BAB III : ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1 Studi Aktivitas
A. Pengelompokan Aktivitas
Tabel 3.Pengelompakan Aktivitas
No Pelaku Kegiatan Ruang Sifat
.
1 Rektor Datang/Pulan Area Parkir Publik
g
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Ruang Private
Rektor
Rapat Ruang Rapat Private
Mengikuti Lapangan Publik
Kegiatan
Outdoor
Makan Kantin Publik
Sholat Mushola Servic
e
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
2 Sekretaris Datang/Pulan Area Parkir Publik
Rektor g
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Ruang Private
Sekretaris
Rektor
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Sholat Mushola Servic
e
3 Wakil Rektor Datang/Pulan Area Parkir Publik
I g
Datang/Pulan Area Drop Publik
Bekerja Ruang Wakil Private
Rektor I
Rapat Ruang Rapat Private
Makan Kantin Publik
Sholat Mushola Servic
e
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
4 Wakil Rektor Datang/Pulan Area Parkir Publik
II g
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Ruang Wakil Private
Rektor II
Rapat Ruang Rapat Private
Makan Kantin Publik
Sholat Mushola Servic
e
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
5 Kepala Datang/Pulan Area Parkir Publik
Perpustakaa g
n
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Kantor Private
Kepala
Melihat Perpustakaa Publik
Perpustakaan n
Mengikuti Ruang Rapat Private
Rapat
Mengikuti Lapangan Publik
acara Outdoor
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Sholat Mushola Servic
e
6 Kepala Datang/Pulan Area Parkir Publik
Bagian g
Studio Tari
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Kantor Private
Mengontrol Studio Tari Private
Studio Tari
Mengikuti Ruang Rapat Private
Rapat
Mengikuti Lapangan Publik
acara Outdoor
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Sholat Mushola Servic
e
7 Kepala Datang/Pulan Area Parkir Publik
Progdi Seni g
Tari Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Kantor Progdi Private
Seni Tari
Mengikuti Ruang Rapat Private
Rapat
Mengajar Ruang Kelas Private
Kelas Teori
Studio Tari Private
Asistensi Ruang Dosen Private
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Sholat Mushola Servic
e
8 Sekretaris Datang/Pulan Area Parkir Publik
Progdi Seni g
Tari Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Kantor Progdi Private
Seni Tari
Mengikuti Ruang Rapat Private
Rapat
Mengajar Ruang Kelas Private
Kelas Teori
Studio Tari Private
Asistensi Ruang Dosen Private
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Sholat Mushola Servic
9 Kepala BAU Datang/Pulan Area Parkir Publik
& BAK g
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Bekerja Kantor Private
Kepala
Mengontrol Ruang BAU Private
BAU & BAK & BAK
Mengikuti Ruang Rapat Private
Rapat
Makan Kantin Publik
Mengikuti Lapangan Publik
acara Outdoor
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Sholat Mushola Servic
e
10 Senat Datang/Pulan Area Parkir Publik
Mahasiswa g
Datang/Pulan Area Drop Publik
g Off
Kegiatan Ruang Senat Private
Senat
Mengikuti Ruang Rapat Private
rapat
Mengikuti Lapangan Publik
acara Outdoor
Makan Kantin Publik
Sholat Mushola Servic
e
Keperluan Toilet Servic
Pribadi e
Tabel 4.Pengelompokan Aktivitas Dosen dan Staff
No Nama Aktvitas Area Sifat
Pelaku
1 Dosen Datang/Pulang Area Parkir Publik
Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Bekerja Ruang Dosen Private
Mengikuti Ruang Rapat Private
Mengajar Ruang Kelas Private
Teori
Studio Tari Private
Asistensi Ruang Dosen Private
Mengikuti Lapangan Publik
kegiatan
Outdoor
Makan Kantin Publik
Sholat Mushola Service
Keperluan Kantin Service
Pribadi
2 Staff BAU Datang/Pulang Area Parkir Publik
dan BAAK Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Mengurus Ruang BAAK Private
Administrasi
Menginventaris Ruang BAU Private
Sarana
Mengikuti Ruang BAU Private
Rapat
Mengikuti Lapangan Publik
kegiatan
Outdoor
Makan Kantin Publik
Sholat Mushola Service
Keperluan Toilet Service
Pribadi
3 Administrasi Datang/Pulang Area Parkir Publik
Program Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Studi Mengurus Ruang Private
Keperluan Program
Program Studi Studi
Mengikuti Ruang rapat Private
rapat
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Service
Pribadi
Sholat Mushola Service
4 Petugas Datang/Pulang Area Parkir Publik
Perpustakaan Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Bekerja Perpustakaan Semi
Private
Mengikuti Ruang Rapat Private
5 Cleaning Service
6 Satpam
Mengikuti Lapangan Publik
kegiatan Outdoor
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Service
Pribadi
Sholat Mushola Service
Datang/Pulang Area Parkir Publik
Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Membersihkan Seluruh Service
ruangan ruang
Menyimpan Gudang Service
peralatan
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Service
Pribadi
Sholat Mushola Service
Datang/Pulang Area Parkir Publik
Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Mengecek Ruang CCTV Private
CCTV
Menjaga Seluruh Service
Keamanan ruang
Makan Kantin Publik
Keperluan Toilet Service
Pribadi
Sholat Mushola Service
Tabel 5.Pengelompokan Aktivitas Mahasiswa dan Pengunjung
No Pelaku Kegiatan Area Sifat
1 Mahasiswa Datang/Pulang Area Parkir Publik
Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Belajar ( teori ) Ruang Kelas Private
Teori
Belajar ( Studio Tari Private
praktik)
Asistensi Ruang Dosen Private
Mencari Perpustakaan Private
Mengikuti Lapangan Publik
kegiatan
Outdoor
Makan Kantin Publik
Seminar Auditorium Publik
Menonton Auditorium Publik
Pertunjukan
Keperluan Kooperasi Semi
kampus Private
Keperluan Toilet Service
Pribadi
Sholat Mushola Service
2 Pengunjung Datang/Pulang Area Parkir Publik
/ tamu Datang/Pulang Area Drop Off Publik
Berkunjung Institut Seni Private
Tari
Makan Kantin Publik
Bertanya- Ruang Semi
tanya Informasi Private
Publik
Keperluan Toilet Service
Pribadi
B. Pola Aktivitas
MAIN ENTRANCE INSTITUT
BERJALAN KAKI
MOTOR MOBIL
MAIN DOOR
BANGUNAN
Skema 5 : Skema Pola Aktivitas Datang
Sumber : Analisis Pribadi
BANGUNAN MAIN DOOR
BERJALAN KAKI
MOTOR MOBIL
TAPAK
Skema 6 : Skema Pola Aktivitas Keluar
\\
DATANG BEKERJA
AREA PARKIR MAKAN
DROP OFF BEKERJA
PULANG
AREA PARKIR DROP OFF
EXIT AREA
REKTOR
WAKIL REKTOR
KEPALA PERPUSTAKAAN
KEPALA STUDIO TARI
KETUA DAN SEKRETARIS PROGDI SENI
TARI
KEPALA BAU
KEPALA BAAK
SENAT
Skema 7 : Pola Aktivitas Pimpinan Institusi
DATANG BEKERJA
AREA PARKIR MAKAN
DROP OFF BEKERJA
PULANG
AREA PARKIR DROP OFF
EXIT AREA
DOSEN
KOORDINATOR STUDIO TARI
STAFF BAU
STAFF BAAK
STAFF ADMINISTRASI
PROGDI
CLEANING SERVICE
PETUGAS PERPUSTAKAAN
SATPAM
PETUGAS KLINIK
PETUGAS KANTIN
Skema 8 : Pola Aktivitas Pengelola Institusi
DATANG
KULIAH
AREA PARKIR MAKAN
DROP OFF KULIAH
PULANG
AREA PARKIR DROP OFF
EXIT AREA
Skema 9 : Pola Aktivitas Mahasiswa
Sumber : Analisis Pribadi
KELAS TEORI
KELAS PRAKTEK
KEGIATAN ORGANISASI
BERLATIH TARI
BELAJAR BERSAMA
DATANG
AREA PARKIR BERKUNJUNG PULANG
DROP OFF MAKAN
AREA PARKIR DROP OFF
EXIT AREA
Skema 10 : Pola Aktivitas Pengunjung
Sumber : Analisis Pribadi
Perhitungan Jumlah Pelaku pada Institut Seni Tari
Tabel 6. Jumlah pelaku dalam Institut Seni Tari
no pelaku jumlah
1 rektor 1
2 sekretaris rektor 1
3 wakil rektor I 1
4 wakil rektor II 1
5 kepala studio tari 1
6 kepala perpustakaan 1
7 kepala BAU 1
8 kepala BAAK 1
9 ketua progdi S! Seni tari 1
sekretaris progdi S1 Seni
10 Tari 1
11 Staff BAAK 4
12 Staff BAU 4
13 Petugas Perpustakaan 2
15 Security 3
16 Cleaning Service 8
17 Pegawai Kantin 3
Tabel 7.Jumlah Peserta dalam Mata Kuliah di Institut Seni Tari
Jumlah
Mata kuliah SKS Peserta
Kewarganegaraan 2 35
Agama 2 35
Bahasa Inggris 2 35
Seni Pertunjukan
Indonesia 2 35
Olah Tubuh I 2 35
Kreativitas Gerak 3 20
Musik Tradisi I 3 20
Tari Yogyakarta
Tunggal 3 20
Tari Bali Tunggal 2 35
Filsafat Seni 2 35
Sejarah Tari 2 35
Tata Cahaya 2 35
Dasar – dasar
Koreografi 3 35
Tari Yogyakarta Duet 3 20
Tari Surakarta Duet dan
Kelompok 3 20
Tekhnik Tari Modern 3 20
Tari Aceh 3 20
Teori Budaya 2 35
Tari Modern 3 35
Tari Kontemporer 3 35
Sosiologi Tari 2 30
Musik Tari 2 30
Produksi Tari 3 25
Tari Yogyakarta
Kelompok 3 20
Koreografi Kelompok 3 25
Literatur Tari 3 35
Semiotika 3 25
Proposal Tugas Akhir 2 20
Koreografi Mandiri 3 20
Tari Bali Duet dan
Kelompok 3 30
Seminar 2 30
Struktur Organisasi Institut
REKTOR SEKRETARIS REKTOR
WAKIL
ALUMNI REKTOR i
SENAT WAKIL
REKTOR ii BEM
KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA PROGDI BAU BAAK STUDIO PERPUSTA
TARI KAAN
Skema 11 : Struktur Organisasi Institut
Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Struktur Organisasi UNIKA
Pola Hubungan Ruang.
Pola Hubungan Mikro
Unit Service
SHAFT
Skema 12 : Skema Unit Service Sumber : Analisis Pribadi
Unit Kesehatan ( Klinik )
RUANG RUANG
TUNGGU PERIKSA
KLINIK
RUANG OBAT
Skema 13 : Skema Hubungan ruang Unit Kesehatan Sumber : Analisis Pribadi
Unit Pengelola
RUANG SEKRETARIS RUANG RUANG REKTOR REKTOR RAPAT VIP
RUANG WAKIL REKTOR l
RUANG WAKIL
REKTOR lI
Unit Aktivitas
RUANG KELAS
STUDIO TARI TEORI
LAB
KOMPUTER AUDITORIUM
PERPUSTAKAAN RUANG BACA
RUANG PENYIMPANAN BUKU
Skema 15 : Hubungan Ruang Mikro Unit Aktivitas Sumber : Analisis Pribadi
Pola Hubungan Makro
PARKIR DROP OFF
LOBBY UNIT KESEHATAN
UNIT
PENGELOLA KANTIN LAPANGAN
UNIT
PERPUSTAKAAN SERVICE
UNIT KEGIATAN
3.1.2 Studi Fasilitas
Tabel 7.Kebutuhan Ruang dan Studi Ruang
1 Ruang Kelas Meja Belajar berukuran 0.8 M x
Teori Kecil 0.8 M x 20 buah = 12,8 m2
Meja Dosen berukuran 1,6 m x
0,8 m x 1 buah = 1,28 m2
Kursi dosen berukuran 0,5 x 0,5
x 1 = 0,25 m2
Kursi berukuran 0.4 m x 0.4 m x
20 buah = 3,2 m2
Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x
1 buah = 1 m2
Total Luasan Perabot = 18,62
m2
Sirkulas 200 % = 37,24 m2 +
18,62 m2 = 55,86 m2
700
Gambar 14: Ruang Kelas Teori Kecil
8
7x 8 m Sumber : Analisis Pribadi
Kapasitas 20 orang
2 Ruang Kelas Meja Belajar berukuran 1,8 m x
800
Teori Sedang 0,6 m x 12 buah = 12,96 m2
Kursi berukuran 0,4 x 0,4 x 36
buah = 5,76 m2
8
Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x
0
1 buah = 1 m2
0
Meja Dosen berukuran 1,6 m x
0,8 m x 1 buah = 1,28 m2
Kursi dosen berukuran 0,5 m x
0,5 m x 1 buah = 0,25 m2 Gambar 15 : Ruang Kelas Teori Sedang
Sirkulasi 200 % = 21,25 + 42,5 =
63,75 m2
8 x 8 m
Kapasitas 36 orang
3 Ruang Kelas Meja Berukuran 0,6 x 0,6 x 45
1400
Teori Besar buah = 45,36 m2
Meja Dosen berukuran 1,2 m x
0,6 m x 1 buah = 0,72 m2
Kursi berukuran 0,4 m x 0,4 m x
1
2
45 buah = 7,2 m2
0
0
Kursi Dosen berukuran 0,5 x 0,5
x 1 buah = 0,25 m2
Lemari berukuran 2 m x 0,5 x
1 buah = 1 m2
Luasan Perabot = 54,53 m2
Sirkulasi 200 % = 54,53 + 109,06
= 163,59 m2
14 x 12 m
Kapasitas 45 orang
Gambar 16 : Ruang Kelas Besar
4 Ruang Studio Sofa untuk 3 orang berukuran
Tari 1,4 m x 0,6 m x 2 buah = 1,68
m2
Sofa untuk 4 orang berukuran
1,8 m x 0,6 m x 1 buah = 1,08
m2
Meja berukuran 0,6 m x 0,6 m x
1 buah = 0,36 m2
Area Kontrol berukuran 2 m x 1,5
m x 1 = 3 m2
Luas Perabot Ruang Tunggu =
6,36 m2
Sirkulasi Ruang Tunggu = 100%
=6,36+6,36 = 12,72 m2
2300
Gambar 17 : Studio Tari
Sumber : Analisis Pribadi
Area Tari = 1,6 m x 1,6 m ( 1
orang ) x 25 orang = 64 m2
Sirkulasi area tari = 200 % =
128+64 = 192 m2
Total = 192 + 12,72 = 204,72 m2
23 x 9
Kapasitas 25 orang penari dan
10 orang menunggu di ruang
tunggu
5 Ruang BAU Lemari berukuran 2m x 0,5 x 1
buah ( Kepala BAU ) = 1 m2
Meja Kepala BAU berukuran 1,6
m x 0,6 m x 1 buah = 0,96 m2
Kursi Kepala BAU berukuran 0,5
x 0 ,5 x 1 = 0,25 m2
Kursi Tamu Kepala BAU = 0,4 m
x 0,4 m x1 buah = 0,16 m2
Total Luasan Perabot Kepala
BAU = 2,37 m2 + sirkulasi 200
% = 7,11 m2
Ruang Kepala BAU = 3 x 2.5 m
Lemari Ruang Staff BAU = 2 m x
0,5 m x 3 buah = 3 m2
Meja Staff BAU = 0,6 m x 0,6 m
x 3 = 1,08 m2
Meja Panjang berukuran 1,8 m
x 0,6 m x 1 buah = 1,08 m2
300
2
5
0
200
5
5
3
0
0
0
500
Gambar 18 : Ruang BAU
Total Luasan Perabot staff BAU =
5,16 m2
Sirkulasi 200 % = 5,16 m2 +
10,32 m2 = 15,48 m2
Luasan staff BAU = 3 x 5 m
Kapasitas 3 staff BAU dan 1
kepala BAU beserta 2 tamu
6 Ruang BAAK Lemari berukuran 2m x 0,5 x 1
buah ( Kepala BAAK ) = 1 m2
Meja Kepala BAAK berukuran 1,6
m x 0,6 m x 1 buah = 0,96 m2
Kursi Kepala BAAK berukuran
Kursi Tamu Kepala BAAK = 0,4
m x 0,4 m x1 buah = 0,16 m2
Total Luasan Perabot Kepala
BAAK = 2,37 m2 + sirkulasi
200 % = 7,11 m2
Ruang Kepala BAAK = 3 x 2.5 m
Lemari Ruang Staff BAAK = 2 m
x 0,5 m x 3 buah = 3 m2
Meja Staff BAAK = 0,6 m x 0,6
m x 3 = 1,08 m2
Meja Panjang berukuran 1,8 m
x 0,6 m x 1 buah = 1,08 m2
Total Luasan Perabot staff
BAAK = 5,16 m2
300
2
5
0
200
5
5
0
3
0
0
500
Gambar 20 : Ruang Kepala BAAK
Sirkulasi 200 % = 5,16 m2
+ 10,32 m2 = 15,48 m2
Luasan staff BAAK = 3 x 5 m
Kapasitas 3 staff BAAK dan 1
kepala BAAK beserta 2 tamu
7 Kantin Meja untuk 4 orang
berukuran 0,6 m x 0,6 m x 20
buah = 7,2 m2
Meja untuk 6 orang berukuran 0,8
x 1,2 m x 25 buah = 25,96 m2
Kursi berukuran 0,4 x 0,4 m x 230
Total luasan Perabot area makan
2000
= 69,96 m2 + sirkulasi 200 % =
209,88 m2
10 tenant dengan ukuran 3 x 3 =
90 m2
Total Luasan 299,88 m2
Luasan 20 x 15 m
Kapasitas 230 orang
Gambar 20 : Kantin
Sumber : Analisis Pribadi
8 Ruang Rektor, Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x 5
Wakil Rektor, ( ruang rektor ) = 5 m2
250
Kursi berukuran 0,5 m x 0,5 m x1
buah = 0,25 m2
dan Sekretaris Meja rektor berukuran 1,6 m x 0,6
Rektor m x 1 buah = 0,96 m2
Kursi tamu rektor berukuran 0,4
m x0,4 m x 2 = 0,32 m2
Total Luasan perabot ruang
rektor = 6,53 m2 + sirkulasi 300
% = 26, 12 m2
Total Luasan ruang rektor = 6 x 4
Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x 2
( sekretaris rektor ) = 2 m2
Meja Sekretaris rektor berukuran
1 x 0,6 m x 1 buah = 0,6 m
2
0 0
Gambar 21 : Ruang Rektor dan Sekretaris Rektor
Luasan perabot ruang sekretaris
rektor = 2,6 m2 + sirkulasi 200 %
= 7,8 m2 > 4 x 2 m
Meja wakil rektor = 1 m x 0,6 x 1
= 0,6 m2
Kursi Wakil rektor = 0,4 x 0,4 x
3 buah = 0,48 m2
Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x
2 buah = 2 m2
Total Luasan Perabot Wakil
Rektor = 2,48 m2 + 300% = 9,92
m2 > 2,5 m x 4 m
250
250
250
250
Gambar 23 : Ruang Wakil Rektor
9 Ruang Dosen Lemari Rak berukuran 2 m x 0,5
x 2 = 2 m2
Kursi berukuran 0,4 m x 0,4 m x
3 = 0,48 m2
Meja Dosen berukuran 1,2 x 0,6
m = 0,72 m2
Total Luasan Perabot = 3,18 m2
+ sirkulasi 200 % = 9,54 m2 x 10
ruangan = 95,4 m2
Luas ruang dosen = 2 x 5
Kapasitas 1 Dosen dan 2 orang
mahasiswa
Gambar 23 : Ruang Dosen
10 Ruang Lemari karyawan berukuran 1m x
Karyawan 1m x 20 buah = 20 m2
Meja Karyawan berukuran 2 m x
0,8 m x 1 buah = 1,6 m2
Kursi karyawang berukuran 2 m
x 0,4 m x 2 buah = 1,6 m2
Total Luasan = 23,2 m2 + 100%
sirkulasi = 46,4 m2 > 9 x 5
5
0
0
Gambar 24 : Ruang Karyawan
11 Ruang Ka Lemari berukuran 2 m x 0,5 x 1
Progdi buah = 1m2
Kursi berukuran 0,4 m x 0,4 m x
3 buah = 0,48 m2
Meja Berukuran 1m x 0,6 m x 1
buah = 0,6 m2
Total Luasan Perabot = 2,08m2
+ sirkulasi 200 % = 6,24 m2
300
2
0
0
Gambar 25 : Ruang Ka Progdi
12 Lab Komputer Meja Komputer = 0,8 x 0,8 x 10 =
1000
6,4 m2
Kursi = 0,4 x 0,4 x 11 = 1,76 m2
3
Lemari = 2 m x 0,5 m x 4 = 4 m2
8
0
Meja Pengawas = 0,8 x 0,6 x 1
buah = 0,48 m2
1000
Total Luasan = 12,64 m2 +
sirkulasi 200 % = 37,92 m2 Gambar 26 : Lab Komputer
10 m x 3,8 m Sumber : Analisis Pribadi
Kapasitas = 10 orang dan 1
orang pengawas
13 Ruang Senat Meja Komputer = 0,8 x 0,8 x 1 =
0,64 m2
Lemari = 2 m x 0,5 x 3 buah =
3 m2
Kursi = 0,4 m x 0,4 m x 10
buah = 1,6 m2
Total Luasan Perabot = 5,24 m2
+ sirkulasi 200 % = 15,72 m2
Luasan = 3 x 5 m
Gambar 27 : Ruang Senat
14Ruang BEM Area rapat = 1,2 m x 1,2 m x 20
orang = 28,8 m2
Lemari = 2 m x 0,5 m x 3 = 3 m2
Meja Panjang = 2,8 m x 0,5 x 1
buah = 1,4 m2
Total luasan = 33,2 m2 + 200 %
sirkulasi = 99,6 m2
Gambar 28 : Ruang BEM
Sumber : Analisis Pribadi
15 Ruang UKMLemari berukuran 2 m x 0,5 m x 2 = 2 m2
Kursi 0,4 m x 0,4 m x 3 = 0,48 m2
Meja berukuran 1,4 m x 0,5 = 0,7
Total Luasan perabot = 3,18 m2 + Gambar 29
400
: Ruang200 % sirkulasi = 9,54 m2 UKM
4 m x 2,5 m Sumber :
2
Analisis Pribadi5
0
16Ruang Tata Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x 3
500
Usaha buah = 3 m2
Meja berukuran 0,8 m x 0,6 m x 4
buah = 1,92 m2
Kursi berukuran 0,4 m x 0,4 m x 4
buah = 0,64 m2
Gambar 30 : Ruang Tata Usaha
Total Luasan Perabot = 5,56 m2 +
200 % sirkulasi = 16,68 m2
5 m x 3 m
Kapasitas 4 orang staff
17 Perpustakaan Rak Buku berukuran 6 m x 0,4 m x
1050
6 buah = 14,4 m2
Meja berukuran 1 x 0,5 m2 x 21
buah = 10,5 m2 8
0
Kursi berukuran 0,4 x 0,4 x 21 = 0
3,36 m2
Total Luasan Perabot = 28,26 m2
Gambar 31 : Perpustakaan
+ sirkulasi 200 % = 84,78 m2 Sumber : Analisis Pribadi
10,5 m x 8 m
18 Ruang Informasi Meja berukuran 1,6 x 0,6 m x 1
Publik buah = 0.96 m2
Kursi berukuran 0,4 m x 0,4 m x 3
buah = 0,48 m2
Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x 2
buah = 2 m2
Total Luasan Perabot = 3,44 m2 +
200 % sirkulasi = 10,32 m2
3,5 m x 3 m
350
3
3
0
0
0
0
350
Gambar 32 : Ruang Informasi Publik
19 Klinik Lemari berukuran 2 m x 0,5 m x 1
buah = 1 m2
Meja dokter berukuran 1,2 m x 0,5
m x 1 buah = 0,6 m2
Tempat tidur pasien berukuran 2,1
m x 0,9 m x 1 buah = 1,89 m2
Kursi tunggu berukuran 0,4 m x
0,4 m x 10 buah = 1,6 m2 Gambar 33 : Klinik
Meja pengambilan obat berukuran
Sumber : Analisis Pribadi
2m x 0,5 x 1 buah = 1 m2
Kursi berukuran 0,5 m x 0,5 m x 3
buah = 0,75 m2
Total luasan perabot = 5,24 m2+
Besaran : 3 x 6 M
20 ATM Centre ATM Machine 0,9 x 0,9 x6 = 4,86
300
m2
Sirkulasi 200 % = 14,58 m2
5
3 x 5 m2 0
0
Kapasitas = 6 mesin dengan 4
orang antri tiap mesin
Gambar 34 : ATM Centre
Sumber : Analisis Pribadi
21 Dancing Hall10 pasang dengan perhitungan setiap
pasang 1,8 m x 1,8 m x 10 = 32,4
m2
Sirkulas 200 % = 97,2 m2
Total Luasan = 9,5 x 9,5 m
Kapasitas 10 pasang penari
Gambar 35 : Dancing Hall
Sumber : Analisis Pribadi
22 PendopoArea pertemuan kapasitas 40 orang = 1 m x
Sirkulasi 200 % = 120 m2
Gambar 36 : 3D Pendopo
Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 37 : Layout denah Pendopo
24Area Penari berjumlah 20 orang dengan
1900
Pertunjukan standar 1,8 m x 1,8 m x 20 : 64,8
1
m
0
Sirkulasi : 200 % = 194,4 m2
0
19 M x 10 M
0
Gambar 38 : Area Pertunjukan Tari Modern
Persyaratan Ruang
Tabel 8. Persyaratan Ruang
No Nama Ruang Akustik Pencahayaan
Stabil Tenang Alami Buatan
Ruang Kelas Teori
1 Kecil ● ●
Ruang Kelas Teori
2 Sedang ● ●
Ruang Kelas Teori
3 Besar ● ●
4 Studio Tari Kecil ● ●
5 Studio Tari Sedang ● ●
6 Lobby ● ●
7 Lab Komputer ● ●
8 Ruang BAU ● ●
9 Ruang BAAK ● ●
10 Ruang Rapat VIP ● ●
11 Ruang Rapat ● ●
12 Ruang Progdi ● ●
13 Ruang Dosen ● ●
15 Ruang BEM ● ●
16 Ruang UKM ● ●
Ruang Rektor dan
17 Sekretaris Rektor ● ●
18 Ruang Wakil Rektor ● ●
19 Ruang Tata Usaha ● ●
20 Ruang Perpustakaan ● ●
Ruang Informasi
21 Publik ● ●
22 Toilet ● ●
Ruang Karyawan (
23 Cleaning Service) ● ●
24 Musholla ● ●
25 Ruang Pengajaran ● ●
26 Kantin ● ●
27 Klinik ● ●
28 Gudang ● ●
Ruang
29 Genset,Pompa,AHU ● ●
30 ATM Centre ● ●
31 Dancing Hall ● ●
Area Pertunjukan
32 Modern ● ●
Tabel 9. Persyaratan Ruang
No Nama Ruang Penghawaan Keamanan
Alami Buatan Kebakaran Kecelakaan
Ruang Kelas
1 Teori Kecil ● ●
Ruang Kelas
2 Teori Sedang ● ●
Ruang Kelas
3 Teori Besar ● ●
4 Studio Tari Kecil ● ●
Studio Tari
5 Sedang ● ●
6 Lobby ● ●
7 Lab Komputer ● ●
8 Ruang BAU ● ●
9 Ruang BAAK ● ●
Ruang Rapat
10 VIP ● ●
11 Ruang Rapat ● ●
12 Ruang Progdi ● ●
13 Ruang Dosen ● ●
14 Ruang Senat ● ●
15 Ruang BEM ● ●
Ruang Rektor dan Sekretaris
17 Rektor ● ●
Ruang Wakil
18 Rektor ● ●
Ruang Tata
19 Usaha ● ●
Ruang
20 Perpustakaan ● ●
Ruang Informasi
21 Publik ● ●
22 Toilet ● ● ●
Ruang Karyawan ( Cleaning
23 Service) ● ● ●
24 Musholla ● ● ●
Ruang
25 Pengajaran ● ● ●
26 Kantin ● ● ● ●
27 Klinik ● ●
28 Gudang ● ●
Ruang Mekanikal
29 Elektrikal ● ●
30 ATM Centre ● ●
Area
Pertunjukan
32 Modern ● ●
33 Pendopo ● ●
Tabel 10. Persyaratan Ruang
No Nama Ruang Kesehatan
Radiasi Kelembapan
Ruang Kelas Teori
1 Kecil ●
Ruang Kelas Teori
2 Sedang ●
Ruang Kelas Teori
3 Besar ●
4 Studio Tari Kecil ●
5 Studio Tari Besar ●
6 Lobby ●
7 Lab Komputer ●
8 Ruang BAU ●
9 Ruang BAAK ●
10 Ruang Rapat VIP ●
11 Ruang Rapat ●
13 Ruang Dosen ●
14 Ruang Senat ●
15 Ruang BEM ●
16 Ruang UKM ●
Ruang Rektor dan
17 Sekretaris Rektor ●
18 Ruang Wakil Rektor ●
19 Ruang Tata Usaha ●
20 Ruang Perpustakaan ●
Ruang Informasi
21 Publik ●
22 Toilet ●
Ruang Karyawan (
23 Cleaning Service) ●
24 Musholla ●
25 Ruang Pengajaran ●
26 Kantin ●
27 Klinik ●
28 Gudang Ruang
29 Genset,Pompa,AHU ●
30 ATM Centre ●
31 Dancing Hall ●
Area Pertunjukan
32 Modern ●
3.1.3 Studi Ruang Khusus
Beberapa ruang membutuhkan perhatian khusus dalam sebuah
bangunan terutama sebuah Institut dibutuhkan penanganan
khusus untuk berbagai ruang dan penataan ruang harus
disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan
antara lain adalah :
Studio tari
Ditinjau dari fungsi dari ruangan tersebut maka ruangan
ini difungsikan sebagai tempat latian tari dan secara tidak
langsung harus memiliki akustik yang baik agar suara
tidak memberikan efek pemantulan dan memiliki lantai
yang tidak licin.
Studio Tari Tradisional
Untuk perancangan studio tari tradisional akan
menggunakan pendopo dikarenakan pada tari tradisional
membutuhkan space yang cukup besar sehingga
dibutuhkan pendopo untuk mencakup semua kebutuhan
tersebut tetapi tetap disediakan studio indoor untuk yang
Gambar 39 : 3D Pendopo Sumber : Analisis Pribadi
Untuk tari tradisional lebih fleksibel dari tari modern
dikarenakan pada tari tradisional sendiri tidak
membutuhkan alas kaki untuk menari sedangkan pada tari
modern membutuhkan alas kaki untuk menari ( Sumber :
wawancara dengan salah satu penari tradisional di Kota
Semarang ) dan banyak yang menggunakan pendopo
dikarenakan pendopo memiliki luasan yang cukup besar
dibanding dengan sanggar tari.
Studio Tari Modern
Untuk studio tari modern disediakan berbagai macam
ukuran dan disesuaikan dengan kebutuhan dalam tari
modern itu sendiri maka hal itu ada 3 macam ukuran
besar dan semua disesuaikan kebutuhan dari seni tari
itu sendiri.
Gambar 40 : 3 D Studio Tari Sumber : Analisis Pribadi
Untuk studio tari modern sendiri akan menggunakan
bentuk tata ruang seperti sanggar tari pada umumnya
dengan menggunakan space ruang yang cukup besar
untuk mengakomodasi gerakan tari di dalamnya dan
untuk desain terhadap studio tari modern adalah
menggunakan :
1. Lantai parket kayu agar tidak licin dan memberikan
kesan hangat dan elegan
3. Bentuk ruangan yang memanjang untuk lebih
mengakomodasi banyak orang untuk berlatih
4. Pemberian dinding diberi lapisan karpet dan
kedap suara untuk penanganan terhadap akustik
sehingga suara tidak memantul
Auditorium
Ditinjau dari fungsi dari ruangan tersebut maka ruangan
ini difungsikan untuk tempat performance sebuah tarian
dan tentu saja jika sebuah tempat performance
dibutuhkan penanganan akustik yang lebih karena setiap
orang yang duduk harus bisa menerima kualitas suara
yang sama dan ruangan juga harus memiliki persyaratan
yaitu kedap suara agar kualitas suara tetap terjaga dan
ada penataan terhadap kualitas pencahayaan agar
setiap orang bisa menonton pertunjukan dengan baik.
Area Pertunjukan tradisional
Untuk area pertunjukan tradisional adalah tergantung dari
jenis tarian yang dilakukan dan dimana tarian itu ditarikan;
dan jika tarian yang di tarikan adalah tarian klasik seperti
tari keraton surakarta dan Yogyakarta memiliki peraturan
khusus seperti saat ditarikan di pendopo tidak boleh
dalam pilar tersebut tetapi jika menari di tempat selain
pendopo aturan yang harus dipegang adalah tidak boleh
menyalahi filosofi dan gerakan dari tarian klasik tersebut
( Sumber : wawancara dengan Didi Nini Thowok)
Gambar 41 : Soko Guru Sumber : Google Image
Area Pertunjukan Modern
Dalam area pertunjukan modern tidak diperlukan
penanganan khusus hanya saja terdapa pada lantai yang
digunakan dalam area pertunjukan modern haruslah
yang nyaman dalam artian tidak terlalu licin sehingga
memudahkan untuk bergerak dalam menarikan tarian
modern.
Dalam panggung yang digunakan dalam area pertunjukan
tari modern hal utama yang paling dibutuhkan adalah
kecelakaan saat melakukan tarian modern dan itu berlaku
untuk segala jenis tarian modern.
3.1.4 Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir
Tabel 11. Studi Besaran Bangunan
Total Besaran Ruang
Total
no Nama Ruang Besaran Ruang Jumlah
1 Ruang Kelas Teori Kecil 76,23 4 304,92
2 Ruang Kelas Teori Sedang 125 2 250
3 Ruang Kelas Teori Besar 191,1 1 191,1
4 Studio Tari Besar 120 4 824
5 Lobby 84 1 84
6 Ruang Rektor 80 1 80
7 Ruang Sekretaris Rektor 12 1 12
7 Ruang Program Studi 30 1 30
8 Ruang BAU 30 1 30
9 Ruang BAAK 30 1 30
10 Perpustakaan 168 1 168
11 Musholla 68,9 2 137,8
12 Toilet 25,2 12 302,4
13 Auditorium 375 1 375
14 Ruang Karyawan 27 4 108
15 Kantin 660 1 660
16 ATM Centre 22 1 22
17 Ruang Senat 15 1 15
18 Ruang BEM 50 1 50
19 Ruang UKM 13,5 6 81
20 Ruang Ka'Progdi 12 1 12
21 Lab Komputer 40 1 40
22 Ruang Tata Usaha / Pengajaran 21 1 21
23 Ruang Informasi Publik 14 1 14
24 Klinik 17,12 1 17,12
25 Ruang Genset 24,2 1 24,2
26 Ruang Dosen 57,5 1 57,5
27 Lobby 432 1 432
30 Pendopo 120 1 120
31 Area Pertunjukan Modern 132 1 132
Total luasan 5022
Sirkulasi 15 % 753
Total Luasan + Sirkulasi 15 % 5776
Kebutuhan Lahan Parkir
Pengelola dan staff institut berjumlah 44
orang Tamu berjumlah kurang lebih 106 orang
Total : 500 orang dari jumlah tamu yang datang dengan
pengelola dan staff yang dihitung berdasarkan rasio yaitu
1 : 15 pada bangunan Institut ini sendiri sedangkan
mahasiswa dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa yang
masuk adalah 75 anak tiap semesternya dan diakumulasi
selama 4 tahun sehingga berjumlah 350 mahasiswa
dengan pola pertumbuhan sebanyak 10
% setiap tahunnya
Asumsi parkir adalah 70 % motor dan 30 % mobil
70% x 500 = 350 parkir motor dengan luasan 2 m2 per
motor ( 1 x 2 m ) dengan total = 700 m2
30 % x 500 = 150 parkir mobil dengan luas 15 m2 per
Parkir bus dengan asumsi 40 % total pengunjung dengan
asumsi bus membutuhkan 45 m2 ( 5x9 ) dengan total = 90
m2
Total = 700 + 2250 + 90 = 3040 m2 didapat dari parkiran
motor berjumlah 700 m2 dengan total adalah 350 motor
dan 2.250 m2 untuk parkiran mobil dengan total adalah
150 parkiran mobil ditambah 90 m2 untuk bus dengan
total adalah 2 bus sehingga menghasilkan kebutuhan
luasan parkir sebesar 3040 m2 yang akan dibagi parkiran
outdoor dan indoor
40 % Outdoor 60 % Indoor
o Outdoor 1216 m2
o Indoor 1824 m2
3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan 3.2.1 Studi Sistem Struktur
Tabel 12. Tabel Studi Sistem Struktur
Sumber : Analisis Pribadi
N Sistem Struktur Karakteristik
1 Struktur Rangka
Gambar 42 : Struktur Rangka
Sumber :
http://citrakarismautama.co.id/2017/02/0 8/struktur-bangunan/
Beban disalurkan
secara vertikal
dan horisontal
pada kolom
struktur dan balok
penopang plat
lantai
Penggunaan
Material : beton
bertulang, baja,
bambu, dan kayu
( untuk bangunan
yang tidak berat )
Membutuhkan
ketelitian dalam
mendesain
struktur rangka
Bukaan
bisa lebar
Dinding pengisi
dapat berupa
bata, dan lain-
lain
Sebagai
penerima panas
disesuaikan
penggunaan
material elemen
pengisi
bangunan
2 Plat Dinding sejajar Pembagian
ruang lebih
efisien
Bentang tidak
terbatas jika
menggunakan
struktur plat
dinding sejajar Gambar 43 : Plat Dinding Sejajar
Sumber : Bukaan hanya
http://blogs.upnjatim.ac.id/strukturbangu
diperbolehkan 30 nan/files/2007/02/blok1.jpg
%
Lemah terhadap
yang melawan
arah dinding
sejajar
Penyusunan 1
arah
3 Struktur Dinding Masif Mampu menahan
panas yang
datan dan
memiliki
ketabalan
minimal 20 cm
dengan beton
dan 30 cm
dengan batu bata
Gambar 44 : Struktur Dinding Masif
Sumber : Buku PTSB I Penyaluran
beban merata
pada seluruh
bagian
Bukaan hanya
dibolehkan
mencapai 30 %
Susunan ruang
membentuk
ruang
Struktur Primer
Setelah melihat struktur yang akan digunakan; maka akan
dipikirkan struktur dari bawah sampai atas dari pondasi, plat
lantai sampai struktur atap
Tabel 13. Studi Sistem Pondasi
Sumber : Analisis Pribadi
No Sistem Pondasi Karakteristik
1 Pondasi Footplate Secara
ekonomis
biaya murah
Bangunan 2 –
3 lantai
direkomendasi
Gambar 45 : Pondasi Footplat
menggunakan
Sumber : http://duniatekniksipil.web.id/
pondasi ini
Gakuab tabah
hanya pada
tempat
meletakkan
pondasi
Perbandingan
pengisian
adalah 1 PC :
3 PS : 5 kerikil
2 Pondasi Mini Pile Pondasi mini
pile adalah
pondasi tiang
yang
berukuran
kecil dan
untuk
bangunan
rendah
Dapat
menahan
beban dari 25
– 50 ton
tergantung
bentuk
penampang
tiang pancang
Panjang dari 3
– 12 Meter
Uk 20x20x2
3 Pondasi Sumuran Pondasi
sumuran
adalah
peralihan
antara
pondasi
dangkal dan
tiang
Pondasi
digunakaan
Gambar 46 : Pondasi Sumuran saat tanah
Sumber : dasar terletak
http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-
jenis-pondasi.html pada
kedalaman
yang relatif
dalam
Menggunakan
batu belah
dan beton
sebagai
pengisinya
Tabel 14. Studi Konstruksi Plat Lantai
No Konstruksi Plat Lantai Karakteristik
1 Konstruksi Plat Beton Bertulang Material terbuat
dari beton
bertulang
dengan bidang
horisontal dan
beban tegak
lurus
Gambar 47 : Struktur Plat Beton Bertulang Berfungsi
Sumber : rebanas.com sebagai unsur
pengaku
horizontal yang
bermanfaat
untuk
mendukung
balok
Digunakan
untuk lantai
bangunan,
lnatai atap,
lantai jembatan.
2 Konstruksi Plat Lantai Beton Full Precast Fabrikasi
berasal dari
pabrik
Kontrol kualitas
baik
Mutu terjamin
Gambar 48 : Lantai Beton Full Precast Cepat
Sumber : https://panellantaiaac.com
Ramah
lingkungan
Butuh biaya
tambahan
untuk
tansportasi
Ada biaya tak
terduga
Tabel 15. Studi Sistem Atap Bangunan
No Studi Sistem Atap Karakteristik
1 Dak Beton Sifatnya fleksibel
dibentuk sesuai
kebutuhan
Permukaan datar
Gambar 49 : Atap Dak Beton dapat dimanfaatkan
Sumber : rumahidolaku.com untuk hal lain
Perawatan mudah
Mampu meredam
panas
Studi Sistem Enclosure Bangunan
No Elemen Pengisi Kolom Karakteristik
1 Dinding Batu Bata Bersifat
Natural dan
alami dan
dapat
diekspose
sesuai
kebutuhan
Gambar 50 : Dinding Batu Bata
Sumbe : http://www.bangunrumah.name/tips-jitu-
desain
membuat-pasangan-batu-bata-rapi-indah/ Penyelesaian
dapat
difinishing
dengan cat
Tebal 15 cm
Murah
2 Dinding Beton Pelaksanaan
cepat
Begesting
lebih sedikit
Ramah
lingkungan
Gambar 51 : Dinding Beton Tahan api
Mutu terjamin
Sumber :
https://www.indonetwork.co.id/product/panel-
dinding-beton-34precast-ringan34-5287988
3 Partisi Kayu Kesan elegan
dan mewah
Fleksibel
Ringan
Pelaksanaan
cepat
Gambar 52 : Partisi Kayu
Sumber :
http://maxximagrosir.blogspot.co.id/2014/02/sekat-
ruangan-partisi-pelapis-plafon.html
3 Partisi Gypsum Kesan Mewah
Menyesuaikan aktivitas ruangan Perawatan mudah Model
Gambar 53 : Partisi Gypsum bervariasi
Tabel 16. Studi Sistem penutup lantai
Sumber : Analisis Pribadi
N Studi Sistem Penutup Lantai Karakteristik
o
1 Lantai keramik Motif
menyesuaikan
desain dan
layout denah
dari bangunan
Pemasangan
Gambar 54 : Lantai Keramik
mudah dan
Sumber : http://mafiaharga.com/620-harga-
keramik-lantai-terbaru/ cepat dan ada
berbagai
macam ukuran
Licin jika
basah
Perawatan
mudah
Cukup murah
2 Lantai Parquet Kayu Segi biaya
cukup mahal
Bagus untuk
seni
Kesan mewah
Gambar 55 : Lantai Parket Kayu
dan elegan
Sumber :
http://www.blogrumahminimalis.web.id/2015/12/la Tidak
ntai-kayu.html
menimbulkan
rasa dingin
Tidak licin
3 Lantai Kaca Memberi
kesan expose
pada lantai
Memberi
kesan artistik
pada ruangan
Mengurangi
privacy pada
Gambar 56 : Lantai Kaca
sebuah
Sumber : merdeka.com
ruangan
Tabel 17.Studi Sistem Penutup Plafond
No Studi Sistem Plafond Karakteristik
1 Plafond Gypsum Kesan mewah
Perawatan
mudah
Model
vervariasi
Pemasangan
cepat dan rapi
Gambar 57 : Plafond Gypsum Tidak tahan air
Sumber :
http://www.kontraktorproperty.com/category/jasa-
pemasangan-plafon-gypsum/
2 Plafond Kayu Mewah dan
elegan
Natural
Rentan
terhadap
rayap
Gambar 58 : Plafon Kayu Lebih mahal
Sumber :
http://pediskus.blogspot.co.id/2015/02/40-desain-
plafon-kayu-minimalis-modern.html
3 Beton Expose Cukup murah
Kesan
kontemporer
Penggunaan
semen agar
tidak lembab
Gambar 59 : Plafon Beton Expose
Sumber : http://www.jasasipil.com/2015/10/cara-membuat-plafon-ekspos-dengan-mudah.html
3.2.2 Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan
Tabel 18.Studi Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan
No Studi Sistem Pencahayaan Alami dan Karakteristik
Buatan
Sistem Pencahayaan Alami
1 Penggunaan Skylight Penerangan
alami pada siang
hari dan interior
terlihat lebih
segar dan alami
Gambar 60 : Skylight
Sumber : archdaily.com
Alternatif
penghematan
listrik
Menurut
penelitian dari
facilitiesnet.com
sinar matahari
akan membuat
produktivitas
meningkat
Perawatan harus
sering dilakukan
Perhitungan dan
pemasangan
harus dirancang
dengan baik
PENCAHAYAAN BUATAN
1 Direct Lighting Direct Lighting
digunakan pada
ruangan dengan
maka diperlukan direct
lighting
2 Lampu TL Hemat energi
Untuk menerangi
ruangan kelas
Daya tahan cukup
lama mencapai
15.000 jam
Relatif lebih terang
dari lampu pijar
Gambar 61 : Lampu TL LED
Sumber : bukalapak.com
3 Lampu Pijar Lampu pijar
digunakan untuk
ruangan yang tidak
membutuhkan
penerangan yang
tinggi
Memiliki durability
Gambar 62 : Lampu pijar
4 Cove Lighting Cove Lighting
digunakan pada ruang –
ruang private seperti
ruang rapat vip, ruang
rektor dan ruang dimana
pencahayaan tidak
secara langsung dan
tidak terpancar ke mata
Gambar 63 : Cove Lighting
Sumber : pinterest.com
5Lampu Taman Lampu taman
digunakan sebagai
penerangan pada taman
atau tempat outdoor
untuk memberi kesan
mewah dan natural
Sumber : hargajual.com
6 Lampu Sorot Lampu sorot digunakan
sebagai lampu di
auditorium dan
digunakaan saat ada
pertunjukan / pargelaran
seni yang membutuhkan
sebuah lampu sorot
sebagai pendukung
Gambar 65 : Lampu Sorot sebuah pertunjukan
Sumber : iprice.co.id
Tabel 19. Studi Sistem Penghawaan
Sumber : Analisis Pribadi
No Studi Sistem Penghawaan Karakteristik
Penghawaan Alami
1 Penggunaan Ventilasi dan bukaan Pergantian udara alami berarti tidak
yang cukup pada area tertentu membutuhkan peralatan mekanis
Gambar 66: Pencahayaan alami
Sumber : Academia.edu
Gambar 67 : Pencahayaan Alami
Sumber : Academia.edu
dalam pembuatannya dan dalam
mendesain sebuah penghawaan
alami dibutuhkan :
Tersedia udara luar yang sehat
Suhu udara luar tidak terlalu
tinggi
Tidak banyak bangunan di
sekitar yang menghalangi udara
Lingkungan tidak bising
Karakteristik lain dari
penghawaan alami :
Ramah lingkungan
Lebih hemat energi
Suhu,angin,kelembapan,dan
kualitas udara tidak mudah
diatur
Gangguan serangga
Gangguan lingkungan
1 Air Conditioner ( AC ) Air Conditioner digunakan sebagai penghasil udara segar dan ditujukan
agar ruangan tidak panas dan
sistem yang digunakan adalah AC
split karena kegiatan dalam ruangan
bersifat beda-beda dan bergantung
dari kebutuhannya
Gambar 68 : AC Split
Sumber : http://pekerja-
jenius.blogspot.co.id/2015/09/cara-
purging-pada-ac-split.html
2 Exhaust Fan Exhaust Fan adalah alat untuk
melancarkan sirkulasi udara dan
menghilangkan udara kotor dalam
bangunan dan menghilangkan
pengap dalam sebuah ruangan
walau tanpa menggunaakn AC
Gambar 69 : Exhaust Fan
3.2.3 Studi sistem Utilitas
Perancangan Plumbing dan Sanitasi
Air Bersih
Pada perancangan air bersih dibagi menjadi dua sistem yaitu
sistem air bersih secara upfeed dan sistem air bersih secara
downfeed.
Sistem upfeed adalah air dipompakan dari bawah tanah
menuju ke outlet air sedangkan sistem downfeed adalah air
dipompa dari bawah menuju reservoir atas, lalu disalurkan
menuju ke outlet air secara gravitasi.
Untuk Up Feed System pipa distribusi langsung dari ground
tank dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama
penyediaan air bersih pada bangunan dan berharap hanya pada
pompa saja dan karena keterbatasan tekanan dalam pipa dan
ukuran maka sistem ini lebih diutamakan pada bangunan kecil
dan perumahan; Pembuatannya relatif murah; tetapi pompa
bekerja terus menerus dan memiliki ketinggian yang terbatas
Sementara untuk Down Feed System air ditampung di
ground tank lalu dipompa menuju bak reservoir yang berada
diatas bangunan dan setelah itu air didistribusikan menuju
seluruh outlet air di bangunan. Sistem ini cukup efisien karena
saat air digunakan perubahan tekanan terhadap plumbing tidak
memberi dampak apapun, sistem pompa bekerja secara
otomatis dengan cara yang lebih sederhana, tetapi kekurangan
sendiri adalah membutuhkan biaya tambahan untuk tank,
menambah beban struktural bangunan dan biaya pemeliharaan
Untuk sumber air sendiri berasal dari PAM, atau
menggunakan sumur dalam yang nantinya akan ditampung
dalam reservoir atau tanki dan tanki air akan diletakkan diatas
bangunan.
Proses untuk mendapatkan air bersih melalui PDAM dan
penyaringan air hujan dan sistem penyaluran air bersih adalah :
PDAM METERAN BAK RESERVOIR
POMPA BANGUNAN
Skema 19 : Proses Penyaluran Air Bersih
Limbah Bangunan
Jaringan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu :
Limbah padat
o Kantin ( makanan, sampah plastik, kertas, dsb)
o Dan lain-lain
Limbah Cair
o Rembesan dan Luapan
o Air Hujan
o Toilet ( BAB)
o Grey Water
Sistem pengolahan limbah ada pada skema di bawah ini :
LIMBAH DARI BANGUNAN
LIMBAH PADAT LIMBAH CAIR
SHAFT
SEPTICTANKSAMPAH
RESAPAN TPA
Skema 20 : Sistem Pengolahan Limbah
Sumber : Analisis Pribadi
Sumber Listrik diperoleh melalui PLN dan genset. Proses
sistem listrik pada skema dibawah ini :
PLN
GARDU/TRAFO METERANGENSET AUTOMATIC TRANSFER SWITCH
PANEL POMPA
JARINGAN PERALATAN PENERANGAN
Skema 21 : Proses Sistem Listrik
Sumber : http://galeriarsitektur.blogspot.co.id/2011/07/blog-post.html
Perancangan Jaringan Komunikasi
Jaringan Komunikasi Internal
Jaringan Komunikasi yang digunakan adalah PABX ( Panel
Automatic Brance Exchange) karena komunikasi internal sangat
diperlukan dan Skema dari sistem PABX ada pada gambar
Gambar 70 : Jaringan PABX
Sumber :
http://yayasoraya16.blogspot.co.id/2015/02/penjelasan-pbx-dan-pabx.html
Jaringan Komunikasi Eksternal
Menggunakan sistem kabel telepon biasa yang dapat
menghubungkan dari projek ke masyarakat atau pun sebaliknya
Perancangan Keamanan Bangunan
Sistem keamanan bangunan adalah salah satu yang menjadi
memiliki perilaku yang berbeda-beda karena ada berbagai
kalangan umur.
Sistem keamanan diperlukan untuk mencegah hal yang tidak
diinginkan terjadi baik dari tingkat bahaya kecil ataupun yang
sangat berbahaya. Bentuk sistem keamanan bangunan ada
pada tabel dibawah ini :
Sistem Keamanan Pada Bangunan
No Sistem Keamanan Keterangan
1 Pagar Berfungsi sebagai
pembatas dalam sebuah
projek bangunan dan
menjadi pembatas antara
bangunan yang satu
Gambar 71 : Pagar dengan bangunan yang
Sumber : lain selain sebagai
https://hunianmurahsolo.word
press.com/2015/10/12/progre pembatas pagar
s-pemasangan-pagar-
entrance-taman-kuantan- difungsikan sebagai
singopuran/
keamanan
2 Pos Satpam Pos satpam diletakkan di
beberapa sektor yaitu
pada area institut, pintu
masuk, pintu keluar dan
beberapa area yang
membutuhkan penjagaan
lebih di bangunan dan
menggunakan sistem
shift
Gambar 72 : Pos Satpam
Sumber :
https://www.goaceh.co/berita/
baca/2015/12/30/ini-yang-
bikin-pos-satpam-pt-perta-
arun-gas-sabet-
penghargaan-pos-satpam-
terbaik
Sistem keamanan pada kebakaran
1 Smoke Detector Smoke Detector adalah
alat peka terhadap asap
bangunan dan sensor
yang dibuat peka
terhadap berbagai
macam asap dan bunyi
yang dihasilkan harus
Sumber : keras untuk menunjukan safetycustodian.com
adanya bahaya
2 Heat Detector Alat untuk mendeteksi kenaikan suhu dalam
sebuah ruangan dan
peka terhadap panas
Gambar 74 : Heat Detector
Sumber :
https://www.safelincs.co.uk/a
pollo-xp95-heat-detector/
3 Sprinkler Sistem pemadam kebakaran otomatis
dengan radius 6 – 9
meter dan aktif pada
suhu 65 derajat Celcius
dengan debit air 4L/menit
Sumber :
https://www.indiamart.com/pr oddetail/ceiling-fire-sprinkler- 14461863548.html
4 Hydrant Pillar Alat Pemadam
Kebakaran yang dapat
dibawa secara manual
dengan peletakan
maksimal antar Hydrant
Gambar 76 : Hydrant Pillar
adalah 25 M
Sumber :
https://contractorfirehydrant.w
ordpress.com/tag/jual-
hydrant-pillar-box-di-
surabaya-jawa-timur/
5 Fire Hose Reel Sejenis alat pemadam
kebakaran yang terdiri
dari pompa,pipa, supply
air dan hose reels yang
terletak pada lokasi
strategis di bangunan
untuk menangani
kebakaran
Gambar 77 : Fire Hose Reel
Sumber :
https://www.wormald.com.au/ product/fire-hose-reels
Perancangan transportasi dalam bangunan
N Studi Perancangan Transportasi Keterangan
o bangunan
1 Tangga Alat Transportasi
Vertikal dari lantai
bawah ke lantai
atas maupun
sebaliknya
dengan
pengaturan lebar
anak tangga
dan tinggi sebsar
17 cm
Gambar 78 : Tangga
Sumber :
http://www.rumahhokie.com/beritaproperti/ menurut-feng-shui-tangga-putar-tak- selamanya-bawa-sial/
2 Escalator Alat transportasi
vertikal otomatis
dari lantai bawah
ke lantai atas
maupun
sebaliknya
Gambar 79 : Escalator
3 Lift Alat transportasi vertikal otomatis
dari lantai ke
lantai dengan
kapasitas yang
Gambar 80 : Lift dirancang 6 – 10
Sumber : http://www.ijandk.com orang dan
bersifat senagai
core bangunan
3.2.4 Studi Pemanfaatan Teknologi
No Studi Pemanfaatan Keterangan
Teknologi
1 Double Skin Facade Double Skin Facade adalah
lapisan yang dipasang di
bagian luar bangunan yang
memiliki rongga udara untuk
mengalirkan udara di
dalamnya untuk menjaga
ruangan dan sebagai shading
bangunan dan menjadi
pencahayaan alami
Double Skin Facade
dipasang jarak 20 cm – 200
cn dari dinding terluar
Pemasangan menggunakan
material kaca, besi hollow,
kayu, dan lain lain
3.3 Analisis Konteks Lingkungan 3.3.1 Analisis Pemilihan Lokasi
A. Analisa Pemilihan Lokasi Secara Makro
Dalam pemilihan lokasi secara makro untuk perancangan
projek ini yaitu Institut seni Tari di kota Semarang harus
memenuhi persyaratan dianta lain adalah :
Berada dalam kawasan pengembangan pendidikan
seperti tercantung pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Kemudahan dalam transportasi menuju ke lokasi
ataupun dari lokasi menuju ke lokasi lainnya
Berdekatan dengan fasilitas publik sebagai penunjang
projek
Bebas bencana dalam ( banjir, tanah longsor)
Memiliki jaringan utilitas yang memadai seperti PDAM,
jaringan telepon, jaringan listrik, dan drainase kota
Lokasi yang masih hijau menjadi poin tambahan dalam
pemilihan lokasi
Alternatif Lokasi Makro
Gambar 81 : Peta BWK Kota Semarang
Sumber : http://opendata.semarangkota.go.id
Kriteria utama dalam pemilihan lokasi pada projek
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam
pengembangan di bidang pendidikan. Dengan demikian,
beberapa alternatif dalam pemilihan BWK yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan adalah :
Tabel 20. Wilayah Pengembangan
Sumber : Analisis Pribadi
Wilayah
Pengembang Kecamata
an BWK n Fungsi
BWK Semarang Perkantoran, Perdangangan, dan
WP I I Tengah Jasa
Semarang Timur Semarang Selatan BWK Gajah
II Mungkur Pendidikan,dan Olahraga
Candisari
Permukiman,Perdangangan dan
BWK Semarang jasa,rekreasi,industri,dan fasilitas
III Barat umum
Semarang Utara BWK
wp ii IV Genuk Industri dan Transportasi
BWK
X Ngaliyan Industri dan Rekreasi
Tugu BWK Gayam
WP III V Sari Pengembangan Permukiman
Pedurung an
BWK Tembalan Pendidikan dan Pengembangan
VI g Permukiman
BWK Banyuman Kawasan khusus militer, rekreasi
BWK Gunung
WP IV VIII Pati Pertanian dan Rekreasi
BWK Permukiman,Perdagangan,Perkant
IX Mijen oran, Industry, rekreasi,Olahraga
BWK II
Gambar 82 : Peta BWK II
Sumber : Tugas Kelompok Mata Kuliah P2P
BWK II meliputi Kecamatan Gajah Mungkur dan
kecamatan Candi sari dan memiliki batas – batas
sebagai berikut :
Selatan : Kecamatan Semarang Barat dan
Ngaliyan
Barat :Kecamatan Banyumanik dan
Gunungpati
Timur : Kecamatan Tembalang
Fungsi Badan Wilayah Kota II ( BWK II )
menurut Peraturan Daerah Kota Semarang No.7
Tahun 2004 tentang RDTRK Kota Semarang BWK II
yaitu :
Permukiman
Perdagangan dan
Jasa Perkantoran
Perguruang Tinggi
Olahraga dan Rekreasi
Potensi yang dimiliki oleh BWK II adalah :
Memiliki jarignan utilitas dan transportasi yang
lengkap
Berada di pusat kota Semarang dengan
aksesbilitas mudah menuju ke pusat kota
Untuk sarana pendidikan bisa mencapai 5
Bukan daerah banjir
Banyak fasilitas seperti mall, supermarket,
restoran, cafe, hotel, dan sebagainya
Kendala yang ditemui di BWK II adalah :
Cenderung berkontur
Lebih mudah longsor sehingga pemilihan
struktur harus tepat
Harga tanah relatif mahal
BWK VI ( Tembalang )
BWK VI Tembalang memiliki luas 4.420.057 Ha. Dan
memiliki batas-batas yaitu :
Utara : Kecamatan Pedurungan dan
Gayamsari
Selatan : Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang
Timur : Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak
Barat : Kecamatan Candisari dan
Fungsi BWK VI menurut Peraturan Daerah Kota
Semarang No. 11 Tahun 2004 tentang RDTRK Kota
Semarang adalah :
Permukiman
Perguruan Tinggi
Perdagangan dan
Jasa Perkantoran
Konservasi
Pemilihan Lokasi Makro
Tabel 21. Pemilihan Lokasi Secara BWK
Sumber : Analisis Pribadi
Kategori Bobot Alternatif I: Alternatif II
BWK II :
BWK VI
Berada pada 25 % 25 25
Kawasan
Fungsi
Pendidikan
Adanya 20 % 20 10
fasilitas publik
Bebas 10 % 5 5
Bencana
Jaringan 25 % 25 20
Utilitas
Lengkap
Aksesbilitas 20 % 20 5
Mudah
Total 100% 95 65
Jadi lokasi makro yang terpilih adalah BWK II Kota
Semarang yang meliputi kecamatan Candisari dan
gajahmungkur yang terdiri dari 15 kelurahan dengan
luas 1.320.516 Ha.
B. Analisa Pemilihan Lokasi Secara Mikro
Kriteria Pemilihan Lokasi Mikro
Parameter yang digunakan adalah :
Secara iklim diperlukan iklim yang tidak terlalu
lembap ataupun tidak terlalu kering
Secara ekologi membutuhkan bangunan yang bisa
memberikan ketenangan dan masih memiliki
Lingkungan sekitar mendukung fungsi bangunan
sebagai bangunan edukasi
Peraturan kota yang mendukung bangunan edukasi
Jaringan utilitas yang mendukung
Fasilitas sekitar yang mendukung bangunan
Alternatif Lokasi Mikro
1. Alternatif 1 : Jalan Sriwijaya
Kelebihan : Memiliki banyak fasilitas umum
seperti pom bensin,pertokoan,mall
Mempunyai jaringan utilitas lengkap seperti
transportasi,jaringan telepon, jaringan listrik, dan
drainase
Aksesbilitas mudah
Dekat dengan Taman Budaya Raden Saleh
yang menjadi sasaran utama dalam Institut ini
Kekurangan :
Kebisingan di jam-jam tertentu
Jalan tidak terlalu lebar dan hanya memiliki
dua jalur
2. Alternatif 2 : Jalan Sisingamangaraja
Jalan sejuk banyak vegetasi
Lokasi relative tenang
Memiliki 2 jalan terpisah, 1 arah
Potensi view cukup baik
Infrastruktur lengkap
Kekurangan :
Harga tanah cukup tinggi
Aksesbilitas untuk kendaraan umum belum
ada fasilitasnya
Tabel 22. Perbandingan Lokasi
Sumber : Analisis Pribadi
Kategori Bobot Sriwijaya Sisingamaraja
Lokasi 35 25 30
Tata Ruang 25 20 15
Kota
Aksesbilitas 20 15 15
Lingkungan 10 7 5
Pendukung
Dan lain lain 10 10 5
Total 100 77 70
Jadi Pemilihan lokasi adalah di Sriwijaya
karena sriwijaya termasuk lokasi yang strategis
pengembangan dalam sarana edukasi
yang nantinya akan menjadi sebuah Institut
3.3.2 Analisis Pemilihan Tapak
A. Kriteria Pemilihan Tapak
Jalan Sriwijaya menjadi lokasi terpilih dikarenakan memiliki
beberapa tuntutan yaitu :
Secara vegetasi sriwijaya masih tergolong sejuk dan
memiliki banyak vegetasi
Lingkungan sekitar di Jalan Sriwijaya termasuk Jalan
Kolektif Sekunder
KDB 60 % menurut Perda RDTRK mengenai
penentuan KDB Pasal 30
KLB 3,0 maksimal lantai adalah 5 menurut perda
RDTRK mengenai penentuan KLB pasal 33
Memenuhi persyaratan RDTRK BWK II
mengenai fungsi edukasi