• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011 2012 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011 2012 SKRIPSI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

 

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI

DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO,

KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Karulina Widiastuti

NIM :

091134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

 

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI

DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO,

KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Karulina Widiastuti

NIM :

091134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv MOTTO

Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada  hanyalah kurang kerja keras 

(Bob Sadino) 

 

Apa pun yang Anda anggap sangat sulit dikerjakan,  kerjakanlah dengan segenap hatimu 

(Dalai Lama) 

(6)

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kupersembahkan Skripsi ini kepada:

1.

Allah SWT atas jalan yang baik untukku.

2.

Orangtuaku tercinta Bapak Saring dan Ibu Rumiyati yang selalu

memberikan dukungan.

3.

Adikku Ridwan Muhammad Nur dan Ade Prima Latifa.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Maret 2012

Penulis

(8)

vii

PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Karulina Widiastuti NIM : 091134219

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Maret 2012 Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

Karulina, Widiastuti. Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penggunaan pendekatan kontekstual selama pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi tes tertulis siswa setiap siklus.

Instrumen yang digunakan dalam pengamatan aktivitas siswa adalah lembar aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti dan aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru, presentasi kelompok. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk evaluasi tes tertulis adalah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengkaji data keaktifan siswa adalah teknik perbandingan, yaitu peneliti membandingkan peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Teknik analisis data hasil evaluasi tes tertulis adalah membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I dan siklus II serta membandingkan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa apabila dibandingkan persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu 70.59% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil penelitian evaluasi tes tertulis menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 52.94%, hal ini lebih besar daripada kondisi awal yang hanya mencapai 47.06%. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II yaitu 76.47%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 64.82, ini meningkat dari kondisi awal yang hanya 58. Nilai rata-rata kela pada siklus II yaitu 73.18, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik jumlah siswa yang memenuhi KKM, nilai rata-rata kelas, maupun persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik pada aktivitas siswa.

(10)

ix ABSTRACT

Karulina Widiastuti. Improving Science Learning Achievement in Animals’ Life Cycle Material Using Contextual Approach of the Fourth Grade Students of SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo academic Year 2011/2012. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.

This research aims to investigate the improvement of students’ achievement in learning Science about animals’ life cycle material using contextual approach. This research is a classroom action research and the subject is the fourth graders of SD Muhammadiyah Demangrejo, academic year 2011/2012 comprising 17 students, 8 are male students and 9 are female students. The actions conducted were observing students’ activities and applying contextual approach during the learning process. The data gathered are the students’ activities and the evaluation result of their written test for each cycle.

The instruments used in observing students’ activities were students’ activity sheets which were filled in by the researcher; the criteria scored are students’ activeness in group, students’ cooperation in group, responsibilities, the frequency of answering teacher’s questions, and group presentation. Meanwhile, the instrument used to evaluate the written test is 15 multiple choice questions and 5 questions of essay. The data analysis technique to study students’ activeness data is the comparison technique. The researcher compared the improvement of students’ activeness average score in cycle I and cycle II. The data analysis technique to evaluate the written test is by comparing the increase of the number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II, and by comparing the class’ average score in cycle I and cycle II.

The results showed that in learning students activities should occur increasing he percentage of students than meets the criteria for good and very good on student liveliness cycle I and cycle II. This increase can be shown from the percentage of students in the cycle of activity that is 70.59% increased to 100% in the cycle II. The research result of the written test evaluation shows that in cycle I, the students who meet the KKM reach 52.94%; this is higher than the initial condition which was only 47.06%. The students who meet the KKM in cycle II is 76.47%. Meanwhile, the class’ average score in cycle I attained 64.82%, increasing from the initial condition which was only 58. The class’ average score in cycle II is 73.18. Therefore, it can be concluded that there is an improvement in the number of students who meet the KKM, the class’ average score, and the average score of students’ activities.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan yang sangat bermanfaat, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD USD. 3. Dra. Maslichah Asy’ari, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma.

5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian.

6. Kepala Sekolah, Guru serta siswa SD Muhammadiyah Demangrejo. 7. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran kepada penulis

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(12)

xi

saran dari semua pihak yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

(14)

xiii

b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .... 7

2. Pendekatan Kontekstual ... 11

a. Pengertian ... 11

b. Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual ... 12

c. Aspek/ Komponen Pendekatan Kontekstual .... 13

(15)

xiv

D. Peubah ... 28

E. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 29

F. Penyusunan Instrumen ... 29

G. Validasi ... 38

H. Metode Analisis Data ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

a. Siklus I ... 41

b. Siklus II ... 47

B. Pembahasan ... 54

a. Siklus I ... 54

b. Siklus II ... 55

BAB V. PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 29

Tabel 2 Lembar pengamatan Aktivitas Siswa ... 29

Tabel 3 Peningkatan Prestasi Belajar Yang Diharapkan ... 33

Tabel 4 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus I ... 34

Tabel 5 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II ... 35

Tabel 6 Kriteria Skor Pilihan Ganda ... 35

Tabel 7 Kriteria Skor Uraian ... 36

Tabel 8 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 36

Tabel 9 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 37

Tabel 10 Analisis Data Awal Tes Tertulis ... 39

Tabel 11 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ... 40

Tabel 12 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 44

Tabel 13 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 45

Tabel 14 Nilai Hasil evaluasi Siklus II ... 49

Tabel 15 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 51

Tabel 16 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 52

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Metamorfosis Kupu-kupu ... 21

Gambar 2 Metamorfosis Katak ... 22

Gambar 3 Metamorfosis Nyamuk ... 22

Gambar4 Metamorfosis Lalat ... 23

Gambar 5 Metamorfosis Kecoa ... 24

(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal dengan

Siklus I ... 55 Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas ... 61

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 62

Lampiran 3 Silabus ... 63

Lampiran 4-7 RPP ... 67

Lampiran 8 -11 LKS ... 79

Lampiran 12 - 13 Soal Evaluasi ... 91

Lampiran 14 - 19 Kunci Jawaban ... 99

Lampiran 20 – 21 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 108

Lampiran 22 Hasil Pekerjaan Siswa ... 112

(20)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari prestasi belajar. Prestasi

be-lajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha bebe-lajar

sebagaima-na yang dinyatakan dalam rapor.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi aspek kognitif,

afektif dan psikomotor yang diinginkan. Hasil prestasi belajar tersebut dapat

diketahui setelah diadakan evaluasi. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam

bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah

di-capai oleh setiap anak pada periode tertentu yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes yang relevan.

Di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo prestasi belajar siswa

masih rendah terutama untuk materi daur hidup hewan. Ini dapat terlihat dari

jumlah siswa yang tuntas atau mencapai standar KKM hanya sekitar 8 siswa

dari 17 siswa dengan nilai rata-rata kelas 58. Untuk SD Muhammadiyah

De-mangrejo, Kulon Progo Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi

daur hidup hewan adalah 65. Ini dapat kita simpulkan bahwa siswa kelas IV

SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo kurang mampu menguasai

(21)

Jika diamati kondisi pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah

Demangre-jo, Kulon Progo guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan siswa

kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa

ku-rang tertarik dalam belajar. Siswa akan lebih menguasai materi yang diajarkan

apabila siswa tersebut menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan

aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru tidak menggunakan

pendekatan yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa dalam kehidupan

se-hari-hari.

Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo

terutama materi daur hidup hewan. Pendekatan yang baik adalah pendekatan

yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut teori J. Peaget

da-lam Parkay (2011:58) pada usia SD kelas IV merupakan tahap operasional

konkret (concrete operational) yang artinya anak dalam pengerjaan-pengerjaan

logis dapat dilakukan dengan benda-benda konkret dan nyata. Dengan bantuan

benda nyata anak akan lebih mudah untuk memahami suatu hal.

Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Demangrejo materi daur hidup hewan diperlukan pendekatan

kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual akan membantu siswa untuk

menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa.

Menurut Muslich (2007:40) pendekatan kontekstual merupakan konsep

pem-belajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan

(22)

an-tara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan

seha-ri-hari para siswa sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dengan

pendekatan ini siswa akan lebih mudah memahami materi dan merasa lebih

tertarik dengan benda-benda yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu

kon-struktivisme (constructivism), menemukan (inkuiri), bertanya (questioning),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi

(reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment). Apabila tujuh

kom-ponen tersebut dilaksanakan siswa akan lebih mudah mengembangkan

piki-rannya dan mendorong rasa keingintahuan siswa dan membuat pembelajaran

lebih bermakna. Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan dapat

me-ningkatkan prestasi belajar IPA materi daur hidup hewan di SD

Muhamma-diyah Demangrejo, Kulon Progo.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul “Peningkatan

Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan

Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo

Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar

(23)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi

seba-gai berikut.

1. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur

hidup hewan siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon

Progo.

2. Belum digunakannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA

materi daur hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo,

Kulon Progo.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada

peningka-tan prestasi belajar aspek kognitif dan aktivitas siswa melalui pendekapeningka-tan

kon-tekstual serta dibatasi pada KD 4.1 Medeskripsikan daur hidup hewan di

ling-kungan sekitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

D. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

be-lajar siswa dalam mata pebe-lajaran IPA materi daur hidup hewan kelas IV SD

Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/ 2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan penelitian ini adalah untuk

menge-tahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA marteri

daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV SD

(24)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini menambah wawasan tentang

sa-lah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis sendiri, menambah pengalaman berharga mengenai

penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

b) Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan pada materi lain, mata

pelaja-ran lain, dan di kelas lain.

c) Untuk perpustakaan kampus dan sekolah, laporan penelitian ini

dapat menambahkan satu bacaan yang dimanfaatkan untuk

teman-teman mahasiswa dan guru sebagai contoh penelitian, terutama

yang masih mengalami kesulitan melakukan penelitian dan belum

berani untuk memulainya, sedangkan bagi yang sudah bias

mela-kukannya dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.

(25)

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Winkel (1983:161) mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti

usaha yang dapat dicapai seseorang, sedangkan belajar merupakan

meru-pakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau

perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan

perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005:5). Prestasi

belajar menurut Winkel (1983:162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan prstasi belajar menurut

Ngalim Purwanto (1986:28) adalah hasil yang dicapai seseorang dalam

usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapot.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan

psikomo-tor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

mengguna-kan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat

diny-atakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan

ha-sil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengambil kesimpulan

(26)

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar dimana prestasi belajar tersebut

dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

be-lajar, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu

itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal

yaitu:

a) Kecerdasan/ intelegensi

Kecerdasan menurut Winkel (1983:264) adalah

kemam-puan seseorang untuk belajar, kapasitas kognitif untuk berfikir.

Ababila seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau

di atas normal maka secara potensi ia akan mencapai prestasi

bela-jar yang tinggi. Menurut Muhibbin (1999:135) semakin tinggi

ke-mampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar

pelua-ngnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah

kemam-puan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya

un-tuk meraih sukses. Oleh karena itu intelegensi/ kecerdasan yang

baik merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang siswa

(27)

b) Bakat

Bakat sangat berperan terhadap prestasi belajar seseorang.

Bakat merupakan kemampuan yang merupakan sesuatu yang

lekat dalam diri seseorang (Hamzah dkk, 2009:7). Jadi, bakat

me-rupakan potensi atau kemampuan yang dimiliki seseorangdan jika

diberikan kesempatan untuk dikembangkan melaui belajar akan

menjadi kecakapan yang nyata. Oleh karena itu seseorang yang

mempunyai bakat lebih berpeluang mempunyai prestasi yang baik

apabila dikembangkan.

c) Minat

Menurut Simandjuntak (1986:47) minat adalah suatu sikap

subjek terhadap objek atas dasar adanya kebutuhan dan

kemungki-nan terpenuhinya kebutuhan itu. Menurut Elizabet B. Hurlock

(1989:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong

orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka

be-bas memilih.

Berdasarkan pendapat di atas, minat adalah suatu sumber

motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

yang diinginkan dan muncul dari dalam diri. Bagi siswa, minat

mempunyai peran yang penting dan mempunyai pengaruh yang

be-sar terhadap proses pembelajaran. Apabila seseorang mempunyai

minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha

(28)

terca-pai. Dalam hal ini guru perlu meningkatkan minat siswa agar

pres-tasi belajar meningkat.

d) Motivasi

Motivasi dalam belajar itu sangat penting. Dalam

pembela-jaran diharapkan siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk

be-lajar. Motivasi menurut Nasution (1995:73) adalah segala daya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi

da-pat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari

dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk

melakukan suatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

penga-laman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan

se-bagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan

tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor eksternal yang

da-pat mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

(29)

sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

keagamaan.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Orangtua harus memberikan perhatian yang

serius tentang cara belajar anak di rumah.hatian orang tua dapat

memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar

dengan tekun sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

san-gat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh

ka-rena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk

be-lajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

pelaja-ran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan

kuriku-lum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempen-garuhi hasil belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh

yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan

mempenga-ruhi perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan

sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan di mana

(30)

kepri-badian anak. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat

tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka

ke-mungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

di-rinya, sehingga ia akan ikut belajar mengikuti temannya.

2. Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sering dikenal dengan

sebu-tan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan tersebut menurut

Elaine B. Johnson (2006:67) merupakan sebuah proses pendidikan yang

ber-tujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang

me-reka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan

konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka, yaitu dengan konteks keadaan

pribadi, social, dan keadaan budaya mereka. Pendekatan kontekstual adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran

dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidu-pan mereka sehari-hari (Muslich, 2007;41).

Pendekatan kontekstual akan membantu peserta didik dan guru dalam

pembelajaran. Siswa akan lebih mudah belajar dan siswa akan terdorong

un-tuk mengerti makna belajar. Siswa diharapkan sadar bahwa apa yang mereka

pelajari berguna bagi kehidupan.

Menurut penulis, pendekaan kontekstual adalah pendekatan yang

(31)

siswa sehingga siswa akan lebih mudah membangun pengetahuannya sendiri

sehingga tidak mudah terlupakan.

b.Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual

Ada tiga prinsip ilmiah dalam pendekatan kontekstual menurut Elaine

Johnson (2005:68-89) yaitu:

1) Prinsip kesaling-bergantungan

Prinsip ini mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka

dengan pendidik yang lainnya, dengan siswa, dengan masyarakat, dan

dengan bumi. Prinsip kesaling-bergantungan menghubungkan semua hal

yang ada di alam semesta dengan hal lainnya. Ini dapat membantu siswa

membuat hubungan untuk menemukan makna.

2) Prinsip Diferensiasi

Prinsip deferensisasi mendorong untuk terus-menerus menghasilkan

ke-ragaman yang tak terbatas, perbedaan, berlimpahan, dan keunikan dari

alam semesta.

3) Prinsip pengaturan diri

Prinsip ini meminta para pendidik untuk mendorong setiap siswa

menge-luarkan potensinya. Ini akan menolong para siswa mencapai keunggulan

akademik, memperoleh keterampilan karier, dan mengembangkan

karak-ter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta

(32)

c. Aspek atau Komponen Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan

konteks-tual. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa, ini dikarenakan di dalam pendekatan tersebut

menca-kup tujuh aspek yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan

penge-tahuannya sendiri.

Menurut Sardiman A. M (2007: 223-229) tujuh aspek dalam

pembelaja-ran kontekstual yaitu:

1) Teori konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir bagi pendekatan

kon-tekstual. Pengetahuan yang riil bagi para siswa adalah sesuatu yang

di-bangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Siswa harus

merekon-struksi pengetahuan itu kemudian member makna melelui pengalaman

nyata. Dalam hal ini siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan

ide-ide dan kemudian mampu mengkonstruksinya. Elemen umum

konstruk-tifis (Elaine B. Johnson, 2006:123) adalah guru memancing pengetahuan

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, guru tidak hanya menyajikan

materi kepada siswa tetapi merespon upaya siswa untuk mempelajari

materi, siswa tidak hanya menyerap informasi tetapi juga secara aktif

(33)

lingkungan social di kelas komunitas pembelajar dan memungkinkan

siswa memikirkan satu sama lain dalam memecahkan masalah.

Proses pembelajaran dikemas atau dikelola menjadi proses

mere-komstruksi, bukan hanya menerima informasi dari guru. Dalam hal ini

siswa akan membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan

se-cara aktif dalam proses pembelajaran.

2) Menemukan (Inkuiri)

Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah menemukan

(inkuiri) adalah:

a) Merumuskan masalah.

b)Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku,

mengumpulkan informasi.

c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan,

gambar, tabel dan sebagainya.

d)Menyajikan, mengomunikasikan hasil karya di depan guru, teman

se-kelas atau audien yang lain.

3) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki sesorang umumnya tidak terlepas dari

aktivitas bertanya. Bertanya menunjukkan adanya perhatian terhadap

materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan jawaban sebagai

bentuk pengetahuan. Dalam pembelajaran, bertanya berguna untuk:

a) Menggali informasi.

(34)

c) Membangkitkan respon siswa.

d)Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa.

e) Mengetahui hal-hal yang telah diketahui siswa.

f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.

g)Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.

h)Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4) Masyarakat belajar (Learning Community)

Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran secara

kelom-pok. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya

hete-rogen. Yang pandai mengajar yang lemah, yang sudah tahu memberi

ta-hu temannya yang belum tata-hu, yang cepat menagkap mendorong

teman-nya yang lamabat. Hal-hal yang dapat diwujudkan untuk

mengembang-kan masyarakat belajar di kelas adalah:

a) Pembentukan kelompok kecil.

b)Pembentukan kelompok besar.

c) Mendatangkan ahli di kelas.

d)Bekerja dengan kelas sederajat.

e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.

(35)

5) Pemodelan (Modelling)

Salah satu komponen pendekatan kontekstual adalah pemodelan.

Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu

membutuh-kan model yang ditiru. Dalam pendekatan kontekstual guru bumembutuh-kan

satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

Ke-mungkinan siswa ada yang pernah melakukan ataupun sudah mengetahui

cara bekerjanya. Mereka dapat belajar dari pengalaman yang sudah

me-reka dapat.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir atau perenungan tentang apa yang

ba-ru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan

pada masa lalu. Wujud refleksi antara lain berupa:

a) Pernyataan langsung siswa tentang apa yang diperoleh setelah

mela-kukan pembelajaran.

b)Catatan atau jurnal di buku siswa.

c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu.

d)Diskusi.

e) Hasil karya.

7) Penilaian yang autentik

Penilaian adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik adalah

peni-laian yang dilakukan selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran

(36)

Ciri-ciri penilaian yang autentik:

a) Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung.

b)Dapat digunakan untuk formatif dan sumatif.

c) Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta.

d)Berkesinambungan.

e) Terintegrasi.

f) Dapat digunakan sebagai feed back.

Wujud kegiatan penilaian antara lain dapat berupa kegiatan dan

la-poran, PR, kuis, presentasi dan penampilan siswa, demonstrasi, karya

siswa, karya tulis, jurnal, hasil tes tulis.

Tujuh aspek atau komponen pendekatan kontekstual tersebut apabila

di-terapkan dalam pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami

materi dan guru tidak hanya satu-satunya sumber belajar. Siswa akan lebih

ak-tif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka akan merasa senang dengan

pe-laksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Sehingga

diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat setelah digunakannya

pen-dekatan kontekstual.

3. IPA

a. Pengertian IPA

Dalam Srini M. Iskandar (1997: 2), kata IPA merupakan singkatan dari

Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan

dari Bahasa Inggris “Natural science”. Natural artinya alamiah,

(37)

IPA merupakan ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

b.Hakekat IPA

1) IPA sebagai produk.

Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA

adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa

yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep

dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

Prin-sip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.

Hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga

bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih

keras daripada prinsip, maka hokum bersifat lebih kekal. Teori ilmiah

adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang

sal-ing berhubungan.

2) IPA sebagai proses.

IPA sebagai proses adalah memahami bagaimana mengumpulkan

fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk

menginterpretasikannya.

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo

Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1997: 15).

a) Mengamati apa yang terjadi.

(38)

c) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan

terjadi.

d)Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat

apakah ramalan tersebut benar.

c. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman

be-lajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

baik proses maupun produk. Pembelajaran SD menggunakan kurikulum

2006 (KTSP) dengan tujuan mata pelajaran IPA terutama pada materi daur

hidup hewan di kelas IV semester ganjil diantaranya untuk mengembangkan

pengetahuan, dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat serta

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin

tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

ber-kaitan antara IPA dengan lingkungan sekitar.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata

sis-wa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

di-milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pene-rapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan

pen-dekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan.

Di SD, materi daur hidup hewan diajarkan di kelas IV semester ganjil.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tentang daur hidup hewan adalah

(39)

Standar Kompetensi:

4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.

Kompetensi Dasar:

4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar,

misal-nya kecoa, misal-nyamuk, kupu-kupu, kucing.

Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dapat

di-ketahui dari adanya perubahan pada bentuk maupun ukuran. Ada makhluk

hi-dup yang mengalami pertambahan ukuran saja. Ada juga makhluk hihi-dup yang

mengalami pertambahan ukuran juga mengalami perubahan bentuk

(Rositawa-ty,dkk , 2008:45).

Daur hidup artinya lingkaran hidup dari telur sampai dapat menghasilkan

telur. Pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dikelompokkan menjadi

dua (Heri Sulistyanto, 2008:52), yaitu:

1. Tanpa Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan-perubahan bentuk yang terjadi dalam daur

hidup hewan. Oleh karena itu, hewan yang tanpa melalui metamorfosis

ti-dak mengalami perubahan bentuk tetapi mengalami perubahan ukuran saja.

2. Dengan Metamorfosis

a. Metamorfosis sempurna

Metamorfosis sempurna yaitu bentuk sebelum dewasa dan sesudah

dewa-sa berbeda. Contohnya pada kupu-kupu, katak, nyamuk, dan lalat.

(40)

Kupu-kupu dewasa bertelur di atas dedaunan. Beberapa hari

kemu-dian telur akan menetas. Setelah menetas, muncul larva atau ulat.

Umumnya makanan ulat adalah dedaunan. Setelah cukup dewasa, ulat

akan membentuk kepompong, inilah ulat tumbuh dan berkembang

menjadi kupu-kupu. Setelah tumbuh dengan sempurna kupu-kupu akan

keluar dari kepompong. Pada umumnya makanan kupu-kupu adalah

sari bunga.

Gambar 1 Metamorfosis kupu-kupu

2) Daur hidup katak

Daur hidup katak berawal dari telur. Telur menetas menjadi berudu

atau kecebong. Berudu tumbuh menjadi berudu berkaki, katak muda

berekor, katak muda tidak berekor, akhirnya menjadi katak dewasa.

Katak termasuk golongan hewan amphibi yaitu hewan yang hidup di

air dan di darat.

Metamorfosis katak tidak mengalami tahapan kepompong seperti

pada kupu-kupu. Tetapi tetap mengalami tahapan larva yang disebut

kecebong. Selama mengalami perubahan bentuk, katak mengalami

(41)

hidupnya di air dan bernafas menggunakan insang. Setelah berubah

menjadi katak dewasa, hidupnya banyak di darat dan bernafas

meng-gunakan paru-paru.

Gambar 2 Metamorfosis katak

3) Daur hidup nyamuk

Pada umumnya nyamuk bertelur di permukaan air. Setelah itu telur

akan menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik nyamuk kemudian

berkembang menjadi kepompong dan lahirlah nyamuk dewasa.

Gambar 3 Metamorfosis nyamuk

4) Daur hidup lalat

Daur hidup lalat bermula dari telur yang dikeluarkan oleh lalat

be-tina. Jika telur lalat menetas, akan keluar belatung atau larva.

(42)

la-lat dewasa. Lala-lat dapat menyebarkan kuman penyakit antara lain tifus,

kolera, disentri, difteri, dan polio.

Gambar 4 Metamorfosis lalat

b. Metamorfosis tidak sempurna

Metamorfosis tidak sempurna merupakan perkembangbiakan hewan

yang saat lahir tidak terlalu berbeda bentukya dengan hewan dewasa

hanya saja ukurannya lebih kecil. Pada metamorfosis tidak sempurna,

te-lur berubah menjadi nimfa yang bentuknya seperti imago. Ukurannya

le-bih kecil dan strukturnya kurang lengkap. Nimfa artinya bentuk tubuh

hewan muda dari kelompok hewan yang megalami metamorfosis tidak

sempurna. Nimfa kemudian tumbuh menjadi imago (serangga dewasa).

1) Daur hidup kecoa

Daur hidup kecoa tidak melalui tahap kepompong. Bentuk kecoa

muda mirip dengan kecoa dewasa. Setelah telur menetas, lahirlah

ke-coa muda yang tidak bersayap. Selanjutnya keke-coa muda tumbuh

(43)

Gambar 5 Metamorfosis kecoa

2) Daur hidup belalang

Belalang berkembang biak dengan bertelur. Setelah telur menetas

muncul belalang muda. Pada waktu masih muda, belalang tidak

ber-sayap. Setelah menjadi dewasaya akan tumbuh.

Gambar 6 Metamorfosis belalang

B.Kerangka Berfikir

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari proses belajar

deng-an melakukdeng-an pengukurdeng-an terhadap peserta didik ydeng-ang meliputi faktor kognitif,

afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf ataupun kalimat yang menjelaskan hasil

(44)

yang diinginkan. Sedangkan prestasi belajar dikatakan kurang apabila hasil belajar

kurang dari KKM yang diinginkan. Pendekatan kontekstual menawarkan

pembe-lajaran yang mengaitkan antara materi pembepembe-lajaran dengan situasi dunia nyata

siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan kehidupan sehari-harinya. Pendekatan kontekstual juga sesuai

dengan perkembangan siswa. Dengan demikian siswa merasa senang dalam

pem-belajaran dan mendorong anak untuk menguasai yang diberikan guru.

Dengan pendekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan akan

mempermudah siswa dalam membangun pengetahuannya karena sesuai dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan demikian, rendahnya prestasi belajar materi daur hidup hewan

ke-las IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo akan ditingkatkan dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.

C.Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Budi

Nugroho (2011) mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Un-iversitas Sanata Dharma dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengarang

dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 5 SD Pangudi

Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/ 2011”.

Adapun kesimpulan yang diambil oleh Aris yaitu dengan pembelajaran

kontekstual akan mendorong siswa untuk menemukan makna pembelajaran, selain

itu juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan hal di atas

(45)

IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo materi daur hidup hewan

den-gan menggunakan pendekatan kontekstual.

D.Perumusan Hipotesis

Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo semester ganjil tahun pelajaran 2011/

(46)

27 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada 5 Oktober 2012 sampai dengan 13 Oktober

2012 di SD Muhammadiyah Demangrejo, Demangan, Demangrejo,

Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Muhammadiyah

Demangrejo yang berjumlah 17 siswa.

3. Objek Penelitian

Peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual

pa-da mata pelajaran IPA materi pa-daur hidup hewan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian tersebut dilakukan hanya dalam satu kelas, maka sampel

untuk penelitian tersebut merupakan seluruh siswa kelas IV SD

(47)

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang

dila-kukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah,

meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan

se-bagainya (Meniff, 1992 dalam Suharsimi dkk., 2006: 102). Penelitian ini

menekankan pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan

kontekstual.

D. Peubah

1. Jenis Peubah

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis peubah yaitu (1) proses

pembela-jaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan (2) prestasi

belajar siswa.

2. Definisi Operasional Peubah

a. Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

mem-bantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata

siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam

kehidu-panpara siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

b. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh

(48)

E. Pengumpulan Data dan Instrumen

Peubah, data, pengumpulan data, instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian

No Peubah Data Pengumpulan

Data Instrumen

1.

Pengamatan Lembar pengamatan

2.

Prestasi belajar yang berhubun-gan denberhubun-gan daur hidup hewan.

Skor Tes tertulis Soal

F. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang disusun ada 2 macam, yaitu instrumen pembelajaran dan

pengumpulan data. Instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS

dan instrumen pengumpulan data meliputi soal siklus 1, soal siklus 2.

In-strumen pengumpulan data aktivitas siswa adalah lembar pengamatan

ak-tivitas siswa selama pembelajaran.

1. Instrumen aktivitas siswa

Tabel 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Siswa

Aspek Yang Dinilai

A B C D E 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(49)

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok

B: Kerjasama dalam kelompok

C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru

E: Kesesuaian jawaban

Skor:

1: kurang 3 : baik

2: cukup 4: sangat baik

Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan menberikan

tanda centang (√) pada kriteria yang sesuai.

Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

(50)

2. Instrumen pembelajaran

a. Penyusunan Silabus

Silabus

Satuan Pendidikan : ……….. Kelas/ Semester : ………..

Alokasi Waktu : ………..

I. Standar Kompetensi

II. Kompetensi Dasar

III. Materi Pokok Pembelajaran

IV. Indikator Hasil Belajar

V. Kegiatan Pembelajaran

VI. Pendekatan

VII. Penilaian

VIII. Sumber Belajar

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam pengembangan RPP terdapat empat bagian pokok yaitu (1)

Identitas yang berisi nama sekolah, tanggal, pertemuan ke, kelas,

semester, unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang standar

kom-petensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, (3)

Rencana pembelajaran terdiri atas tiga bagian yaitu kegiatan awal,

ke-giatan inti, dan keke-giatan akhir dan (4) Sumber dan media

(51)

Untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat

pa-da bagian lampiran.

Contoh format RPP

RENCANA PELAKSANANAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : ………. I. Standar Kompetensi

II. Kompetensi Dasar

III. Indikator Hasil Belajar

IV. Materi Pokok Pembelajaran

V. Rencana Pembelajaran

A. Kegiatan Awal (……menit)

B. Kegiatan Inti (…..menit)

C. Kegiatan Akhir (……menit)

VI. Sumber dan Media Pembelajaran

c. Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat tiga

bagian pokok yaitu sebagai berikut: (1) Identitas yang berisi nama

se-kolah, mata pelajaran, hari/ tanggal, pertemuan ke, kelas, semester,

unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang indikator hasil belajar,

(52)

Untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) selengkapnya dapat dilihat pada

bagian lampiran.

Contoh Format LKS:

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Satuan Pendidikan : ………….. I.Indikator Hasil Belajar

II. Petunjuk (untuk siswa)

III.Kegiatan Belajar

a. Kegiatan Belajar 1

b. Kegiatan Belajar 2

Refleksi (diisi pada akhir kegiatan)

3. Indikator Keberhasilan

Kondisi awal dan kondisi akhir prestasi belajar siswa materi daur

hi-dup hewan yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Peningkatan Prestasi Belajar yang Diharapkan

No. Indikator Kondisi

Awal Kondisi Akhir

1. Nilai rata-rata kelas 58 65

2. Jumlah siswa yang telah

mencapai KKM. 47.06%

65%

(53)

Peningkatan yang diharapkan dapat kita lihat pada peningkatan nilai dari

kondisi awal sampai akhir siklus.

3. Soal tes tertulis

Dalam siklus 1 dan siklus 2, bentuk soal adalah soal tertulis yang

terdi-ri atas lima belas soal pilihan ganda dan lima soal uraian.

a. Siklus 1

Tabel 4. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus 1

Kompetensi

Da-sar Indikator Hasil Belajar Soal 4.1

Mendeskrip-sikan daur hidup beberapa hewan

• Siswa mampu menjelaskan penger-tian daur hidup.

• Siswa mampu mendeskripsikan ten-tang metamorfosis.

• Siswa mampu menjelaskan macam-macam metamorfosis hewan. • Siswa mampu menyebutkan contoh

hewan yang tanpa mengalami me-tamorfosis maupun yang mengala-mi metamorfosis.

• Siswa mampu menjelaskan penger-tian metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. • Siswa mampu menjelaskan daur

hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas.

• Siswa mampu menyebutkan keru-gian dari fase ulat dan keuntungan setiap fase kupu-kupu.

(54)

b. Siklus 2

Tabel 5. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II

Kompetensi

Da-sar Indikator Hasil Belajar Soal 4.1

Mendeskrip-sikan daur hidup beberapa hewan

• Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak dan daur hidup nyamuk. • Siswa mampu menggolongkan daur

hidup katak dan daur hidup nyamuk dalam metamorfosis sempurna atau-kah metamorfosis tidak sempurna. • Siswa mampu menjelaskan

peruba-han alat pernafasan pada daur hidup katak.

• Siswa mampu menjelaskan daur hidup belalang.

•Siswa mampu mencari contoh hewan yang ada di lingkungan sekitar yang termasuk dalam metamorfosis tidak sempurna.

Kriteria skor:

Tabel 6. Kriteria Skor Pilihan Ganda

Kriteria Skor Benar 1 Salah 0

Tabel 7. Kriteria Skor Uraian

Kriteria Skor Benar (100% benar) 3

Setengah benar (50% benar) 2 Hampir benar (25% benar) 1

Salah 0 Nilai setiap siswa diperoleh dari total skor yang diperoleh siswa

dibagi 30 (skor total) dikalikan 100. Dikalikan 100 dimaksudkan

untuk mempermudah pengubahan skor menjadi nilai dalam

(55)

4. Kisi-kisi soal

Tabel 8. Kisi-kisi Soal Siklus I Materi daur Hidup Hewan

SK KD Indikator daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, ku-pu-kupu, kucing.

Siswa mampu menjelaskan penger-tian daur hidup hewan.

1, 2

Siswa mampu mendeskripsikan ten-tang metamorfosis.

3 1

Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tidak mengalami meta-morfosis maupun yang mengalami metamorfosis.

4, 15 3, 5

Siswa mampu menjelaskan penger-tian metamorfosis sempurna.

10

Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sem-purna.

11

Siswa mampu menjelaskan daur hi-dup kupu-kupu.

6, 7, 12 2

Siswa mampu menyebutkan keru-gian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu.

5, 13

Siswa mampu menjelaskan daur hi-dup lalat

(56)

Tabel 9. Kisi-kisi Soal Siklus II Materi daur Hidup Hewan daur hidup beberapa hewan di lingkun-gan sekitar, misal-nya kecoa, misal-nyamuk, kupu-kupu, kucing

Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak.

3, 5, 7,

8, 14

1, 3

Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk.

2, 4,

12, 13 4

Siswa mampu menjelaskan meta-morfosis tidak sempurna.

9, 11 5

Siswa mampu menyebutkan con-toh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna.

1, 15 2

Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup bela-lang.

6, 10

Rubrik Pengamatan Aktivitas Siswa

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok

B: Kerjasama dalam kelompok

C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru

E: Kesesuaian jawaban

Skor:

1: kurang 3 : baik

2: cukup 4: sangat baik

Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan memberikan

(57)

Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

< 6 Kurang Baik

G. Validasi

Dalam penelitian ini untuk validasi instrumen, yang peneliti lakukan

den-gan mengkonsultasikan instrumen yang digunakan kepada dosen

pem-bimbing.

H. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes yang

di-laksanakan setiap akhir siklus. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui

jum-lah siswa yang tejum-lah mencapai batas KKM.

Untuk memperoleh nilai prestasi belajar siswa yang dicari, digunakan

ru-mus sebagai berikut:

 

Untuk menghitung nilai rata-rata kelas, digunakan rumus sebagai berikut:

 

 

Untuk menghitung persentase pencapaian KKM, digunakan rumus sebagai

(58)

         

Untuk menghitung persentase keaktifan siswa, digunakan rumus :

 

 

 

(59)

40 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon

Progo. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa.

Penelitian ini dimulai tanggal 5 Oktober sampai 13 Oktober 2011.

Penelitian ini dilaksanaankan dengan dua siklus dengan jumlah 8 jam

pelajaran. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran,

be-gitupula siklus II terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran.

Ke-dua siklus menggunakan pendekatan kontenstual.

Adapun hasil penelitian pada kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo

dalam pembelajaran materi daur hidup hewan sebelum dan sesudah

menggu-nakan pendekatan kontekstual sebagai berikut :

1. Kemampuan Awal

Data awal ini didapat dari hasil penilaian guru kelas IV SD

Muhammadiyah Demangrejo. Adapun nilai sebagai data awal sebagai

be-rikut:

Tabel 10. Analisis Data Awal Data Jumlah

Siswa

Jumlah siswa yang memenuhi KKM (65)

Persentase Nilai Ra-ta-rata

(60)

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri

dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana

pelaksa-naan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi.

Pembelaja-ran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. PembelajaPembelaja-ran

akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual,

meliputi: pemodelan, bertanya, lingkungan sekolah, menemukan,

ma-syarakat belajar dan refleksi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu 5 Oktober 2011

pu-kul 09.30 sampai 10.45 dan hari Kamis 6 Oktober 2011 pupu-kul 09.30

sampai 10.45. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang sudah disusun oleh guru guna meningkatkan

pema-haman tentang daur hidup hewan dengan pendekatan kontekstual.

Rin-cian kegiatan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh

guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan

pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi

(61)

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas

4-5 siswa. Siswa dalam kelompok diminta membaca ringkasan

ma-teri yang dibagikan guru kemudian siswa bekerja dalam kelompok

mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa bersama guru

mengevaluasi hasil pekerjaan siswa, lalu siswa bersama guru

me-lakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari guna

mengecek pemahaman siswa.

c)Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi

pelaksa-naan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan

pe-rasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran.

Se-lanjutnya ditutup dengan salam penutup.

2) Pertemuan II

a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh

guru. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan

kesia-pan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya

kepada siswa pembelajaran sebelumnya.

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas

4-5 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan

(62)

hidup hewan kemudian siswa bersama guru mencocokkan hasil

kerja siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya

ja-wab guna mengetahui pemahaman siswa.

c)Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru mengungkapkan kesulitan atau

pengalaman yang didapat setelah melakukan pembelajaran ini dan

selanjutnya melaksanakan evaluasi.

c. Pengamatan

Pada siklus I siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok yang

telah dibagi sebelumnya. Pada saat kerja kelompok ada beberapa siswa

yang kurang aktif dan hanya diam dalam kegiatan diskusi sehingga

ker-jasama kelompok kurang terlihat. Setelah selesai mengerjakan LKS,

perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Pada saat kegiatan presentasi ada beberapa siswa yang malu-malu saat

ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi serta malu

(63)

d. Hasil Penelitian Siklus I

1) Hasil evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Evaluasi Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus I

No Nama Siswa Siklus I

Hasil Eva-luasi

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa A 50 √

Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada

siklusI,

yaitu :

 

= 52.94%

(64)

 

 

= 64.82

2) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 12. Penilaian Aktivitas Siswa Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo

Siklus I

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok

B: Kerjasama dalam kelompok

C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru

(65)

Kriteria :

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang Baik

Tabel 13. Kriteria penilaian aktivitas siswa:

Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

< 6 Kurang Baik

Berdasarkan data keaktivan siswa di atas, prosentase siswa dengan kriteria baik adalah :

 

 

= 70.59 %

e. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh :

1) Sebagian siswa masih pasif saat berdiskusi kelompok sehingga

ker-jasama kelompok kurang. Sebagian siswa masih merasa malu

apa-bila ditunjuk untuk menjawab pertanyaan ataupun

mempresentasi-kan hasil diskusi kelompok.

2) Jumlah siswa yang ramai berkurang. Siswa lebih berkonsentrasi

(66)

3) Kesulitan yang dialami siswa yaitu membedakan fase-fase yang

di-lalui oleh hewan yang mengalami metamorfosis.

4) Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil

evaluasi siswa siklus I dibandingkan dengan nilai sebelum

dilaku-kan tindadilaku-kan. Nilai rata-rata mengalami peningkatan. Rata-rata

se-belum dilakukan tindakan adalah 58 setelah dilakukan tindakan

meningkat menjadi 64.82. Persentase pencapaian KKM pada siklus

I awalnya 47.06% setelah dilakukan tindakan mencapai 52.94%.

Sedangkan untuk keaktifan siswa, siswa yang memenuhi kriteria

baik dan sangat baik meningkat dari kondisi awal menjadi 70.59%.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri

dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana

pelaksa-naan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi.

Pembelaja-ran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. PembelajaPembelaja-ran

akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu 12 Oktober 2011

pu-kul 09.30 sampai 10.45 dan hari Kamis 13 Oktober2011 pupu-kul 09.30

sampai 10.45. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang sudah disusun oleh guru. Berikut rincian kegiatan

(67)

1) Pertemuan III

a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh

guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan

pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi

dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 3-4 siswa.

Siswa dalam kelompok diminta mengamati gambar daur hidup

ka-tak dan daur hidup nyamuk. Siswa dalam kelompok mengerjakan

LKS tentang daur hidup hewan.Siswa bersama guru mencocokkan

hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru melakukan tanya

ja-wab tentang materi yang telah dipelajari.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi

pelaksa-naan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan

pe-rasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran.

Se-lanjutnya ditutup dengan salam penutup.

2) Pertemuan IV

a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh

(68)

kesia-pan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya

kepada siswa pembelajaran sebelumnya.

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas

3-4 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang telah

diberikan oleh guru kemudian siswa dalam kelompok

mengerja-kan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa mempresentasimengerja-kan

ha-sil kerja kelompok dan siswa bersama guru mengevaluasi

peker-jaan siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya

ja-wab tentang materi yang telah dipelajari.

c)Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi dan

men-gerjakan soal evaluasi siklus II dilanjutkan salam penutup.

c. Pengamatan

Pada siklus II diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan

se-tiap siswa mampu bekerjasama dalam kelompok dengan baik. Siswa

mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Se-lain itu siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

de-pan kelas dengan percaya diri.

d. Hasil Penelitian Siklus II

Hasil evaluasi siklus II adalah sebagai berikut:

1) Hasil Evaluasi Siklus II

(69)

No Nama Siswa Siklus II Hasil

Eva-luasi

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa A 60 √

Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada

siklus II,

yaitu :

 

= 76.47%

Nilai rata-rata evaluasi siklus II yaitu:

 

   

= 73.18

(70)

Table 15. Nilai Evaluasi Siklus 1 dan 2

Berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 dan 2, dapat ditarik kesimpulan

bahwa peningkatan siswa yang memenuhi KKM adalah sebagai

be-rikut :

n = N2 – N 1

n = 76.47% - 52.94%

n = 23.53%

2) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II sebagai berikut:

(71)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor

B: Kerjasama dalam kelompok

C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru

(72)

Tabel 17. Kriteria penilaian aktivitas siswa:

Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

< 6 Kurang Baik

Berdasarkan data keaktivan siswa di atas, persentase siswa dengan kriteria baik adalah :

 

 

= 100%

e. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung,

berikut hasil refleksi yang diperoleh :

1) Pada saat berdiskusi kelompok ada siswa yang mengandalkan

teman dalam kelompok.

2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada saat

siklus 1. Siswa mampu bekerjasama dengan baik bersama teman

kelompok, sehingga siswa mampu meguasai materi. Pada siklus

II ini tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru

meningkat, dan pada saat presentasi kelompok siswa sudah

me-rasa percaya diri.

3) Siklus II ini rata-rata siswa tidak mengalami kesulitan dalam

Gambar

Gambar 1 Metamorfosis Kupu-kupu  .....................................................
Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I
Gambar 1 Metamorfosis kupu-kupu
Gambar 2 Metamorfosis katak
+7

Referensi

Dokumen terkait

2) Actual Product atau a) perilaku tertentu yang kita promosikan, seperti sikat gigi 2 x per hari,penggunaan pasta gigi dan sikat gigi sudah benar seperti yang disarankan

[r]

Biaya produksi dalam dunia usaha saat ini sangat berperan besar terutama dalam menghadapi permasalahan umum yang perlu dihadapai oleh perusahaan yaitu efesiensi penggunaan sumber

source CRS (concatenated coordinate operation) = source CRS (coordinate operation step 1) target CRS (coordinate operation step i) = source CRS (coordinate operation step i+1); i =

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Adanya pembiayaan murabahah bermasalah, dalam hal ini menunggaknya angsuran pembayaran, nasabah akan dikenakan sanksi berupa denda yang mana dana tersebut akan disalurkan ke Baitul

Dengan mengetahui besarnya BEP, MOS, DOL, dan SDP maka kita dapat mengetahui kapan perusahaan dapat mencapai titik impas, maksimal volume penjualan yang direncanakan boleh turun

One of learning approach for enhancing mathematical critical and creative thinking ability and students’ mathematics habit of taking responsible risk (one of habits of mind)