• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang terlihat dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur yang terlihat itu disebut dengan data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap (Widoyoko 2015: 46). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis observasi yaitu observasi non partisipan dan observasi sistematis. Observasi non partisipan adalah observasi yang tidak turut ambil kegiatan dalam atau tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas orang–orang yang sedang diobservasi, (Widoyoko, 2015: 48). Sedangkan observasi sistematis merupakan pengamatan

yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2010: 200).

Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV. Aspek yang diobservasi pada pembelajaran IPA kelas IV yaitu kesulitan belajar yang dialami siswa, cara mengajar, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. 3.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya–jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data (Widoyoko, 2015: 42). Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta, guru kelas IV dan siswa kelas IV

Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan sekolah, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah serta penelitian- penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan ketersediaan media pembelajaran di kelas, kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA, serta usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan tersebut. Wawancara kepada siswa kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

tanggapan terhadap pembelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran, dan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran IPA.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk. Sedangkan jenis kuesioner untuk analisis kebutuhan adalah kuesioner terbuka dan untuk kuesioner validasi produk digunakan kuesioner bentuk skala bertingkat

(rating-scale). Kuesioner terbuka, merupakan kuesioner yang bisa dijawab/ direspon secara bebas oleh responden (Widoyoko, 2015: 36), sedangkan kuesioner bentuk skala bertingkat (rating-scale), yaitu sebuah pernyataandiikuti oleh kolom- kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju (Arikunto, 2013: 195)

Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Pangudi Luhur II Yogyakarta untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori serta guru kelas IV untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Selain itu, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas.

3.5.4 Tes

Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, serangkain tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh

responden (Arifin, 2011: 226). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian terbatas (Restricted Response Test) dengan tipe jawaban melengkapi. Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta dalam menjawab soal tes (Widoyoko, 2009: 80). Tipe jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu frasa atau satu angka (Widoyoko, 2009: 81). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tes sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba terbatas.

3.6 Instrumen penelitian

Instrumen Penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2015: 51). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal uji empiris serta pretest- posttest untuk teknik tes sebagai instrumen penelitian.

3.6.1. Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV dan ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Aspek yang diobservasi pada pembelajaran IPA kelas IV yaitu kesulitan belajar yang dialami siswa, cara mengajar guru, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. Selanjutnya, peneliti mencatat setiap aspek yang diamati dalam rentang

waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV

No.

Item Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati

1,2 Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas

Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA

Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran

3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas

Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran

5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa

Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri 7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa

dalam pembelajaran di kelas

Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas

Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA

Pedoman observasi yang telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Oleh karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan menggunakan uji validitasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli tersebut, dapat diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Rerata hasil skor validasi pedoman observasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen.

3.6.2 Pedoman Wawancara

Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta, guru kelas IV dan dua siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dari beberapa narasumber tersebut.

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah

Pertama kali pengumpulan data melalui wawancara ditujukan kepada Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan sekolah, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah, serta penelitian yang pernah dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan media pembelajaran. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti tidak terstruktur, akan tetapi selalu terpusat kepada satu pokok persoalan tertentu yang terkait dengan variabel yang akan diteliti (Widoyoko, 2015:44). Adapun garis besar / rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah

Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah

3. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV

Pengumpulan data kedua melalui wawancara ditujukan kepada guru kelas IV. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas, kesulitan yang dialami

guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA, serta usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti tidak terstruktur, akan tetapi selalu terpusat kepada satu poko persoalan tertentu yang terkait dengan variable yang akan diteliti (Widoyoko, 2015:44). Adapun garis besar/ rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV

No Topik Pertanyaan

1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas

2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran

3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA 4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV

Pengumpulan data melalui wawancara ketiga ditujukan kepada siswa kelas IV. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran, dan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran IPA Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti tidak terstruktur, akan tetapi selalu terpusat kepada satu poko persoalan tertentu yang terkait dengan variable yang akan diteliti (Widoyoko, 2015: 44). Adapun garis besar/rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV

No Topik Pertanyaan

1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi 2. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Oleh karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan menggunakan uji validitasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli tersebut, dapat diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Rerata hasil skor validasi pedoman observasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 74. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.6 halaman 76. Hasil validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 halaman 78. 3.6.3 Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner yang meliputi beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji lapangan terbatas.

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka dimana responden secara bebas dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil kuesioner tersebut

digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan lima karakteristik menurut metode Montessori. Adapun kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan

Indikator Deskriptor Nomor item Kuesioner Guru Kuesioner Siswa Auto- education

1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA

1 1

2. Memahami konsep IPA secara mandiri

2 2

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

3 dan 4 3 dan 4

Menarik 1. Memiliki warna 5 dan 6 6 dan 7

Bergradasi

1. Bentuk media pembelajaran 3 dimensi

9 10

2. Berat media pembelajaran 8 8

Auto- correction

1. Membantu menemukan kesalahan sendiri

10 9

2. Membantu menemukan jawaban yang benar

7 5

Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa. Pertanyaan tersebut selanjutnya disusun menjadi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa.

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk

Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan lima indikator karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan produk. Lima karakteristik tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, auto- education, dan kontekstual. Kuesioner validasi produk ini digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan.

Kuesioner validasi produk diisi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru kelas IV. Pengisian kuesioner validasi produk oleh ahli dilakukan sesudah peneliti mempresentasikan media pembelajaran yang dikembangkan. Selain kuesioner validasi produk oleh ahli, juga terdapat kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dilakukan setelah uji coba lapangan terbatas. Kuesioner

validasi produk oleh ahli dan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa memiliki indikator yang sama. Adapun kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa

Indikator Deskriptor Nomor Item

Ahli Siswa

Auto- education

1. Membantu siswa memahami konsep IPA 1 2

2. Siswa belajar secara mandiri 2 1

Kontekstual

1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 3 10 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar dan

sekolah/guru

4 11

Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 5 3 2. Bentuk media pembelajaran menarik 6 4 3. Cara kerja media pembelajaran menarik 7 7

Lima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi 11 pernyataan yang disusun dalam kuesioner validasi produk oleh ahli dan oleh siswa. Selain produk berupa media pembelajaran, produk yang berupa album media pembelajaran juga diuji kelayakannya. Aspek yang dinilai dalam validasi album dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran

No Aspek yang Dinilai

1 Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku 2 Kejelasan kalimat

3 Pemilihan jenis huruf 4 Pemilihan ukuran huruf 5 Pemilihan ukuran gambar 6 Kejelasan gambar 7 Kelengkapan album

8 Keruntutan langkah-langkah kegiatan

9 Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan

10 Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa

Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Oleh karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan menggunakan uji validitasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli tersebut, dapat

Bergradasi

1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi 8 5 2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik

siswa

9 6

Auto- correction

1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 10 8 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang

benar

diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Rerata hasil skor validasi pedoman observasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.12 halaman 83, sedangkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 halaman 84. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27 halaman 107, sedangkan hasil validasi kuesioner tanggapan produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.28 halaman 108.

Selain uji validitas konstruk, peneliti juga melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dan kuesioner tanggapan produk oleh siswa. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada dua siswa kelas IV SD setara. Peneliti memilih SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai SD setara. Alasan peneliti memilih Pangudi Luhur 1 Yogyakarta karena siswa SD tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta.

Melalui uji keterbacaan tersebut diperoleh rerata skor uji keterbacaan kuesioner. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.13 halaman 83, sedangkan hasil uji keterbacaan kuesiner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.15 halaman 84. Selain itu, hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.36 halaman 119.

3.6.4 Soal tes

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan

sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas serta untuk menentukan kualitas dari media pembelajaran, apabila siswa mengalami peningkatan selama melakukan pretest dan posttest hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran bagus sehingga dapat membantu siswa dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Tes disusun dan

dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup” untuk kelas IV semester ganjil. Peneliti menjabarkan KD tersebut menjadi lima indikator. Kelima indikator tersebut dikembangkan menjadi 15 soal uraian terbatas tipe jawaban melengkapi. Peneliti menyusun soal tes berdasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas IV

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item

3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.

3.2.1 Menjelaskan arti daur hidup hewan.

1 dan 2 3.2.2 Menyebutkan jenis-jenis

metamorfosis.

4 3.2.3 Menjelaskan arti metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

5,6,10

3.2.4 Menyebutkan contoh metamorfosis sempurna.

7 dan 8 3.2.5 Menjelaskan tahapan proses

hidup dari makluk hidup.

9,11,12,13,14,15

Sebelum digunakan, soal tes terlebih dahulu diuji validitasnya. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validasi konstruk. Uji validitas pada instrumen tes meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi berkaitan dengan kesesuaian antara isi instrumen dengan kajian materi, sedangkan validitas konstruk (construct validity) berkaitan dengan kesesuaian aspek yang

diukur berlandaskan kajian teori tertentu (Sugiyono, 2014: 176-182). Aspek yang dinilai dalam uji validitas isi dapat dilihat pada tabel dalam tabel 3.9

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes

Tim

Komponen penilaian

1 Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indicator

2 Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa 3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan

4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan 5 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku 6 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan

Uji validitas isi dan validitas konstruk instrumen tes dilakukan oleh guru SD setara. Hasil validasi isi dapat dilihat pada tabel 4.20 halaman 102 dan hasil validasi konstruk dapat dilihat pada tabel 4.21 halaman 103.

Instrumen yang telah divalidasi oleh guru SD setara kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD Setara. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows. Hasil dari pengolahan tersebut akan menunjukkan valid atau tidaknya suatu item. Item soal yang valid atau tidak valid dapat dilihat dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Selain itu, valid atau tidak suatu instrumen dapat dilihat dari harga sig (2-tailed). Jika harga sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009: 137). Hasil rekapitulasi/penghitungan item soal yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.23 halaman 104. Berdasarkan hasil penghitungan item soal dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows, dapat diketahui bahwa dari 15 soal yang

digunakan terdapat 4 soal yang tidak valid. Peneliti kemudian melakukan revisi dan kembali mengujikan soal tersebut kepada siswa kelas IV di SD setara sampai diperoleh hasil yang valid.

Setelah diuji validitasnya, kemudian peneliti menguji reliabilitas item soal. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha

yang dapat dihitung dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows. Lin dan Kaplan (dalam Widoyoko, 2015: 165) mengemukakan bahwa instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program IBMSPSS Statistics 22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.24 halaman 105.

Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan 15 soal untuk soal pretest dan posttest. Kelimabelas soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji keterbacaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam soal tes. Hasil uji keterbacaan soal tes dapat dilihat pada tabel 4.26 halaman 106.

3.7 Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015: 330). Triangulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015:330). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi

teknik adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, sedangkan triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang sama untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2015: 330).

Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik ini adalah observasi, wawancara, dan kueisoner. Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data melalui ketiga teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut ini merupakan bagan triangulasi teknik yang dapat dilihat pada bagan 3.4.

Berdasarkan bagan 3.4 di atas, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui tiga teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan kueisoner. Data yang diperoleh kemudian digunakan sebagai

Dokumen terkait