PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI DAUR HIDUP HEWAN
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI DAUR HIDUP HEWAN
BERBASIS METODE MONTESSORI
Oleh:
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 5 April 2017
Pembimbing II
SKRIPSI
ENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI DAUR HIDUP HEWAN
BERBASIS METODE MONTESSORI
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro
NIM: 131134098
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 April 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ……… Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ……… Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ……… Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ……… Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ………
Yogyakarta, 18 April 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, membimbing, menolong, menyayangiku dan menjadi panutan dalam hidupku.
2. Orang tuaku Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu menjaga dan memberikan dukungan selalu baik material, moral, maupun spiritual.
3. Kakakku Scholastica Deni Widyaningsih yang selalu membantu dan mendukungku selalu dari awal sekolah hingga perkuliahan ini.
4. Keluarga besar Alm. Atemo Taruno dan Alm. Dwijo Suwarno yang selalu mendukung, membantu, dan memberikan semangat selama menempuh jenjang pendidikan.
5. Sahabatku Agnes yang selalu menemani, memberikan dukungan, serta hiburan dari awal perkuliahan hingga sekarang.
6. Sahabatku Siska, Amel, Sugi, Yudha yang selalu memberikan semangat, dukungan, nasehat, kesabaran dan hiburan baik suka maupun duka.
7. Payung R and D Montessori dan teman-teman PGSD yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta hiburan selama perkuliahan ini.
8. Para dosen di PGSD Sanata Dharma 9. Almamater Universitas Sanata Dharma.
MOTTO
“Tidak ada ilmu yang sia-sia untuk dipelajari, ilmu akan membantu dirimu untuk
bertahan hidup”
“Selalu berfikir positif mengenai apapun yang terjadi”
“Tuhan lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh manusia melebihi manusia itu
sendiri”
“ Jangan katakan nanti, karena kita tidak akan tau apa yang akan terjadi esok ”
“Kesempatan adalah milik mereka yang berjuang - (Ahn Chang Ho)”
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 April 2017 Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro
Nomor Mahasiswa : 131134098
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 April 2017 Yang menyatakan
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa pada matapelajaran IPA dikarenakan banyaknya materi yang bersifat abstrak khususnya pada materi daur hidup hewan serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan.
Kata kunci : Pembelajaran IPA, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Daur hidup hewan
ABSTRACK
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING IN ELEMENTARY LEVEL WHICH CORCERN AT ANIMAL LIFE CYCLE WITH MONTESSORY BASED METHOD
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Sanata Dharma University
2017
The background of this research was came from the lack of student knowledge in science discipline because of a lot of abstract matter in science, especially in animal life cycle and the limit of school facilities. The goal of this research were (1) to describe development procedure of animal life cycle with Montessori method for fourth grade class. (2) to know about quality of Montessori method in science.
This research type was R&D means research and development. Subject of this research were 10 student in fourth grade at Pangudi Luhur 2 Yogyakarta 2016/2017. Object of this research was science learning matter with Montessori method. For research instrument are from observation and interview guidelines, questionare also by some tests. Quantitative descriptive and quality data were technically used for this data analyst research.
The result of this result shows that this research finally divided in five steps which are problem potential, planning, design development, product validation, trial error in limited field and quality of this research method was good status with average score 3,88 valuable of trial and error from students in limited field had increased with difference score 23,5. The condusion based on this researh, were montessori method learning is good quality and help students to understand.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu.
Peneliti menyadari skripsi ini tidak akan selesai dengan tepat waktu tanpa bantuan dari banyak pihak, oleh sebab itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyayangiku,menjaga, membimbing, menolong, dan menjadi panutan dalam hidupku.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing I skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
6. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 7. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur I & II
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Pangudi Luhur Yogyakarta.
8. An. Ida Ristiani, S.Si. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur III & IV Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Pangudi Luhur Yogyakarta.
9. Anastasia Dwi Widiyanti selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur I Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan uji keterbacaan instrumen kepada siswanya
11.Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur I dan SD Pangudi Luhur II Yogyakarta yang bersedia membantu selama penelitian.
12.Orangtuaku, Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik secara material maupun spiritual. 13.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang selalu memberikan
semangat, dorongan, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
14.Payung R&D Montessori dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
15.Bapak Muhibat dan crew yang membantu dalam pembuatan media
16.Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses pembelajaran. 17.penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Definisi Operasional ... 8
1.6 Spesifikasi Produk ... 9
2.1.2 Media Pembelajaran ... 17
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ... 25
2.2 Penelitian yang relevan... 30
2.3 Kerangka Berpikir ... 32
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 34
BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Setting Penelitian ... 35
3.2.1 Subyek Penelitian ... 36
3.2.2 Objek Penelitian ... 36
3.2.3 Lokasi Penelitian ... 36
3.2.4 Waktu Penelitian ... 37
3.3 Rancangan Penelitian ... 38
3.4 Prosedur Penelitian ... 42
3.4.1 Potensi dan Masalah ... 44
3.4.2 Perencanaan... 45
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 46
3.4.4 Validasi Produk ... 47
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.5.1 Observasi ... 48
3.5.2 Wawancara ... 49
3.5.3 Kuesioner ... 50
3.5.4 Tes ... 50
3.6 Instrumen penelitian ... 51
3.6.1. Pedoman Observasi ... 51
3.6.2 Pedoman Wawancara ... 53
3.6.3 Kuesioner ... 55
3.6.4 Soal tes ... 59
3.8 Teknik Analisis Data ... 64
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 65
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 69
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 71
4.1.1 Potensi dan Masalah ... 71
4.1.2 Perencanaan... 99
4.1.3 Pengembangan Produk Awal ... 109
4.1.4 Validasi Produk ... 112
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 115
4.2 Pembahasan ... 119
4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori. ... 119
4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 123
BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 126
5.2 Keterbatasan penelitian ... 127
5.3 Saran ... 127
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV ... 52
Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 53
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 54
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 54
Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ... 56
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 57
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ... 58
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas IV ... 60
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ... 61
Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 67
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 67
Tabel 3.12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes ... 65
Tabel 4. 1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 72
Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 73
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 74
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 75
Tabel 4. 5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 75
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 76
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli 76 Tabel 4. 8 Hasil Wawancara dengan Guru... 77
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara siswa ... 78
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli ... 78
Tabel 4. 11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 79
Tabel 4. 12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 83
Tabel 4. 13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 83
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 86
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. ... 88
Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 91
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioenr Analisis Kebutuhan ... 92
Tabel 4. 20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 102
Tabel 4. 21 Hasil Uji Validitas Konstruk ... 103
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli .. 103
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 104
Tabel 4. 24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 22,0 ... 105
Tabel 4. 25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 105
Tabel 4. 26 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Setara ... 106
Tabel 4. 27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 107
Tabel 4. 28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108
Tabel 4. 29 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108
Tabel 4. 30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 113
Tabel 4. 31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 113
Tabel 4. 32 Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli. ... 114
Tabel 4. 33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran 114 Tabel 4. 34 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 115
Tabel 4. 35 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru ... 118
Tabel 4. 36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ... 119
Tabel 4. 37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ... 124
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. 1 Desain Papan Daur Hidup Hewan ... 10 Gambar 1. 2 Kartu Angka, Gambar, Nama Hewan, Keterangan, dan Control of
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan ... 32
Bagan 3. 1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 40
Bagan 3. 2 langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Sugiyono dan Borg Gall. ... 42
Bagan 3. 3 Prosedur Penelitian ... 43
Bagan 3. 4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 63
Bagan 3. 5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 64
Bagan 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 80
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR RUMUS
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ...132
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ...136
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli ...137
Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ...143
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ....146
Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ...152
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli...154
Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...158
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...159
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....169
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...178
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ...182
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...186
Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ..189
Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ...192
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...194
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris ...197
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes ...198
Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...199
Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ...201
Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...202
Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...203
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ...207
Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ...211
Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ..213
Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli ...219
BAB 1 PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di dalam dunia pendidikan, IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang tercantum dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan singkatan dari “Ilmu
Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris yaitu “Natural Science” atau lebih sering disebut “Science”. Science merupakan Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001: 2). Menurut Trianto (2010: 136) IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.
mendiskripsikan daur hidup beberapa makhluk hidup (Kemendikbud, 2013: 97-98). Materi tersebut diberikan kepada siswa kelas IV semester 1.
Trianto (2010: 143) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Guru hanya memberi tangga yang dapat membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki sendiri tangga tersebut. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak hanya sekedar membaca atau menghafal konsep yang diberikan guru berdasarkan dari buku teks pembelajaran namun sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan proses IPA pada siswa sehingga dengan sendirinya siswa dapat menemukan fakta-fakta, konsep, teori dan sikap ilmiah.
belajar. Berdasarkan hasil data analisis kebutuhan yang telah diberikan kepada guru dan siswa kelas IV hasil menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan dan membantu siswa dalam menemukan jawaban tanpa bantuan dari orang lain. Selain itu, siswa menyetujui bahwa media pembelajaran dapat membantunya dalam belajar karena dapat membantu memperjelas isi materi dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 41) dimana media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta membantu mengatasi ruang, waktu, dan daya indera. Media pembelajaran juga dapat menghidupkan suasana pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak berjalan satu arah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat dibutuhkan siswa untuk membantu siswa dalam memahami isi dalam materi pembelajaran.
Menurut Piaget (dalam Aunurrahman, 2012: 44-45), anak usia SD berada pada tahap operasional konkret (7 – 11 tahun). Pada tahap tersebut, anak usia SD sudah mampu berpikir secara logis untuk membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Namun anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret dan belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70).
berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto-correction, 4) auto-education (Montessori, 2002: 170-174). Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan yang kelima agar media pembelajaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa.
pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, karena berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada siswa diketahui bahwa, pada mata pelajaran IPA siswa sulit memahami isi materi karena banyaknya materi yang bersifat abstrak. Selain itu, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Montessori ditujukan pada mata pelajaran Matematika, dan IPS sedangkan pada mata pelajaran IPA belum ada.
Berdasarkan paparan di atas, mengenai permasalahan yang dialami, siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan, kebutuhan media pembelajaran dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai metode Montessori yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dengan ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan melalui uji coba lapangan terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan yang berbasis metode Montessori untuk kelas IV. 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan
berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Mahasiswa
Penelitian ini membantu mahasiswa dalam membuka wawasan terutama mengenai berbagai media pembelajaran pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran khususnya materi daur hidup beberapa jenis makluk hidup. Penelitian ini memberi bekal kepada mahasiswa agar dapat menjadi guru yang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.
2. Untuk Guru
3. Untuk Siswa
Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menggunakan media pembelajaran pembelajaran. Siswa mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan materi daur hidup beberapa jenis makluk hidup
4. Untuk Sekolah
Sekolah memiliki wawasan yang luas mengenai pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD berbasis metode Montessori khususnya untuk mata pelajaran IPA.
5. Untuk Prodi PGSD
Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.
1.5Definisi Operasional
1.5.1 Perkembangan kognitif anak menurut Piaget adalah anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya. 1.5.2 Media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu
siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
pembelajaran yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education,
kontekstual.
1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.
1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari setiap tahapan dalam proses daur hidup hewan khususnya pada kumbang. Pemilihan hewan, dibuat berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada siswa, bahwa ditemukan banyaknya siswa yang tidak begitu paham dengan bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri. Oleh sebab itu, peneliti membuat media pembelajaran daur hidup khusus untuk kumbang. Media pembelajaran ini terdiri dari papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, nomor, keterangan, kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, kartu keterangan, kartu control of error,
kotak penyimpanan. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen.
1.6.1 Papan Daur Hidup Hewan
keterangan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar dapat dilepas pasang dan tidak besifat permanen sehingga siswa juga dapat mencoba sendiri untuk mengurutkan proses daur hidup hewan. Pewarnaan pada hewan 3D tersebut disesuaikan dengan warna hewan kumbang pada umumnya, yaitu pada telur berwarna kuning, ulat yang masih muda berwarna putih, ulat yang sudah menginjak dewasa berwarna cokelat, kepompong berwarna kuning, calon kumbang berwarna putih kecokelatan, kumbang muda berwarna cokelat, dan kumbang yang telah dewasa berwarna hitam. Papan daur hidup hewan ini memiliki berat 2 kg.
40 cm
40 cm
1.6.2 Kartu Angka, Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan, Nama Tahapan Daur Hidup Hewan, Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan, dan Control of Error.
Selain papan daur hidup hewan, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, dan kartu control of error. Kartu angka (Gambar a) memuat angka dari nomor satu sampai dengan tujuh, kartu gambar tahapan daur hidup hewan (Gambar b) memuat gambar setiap tahapan yang terjadi, selanjutnya kartu nama tahapan daur hidup hewan (Gambar c) memuat nama dalam setiap tahapan, dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan (Gambar d) memuat setiap keterangan dari setiap tahapan dalam proses daur hidup. Setiap kartu angka memiliki pasangan kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk kartu angka, warna kuning untuk gambar tahapan, warna merah untuk nama tahapan dan warna hijau untuk keterangan tahapan.
Kartu angka, dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat angka dari nomor satu sampai tujuh yang akan dipasangkan dengan kartu gambar hewan. Kartu gambar tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis
hidup hewan ini dibuat sesuai dengan tahapan daur hidup kumbang pada papan daur hidup hewan supaya siswa tidak merasa bingung.
Kartu nama tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat nama tahapan dengan menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 24.
Kartu keterangan tahapan daur hidup hewan memuat keterangan yang ada pada masing-masing nama tahapan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan kartu angka. Kartu keterangan ini dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran 8,7 cm × 6,7 cm. Kartu keterangan tahapan ini dibuat dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 18.
Gambar 1.2 Kartu Angka (a), Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan (b), Nama Tahapan Daur Hidup Hewan (c), Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan (d),
dan Control of Error (e)
1.6.3 Kotak Penyimpanan
Gambar 1.3 Gambar Kotak Penyimpanan
25 cm
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2.1.1 Perkembangan Anak
1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun).
Pada masa ini bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungan. Bayi akan memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya menangis ketika anak meminta susu, selanjutnya refleks ini kemudian akan berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih baik seperti berjalan (Sunarto, 2008: 24-25).
2. Tahap pra-operasional (umur 2 – 7 tahun).
Ciri khas pada masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Misalnya seorang anak pernah melihat dokter praktek, kemudian anak tersebut dapat bermain “dokter-dokteran”. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang pernah terjadi (Sunarto, 2008: 24-25). 3. Tahap operasional konkret (umur 7 – 11 tahun).
Pada tahap ini anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70).
4. Tahap operasional (umur 11 – keatas).
maka ia dapat menyimpulkan mobil mana yang paling mahal dan yang mana yang paling murah (Sunarto, 2008: 24-25).
Berdasarkan uraian mengenai perkembangan anak menurut Piaget di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak, sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya. Dari kesimpulkan tersebut peneliti tertarik untuk membuat sebuah benda konkret berbentuk media pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami isi pembelajaran.
2.1.2 Media Pembelajaran
Subbab ini membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.
2.1.2.1 Pengertian Media pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seorang belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal. Menurut Siregar (2010: 12) Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Winkel (dalam Siregar, 2010: 12) menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dirasakan oleh siswa.
Berdasarkan paparan dari beberapa ahli mengenai media dan pembelajaran, menurut Sanaky (2015: 4) media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2014: 4) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Sedangkan menurut Karwati (2014: 244) Media pembelajaran juga dapat dipahami sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dalam proses pembelajaran.
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengarahkan siswa kepada materi pembelajaran dan juga sebaliknya media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami isi pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa.
2.1.2.2 Manfaat media pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) ada empat manfaat penggunaan media pembelajaran selama proses belajar bagi siswa yaitu: pertama, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan keempat, siswa mendapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun juga dapat melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Sementara itu menurut AH. Sanaky (2013: 6) media pembelajaran memiliki dua manfaat yaitu untuk pengajar dan pembelajar. Manfaat bagi pengajar yaitu pertama, memberikan pedoman, arah untuk mecapai tujuan pembelajaran. Kedua,
seorang pengajar. Ketujuh, meningkatkan kualitas pengajaran. Kedelapan,
memberikan dan meningkatkan variasi belajar. Kesembilan, menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga memudahkan penyampaian.
Kesepuluh, menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi pelajar yaitu
pertama, meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Kedua, merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis. Ketiga, memudahkan pembelajar untuk belajar. Keempat, merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis. Kelima, belajar secara menyenangkan tanpa adanya tekanan. Keenam, pembelajar dapat memahami materi secara sistematis.
Berdasarkan penjelasan mengenai manfaat yang dapat diperoleh baik untuk pengajar maupun pelajar di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan media pembelajaran dalam penelitian ini, untuk membantu pengajar dalam membimbing siswa dalam belajar maupun pelajar untuk memudahkannya dalam memahami materi pembelajaran.
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Berikut ini disajikan klasifikasi media pembelajaran menurut Karwati (2014: 235-242):
a. Media Visual
layar (screen), sedangkan Media Visual Tidak Diproyeksikan ( Non Projected Visual ). Jenis media visual ini adalah gambar fotografik dan media grafis yang meliputi sketsa, gambar, grafik, bagan, poster, kartun dan karikatur.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang megandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik.
c. Media Audio-visual
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar.
d. Media Cetak
Jenis-jenis media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar, dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.
e. Media Model
Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya.
f. Media Realita
g. Belajar benda sebenarnya melalui specimen
Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh.
h. Komputer
Komputer merupakan produk yang dihasilkan pada perkembangan zaman modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran berbasis komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI
(Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran dan memberikan pelatihan. Sedangkan CMI digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kuitansi, dan lain-lain.
i. Multimedia
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual, audio, audio-visual, projected stillmedia maupun
projected motion media bisa dilakukan secara bersama-sama atau serempak melalui satu alat yang disebut dengan multimedia.
j. Internet
Berdasarkan dari penjelasan mengenai klasifikasi media pembelajaran, peneliti tertarik untuk membuat media pembelajaran berbentuk media model. Hal tersebut dikarenakan, media model dapat membantu siswa dalam mengatasi objek yang terlalu kecil seperti kumbang, sehingga anak dapat lebih mudah dalam memahami bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri.
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Montessori memiliki empat ciri-ciri media pembelajaran. Ciri-ciri tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education. Peneliti menambahkan ciri tambahan yaitu kontekstual.
1) Menarik.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat dengan memperhatikan warna, bentuk, dan berat. Dengan memberikan pewarnaan pada media pembelajaran, serta bentuk yang menarik pada media pembelajaran akan mendorong siswa untuk menyentuh, meraba dan bahkan memegangnya (Montessori, 2002: 170-174).
2) Bergradasi.
3) Auto-correction.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki pengendali kesalahan. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar anak mengetahui kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri selama menggunakan media pembelajaran tanpa ada orang lain yang memberitahu (Montessori, 2002: 171).
4) Auto-education.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Sehingga anak akan memperoleh pengalaman pribadi dari hasil belajar secara mandiri (Montessori, 2002: 172-173).
5) Kontekstual.
Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan konteks (Liliard, 2005:32). Kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan lingkungan yang ada di sekitar anak sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.
Berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kelima ciri tersebut.
2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
semenarik mungkin, hal tersebut bertujuan agar anak tertarik untuk bermain dengan media pembelajaran, sehingga tanpa disadari mereka akan bermain sambil belajar dengan menggunakan media yang mereka pilih tanpa bantuan dari orang lain. Setiap media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki control of error, hal tersebut digunakan untuk mengontrol setiap kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri, sehingga anak akan berproses untuk memperbaiki kesalahan dengan menggunakan berbagai cara (Gutek, 2013:235-236). Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori anak akan memperoleh pengalaman pribadi yang bermakna akibat dari aktifitas menyentuh, meraba, dan memegang media pembelajaran.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam
Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar, dan materi daur hidup hewan.
2.1.4.1 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih sering disebut dengan science
terbuka, jujur, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian IPA dari beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.
Menurut Trianto (2010: 137) pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sementara itu, menurut Marsetio (dalam Trianto, 2010: 137) IPA dipandang sebagai proses, produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses dapat diartikan sebagai semua kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil dari proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan di dalam sekolah maupun diluar sekolah, dan sebagai prosedur, prosedur yang dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang sering disebut dengan metode ilmiah. Sementara itu menurut Laksmi dkk (dalam Trianto, 2010: 137) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.
2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
pendidikan di Indonesia (Susanto, 2013: 165). Menurut Samatowa (2011: 3) ada empat alasan mengapa IPA dimasukkan dalam kurikulum suatu sekolah yakni : a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang dan lebar. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan, b) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis; misalnya
IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”, c) Bila IPA
diajarkan melalui percobaan – percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, d) mata pelajaran ini mempunyai nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan BSNP,2006 (dalam Susanto, 2013: 162) IPA di Sekolah Dasar memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
2.1.4.3 Materi Daur Hidup Hewan
Semua makluk hidup mengalami daur hidup. Makhluk hidup lahir atau
menetas, kemudian tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya
akan mati. Jika makhluk hidup berkembang biak, maka daur hidup akan berulang
(Zuneldi,2011: 51). Daur hidup adalah urutan tahap perkembangan makhluk hidup
sepanjang hidupnya (Mikrodo,2010: 90). Dengan cara ini makluk hidup dapat
melangsungkan dan melestarikan jenisnya dimuka bumi. Hewan memiliki tahapan
daur hidup yang beragam. Ada kelompok hewan yang terlahir mirip dengan
bentuk induknya. Daur hidup kelompok hewan seperti ini disebut daur hidup
tanpa mengalami metamorfosis. Contoh hewan yang tidak mengalami
metamorfosis adalah ayam, kucing, dan kangguru. Sejak dilahirkan sampai
dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh saja
(Sumantoro, 2009: 62). Sedangkan hewan yang mengalami metamorfosis dibagi
menjadi dua berdasarkan perubahan bentuk hewan selama mengalami
metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna
(Zuneldi,2011: 51-52). Metamorfosis sempurna dialami oleh hewan yang pada
mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Hewan yang tidak mengalami
metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, dan belalang, sedangkan contoh
hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, katak,
kumbang. Serangga merupakan salah satu kelompok hewan terbesar yang
mendominasi dunia. Mereka dapat dijumpai pada berbagai jenis habibat, dari
pegunungan dingin hingga hutan basah tropis (Kramer, 1995: 283). Salah satu
contoh serangga adalah kumbang, kumbang memiliki banyak jenis di muka bumi
seperti kumbang kepik, kumbang rusa jantan, kumbang melolonta, kumbang
hongkong dan masih banyak lagi jenisnya. Kumbang hongkong merupakan salah
satu contoh kumbang yang banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk
membuat usaha karena ketika kumbang tersebut berbentuk larva banyak orang
akan menjualnya karena kandungan protein yang tinggi, dan sering untuk
dijadikan pakan burung, ikan, dan hewan lainnya. Berikut merupakan merupakan
tahap daur hidup kumbang hongkong.
a. Telur
Telur ini berbentuk seperti kacang yang menggerombol dan lengket karena telur ini dilapisi suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap telur-telur ini tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut. Ukuran telur ini ± 1,8 – 1,9 mm. Telur ini akan menetas setelah 7 hari (Triatmanto, 2009: B358)
b. Larva
sebanyak 10-14 kali dan membutuhkan waktu 90-114 hari sebelumnya akhirnya akan berubah menjadi kepompong. Ulat yang telah dewasa dapat mencapai panjang 3 cm dengan berat 150 mg.
c. Pupa
Panjang ukuran pupa/kepompong ± 1 cm. ulat yang baru berubah menjadi kepompong biasanya berwarna putih, kulit kepompong akan berubah selama ± 10 hari. Kulit kepompong akan berubah warna menjadi hitam dan akan mengelupas menjadi calon kumbang.
d. Dewasa
Kulit kepompong yang telah mengelupas akan menjadi calon kumbang setelah 7-10 hari. Ukuran kumbang ± 0,5 cm. Setelah beberapa hari calon kumbang akan berubah warna menjadi cokelat kemerah-merahan. Selanjutnya, kumbang akan berubah warna menjadi hitam. Ketika kumbang telah berubah warna menjadi hitan artinya kumbang tersebut telah dewasa. Pada umumnya kumbnag dewasa akan hidup selama dua sampai tiga bulan. Selama itu seekor kumbang betina dapat memproduksi telur 70-100 butir. (Triatmanto, 2009: B358)
2.2 Penelitian yang relevan
Murti (2015) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa alat peraga
Pada pengujian lapangan terbatas, rerata hasil pretest adalah 4,62 sedangkan hasil
posttest adalah 8,9.
Pertiwi (2015) mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode
Montessori memiliki kualitas “sangat baik” dengan rerata skor 3,55. Dalam uji
coba terbatas, skor yang diperoleh ketika pretest menunjukkan rerata 3,95 sedangkan posttest menunjukkan rerata 8,62.
Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Dalam uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.
isi materi pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA dimana pada mata pelajaran IPA terdapat banyak materi yang bersifat abstrak sehingga banyak siswa yang kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Salah satu materi IPA yang diajarkan di sekolah dasar adalah daur hidup hewan. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1
perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya. Materi ini bersifat abstrak karena proses dalam daur hidup hewan tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami setiap tahapan bahkan tidak begitu memahami bentuk dari setiap tahapan yang ada, siswa hanya dapat mengira-ira bentuk dari setiap tahapan yang ada. Hal ini akan lebih mempersulit siswa dalam memahami materi apabila dalam penyampaian materi, guru menggunakan metode ceramah, selain siswa menjadi bosan, siswa akan cenderung untuk melakukan aktivitas lain yang dapat membantunya menghilangkan kebosananan sehingga siswa tidak akan fokus selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat dibutuhkan. Media pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi khususnya pada urutan tahap perkembangan makhluk sepanjang hidupnya. Siswa akan mampu mengetahui bagaimana bentuk hewan dalam setiap tahapan perkembangan makluk hidup, dan bagaimana proses tahapan yang benar, selain itu media pembelajaran dapat memberikan siswa pengalaman belajar yang tidak akan mudah dilupakan. Salah satu metode yang menekankan penggunaan media pembelajaran selama proses pembelajaran anak adalah Maria Montessori. Media pembelajaran yang digunakan Maria Montessori memiliki empat ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berdasarkan ciri-ciri media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan.
diajarkan. Penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup” dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori berupa media pembelajaran daur hidup hewan. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Apabila media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA materi daur hidup hewan, siswa akan lebih mudah dalam memahami isi materi tersebut.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas IV?
2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori?
2.4.3 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut guru?
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan Research and Development (R and D).
Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2015: 407). Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi daur hidup hewan. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi daur hidup hewan di kelas IV. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV Pangudi Luhur 2 tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sekelompok siswa tersebut berjumlah sepuluh anak yang terdiri dari lima siswa putra dan lima siswi putri. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori berupa papan daur hidup hewan. Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas IV dalam mempelajari mata pelajaran IPA semester I materi daur hidup hewan. Media pembelajaran tersebut terdiri dari sebuah papan yang berfungsi sebagai urutan tahap perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya yang terbuat dari kayu, kumbang 3D yang terbuat dari kayu, kartu angka, kartu gambar daur hidup hewan, kartu nama tahapan proses daur hidup, kartu keterangan tahapan proses daur hidup, dan kartu control of error sebagai pengendali kesalahan dan kotak penyimpanan.
3.2.3 Lokasi Penelitian
dengan alat tulis, kurangnya perhatian siswa selama mengikuti pelajaran dikarenakan pembelajaran berpusat pada guru atau teacher center ditambah dengan minimnya penggunaan media dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA berpengaruh pada nilai ulangan anak yang rendah dibandingkan dengan kelas parallel lainnya. Selain itu sekolah ini terletak di pusat kota Yogyakarta sehingga memungkinkan untuk menemukan bahan-bahan pembuat media pembelajaran menjadi lebih mudah dan beraneka ragam.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dari bulan April 2016 sampai bulan April 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari penentuan judul penelitian, penyusunan proposal, penyusunan instrumen, mengurus perijinan,uji coba instrumen, pengambilan data, pengolahan data, penyusunan laporan, dan revisi. Berikut jadwal yang telah dibuat oleh peneliti.
3.3 Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) dan Sugiyono ( 2015: 408-427). Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) mengemukakan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi produk tahap awal, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk, 8) uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi.
Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) menguraikan setiap langkah sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan melakukan
study literature, analisis kebutuhan, observasi kelas, identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajran observasi kelas serta wawancara guru dan murid.
2. Perencanaan, dapat dilakukan dengan membuat rencana desain pengembangan produk, tujuan, dan manfaat yang hendak dicapai melalui produk yang dihasilkan.
3. Pengembangan bentuk awal produk yang merupakan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan revisi berdasarkan saran dari hasil berbagai pengujian. 4. Uji coba lapangan tahap awal dilakukan pada satu sampai tiga sekolah
observasi, dan kuesioner serta hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahannya.
5. Revisi produk tahap awal dilakukan untuk memperbaiki hasil uji coba lapangan awal.
6. Uji coba lapangan dilakukan pada lima sampai dengan 15 sekolah dengan melibatkan 30 sampai dengan 100 subjek. Data kuantitatif diperoleh melalui pretest dan posttest.
7. Revisi produk, pada tahap ini produk hasil uji lapangan akan disempurnakan berdasarkan hasil uji coba lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan selanjutnya data tersebut dianalisis.
9. Penyempurnaan produk akhir, penyempurnaan didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi masal. Bagan 3.1 adalah bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2015: 409) yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1.
Bagan di atas menggambarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimulai dengan adanya potensi dan masalah, potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empiris, selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi berdasarkan data empiris sebagai bahan untuk mendesain produk. Produk yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman agar dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan dari produk yang telah dibuat. Kelemahan yang telah diketahui tersebut dicoba untuk dikurangi atau diperbaiki pada langkah revisi desain. Produk yang telah direvisi tersebut selanjutnya diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang
1) Potensi dan Masalah
9) Revisi Produk 2) Pengumpulan Data
3) Desain Produk 8) Uji Coba Pemakaian
7) Revisi Produk 4) Validasi Desain
5) Revisi Desain
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2015 : 408-427)
mengetahui kelemahan yang dialami respoden selama pemakaian produk. Selanjutnya dilakukan uji coba pemakaian untuk respoden yang sebenarnya dan apabila masih ditemukan kembali kekurangan, maka akan dilakukan revisi produk kembali dan setelah produk dinyatakan efektif dan layak, produk akan diproduksi secara massal (Sugiyono, 2015: 408-427).
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) dan Sugiyono (2015: 408-427). Peneliti memodifikasi tahap penelitian dan pengembangan menjadi lima langkah, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Kelima langkah tahap penelitian dan pengembangan disajikan dalam bagan 3.3.
Uji Coba Terbatas Modifikasi Borg dan Gall (dalam
arifin, 2011: 129-132)
Validasi Produk Modifikasi (Sugiyono,2015:
409)
Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall) dalam arifin, 2011:
129-132 Perencanaan
(Borg dan Gall) dalam arifin, 2011: 129-132 Potensi dan Masalah
(Sugiyono,2015: 409)
Identifikasi Revisi Uji keterbacaan instrumen oleh
siswa
Pretest Uji coba terbatas Posttest Tanggapan mengenai
produk oleh siswa
Revisi produk
Prototipe media pembelajaran IPA SD materi daur hidup
hewan berbasis metode
Observasi Data ketersediaan dan
penggunaan media
Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2015: 409-412)
TAHAP KEDUA
Perencanaan (Borg dan Gall), dalam arifin, 2011: 129-132
TAHAP KETIGA
Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall), dalam arifin, 2011: 129-132
TAHAP KEEMPAT
Validasi Produk (Modifikasi Sugiyono, 2015: 414)
TAHAP KELIMA
3.4.1 Potensi dan Masalah
Tahap pertama pada penelitian ini adalah potensi dan masalah. Menurut Sugiyono (2015: 409) Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Untuk menemukan potensi dan masalah yang ada, peneliti melakukan analisis kebutuhan baik guru maupun siswa. Peneliti menggunakan kuesioner analisis kebutuhan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran. Selain menggunakan kuisioner analisis kebutuhan, peneliti juga melakukan observasi dan wawancara. Sebelum melakukan observasi dan wawancara terlebih dahulu instrumen observasi dan wawancara divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV.
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Peneliti menganalisis hasil wawancara dan observasi yang terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, serta kesulitan belajar yang dialami siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA. Selanjutnya hasil analisis tersebut akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan.
kuesioner sebelum digunakan. Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan saran dan masukan yang diperoleh dari hasil validasi para ahli.
Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV SD setara untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan dalam kuesioner. Kemudian peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil dari uji keterbacaan oleh siswa. Setelah dilakukan revisi, instrumen analisis kebutuhan dapat siap digunakan.
3.4.2 Perencanaan
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini peneliti membuat konsep pembuatan media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Peneliti juga merancang desain media pembelajaran beserta album petunjuk penggunaannya. Selanjutnya rancangan desain media pembelajaran yang telah dibuat akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk diberi saran dan masukan. Berdasarkan saran dan masukan dari dosen tersbut, peneliti akan memperbaiki media pembelajaran dan selanjutnya media pembelajaran akan dibuat berdasarkan desain media pembelajaran yang telah direvisi.
Peneliti juga membuat beberapa instrumen yang digunakan seperti tes dan kuesioner validasi produk. Instrumen tes digunakan sebagai pretest dan postest