viii ABSTRAK
Karulina, Widiastuti. Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penggunaan pendekatan kontekstual selama pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi tes tertulis siswa setiap siklus.
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan aktivitas siswa adalah lembar aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti dan aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru, presentasi kelompok. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk evaluasi tes tertulis adalah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengkaji data keaktifan siswa adalah teknik perbandingan, yaitu peneliti membandingkan peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Teknik analisis data hasil evaluasi tes tertulis adalah membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I dan siklus II serta membandingkan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa apabila dibandingkan persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu 70.59% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil penelitian evaluasi tes tertulis menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 52.94%, hal ini lebih besar daripada kondisi awal yang hanya mencapai 47.06%. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II yaitu 76.47%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 64.82, ini meningkat dari kondisi awal yang hanya 58. Nilai rata-rata kela pada siklus II yaitu 73.18, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik jumlah siswa yang memenuhi KKM, nilai rata-rata kelas, maupun persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik pada aktivitas siswa.
ix ABSTRACT
Karulina Widiastuti. Improving Science Learning Achievement in Animals’ Life Cycle Material Using Contextual Approach of the Fourth Grade Students of SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo academic Year 2011/2012. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.
This research aims to investigate the improvement of students’ achievement in learning Science about animals’ life cycle material using contextual approach. This research is a classroom action research and the subject is the fourth graders of SD Muhammadiyah Demangrejo, academic year 2011/2012 comprising 17 students, 8 are male students and 9 are female students. The actions conducted were observing students’ activities and applying contextual approach during the learning process. The data gathered are the students’ activities and the evaluation result of their written test for each cycle.
The instruments used in observing students’ activities were students’ activity sheets which were filled in by the researcher; the criteria scored are students’ activeness in group, students’ cooperation in group, responsibilities, the frequency of answering teacher’s questions, and group presentation. Meanwhile, the instrument used to evaluate the written test is 15 multiple choice questions and 5 questions of essay. The data analysis technique to study students’ activeness data is the comparison technique. The researcher compared the improvement of students’ activeness average score in cycle I and cycle II. The data analysis technique to evaluate the written test is by comparing the increase of the number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II, and by comparing the class’ average score in cycle I and cycle II.
The results showed that in learning students activities should occur increasing he percentage of students than meets the criteria for good and very good on student liveliness cycle I and cycle II. This increase can be shown from the percentage of students in the cycle of activity that is 70.59% increased to 100% in the cycle II. The research result of the written test evaluation shows that in cycle I, the students who meet the KKM reach 52.94%; this is higher than the initial condition which was only 47.06%. The students who meet the KKM in cycle II is 76.47%. Meanwhile, the class’ average score in cycle I attained 64.82%, increasing from the initial condition which was only 58. The class’ average score in cycle II is 73.18. Therefore, it can be concluded that there is an improvement in the number of students who meet the KKM, the class’ average score, and the average score of students’ activities.
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI
DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO,
KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Nama : Karulina Widiastuti
NIM :
091134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI
DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO,
KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Nama : Karulina Widiastuti
NIM :
091134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv MOTTO
Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah kurang kerja keras
(Bob Sadino)
Apa pun yang Anda anggap sangat sulit dikerjakan, kerjakanlah dengan segenap hatimu
(Dalai Lama)
v
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kupersembahkan Skripsi ini kepada:
1.
Allah SWT atas jalan yang baik untukku.
2.
Orangtuaku tercinta Bapak Saring dan Ibu Rumiyati yang selalu
memberikan dukungan.
3.
Adikku Ridwan Muhammad Nur dan Ade Prima Latifa.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Maret 2012
Penulis
vii
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Karulina Widiastuti NIM : 091134219
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012”
Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Maret 2012 Yang menyatakan
viii ABSTRAK
Karulina, Widiastuti. Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penggunaan pendekatan kontekstual selama pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi tes tertulis siswa setiap siklus.
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan aktivitas siswa adalah lembar aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti dan aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru, presentasi kelompok. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk evaluasi tes tertulis adalah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengkaji data keaktifan siswa adalah teknik perbandingan, yaitu peneliti membandingkan peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Teknik analisis data hasil evaluasi tes tertulis adalah membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I dan siklus II serta membandingkan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa apabila dibandingkan persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu 70.59% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil penelitian evaluasi tes tertulis menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 52.94%, hal ini lebih besar daripada kondisi awal yang hanya mencapai 47.06%. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II yaitu 76.47%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 64.82, ini meningkat dari kondisi awal yang hanya 58. Nilai rata-rata kela pada siklus II yaitu 73.18, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik jumlah siswa yang memenuhi KKM, nilai rata-rata kelas, maupun persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik pada aktivitas siswa.
ix ABSTRACT
Karulina Widiastuti. Improving Science Learning Achievement in Animals’ Life Cycle Material Using Contextual Approach of the Fourth Grade Students of SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo academic Year 2011/2012. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.
This research aims to investigate the improvement of students’ achievement in learning Science about animals’ life cycle material using contextual approach. This research is a classroom action research and the subject is the fourth graders of SD Muhammadiyah Demangrejo, academic year 2011/2012 comprising 17 students, 8 are male students and 9 are female students. The actions conducted were observing students’ activities and applying contextual approach during the learning process. The data gathered are the students’ activities and the evaluation result of their written test for each cycle.
The instruments used in observing students’ activities were students’ activity sheets which were filled in by the researcher; the criteria scored are students’ activeness in group, students’ cooperation in group, responsibilities, the frequency of answering teacher’s questions, and group presentation. Meanwhile, the instrument used to evaluate the written test is 15 multiple choice questions and 5 questions of essay. The data analysis technique to study students’ activeness data is the comparison technique. The researcher compared the improvement of students’ activeness average score in cycle I and cycle II. The data analysis technique to evaluate the written test is by comparing the increase of the number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II, and by comparing the class’ average score in cycle I and cycle II.
The results showed that in learning students activities should occur increasing he percentage of students than meets the criteria for good and very good on student liveliness cycle I and cycle II. This increase can be shown from the percentage of students in the cycle of activity that is 70.59% increased to 100% in the cycle II. The research result of the written test evaluation shows that in cycle I, the students who meet the KKM reach 52.94%; this is higher than the initial condition which was only 47.06%. The students who meet the KKM in cycle II is 76.47%. Meanwhile, the class’ average score in cycle I attained 64.82%, increasing from the initial condition which was only 58. The class’ average score in cycle II is 73.18. Therefore, it can be concluded that there is an improvement in the number of students who meet the KKM, the class’ average score, and the average score of students’ activities.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan yang sangat bermanfaat, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD USD. 3. Dra. Maslichah Asy’ari, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma.
5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian.
6. Kepala Sekolah, Guru serta siswa SD Muhammadiyah Demangrejo. 7. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
xi
saran dari semua pihak yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
xiii
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Teori ... 6
1. Prestasi Belajar ... 6
a. Pengertian ... 6
b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .... 7
2. Pendekatan Kontekstual ... 11
a. Pengertian ... 11
b. Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual ... 12
c. Aspek/ Komponen Pendekatan Kontekstual .... 13
3. IPA ... 17
a. Pengertian IPA ... 17
b. Hakekat IPA ... 18
c. Pembelajaran IPA di SD ... 19
4. Daur Hidup Hewan ... 20
B. Kerangka Berfikir ... 24
C. Penelitian Yang Relevan ... 25
D. Perumusan Hipotesis ... 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Setting Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
xiv
D. Peubah ... 28
E. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 29
F. Penyusunan Instrumen ... 29
G. Validasi ... 38
H. Metode Analisis Data ... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
a. Siklus I ... 41
b. Siklus II ... 47
B. Pembahasan ... 54
a. Siklus I ... 54
b. Siklus II ... 55
BAB V. PENUTUP ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 29
Tabel 2 Lembar pengamatan Aktivitas Siswa ... 29
Tabel 3 Peningkatan Prestasi Belajar Yang Diharapkan ... 33
Tabel 4 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus I ... 34
Tabel 5 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II ... 35
Tabel 6 Kriteria Skor Pilihan Ganda ... 35
Tabel 7 Kriteria Skor Uraian ... 36
Tabel 8 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 36
Tabel 9 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 37
Tabel 10 Analisis Data Awal Tes Tertulis ... 39
Tabel 11 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ... 40
Tabel 12 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 44
Tabel 13 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 45
Tabel 14 Nilai Hasil evaluasi Siklus II ... 49
Tabel 15 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 51
Tabel 16 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 52
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Metamorfosis Kupu-kupu ... 21
Gambar 2 Metamorfosis Katak ... 22
Gambar 3 Metamorfosis Nyamuk ... 22
Gambar4 Metamorfosis Lalat ... 23
Gambar 5 Metamorfosis Kecoa ... 24
xvii
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal dengan
Siklus I ... 55 Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas ... 61
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 62
Lampiran 3 Silabus ... 63
Lampiran 4-7 RPP ... 67
Lampiran 8 -11 LKS ... 79
Lampiran 12 - 13 Soal Evaluasi ... 91
Lampiran 14 - 19 Kunci Jawaban ... 99
Lampiran 20 – 21 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 108
Lampiran 22 Hasil Pekerjaan Siswa ... 112
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari prestasi belajar. Prestasi
be-lajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha bebe-lajar
sebagaima-na yang dinyatakan dalam rapor.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor yang diinginkan. Hasil prestasi belajar tersebut dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
di-capai oleh setiap anak pada periode tertentu yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan.
Di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo prestasi belajar siswa
masih rendah terutama untuk materi daur hidup hewan. Ini dapat terlihat dari
jumlah siswa yang tuntas atau mencapai standar KKM hanya sekitar 8 siswa
dari 17 siswa dengan nilai rata-rata kelas 58. Untuk SD Muhammadiyah
De-mangrejo, Kulon Progo Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi
daur hidup hewan adalah 65. Ini dapat kita simpulkan bahwa siswa kelas IV
SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo kurang mampu menguasai
Jika diamati kondisi pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah
Demangre-jo, Kulon Progo guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan siswa
kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa
ku-rang tertarik dalam belajar. Siswa akan lebih menguasai materi yang diajarkan
apabila siswa tersebut menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan
aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru tidak menggunakan
pendekatan yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa dalam kehidupan
se-hari-hari.
Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo
terutama materi daur hidup hewan. Pendekatan yang baik adalah pendekatan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut teori J. Peaget
da-lam Parkay (2011:58) pada usia SD kelas IV merupakan tahap operasional
konkret (concrete operational) yang artinya anak dalam pengerjaan-pengerjaan
logis dapat dilakukan dengan benda-benda konkret dan nyata. Dengan bantuan
benda nyata anak akan lebih mudah untuk memahami suatu hal.
Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Demangrejo materi daur hidup hewan diperlukan pendekatan
kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual akan membantu siswa untuk
menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa.
Menurut Muslich (2007:40) pendekatan kontekstual merupakan konsep
pem-belajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan
an-tara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan
seha-ri-hari para siswa sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dengan
pendekatan ini siswa akan lebih mudah memahami materi dan merasa lebih
tertarik dengan benda-benda yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu
kon-struktivisme (constructivism), menemukan (inkuiri), bertanya (questioning),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi
(reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment). Apabila tujuh
kom-ponen tersebut dilaksanakan siswa akan lebih mudah mengembangkan
piki-rannya dan mendorong rasa keingintahuan siswa dan membuat pembelajaran
lebih bermakna. Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan dapat
me-ningkatkan prestasi belajar IPA materi daur hidup hewan di SD
Muhamma-diyah Demangrejo, Kulon Progo.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul “Peningkatan
Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan
Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo
Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi
seba-gai berikut.
1. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur
hidup hewan siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon
Progo.
2. Belum digunakannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA
materi daur hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo,
Kulon Progo.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada
peningka-tan prestasi belajar aspek kognitif dan aktivitas siswa melalui pendekapeningka-tan
kon-tekstual serta dibatasi pada KD 4.1 Medeskripsikan daur hidup hewan di
ling-kungan sekitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.
D. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi
be-lajar siswa dalam mata pebe-lajaran IPA materi daur hidup hewan kelas IV SD
Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/ 2012?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan penelitian ini adalah untuk
menge-tahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA marteri
daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV SD
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini menambah wawasan tentang
sa-lah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi penulis sendiri, menambah pengalaman berharga mengenai
penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.
b) Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan pada materi lain, mata
pelaja-ran lain, dan di kelas lain.
c) Untuk perpustakaan kampus dan sekolah, laporan penelitian ini
dapat menambahkan satu bacaan yang dimanfaatkan untuk
teman-teman mahasiswa dan guru sebagai contoh penelitian, terutama
yang masih mengalami kesulitan melakukan penelitian dan belum
berani untuk memulainya, sedangkan bagi yang sudah bias
mela-kukannya dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Teori
1. Prestasi Belajar a. Pengertian
Winkel (1983:161) mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti
usaha yang dapat dicapai seseorang, sedangkan belajar merupakan
meru-pakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau
perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan
perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005:5). Prestasi
belajar menurut Winkel (1983:162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar
atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan prstasi belajar menurut
Ngalim Purwanto (1986:28) adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapot.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomo-tor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
mengguna-kan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat
diny-atakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan
ha-sil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengambil kesimpulan
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar dimana prestasi belajar tersebut
dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
be-lajar, yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu
itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal
yaitu:
a) Kecerdasan/ intelegensi
Kecerdasan menurut Winkel (1983:264) adalah
kemam-puan seseorang untuk belajar, kapasitas kognitif untuk berfikir.
Ababila seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau
di atas normal maka secara potensi ia akan mencapai prestasi
bela-jar yang tinggi. Menurut Muhibbin (1999:135) semakin tinggi
ke-mampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar
pelua-ngnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemam-puan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya
un-tuk meraih sukses. Oleh karena itu intelegensi/ kecerdasan yang
baik merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang siswa
b) Bakat
Bakat sangat berperan terhadap prestasi belajar seseorang.
Bakat merupakan kemampuan yang merupakan sesuatu yang
lekat dalam diri seseorang (Hamzah dkk, 2009:7). Jadi, bakat
me-rupakan potensi atau kemampuan yang dimiliki seseorangdan jika
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melaui belajar akan
menjadi kecakapan yang nyata. Oleh karena itu seseorang yang
mempunyai bakat lebih berpeluang mempunyai prestasi yang baik
apabila dikembangkan.
c) Minat
Menurut Simandjuntak (1986:47) minat adalah suatu sikap
subjek terhadap objek atas dasar adanya kebutuhan dan
kemungki-nan terpenuhinya kebutuhan itu. Menurut Elizabet B. Hurlock
(1989:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka
be-bas memilih.
Berdasarkan pendapat di atas, minat adalah suatu sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
yang diinginkan dan muncul dari dalam diri. Bagi siswa, minat
mempunyai peran yang penting dan mempunyai pengaruh yang
be-sar terhadap proses pembelajaran. Apabila seseorang mempunyai
minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha
terca-pai. Dalam hal ini guru perlu meningkatkan minat siswa agar
pres-tasi belajar meningkat.
d) Motivasi
Motivasi dalam belajar itu sangat penting. Dalam
pembela-jaran diharapkan siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk
be-lajar. Motivasi menurut Nasution (1995:73) adalah segala daya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi
da-pat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari
dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk
melakukan suatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
penga-laman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
se-bagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor eksternal yang
da-pat mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Orangtua harus memberikan perhatian yang
serius tentang cara belajar anak di rumah.hatian orang tua dapat
memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar
dengan tekun sehingga prestasi belajar dapat meningkat.
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
san-gat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh
ka-rena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk
be-lajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian
pelaja-ran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan
kuriku-lum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempen-garuhi hasil belajarnya.
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh
yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan
mempenga-ruhi perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan
sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan di mana
kepri-badian anak. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat
tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka
ke-mungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada
di-rinya, sehingga ia akan ikut belajar mengikuti temannya.
2. Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sering dikenal dengan
sebu-tan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan tersebut menurut
Elaine B. Johnson (2006:67) merupakan sebuah proses pendidikan yang
ber-tujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang
me-reka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan
konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka, yaitu dengan konteks keadaan
pribadi, social, dan keadaan budaya mereka. Pendekatan kontekstual adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidu-pan mereka sehari-hari (Muslich, 2007;41).
Pendekatan kontekstual akan membantu peserta didik dan guru dalam
pembelajaran. Siswa akan lebih mudah belajar dan siswa akan terdorong
un-tuk mengerti makna belajar. Siswa diharapkan sadar bahwa apa yang mereka
pelajari berguna bagi kehidupan.
Menurut penulis, pendekaan kontekstual adalah pendekatan yang
siswa sehingga siswa akan lebih mudah membangun pengetahuannya sendiri
sehingga tidak mudah terlupakan.
b.Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual
Ada tiga prinsip ilmiah dalam pendekatan kontekstual menurut Elaine
Johnson (2005:68-89) yaitu:
1) Prinsip kesaling-bergantungan
Prinsip ini mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka
dengan pendidik yang lainnya, dengan siswa, dengan masyarakat, dan
dengan bumi. Prinsip kesaling-bergantungan menghubungkan semua hal
yang ada di alam semesta dengan hal lainnya. Ini dapat membantu siswa
membuat hubungan untuk menemukan makna.
2) Prinsip Diferensiasi
Prinsip deferensisasi mendorong untuk terus-menerus menghasilkan
ke-ragaman yang tak terbatas, perbedaan, berlimpahan, dan keunikan dari
alam semesta.
3) Prinsip pengaturan diri
Prinsip ini meminta para pendidik untuk mendorong setiap siswa
menge-luarkan potensinya. Ini akan menolong para siswa mencapai keunggulan
akademik, memperoleh keterampilan karier, dan mengembangkan
karak-ter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta
c. Aspek atau Komponen Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan
konteks-tual. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa, ini dikarenakan di dalam pendekatan tersebut
menca-kup tujuh aspek yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan
penge-tahuannya sendiri.
Menurut Sardiman A. M (2007: 223-229) tujuh aspek dalam
pembelaja-ran kontekstual yaitu:
1) Teori konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir bagi pendekatan
kon-tekstual. Pengetahuan yang riil bagi para siswa adalah sesuatu yang
di-bangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Siswa harus
merekon-struksi pengetahuan itu kemudian member makna melelui pengalaman
nyata. Dalam hal ini siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan
ide-ide dan kemudian mampu mengkonstruksinya. Elemen umum
konstruk-tifis (Elaine B. Johnson, 2006:123) adalah guru memancing pengetahuan
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, guru tidak hanya menyajikan
materi kepada siswa tetapi merespon upaya siswa untuk mempelajari
materi, siswa tidak hanya menyerap informasi tetapi juga secara aktif
lingkungan social di kelas komunitas pembelajar dan memungkinkan
siswa memikirkan satu sama lain dalam memecahkan masalah.
Proses pembelajaran dikemas atau dikelola menjadi proses
mere-komstruksi, bukan hanya menerima informasi dari guru. Dalam hal ini
siswa akan membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan
se-cara aktif dalam proses pembelajaran.
2) Menemukan (Inkuiri)
Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah menemukan
(inkuiri) adalah:
a) Merumuskan masalah.
b)Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku,
mengumpulkan informasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan,
gambar, tabel dan sebagainya.
d)Menyajikan, mengomunikasikan hasil karya di depan guru, teman
se-kelas atau audien yang lain.
3) Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki sesorang umumnya tidak terlepas dari
aktivitas bertanya. Bertanya menunjukkan adanya perhatian terhadap
materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan jawaban sebagai
bentuk pengetahuan. Dalam pembelajaran, bertanya berguna untuk:
a) Menggali informasi.
c) Membangkitkan respon siswa.
d)Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa.
e) Mengetahui hal-hal yang telah diketahui siswa.
f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.
g)Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.
h)Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
4) Masyarakat belajar (Learning Community)
Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran secara
kelom-pok. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
hete-rogen. Yang pandai mengajar yang lemah, yang sudah tahu memberi
ta-hu temannya yang belum tata-hu, yang cepat menagkap mendorong
teman-nya yang lamabat. Hal-hal yang dapat diwujudkan untuk
mengembang-kan masyarakat belajar di kelas adalah:
a) Pembentukan kelompok kecil.
b)Pembentukan kelompok besar.
c) Mendatangkan ahli di kelas.
d)Bekerja dengan kelas sederajat.
e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.
5) Pemodelan (Modelling)
Salah satu komponen pendekatan kontekstual adalah pemodelan.
Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu
membutuh-kan model yang ditiru. Dalam pendekatan kontekstual guru bumembutuh-kan
satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Ke-mungkinan siswa ada yang pernah melakukan ataupun sudah mengetahui
cara bekerjanya. Mereka dapat belajar dari pengalaman yang sudah
me-reka dapat.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir atau perenungan tentang apa yang
ba-ru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan
pada masa lalu. Wujud refleksi antara lain berupa:
a) Pernyataan langsung siswa tentang apa yang diperoleh setelah
mela-kukan pembelajaran.
b)Catatan atau jurnal di buku siswa.
c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu.
d)Diskusi.
e) Hasil karya.
7) Penilaian yang autentik
Penilaian adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik adalah
peni-laian yang dilakukan selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran
Ciri-ciri penilaian yang autentik:
a) Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung.
b)Dapat digunakan untuk formatif dan sumatif.
c) Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta.
d)Berkesinambungan.
e) Terintegrasi.
f) Dapat digunakan sebagai feed back.
Wujud kegiatan penilaian antara lain dapat berupa kegiatan dan
la-poran, PR, kuis, presentasi dan penampilan siswa, demonstrasi, karya
siswa, karya tulis, jurnal, hasil tes tulis.
Tujuh aspek atau komponen pendekatan kontekstual tersebut apabila
di-terapkan dalam pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami
materi dan guru tidak hanya satu-satunya sumber belajar. Siswa akan lebih
ak-tif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka akan merasa senang dengan
pe-laksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Sehingga
diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat setelah digunakannya
pen-dekatan kontekstual.
3. IPA
a. Pengertian IPA
Dalam Srini M. Iskandar (1997: 2), kata IPA merupakan singkatan dari
Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan
dari Bahasa Inggris “Natural science”. Natural artinya alamiah,
IPA merupakan ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
b.Hakekat IPA
1) IPA sebagai produk.
Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA
adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa
yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep
dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.
Prin-sip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.
Hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga
bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih
keras daripada prinsip, maka hokum bersifat lebih kekal. Teori ilmiah
adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang
sal-ing berhubungan.
2) IPA sebagai proses.
IPA sebagai proses adalah memahami bagaimana mengumpulkan
fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk
menginterpretasikannya.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo
Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1997: 15).
a) Mengamati apa yang terjadi.
c) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi.
d)Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar.
c. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman
be-lajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
baik proses maupun produk. Pembelajaran SD menggunakan kurikulum
2006 (KTSP) dengan tujuan mata pelajaran IPA terutama pada materi daur
hidup hewan di kelas IV semester ganjil diantaranya untuk mengembangkan
pengetahuan, dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat serta
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin
tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
ber-kaitan antara IPA dengan lingkungan sekitar.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
sis-wa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
di-milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pene-rapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan
pen-dekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan.
Di SD, materi daur hidup hewan diajarkan di kelas IV semester ganjil.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tentang daur hidup hewan adalah
Standar Kompetensi:
4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.
Kompetensi Dasar:
4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar,
misal-nya kecoa, misal-nyamuk, kupu-kupu, kucing.
Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dapat
di-ketahui dari adanya perubahan pada bentuk maupun ukuran. Ada makhluk
hi-dup yang mengalami pertambahan ukuran saja. Ada juga makhluk hihi-dup yang
mengalami pertambahan ukuran juga mengalami perubahan bentuk
(Rositawa-ty,dkk , 2008:45).
Daur hidup artinya lingkaran hidup dari telur sampai dapat menghasilkan
telur. Pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dikelompokkan menjadi
dua (Heri Sulistyanto, 2008:52), yaitu:
1. Tanpa Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan-perubahan bentuk yang terjadi dalam daur
hidup hewan. Oleh karena itu, hewan yang tanpa melalui metamorfosis
ti-dak mengalami perubahan bentuk tetapi mengalami perubahan ukuran saja.
2. Dengan Metamorfosis
a. Metamorfosis sempurna
Metamorfosis sempurna yaitu bentuk sebelum dewasa dan sesudah
dewa-sa berbeda. Contohnya pada kupu-kupu, katak, nyamuk, dan lalat.
Kupu-kupu dewasa bertelur di atas dedaunan. Beberapa hari
kemu-dian telur akan menetas. Setelah menetas, muncul larva atau ulat.
Umumnya makanan ulat adalah dedaunan. Setelah cukup dewasa, ulat
akan membentuk kepompong, inilah ulat tumbuh dan berkembang
menjadi kupu-kupu. Setelah tumbuh dengan sempurna kupu-kupu akan
keluar dari kepompong. Pada umumnya makanan kupu-kupu adalah
[image:42.612.71.535.237.605.2]sari bunga.
Gambar 1 Metamorfosis kupu-kupu 2) Daur hidup katak
Daur hidup katak berawal dari telur. Telur menetas menjadi berudu
atau kecebong. Berudu tumbuh menjadi berudu berkaki, katak muda
berekor, katak muda tidak berekor, akhirnya menjadi katak dewasa.
Katak termasuk golongan hewan amphibi yaitu hewan yang hidup di
air dan di darat.
Metamorfosis katak tidak mengalami tahapan kepompong seperti
pada kupu-kupu. Tetapi tetap mengalami tahapan larva yang disebut
kecebong. Selama mengalami perubahan bentuk, katak mengalami
hidupnya di air dan bernafas menggunakan insang. Setelah berubah
menjadi katak dewasa, hidupnya banyak di darat dan bernafas
[image:43.612.70.536.157.631.2]meng-gunakan paru-paru.
Gambar 2 Metamorfosis katak
3) Daur hidup nyamuk
Pada umumnya nyamuk bertelur di permukaan air. Setelah itu telur
akan menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik nyamuk kemudian
berkembang menjadi kepompong dan lahirlah nyamuk dewasa.
Gambar 3 Metamorfosis nyamuk 4) Daur hidup lalat
Daur hidup lalat bermula dari telur yang dikeluarkan oleh lalat
be-tina. Jika telur lalat menetas, akan keluar belatung atau larva.
la-lat dewasa. Lala-lat dapat menyebarkan kuman penyakit antara lain tifus,
[image:44.612.70.536.156.609.2]kolera, disentri, difteri, dan polio.
Gambar 4 Metamorfosis lalat b. Metamorfosis tidak sempurna
Metamorfosis tidak sempurna merupakan perkembangbiakan hewan
yang saat lahir tidak terlalu berbeda bentukya dengan hewan dewasa
hanya saja ukurannya lebih kecil. Pada metamorfosis tidak sempurna,
te-lur berubah menjadi nimfa yang bentuknya seperti imago. Ukurannya
le-bih kecil dan strukturnya kurang lengkap. Nimfa artinya bentuk tubuh
hewan muda dari kelompok hewan yang megalami metamorfosis tidak
sempurna. Nimfa kemudian tumbuh menjadi imago (serangga dewasa).
1) Daur hidup kecoa
Daur hidup kecoa tidak melalui tahap kepompong. Bentuk kecoa
muda mirip dengan kecoa dewasa. Setelah telur menetas, lahirlah
ke-coa muda yang tidak bersayap. Selanjutnya keke-coa muda tumbuh
Gambar 5 Metamorfosis kecoa
2) Daur hidup belalang
Belalang berkembang biak dengan bertelur. Setelah telur menetas
muncul belalang muda. Pada waktu masih muda, belalang tidak
ber-sayap. Setelah menjadi dewasaya akan tumbuh.
Gambar 6 Metamorfosis belalang B.Kerangka Berfikir
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari proses belajar
deng-an melakukdeng-an pengukurdeng-an terhadap peserta didik ydeng-ang meliputi faktor kognitif,
afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf ataupun kalimat yang menjelaskan hasil
yang diinginkan. Sedangkan prestasi belajar dikatakan kurang apabila hasil belajar
kurang dari KKM yang diinginkan. Pendekatan kontekstual menawarkan
pembe-lajaran yang mengaitkan antara materi pembepembe-lajaran dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan kehidupan sehari-harinya. Pendekatan kontekstual juga sesuai
dengan perkembangan siswa. Dengan demikian siswa merasa senang dalam
pem-belajaran dan mendorong anak untuk menguasai yang diberikan guru.
Dengan pendekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan akan
mempermudah siswa dalam membangun pengetahuannya karena sesuai dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
Dengan demikian, rendahnya prestasi belajar materi daur hidup hewan
ke-las IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo akan ditingkatkan dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
C.Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Budi
Nugroho (2011) mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Un-iversitas Sanata Dharma dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengarang
dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 5 SD Pangudi
Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/ 2011”.
Adapun kesimpulan yang diambil oleh Aris yaitu dengan pembelajaran
kontekstual akan mendorong siswa untuk menemukan makna pembelajaran, selain
itu juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan hal di atas
IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo materi daur hidup hewan
den-gan menggunakan pendekatan kontekstual.
D.Perumusan Hipotesis
Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo semester ganjil tahun pelajaran 2011/
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada 5 Oktober 2012 sampai dengan 13 Oktober
2012 di SD Muhammadiyah Demangrejo, Demangan, Demangrejo,
Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Demangrejo yang berjumlah 17 siswa.
3. Objek Penelitian
Peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual
pa-da mata pelajaran IPA materi pa-daur hidup hewan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian tersebut dilakukan hanya dalam satu kelas, maka sampel
untuk penelitian tersebut merupakan seluruh siswa kelas IV SD
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang
dila-kukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah,
meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan
se-bagainya (Meniff, 1992 dalam Suharsimi dkk., 2006: 102). Penelitian ini
menekankan pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan
kontekstual.
D. Peubah
1. Jenis Peubah
Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis peubah yaitu (1) proses
pembela-jaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan (2) prestasi
belajar siswa.
2. Definisi Operasional Peubah
a. Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang
mem-bantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata
siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam
kehidu-panpara siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
b. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh
E. Pengumpulan Data dan Instrumen
[image:50.612.70.554.178.702.2]Peubah, data, pengumpulan data, instrumen adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian
No Peubah Data Pengumpulan
Data Instrumen
1. Pembelajaran dengan menggu-nakan pendekatan kontekstual. Hasil penga-matan aktivi-tas siswa da-lam kegiatan pembelajaran.
Pengamatan Lembar pengamatan
2.
Prestasi belajar yang berhubun-gan denberhubun-gan daur hidup hewan.
Skor Tes tertulis Soal
F. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang disusun ada 2 macam, yaitu instrumen pembelajaran dan
pengumpulan data. Instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS
dan instrumen pengumpulan data meliputi soal siklus 1, soal siklus 2.
In-strumen pengumpulan data aktivitas siswa adalah lembar pengamatan
ak-tivitas siswa selama pembelajaran.
1. Instrumen aktivitas siswa
Tabel 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No. Siswa
Aspek Yang Dinilai
A B C D E 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Aspek yang dinilai:
A: Keaktifan dalam kelompok
B: Kerjasama dalam kelompok
C: Tanggung jawab
D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru
E: Kesesuaian jawaban
Skor:
1: kurang 3 : baik
2: cukup 4: sangat baik
Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan menberikan
tanda centang (√) pada kriteria yang sesuai.
Jumlah Skor Kriteria
16-20 Sangat Baik
11-15 Baik 6-10 Cukup
2. Instrumen pembelajaran
a. Penyusunan Silabus
Silabus
Satuan Pendidikan : ……….. Kelas/ Semester : ……….. Alokasi Waktu : ………..
I. Standar Kompetensi
II. Kompetensi Dasar
III. Materi Pokok Pembelajaran
IV. Indikator Hasil Belajar
V. Kegiatan Pembelajaran
VI. Pendekatan
VII. Penilaian
VIII. Sumber Belajar
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam pengembangan RPP terdapat empat bagian pokok yaitu (1)
Identitas yang berisi nama sekolah, tanggal, pertemuan ke, kelas,
semester, unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang standar
kom-petensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, (3)
Rencana pembelajaran terdiri atas tiga bagian yaitu kegiatan awal,
ke-giatan inti, dan keke-giatan akhir dan (4) Sumber dan media
Untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat
pa-da bagian lampiran.
Contoh format RPP
RENCANA PELAKSANANAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : ……….
Mata Pelajaran : ……….. Hari/ Tanggal : ………... Kelas/ Semester : ……….. Unit/ Tema : ……….. Alokasi Waktu : ……….. I. Standar Kompetensi
II. Kompetensi Dasar
III. Indikator Hasil Belajar
IV. Materi Pokok Pembelajaran
V. Rencana Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (……menit)
B. Kegiatan Inti (…..menit)
C. Kegiatan Akhir (……menit)
VI. Sumber dan Media Pembelajaran
c. Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat tiga
bagian pokok yaitu sebagai berikut: (1) Identitas yang berisi nama
se-kolah, mata pelajaran, hari/ tanggal, pertemuan ke, kelas, semester,
unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang indikator hasil belajar,
Untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) selengkapnya dapat dilihat pada
bagian lampiran.
Contoh Format LKS:
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Satuan Pendidikan : ………….. Mata Pelajaran : ………….. Hari/ tanggal : ………….. Kelas/ Semester : ………….. Unit/ Tema : ………….. Alokasi Waktu : ………….. I.Indikator Hasil Belajar
II. Petunjuk (untuk siswa)
III.Kegiatan Belajar
a. Kegiatan Belajar 1
b. Kegiatan Belajar 2
Refleksi (diisi pada akhir kegiatan)
3. Indikator Keberhasilan
Kondisi awal dan kondisi akhir prestasi belajar siswa materi daur
[image:54.612.73.534.152.687.2]hi-dup hewan yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Peningkatan Prestasi Belajar yang Diharapkan
No. Indikator Kondisi
Awal Kondisi Akhir
1. Nilai rata-rata kelas 58 65
2. Jumlah siswa yang telah
mencapai KKM. 47.06%
65%
Peningkatan yang diharapkan dapat kita lihat pada peningkatan nilai dari
kondisi awal sampai akhir siklus.
3. Soal tes tertulis
Dalam siklus 1 dan siklus 2, bentuk soal adalah soal tertulis yang
terdi-ri atas lima belas soal pilihan ganda dan lima soal uraian.
[image:55.612.73.536.234.616.2]a. Siklus 1
Tabel 4. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus 1
Kompetensi
Da-sar Indikator Hasil Belajar Soal 4.1
Mendeskrip-sikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan se-kitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kuc-ing.
• Siswa mampu menjelaskan penger-tian daur hidup.
• Siswa mampu mendeskripsikan ten-tang metamorfosis.
• Siswa mampu menjelaskan macam-macam metamorfosis hewan. • Siswa mampu menyebutkan contoh
hewan yang tanpa mengalami me-tamorfosis maupun yang mengala-mi metamorfosis.
• Siswa mampu menjelaskan penger-tian metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. • Siswa mampu menjelaskan daur
hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas.
• Siswa mampu menyebutkan keru-gian dari fase ulat dan keuntungan setiap fase kupu-kupu.
b. Siklus 2
Tabel 5. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II
Kompetensi
Da-sar Indikator Hasil Belajar Soal 4.1
Mendeskrip-sikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan se-kitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kuc-ing.
• Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak dan daur hidup nyamuk. • Siswa mampu menggolongkan daur
hidup katak dan daur hidup nyamuk dalam metamorfosis sempurna atau-kah metamorfosis tidak sempurna. • Siswa mampu menjelaskan
peruba-han alat pernafasan pada daur hidup katak.
• Siswa mampu menjelaskan daur hidup belalang.
•Siswa mampu mencari contoh hewan yang ada di lingkungan sekitar yang termasuk dalam metamorfosis tidak sempurna.
Jumlah soal 20 nomor yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian
[image:56.612.69.538.157.619.2]Kriteria skor:
Tabel 6. Kriteria Skor Pilihan Ganda
Kriteria Skor Benar 1 Salah 0
Tabel 7. Kriteria Skor Uraian
Kriteria Skor Benar (100% benar) 3
Setengah benar (50% benar) 2 Hampir benar (25% benar) 1
Salah 0 Nilai setiap siswa diperoleh dari total skor yang diperoleh siswa
dibagi 30 (skor total) dikalikan 100. Dikalikan 100 dimaksudkan
untuk mempermudah pengubahan skor menjadi nilai dalam
4. Kisi-kisi soal
Tabel 8. Kisi-kisi Soal Siklus I Materi daur Hidup Hewan
SK KD Indikator
Nomor Soal Pilihan
Ganda Uraian
4.Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hi-dup. 4.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, ku-pu-kupu, kucing.
Siswa mampu menjelaskan penger-tian daur hidup hewan.
1, 2
Siswa mampu mendeskripsikan ten-tang metamorfosis.
3 1
Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tidak mengalami meta-morfosis maupun yang mengalami metamorfosis.
4, 15 3, 5
Siswa mampu menjelaskan penger-tian metamorfosis sempurna.
10
Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sem-purna.
11
Siswa mampu menjelaskan daur hi-dup kupu-kupu.
6, 7, 12 2
Siswa mampu menyebutkan keru-gian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu.
5, 13
Siswa mampu menjelaskan daur hi-dup lalat
Tabel 9. Kisi-kisi Soal Siklus II Materi daur Hidup Hewan
SK KD Indikator
Nomor Soal Pilihan
Ganda Uraian 4.Memahami daur hidup beragam jenis mak-hluk hi-dup. 4.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkun-gan sekitar, misal-nya kecoa, misal-nyamuk, kupu-kupu, kucing
Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak.
3, 5, 7,
8, 14
1, 3
Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk.
2, 4,
12, 13 4
Siswa mampu menjelaskan meta-morfosis tidak sempurna.
9, 11 5
Siswa mampu menyebutkan con-toh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna.
1, 15 2
Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup bela-lang.
6, 10
Rubrik Pengamatan Aktivitas Siswa
Aspek yang dinilai:
A: Keaktifan dalam kelompok
B: Kerjasama dalam kelompok
C: Tanggung jawab
D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru
E: Kesesuaian jawaban
Skor:
1: kurang 3 : baik
2: cukup 4: sangat baik
Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan memberikan
Jumlah Skor Kriteria
16-20 Sangat Baik
11-15 Baik 6-10 Cukup
< 6 Kurang Baik
G. Validasi
Dalam penelitian ini untuk validasi instrumen, yang peneliti lakukan
den-gan mengkonsultasikan instrumen yang digunakan kepada dosen
pem-bimbing.
H. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes yang
di-laksanakan setiap akhir siklus. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui
jum-lah siswa yang tejum-lah mencapai batas KKM.
Untuk memperoleh nilai prestasi belajar siswa yang dicari, digunakan
ru-mus sebagai berikut:
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas, digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung persentase pencapaian KKM, digunakan rumus sebagai
Untuk menghitung persentase keaktifan siswa, digunakan rumus :
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon
Progo. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa.
Penelitian ini dimulai tanggal 5 Oktober sampai 13 Oktober 2011.
Penelitian ini dilaksanaankan dengan dua siklus dengan jumlah 8 jam
pelajaran. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran,
be-gitupula siklus II terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran.
Ke-dua siklus menggunakan pendekatan kontenstual.
Adapun hasil penelitian pada kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo
dalam pembelajaran materi daur hidup hewan sebelum dan sesudah
menggu-nakan pendekatan kontekstual sebagai berikut :
1. Kemampuan Awal
Data awal ini didapat dari hasil penilaian guru kelas IV SD
Muhammadiyah Demangrejo. Adapun nilai sebagai data awal sebagai
[image:61.612.73.543.231.635.2]be-rikut:
Tabel 10. Analisis Data Awal Data Jumlah
Siswa
Jumlah siswa yang memenuhi KKM (65)
Persentase Nilai Ra-ta-rata
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri
dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana
pelaksa-naan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi.
Pembelaja-ran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. PembelajaPembelaja-ran
akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual,
meliputi: pemodelan, bertanya, lingkungan sekolah, menemukan,
ma-syarakat belajar dan refleksi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu 5 Oktober 2011
pu-kul 09.30 sampai 10.45 dan hari Kamis 6 Oktober 2011 pupu-kul 09.30
sampai 10.45. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang sudah disusun oleh guru guna meningkatkan
pema-haman tentang daur hidup hewan dengan pendekatan kontekstual.
Rin-cian kegiatan siklus I sebagai berikut:
1) Pertemuan I
a)Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh
guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan
pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi
b)Kegiatan Inti
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas
4-5 siswa. Siswa dalam kelompok diminta membaca ringkasan
ma-teri yang dibagikan guru kemudian siswa bekerja dalam kelompok
mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa bersama guru
mengevaluasi hasil pekerjaan siswa, lalu siswa bersama guru
me-lakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari guna
mengecek pemahaman siswa.
c)Kegiatan Akhir
Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi
pelaksa-naan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan
pe-rasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran.
Se-lanjutnya ditutup dengan salam penutup.
2) Pertemuan II
a)Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh
guru. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan
kesia-pan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya
kepada siswa pembelajaran sebelumnya.
b)Kegiatan Inti
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas
4-5 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan
hidup hewan kemudian siswa bersama guru mencocokkan hasil
kerja siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya
ja-wab guna mengetahui pemahaman siswa.
c)Kegiatan Akhir
Kegiatan ini siswa dan guru mengungkapkan kesulitan atau
pengalaman yang didapat setelah melakukan pembelajaran ini dan
selanjutnya melaksanakan evaluasi.
c. Pengamatan
Pada siklus I siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok yang
telah dibagi sebelumnya. Pada saat kerja kelompok ada beberapa siswa
yang kurang aktif dan hanya diam dalam kegiatan diskusi sehingga
ker-jasama kelompok kurang terlihat. Setelah selesai mengerjakan LKS,
perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Pada saat kegiatan presentasi ada beberapa siswa yang malu-malu saat
ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi serta malu
d. Hasil Penelitian Siklus I
[image:65.612.71.539.189.644.2]1) Hasil evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Evaluasi Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus I
No Nama Siswa Siklus I
Hasil Eva-luasi
Tuntas Tidak Tuntas
1 Siswa A 50 √
2 Siswa B 60 √
3 Siswa C 67 √
4 Siswa D 43 √
5 Siswa E 57 √
6 Siswa F 60 √
7 Siswa G 83 √
8 Siswa H 87 √
9 Siswa I 67 √
10 Siswa J 67 √
11 Siswa K 60 √
12 Siswa L 73 √
13 Siswa M 60 √
14 Siswa N 67 √
15 Siswa O 67 √
16 Siswa P 77 √
17 Siswa Q 57 √
Jumlah 1102 9 8
Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada
siklusI,
yaitu :
= 52.94%
= 64.82
[image:66.612.69.560.99.656.2]2) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 12. Penilaian Aktivitas Siswa Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo
Siklus I
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor
1 Siswa A √ √ √ √ √ 10
2 Siswa B √ √ √ √ √ 10
3 Siswa C √ √ √ √ √ 10
4 Siswa D √ √ √ √ √ 10
5 Siswa E √ √ √ √ √ 15
6 Siswa F √ √ √ √ √ 14
7 Siswa G √ √ √ √ √ 15
8 Siswa H √ √ √ √ √ 16
9 Siswa I √ √ √ √ √ 12
10 Siswa J √ √ √ √ √ 15
11 Siswa K √ √ √ √ √ 14
12 Siswa L √ √ √ √ √ 11
13Siswa M √ √ √ √ √ 15
14 Siswa N √ √ √ √ √ 13
15 Siswa O √ √ √ √ √ 12
16 Siswa P √ √ √ √