ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA
BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto
Universitas Sanata Dharma 2017
Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas.
Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia.
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI
METHOD
Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University
2017
This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017.
This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial.
The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones.
Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones,
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI RANGKA MANUSIA
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI RANGKA MANUSIA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Oleh:
Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 13 Februari 2017
Pembimbing II
iii SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI RANGKA MANUSIA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 21 Februari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………
Anggota 1 : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ………
Anggota 2 : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ………
Anggota 3 : Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………
Yogyakarta, 21 Februari 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah perjalanan hidup.
2. Bapakku Dominicus Supriyono (Alm) , Ibuku Anastasia Endang Ernawati
yang selalu menjadi panutan dan idolaku
3. Kakak-kakakku Cosmas Wahyu Ardi Prasetyo dan Theresia Ardiarini Yuani
yang selalu membimbing dan menyemangati.
4. Angel dan Lia selaku teman kelompok PPL yang yang selalu berbagi suka dan
duka.
5. Teman-temanku satu payung R & D IPA Montessori dan teman-teman PGSD
yang menemani selama pengerjaan skripsi dan perkuliahan di PGSD
Universitas Sanata Dharma.
6. SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang bersedia bekerja sama dalam
pengambilan data skripsi
7. Pak Muhibat yang membantu pembuatan media pembelajaran
8. Almamater Universitas Sanata Dharma
9. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian
v MOTTO
“Lepaskan Rantai yang membelengu, Nyalakan api dan lenteramu” – Barasuara
“Yang pernah jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh, yang hilang berganti”- Bandaneira
“Titipkan semangat pada yang tlah lelah, tegakkan kaki yang telah tertekuk”–
Silampukau
“Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu” – Nosstress
“Segera lepas tali sampanmu, dayung kemanapun kau mau, lucuti rantai
membelenggu, buka hati menata hari baru”– Dialog Dini Hari
“Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu, kau berlari dengan waktu
tanpa ragu yang membelenggu” – Barasuara
“Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan” –
Lukas 11: 10
vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Februari 2017
Penulis
vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama : Agustinus Nugrahanto
Nomor Mahasiswa : 131134097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Februari 2017
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA
BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto
Universitas Sanata Dharma 2017
Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas.
Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia.
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI
METHOD
Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University
2017
This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017.
This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial.
The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones.
Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones,
x KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka
Manusia Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Dalam kesempatan
ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana
Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi
selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
5. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius
Eksperimental Mangunan.
6. Seluruh Keluarga Besar SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah
membantu selama proses penelitian.
7. Lia dan Angel , teman kelompok Program Pengalaman Lapangan yang telah
berbagi suka dan duka.
8. Nunik, Sigit, Lia, Agnes, Joni, Julius, Siska, Dita dan teman-teman kelompok
xi 9. Teman-teman mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2013.
10.Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa.
Semoga skripsi ini dapat berguna dalam hal isi maupun inspirasi untuk lebih
baik lagi. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian ini ada beberapa
kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya. Penyusun
meminta kritik dan saran agar skripsi yang akan datang jauh lebih baik daripada
yang sekarang.
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMANMOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
1.5 Definisi Operasional... 7
1.6 Spesifikasi Produk ... 7
1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia ... 7
1.6.2 Produk Kartu Media ... 8
1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan ... 9
1.6.4 Cara Pemakaian Produk ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 11
2.1.2 Media Pembelajaran ... 12
xiii
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 19
2.2 Penelitian Relevan ... 24
2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 24
2.3 Kerangka Berpikir ... 27
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Setting Penelitian ... 29
3.2.1 Subjek Penelitian ... 29
3.2.2 Objek Penelitian ... 30
3.2.3 Lokasi Penelitian ... 30
3.2.4 Waktu Penelitian ... 31
3.3 Rancangan Penelitian ... 31
3.4 Prosedur Penelitian... 34
3.4.1 Potensi dan Masalah ... 36
3.4.2 Penyusunan Rencana ... 36
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk ... 37
3.4.4 Validasi Produk ... 38
3.4.5 Uji Coba Terbatas ... 38
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.5.1 Observasi ... 39
3.5.2 Wawancara ... 39
3.5.3 Kuesioner ... 40
3.5.4 Tes ... 40
3.6 Instrumen Penelitian... 41
3.6.1 Pedoman Observasi ... 41
3.6.2 Pedoman Wawancara ... 43
3.6.3 Kuisioner ... 45
3.6.4 Soal Tes ... 48
3.7 Triangulasi... 51
3.8 Teknik Analisis Data ... 52
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 52
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Potensi dan Masalah ... 57
4.1.2 Penyusunan Rencana ... 87
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 99
4.1.4 Validasi Produk ... 105
4.1.5 Uji Coba Terbatas ... 107
4.2 Pembahasan ... 111
4.2.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ... 111
4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ... 115
BAB V PENUTUP ... 118
5.1 Kesimpulan ... 118
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 119
5.3 Saran ... 120
DAFTAR REFERENSI ... 121
xv DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI MASALAH ... 124
Lampiran 1.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 124
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 126
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli ... 127
Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ... 130
Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ... 134
Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru. ... 137
Lampiran 1.7 Lembar Hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ... 140
Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan siswa ... 143
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN ... 145
Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli ... 145
Lampiran 2.2 Lembar Hasl Uji Keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru ... 149
Lampiran 2.3 Lembar hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ... 152
Lampiran 2.4 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 155
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 160
LAMPIRAN 3 INSTRUMEN TES ... 168
Lampiran 3.1 Lembar hasil validitas isi instrumen tes oleh ahli ... 168
Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ... 170
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris . 175 Lampiran 3.4 Output SPSS penghitungan validitas instrumen tes ... 177
Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ... 178
Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ... 181
Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ... 182
LAMPIRAN 4 VALIDASI PRODUK ... 183
Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 183
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 186
xvi
Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 191
Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli ... 193
Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru ... 195
Lampiran 4.7 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 197
LAMPIRAN 5 ALBUM MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA ... 197
LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN ... 214
Lampiran 6.1 Surat Izin Penelitian ... 214
Lampiran 6.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 215
LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI UJI COBA TERBATAS ... 216
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala... 8
Gambar 1.2 Desain Kartu Materi ... 9
Gambar 1.3 Desain Kartu Soal ... 9
Gambar 1.4 Desain Kotak Kartu Materi dan Kartu Soal ... 9
Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala ... 10
Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala ... 22
Gambar 2.2 Rangka badan ... 23
Gambar 2.3 Rangka anggota gerak ... 24
Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall ... 31
Bagan 3.2 Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 33
Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 34
Bagan 3.5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 51
Bagan 3.6 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 52
Rumus 3.1 Rumus peerhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ... 54
Rumus 3.2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner ... 55
Rumus 3.3 Perhitungan nilai pretest dan posttest ... 56
Gambar 4.1 Replika rangka kepala manusia ... 88
Gambar 4.2 Replika rangka kepala manusia beserta papan ... 101
Gambar 4.3 Kartu materi... 102
Gambar 4.4 Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ... 103
Gambar 4.5 Penutup kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ... 103
Gambar 4.6 Kartu soal ... 104
Gambar 4.7 Kotak penyimpanan media ... 104
Grafik 4.1 Perbedaan nilai pretest dan posttest dari masing-masing siswa ... 109
xviii DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V ... 42
Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 43
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 44
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V ... 44
Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ... 45
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 47
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ... 48
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V ... 49
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ... 49
Tabel 3.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 55
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 55
Tabel 4.1 Hasil validasi Instrumen Observasi ... 58
Tabel 4.2 Tabel hasil observasi ... 58
Tabel 4.3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah... 60
Tabel 4.4. Hasil wawancara dengan kepala sekolah ... 60
Tabel 4.5 Hasil validasi pedoman wawancara guru ... 61
Tabel 4.6. Hasil wawancara dengan guru ... 62
Tabel 4.7 Hasil validasi pedoman wawancara siswa ... 63
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 63
Tabel 4.9 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 67
Tabel 4.10 Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 68
Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara ... 68
Tabel 4.12 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli ... 69
Tabel 4.13 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa ... 70
Tabel 4.14 Hasil uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan untuk siswa . 70 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .... 71
Tabel 4.16 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 74
xix Tabel 4.18 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner
Analisis Kebutuhan ... 81
Tabel 4.19 Hasil uji validasi isi oleh Ahli ... 92
Tabel 4.20 Hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli... 93
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS ... 94
Tabel 4.22 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 95
Tabel 4.23 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 96
Tabel 4.24 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 96
Tabel 4.25 Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 97
Tabel 4.26 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner validasi produk ... 98
Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 98
Tabel 4.28 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 99
Tabel 4.29 Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 105
Tabel 4.30 Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran... 106
Tabel 4.31 Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ... 106
Tabel 4.32 Rekapitulasi komentar validasi produk album media pembelajaran ... 107
Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 108
Tabel 4.34 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru ... 110
Tabel 4.35 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. .. 110
Tabel 4.36 Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran rangka kepala manusia... 116
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang
penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk.
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan literasi suatu bidang mata pelajaran, terdapat
berbagai cara salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran. Media
pembelajaran sendiri berfungsi memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam pelajaran
(Sadiman, dkk, 1987: 7). Di bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Dictionary of
Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan pengetahuan manusia didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen, serta dijelaskan dengan bantuan
aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.
Tujuan dari mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman
konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3)
engembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya
hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
2 keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006).
Dari beberapa hal diatas, disimpulkan media pembelajaran dapat dijadikan
salah satu sarana dalam mendapatkan pengetahuan mengenai IPA. Melalui
penggunaan media, siswa dapat terbantu dalam memahami materi serta
meningkatkan kemampuan literasi pada bidang IPA. Hal tersebut selaras dengan
tujuan pendidikan yaitu memberi bekal kemampuan dasar mebaca, menulis dan
berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.
(Taufiq dkk, 2011: 1.13).
Akan tetapi, hal terebut bertolak belakang jika melihat hasil penelitian
Programme for International Student Assessment (PISA) tentang kemampuan literasi siswa pada tahun 2015. Dalam bidang IPA menyebut, Indonesia
menempati urutan ke 62 dari 70 negara. Hal ini sangat disayangkan sekali,
mengingat usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan Indonesia.
Peneliti melakukan analisis masalah dengan mewawancarai salah satu
siswa kelas V dan Guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Yogyakarta pada
tanggal 1 dan 6 Agustus 2016. Guru kelas V mengatakan bahwa kesulitan dalam
mengajarkan IPA tertuju pada kebutuhan media untuk mengkongkritkan materi
yang bersifat abstrak, terutama materi yang jarang ditemukan siswa dalam
aktivitas sehari-hari. Guru mengalami kendala salah satunya pada saat
menyampaikan materi mengenai rangka manusia. Ketidaklengkapnya komponen
media pembelajaran menjadi kendala bagi guru dalam menjelaskan materi
3 pelajaran sulit, terutama dalam memahami materi yang bersifat hafalan. Sangat
disayangkan sekali jika mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang tidak
disukai lantaran materi yang sulit.
Berdasarkan teori Jean Piaget, usia anak dalam memasuki bangku Sekolah
Dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret (7-11
tahun), di mana mereka mulai menyelesaikan sesuatu atau masalah secara konkret
dan nyata. Pada tahap ini anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif,
mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, mempergunakan
hubungan sebab akibat, serta dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69).
Dari teori Jean Piaget, disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran
sangat penting sekali dengan tahap perkembangan anak pada bangku Sekolah
Dasar. Hal ini selaras dengan fungsi media yang juga memberikan pengalaman
kongkret di kalangan siswa (Arsyad, 2014: 29).
Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan Guru pada tanggal
1 Agustus 2016. Hasil wawancara menjelaskan bahwa penggunaan media
pembelajaran sangat berefek pada minat belajar dan pemahaman siswa terkait
dengan materi dalam pembelajaran IPA. Siswa menjadi lebih antusias dan cepet
menangkap materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Dari
hasil analisis kebutuhan siswa dan guru pada tanggal 26 Oktober 2016 pun
menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran membantu siswa dalam
4 Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu media pembelajaran berbasis metode Montessori. Metode
Montessori adalah metode pendidikan bagi anak yang didasarkan pada teori
perkembangan anak, dimana metode ini pertama kali digagas pada akhir abad 19
dan awal 20 oleh guru dari Italia yang bernama Maria Montessori. Metode ini
diterapkan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Ciri dari metode ini adalah
penekanan aktivitas yang muncul dari diri anak (Rithaudin, 2008: 2).
Media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat melatih
keterampilan dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock,
1997:82). Sumber lain menambahakan media pembelajaran berbasis metode
Montessori dapat meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Anak
juga mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif
melalui media pembalajaran berbasis metode Montessori. Dalam penggunaannya
dapat memberikan kontrol pada siswa (Lillard, 1996:80-85).
Sudah banyak penelitian pengembangan media pembelaajaran berbasis
Metode Montessori yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan PGSD Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Beberapa diantaranya Noi (2015) mengembangkan
media pembelajaran matematika berbasis Metode Montessori materi perkalian
untuk kelas III. Widyaningrum (2015) mengembangkan media pembelajaran
berbasis Metode Montessori materi penjumlahan dan pengurangan untuk kelas II.
Hardiyanti (2016) Mengembangkan media pembelajaran berbasis Metode
Montessori untuk materi keragaman budaya kelas IV. Meskipun banyak sekali
penelitian tentang media pembelajaran montessori, sebagian besar media
5 tersebut ditujukan pada mata pelajaran Matematika, sedangkan pada Mata
pelajaran IPA belum ada satupun. Di sisi lain mata pelajaran IPA juga
membutuhkan media pembelajaran dalam mengongkretkan materi yang bersifat
abstrak.
Melihat fakta di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan
pengembangan (Research dan Development) media pembelajaran pembelajaran
IPA materi rangka manusia yang difokuskan pada rangka kepala. Media
pembelajaran diciptakan dengan mengembangkan media pembelajaran torso
rangka kepala manusia dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran
Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan
kontekstual. Penelitian dan pengembangan tentang media pembelajaran rangka
kepala manusia berbasis metode Montessori ini dibatasi pada tahap prototipe atau
bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA. Produk media pembelajaran
IPA ini diujikan secara ilmiah kepada ahli dan dilakukan uji coba terbatas. Selain
itu, penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada mata pelajaran IPA materi
tentang rangka manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia
berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD
6 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia
berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Untuk Mahasiswa
Memberikan pengalaman mengenai pengembangan media pembelajaran
berbasis Metode Montessori yang dapat membantu siswa memahami
materi IPA tentang bagian-bagian rangka manusia serta memberikan
wawasan bagaiamana menciptakan pembelajaran yang inovatif melalui
media pembelajaran.
1.4.2 Untuk Guru
Mendapatkan wawasan mengenai pengembangan media pembelajaran
tentang bagian-bagian rangka manusia berbasis Metode Montessori,
sehingga dapat membuat atau mengembangkan sendiri media
pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang inovatif.
1.4.3 Untuk Siswa
Mendapatkan pengalaman belajar tentang bagian-bagian rangka manusia
menggunakan media pembelajaran berbasis Metode Montessori. Siswa
juga dapat mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan bagian-bagian
rangka manusia melalui pembelajaran yang menyenangkan menggunakan
media pembelajaran.
1.4.4 Untuk Sekolah
Mendapatkan wawasan yang luas mengenai pengembangan media
7 sehingga dapat mempertimbangkan untuk membuat atau mengembangkan
media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori .
1.4.5 Untuk Prodi PGSD
Prodi PGSD memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori
untuk pelajaran IPA yang sudah dikembangkan melalui penelitian dengan
metode research and development dengan melibatkan mahasiswa, dosen
guru, dan siswa di SD mitra.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.
1.5.2 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media
pembelajaran yang memiliki ciri gradasi, menarik, auto-education, dan
auto-correction.
1.5.3 IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap
fenomena-fenomena yang ada pada alam.
1.5.4 Rangka adalah kumpulan tulang yang bermacam-macam dan saling
berhubungan antara satu dengan yang lain.
1.6 Spesifikasi Produk
1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia
Replika rangka kepala mempunyai 10 variasi warna pada 10 bagian tulang
yang ditempelkan pada papan berukuran 30 cm x 40 cm . Papan tersebut
mempunyai 10 lubang di samping untuk menyisipkan kartu materi. Di tepian
papan terdapat nomor dari angka 1 sampai 10 dengan variasi warna yang
8 kepala. Berikut media papan dan replika rangka kepala manusia yang disajikan
pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala
1.6.2 Produk Kartu Media
Kartu media memiliki 2 jenis, yaitu kartu materi dan kartu soal. kartu
materi memiliki 10 variasi warna yang disesuaikan dengan warna pada replika
rangka kepala manusia. Kartu materi berjumlah 10 karena sesuai dengan jumlah
bagian rangka kepala yang diajarkan di Sekolah Dasar, yaitu 10 (Sulistyanto &
Wiyono, 2008: 4). Kartu materi berukuran 5 cm x 8 cm serta mempunyai 2 sisi.
Sisi 1 berisi tentang nama-nama bagian rangka kepala, dan sisi 2 berisi tentang
penjelasan dari bagian tersebut. Jenis lainnya yaitu kartu soal. Kartu soal
berukuran 3 cm x 6 cm dan mempunyai 2 jenis, yaitu kartu soal untuk nama
bagian tulang, dan kartu soal untuk penjelasan bagian tulang. satu jenis kartu soal
berjumlahkan 10 buah, sehingga total kartu soal sebanyak 20 Kartu soal dengan
kartu materi dibedakan dari segi perwarnaan. Untuk semua kartu soal diberi warna
putih. Berikut gambar desain kartu materi dan kartu soal yang disajikan pada
9 Gambar 1.2 Desain Kartu Materi
Gambar 1.3 Desain Kartu Soal
1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan
Kotak penyimpanan yang pertama yaitu kotak penyimpanan kartu materi
dan soal. Kotak penyimpanan disertai tutup. Permukaan alas berukuran 10 cm x
10 cm, sedangkan permukaan samping memiliki ukuran 10 cm x 10 cm. kotak
tersebut diberi sekat untuk membagi 2 tempat, sehingga masing-masing tempat
berukuran 10 cm x 10 cm. Kotak penyimpanan yang kedua yaitu kotak
penyimpanan komponen media pembelajaran rangka kepala manusia. Kotak
penyimpanan itu dkotak besar berukuran 32 cm x 42 cm dengan tinggi 21 cm
yang dilengkapi. Berikut desain media kotak penyimpanan yang disajikan pada
gambar 1.4 dan gambar 1.5
10 .
Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala
1.6.4 Cara Pemakaian Produk
Dalam pemakaian media pembelajaran berbasis metode Montessori ini,
guru memulai dengan cara menunjukkan secara keseluruhan warna- warna pada
rangka kepala. Setelah itu, guru meraba salah satu warna pada rangka kepala dan
disusul dengan membuka kotak materi dengan warna yang sama dengan yang
diraba pada bagian rangka kepala. Setelah itu disusul dengan warna selanjutnya
hingga warna ke 10. Setelah itu, siswa diberikan kesempatan untuk mencoba
berdasarkan langkah-langkah yang sudah dicontohkan oleh guru tadi. Setelah
siswa selesai mencoba. Guru memberikan kertas soal mengenai nama tulang
beserta penjelasannya, dan meminta siswa mencocokan kertas soal itu pada
warna yang ada pada papan dengan melihat juga warna dari masing-masing
bagian rangka kepala. Setelah itu siswa mencocokan tebakannya dengan
11 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Perkembangan Anak
Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh Jean Piaget (dalam Suparno,
2001: 25) dibagi dalam masa-masa perkembangan sebagai berikut.
1.) Tahap sensorimotorik (lahir – umur 2 tahun). Pada tahap ini, masa ketika
dimana bayi mulai mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas-aktivitas
motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek. Meskipun ketika
dilahirkan seorang bayi masih sangat tergantung dan tidak berdaya, tetapi
sebagian alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi (Suparno, 2001:
26-28).
2.) Tahap praoperasional (umur 2 sampai 7 tahun). Pada periode ini, anak sudah
mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan
pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat,
mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat benda dan mulai
memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, tidak berfikir
baik, tidak berfikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak,
mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik (Suparno, 2001:49)
3.) Tahap operasional konkret (umur 8 sampai 11 tahun). Pada tahap ini, anak
sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir secara
operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk
12 keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan
hubungan sebab akibat dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69).
4) Tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas). Pada tahap ini, anak remaja
bisa menata pikiran hanya di dalam pikiran mereka saja. Meskipun kebanyakan
riset Piaget tentang masa remaja hanya dikaitkan dengan penalaran matematis dan
ilmiah namun dia sungguh-sungguh berspekulasi tentang peranan operasi-operasi
formal di dalam kehidupa remaja. (Suparno, 2001:88)
2.1.2 Media Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran berasal, dari 2 kata, media dan pembelajaran. Media
adalah sebuah alat berfungsi dalam penyampaian pesan (Sanaky, 2013: 3).
Pendapat lain menambahkan media adalah alat bantu komunikasi guna lebih
semakin efektif dalam berkomunikasi (Arsyad,2014: 2). Sadiman dkk (1986: 7)
sependapat dengan argumen di atas bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat. Maka, dapat
disimpulkan media alat adalah bantu komunikasi oleh pembawa pesan menuju
penerima pesan.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana oleh guru untuk
mengkondisikan siswa baik individu maupun kelompok agar bisa belajar dengan
baik (Hernawan dkk, 2012: 11.3). Sanaky (2013: 11) menambahkan pembelajaran
perlu menggunakan prinsip-prinsp berikut, yaitu berpusat pada siswa,
mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan
13 memfasilitasi pengalaman belajar yang beragam. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam
mencapai tujuan suatu kurikulum.
Dari pendapat di atas mengenai pengertian media dan pembelajaran,
Sanaky (2013: 3-4) mendefinisakan media pembelajaran sebagai sebuah sarana
atau alat bantu yang digunakan sebagai perantara proses pembelajaran supaya
dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuan pembelajaran. Asyad (2014: 6)
mendifiniskan media sebagai alat bantu komunikasi anatar guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari definisi dari beberapa ahli di atas , dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.
2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar. Selain itu penggunaan media pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran.
Media pembelajaran membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan
data dengan menarik (Arsyad, 2010: 15-16).
Beberapa hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kemp & Dayton (Dalam
Arsyad, 2010: 25-27) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran
menimbulkan dampak positif yaitu 1) penyampaian pelajaran lebih baku, 2)
pembelajaran lebih menarik dan interaktif, 3) mempersingkat waktu penyampaian
isi pembelajaran, 4) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, 5) pembelajaran
14 dirancang untuk digunakan secara individu, 6) meningkatkan sikap positif siswa
terhadap apa yang mereka pelajari, dan 7) beban guru dalam menjelaskan
berkurang.
Sanaky (2013: 6) mengkategorikan manfaat media pembelajaran menjadi
2, yaitu bagi pengajar dan pembelajar. Bagi pengajar, media pembelajaran dapat
1) memberikan pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran, 2) menjelaskan
struktur dan urutan pengajaran dengan baik, 3) memberikan kerangka sistematis
mengajar dengan baik, 4) memudahkan kendali pengajar terhadap materi
pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajiam materi pelajaran,
6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, 7) meningkatkan kualitas
pengajaran, 8) memberikan dan meningkatkan variasi belajar, 9) menyajikan
informasi sehingga memudahkan penyampaian isi materi, dan 10) menciptkan
kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan
manfaat media bagi pembelajar dapat 1) meningkatkan motivasi belajar
pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar, 3)
memudahkan pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 3) pembelajaran dalam
kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tekanan, serta 10) pembelajar
dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.
Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media
pembelajaran membantu dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada
siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media
pembelajaran membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih
15 2.1.2.3Klasifikasi Media Pembelajaran
Sanaky (2013: 44 - 45) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 5
jenis. Pertama, media pembelajaran dengan bahan-bahan yang mengutamakan
kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual yang
berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. Kedua, media pembelajaran
menggunakan alat audio-visual, yang berupa (a) proyeksi, meliputi proyektor,
slide, film dan LCD. (b) Media non proyeksi, meliputi papan tulis, poster, papan
tempel, kartun, , komik, bagan, diagram, gambar dan grafik. (c) Benda tiga
dimensi, antara lainbenda tiruan, boneka, topeng, globe, dan museum sekolah.
Ketiga, media yang menggunakan teknik atau masinal, seperti slide, film strife,
radio, serta komputer. Keempat, media berupa kumpulan benda-benda, seperti
peninggalan sejarah, dokumentasi sejarah, atau bahan-bahan yang mempunyai
nilai sejarah. Kelima, media dengan menggunakan contoh-contoh kelakuan, antara
lain perilaku mengajar.
Seels & Glasgow (Dalam Arsyad, 2010: 33-35) membagi media
pembelajaran menjadi 2 kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan
media teknologi mutakhir. Media tradisional terdiri dari, (1) Visual diam yang
diproyeksikan, seperti proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips. (2)
Visual yang tak diproyeksikan, seperti gambar, poster, dan foto. (3) Media audio,
meliputi rekaman dan pita kaset. (4) Penyajian Multimedia, meliputi slide plus
suara (tape). (5) Media visual dinamis yang diproyeksikan, seperti film, televisi,
dan video. (6) Media cetak, meliputi, buku cetak, modul, teks terprogram dan
majalah ilmiah. (7) Permainan, meliputi teka-teki, simulasi, permainan papan. (8)
16 teleconference, (2) telelecture, (3) Computer-assisted instruction, (4) Hypertext, (5) Hypermedia, (6) Interactive video, serta (7) Compact video disc.
Sanjaya (2012: 118-121) mengklasifikan media pembelajaran menjadi
empat kategori besar sudut pandang, yaitu dari sifatnya, kemampuan
jangkauannya, cara pemakaiannya serta bentuk dan cara penyajian. Dilihat dari
sifatnya, media dibagi menjadi 3 macam. (1) Media auditif, yaitu hanya dapat
didengar saja, meliputi radio, kaset, perekam suara dan piringan hitam. (2) Media
visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat tanpa mengandung unsur suara,
meliputi slide, foto, lukisan dan gambar. (3) Media audio visual, yaitu
mengandung unsur suara dan gambar, misalnya rekaman video dan slide suara.
Selanjutnya dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi
dua macam. (1) Media yang memiliki daya liput yang luas seperti radio dan
televisi. (2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film, slide dan video. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dibagi
menjadi dua macam, (1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, komputer
dan transparansi. (2) Media yang tidak diproyeksikan, meliputi gambar, foto,
lukisan dan media grafis lainnya (Sanjaya, 2012: 118-119).
Dari bentuk penyajian, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tujuh.
(1) Media visual diam, meliputi (a) media grafis, seperti grafik, diagram, bagan,
sketsa dan poster, (b) media bahan cetak, seperti buku dan modul, serta (c) media
gambar diam, meliputi foto. (2) Media visual yang diproyeksikan, meliputi
OHP/OHT, opaque projector, slide dan film. (3) Media audio, meliputi radio, tape
17 meluncur secara cepat. (6) Media televisi, yaitu media yang menyampaikan pesan
audio visual dan gerak. (7) Multimedia, meliputi modul yang terdiri dari bahan
cetak, bahan audio , dan bahan audiovisual.
Dari beberapa pengelompokkan media pembelajaran yang dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan belum adanya kesepakatan tentang pengelompokkan
media pembelajaran yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media
yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya. Meskipun demikian,
pengelompokkan media yang sudah ada mempermudah dan memperjelas tujuan,
fungsi dan cara penggunaan, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih
media yang sesuai untuk suatu pembelajaran. Dari klasifikasi tersebut, peneliti
mengkategorikan media pembelajaran rangka kepala manusia masuk ke dalam
media visual diam 3 dimensi, dilihat dari bentuknya yang 3 dimensi serta tidak
bisa bergerak.
2.13 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori mempunyai 4 ciri khusus (Montessori,
2002:171-175). Ciri yang pertama adalah menarik. Media pembelajaran
Montessori dirancang semenarik mungkin mulai dari segi warna, bentuk, dan
sebagainya agar dapat menambah minat siswa dalam belajar. Pewarnaan, media
yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak dalam menyentuh, meraba,
bahkan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran
(Montessori, 2002: 174).
Ciri yang kedua adalah bergradasi. Media pembelajaran Montessori
18 pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan
sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi
penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat
diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). Gradasi
warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki
beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi ukuran tinggi
ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran
Montessori (Montessori, 2002: 175).
Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Media pembelajaran Montessori
mempunyai pengendali kesalahan pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal
tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah
aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. (Montessori,
2002: 171).
Ciri yang keempat adalah auto-education. Media pembelajaran Montessori
dibuat untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan
secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar
dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi
hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai
pengendali kesalahan (Montessori, 2002: 172-173).
Peneliti menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual, karena
Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks
(Lillard, 2005: 32). Oleh karena itu, Montessori menyediakan peralatan untuk
belajar anak dengan memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak.
19 sekitarnya, bukan karena orang lain (Hainstock, 1997: 83). Dari 4 ciri khas
media pembelajaran Montessori dan 1 ciri tambahan yang telah dipaparkan,
disimpulkan bahwa 5 ciri khas tersebut dapat dijadikan sebagai syarat atau acuan
dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Metode Montessori.
2.1.3.2 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan
mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997: 82). Lillard
(1996: 80-85) menambahakan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan
menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori.
Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam
menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode
Montessori memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak
dalam belajar melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.4.1 Hakikat IPA
Mariana dan Praginda (2009: 6) menjelaskan hakikat Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya yang dikemas
menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah.
Concise Dictionary of Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan Ilmu
Pengetahuan adalah pengetahuan manusia secara luas yang didapatkan melalui
pengamatan dan eksperimen dengan sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan
aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.
20 bahwa IPA disebut juga sebagai produk yang terbagi dalam fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA yaitu
pernyataan-peryataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep IPA adalah suatu ide
yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang
hubungan di antara konsep-konsep IPA.
Dari pengertian di atas, secara umum IPA adalah ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam.
Kegiatan ilmiah dapat berupa kegiatan pengamatan maupun kegiatan eksperimen.
Dari kegiatan ilmiah tersebut dapat menemukan sebuah konsep dan teori dari ojek
IPA itu sendiri.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat Sekolah Dasar, ruang
lingkup pembelajaran IPA meliputi, 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan 2)
Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3) energi
dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta yang meliputi: tanah, bumi,
Sumber Daya Alam, dan benda-benda langit lainnya.
Tujuan mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman
konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) 2
21 hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006).
2.1.4.2 Materi Tentang Rangka Manusia
Rositawaty dan Muharam (2008: 4) menjelaskan bahwa rangka adalah
kumpulan tulang yang saling berkaitan dan berhubungan. Pendapat lain
mengatakan bahwa rangka adalah kumpulan tulang-tulang yang tersusun secara
teratur (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Wahyono dan Nurachmandani, (2008:
2-3) menjelaskan bahwa Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling
bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Dari beberapa
pengertian di atas, secara umum rangka adalah kumpulan tulang yang
bermacam-macam dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Rangka manusia berfungsi yang beraneka macam. Pertama yaitu sebagai
penegak dan pemberi bentuk tubuh. Kedua, yaitu melindungi alat-alat tubuh yang
penting, seperti otak, paru-paru, dan jantung. Ketiga, tempat melekatnya otot-otot
dan jaringan. Keempat, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Kelima,
sebagai alat gerak pasif (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 5).
Rangka manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka kepala (tengkorak),
22 bermacam-macam tulang, di antaranya tulang pelipis, tulang pipi, tulang
ubun-ubun, tulang dahi, tulang baji, tulang pelipis, tulang hidung, tulang air mata,
tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4).
Bagian rangka kepala manusia dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala Sumber: Sulistyanto & Wiyono, (2008: 4)
Pada rangka kepala, tulang ubun-ubun merupakan yang membentuk pipi
dan dinding samping luar rongga mata. Tulang dahi adalah tulang yang
membentuk kening dan bagian atas rongga mata, serta melindungi otak bagian
depan. Tulang mata berfungsi menempatkan indera penglihatan pada manusia.
Tulang hidung berfungsi membentuk indera penciuman pada manusia. Tulang
pipi merupakan tulang yang membentuk pipi dan dinding samping luar rongga
mata. Tulang rahang adalah tulang yang membentuk bagian atas rahang serta
membentuk bagian bawah dan samping rongga hidung. Tulang rahang bawah
berfungsi membantu mengunyah makanan serta satu-satunya tulang pada rangka
kepala yang dapat digerakkan. Tulang pelipis merupakan tulang yang melindungi
saluran telinga dan otak samping. Tulang baji berfungsi melindungi otak bagian
samping depan. Tulang kepala belakang berfungsi membentuk bagian terbesar
23 Rangka badan meliputi tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, tulang
gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Tulang belakang terdiriatas 7 ruas tulang
leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang,5 ruas tulang kelangkang,
dan 4 ruas tulang ekor (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).
Gambar 2.2 Rangka badan
meliputi (a) tulang belakang, (b) tulang rusuk dan tulang dada, (c) tulang gelang bahu, serta (d) tulang gelang panggul
Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3)
Rangka anggota gerak terdiri atas tulang-tulang anggota gerak atas
(tangan) dan tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai). Tulangtulang anggota
gerak atas (tangan), yaitu: tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil,
tulang pergelangan tangan, dan tulang telapak tangan, tulang ruas-ruas jari.
24 tulang betis, tulang tempurung lutut, tulang telapak kaki, tulang pergelangan kaki,
dan tulang ruas-ruas jari (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).
Gambar 2.3 Rangka anggota gerak
Rangka anggota gerak terdiri atas (a) tulang-tulang anggota gerak atas (tangan) dan (b) tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai).
Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3) 2.2 Penelitian Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Hardiyanti (2016) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat
peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N
Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Model yang digunakan adalah model
pengembangan yang dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015).
Model tersebut dimodifikasi ke dalam lima alngkah pengembangan, yaitu potensi
dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi
25 keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga
Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta
kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peragaoleh ahli
menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Pada uji
coba terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih
tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.
Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat
peraga pembelajaran matematika pada siswa kelas II di SD BOPKRI Gondolayu
kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015. Beberapa langkah
penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi
menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan,
pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas. Alat peraga papan
penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori memiliki kualitas
sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata
sebesar 3,73 sehingga alat peraga papan penjumalahan dan pengurangan yang
dikembangkan layak untuk pengujian tahap berikutnya.
Agustin (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga
Sandpapper Letters dalam mengembangkan kemampuan menulis kalimat tegak bersambung siswa kelas 1 SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan tujuh tahap, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, (2)
perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi
produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk akhir. Kualitas alat peraga
ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli Montessori dan
26 menunjukkan bahwa alat peraga Sandpaper Letters layak digunakan dan dapat
diuji coba pada ruang lingkup yang lebih luas.
Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, peneliti
menemukan hubungan dari beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang
akan dilakukan. Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis
Metode Montessori menunjukkan bahwa media pembelajaran tersebut dapat
membantu memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
penelitian sebelumnya pula media pembelajaran berbasis metode Montessori
sudah dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa, Matematika, dan IPS. Oleh
karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media
pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA materi
tentang rangka manusia. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di
literature map pada bagan 2.1
Bagan 2.1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan Penelitian tentang SD Materi Rangka Manusia Berbasis
27 2.3 Kerangka Berpikir
Usia anak dalam memasuki bangku Sekolah Dasar berada dalam tahap
perkembangan kognitif operasional-konkret, di mana mereka menyelesaiakan
masalah secara kongkret dan nyata. Rangka Manusia merupakan salah materi
dalam pelajara IPA pada semester ganjil di kelas 5 SD. Dalam materi tersebut
memuat nama-nama bagian tulang, salah satunya rangka manusia bagian kepala.
Apabila materi tersebut disajikan kepada siswa dalam metode ceramah, akan
membuat siswa bingung karena terlalu abstrak. Karena itu, siswa membutuhkan
hal-hal yang bersifat nyata dan kontekstual untuk membantu mereka mengetahui
nama tulang pada rangka dan letak tulang tersebut.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah jawaban dari apa
yang mereka butuhkan dalam mempelajari materi tentang rangka manusia.
Terlebih lagi jarang sekali media pembelajaran berbasis Montessori
dikembangangkan IPA, melainkan pada mata pelajaran matematika, IPS, dan
bahasa. Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan
berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media
pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya,
meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Media pembelajaran
Montessori mempunyai ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, correction¸
auto-education, kontekstual. Kelima ciri tersebut disesuaikan dengan lingkungan. Karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis
metode Montessori dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran
tersebut . Dengan demikian siswa dapat terbantu dalam mempelajari materi
28 Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab
permasalahan tentang kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam
pembelajaran di Sekolah. Fokus penelitian ini adalah mengembangkan media
pembelajaran berbasis metode Montessori dalam materi rangka kepala manusia
pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Kanisius
Eksperimental Mangunan, Berbah, Sleman. Media pembelajaran berbasis metode
Montessori yang dikembangkan dengan memperhatikan kelima ciri media
Montessori diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi rangka
manusia dengan sub materi yang dituju yaitu rangka kepala manusia.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
rangka manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa
kelas V?
2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia
berbasis metode Montessori menurut guru?
2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia
berbasis metode Montessori menurut para ahli?
2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia