• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode montessori.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode montessori."

Copied!
319
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Christina Nunik Puspitasari NIM: 131134003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Christina Nunik Puspitasari NIM: 131134003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang sudah memberikan

kesehatan, kemudahan, kelancaran dan terang Roh Kudus selama

mengerjakan skripsi ini.

Bapakku Fransiskus Xaverius Parman dan Ibuku Paskalia Prihantini

yang selalu menyemangati, mendoakan dan memberikan yang terbaik

untukku sampai saat ini.

Kedua adikku, Filipus Dwi Prasetya Nugraha dan Maria Tri

Cahyaningtyas yang selalu memberikan semangat dan doa terbaik untuk

kakaknya.

Julius Bianto Sadewo, yang selalu menyemangatiku sampai saat ini.

(6)

v

MOTTO

Talk less, do more

Jangan takut, percaya saja! – Markus 5:36b

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu – 1 Petrus 5:7

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Februari 2017

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama : Christina Nunik Puspitasari

Nomor Mahasiswa : 131134003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR

HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 10 Februari 2017

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

Christina Nunik Puspitasari Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA karena materi IPA bersifat abstrak. Penggunaan media pembelajaran dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut tetapi ketersediaan media pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas III SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dimodifikasi dalam lima tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Validasi produk menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor sebesar 3,86. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada saat

posttest lebih tinggi daripada nilai pretest. Selisih rerata nilai pretest dan posttest

sebesar 31. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi daur hidup hewan.

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL ON LIFE CYCLE OF ANIMAL MATERIAL

BASED ON MONTESSORI METHOD

Christina Nunik Puspitasari Sanata Dharma University

2017

Background of this research was the students having difficulties in understanding the materials because the materials of IPA was abstract. The use of learning media was needed to overcome these problem but the availability of the science learning media in school was still limited. The purpose of this research was to described the procedures and the quality of elementary school science learning media on life cycle of animal material based on Montessori method.

Kind of research used was research and development. The subject of this research were 10 grade III students of Kanisius Jetisdepok elementary school 2016/2017. The object of this research was a science learning media based on Montessori method. Research instrument used were observation mannual, interview mannual, questionnaires, and question of test. Data analysis technique used were quantitative and qualitative data analysis.

The research results indicated that the procedures of the development of science learning media of elementary school on life cycle of animal material based on Montessori method was modified into 5 phases that were issues and potential, planned, the development of an early form of the product, product validation, and limited field trials. The validation of the product indicated that the quality was very good with an average score 3,86. The limited field trials indicated that the value which students got when posttest was higher than pretest. Difference between the average score of pretest and posttest amounted to 31. Therefore, it can be concluded that the learning media of animal life cycle has a very good quality and could helping students in learning the material of animal life cycle.

Keywords: research and development, learning media, IPA, life cycle of the

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

rahmat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah

membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan

kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria karena telah memberikan kesehatan,

kemudahan, kelancaran, dan terang Roh Kudus dalam proses

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth

Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing skripsi yang

mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan

penyusunan skripsi.

6. Florentina Rusmini, S.Pd. Kepala SD Kanisius Jetisdepok yang telah

memberikan ijin dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian.

7. Christina Kusumastuti, S.Pd.SD Kepala SD Kanisius Minggir yang

telah memberikan ijin untuk mengujicobakan instrumen penelitian.

8. Widiastuti, S.Pd wali kelas III, segenap guru dan karyawan SD

Kanisius Jetisdepok yang telah membantu selama proses penelitian.

9. A.Y. Sumiyem wali kelas III dan segenap guru SD Kanisius Minggir

yang telah membantu selama proses pengujian instrumen.

10.Siswa-siswi kelas III SD Kanisius Jetisdepok yang telah membantu

dalam uji coba terbatas.

11.Siswa-siswi kelas III SD Kanisius Minggir yang telah membantu

(12)

xi 12.Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang membantu

selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

13.Bapakku Fransiskus Xaverius Parman dan ibuku Paskalia Prihantini

yang selalu menyemangati, mendoakan, dan memberikan yang terbaik

untukku.

14.Kedua adikku, Filipus Dwi Prasetya Nugraha dan Maria Tri

Cahyaningtyas yang selalu menyemangati dam mendoakanku.

15.Keluarga besarku, bukwo, alm.pakwo, budhe, pakdhe, om, tante,

sepupuku yang senantiasa memberikan dukungan dan doa terbaik

untukku.

16.Julius Bianto Sadewo, yang selalu menyemangatiku sejak awal kuliah

hingga saat ini.

17.Saktyo Dwi Wicaksono, yang sudah membantu dalam pembuatan

desain.

18.Teman-teman PPL SD Kanisius Jetisdepok, Fransisca Any Tri Astuti,

Y. Johan Astuti, Septri Anggreani Timaria, Rosaliana W.S Dewi yang

membantu peneliti selama proses penelitian berlangsung.

19.Sahabat-sahabatku di kelas A, Y. Johan Astuti, Fransisca Vitha Dwi

Aryani, Chatarina Titin Mugilestari, Bernadeta Dwi Astuti, Natalia

Runi Astuti yang menyemangati, mendukung, dan memberikan

penghiburan selama proses penyusunan skripsi.

20.Teman-temanku, Adiktia Kurniawati, Adelia Surya Putri, Paulus Yuli

Suseno, Rahmawati Suharno yang membantu selama proses

penyusunan skripsi.

21.Teman-teman payung Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD

Berbasis Metode Montessori yang mau membantu dan bekerja sama

selama penyusunan skripsi.

22.Pak Muhibat’s crew, yang membantu peneliti dalam menyelesaikan

pembuatan media pembelajaran.

(13)

xii 24.Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat

peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti menemukan banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini.

Walaupun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menyerah dan putus

ada, melainkan menjadi semakin termotivasi dan semangat untuk terus

menyelesaikan skripsi tepat waktu.

Tidak ada gading yang retak, begitu pula dengan penulisan skripsi ini.

Oleh sebab itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam

sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Peneliti

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

1.5.Definisi Operasional ... 7

1.6.Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Pustaka ... 11

2.1.1. Perkembangan Anak ... 11

(15)

xiv

2.1.1.2. Tahap Pra-Operasional ... 12

2.1.1.3. Tahap Operasional Konkret ... 12

2.1.1.4. Tahap Operasional Formal ... 13

2.1.2. Media Pembelajaran ... 14

2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 14

2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran ... 14

2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15

2.1.3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 17

2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 17

2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 19

2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam ... 20

2.1.4.1. Hakikat IPA ... 20

2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar ... 21

2.1.4.3. Materi Daur Hidup Hewan ... 22

2.2.Penelitian yang Relevan ... 28

2.2.1. Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 28

2.3.Kerangka Berpikir ... 31

2.4.Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.4.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk ... 43

(16)

xv

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ... 49

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas III ... 50

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas III ... 50

3.6.3 Kuesioner ... 51

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 51

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 52

3.6.4 Soal Tes ... 55

3.7Triangulasi ... 58

3.8Teknik Analisis Data ... 60

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 60

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 66

4.1.1. Potensi dan Masalah ... 66

4.1.1.1. Identifikasi Masalah ... 67

1) Observasi ... 67

2) Wawancara ... 69

4.1.1.2. Analisis Kebutuhan ... 77

1) Analisis Karakteristik Siswa ... 77

2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori ... 78

3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan ... 78

4) Data Analisis Kebutuhan ... 81

(17)

xvi

4.1.2.1. Desain Media Pembelajaran ... 93

4.1.2.2. Desain Album Media Pembelajaran ... 102

4.1.2.3. Instrumen Tes dan Validasi Produk ... 102

4.1.2.3.1. Tes ... 102

4.1.2.3.2. Kuesioner Validasi Produk ... 108

4.1.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk ... 110

4.1.3.1. Pengumpulan Bahan ... 111

4.1.3.2. Pembuatan Media Pembelajaran ... 111

4.1.3.3. Pembuatan Album Media Pembelajaran ... 116

4.1.4. Validasi Produk ... 117

4.1.4.1. Validasi Produk Media Pembelajaran ... 117

4.1.4.2. Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 118

4.1.5. Uji Coba Lapangan Terbatas ... 119

4.1.5.1. Data dan Analisis Tes ... 120

4.1.5.2. Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran ... 122

4.2.Pembahasan ... 123

4.2.1. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran DaurHidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 123

4.2.2. Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 128

BAB V PENUTUP 5.5Kesimpulan ... 131

5.6Keterbatasan Penelitian ... 132

5.7Saran ... 133

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas III ... 48

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 49

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas III ... 50

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas III ... 50

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 52

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Kuesioner Tanggapan Mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 53

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 54

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Tes ... 56

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 56

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 63

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 63

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli ... 68

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 68

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 70

Tabel 4.4 Revisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah berdasarkan Komentar oleh Ahli ... 71

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 71

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 72

Tabel 4.7 Revisi Pedoman Wawancara Guru Berdasarkan Komentar oleh Ahli ... 73

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru ... 73

Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 74

Tabel 4.10 Revisi Pedoman Wawancara Siswa Berdasarkan Komentar Oleh Ahli ... 75

Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 75

Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 79

(19)

xviii Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

oleh Ahli ... 80

Tabel 4.15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 81

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 82

Tabel 4.17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 84

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 86

Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 88

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 103

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk oleh Ahli ... 103

Tabel 4.22 Revisi Instrumen Tes Berdasarkan Komentar oleh Ahli ... 104

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows ... 106

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows ... 106

Tabel 4.25 Kisi-Kisi Instrumen Pretest dan Posttest ... 107

Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 107

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ... 108

Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 109

Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 110

Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 117

Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ... 118

Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Media Pembelajaran oleh Ahli ... 119

(20)

xix Tabel 4.34 Revisi Media Pembelajaran Setelah Uji Coba Lapangan

Terbatas ... 122

Tabel 4.35 Tanggapan Mengenai Produk Media Pembelajaran

oleh Siswa ... 123

Tabel 4.36 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan

Berbasis Metode Montessori ... 128

(21)

xx

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan

skala Likert ... 63

Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase hasil kuesioner ... 64

(22)

xxi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan ... 30 Bagan 3.1 Tahap-tahap penelitian menurut Sugiyono ... 36

Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 39

Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 40

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 59

Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 59

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 76

(23)

xxii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing

siswa ... 121

(24)

xxiii

Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan

Katak 3 Dimensi ... 10

Gambar 4.1 Desain Kotak Daur Hidup Katak Tampak Atas ... 94

Gambar 4.2 Desain Kotak Daur Hidup Katak Tampak Depan ... 94

Gambar 4.3 Desain Kotak Daur Hidup Katak Tampak Samping ... 94

Gambar 4.4 Desain Papan Puzzle Daur Hidup Katak Tampak Atas ... 96

Gambar 4.5 Desain Papan Puzzle Daur Hidup Katak Tampak Depan ... 96

Gambar 4.6 Desain Puzzle Gambar ... 96

Gambar 4.7 Desain Puzzle Huruf ... 97

Gambar 4.8 Desain Tutup Papan Puzzle Daur Hidup Katak ... 97

Gambar 4.9 Desain Papan Daur Hidup Katak Tampak Atas ... 98

Gambar 4.10 Desain Papan Daur Hidup Katak Tampak Depan ... 98

Gambar 4.11 Desain Kartu Gambar ... 99

Gambar 4.12 Desain Kartu Kata ... 99

Gambar 4.13 Desain Kartu Jawaban Tampak Depan dan Belakang ... 99

Gambar 4.14 Desain Kotak Penyimpanan Kartu Tampak Atas dan

Tutup Penyimpanan Kartu ... 100

Gambar 4.15 Desain Kotak Penyimpanan Kartu Tampak Depan ... 100

(25)

xxiv Gambar 4.17 Desain Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

Tampak Depan ... 101

Gambar 4.18 Tutup Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi ... 102

Gambar 4.19 Gambar Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ... 112

Gambar 4.20 Papan Puzzle Daur Hidup Katak ... 113

Gambar 4.21 Papan Daur Hidup Katak ... 114

Gambar 4.22 Kotak Daur Hidup Katak ... 115

Gambar 4.23 Kartu Gambar ... 115

Gambar 4.24 Kartu Kata ... 115

Gambar 4.25 Kartu Jawaban ... 115

Gambar 4.26 Kotak Penyimpanan Kartu ... 116

(26)

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi ... 138

Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA ... 142

Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala

sekolah oleh ahli ... 143

Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ... 151

Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ... 155

Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru ... 163

Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ... 169

Lampiran 1.8 Transkip wawancara dengan siswa ... 178

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru ... 182

Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 194

Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis

kebutuhan guru ... 209

Lampiran 2.4 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis

kebutuhan siswa ... 215

Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru ... 220

Lampiran 2.6 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 224

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli ... 228

Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ... 230

Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa

dalam uji empiris ... 232

Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas dan

reliabilitas instrumen tes ... 233

Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ... 234

(27)

xxvi

Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 238

Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai

media pembelajaran oleh siswa ... 242

Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan

mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 248

Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 251

Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media

pembelajaran oleh ahli ... 257

Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media

pembelajaran oleh siswa ... 261

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ... 262

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 263

(28)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi

operasional.

1.1.Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disingkat menjadi IPA adalah ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa,

2011:3). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (BSNP,

2006:167). IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto,

2013:165).

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup.

Ruang lingkup tersebut meliputi: (1) makhluk hidup dan proses kehidupan; (2)

benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya; (3) energi dan perubahannya; dan (4)

bumi dan alam semesta (BSNP, 2006:168). Pertumbuhan dan perkembangan pada

hewan khususnya tentang daur hidup hewan merupakan salah satu materi

pembelajaran IPA di kelas III semester I. Di dalam materi tersebut membahas

mengenai daur hidup beberapa hewan, baik yang mengalami metamorfosis atau

(29)

2 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15

Agustus 2016 menunjukan bahwa guru cenderung menggunakan metode ceramah

dan tanya jawab dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru menggunakan

buku LKS sebagai pedoman dalam menjelaskan materi. Guru mencatatkan

poin-poin penting mengenai materi yang dijelaskan di papan tulis dengan

menggunakan kapur. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari

guru. Disaat guru bertanya kepada siswa, hanya ada satu atau dua siswa yang

langsung menjawab secara spontan pertanyaan dari guru sedangkan siswa lainnya

memilih untuk diam. Setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan latihan

soal pada masing-masing siswa secara lisan. Ada beberapa siswa yang tidak bisa

menjawab pertanyaan dari guru. Apabila ada siswa yang tidak bisa menjawab,

guru memperbolehkan siswa lainnya untuk membantu menjawab. Beberapa siswa

kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru karena siswa lupa

tentang materi yang baru saja dijelaskan.

Siswa juga mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pertumbuhan

dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan karena

banyak hapalan dan tidak dapat dilihat secara langsung sehingga materi tersebut

susah untuk dipahami (wawancara siswa, 19 Agustus 2016). Guru berpendapat

sama dengan siswa dimana guru juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan

materi tersebut karena materinya yang bersifat abstrak (wawancara guru, 15

Agustus 2016). Materi IPA yang bersifat abstrak membuat siswa kesulitan

memahami konsep suatu materi pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan suatu

solusi yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi

(30)

3 Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan solusi untuk membantu

siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA. Di samping itu, guru dan siswa

juga membutuhkan media dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran cocok

diterapkan bagi siswa kelas III SD karena siswa kelas III berada pada tahap

operasional konkret dimana penggunaan benda-benda nyata pada media

pembelajaran sangat diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah

dilakukan peneliti dengan kepala sekolah pada tanggal 18 Agustus 2016 dapat

diketahui bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di

sekolah masih terbatas. Guru juga sependapat dengan pemikiran dari kepala

sekolah, dibuktikan saat guru jarang menggunakan media pembelajaran di kelas

karena keterbatasan waktu untuk mempersiapkannya (wawancara guru, 15

Agustus 2016). Padahal siswa merasa tertarik, senang, dan lebih paham apabila

menggunakan media dalam pembelajaran IPA (wawancara siswa, 19 Agustus

2016).

Media pembelajaran yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang

dihadapi adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Media

pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang

memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri

tambahan yaitu kontekstual. Ada beberapa keunggulan media pembelajaran

berbasis metode Montessori, diantaranya sebagai berikut: (1) Material yang

digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah

pendidikan indra; (2) Memperlihatkan benda-benda yang dapat menarik perhatian

anak; (3) Bahan pembelajaran dari Montessori melatih anak untuk belajar

(31)

4 Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu

siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Noi

(2015) mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian berbasis metode

Montessori untuk kelas III. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan

alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dari rerata 58,21 menjadi rerata 97,82. Penelitian lain dilakukan oleh

Wulandari (2016). Wulandari (2016) mengembangkan alat peraga membaca dan

menulis permulaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca

dan menulis permulaan berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yang terlihat dari nilai membaca dan menulis yang diperoleh siswa

pada posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata nilai

membaca sebesar 26,2 dan selisih nilai menulis sebesar 10.

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa, kebutuhan

serta penggunaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA materi

daur hidup hewan pada siswa kelas III SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran

2016/2017. Media pembelajaran yang dikembangkan mempertimbangkan ciri-ciri

media pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu menarik, bergradasi,

auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Penelitian

ini dibatasi pada prototipe atau bentuk dasar produk media pembelajaran IPA

yang sudah divalidasi oleh beberapa ahli dan digunakan pada saat uji coba

(32)

5

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1.Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan

berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

1.2.2.Bagaimana kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode

Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1.Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup

hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas

III.

1.3.2.Mengetahui kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode

Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1.Bagi Mahasiswa

Mahasiswa memiliki pengalaman dalam melakukan pengembangan media

pembelajaran berbasis metode Montessori materi daur hidup hewan pada

siswa. Media pembelajaran yang dikembangkan membantu mahasiswa

untuk menciptakan media pembelajaran inovatif yang dapat membantu

proses belajar mengajar di kelas.

1.4.2.Bagi Guru

Guru semakin paham mengenai pentingnya penggunaan media

(33)

6 mengembangkan media pembelajaran secara mandiri untuk membantu

kesulitan belajar yang dialami siswa.

1.4.3.Bagi Siswa

Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran daur hidup hewan

ketika menggunakan media pembelajaran. Siswa juga mendapatkan

pengalaman baru saat menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan

berbasis metode Montessori.

1.4.4.Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan pengetahuan baru mengenai media pembelajaran

berbasis metode Montessori. Sekolah juga dapat mengembangkan media

pembelajaran secara mandiri supaya dapat mengoptimalkan kegiatan belajar

mengajar.

1.4.5.Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian kolaboratif dengan metode

Research and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, siswa

di SD mitra. Melalui proses penelitian dan pengembangan ini prodi PGSD

memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori yang semakin

beragam.

1.4.6.Bagi peneliti lain

Peneliti lain dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis metode

(34)

7

1.5.Definisi Operasional

1.5.1.Perkembangan anak adalah proses perubahan yang dialami oleh anak yang

berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.

1.5.2.Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk

membantu proses penyampaian materi pembelajaran ke siswa sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

1.5.3.Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media

pembelajaran yang memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction,

auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual.

1.5.4.Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari peristiwa yang

terjadi di alam melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang

mendalam tentang alam sekitar.

1.5.5.Daur hidup hewan adalah seluruh tahap pertumbuhan dan perkembangan

yang dialami oleh hewan selama masa hidupnya.

1.6.Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran daur hidup hewan

beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi

untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari materi daur hidup hewan,

khususnya tentang daur hidup katak. Media pembelajaran daur hidup hewan

terdiri dari kotak daur hidup katak, papan puzzle daur hidup katak, papan daur

hidup katak, kartu, kotak penyimpanan kartu dan kotak penyimpanan katak 3

(35)

8

1.6.1.Kotak Daur Hidup Katak

Kotak daur hidup katak berbentuk balok dengan ukuran 46,5 cm x 32,5 cm

x 5,5 cm. Kotak daur hidup katak juga dilengkapi dengan tutup yang berukuran

44,5 cm x 30,5 cm dan memiliki ketebalan 1 cm. Berikut adalah gambar mengenai

kotak daur hidup katak.

Gambar 1.1 Kotak Daur Hidup Katak

1.6.2.Papan Puzzle Daur Hidup Katak

Papan puzzle daur hidup katak diberi bingkai dengan ukuran 1 cm pada

masing-masing sisinya. Papan puzzle daur hidup katak berbentuk balok dengan

ukuran 44,5 cm x 30,5 cm x 2,5 cm. Selain itu, papan puzzle daur hidup katak

juga dilengkapi dengan tutup yang berukuran 44,5 cm x 30,5 cm dan memiliki

ketebalan 1 cm. Berikut adalah gambar mengenai papan puzzle daur hidup katak.

Gambar 1.2 Papan Puzzle Daur Hidup Katak

32,5 cm

46,5 cm

30,5 cm

(36)

9

1.6.3.Papan Daur Hidup Katak

Papan daur hidup katak diberi bingkai dengan ukuran 1 cm pada

masing-masing sisinya. Papan daur hidup katak berbentuk balok tanpa tutup dengan

ukuran 39,5 cm x 30,5 cm x 3 cm. dan papan daur hidup katak. Berikut adalah

gambar mengenai papan daur hidup katak.

Gambar 1.3 Papan Daur Hidup Katak

1.6.4.Kartu

Kartu terdiri dari kartu gambar, kartu kata, dan kartu jawaban yang

berbentuk persegi panjang. Kartu gambar dan kartu jawaban berukuran 8 cm x 5

cm sedangkan kartu kata berukuran 8 cm x 2,5 cm. Berikut adalah gambar

mengenai kartu gambar, kartu kata, dan kartu jawaban.

Gambar 1.4 (a) Kartu Gambar, (b) Kartu Jawaban

(37)

10 Gambar 1.5 Kartu Kata

1.6.5.Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

Kotak penyimpanan kartu berbentuk balok dengan ukuran 27 cm x 3,5 cm

x 7 cm. Kotak penyimpanan katak 3 dimensi berbentuk balok dengan ukuran 19

cm x 12 cm x 5,5 cm. Berikut adalah gambar mengenai kotak penyimpanan kartu

dan kotak penyimpanan katak 3 dimensi.

Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

3,5 cm

27 cm 19 cm

12 cm

telur

8 cm

(38)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1.Kajian Pustaka

Pada subbab ini akan membahas mengenai beberapa teori pendukung

penelitian. Peneliti membahas beberapa hal di antaranya adalah perkembangan

anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1.Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan

kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa

bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa

(Yusuf&Sugandhi, 2013:1). Perkembangan yang dialami oleh seorang anak

ditentukan secara genetik dan dipengaruhi faktor lingkungan (Meggitt, 2013:1).

Tahap yang terjadi dalam perkembangan ini dicapai oleh anak pada waktu yang

tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap, dan tidak bervariasi (Suparno, 2011:25).

Piaget mengatakan bahwa anak-anak mengalami perkembangan kognitif

melalui sebuah rangkaian tetap. Piaget membagi perkembangan kognitif anak

menjadi 4 tahap (Suparno, 2011:24). Keempat tahap perkembangan kognitif

(39)

12 tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (lebih dari

11 tahun).

2.1.1.1Tahap Sensorimotor

Tahap sensorimotor dialami oleh anak saat lahir sampai berusia 2 tahun.

Pada tahap ini, intelegensi anak didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap

lingkungannya dan anak belum dapat berbicara dengan bahasa simbol untuk

mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya (Suparno,

2011:26). Tahap ini sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi

dan intelegensi anak pada tahap berikutnya (Suparno, 2011:27).

2.1.1.2Tahap Pra-Operasional

Tahap pra-operasional dialami oleh anak saat berusia 2 sampai 7 tahun.

Pada tahap ini, anak mulai menggunakan bahasa simbolis yang berupa gambaran

dan bahasa ucapan (Suparno, 2011:49). Penggunaan bahasa simbolis ini memacu

perkembangan pemikiran anak karena anak sudah dapat menggambarkan sesuatu

dengan bentuk yang lain (Suparno, 2011:67-68).

2.1.1.3Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret dialami oleh anak saat berusia 7 sampai 11

tahun. Tahap ini dicirikan dengan pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika

tertentu dengan sifat reversibilitas dan kekekalan (Suparno, 2011:86). Melalui

sistem pemikiran logis itu, anak dapat menerapkannya saat memecahkan

persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2011:69). Pada tahap ini anak masih

(40)

13

2.1.1.4Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal dialami saat umur 11 tahun sampai dewasa.

Pada tahap operasional formal, remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan

pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi dan hipotesis serta dapat

mengambil kesimpulan dari apa yang diamati (Suparno, 2011:88). Pada tahap ini,

cara berpikir yang abstrak mulai dapat dipahami. Ia dapat berpikir fleksibel dan

efektif serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks.

Montessori membagi tahap perkembangan anak menjadi tiga periode,

yaitu usia 0-6 tahun (absorbent mind), usia 6-12 tahun dan 12-18 tahun (Gutek,

2013:79). Di periode pertama, anak mulai menyerap informasi, membangun

konsep tentang kenyataan, mulai menggunakan bahasa, dan memasuki dunia yang

lebih besar dalam kelompok budayanya melalui eksplorasi lingkungan. Di periode

kedua, keterampilan dan kemampuan yang sudah muncul di periode pertama

menjadi lebih berkembang. Di periode ketiga, adanya perubahan fisik diimbangi

dengan kematangan secara penuh.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan

anak adalah proses perubahan yang dialami oleh anak yang berlangsung secara

sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Siswa kelas III (usia 8-9 tahun)

berada pada tahap operasional konkret karena pemikiran anak yang sudah

berdasarkan logika tertentu dengan sifat reversibilitas dan kekekalan (Suparno,

2011:86). Pada tahap ini anak masih kesulitan untuk memecahkan persoalan yang

abstrak sehingga anak-anak membutuhkan penggunaan benda-benda nyata. Oleh

(41)

14 anak SD sangat diperlukan karena sudah sesuai dengan karakteristik anak pada

tahap perkembangannya.

2.1.2.Media Pembelajaran

Pada subbab ini akan membahas mengenai pengertian media

pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran.

Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu kegiatan proses

belajar mengajar dan bertujuan supaya siswa dapat memahami makna dari

pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik

(Kustandi&Sutjipto, 2011:8). Media pembelajaran adalah alat yang memiliki

fungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Sanaky,

2013:3). Menurut Martin dan Briggs (Kosasih, 2014:50), media pembelajaran

adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si

pembelajar. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk

membantu proses penyampaian materi pembelajaran ke siswa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana&Rivai (1992:2) dalam

proses belajar peserta didik adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran akan lebih

menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

(42)

15 peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran; (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik

tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada

setiap jam pelajaran; (4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan

belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga melakukan

aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan,

dll.

2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian

berdasarkan beberapa hal (Sanjaya, 2014:118-121), diantaranya:

1) Berdasarkan sifatnya, media pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu: (1)

Media auditif (media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya

memiliki unsur suara, contohnya radio, tape recorder, kaset, piringan hitam

dan rekaman suara); (2) Media visual (media yang hanya dapat dilihat saja,

tidak dapat didengar, contohnya film slide, foto, transparansi, lukisan,

gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis); (3)

Media audio visual (media yang mengandung unsur suara dan dapat dilihat,

contohnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara).

2) Berdasarkan kemampuan jangkauannya, media pembelajaran dibagi menjadi

dua yaitu: (1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,

contohnya radio dan televisi; (2) Media yang mempunyai daya liput yang

(43)

16 3) Berdasarkan cara atau teknik pemakaiannya, media pembelajaran dibagi

menjadi dua yaitu: (1) Media yang diproyeksikan, contohnya film slide, film

stripe, transparansi, komputer; (2) Media yang tidak diproyeksikan,

contohnya gambar, foto, lukisan, radio.

4) Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, media pembelajaran dibagi

menjadi tujuh yaitu: (1) Media grafis (media yang menyampaikan fakta, ide,

gagasan lewat kata-kata, kalimat, angka, simbol. Contohnya grafik, diagram,

bagan, sketsa, poster, papan flanel, bulletin board), bahan cetak (media visual

yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset.

Contohnya buku tes, modul, bahan pengajaran terporgram), gambar diam

(media visual yang berupa gambar dari hasil proses fotografi. Contohnya

foto); (2) Media proyeksi diam (media visual yang diproyeksikan atau media

yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak

ataupun memiliki sedikit unsur gerakan. Contohnya OHP/OHT, opaque

projector); (3) Media audio (media yang penyampaian pesannya hanya

melalui cara didengarkan. Contohnya radio, kaset tape recorder); (4) Media

audio visual diam (media yang penyampaian pesannya diterima oleh

pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah

gambar diam. Contohnya media sound slide, film stripe bersuara); (5) Film

(serangakaian gambar diam yang ditayangkan secara cepat dan diproyeksikan

sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Contohnya film bisu, film

bersuara); (6) Media televisi (media yang menyampaikan pesan audiovisual

(44)

17 sistem penyampaian dengan menggunakan suatu unit atau paket. Contohnya

modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual).

2.1.3.Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Pada subbab ini akan membahas mengenai syarat media pembelajaran

berbasis metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode

Montessori. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat ciri

(Montessori, 2002:171-175), yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,

auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ciri-ciri tersebut dijabarkan

sebagai berikut.

Ciri media pembelajaran Montessori yang pertama adalah menarik. Hal ini

memiliki tujuan bahwa media pembelajaran yang digunakan dirancang untuk

menarik minat siswa dalam belajar supaya anak memiliki keinginan untuk

memegang dan merasakan media tersebut. Media pembelajaran Montessori

memiliki keindahan warna dan bentuk. Montessori membuat desain alatnya

semenarik mungkin dengan ukuran yang tepat supaya siswa dapat menggunakan

alat ini secara mudah dengan dihiasi warna yang mencolok supaya bisa membuat

siswa merasa tertarik (Montessori, 2002:174).

Ciri media pembelajaran Montessori yang kedua adalah bergradasi. Media

pembelajaran Montessori memiliki gradasi dalam hal rangsangan warna, bentuk,

maupun usia anak. Media pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam

(45)

18 gradasi dalam hal penggunaaan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak

maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama

(Montessori, 2002:174).

Ciri media pembelajaran Montessori yang ketiga adalah auto-correction.

Maksud dari auto-correction adalah media pembelajaran tersebut memiliki

pengendali kesalahan yang bertujuan supaya siswa dapat mengetahui secara

mandiri benar atau salah kegiatan yang dilakukannya tanpa membutuhkan orang

lain untuk menilai dirinya (Montessori, 2002:171).

Ciri media pembelajaran Montessori yang keempat adalah auto-education.

Maksud dari auto-education ini yaitu media pembelajaran Montessori dibuat

supaya dapat menumbuhkan sikap kemandirian siswa tanpa ada bantuan dari

pihak orang dewasa. Lingkungan pembelajaran dibuat sedemikian rupa supaya

tidak ada orang dewasa yang menilai aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini

dilakukan karena di masing-masing media sudah mempunyai pengendali

kesalahan (Montessori, 2002:172-173).

Selain keempat ciri di atas, ciri media pembelajaran Montessori yang dapat

ditambahkan yaitu kontekstual. Belajar hendaknya juga disesuaikan dengan

konteks (Lillard, 2005:32). Secara umum, kontekstual mengandung arti: yang

berkenan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks; yang

membawa maksud, makna, dan kepentingan (Hosnan, 2014:267). Definisi

mendasar tentang pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru

menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

(46)

19 keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses

mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam

kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Hosnan, 2014:267). Pembelajaran

yang kontekstual mampu memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa.

Selain itu, ciri kontekstual dalam penelitian ini memiliki maksud untuk

menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan media

pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media pembelajaran berbasis

metode Montessori, yaitu : menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction,

dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Media pembelajaran yang dibuat juga

menggunakan bahan yang sering ditemukan oleh siswa dalam kehidupan

sehari-hari, seperti kayu. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode

Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi pertumbuhan dan

perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan.

2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri yang

membedakan dengan media lainnya, diantaranya menarik, bergradasi,

auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ada

beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori,

diantaranya sebagai berikut: (1) Material yang digunakan dalam pembelajaran

Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra; (2) Memperlihatkan

benda-benda yang dapat menarik perhatian anak; (3) Bahan pembelajaran dari

Montessori melatih anak untuk belajar mandiri; (4) Memiliki gradasi rangsangan

(47)

20

2.1.4.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pada subbab ini akan membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA

di sekolah dasar dan materi daur hidup hewan. Berikut adalah pembahasan dari

subbab tersebut.

2.1.4.1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disingkat menjadi IPA adalah ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa,

2011:3). Menurut Darmojo (Samatowa, 2011:2), IPA adalah pengetahuan yang

rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Nash

(Samatowa, 2011:3), IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam

melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang

alam sekitar.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berupaya membangkitkan minat manusia

agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya

yang penuh dengan rahasia yang tak ada habisnya (Samatowa, 2011:1). Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya mempelajari tentang penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006:167). Pendidikan IPA

lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah (BSNP, 2006:167). Pendidikan IPA diarahkan supaya siswa dapat

(48)

21 untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP,

2006:167).

2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar

Mata pelajaran IPA di SD memiliki tujuan supaya siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut: (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa; (2) Mengembangkan pemahaman konsep-konsep IPA

yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran bahwa ada hubungan saling memengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) Mengembangkan

keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan

membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan

kesadaran untuk menghargai alam ciptaan Tuhan; dan (7) Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP (BSNP, 2006:167).

Samatowa (2011:6) mengatakan bahwa ada empat alasan IPA perlu

diajarkan di Sekolah Dasar yaitu: (a) IPA sangat bermanfaat bagi suatu bangsa.

Seorang dokter atau insinyur tidak mungkin menjadi dokter atau insinyur yang

baik tanpa dasar yang cukup luas tentang gejala alam; (b) IPA melatih siswa untuk

berpikir kritis, apabila IPA diajarkan dengan metode yang tepat misalnya

‘’menemukan sendiri’’ saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa

akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut; (c) Apabila IPA

diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi

(49)

22 secara keseluruhan. Mata pelajaran IPA perlu diajarkan di sekolah dasar karena

dapat melatih siswa untuk berpikir kritis serta objektif. Pendidikan IPA di SD

akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari

jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah (Samatowa,

2011:2). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (BSNP,

2006:167).

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup.

Ruang lingkup tersebut meliputi: (1) makhluk hidup dan proses kehidupan; (2)

benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya; (3) energi dan perubahannya; dan (4)

bumi dan alam semesta (BSNP, 2011:168). Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil ruang lingkup pertama yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan,

khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dengan

Kompetensi Dasar “Mendekripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan,

kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga)” untuk kelas III yang diajarkan pada

semester 1.

2.1.4.3. Materi Daur Hidup Hewan

Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Makhluk hidup mengalami pertumbuhan diawali dengan lahir/menetas, kemudian

tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya akan mati (Zuneldi,

dkk, 2011:51). Pertumbuhan yang dialami oleh hewan dapat dilihat dengan

(50)

23 mengalami perubahan pada ukuran tubuhnya dan ada juga yang mengalami

keduanya. Seluruh tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh

hewan selama masa hidupnya disebut daur hidup (Haryanto, 2002:44).

Masing-masing hewan memiliki daur hidup yang berbeda-beda. Hewan

yang tidak mengalami perubahan bentuk termasuk dalam kelompok daur hidup

hewan yang tidak mengalami metamorfosis, sedangkan hewan yang mengalami

perubahan bentuk termasuk dalam kelompok daur hidup hewan yang mengalami

metamorfosis. Hewan dikatakan mengalami metamorfosis apabila hewan tersebut

mengalami perubahan bentuk yang berbeda yang dialami sejak lahir/menetas

sampai menjadi hewan dewasa (Haryanto, 2002:44). Berikut adalah

penjelasannya.

1) Daur hidup hewan yang tidak mengalami metamorfosis

Ada beberapa hewan yang mengalami daur hidup tanpa mengalami

metamorfosis, antara lain ayam, kucing, kambing (Amin&Priyono, 2009:32).

Sejak hewan tersebut dilahirkan hingga dewasa, hewan tersebut hanya mengalami

perubahan ukuran tubuh saja.

a) Daur Hidup Ayam

Ayam berkembang biak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu dierami

kurang lebih selama 21 hari supaya dapat menetas menjadi anak ayam.

Anak ayam ini memiliki bulu-bulu halus. Semakin lama, anak ayam

tumbuh menjadi besar. Bulu-bulu halus yang dimiliki sejak lahir berubah

menjadi bulu-bulu seperti induknya. Ayam betina berubah menjadi seperti

induk betina sedangkan ayam jantan berubah menjadi seperti ayam jago

(51)

24 kembali. Lewat telur inilah, daur hidup ayam dimulai kembali (Haryanto,

2002:45).

(sumber: http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)

Gambar 2.1 Daur Hidup Ayam b) Daur Hidup Kucing

Kucing berkembang biak dengan cara beranak (melahirkan). Sebelum

anaknya lahir, kucing betina mengandung anaknya selama tiga bulan.

Anak kucing yang baru saja lahir belum bisa makan sendiri sehingga anak

kucing tersebut hanya menyusu pada induknya. Sejak lahir hingga dewasa

tubuh kucing tidak berubah bentuk. Perubahan yang dialami oleh kucing

dari masa anak-anak hingga menjadi dewasa hanya terletak pada ukuran

tubuhnya yang berubah menjadi lebih besar (Sumantoro&Hermana,

2009:63).

(sumber: http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)

(52)

25 2) Daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis

Ada beberapa hewan yang mengalami daur hidup dengan metamorfosis,

antara lain kupu-kupu, nyamuk, katak, belalang, kecoa, jangkrik. Berdasarkan

perubahan bentuk tubuh hewan, metamorfosis dibagi menjadi dua yaitu

metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis

sempurna adalah pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dimana setiap fase

pada daur hidup mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Metamorfosis

tidak sempurna adalah pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dimana

setiap fase pada daur hidup mengalami perubahan ukuran tubuh dan perubahan

bentuk yang tidak mencolok (Wismono&Riyanto, 2004:44). Contoh hewan yang

mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, nyamuk, katak. Contoh

hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, jangkrik.

a) Daur Hidup Kupu-Kupu

Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya

berada pada permukaan daun. Telur menetas menjadi ulat. Ulat

mempertahankan hidupnya dengan makan dedaunan. Selama berhari-hari

ulat makan tetapi makin lama ulat hanya makan daun makin sedikit.

Gerakan ulat semakin lambat, ulat berhenti makan dan tampak tidak

bergerak. Walaupun ulat tidak makan dan tidak bergerak, ulat itu tidak

mati. Ulat segera membuat sarang dari air liurnya. Air liurnya mengeras

membentuk bahan semacam benang sutera. Benang-benang itu melekat

pada daun atau batang. Benang-benang sutera itu menutup seluruh tubuh

ulat. Keadaan ulat yang terbungkus dalam sarang benang itu disebut

(53)

26 menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu hidup dengan memakan nektar (madu)

yang ada di bunga. Kupu-kupu dewasa berkembang biak dengan bertelur.

Lewat telur inilah, daur hidup kupu-kupu dimulai lagi (Haryanto,

2002:47-48).

(sumber: http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)

Gambar 2.3 Daur Hidup Kupu-Kupu

b) Daur Hidup Kecoa

Daur hidup kecoa (lipas) dimulai dari telur. Telur kecoa menetas menajdi

kecoa muda. Bentuk kecoa muda mirip dengan kecoa dewasa tetapi kecoa

muda tidak bersayap. Kecoa muda tumbuh dan berubah menjadi kecoa

dewasa tidak melalui tahap pupa (kepompong). Oleh sebab itu, perubahan

atau metamorfosis pada kecoa merupakan metamorfosis tidak sempurna.

Kecoa dewasa memiliki sayap sehingga dapat terbang. Kecoa dewasa

bertelur di air kotor. Lewat telur inilah, daur hidup kecoa dimulai lagi

(54)

27 (sumber:

http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1) Gambar 2.4 Daur Hidup Kecoa

c) Daur Hidup Katak

Katak adalah satu-satunya hewan bukan serangga yang mengalami

metamorfosis. Kupu-kupu, nyamuk, lalat, dan kecoa termasuk golongan serangga.

Katak termasuk dalam hewan amfibi karena katak hidup di air dan di darat.

Sepanjang hidupnya katak hidup di dua alam. Katak tidak dapat bertahan hidup

jika tinggal di air saja atau di darat saja. Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur

katak berada di air dan berbentuk bulat. Telur katak menetas menjadi kecebong

(berudu). Bentuk kecebong seperti ikan teri. Kecebong hidup dan tumbuh di

dalam air. Kecebong bernapas menggunakan insang.

Pada kecebong tumbuh sepasang kaki belakang dan sepasang kaki depan.

Kecebong berubah menjadi katak berekor. Semakin lama, ekor katak semakin

mengerut. Katak berekor tumbuh dan berubah menjadi katak muda. Lama

kelamaan ekor katak menghilang. Katak muda berubah menjadi katak dewasa

(55)

28 Katak dewasa hidup di air dan di darat. Katak dewasa bertelur di dalam air. Lewat

telur inilah, daur hidup katak dimulai. (Haryanto, 2002:51)

(sumber: http://shelaagris.blogspot.in/2011/06/bahan-ajar-ipa-kelas-iv.html?m=1)

Gambar 2.5 Daur Hidup Katak

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada subbab ini terdiri dari penelitian mengenai pengembangan media

pembelajaran berbasis metode Montessori pada pembelajaran IPS, Bahasa, dan

Matematika yang akan dibahas sebagai berikut.

2.2.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Hardiyanti (2016) melakukan penelitian tentang Pengembangan Alat

Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia Berbasis

Metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD N Karangwuni

1 tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian untuk mengembangkan alat peraga

keragaman budaya Indonesia dengan konsep alat peraga Montessori yang sudah

ada kemudian mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia dikembangkan

dengan konsep alat peraga Montessori (flags of the world) dan memiliki

(56)

29 penyimpanan bendera dan kartu budaya. Kualitas alat peraga ditunjukkan dengan

perolehan nilai posttest lebih tinggi daripada pretest yang memiliki selisih nilai

sebesar 37,2. Oleh sebab itu, alat peraga keragaman budaya Indonesia telah

dikembangkan dari alat peraga Montessori yang sudah ada, memiliki kualitas

sangat baik dan membantu siswa dalam mempelajari keragaman budaya di

Indonesia.

Wulandari (2016) melakukan penelitian tentang Pengembangan Alat

Peraga Membaca dan Menulis Permulaan Berbasis Metode Montessori. Penelitian

dilakukan pada siswa kelas I SD N Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Tujuan

penelitian untuk mengembangkan alat peraga membaca dan menulis berbasis

metode Montessori dan mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan

berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat

dari nilai membaca dan menulis yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi

daripada nilai pretest dengan selisih rerata nilai membaca sebesar 26,2 dan selisih

nilai menulis sebesar 10.

Noi (2015) melakukan penelitian tentang Pengembangan Alat Peraga

Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas III SD Bopkri Gondolayu tahun ajaran

2014/2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan alat peraga berbasis

metode Montessori dengan ciri-ciri dan kualitas yang layak digunakan. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil

Gambar

Gambar 1.2 Papan Puzzle Daur Hidup Katak
Gambar 1.3 Papan Daur Hidup Katak
Gambar 1.5 Kartu Kata
Gambar 2.2 Daur Hidup Kucing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bagian- bagian tubuh katak berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan, memiliki kualitas sangat

Beberapa hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kemp & Dayton (Dalam Arsyad, 2010: 25-27) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran menimbulkan dampak positif

Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis

6 1.3.1 Mendiskripsikan media pembelajaran pertumbuhan biji menjadi tanaman berbasis Montessori untuk siswa kelas II dengan konsep alat peraga Montessori yang sudah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas

Mengingat penggunaan media pembelajaran atau benda-benda konkret dapat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar, untuk itu penelitian ini menggunakan media pembelajaran IPA

Namun setelah memahami media flashcard yang dikembangkan sehingga membuat seluruh guru setuju bahwa media flashcard ini penting dibuatkan media flashcard IPA pada materi tata surya