• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori."

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas.

Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia.

(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI

METHOD

Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University

2017

This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017.

This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial.

The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones.

Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones,

(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 13 Februari 2017

Pembimbing II

(5)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 21 Februari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………

Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………

Anggota 1 : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ………

Anggota 2 : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ………

Anggota 3 : Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………

Yogyakarta, 21 Februari 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(6)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah perjalanan hidup.

2. Bapakku Dominicus Supriyono (Alm) , Ibuku Anastasia Endang Ernawati

yang selalu menjadi panutan dan idolaku

3. Kakak-kakakku Cosmas Wahyu Ardi Prasetyo dan Theresia Ardiarini Yuani

yang selalu membimbing dan menyemangati.

4. Angel dan Lia selaku teman kelompok PPL yang yang selalu berbagi suka dan

duka.

5. Teman-temanku satu payung R & D IPA Montessori dan teman-teman PGSD

yang menemani selama pengerjaan skripsi dan perkuliahan di PGSD

Universitas Sanata Dharma.

6. SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang bersedia bekerja sama dalam

pengambilan data skripsi

7. Pak Muhibat yang membantu pembuatan media pembelajaran

8. Almamater Universitas Sanata Dharma

9. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian

(7)

v MOTTO

Lepaskan Rantai yang membelengu, Nyalakan api dan lenteramu” – Barasuara

Yang pernah jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh, yang hilang berganti”- Bandaneira

“Titipkan semangat pada yang tlah lelah, tegakkan kaki yang telah tertekuk”

Silampukau

Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu” – Nosstress

“Segera lepas tali sampanmu, dayung kemanapun kau mau, lucuti rantai

membelenggu, buka hati menata hari baru”– Dialog Dini Hari

Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu, kau berlari dengan waktu

tanpa ragu yang membelenggu” – Barasuara

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,

mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan” –

Lukas 11: 10

(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Februari 2017

Penulis

(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama : Agustinus Nugrahanto

Nomor Mahasiswa : 131134097

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 Februari 2017

Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas.

Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia.

(11)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI

METHOD

Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University

2017

This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017.

This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial.

The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones.

Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones,

(12)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka

Manusia Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Dalam kesempatan

ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang

membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana

Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi

selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

5. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius

Eksperimental Mangunan.

6. Seluruh Keluarga Besar SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah

membantu selama proses penelitian.

7. Lia dan Angel , teman kelompok Program Pengalaman Lapangan yang telah

berbagi suka dan duka.

8. Nunik, Sigit, Lia, Agnes, Joni, Julius, Siska, Dita dan teman-teman kelompok

(13)

xi 9. Teman-teman mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2013.

10.Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa.

Semoga skripsi ini dapat berguna dalam hal isi maupun inspirasi untuk lebih

baik lagi. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian ini ada beberapa

kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya. Penyusun

meminta kritik dan saran agar skripsi yang akan datang jauh lebih baik daripada

yang sekarang.

Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMANMOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.5 Definisi Operasional... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 7

1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia ... 7

1.6.2 Produk Kartu Media ... 8

1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan ... 9

1.6.4 Cara Pemakaian Produk ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 11

2.1.2 Media Pembelajaran ... 12

(15)

xiii

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 19

2.2 Penelitian Relevan ... 24

2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Subjek Penelitian ... 29

3.2.2 Objek Penelitian ... 30

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 30

3.2.4 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Rancangan Penelitian ... 31

3.4 Prosedur Penelitian... 34

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 36

3.4.2 Penyusunan Rencana ... 36

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk ... 37

3.4.4 Validasi Produk ... 38

3.4.5 Uji Coba Terbatas ... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5.1 Observasi ... 39

3.5.2 Wawancara ... 39

3.5.3 Kuesioner ... 40

3.5.4 Tes ... 40

3.6 Instrumen Penelitian... 41

3.6.1 Pedoman Observasi ... 41

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 43

3.6.3 Kuisioner ... 45

3.6.4 Soal Tes ... 48

3.7 Triangulasi... 51

3.8 Teknik Analisis Data ... 52

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 52

(16)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 57

4.1.2 Penyusunan Rencana ... 87

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 99

4.1.4 Validasi Produk ... 105

4.1.5 Uji Coba Terbatas ... 107

4.2 Pembahasan ... 111

4.2.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ... 111

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ... 115

BAB V PENUTUP ... 118

5.1 Kesimpulan ... 118

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 119

5.3 Saran ... 120

DAFTAR REFERENSI ... 121

(17)

xv DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI MASALAH ... 124

Lampiran 1.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 124

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 126

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli ... 127

Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ... 130

Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ... 134

Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru. ... 137

Lampiran 1.7 Lembar Hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ... 140

Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan siswa ... 143

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN ... 145

Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli ... 145

Lampiran 2.2 Lembar Hasl Uji Keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru ... 149

Lampiran 2.3 Lembar hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ... 152

Lampiran 2.4 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 155

Lampiran 2.5 Lembar Hasil Uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 160

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN TES ... 168

Lampiran 3.1 Lembar hasil validitas isi instrumen tes oleh ahli ... 168

Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ... 170

Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris . 175 Lampiran 3.4 Output SPSS penghitungan validitas instrumen tes ... 177

Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ... 178

Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ... 181

Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ... 182

LAMPIRAN 4 VALIDASI PRODUK ... 183

Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 183

Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 186

(18)

xvi

Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 191

Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli ... 193

Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru ... 195

Lampiran 4.7 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 197

LAMPIRAN 5 ALBUM MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA ... 197

LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN ... 214

Lampiran 6.1 Surat Izin Penelitian ... 214

Lampiran 6.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 215

LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI UJI COBA TERBATAS ... 216

(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala... 8

Gambar 1.2 Desain Kartu Materi ... 9

Gambar 1.3 Desain Kartu Soal ... 9

Gambar 1.4 Desain Kotak Kartu Materi dan Kartu Soal ... 9

Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala ... 10

Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala ... 22

Gambar 2.2 Rangka badan ... 23

Gambar 2.3 Rangka anggota gerak ... 24

Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall ... 31

Bagan 3.2 Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 33

Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 34

Bagan 3.5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 51

Bagan 3.6 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 52

Rumus 3.1 Rumus peerhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ... 54

Rumus 3.2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner ... 55

Rumus 3.3 Perhitungan nilai pretest dan posttest ... 56

Gambar 4.1 Replika rangka kepala manusia ... 88

Gambar 4.2 Replika rangka kepala manusia beserta papan ... 101

Gambar 4.3 Kartu materi... 102

Gambar 4.4 Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ... 103

Gambar 4.5 Penutup kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ... 103

Gambar 4.6 Kartu soal ... 104

Gambar 4.7 Kotak penyimpanan media ... 104

Grafik 4.1 Perbedaan nilai pretest dan posttest dari masing-masing siswa ... 109

(20)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V ... 42

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 43

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 44

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V ... 44

Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ... 45

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 47

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ... 48

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V ... 49

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ... 49

Tabel 3.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 55

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 55

Tabel 4.1 Hasil validasi Instrumen Observasi ... 58

Tabel 4.2 Tabel hasil observasi ... 58

Tabel 4.3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah... 60

Tabel 4.4. Hasil wawancara dengan kepala sekolah ... 60

Tabel 4.5 Hasil validasi pedoman wawancara guru ... 61

Tabel 4.6. Hasil wawancara dengan guru ... 62

Tabel 4.7 Hasil validasi pedoman wawancara siswa ... 63

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 63

Tabel 4.9 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 67

Tabel 4.10 Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 68

Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara ... 68

Tabel 4.12 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli ... 69

Tabel 4.13 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa ... 70

Tabel 4.14 Hasil uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan untuk siswa . 70 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .... 71

Tabel 4.16 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 74

(21)

xix Tabel 4.18 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner

Analisis Kebutuhan ... 81

Tabel 4.19 Hasil uji validasi isi oleh Ahli ... 92

Tabel 4.20 Hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli... 93

Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS ... 94

Tabel 4.22 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 95

Tabel 4.23 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 96

Tabel 4.24 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 96

Tabel 4.25 Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 97

Tabel 4.26 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner validasi produk ... 98

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 98

Tabel 4.28 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 99

Tabel 4.29 Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 105

Tabel 4.30 Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran... 106

Tabel 4.31 Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ... 106

Tabel 4.32 Rekapitulasi komentar validasi produk album media pembelajaran ... 107

Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 108

Tabel 4.34 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru ... 110

Tabel 4.35 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. .. 110

Tabel 4.36 Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran rangka kepala manusia... 116

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang

penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang

Dalam meningkatkan literasi suatu bidang mata pelajaran, terdapat

berbagai cara salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran. Media

pembelajaran sendiri berfungsi memudahkan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam pelajaran

(Sadiman, dkk, 1987: 7). Di bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Dictionary of

Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan pengetahuan manusia didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen, serta dijelaskan dengan bantuan

aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Tujuan dari mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan

keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman

konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3)

engembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

(23)

2 keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006).

Dari beberapa hal diatas, disimpulkan media pembelajaran dapat dijadikan

salah satu sarana dalam mendapatkan pengetahuan mengenai IPA. Melalui

penggunaan media, siswa dapat terbantu dalam memahami materi serta

meningkatkan kemampuan literasi pada bidang IPA. Hal tersebut selaras dengan

tujuan pendidikan yaitu memberi bekal kemampuan dasar mebaca, menulis dan

berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.

(Taufiq dkk, 2011: 1.13).

Akan tetapi, hal terebut bertolak belakang jika melihat hasil penelitian

Programme for International Student Assessment (PISA) tentang kemampuan literasi siswa pada tahun 2015. Dalam bidang IPA menyebut, Indonesia

menempati urutan ke 62 dari 70 negara. Hal ini sangat disayangkan sekali,

mengingat usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan Indonesia.

Peneliti melakukan analisis masalah dengan mewawancarai salah satu

siswa kelas V dan Guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Yogyakarta pada

tanggal 1 dan 6 Agustus 2016. Guru kelas V mengatakan bahwa kesulitan dalam

mengajarkan IPA tertuju pada kebutuhan media untuk mengkongkritkan materi

yang bersifat abstrak, terutama materi yang jarang ditemukan siswa dalam

aktivitas sehari-hari. Guru mengalami kendala salah satunya pada saat

menyampaikan materi mengenai rangka manusia. Ketidaklengkapnya komponen

media pembelajaran menjadi kendala bagi guru dalam menjelaskan materi

(24)

3 pelajaran sulit, terutama dalam memahami materi yang bersifat hafalan. Sangat

disayangkan sekali jika mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang tidak

disukai lantaran materi yang sulit.

Berdasarkan teori Jean Piaget, usia anak dalam memasuki bangku Sekolah

Dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret (7-11

tahun), di mana mereka mulai menyelesaikan sesuatu atau masalah secara konkret

dan nyata. Pada tahap ini anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif,

mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk

mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan

keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, mempergunakan

hubungan sebab akibat, serta dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69).

Dari teori Jean Piaget, disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran

sangat penting sekali dengan tahap perkembangan anak pada bangku Sekolah

Dasar. Hal ini selaras dengan fungsi media yang juga memberikan pengalaman

kongkret di kalangan siswa (Arsyad, 2014: 29).

Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan Guru pada tanggal

1 Agustus 2016. Hasil wawancara menjelaskan bahwa penggunaan media

pembelajaran sangat berefek pada minat belajar dan pemahaman siswa terkait

dengan materi dalam pembelajaran IPA. Siswa menjadi lebih antusias dan cepet

menangkap materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Dari

hasil analisis kebutuhan siswa dan guru pada tanggal 26 Oktober 2016 pun

menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran membantu siswa dalam

(25)

4 Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran yaitu media pembelajaran berbasis metode Montessori. Metode

Montessori adalah metode pendidikan bagi anak yang didasarkan pada teori

perkembangan anak, dimana metode ini pertama kali digagas pada akhir abad 19

dan awal 20 oleh guru dari Italia yang bernama Maria Montessori. Metode ini

diterapkan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Ciri dari metode ini adalah

penekanan aktivitas yang muncul dari diri anak (Rithaudin, 2008: 2).

Media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat melatih

keterampilan dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock,

1997:82). Sumber lain menambahakan media pembelajaran berbasis metode

Montessori dapat meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Anak

juga mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif

melalui media pembalajaran berbasis metode Montessori. Dalam penggunaannya

dapat memberikan kontrol pada siswa (Lillard, 1996:80-85).

Sudah banyak penelitian pengembangan media pembelaajaran berbasis

Metode Montessori yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan PGSD Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Beberapa diantaranya Noi (2015) mengembangkan

media pembelajaran matematika berbasis Metode Montessori materi perkalian

untuk kelas III. Widyaningrum (2015) mengembangkan media pembelajaran

berbasis Metode Montessori materi penjumlahan dan pengurangan untuk kelas II.

Hardiyanti (2016) Mengembangkan media pembelajaran berbasis Metode

Montessori untuk materi keragaman budaya kelas IV. Meskipun banyak sekali

penelitian tentang media pembelajaran montessori, sebagian besar media

(26)

5 tersebut ditujukan pada mata pelajaran Matematika, sedangkan pada Mata

pelajaran IPA belum ada satupun. Di sisi lain mata pelajaran IPA juga

membutuhkan media pembelajaran dalam mengongkretkan materi yang bersifat

abstrak.

Melihat fakta di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan

pengembangan (Research dan Development) media pembelajaran pembelajaran

IPA materi rangka manusia yang difokuskan pada rangka kepala. Media

pembelajaran diciptakan dengan mengembangkan media pembelajaran torso

rangka kepala manusia dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran

Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan

kontekstual. Penelitian dan pengembangan tentang media pembelajaran rangka

kepala manusia berbasis metode Montessori ini dibatasi pada tahap prototipe atau

bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA. Produk media pembelajaran

IPA ini diujikan secara ilmiah kepada ahli dan dilakukan uji coba terbatas. Selain

itu, penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada mata pelajaran IPA materi

tentang rangka manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia

berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD

(27)

6 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia

berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Untuk Mahasiswa

Memberikan pengalaman mengenai pengembangan media pembelajaran

berbasis Metode Montessori yang dapat membantu siswa memahami

materi IPA tentang bagian-bagian rangka manusia serta memberikan

wawasan bagaiamana menciptakan pembelajaran yang inovatif melalui

media pembelajaran.

1.4.2 Untuk Guru

Mendapatkan wawasan mengenai pengembangan media pembelajaran

tentang bagian-bagian rangka manusia berbasis Metode Montessori,

sehingga dapat membuat atau mengembangkan sendiri media

pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang inovatif.

1.4.3 Untuk Siswa

Mendapatkan pengalaman belajar tentang bagian-bagian rangka manusia

menggunakan media pembelajaran berbasis Metode Montessori. Siswa

juga dapat mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan bagian-bagian

rangka manusia melalui pembelajaran yang menyenangkan menggunakan

media pembelajaran.

1.4.4 Untuk Sekolah

Mendapatkan wawasan yang luas mengenai pengembangan media

(28)

7 sehingga dapat mempertimbangkan untuk membuat atau mengembangkan

media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori .

1.4.5 Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori

untuk pelajaran IPA yang sudah dikembangkan melalui penelitian dengan

metode research and development dengan melibatkan mahasiswa, dosen

guru, dan siswa di SD mitra.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk

membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.

1.5.2 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media

pembelajaran yang memiliki ciri gradasi, menarik, auto-education, dan

auto-correction.

1.5.3 IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap

fenomena-fenomena yang ada pada alam.

1.5.4 Rangka adalah kumpulan tulang yang bermacam-macam dan saling

berhubungan antara satu dengan yang lain.

1.6 Spesifikasi Produk

1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia

Replika rangka kepala mempunyai 10 variasi warna pada 10 bagian tulang

yang ditempelkan pada papan berukuran 30 cm x 40 cm . Papan tersebut

mempunyai 10 lubang di samping untuk menyisipkan kartu materi. Di tepian

papan terdapat nomor dari angka 1 sampai 10 dengan variasi warna yang

(29)

8 kepala. Berikut media papan dan replika rangka kepala manusia yang disajikan

pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala

1.6.2 Produk Kartu Media

Kartu media memiliki 2 jenis, yaitu kartu materi dan kartu soal. kartu

materi memiliki 10 variasi warna yang disesuaikan dengan warna pada replika

rangka kepala manusia. Kartu materi berjumlah 10 karena sesuai dengan jumlah

bagian rangka kepala yang diajarkan di Sekolah Dasar, yaitu 10 (Sulistyanto &

Wiyono, 2008: 4). Kartu materi berukuran 5 cm x 8 cm serta mempunyai 2 sisi.

Sisi 1 berisi tentang nama-nama bagian rangka kepala, dan sisi 2 berisi tentang

penjelasan dari bagian tersebut. Jenis lainnya yaitu kartu soal. Kartu soal

berukuran 3 cm x 6 cm dan mempunyai 2 jenis, yaitu kartu soal untuk nama

bagian tulang, dan kartu soal untuk penjelasan bagian tulang. satu jenis kartu soal

berjumlahkan 10 buah, sehingga total kartu soal sebanyak 20 Kartu soal dengan

kartu materi dibedakan dari segi perwarnaan. Untuk semua kartu soal diberi warna

putih. Berikut gambar desain kartu materi dan kartu soal yang disajikan pada

(30)

9 Gambar 1.2 Desain Kartu Materi

Gambar 1.3 Desain Kartu Soal

1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan

Kotak penyimpanan yang pertama yaitu kotak penyimpanan kartu materi

dan soal. Kotak penyimpanan disertai tutup. Permukaan alas berukuran 10 cm x

10 cm, sedangkan permukaan samping memiliki ukuran 10 cm x 10 cm. kotak

tersebut diberi sekat untuk membagi 2 tempat, sehingga masing-masing tempat

berukuran 10 cm x 10 cm. Kotak penyimpanan yang kedua yaitu kotak

penyimpanan komponen media pembelajaran rangka kepala manusia. Kotak

penyimpanan itu dkotak besar berukuran 32 cm x 42 cm dengan tinggi 21 cm

yang dilengkapi. Berikut desain media kotak penyimpanan yang disajikan pada

gambar 1.4 dan gambar 1.5

(31)

10 .

Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala

1.6.4 Cara Pemakaian Produk

Dalam pemakaian media pembelajaran berbasis metode Montessori ini,

guru memulai dengan cara menunjukkan secara keseluruhan warna- warna pada

rangka kepala. Setelah itu, guru meraba salah satu warna pada rangka kepala dan

disusul dengan membuka kotak materi dengan warna yang sama dengan yang

diraba pada bagian rangka kepala. Setelah itu disusul dengan warna selanjutnya

hingga warna ke 10. Setelah itu, siswa diberikan kesempatan untuk mencoba

berdasarkan langkah-langkah yang sudah dicontohkan oleh guru tadi. Setelah

siswa selesai mencoba. Guru memberikan kertas soal mengenai nama tulang

beserta penjelasannya, dan meminta siswa mencocokan kertas soal itu pada

warna yang ada pada papan dengan melihat juga warna dari masing-masing

bagian rangka kepala. Setelah itu siswa mencocokan tebakannya dengan

(32)

11 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Perkembangan Anak

Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh Jean Piaget (dalam Suparno,

2001: 25) dibagi dalam masa-masa perkembangan sebagai berikut.

1.) Tahap sensorimotorik (lahir – umur 2 tahun). Pada tahap ini, masa ketika

dimana bayi mulai mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas-aktivitas

motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek. Meskipun ketika

dilahirkan seorang bayi masih sangat tergantung dan tidak berdaya, tetapi

sebagian alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi (Suparno, 2001:

26-28).

2.) Tahap praoperasional (umur 2 sampai 7 tahun). Pada periode ini, anak sudah

mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan

pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat,

mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat benda dan mulai

memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, tidak berfikir

baik, tidak berfikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak,

mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik (Suparno, 2001:49)

3.) Tahap operasional konkret (umur 8 sampai 11 tahun). Pada tahap ini, anak

sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir secara

operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk

(33)

12 keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan

hubungan sebab akibat dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69).

4) Tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas). Pada tahap ini, anak remaja

bisa menata pikiran hanya di dalam pikiran mereka saja. Meskipun kebanyakan

riset Piaget tentang masa remaja hanya dikaitkan dengan penalaran matematis dan

ilmiah namun dia sungguh-sungguh berspekulasi tentang peranan operasi-operasi

formal di dalam kehidupa remaja. (Suparno, 2001:88)

2.1.2 Media Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran berasal, dari 2 kata, media dan pembelajaran. Media

adalah sebuah alat berfungsi dalam penyampaian pesan (Sanaky, 2013: 3).

Pendapat lain menambahkan media adalah alat bantu komunikasi guna lebih

semakin efektif dalam berkomunikasi (Arsyad,2014: 2). Sadiman dkk (1986: 7)

sependapat dengan argumen di atas bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat. Maka, dapat

disimpulkan media alat adalah bantu komunikasi oleh pembawa pesan menuju

penerima pesan.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana oleh guru untuk

mengkondisikan siswa baik individu maupun kelompok agar bisa belajar dengan

baik (Hernawan dkk, 2012: 11.3). Sanaky (2013: 11) menambahkan pembelajaran

perlu menggunakan prinsip-prinsp berikut, yaitu berpusat pada siswa,

mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan

(34)

13 memfasilitasi pengalaman belajar yang beragam. Dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam

mencapai tujuan suatu kurikulum.

Dari pendapat di atas mengenai pengertian media dan pembelajaran,

Sanaky (2013: 3-4) mendefinisakan media pembelajaran sebagai sebuah sarana

atau alat bantu yang digunakan sebagai perantara proses pembelajaran supaya

dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuan pembelajaran. Asyad (2014: 6)

mendifiniskan media sebagai alat bantu komunikasi anatar guru dan siswa dalam

proses pembelajaran. Dari definisi dari beberapa ahli di atas , dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk

membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat

membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar. Selain itu penggunaan media pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran.

Media pembelajaran membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan

data dengan menarik (Arsyad, 2010: 15-16).

Beberapa hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kemp & Dayton (Dalam

Arsyad, 2010: 25-27) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran

menimbulkan dampak positif yaitu 1) penyampaian pelajaran lebih baku, 2)

pembelajaran lebih menarik dan interaktif, 3) mempersingkat waktu penyampaian

isi pembelajaran, 4) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, 5) pembelajaran

(35)

14 dirancang untuk digunakan secara individu, 6) meningkatkan sikap positif siswa

terhadap apa yang mereka pelajari, dan 7) beban guru dalam menjelaskan

berkurang.

Sanaky (2013: 6) mengkategorikan manfaat media pembelajaran menjadi

2, yaitu bagi pengajar dan pembelajar. Bagi pengajar, media pembelajaran dapat

1) memberikan pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran, 2) menjelaskan

struktur dan urutan pengajaran dengan baik, 3) memberikan kerangka sistematis

mengajar dengan baik, 4) memudahkan kendali pengajar terhadap materi

pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajiam materi pelajaran,

6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, 7) meningkatkan kualitas

pengajaran, 8) memberikan dan meningkatkan variasi belajar, 9) menyajikan

informasi sehingga memudahkan penyampaian isi materi, dan 10) menciptkan

kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan

manfaat media bagi pembelajar dapat 1) meningkatkan motivasi belajar

pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar, 3)

memudahkan pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 3) pembelajaran dalam

kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tekanan, serta 10) pembelajar

dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.

Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media

pembelajaran membantu dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada

siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media

pembelajaran membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih

(36)

15 2.1.2.3Klasifikasi Media Pembelajaran

Sanaky (2013: 44 - 45) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 5

jenis. Pertama, media pembelajaran dengan bahan-bahan yang mengutamakan

kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual yang

berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. Kedua, media pembelajaran

menggunakan alat audio-visual, yang berupa (a) proyeksi, meliputi proyektor,

slide, film dan LCD. (b) Media non proyeksi, meliputi papan tulis, poster, papan

tempel, kartun, , komik, bagan, diagram, gambar dan grafik. (c) Benda tiga

dimensi, antara lainbenda tiruan, boneka, topeng, globe, dan museum sekolah.

Ketiga, media yang menggunakan teknik atau masinal, seperti slide, film strife,

radio, serta komputer. Keempat, media berupa kumpulan benda-benda, seperti

peninggalan sejarah, dokumentasi sejarah, atau bahan-bahan yang mempunyai

nilai sejarah. Kelima, media dengan menggunakan contoh-contoh kelakuan, antara

lain perilaku mengajar.

Seels & Glasgow (Dalam Arsyad, 2010: 33-35) membagi media

pembelajaran menjadi 2 kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan

media teknologi mutakhir. Media tradisional terdiri dari, (1) Visual diam yang

diproyeksikan, seperti proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips. (2)

Visual yang tak diproyeksikan, seperti gambar, poster, dan foto. (3) Media audio,

meliputi rekaman dan pita kaset. (4) Penyajian Multimedia, meliputi slide plus

suara (tape). (5) Media visual dinamis yang diproyeksikan, seperti film, televisi,

dan video. (6) Media cetak, meliputi, buku cetak, modul, teks terprogram dan

majalah ilmiah. (7) Permainan, meliputi teka-teki, simulasi, permainan papan. (8)

(37)

16 teleconference, (2) telelecture, (3) Computer-assisted instruction, (4) Hypertext, (5) Hypermedia, (6) Interactive video, serta (7) Compact video disc.

Sanjaya (2012: 118-121) mengklasifikan media pembelajaran menjadi

empat kategori besar sudut pandang, yaitu dari sifatnya, kemampuan

jangkauannya, cara pemakaiannya serta bentuk dan cara penyajian. Dilihat dari

sifatnya, media dibagi menjadi 3 macam. (1) Media auditif, yaitu hanya dapat

didengar saja, meliputi radio, kaset, perekam suara dan piringan hitam. (2) Media

visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat tanpa mengandung unsur suara,

meliputi slide, foto, lukisan dan gambar. (3) Media audio visual, yaitu

mengandung unsur suara dan gambar, misalnya rekaman video dan slide suara.

Selanjutnya dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi

dua macam. (1) Media yang memiliki daya liput yang luas seperti radio dan

televisi. (2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

waktu, seperti film, slide dan video. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dibagi

menjadi dua macam, (1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, komputer

dan transparansi. (2) Media yang tidak diproyeksikan, meliputi gambar, foto,

lukisan dan media grafis lainnya (Sanjaya, 2012: 118-119).

Dari bentuk penyajian, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tujuh.

(1) Media visual diam, meliputi (a) media grafis, seperti grafik, diagram, bagan,

sketsa dan poster, (b) media bahan cetak, seperti buku dan modul, serta (c) media

gambar diam, meliputi foto. (2) Media visual yang diproyeksikan, meliputi

OHP/OHT, opaque projector, slide dan film. (3) Media audio, meliputi radio, tape

(38)

17 meluncur secara cepat. (6) Media televisi, yaitu media yang menyampaikan pesan

audio visual dan gerak. (7) Multimedia, meliputi modul yang terdiri dari bahan

cetak, bahan audio , dan bahan audiovisual.

Dari beberapa pengelompokkan media pembelajaran yang dikemukakan di

atas, dapat disimpulkan belum adanya kesepakatan tentang pengelompokkan

media pembelajaran yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media

yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya. Meskipun demikian,

pengelompokkan media yang sudah ada mempermudah dan memperjelas tujuan,

fungsi dan cara penggunaan, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih

media yang sesuai untuk suatu pembelajaran. Dari klasifikasi tersebut, peneliti

mengkategorikan media pembelajaran rangka kepala manusia masuk ke dalam

media visual diam 3 dimensi, dilihat dari bentuknya yang 3 dimensi serta tidak

bisa bergerak.

2.13 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori mempunyai 4 ciri khusus (Montessori,

2002:171-175). Ciri yang pertama adalah menarik. Media pembelajaran

Montessori dirancang semenarik mungkin mulai dari segi warna, bentuk, dan

sebagainya agar dapat menambah minat siswa dalam belajar. Pewarnaan, media

yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak dalam menyentuh, meraba,

bahkan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran

(Montessori, 2002: 174).

Ciri yang kedua adalah bergradasi. Media pembelajaran Montessori

(39)

18 pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan

sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi

penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat

diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). Gradasi

warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki

beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi ukuran tinggi

ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran

Montessori (Montessori, 2002: 175).

Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Media pembelajaran Montessori

mempunyai pengendali kesalahan pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal

tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah

aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. (Montessori,

2002: 171).

Ciri yang keempat adalah auto-education. Media pembelajaran Montessori

dibuat untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan

secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar

dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi

hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai

pengendali kesalahan (Montessori, 2002: 172-173).

Peneliti menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual, karena

Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks

(Lillard, 2005: 32). Oleh karena itu, Montessori menyediakan peralatan untuk

belajar anak dengan memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak.

(40)

19 sekitarnya, bukan karena orang lain (Hainstock, 1997: 83). Dari 4 ciri khas

media pembelajaran Montessori dan 1 ciri tambahan yang telah dipaparkan,

disimpulkan bahwa 5 ciri khas tersebut dapat dijadikan sebagai syarat atau acuan

dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Metode Montessori.

2.1.3.2 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan

mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997: 82). Lillard

(1996: 80-85) menambahakan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan

menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori.

Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam

menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Dari

penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode

Montessori memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak

dalam belajar melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.4.1 Hakikat IPA

Mariana dan Praginda (2009: 6) menjelaskan hakikat Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya yang dikemas

menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah.

Concise Dictionary of Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan Ilmu

Pengetahuan adalah pengetahuan manusia secara luas yang didapatkan melalui

pengamatan dan eksperimen dengan sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan

aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

(41)

20 bahwa IPA disebut juga sebagai produk yang terbagi dalam fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA yaitu

pernyataan-peryataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa

yang terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep IPA adalah suatu ide

yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang

hubungan di antara konsep-konsep IPA.

Dari pengertian di atas, secara umum IPA adalah ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam.

Kegiatan ilmiah dapat berupa kegiatan pengamatan maupun kegiatan eksperimen.

Dari kegiatan ilmiah tersebut dapat menemukan sebuah konsep dan teori dari ojek

IPA itu sendiri.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat Sekolah Dasar, ruang

lingkup pembelajaran IPA meliputi, 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu

manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan 2)

Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3) energi

dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan

pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta yang meliputi: tanah, bumi,

Sumber Daya Alam, dan benda-benda langit lainnya.

Tujuan mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan

keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman

konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) 2

(42)

21 hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006).

2.1.4.2 Materi Tentang Rangka Manusia

Rositawaty dan Muharam (2008: 4) menjelaskan bahwa rangka adalah

kumpulan tulang yang saling berkaitan dan berhubungan. Pendapat lain

mengatakan bahwa rangka adalah kumpulan tulang-tulang yang tersusun secara

teratur (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Wahyono dan Nurachmandani, (2008:

2-3) menjelaskan bahwa Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling

bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Dari beberapa

pengertian di atas, secara umum rangka adalah kumpulan tulang yang

bermacam-macam dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

Rangka manusia berfungsi yang beraneka macam. Pertama yaitu sebagai

penegak dan pemberi bentuk tubuh. Kedua, yaitu melindungi alat-alat tubuh yang

penting, seperti otak, paru-paru, dan jantung. Ketiga, tempat melekatnya otot-otot

dan jaringan. Keempat, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Kelima,

sebagai alat gerak pasif (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 5).

Rangka manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka kepala (tengkorak),

(43)

22 bermacam-macam tulang, di antaranya tulang pelipis, tulang pipi, tulang

ubun-ubun, tulang dahi, tulang baji, tulang pelipis, tulang hidung, tulang air mata,

tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4).

Bagian rangka kepala manusia dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala Sumber: Sulistyanto & Wiyono, (2008: 4)

Pada rangka kepala, tulang ubun-ubun merupakan yang membentuk pipi

dan dinding samping luar rongga mata. Tulang dahi adalah tulang yang

membentuk kening dan bagian atas rongga mata, serta melindungi otak bagian

depan. Tulang mata berfungsi menempatkan indera penglihatan pada manusia.

Tulang hidung berfungsi membentuk indera penciuman pada manusia. Tulang

pipi merupakan tulang yang membentuk pipi dan dinding samping luar rongga

mata. Tulang rahang adalah tulang yang membentuk bagian atas rahang serta

membentuk bagian bawah dan samping rongga hidung. Tulang rahang bawah

berfungsi membantu mengunyah makanan serta satu-satunya tulang pada rangka

kepala yang dapat digerakkan. Tulang pelipis merupakan tulang yang melindungi

saluran telinga dan otak samping. Tulang baji berfungsi melindungi otak bagian

samping depan. Tulang kepala belakang berfungsi membentuk bagian terbesar

(44)

23 Rangka badan meliputi tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, tulang

gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Tulang belakang terdiriatas 7 ruas tulang

leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang,5 ruas tulang kelangkang,

dan 4 ruas tulang ekor (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).

Gambar 2.2 Rangka badan

meliputi (a) tulang belakang, (b) tulang rusuk dan tulang dada, (c) tulang gelang bahu, serta (d) tulang gelang panggul

Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3)

Rangka anggota gerak terdiri atas tulang-tulang anggota gerak atas

(tangan) dan tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai). Tulangtulang anggota

gerak atas (tangan), yaitu: tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil,

tulang pergelangan tangan, dan tulang telapak tangan, tulang ruas-ruas jari.

(45)

24 tulang betis, tulang tempurung lutut, tulang telapak kaki, tulang pergelangan kaki,

dan tulang ruas-ruas jari (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).

Gambar 2.3 Rangka anggota gerak

Rangka anggota gerak terdiri atas (a) tulang-tulang anggota gerak atas (tangan) dan (b) tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai).

Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3) 2.2 Penelitian Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Hardiyanti (2016) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat

peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N

Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Model yang digunakan adalah model

pengembangan yang dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015).

Model tersebut dimodifikasi ke dalam lima alngkah pengembangan, yaitu potensi

dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi

(46)

25 keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga

Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta

kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peragaoleh ahli

menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Pada uji

coba terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih

tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.

Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat

peraga pembelajaran matematika pada siswa kelas II di SD BOPKRI Gondolayu

kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015. Beberapa langkah

penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi

menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan,

pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas. Alat peraga papan

penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori memiliki kualitas

sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata

sebesar 3,73 sehingga alat peraga papan penjumalahan dan pengurangan yang

dikembangkan layak untuk pengujian tahap berikutnya.

Agustin (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga

Sandpapper Letters dalam mengembangkan kemampuan menulis kalimat tegak bersambung siswa kelas 1 SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Penelitian ini

menggunakan tujuh tahap, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, (2)

perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi

produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk akhir. Kualitas alat peraga

ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli Montessori dan

(47)

26 menunjukkan bahwa alat peraga Sandpaper Letters layak digunakan dan dapat

diuji coba pada ruang lingkup yang lebih luas.

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, peneliti

menemukan hubungan dari beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang

akan dilakukan. Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis

Metode Montessori menunjukkan bahwa media pembelajaran tersebut dapat

membantu memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari

penelitian sebelumnya pula media pembelajaran berbasis metode Montessori

sudah dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa, Matematika, dan IPS. Oleh

karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media

pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA materi

tentang rangka manusia. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di

literature map pada bagan 2.1

Bagan 2.1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan Penelitian tentang SD Materi Rangka Manusia Berbasis

(48)

27 2.3 Kerangka Berpikir

Usia anak dalam memasuki bangku Sekolah Dasar berada dalam tahap

perkembangan kognitif operasional-konkret, di mana mereka menyelesaiakan

masalah secara kongkret dan nyata. Rangka Manusia merupakan salah materi

dalam pelajara IPA pada semester ganjil di kelas 5 SD. Dalam materi tersebut

memuat nama-nama bagian tulang, salah satunya rangka manusia bagian kepala.

Apabila materi tersebut disajikan kepada siswa dalam metode ceramah, akan

membuat siswa bingung karena terlalu abstrak. Karena itu, siswa membutuhkan

hal-hal yang bersifat nyata dan kontekstual untuk membantu mereka mengetahui

nama tulang pada rangka dan letak tulang tersebut.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah jawaban dari apa

yang mereka butuhkan dalam mempelajari materi tentang rangka manusia.

Terlebih lagi jarang sekali media pembelajaran berbasis Montessori

dikembangangkan IPA, melainkan pada mata pelajaran matematika, IPS, dan

bahasa. Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan

berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media

pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya,

meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Media pembelajaran

Montessori mempunyai ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, correction¸

auto-education, kontekstual. Kelima ciri tersebut disesuaikan dengan lingkungan. Karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran

tersebut . Dengan demikian siswa dapat terbantu dalam mempelajari materi

(49)

28 Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab

permasalahan tentang kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam

pembelajaran di Sekolah. Fokus penelitian ini adalah mengembangkan media

pembelajaran berbasis metode Montessori dalam materi rangka kepala manusia

pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Kanisius

Eksperimental Mangunan, Berbah, Sleman. Media pembelajaran berbasis metode

Montessori yang dikembangkan dengan memperhatikan kelima ciri media

Montessori diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi rangka

manusia dengan sub materi yang dituju yaitu rangka kepala manusia.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

rangka manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa

kelas V?

2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia

berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia

berbasis metode Montessori menurut para ahli?

2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia

Gambar

Gambar 1.2 Desain Kartu Materi
Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala
gambar diam, meliputi foto. (2) Media visual yang diproyeksikan, meliputi
Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala Sumber: Sulistyanto & Wiyono, (2008: 4)
+7

Referensi

Dokumen terkait

TtrNTANC PANDAI BACA TULIS ALOUR'AN BACI!. (srdiRds P{qrp{

PendidikM koehaia adalah Sabun8d bcdrgai ke8iaim du kesenpdM !ug berlandaskM pinsip-prinsip bel4arunluk mencap.i suaru keadadr,

Terima kasih telah banyak meluangkan waktu untuk diskusi lintas keyakinan dengan penulis dan berjuang bersama dalam membangun kerukunan antar umat lintas iman di

Hasil yang didapat adalah Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Chalimatus dan Rekan menerapkan sistem perekrutan mulai dari memilah surat lamaran yang masuk, melakukan

Desain uji coba laporan owner bertujuan untuk menguji apakah fungsi menampilkan informasi siswa baru, siswa aktif, siswa tidak registrasi, siswa resign, nilai,

Manfaat dari Penelitian ini adalah Sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap system pencatatan manual yang ada saat ini, serta memberikan efisiensi kerja terhadap

Pada system flow Penjualan dimulai dari calon siswa membeli formulir ke petugas jaga, petugas jaga menyimpan data siapa saja yang telah membeli formulir ke dalam

Perusahaan dapat menilai/assessment pemegang saham pada jumlah tambahan di atas nilai kontribusi sebenarnya, kemudian menetapkan apakah saham yang semula dijual