• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi organ pencernaan manusia berbasis metode montessori.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi organ pencernaan manusia berbasis metode montessori."

Copied!
297
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransisca Any Tri Astuti NIM: 131134095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransisca Any Tri Astuti NIM: 131134095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing, menuntun, menolong, dan memberi kemudahan dalam setiap langkah hidupku ini.

2. Orang tuaku, Fransiskus Hironimus Sudimin dan Yustina Ngatilah yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan baik material, moral, maupun spiritual.

3. Kakak-kakakku, Aloysius Suryo Pujianto, Maria Arum Wahyu Dewi, Alexander Tri Amboro, Sani Nuryani yang selalu memberikan semangat untukku dalam melalui setiap proses ini.

4. Teman istimewaku, Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo yang selalu memberikan kesabaran, dukungan, semangat, dan penghibur di kala sedih.

5. Para sahabat dan teman terkasih atas segala tawa canda, kebahagiaan, kesedihan, dan kebersamaan dalam setiap langkah kehidupan ini.

6. Teman-teman payung R&D Montessori IPA dan PGSD yang selalu memberikan semangat dan hiburan.

7. Para dosen di PGSD Sanata Dharma.

8. Almamater Universitas Sanata Dharma.

(6)

v

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat,

ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”

(Mat 7:7-11)

“Bersukacitalah dalam pengharapan,

sabarlah dalam kesesakan

dan bertekunlah dalam doa”

(Roma 12:12)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Februari 2017

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransisca Any Tri Astuti

Nomor Mahasiswa : 131134095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI

ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS METODE

MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Februari 2017

Yang menyatakan,

(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI

Fransisca Any Tri Astuti Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi organ pencernaan manusia tetapi ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori; (2) mengetahui kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas V SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V SD dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V adalah sangat baik dengan perolehan rerata skor validasi produk sebesar 3,92. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan nilai posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata skor sebesar 29,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran organ pencernaan manusia memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi organ pencernaan manusia.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, IPA, organ

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL ON HUMAN DIGESTIVE ORGAN MATERIAL BASED ON

MONTESSORI METHOD

Fransisca Any Tri Astuti Sanata Dharma University

2017

The background of the research were the lack of students’ understanding toward human digestive organ material meanwhile the availability and usage of the learning media are still limited. This research aims to (1) describe the procedure of the learning media development on human digestive organ based on Montessori method; (2) find out the quality of the learning media on human digestive organ material based on Montessori method.

The type of this research is the research and development (R&D). The subjects of the research are the ten students from the fifth grade of SD Kanisius Jetisdepok on 2016/2017. The objects of this research are the science learning media based on Montessori method. The instruments used are the observation guide, the interview guide, the questionnaire, and the questions set. The technique of data analysis uses the quantitative and qualitative techniques.

The result of the research showed that (1) the procedure of the research and development for the learning media on human digestive organ based on Montessori method for the fifth graders were modified into five steps; namely the potential and problem, the planning, the development of the product’s initial shape, the product validation, and the limited field test-drive; (2) the quality of the learning media for human digestive organ material was excellent seen from the average score of the product validation which is 3,92. The score gained by students on the limited field test-drive showed that the posttest score was higher than the pretest score seen from the score average difference which is 29,5. Therefore, it can be concluded that the learning media for human digestive organ has an excellent quality and can help students understanding the materials on human digestive organ.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode

Montessori” dengan lancar dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD

Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat

kesehatan dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi

ini.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana

Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi

dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

6. Florentina Rusmini, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Jetisdepok yang telah

memberkan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

7. Christina Kusumastuti, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Minggir yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian.

8. Valentina Vitri Endaryati. S.Pd.SD. selaku guru kelas V dan segenap guru

serta karyawan SD Kanisius Jetisdepok yang telah membantu selama proses

penelitian.

9. M.G. Parinem selaku guru kelas V yang telah membantu untuk melakukan

validasi instrumen dan telah memberikan ijin untuk melakukan uji

keterbacaan instrumen kepada siswanya serta segenap guru SD Kanisius

(12)

xi 10. Siswa-siswi SD Kanisius Jetisdepok yang telah membantu dalam uji coba

lapangan terbatas.

11. Siswa-siswi SD Kanisius Minggir yang telah membantu dalam uji empiris

dan uji keterbacaan instrumen.

12. Kedua orang tuaku, Bapak Fransiskus Hironimus Sudimin dan Ibu Yustina

Ngatilah yang senantiasa mendoakanku, memberikan semangat, dan

dukungan baik secara material maupun spiritual.

13. Kakak-kakakku, Aloysius Suryo Pujianto, Maria Arum Wahyu Dewi,

Alexander Tri Amboro, Sani Nuryani yang selalu memberikan semangat.

14. Teman istimewaku, Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo yang menjadi

penyemangatku.

15. Teman-teman penelitian payung R&D Montessori IPA, Nunik, Agnes, Dita,

Lia, Sigit, Agus, Julius atas kerja sama dari awal sampai akhir dalam

penyusunan skripsi ini.

16. Para sahabat dan teman terkasih yang telah memberikan semangat,

dukungan, dan doa bagi kelancaran penyusunan skripsi ini.

17. Teman-teman PGSD angkatan 2013 kelas A dan B yang telah memberikan

bantuan dan dukungan bagi peneliti.

18. Teman-teman PPL SD Kanisius Jetisdepok yang telah memberikan

semangat, dukungan dan bantuan selama proses penelitian.

19. Bapak Muhibat dan crew yang membantu dalam pembuatan media

pembelajaran.

20. Mandiri Copy Center yang membantu dalam pelayanan fotokopi.

21. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidak dapat

peneliti sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Perkembangan Anak ... 13

(14)

xiii

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 16

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 17

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ... 18

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 20

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori... 20

2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 24

2.1.4.1 Hakikat IPA ... 24

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 27

2.1.4.3 Materi Organ Pencernaan Manusia ... 28

2.2 Penelitian yang Relevan ... 33

2.2.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 33

2.3 Kerangka Berpikir ... 35

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Setting Penelitian ... 39

3.2.1 Subjek Penelitian ... 39

3.2.2 Objek Penelitian ... 40

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 40

3.2.4 Waktu Penelitian ... 40

3.3 Rancangan Penelitian ... 41

3.4 Prosedur Penelitian... 45

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 47

3.4.2 Perencanaan... 48

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 50

3.4.4 Validasi Produk ... 50

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 51

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5.1 Observasi ... 52

3.5.2 Wawancara ... 52

(15)

xiv

3.5.4 Tes ... 54

3.6 Instrumen Penelitian... 55

3.6.1 Pedoman Observasi ... 55

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 56

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ... 57

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas V ... 57

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V ... 58

3.6.3 Kuesioner ... 59

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 59

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 60

3.6.4 Soal Tes ... 62

3.7 Triangulasi... 65

3.8 Teknik Analisis Data ... 67

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 68

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 74

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 74

4.1.1.1 Identifikasi Masalah ... 75

1) Observasi ... 75

2) Wawancara... 78

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan ... 86

1) Analisis Karakteristik Siswa ... 86

2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori ... 87

3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan ... 87

4) Data Analisis Kebutuhan ... 90

4.1.2 Perencanaan... 106

4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran ... 106

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran... 110

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk ... 110

1) Tes ... 110

(16)

xv

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 119

4.1.3.1 Pengumpulan Bahan... 120

4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran ... 121

4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran ... 124

4.1.4 Validasi Produk ... 125

4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran ... 125

4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 126

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 128

4.1.5.1 Data dan Analisis Tes... 129

4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran ... 131

4.2 Pembahasan ... 132

4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori... 132

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori ... 137

4.2.2.1 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori ... 137

4.2.2.2 Hasil Pretest dan Posttest dalam Uji Coba Lapangan Terbatas ... 138

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 140

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 141

5.3 Saran ... 142

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas V ... 56

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 57

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 58

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa ... 58

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 59

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 60

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 61

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes ... 63

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 64

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 71

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 71

Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 76

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 76

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 78

Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 79

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 79

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 80

Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru... 81

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru ... 81

Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 82

Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 83

Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 83

Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 88

Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru... 89

(18)

xvii Tabel 4.15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan

untuk Siswa ... 90

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 91

Tabel 4.17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 93

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 96

Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 98

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi ... 111

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk ... 111

Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...112

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS...114

Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ...115

Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest ...115

Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...116

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ...117

Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ...118

Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ...119

Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli...125

Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ...126

Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Media Pembelajaran oleh Ahli ...126.

Tabel 4.33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran ...127

Tabel 4.34 Revisi Album Media Pembelajaran...127.

Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ...129

Tabel 4.36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa...132.

Tabel 4.37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia ..137

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya ... 10

Gambar 1.2 Desain Kartu Gambar, Nama, Kartu Fungsi Organ Pencernaan, dan Kartu Control of Error ... 11

Gambar 1.3 Desain Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya ... 12

Gambar 2.1 Organ Pencernaan pada Manusia ... 29

Gambar 2.2 Mulut ... 29

Gambar 2.3 Kerongkongan ... 30

Gambar 2.4 Lambung ... 31

Gambar 2.5 Usus Halus ... 32

Gambar 2.6 Usus Besar ... 32

Gambar 4.1 Papan Organ Pencernaan Manusia ... 121

Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Kartu ... 122

Gambar 4.3 Tutup Kotak Penyimpanan Kartu ... 123

Gambar 4.4 Kartu Gambar, Nama, dan Fungsi Organ Pencernaan ... 123

(20)

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan ... 35

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono... 43

Bagan 3.2 Langkah penelitian dan pengembangan yang telah dimodifikasi menjadi lima tahap ... 45

Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 46

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 66

Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 67

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 84

(21)

xx

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa ..130

(22)

xxi

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ...70

Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban pada Kuesioner ...72

(23)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ...146

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ...150

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

oleh Ahli ...151

Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ...157.

Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ....161

Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ...165

Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli...170

Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...176

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...180

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....188

Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru ...200

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa ...204

Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...208

Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ..214

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ...217

Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...219

Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam

Uji Empiris ...223

Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Instrumen Tes ...224

Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...225

Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ...229

(24)

xxiii

Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...231

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Siswa ...235

Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai

Media Pembelajaran oleh Siswa ...241

Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ..243

Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media

Pembelajaran oleh Ahli ...249

Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran

oleh Siswa ...253

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ...254

Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ...255

Lampiran 6 Dokumentasi ...256 Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia ...257 Lampiran 8 Gambar Produk Media Pembelajaran Organ Pencernaan

(25)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam

bahasa Inggris yaitu natural science. Natural artinya berhubungan dengan alam

atau bersangkut paut dengan alam sedangkan science artinya ilmu pengetahuan.

Jadi, IPA dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3). Senada dengan

pengertian di atas, Trianto (2012: 136) memaparkan bahwa IPA mempelajari alam

semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di

luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati

dengan indera. Kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa IPA merupakan ilmu

yang berkaitan dengan alam. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok

dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar

(Susanto, 2013: 165).

Ruang lingkup IPA yang diajarkan pada jenjang SD meliputi aspek-aspek

berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat

dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya

(26)

2 bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit

lainnya (BSNP, 2006: 162). Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus

dikuasai adalah mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan

fungsinya (Kemendikbud, 2013: 103). Salah satu materi yang diajarkan kepada

siswa berdasarkan KD tersebut adalah organ pencernaan manusia dan fungsinya.

Materi dalam pembelajaran IPA khususnya mengenai organ pencernaan

manusia merupakan materi yang abstrak karena organ-organ dan proses

pencernaan terjadi di dalam tubuh sehingga tidak dapat dilihat secara langsung

dan prosesnya sulit dibayangkan oleh siswa. Hal ini menyebabkan materi tersebut

sulit dipahami. Media pembelajaran dibutuhkan untuk memudahkan siswa dalam

memahami materi yang abstrak. Pada kenyataannya, guru jarang menggunakan

media pada saat proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi

pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 Agustus 2016 di SD

Kanisius Jetisdepok. Berdasarkan hasil observasi, guru tidak menggunakan media

pada saat proses pembelajaran dan hanya menggunakan buku cetak sebagai

satu-satunya sumber belajar. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dari

awal sampai akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru

lebih banyak duduk di kursi dan meminta satu persatu siswa untuk membaca

materi pada buku cetak secara bergantian. Selanjutnya, guru menjelaskan dan

mendiktekan materi sementara siswa mencatatnya di buku tulis. Siswa menjadi

cenderung bersifat pasif, terlihat kurang bersemangat, mengantuk dan bosan

selama mengikuti pembelajaran. Selain itu, ketika guru bertanya kepada siswa

mengenai pembelajaran yang telah disampaikan, sebagian besar siswa hanya diam

(27)

3 dengan guru dan lima orang siswa kelas V. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2016, guru mengatakan jika jarang

menggunakan media dalam pembelajaran IPA. Demikian juga berdasarkan hasil

wawancara dengan lima orang siswa kelas V yang dilakukan pada tanggal 18

Agustus 2016, sebagian besar siswa mengatakan bahwa pembelajaran IPA yang

dilakukan selama ini biasa-biasa saja dan dirasa kurang menarik karena guru

jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA.

Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan juga

masih rendah. Rendahnya pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil ulangan

harian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, sebanyak 13 dari 19

siswa (68,42%) mendapatkan nilai ulangan harian di bawah KKM yaitu 75 untuk

materi organ pencernaan manusia. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara

yang dilakukan kepada lima orang siswa kelas V di SD Kanisius Jetisdepok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan lima orang siswa kelas V, sebagian besar

siswa mengatakan bahwa materi pelajaran IPA sulit karena banyak hafalannya

khususnya pada materi yang berhubungan dengan organ dalam tubuh yaitu organ

pencernaan manusia. Kebanyakan siswa merasa masih bingung dengan materi

organ pencernaan manusia karena bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami.

Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan guru yang mengatakan

bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA yaitu pada materi

organ pencernaan manusia karena materinya sulit dan siswa juga tidak dapat

melihatnya secara langsung. Oleh karena itu, dibutuhkan media pembelajaran

yang dapat membantu siswa agar mudah dalam memahami materi dan membuat

(28)

4 Penggunaan media pembelajaran yang konkret dapat membantu siswa

dalam memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Hal ini sesuai

dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang menyatakan bahwa anak usia

Sekolah Dasar (SD) berada pada tahapan operasional konkret yaitu usia 7-11

tahun (Susanto, 2013: 78). Siswa SD sudah dapat berpikir logis mengenai segala

sesuatu. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam

memecahkan permasalahan-permasalahan yang konkret. Meskipun demikian, cara

berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang kelihatan

nyata/konkret bukan yang bersifat abstrak (Suparno, 2011: 69-70). Oleh karena

itu, penggunaan media yang konkret sangat diperlukan dalam pembelajaran

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari.

Media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan

Montessori. Pendidikan Montessori diciptakan oleh dokter Maria Montessori

(1870-1952). Montessori menekankan akan pentingnya penggunaan benda-benda

konkret yang dapat membantu siswa selama proses belajar. Media pembelajaran

yang berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2)

bergradasi, 3) auto-correction, dan 4) auto-education (Montessori, 2002:

170-174). Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan agar

media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar

siswa. Gutek (2013: 240) mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan media

pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1) bahan pembelajaran

Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran sendiri, 2) material yang

digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah

(29)

5 spontan dari anak, dan 4) mengandung gradasi rangsangan-rangsangan yang

rasional. Selain itu, Gutek (2013: 236) juga menambahkan bahwa pembelajaran

Montessori dapat mengontrol kesalahan yang akan membuat anak berproses dan

fokus untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan

berbagai cara.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu

siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh

Widyaningrum (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi

penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori untuk kelas II. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan dapat

mengatasi kesulitan belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan dengan

perbedaan rerata nilai siswa yang diperoleh pada saat pretest dan posttest sebesar

53,74. Penelitian lain dilakukan oleh Hardiyanti (2016). Hardiyanti (2016)

mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia

berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terjadi selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 37,2. Selain itu, Wulandari

(2016) juga mengembangkan alat peraga membaca dan menulis permulaan

berbasis metode Montessori untuk kelas I. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa terjadi perbedaan rerata nilai pretest dan posttest membaca dan menulis

yaitu sebesar 26,2 dan 10.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian

dan pengembangan (Research and Development) mengenai media pembelajaran

IPA materi organ pencernaan manusia pada siswa kelas V SD Kanisius Jetisdepok

(30)

6 media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi,

auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan

menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA

yang telah diuji secara ilmiah oleh beberapa ahli dan melalui uji coba lapangan

terbatas.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran organ

pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan

untuk siswa kelas V?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia

berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran organ

pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan

untuk siswa kelas V.

1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia

berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam mengembangkan media

(31)

7 metode Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat

memberikan wawasan dan pemikiran baru bagi mahasiswa akan

pentingnya pengembangan media pembelajaran SD yang inovatif sehingga

dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan.

1.4.2 Untuk Guru

Guru memiliki pemahaman akan pentingnya penggunaan media dalam

proses pembelajaran. Guru juga dapat memperoleh pengalaman tentang

cara mengembangkan media pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis

metode Montessori sehingga nantinya guru dapat mengembangkan sendiri

berbagai media pembelajaran inovatif lainnya yang dapat membantu siswa

dalam memahami materi yang diberikan.

1.4.3 Untuk Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang aktif, kreatif, dan

menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori. Selain itu, media pembelajaran yang dikembangkan

dapat memudahkan siswa dalam memahami materi IPA khususnya materi

organ pencernaan manusia.

1.4.4 Untuk Sekolah

Sekolah memperoleh wawasan baru tentang pengembangan media

pembelajaran IPA SD yang berbasis metode Montessori sehingga sekolah

memiliki pertimbangan untuk melakukan pengembangan media

(32)

8 1.4.5 Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan

menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen,

mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra. Melalui media pembelajaran

yang dikembangkan, prodi PGSD juga memiliki berbagai media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang telah teruji

kelayakannya.

1.4.6 Untuk penelitian lain

Penelitian dan pengembangan mengenai media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian yang

selanjutnya.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Perkembangan anak adalah proses perubahan dalam diri anak baik fisik

maupun psikis yang ditentukan secara genetik maupun oleh faktor

lingkungan dan berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan.

1.5.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru

untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses

belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa

untuk belajar agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif.

1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media

pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction,

(33)

9 1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam,

perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah

serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan

manusia.

1.5.5 Organ pencernaan manusia adalah bagian-bagian dalam tubuh manusia

yang bertugas untuk mencerna makanan menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil.

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran organ pencernaan

manusia beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini

berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari organ-organ

pencernaan pada manusia beserta fungsinya masing-masing. Media pembelajaran

organ pencernaan manusia terdiri dari enam komponen. Komponen tersebut

terdiri dari papan organ pencernaan manusia serta penutupnya, kartu gambar

organ pencernaan, kartu nama organ pencernaan, kartu fungsi organ pencernaan,

kartu control of error, dan tempat penyimpanan kartu serta penutupnya. Berikut

ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen.

1.6.1 Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya

Papan organ pencernaan manusia terbuat dari kayu berbentuk balok dengan

ukuran 70 cm x 50 cm x 3,5 cm. Alas papan memiliki ketebalan 0,5 cm sedangkan

sisinya memiliki ketebalan 1 cm. Pada bagian dalam balok, terdapat organ-organ

(34)

10 organ pencernaan juga dilengkapi dengan tutup yang berukuran 71,5 cm x 52 cm

x 4 cm dan sisi-sisinya memiliki ketebalan 1 cm. Berikut ini merupakan desain

papan organ pencernaan manusia dan penutupnya.

Gambar 1.1 Desain Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya

1.6.2 Kartu Gambar, Nama, Fungsi Organ Pencernaan, dan Kartu Control

of Error

Kartu gambar, nama, fungsi organ pencernaan, dan kartu control of error

dibuat dengan menggunakan jenis kertas Ivory 260 yang memiliki ketebalan 1,5

mm tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda. Kartu gambar, kartu fungsi organ

pencernaan, dan kartu control of error dibuat dengan ukuran 8,5 cm x 6,5 cm

sedangkan kartu nama organ pencernaan dibuat dengan ukuran 8,5 cm x 4 cm.

Berikut adalah desain kartu gambar, nama, fungsi organ pencernaan, dan kartu

control of error.

50 cm

70 cm 71,5 cm

(35)

11

Gambar 1.2 Desain Kartu Gambar (a), Nama (b), Fungsi Organ Pencernaan (c), dan Kartu Control of Error (d)

1.6.3 Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya

Kartu gambar organ pencernaan, kartu nama organ pencernaan, kartu fungsi

organ pencernaan, dan kartu control of error disimpan pada kotak penyimpanan.

Kotak penyimpanan terbuat dari kayu dan berbentuk balok dengan ukuran 37,5

cm x 6 cm x 7,5 cm. Sisi samping kotak memiliki ketebalan kayu 0,5 cm. Pada

bagian dalam terdapat 4 kolom yang dipisahkan oleh sekat dengan ketebalan 0,5

(36)

12 Sementara itu, tutup kotak penyimpanan terbuat dari kayu dan berbentuk persegi

panjang dengan ukuran 37,5 cm x 6 cm. Tutup ini memiliki ketebalan 1 cm.

Berikut ini adalah desain dari kotak penyimpanan kartu dan penutupnya.

Gambar 1.3 Desain Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya 37,5 cm

7,5 cm cm

6 cm

37,5 cm

(37)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.

Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media

pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA).

2.1.1 Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri

individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju

tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1-2). Perkembangan

mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai

perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2012: 1). Berdasarkan paparan

kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses

perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang ditentukan secara

genetik maupun oleh faktor lingkungan dan berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan. Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) mengatakan

(38)

14 berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutan

tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun terbentuknya tahap

tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang (Suparno, 2011: 25).

Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak

menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi

konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2011: 24). Keempat tahap tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak

terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,

membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa

dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda

yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2011: 26). Tahap perkembangan awal

sensorimotor sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan

intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya (Suparno, 2011: 27).

2. Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)

Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol

atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir

simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya

penggunaan simbol tersebut, seorang anak dapat mengungkapkan dan

membicarakan suatu hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain

itu, tahap ini juga dicirikan dengan pemikiran intuitif yang tidak logis (Suparno,

(39)

15 3. Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun)

Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran

yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas

dan kekekalan. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam

memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga

sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun

demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang

kelihatan nyata/konkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk

memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (Suparno, 2011: 69-70).

4. Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas)

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan

kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis

dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan dapat

mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahulu (Piaget dalam Suparno,

2011: 88).

Piaget (dalam Suparno, 2011: 69) menyatakan bahwa siswa usia 7 sampai

11 tahun atau kelas V SD masuk pada tahap operasional konkret yang dicirikan

dengan sistem pemikiran logis dengan bersifat reversibel dan kekekalan.

Pemikirannya lebih decentering daripada tahap sebelumnya, yaitu dapat

menganalisis masalah dari berbagai segi. Sementara itu, Piaget (dalam Susanto,

2013: 170) mengatakan bahwa siswa usia sekolah dasar berkisar antara 6 atau 7

tahun sampai 11 atau 12 tahun dan masuk pada fase operasional konkret. Pada

fase ini siswa menunjukkan keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali

(40)

16

2.1.2 Media Pembelajaran

Subbab ini membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi media

pembelajaran. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium” yang artinya merupakan perantara atau pengantar untuk menyampaikan

pesan (Karwati, 2014: 223). Pengertian media pembelajaran dikemukakan oleh

banyak ahli. Gagne (dalam Sadiman dkk, 2008: 6) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Arsyad (2014: 10) menyatakan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga

dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Senada dengan

pendapat Arsyad, Karwati (2014: 224) berpendapat bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru

ke peserta didik (ataupun sebaliknya) sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif. Berdasarkan paparan pendapat beberapa ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa

dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat

(41)

17

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) mengemukakan manfaat

penggunaan media dalam pembelajaran. Beberapa manfaat media pembelajaran

dalam proses belajar siswa yaitu: 1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian

siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) bahan pembelajaran akan

lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan

memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, 3) metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh

guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan 4) siswa

lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan

penjelasan guru tetapi dapat melakukan aktivitas seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Sementara itu, Encyclopedia of

Educational Research (dalam Arsyad, 2014: 28-29) juga merincikan manfaat

media pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) meletakkan dasar-dasar yang

konkret untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, 2) memperbesar

perhatian siswa, 3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan

belajar, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri pada siswa, 5) menumbuhkan pemikiran yang teratur, 6)

membantu perkembangan kemampuan berbahasa, dan 7) memberikan

pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi

(42)

18

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Terdapat banyak sekali media pembelajaran, untuk memudahkannya

dibuatlah klasifikasi yang menyederhanakan pengelompokan media pembelajaran.

Karwati (2014, 235-242) mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut:

1. Media visual

Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui

indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan

media yang tidak dapat diproyeksikan. Contoh media visual diproyeksikan yaitu

Overhead Projection (OHP) sementara contoh media visual tidak diproyeksikan

yaitu gambar, grafik, bagan, poster, dan peta datar.

2. Media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif

(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan peserta didik. Contoh media audio adalah program kaset suara dan

program radio.

3. Media audio-visual

Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau

biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audiovisual ini

diantaranya program televisi/video pendidikan, program slide suara, dan

sebagainya.

4. Media cetak

Jenis-jenis media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar, majalah, dan

(43)

19 5. Media model

Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari

beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, kecil, jarang ditemukan

dan sulit dipelajari wujud aslinya.

6. Media realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang

berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Realita ini

merupakan benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang

yang tidak berbahaya, dan sebagainya.

7. Belajar benda sebenarnya melalui specimen

Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan

sebagai contoh. Contoh specimen benda yang masih hidup adalah akuarium,

kebun binatang, dan insectarium. Contoh specimen yang sudah mati adalah

herbarium dan awetan dalam botol. Contoh specimen yang tak hidup adalah

berbagai benda yang berasal dari batuan dan mineral.

8. Komputer

Komputer merupakan produk yang dihasilkan pada perkembangan jaman

modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran

berbasis komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI

(Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta

didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan pelatihan dan mengetes

kemajuan belajar peserta didik. CAI berbentuk permainan dan animasi dalam

(44)

20 pengajar menjalankan fungsi administratif, seperti rekapitulasi data prestasi

peserta didik, kuitansi, dan lain-lain.

9. Multimedia

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan

media baik yang bersifat visual, audio, dan audio-visual bisa dilakukan secara

bersama-sama atau serempak melalui satu alat yang disebut multimedia.

10. Internet

Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet dikenal dengan istilah

e-learning. E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya materi pembelajaran ke peserta didik dengan

memanfaatkan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya.

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Subbab ini membahas mengenai syarat dan keunggulan media pembelajaran

berbasis metode Montessori. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat ciri yaitu

menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu

kontekstual. Ciri-ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Menarik

Media pembelajaran dibuat menarik dengan memperhatikan warna dan

bentuknya sehingga anak tertarik untuk menyentuh, meraba, memegang, dan

(45)

21 dicat warna yang cerah dan terang sehingga dapat menarik perhatian anak untuk

belajar (Lillard, 2005: 21).

2. Bergradasi

Media pembelajaran Montessori memiliki gradasi bentuk, warna, dan usia

anak. Gradasi tersebut tampak pada penggunaannya yang melibatkan beberapa

indera. Selain itu, juga dapat digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak.

Gradasi bentuk dapat dilihat dari permainan pink tower yang terdiri dari 10 kubus.

Kubus paling besar memiliki ukuran sisi 10 centimeter, sedangkan kubus yang

paling kecil memiliki ukuran sisi 1 centimeter. Kubus yang paling besar

diletakkan paling bawah kemudian kubus yang paling kecil diletakkan paling atas

(Montessori, 2002: 174).

3. Auto-correction

Media pembelajaran yang dibuat memiliki pengendali kesalahan. Hal

tersebut bertujuan agar anak mengetahui sendiri kesalahan yang dilakukannya

dalam menggunakan media pembelajaran tanpa meminta bantuan dari orang lain.

Ciri auto-correction dapat dilihat dari penggunaan inkastri silinder. Pengendali

kesalahan pada alat tersebut adalah ukuran lubang dan inkastri yang berbeda-beda.

Anak akan mengetahui kesalahannya ketika memasangkan inkastri pada lubang

yang tidak tepat, kemudian anak akan mencoba mengulanginya kembali sampai

dapat memasukkan inkastri pada lubang yang tepat (Montessori, 2002: 170-171).

4. Auto-education

Anak akan menggunakan media pembelajaran melalui usahanya sendiri. Hal

ini berarti bahwa media pembelajaran yang digunakan dapat melatih anak untuk

(46)

22 fokus pada apa yang dikerjakannya tanpa menghiraukan gangguan dari sekitarnya.

Peran guru dalam kelas Montessori adalah mengamati dan mengarahkan aktivitas

psikis anak dan perkembangan fisiologisnya. Oleh karena itu, istilah guru dalam

Montessori diubah menjadi direktris (Montessori, 2002: 172-173).

5. Kontekstual

Kontekstual merupakan ciri tambahan dalam pembuatan media

pembelajaran berbasis metode Montessori. Liliard (2005: 32) mengemukakan

bahwa dalam prinsip pendidikan Montessori, belajar hendaknya disesuaikan

dengan konteks. Kontekstual yang dimaksud adalah pembelajarannya disesuaikan

dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitar anak. Material yang dibuat pun

juga dengan menggunakan bahan-bahan di lingkungan sekitar yang sudah dikenal

dan mudah ditemui oleh anak.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran

dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode

Montessori. Media pembelajaran dikembangkan dengan memberikan warna yang

menarik dan bergradasi yaitu gradasi dari warna merah tua sampai merah muda.

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar lebih bersifat kontekstual yaitu

dengan menggunakan warna yang menyerupai warna asli dari organ pencernaan

sehingga tidak menimbulkan pemahaman konsep warna yang salah pada anak.

Gradasi tersebut juga dapat dilihat dari bentuk media pembelajaran yang

mempunyai tekstur dan berbentuk tiga dimensi. Selain itu, media pembelajaran

tersebut juga memiliki auto-education yang membuat siswa dapat belajar secara

mandiri dan auto-correction sehingga siswa dapat mengetahui kesalahannya

(47)

23 berupa kartu gambar organ pencernaan, kartu nama organ pencernaan, dan kartu

fungsi organ pencernaan. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan cara

memasangkan kartu-kartu tersebut sesuai dengan pasangannya. Selain itu, kartu

control of error yang memuat penjelasan singkat mengenai masing-masing organ

pencernaan juga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Selanjutnya,

ciri auto-correction dapat ditunjukkan dengan adanya kartu control of error yang

berisi mengenai gambar, nama, fungsi, dan penjelasan singkat mengenai

masing-masing organ pencernaan pada manusia. Kartu control of error digunakan untuk

memeriksa kebenaran antara kartu gambar, nama, dan fungsi organ pencernaan

yang dipasangkan. Pembuatan media pembelajaran tersebut juga menambahkan

ciri kontekstual yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan

sekitar, misalnya kayu dan kertas.

2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori merupakan media

pembelajaran yang berbeda dengan media lainnya karena mempunyai kelima ciri

khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction dan

kontekstual. Gutek (2013: 240) mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan

media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1) bahan pembelajaran

dari Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran sendiri sehingga dapat

melatih anak untuk belajar secara mandiri, 2) material yang digunakan dalam

pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra, 3)

menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian spontan dari anak, dan 4)

mengandung gradasi rangsangan-rangsangan yang rasional. Gutek (2013: 236)

(48)

24 setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk

memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.

Berdasarkan paparan di atas, pendidikan indra merupakan suatu hal yang

penting dalam pembelajaran Montessori. Hal ini juga dikemukakan oleh Arsyad

(2014: 11) yang mengatakan bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil

dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat indranya

karena semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah

informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat

dipertahankan dalam ingatan.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah

dasar, dan materi organ pencernaan manusia.

2.1.4.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam

bahasa Inggris yaitu “natural science”. Natural artinya berhubungan atau

bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi,

IPA atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3).

Banyak definisi tentang IPA akan tetapi dalam mendefinisikannya tidaklah mudah

karena pengertian IPA sering kurang dapat digambarkan secara lengkap. H.W

Fowler (dalam Trianto, 2012: 136) mengemukakan bahwa IPA adalah

pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan

(49)

25 (2011: 3) berpendapat bahwa IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun secara sistematis dan didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

yang dilakukan manusia. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wahyana (dalam

Trianto, 2012: 136) yang mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya terbatas

pada gejala-gejala alam, perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya

kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan

pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang berhubungan dengan

gejala-gejala alam, perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap

ilmiah serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan

manusia.

Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat

langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian

hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan

konsep. Selain itu, dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan

proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud

sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa

konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2012: 141).

IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan

lakukan dan sudah membentuk konsep yang sudah dikaji sebagai kegiatan empiris

dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip,

(50)

26 IPA sebagai proses, adalah untuk menggali dan memahami pengetahuan

tentang alam. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan

proses IPA. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh

para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan

menyimpulkan (Susanto, 2013: 168-169).

IPA sebagai sikap, sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran

IPA. Menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2013: 169) ada sembilan aspek yang

dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA yaitu: sikap ingin tahu,

ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak

berprasangka, mawas diri, bertanggungjawab, berpikir bebas dan kedisplinan diri.

Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam

pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi dan kegiatan

proyek di lapangan.

Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat diketahui bahwa

pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip dan proses

yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Oleh karena

itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana

dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Pembelajaran IPA harus

memberikan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan

sederhana (Susanto, 2013: 170-171). Hal serupa juga dikemukakan oleh Trianto

(2010: 143) bahwa pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan

menekankan keterlibatan siswa secara langsung dalam proses belajar yang aktif.

Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak hanya sekedar membaca

(51)

27 harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih

keterampilan-keterampilan proses IPA.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013:

165). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena

belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan

fisika (Susanto, 2013: 171). Menurut Marjono (dalam Susanto, 2013: 167), hal

yang harus diutamakan untuk anak jenjang sekolah dasar adalah bagaimana

mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu

masalah. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan IPA, maka siswa sekolah

dasar harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam sehingga dapat mengetahui

gejala-gejala yang terjadi di alam (Susanto, 2013: 170). Adapun tujuan

pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut BSNP (2006: 162) adalah sebagai

berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

(52)

28 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/Mts.

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup.

Ruang lingkup tersebut meliputi 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu

manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan,

2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas, 3)

energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,

dan pesawat sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata

surya, dan benda-benda langit lainnya (BSNP, 2006: 152). Dalam penelitian ini,

peneliti mengambil ruang lingkup yang pertama yaitu makhluk hidup dan proses

kehidupan, khususnya pada materi organ pencernaan manusia untuk kelas V SD

yang diajarkan pada semester 1.

2.1.4.3 Materi Organ Pencernaan Manusia

Organ pencernaan manusia berarti bagian-bagian tubuh yang bertugas

memecah makanan di dalam tubuh kita. Karbohidrat diubah menjadi zat gula

(glukosa), protein diubah menjadi pepton atau asam amino, serta lemak menjadi

asam lemak dan gliserol. Organ-organ pencernaan pada manusia terdiri dari

(53)

29 (Sumber: Sulistyanto & Wiyono, 2008: 12)

Gambar 2.1 Organ Pencernaan pada Manusia

1. Mulut

Pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam rongga mulut. Di

dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air liur. Pada rongga mulut terjadi

proses pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis makanan

dikunyah dan dihancurkan oleh gigi dengan bantuan lidah. Secara kimiawi

makanan tercampur dengan air liur yang mengandung enzim amilase (ptyalin).

Enzim ini dihasilkan kelenjar air liur dan berfungsi untuk mengubah karbohidrat

atau zat tepung menjadi zat gula (Yousnelly, Oky, & Zuneldi, 2010: 10).

Gambar

Gambar 1.1 Desain Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya
Gambar 1.2 Desain Kartu Gambar (a), Nama (b), Fungsi Organ Pencernaan (c),  dan Kartu Control of Error (d)
Gambar 1.3 Desain Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya
Gambar 2.2 Mulut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat enam prinsip motivasi menurut Flemming dan Levie[7] yang menjadi acuan ketika mendesain teks dan gambar yang digunakan dalam menyajikan pesan pembelajaran

TtrNTANC PANDAI BACA TULIS ALOUR'AN BACI!. (srdiRds P{qrp{

PendidikM koehaia adalah Sabun8d bcdrgai ke8iaim du kesenpdM !ug berlandaskM pinsip-prinsip bel4arunluk mencap.i suaru keadadr,

Terima kasih telah banyak meluangkan waktu untuk diskusi lintas keyakinan dengan penulis dan berjuang bersama dalam membangun kerukunan antar umat lintas iman di

Hasil yang didapat adalah Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Chalimatus dan Rekan menerapkan sistem perekrutan mulai dari memilah surat lamaran yang masuk, melakukan

Manfaat dari Penelitian ini adalah Sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap system pencatatan manual yang ada saat ini, serta memberikan efisiensi kerja terhadap

Pada system flow Penjualan dimulai dari calon siswa membeli formulir ke petugas jaga, petugas jaga menyimpan data siapa saja yang telah membeli formulir ke dalam

Namun usaha itu belum sepenuhnya berhasil mereduksi motif agressi (bullying/premanisme) di kalangan siswa sehingga perlu alternatif tindakan yang lebih efektif