ... 48

Tabel 4.3. Hasil Uji Selisih Skor Eksplanasi ... 49

Tabel 4.4. Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest IEksplanasi ... 50

Tabel 4.5. Hasil Uji Besar Efek Perlakuan pada Kemampuan Eksplanasi ... 52

Tabel 4.6. Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest IIEksplanasi ... 53

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Regulasi Diri ... 54

Tabel 4.8. Hasil Uji Beda Skor Pretest Regulasi Diri... 55

Tabel 4.9. Hasil Uji Selisih Skor Regulasi Diri ... 56

Tabel 4.10. Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest IRegulasi Diri ... 57

Tabel 4.11. Hasil Uji Besar Efek Perlakuan pada Kemampuan Regulasi Diri ... 59

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Resume Expert Judgement ... 73

Lampiran 2 Uji validitas soal essai ... 74

Lampiran 3 Uji Reliabilitas soal essai ... 75

Lampiran 4 Silabus Kelompok Eksperimen ... 76

Lampiran 5 Silabus Kelompok Kontrol ... 83

Lampiran 6 RPP Kelompok Eksperimen ... 90

Lampiran 7 RPP Kelompok Kontrol ... 100

Lampiran 8 Rubrik Penilaian Soal Essai ... 110

Lampiran 9 Tabulasi Skor Pretest Kelompok Eksperimen... 120

Lampiran 10 Tabulasi Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 121

Lampiran 11 Tabulasi Skor Posttest I Kelompok Eksperimen ... 122

Lampiran 12 Tabulasi Skor Posttest I Kelompok Kontrol ... 123

Lampiran 13 Tabulasi Skor Posttest II Kelompok Eksperimen ... 124

Lampiran 14 Tabulasi Skor Posttest II Kelompok Kontrol ... 125

Lampiran 15 Uji Normalitas Kemampuan Eksplanasi ... 126

Lampiran 16 Uji Normalitas Kemampuan Regulasi Diri ... 126

Lampiran 17 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Eksplanasi ... 127

Lampiran 18 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Regulasi Diri ... 128

Lampiran 19 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Eksplanasi ... 129

Lampiran 20 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Regulasi Diri ... 130

Lampiran 21 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Eksplanasi 131 Lampiran 22 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Regulasi Diri ... 132

Lampiran 23 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ... 133

Lampiran 24 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi Diri ... 134

Lampiran 25 Foto Mind Map ... 135

Lampiran 26 Foto Kegiatan ... 137

Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian ... 138

Lampiran 28 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 139

(19)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada BAB I akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Setiap orang berusaha untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Orang berpendapat bahwa dengan pendidikan yang diterima dapat mengembangkan potensinya. Berbagai mata pelajaran diselenggarakan di sekolah untuk membantu orang meningkatkan kemampuan kognitifnya. Salah satunya merupakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Poedjiati (2007: 191) menyatakan IPA sebagai ilmu pengetahuan tentang semesta serta segala prosesnya, mencakup kegiatan penelitian yang diawali oleh kesadaran akan adanya suatu masalah. Fowler (dalam Trianto, 2010: 136) menjelaskan IPA sebagai pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan yang didasarkan pada suatu kegiatan mengamati lingkungan. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang menyenangkan karena IPA mempelajari segala hal yang terjadi di muka bumi.

Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam membantu menjelaskan IPA. Berbagai metode inovatiftelah dikembangkan oleh beberapa pakar pendidikan. Metode tersebut antara lain metode inkuiri, kerja kelompok, pemberian tugas, tanya jawab, dan lain sebagainya. Setiap metode yang dikembangkan berusaha untuk membantu guru dan siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPA dengan sangat menyenangkan.

(20)

2 Jika kualitas guru tidak memadahi dalam dunia pendidikan di Indonesia, bagaimana siswa yang berkualitas dapat tercapai (Sanjaya, 2006: 123). Guru jaman sekarang kurang melihat kebutuhan siswa dikelas, guru hanya berpaku pada buku pegangan tanpa adanya pengembangan dalam pelaksanaannya. Selain mengajarkan dengan metode ceramah, mayoritas guru juga lebih sering memberikan tugas kepada siswa tanpa adanya bimbingan kepada siswa. Siswa hanya menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengembangkan kemampuan berpikirnya. Hal ini oleh pemerintah dibiarkan begitu saja hingga pada tinggkat pendidikan yang lebih tinggi, kemampuan siswa hanya terbatas pada kemampuan menghafal saja. Ketika diberikan soal yang membutuhkan analisis maka siswa akan sangat mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Guru dalam hal ini sebagai pendidik seharusnya mengerti akan hal itu, sehingga guru akan berusaha untuk mencari cara yang sesuai untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya dan tidak hanya terbatas pada kemampuan menghafal.

Metode pembelajaran ceramah juga masih digunakan oleh guru mata pelajaran IPA. Hal ini terlihat dari hasil observasi pada tanggal 24 September 2013 dan tanggal 5 Oktober 2013 pukul 07.30 – 09.00 WIB di SDK Demangan Baru I. Dari hasil observasi terlihat hanya guru yang aktif menjelaskan di depan kelas, banyak siswa yang mengantuk atau mengobrol sendiri bersama teman satu meja atau teman depan dan belakang meja. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru di depan kelas bahkan siswa cenderung bosan dengan penjelasan dari guru.

(21)

3 pendidik dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan data PISA diketahui bahwa kurang baiknya hubungan siswa dan guru di Indonesia. Hal ini terlihat dalam diagram yang menunjukkan nilai negatif untuk negara Indonesia (OECD, 2010: 18).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh terhadap kemampuan berpikir siswa apabila adanya metode yang digunakan dalam proses pembelajaran siswa. Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan metode mind map untuk melihat pengaruh kemampuan berpikir siswa. Menurut Buzan (2008:4) mind map merupakan cara termudah mendapatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, mind map merupakan cara mencatat kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Dengan menggunakan metode mind map apakah kemampuan berpikir siswa dapat berkembang ataukah sama saja seperti ketika tanpa menggunakan metode mind map.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diribagi siswa kelas V SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014. Mata pelajaran yang digunakan dibatasi pada materi pesawat sederhana dengan standar kompetensi 5 memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi dasar 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membantu pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Apakah penggunaan metode pembelajaran mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?

(22)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.1.3 Mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran mind map pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan eksplanasi siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1.1.4 Mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran mind map pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan regulasi diri siswa kelas V SD Kanisius Demangan Bari 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.1.1 Bagi Siswa

Siswa mendapat pengalaman dalam pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Pengalaman tersebut membuat siswa semakin tertarik dalam pembelajaran IPA. Selain itu metode mind map juga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada kemampuan eksplanasi dan regulasi diri. Dengan menggunakan metode mind map diharapkan siswa dapat menguasai materi pesawat sederhana secara optimal tanpa membuat siswa merasa bosan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

1.1.2 Bagi Guru

Guru mendapat pengalaman dalam pembelajaran IPA menggunakan metode mind map, sehingga dapat mengembangkan lebih lanjut untuk pembelajaran lainnya. Selain itu guru juga memperoleh tambahan wawasan mengenai salah satu cara meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode mind map.

1.1.3 Bagi Sekolah

(23)

5 1.1.4 Bagi Peneliti

Memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimen dengan menerapkan metode mind map pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.

1.5 Definisi Operasional

1. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan menyenangkan yang akan memetakan pikiran-pikiran kita.

3. Metode mind map adalah metode pembelajaran dengan memetakan informasi ke dalam otak dengan menggunakan gambar-gambar yang menarik, dimana inti dari informasi berpusat di tengah.

4. Kemampuan berpikir adalah kemampuan merencanakan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi proses belajar dan hasil belajar.

5. Berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, dan kesimpulan, dan juga penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis, kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut.

6. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dimana siswa menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah kesimpulan evaluatif yang terdiri dari 6 elemen, yaitu kecakapan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri yang diukur dengan tes essai yang disusun peneliti.

7. Kemampuan eksplanasi adalah bagian dari kemampuan berpikir kritis dalam menjelaskan dan memberikan pendapat mengenai suatu informasi.

8. Kemampuan regulasi diri adalah bagian dari kemampuan berpikir kritis untuk mengetahui kemampuan menilai pendapat sendiri atau pendapat teman. 9. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

gejala-gejala alam atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

(24)

6 11. Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

(25)

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dibahas landasan teoriyang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan landasan teori yaitu mengenai tinjauan pustaka, kerangka berpikir dan hipotesis.

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori yang Mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skema sensorimotor yang memberi kerangka bagi interaksi awal mereka dengan lingkungannya. Pengalaman awal anak akan ditentukan oleh skema sensorimotor ini. Menurut Piaget (dalam Siregar, 2011:32) dalam proses belajar terdiri dari 3 tahapan yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah penggabungan informasi baru ke dalam struktur kognitif seseorang. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

(26)

8 Konkret, periode operasional konkret berlangsung antara usia 7 – 11 tahun. Pemikiran anak diarahkan pada kejadian nyata yang dialami anak. Pada tahap ini anak mampu menyelesaikan masalah yang lebih kompleks selama masalah yang dihadapi bersifat konkret dan tidak abstrak. 4) Tahap operasional Formal, tahap ini berlangsung dari usia 11 tahun hingga dewasa. Anak tidak lagi bergantung pada hal-hal yang nyata. Anak tidak perlu berfikir dengan bantuan benda-benda atau peristiwa konkret, anak mempunyai kemampuan untuk berfikir secara abstrak.

Pada penelitian ini anak kelas V Sekolah Dasar masuk pada tahap operasional konkret dimana mereka berusia antara 10 – 11 tahun. Pada tahap ini anak kelas V mempunyai kemampuan pembelajaran yang baik khususnya dalam hal mengingat suatu pengetahuan atau informasi.

Semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berfikirnya. Oleh karena itu guru harus memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya dan memberikan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangannya dalam pembelajaran.

Teori perkembangan anak sangat sesuai dengan mind mapdikarenakan pembelajaran dengan menggunakan mind map harus dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Pada tahap praoperasional dengan tahap operasional konkret haruslah berbeda pengajaran mind map-nya. Tahap praoperasional haruslah lebih mudah dibandingkan dengan tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret anak sudah mampu menggunakan mind map dalam membantu anak mengembangkan berpikir kritisnya. Hal ini dikarenakan anak dapat belajar secara nyata dalam membuat mind map. Dengan mind map yang dibuatnya anak juga belajar untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan titik pusat mind map yang dibuatnya.

2.1.1.2 Metode Pembelajaran

(27)

9 tujuan yang telah disusun secara optimal. Metode berbeda dengan strategi pembelajaran. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi (Sanjaya, 2006:125).

Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan penggunaan teknik maupun metode pembelajaran untuk setiap guru berbeda-beda (Sanjaya, 2006:126). Adapun penggunaan metode pembelajaran yang sama oleh guru, dapat membedakan hasil pembelajaran setiap peserta didik jika kondisinya berbeda (Taniredja, dkk, 2011: 1).

Berdasarkan pengertian beberapa ahli mengenai metode pembelajaran maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berikut akan dijelaskan mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode mind map.

2.1.1.3 Metode Mind Map

2.1.1.3.1 Definisi Metode Mind Map

(28)

10 dengan peta konsep yang berada di atas dan letak percabangannya mengikuti letak ide pokonya sehingga konsep-konsepnya dapat saling terkait satu sama lain.

2.1.1.3.2 Manfaat Mind Map

Menurut Buzan (2008:5) mind map memiliki manfaat sebagai berikut: a) memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, b) memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan di mana kita berada, c) mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, d) mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, dan e) menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.

Michalko (dalam Buzan, 2008:6) mengemukakan manfaat Mind Map sebagai berikut:

a) mengaktifkan seluruh otak, b) membereskan akal dari kekusutan mental, c) memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, d) membantu menunjukkan hubungan antar bagian-bagian informasi yang saling terpisah, e) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, f) memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya, g) mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

2.1.1.3.3 Langkah-langkah pembuatan Mind Map

(29)

11 map semakin menarik. f) Menggunakan kata kunci untuk setiap garis. Dengan kata kunci yang memiliki fleksibilitas penggunaan nya membuat otak seseorang mampu berfikir dengan ide-ide yang baru. g)Menggunakan gambar. Setiap gambar yang ada di dalam mind map memiliki arti lebih luar dibandingkan dengan kata-kata dalam suatu kalimat.

Dengan demikian mind map dapat membantu seseorang dapat berfikir secara luas untuk memahami informasi yang diterima dengan berfikir secara kreatif.

(Sumber:http://www.muhammadnoer.com)

Gambar 2.1 Contoh Mind Map

2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.4.1 Pengertian dan Hakikat IPA

(30)

12 Hakikat IPA menurut Trianto (2010: 141) adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui berbagai proses ilmiah yang dilakukan atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya dikenal sebagai produk ilmiah yang berupa konsep, prinsip, dan teori.

Soewandi, dkk (2005: 96) menguraikan kegiatan IPA menjadi 3 bagian, yakni: a) Hakikat IPA dalam kehidupan. IPA pada hakikatnya merupakan kegiatan intelektual untuk memperoleh penetahuan tentang alam tempat hidup manusia. b) Hakikat IPA dalam pendidikan. IPA pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pembimbing melalui pengajaran, latihan, dan bimbingan IPA untuk membantu peserta didik mengalami proses pendewasaan diri. c) Hakikat IPA dalam pembelajaran. IPA pada hakikatnya adalah proses kegiatan peserta didik untuk memahami lingkungan sekitar dan dirinya secara ilmiah melalui dari penemuan masalah, penyelesaian masalah melalui pengamatan dan penyimpulan ataa pengamatan tersebut, sehingga sains merupakan proses dan bukan hanya sekedar produk hafalan

Sedangkan Trianto (2010: 137) menguraikan hakikat IPA menjadi 3 bagian, yaitu: a) IPA sebagai proses, yaitu IPA sebagai semua proses untuk menemukan pengetahuan baru atau menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada. b) IPA sebagai produk, yaitu di mana IPA sebagai hasil proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan di sekolah. c) IPA sebagai sikap, yaitu IPA sebagai suatu sikap untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan pelajaran sains dan kehidupan

Jadi, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta serta interaksi yang terdapat di dalamnya.

2.1.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPA

(31)

13 latihan berfikir kritis. c) IPA merupakan bagian kebudayaan bangsa, karena kehidupan makin lama makin banyak dipengaruhi hasil-hasil IPA.

2.1.1.5 Materi Pembelajaran IPA Kelas V

Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi 5 tentang “memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya” pada kompetensi dasar 5.2 “menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membantu pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat” (Depdikbud, 2007).

Sulistyanto dan Wiyono (2008:110) mengemukakan pengelompokkan pesawat sederhana menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda poros.

1. Tuas

Sulistyanto dan Wiyono (2008:110) menyebutkan tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat tertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa.

(Sumber:Sulistyanto dan Wiyono,2008: 110) Gambar 2.2 contoh tuas/pengungkit

(32)

14 antara titik tumpu dan kuasa, dan c) tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban.

(Sumber: Sulistyanto dan Wiyono,2008:111) Gambar 2.3. Contoh tuas golongan

pertama

(Sumber: Sulistyanto dan Wiyono,2008:112)

Gambar 2.4. Contoh tuas golongan kedua

(Sumber: Sulistyanto dan Wiyono,2008:112)

Gambar 2.5. Contoh tuas golongan ketiga

2. Bidang Miring

(33)

15 (Sumber: Sulistyanto dan Wiyono,2008: 115)

Gambar 2.6. Alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring, antara lain (a) kapak, (b) pisau, (c) obeng, dan (d) sekrup

3. Katrol

Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya (Sulistyanto dan Wiyono, 2008:117). Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. a) katrol tetap, merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan; b) katrol bebas, merupakan katrol yang tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah; c) katrol majemuk, merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol dihubungkan dengan tali.

(Sumber: Sulistyanto dan Wiyono,2008:117)

Gambar 2.7. Contoh katrol tetap

(Sumber: Sulistyanto dan Wiyono,2008:118)

(34)

16 (Sumber: Sulistyanto dan Wiyono, 2008:118)

Gambar 2.9. Contoh katrol majemuk 4. Roda berporos

Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama (Sulistyanto dan Wiyono, 2008:119). Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.

(Sumber: Sulistyanto dan Wiyono, 2008:119)

Gambar 2.10. Roda berporos pada sepeda

2.1.1.6 Berpikir Kritis

2.1.1.6.1 Definisi Berpikir Kritis

Peter A. Facione mengemukakan pendapatnya mengenai berpikir kritis yaitu penilaian yang terarah dan terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, dan kesimpulan, dan juga penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis, kriteriologis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut.

2.1.1.6.2 Dimensi Berpikir Kritis

(35)

17 a. Dimensi Kognitif

Dimensi kognitif terdiri dari 6 kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. 1) Interpretasi merupakan kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria. 2) Analisis merupakan kecakapan untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini. 3) Evaluasi merupakan kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan yang lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang; untuk menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau bentuk ungkapan yang lain. 4) Inferensi merupakan kecakapan untuk mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal; untuk merumuskan dugaan dan hipotesis; untuk mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan; untuk menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk ungkapan yang lain.5) Eksplanasi merupakan kecakapan untuk menjelaskan dan memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang digunakan untuk menarik kesimpulan;dan untuk mengemukakan argumen-argumen logis yang kuat. 6) Regulasi diri merupakan kecakapan untuk memonitor aktivitas kognitifnya sendiri secara sadar, unsur-unsur yang ikut memainkan peran dalam aktivitas tersebut; dan kecakapan untuk memonitor aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan mengevaluasi penilaiannya sendiri dengan mempertanyakan, mengkonfirmasi, memvalidasi, atau mengoreksi penalarannya sendiri.

b. Dimensi Disposisi Afektif

(36)

18 merumuskan ulang kecakapan-kecakapan disposisi afektif yaitu rasa ingin menyelididki (inquisitive), sistematis, analitis (analytical), evaluatif (judicious), suka kesimpulan yang benar (truthseeking), suka penjelasan yang nalar (confident in reasoning), berpikiran terbuka (open-minded).

2.1.1.7 Eksplanasi

Facione (1990) mengemukakan bahwa eksplanasi merupakan kecakapan untuk menjelaskan dan memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang digunakan untuk menarik kesimpulan; dan untuk mengemukakan argumen-argumen logis yang kuat.

Eksplanasi dibagi lagi ke dalam tiga sub-kecakapan yaitu menjelaskan hasil penalaran, menjustifikasi prosedur, dan menjelaskan argumen. 1) Menjelaskan hasil penalaran merupakan kecakapan untuk menghasilkan pernyataan yang tepat, menjelaskan atau menggambarkan hasil dari analisis suatu permasalahan, evaluasi, dugaan, atau hasil pengamatan. 2) menjustifikasi prosedur merupakan kecakapan menjelaskan pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis, kriteriologis, dan kontekstual yang menjadi penilaian yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan. 3) menjelaskan argumen merupakan kecakapan untuk memberikan alasan atas beberapa pernyataan yang diterima; untuk mempertemukan kebenaran dengan suatu metode, konsep, fakta-fakta, kriteria, analisis atau pertimbangan evaluasi.

2.1.1.8 Regulasi Diri

(37)

19

2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan 2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map

Gitawati (2012) meneliti mengenaipengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pembelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDK Sengkan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelompok eksperimental dan kelas VB sebanyak 24 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Seluruh uji statistik dalam penelitian ini menggunakan program PSAW (SPSS) 18 for Windows. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal essai yang berjumlah 6 item soal (setiap soal mewakili tingkatan berfikir berdasarkan Taksonomi S. Bloom). Soal essai diberikan sebagai soal pretest dan posttest kedua kelompok sehingga didapat 4 jenis data yaitu pretest kelompok kontrol, posttest kelompok kontrol, pretest kelompok eksperimen, dan posttest kelompok eksperimen. Perbandingan hasil pretest dan posttest (berdasar diagram) dalam mengetahui tingkat mengingat siswa menunjukkan bahwa kelompok ekperimen (kelompok yang mendapat perlakuan) menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan perbandingan hasil pretest dan posttest (berdasar diagram) dalam mengetahui tingkat memahami siswa menunjukkan bahwa kelompok ekperimen (kelompok yang mendapat perlakuan) menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan mind map terbukti mempengaruhi kemampuan mengingat dan memahami siswa.

(38)

20 VA sebagai kelompok ekperimen sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi, Hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed)sebesar 0,006 < 0,05. 2) Penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mencipta. Hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05.

Septiarini (2012) meneliti mengenai pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisa dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah terhadap kemampuan menganalisa dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini menggunakan quasi eksperimental tipe non-equivalent control group design dimana terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimental. Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sedangkan teknik analisis data terdiri dari 4 tahap yaitu uji normalitas, uji perbandingan skor pretest, uji perbandingan pretest ke posttest, dan uji pengaruh perlakukan dan uji selisih skor. Dari hasil analisis data dalam 4 tahap didapat hasil bahwa penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis siswa. Pengaruh ini terlihat dari perbedaan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan sig. (2-tailed) sebesar 0,041 < 0,05. Selain itu penggunaan mind map juga berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi. Pengaruh ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,045 < 0,05 yang berarti terdapat perbendaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan ekperimen.

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang berpikir kritis

(39)

21 kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap selisih prestasi belajar siswa. Dibuktikan besarnya Assymp. Sig. (2-tailed)> 0,05 yaitu 0,354. Maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Berarti metode

inkuiri tidak meningkatkan hasil belajar. Meskipun demikian, rata-rata selisih prestasi belajar kelompok eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Dibuktikan besarnya Assymp. Sig. (2-tailed)< 0,05 yaitu 0,004, sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap selisih kemampuan berpikir kritis kategori afektif umum. Dibuktikan besarnya Assymp. Sig. (2-tailed)< 0,05 yaitu 0,001. Maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Berarti metode inkuiri

meningkatkan kemampuan berpikir kritis kategori afektif umum siswa. Selanjutnya, analisi membandingkan rata-rata selisih kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen dan kontrol menyatakan besar Assymp. Sig. (2-tailed)< 0,05 yaitu 0,024. Maka Hnull diterima dan Hi ditolak.

Supraptiningsih (2011) meneliti mengenai pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori afektif umum pada mata pelajaran IPA SDK Demangan Baru 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode inkuiri dapat mempengaruhi prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori afektif umum siswa kelas V SDK Demangan Baru 1 pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VA sebanyak 37 siswa dan siswa kelas VB sebanyak 38 siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Harga sig (2-tailed) yang diperoleh dengan menggunakan rumus Mann Whitney U test sebesar 0,004 < 0,05. 2) Terdapat peningkatan kemapuan berpikir kritis kategori afektif umum dengan menggunakan metode inkuiri. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan skor rata-rata pretest ke posttest berbeda secara positif dan signifikan karena hasil uji statistik dengan rumus Independen Sample Test diperoleh harga sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05.

(40)

22 IPA SDK Demangan Baru 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di SDK Demangan Baru 1 pada Semester Genap tahun ajaran 2010/2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDK Demangan Baru 1 yang terdiri dari kelas VA sebanyak 37 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebanyak 38 siswa sebagai kelompok ekperimen. Populasi dalam penelitian ini sekaligus sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) ada peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode inkuiri, hal ini dibuktikan dengan uji t (Independent Samples t-test) yang menunjukkan harga sig. (2-tailed) adalah 0,000 lebih kecil dari0,05. 2) Penerapan metode inkuiri meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif, ini terbukti dengan harga signifikasi (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

(41)

23

2.1.2.3 Literatur Map

Berikut literatur map dari penelitian-penelitian terdahulu:

2.2 Kerangka Berpikir

Metode pembelajaran mind map menjadi salah satu metode yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan mind map dapat mempermudah siswa dalam menerima materi pembelajaran. Siswa mampu berpikir kreatif dengan menggunakan mind map yang telah dibuat. Informasi yang beragam dari luar dapat dipetakan dengan semenarik mungkin tanpa mengurangi makna dari informasi tersebut.

Penggunaan mind map pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana di SD K Demangan Baru disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. Hal

Mind Map Berpikir Kritis

Sandra (2012)

Teknik Mind Mapping

kemampuan mengingan – kemampuan memahami

Anggraeni (2012)

Teknik Mind Mapping

kemampuan mengaplikasi – kemampuan mencipta

Rahayu (2011)

Metode inkuiri – prestasi belajar – berpikir kritis

Supraptiningsih (2011)

Metode inkuiri - berpikir kritis – prestasi belajar

Septiarini (2012)

Mind map – kemampuan

menganalisa – kemampuan mengevaluasi

Chandra (2011)

Metode inkuiri – pertasi belajar

– kemampuan berpikir kritis

Yang perlu diteliti:

Mind map– berpikir kritis pada kemampuan ekplanasi dan

(42)

24 ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis terutama dalam kemampuan eksplanasi dan regulasi diri. Jika metode pembelajaran dengan mind mapdigunakan dalam proses pembelajaran IPA, penggunaan metode pembelajaran mind mapakan berpengaruh pada kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.

2.3 Hipotesis

2.1.1 Penggunaan metode pembelajaran mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

(43)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini akan dibahas metode penelitianyang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian,waktu penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe non equivalent control group design. Disebut quasi eksperimental karena kelas yang digunakan sebagai sampel sudah ada dan tidak diacak. Menurut Sugiyono (2010:116) dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen sebagai kelompok yang diberi perlakuan khusus atau treatment dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan khusus. Pemilihan tiap responden untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan undian yang disaksikan oleh guru. Kedua kelompok kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil pretest dikatakan baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen menggunakan mind map, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan khusus.

Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007:276), hasil penelitian menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah : (1) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; dan (3) kurangi skor 2 dari skor 1. Berdasarkanprinsip Campbell dan Stanley, efek dari intervensi eksperimental akan menghasilkan rumus: (O2 - O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya

(44)

26 hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Berdasarkan rumus penelitian quasi experimentaltipe nonequivalent control group designdapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 118):

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X = Perlakuan (treatment)

O1= Rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2= Rerata skor posttest kelompok eksperimen

O3= Rerata skor pretest kelompok kontrol

O4= Rerata skor posttest kelompok kontrol

3.2 Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 yang berlokasi di SDK Demangan Baru 1 dengan alamat diJl. Demangan Baru No. 2, Depok, Sleman, Yogyakarta, Telp. (0273) 517737. Peneliti mengambil SDK Demangan Baru 1 karena bersamaan dengan diadakannya PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) yang diselenggarakan oleh kampus. Penelitian berlangsung selama 2 minggu yang dibagi ke dalam 6 x pertemuan, satu kali pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran.

SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah katolik yang berada di Yogyakarta. Sebagian besar guru dan siswa beragama katolik, namun ada juga yang beragama kristen dan islam. Setiap siswa di SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai dosen, guru dan karyawan.

SDK Demangan Baru 1 sebagai tempat penelitian merupakan salah satu sekolah swasta favorit yang berada di Yogyakarta. Hal ini terbukti dari banyaknya perhargaan sekolah yang diperoleh baik melalui siswa, guru, maupun sekolah

O1 X O2

(45)

27 tersebut baik dibidang akademik maupun non akademik. Berikut beberapa prestasi yang diperoleh siswa SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta beberapa waktu ini: Juara III Lomba Futsal O2SN se-Kecamatan Depok 2014, Lomba pidato tingkat SD 2014, Juara I Biola anak tingkat lanjut, Juara I Lomba Paduan Suara Dinas Pendidikan, dan sebagainya. Selain penghargaan yang diperoleh, yang menjadikan SDK Demangan Baru 1 menjadi salah satu sekolah favorit adalah dari tenaga pengajarnya yang berjumlah 31 guru. Dengan gelar sarjana maupun pengalaman mengajar yang sudah cukup lama menjadikan guru mampu mengajarkan materi pembelajaran dengan sangat baik. Selain itu guru juga sangat peduli terhadap siswanya, terlihat dari kesabaran guru memberikan pengetahuan kepada seluruh siswanya tanpa membeda-bedakan.

Hal lain yang membuat SDK Demangan Baru 1 cukup terkenal yaitu melalui kegiatan sosialnya. Di setiap tahunnya SDK Demangan Baru 1 selalu melakukan bakti sosial ke panti asuhan. Selain ke panti asuhan bakti sosial juga dilakukan ke SD di pedesaan yang membutuhkan bantuan. Ketika terjadi bencana alam dengan suka rela seluruh anggota sekolah juga melakukan bakti sosial.

3.3 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2011: 119) mengemukakan pengertian dari populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek/objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek/objek itu. Populasi dalam penelitian ini merupakan siswa kelas V SDK Demangan Baru 1 Yogyakarta yang berjumlah sebanyak 87 siswa.

(46)

28 kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan undian yang disaksikan oleh koordinator kelas V dan dua guru kelas. Dari hasil undian didapatkan bahwa kelas VA menjadi kelompok eksperimen dan kelas VC menjadi kelompok kontrol.

Kelas VA sebagai kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan khusus (treatment) dengan menggunakan mind map sebagai metode pembelajaran. Berbeda dengan kelas VC sebagai kelas kontrol yang merupakan pembanding sejauh mana peningkatan kelas eksperimen setelah mendapatkan treatment, maka tidak mendapatkan perlakuan khusus.

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Penelitian Hari, Tanggal JP Materi

1 Jumat, 7 Februari 2014

2 JP Mengerjakan Pretest

2 Rabu, 12 Februari 2014

2 JP Materi pesawat sederhana Pengenalan mind map

Membuat mind map pesawat sederhana

3 Senin, 17 Februari 2014

2 JP Materi pengungkit

Menonton video tentang macam-macam pengungkit

Membuat mind map tentang pengungkit

4 Rabu, 19 Februari 2014

2 JP Demonstrasi katrol menggunakan alat KIT

Membuat mind map tentang katrol 5 Jumat, 21 Februari

2014

2 JP Demonstrasi bidang miring dan roda berporos menggunakan alat KIT Menjelaskan materi bidang miring dan roda berporos dengan mind map

Membuat mind map tentang bidang miring dan roda berporos

6 Senin, 24 Februari 2014

2 JP Penjelasan keseluruhan materi Menjelaskan mind map di depan kelas

Refleksi menggunakan mind map

7 Jumat, 28 Februari

(47)

29 dipelajari sehingga diperoleh informasi yang kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiono (2011:64) membagi variabel menjadi 2 yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain dan tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Metode Mind Map.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan ekplanasi dan kemampuan regulasi diri.

Variabel penelitian disajikan dalam bentuk bagan di bawah ini: Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(48)

30 Tes berupa soal uraian digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan media mind map, sedangkan wawancara digunakan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi baik yang dirasakan oleh peserta didik maupun oleh guru selama melakukan pembelajaran dengan menggunakan media mind map. Wawancara yang baik dengan guru maupun siswa berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:148) instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa tes dengan 6 soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yang disusun oleh peneliti bersama dengan 2 rekan peneliti. Berikut matriks pengembangan instrumen yang digunakan untuk menyusun soal pretest dan posttest:

Tabel 3.2. Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Indikator No.

Soal

1.

Eksplanasi

Menjelaskan gambar, grafik, tabel, dst

5 Menjelaskan alasan mengapa menggunakan suatu pilihan

Menjelaskan alasan mengapa mengambil langkah tertentu

Menguraikan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan maslah

2.

Regulasi Diri

Menghargai pendapat orang lain yang berbeda

6 Memilah-milah permasalahan dalam bagian-bagian yang lebih kecil supaya bisa lebih baik ditangani

Menguji pendapat sendiri apakah terlalu berat sebelah

(49)

31 Berikut adalah tabel rubrik penilaian yang digunakan peneliti untuk mengoreksi hasil validasi, hasil pretets, posttest I, dan posttest II:

Tabel 3.3. Rubrik Penilaian

Variabel Indikator Penskoran Skor

Eksplanasi Menjelaskan gambar,

grafik, tabel, dst

Jika penjelasan sangat sesuai dengan gambar

4

Jika penjelasan sesuai dengan gambar

3

Jika penjelasan kurang sesuai dengan gambar

2

Jika penjelasan tidak sesuai dengan gambar atau tidak menjawab sama sekali

1 dengan alasan yang sangat tepat.

4

Jika memilih alat dapat mempermudahkan pekerjaan dengan alasan yang tepat.

3

Jika menjelaskan alasan dengan sangat tepat

4

Jika menjelaskan alasan dengan tepat

3

Jika menjelaskan alasan dengan kurang tepat

2

Jika menjelaskan alasan dengan tidak tepat atau tidak menjawab sama sekali

1

Menguraikan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan maslah

Jika menguraikan langkah-langkah yang digunakan sesuai dan tepat

4

Jika menguraikan langkah-langkah yang digunakan sesuai dan kurang tepat.

3

Jika menguraikan langkah-langkah yang digunakan kurang sesuai dan tidak tepat.

2

Jika menguraikan langkah-langkah yang digunakan tidak sesuai dan tidaktepat atau tidak menjawab sama sekali.

1

Regulasi Diri Menghargai pendapat

orang lain yang berbeda

Jika pendapat yang diberikan tidak melecehkan pendapat teman dengan alasan yang tepat

(50)

32

Jika pendapat yang diberikan tidak melecehkan pendapat teman dengan alasan yang kurang tepat

3

Jika pendapat yang diberikan tidak melecehkan pendapat teman tanpa memberikan alasan

2

Jika pendapat yang diberikan melecehkan pendapat teman atau tidak menjawab sama sekali

1

Menilai apakah ada kelemahan dalam langkah yang sudah diambil

Jika jawaban yang diberikan menunjukkan adanya kelemahan dalam pendapat yang diberikan.

4

Jika jawaban yang diberikan kurang menunjukkan adanya kelemahan dalam pendapat yang diberikan.

3

Jika jawaban yang diberikan tidak menunjukkan adanya kelemahan dalam pendapat yang diberikan.

2

Tidak menjawab sama sekali. 1 Menguji pendapat sendiri

apakah terlalu berat sebelah

Jika pendapat yang diberikan tidak memberatkan pendapat teman.

4

Jika pendapat yang diberikan seikit memberatkan pendapat teman.

3

Jika pendapat yang diberikan memberatkan pendapat teman. 2 Tidak menjawab sama sekali. 1 Menguji apakah argumen

yang digunakan memang sungguh bisa diterima.

Jika pendapat yang diberikan dapat diterima oleh orang lain. 4 Jika pendapat yang diberikan kurang dapat diterima oleh orang lain.

3

Jika pendapat yang diberikan tidak dapat diterima oleh orang lain.

2

Tidak menjawab sama sekali. 1

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

(51)

33 kelas VA sebanyak 30 siswa dan kelas VB sebanyak 29 siswa, sehingga total keseluruhan sebanyak 56 siswa.

3.7.1 Uji Validitas

Sugiono (2008:168) menjelaskan bahwa instrumen penelitian yang valid adalah jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Noor (2011: 133) terdapat tiga tipe validitas pengukuran, yaitu validitas isi (content validity), validitas konsep/konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Pada penelitian ini hanya menggunakan 2 tipe validitas yaitu validitas isi dan validitas konstruk dari 3 tipe validitas.

Menurut Azwar (2009: 45), validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Validitas isi memastikan apakah instrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur (Sukmadinata, 2008: 228). Validitas isi disusun berdasarkan rancangan yang telah ada dan diuji dengan membandingkan program yang ada serta konsultasi ahli. Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat matriks pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen yang memuat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan.

Dalam Noor (2011: 133) dijelaskan validitas konstruk merupakan analisis butir kuesioner untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang hendak diukur. Instrumen memiliki validitas konstruk jika disusun berdasarkan teori yang relevan, dikonsultasikan ke ahli (expert judgment) dan dianalisis faktor.

(52)

34 Sugiyono (2012: 613) mengemukakan bahwa nilai Product Moment untuk taraf signifikansi 5% dengan jumlah N=56 adalah 0,254. Jika data normal maka uji statistik selanjutnya yang digunakan adalah uji parametrik misalnya Independent samples t-test atau Paired Samples t-test, jika distribusi data tidak nomal maka uji statistik yang digunakan menggunakan non-parametrik misalnya Mann Whitney u-test atau Wilcoxon signed rank test.

Berdasarkan perhitungan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows, berikut hasil uji validitas soal uraian (lihat lampiran 2):

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas

No Variabel r hitung r tabel Sig. (2-tailed) Keputusan

0,000 (atau p< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan eksplanasi sudah valid. Untuk kemampuan regulasi diri didapatkan hasil rhitung sebesar 0,734 dan

harga signifikansi sebesar 0,000 (atau p< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan regulasi diri sudah valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

(53)

35

Tabel 3.5. Tabel Uji Reliabilitas

Cronbach's

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha diperoleh perhitungan sebesar 0,837 (atau p> 0,60), hal ini menunjukkan bahwa 6 soal esaai sudah reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

3.8.1 Uji normalitas distribusi data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam kurva normal atau tidak, hal ini sebagai prasyarat digunakannya analisis parametrik (Priyatno, 2012: 132). Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametris yaitu menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov.

Jika distribusi data normal analisis statistiknya menggunakan statistik parametrik Independent Sample t-test atau Paired Sample t-test. Jika data tidak normal maka analisi menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-test atau Wilcoxonsigned rank test.Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Menurut Priyatno (2012:136) kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas sebagai berikut:

a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal, sehingga analisis data diuji menggunakan statistik parametrik.

(54)

36

3.8.2 Uji pengaruh perlakuan

3.8.2.1 Uji perbedaan kemampuan awal

Uji perbedaan bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan (Ghozali, 2006: 56). Uji perbedaan pretest menggunakan statistik parametrik Independent Sample t-test atau statistik nonparametrik Mann Whitney U-test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

Hnull : Tidak ada ada perbedaan yang signifikan antara rerata pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut (Priyatno, 2010: 40):

a. Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal ini

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama.

b. Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang tidak sama.

Kondisi yang ideal adalah jika tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.8.2.2 Uji selisih skor Pretest dan posttest

Gambar

Grafik 4.4. Hasil Uji Retensi pengaruh perlakuan dari Posttest I ke Posttest II ... 60
Gambar 2.1 Contoh Mind Map
Gambar 2.2 contoh tuas/pengungkit
Gambar 2.3. Contoh tuas golongan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Market Value Added (MVA) merupakan hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi

Hal ini memberi konsekuensi bagi upaya pencegahan dan penanganan risiko atau dampak keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipikirkan dan diperhatikan guru

o Kemudian pada Nagori Panombean Baru, SAKSI SAMSUL BAHRI berbicara melalui handphone (HP) kepada temannya yakni SAKSI ALI BASA NASUTION (PEGAWAI KANTOR NAGORI PANOMBEAN

Berdasarkan sebaran responden mengenai keragaman menu, sebesar 57,5 persen responden menyatakan sangat penting dengan rata-rata skala variabel ini adalah 4, 49 yang

Sedangkan untuk perkembangan DAU, total peningkatannnya adalah 569,63% dengan rata-rata peningkatan sebesar 56,96 % untuk peningkatan DAU tertinggi diperoleh Kabupaten Lampung

Penurunan pH pada media fermentasi bekatul sejalan dengan hasil analisis total BAL dan total asam sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas BAL dalam menghasilkan

Pola pengelolaan hutan, lahan dan air dalam Pengelolaan DAS Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, harus dipenuhi untuk suatu kegiatan dan usaha

Pada TWR, Traffic management akan lebih berguna untuk penataan traffic yang lebih rapi, terutama jika tidak terdapat DEL dan GND, maka akan dibutuhkan pemikiran dua kali lipat