• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi siklus air berbasis metode Montessori.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi siklus air berbasis metode Montessori."

Copied!
273
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI SIKLUS AIR BERBASIS METODE MONTESSORI

Agnes Rahmawati

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatar belakangi karena kurangnya ketersediaan media pembelajaran dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi siklus air. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori. (2) Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam pengembangan adalah Borg & Gall dan Sugiyono. Subjek pada penelitian ini adalah sepuluh siswa SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V dimodifikasi menjadi lima tahap yaitu (1) potensi dan masalah, (2) perencanaan. (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk dan (5) uji coba lapangan terbatas: (2) menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori yaitu sangat baik. Perolehan skor rerata validasi produk oleh para ahli sebesar 3, 91. Nilai perolehan postest oleh siswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest dengan selisih rerata skor sebanyak 42,4. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran siklus air berkualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi siklus air.

(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF PRIMARY SCHOOL’S SCIENCE LEARNING MEDIA ON

WATER CYCLE MATERIAL BASED ON MONTESSORI METHOD Agnes Rahmawati the quality of water cycle learning media based on Montessori Method.

The method used in this research was research and development (R&D).The model use based from Borg & Gall and Sugiyono. The subject of the research are the ten students from the fifth grade of SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta on 2016/2017. The object of this research was learning media based on Montessori Method. Instruments that used in this research were observation guidelines, interview guidelines, questionnaire, and tes question. Data analysis technique that used were quantitative and qualitative.

The result of the research showed that (1) research and development procedure of water cycle learning media based on Montessori Method for 5th grade students modified into five steps which were (1) potential and problems, (2) planning, (3)

development of product’s early form, (4) product validation and (5) limited field trial;(2) the quality of water cycle learning media based on Montessori Method was very good. The average score of product validation by the experts was 3,91. The

score of students’ postest were higher that the pretest and with difference score of 42,4. Thus, can be concluded that the water cycle learning media had a very good quality and could help students to understand water cycle material.

(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI SIKLUS AIR

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Agnes Rahmawati

NIM: 131134062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai dalam

setiap langkah menyelesaikan tugas akhir skripsi.

2. Kedua orang tuaku, Bapak Fransiskus Xaverius Mardiyo dan Ibu Elisabeth

Erni Setyowati yang selalu memberi doa, dukungan, semangat dalam

pendidikanku.

3. Adik-adikku Monica Sulistyowati, Samuel Ardi Kurniawan dan Daniel Raka

Siwi yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi untuk

menyelesaikan tugas akhir skripsi.

4. Yohanes Bangkit Wantoro yang selalu memberikan semangat dan dukungan

untuk mengerjakan tugas akhir skripsi

5. Sahabatku Carla yang selalu menemani dan berjuang bersama dari semester I

hingga sekarang bersama-sama menyelesaikan tugas akhir skripsi.

6. Sahabat-sahabat ku sejak SMA Pipit, Rahma, Anggy, Diska, Villa yang sudah

jarang bertemu tetapi saling mendoakan untuk kesuksesan bersama.

7. Teman-teman dekat ku Nadia, Erfindo, dan Yoyo yang selalu memberikan

dukungan, doa dan penghiburan baik dalam suka maupun duka.

8. Sahabatku Amel, Siska Sugiarti, dan Yudha yang saling memberikan

dukungan, semangat, dan hiburan dalam suka maupun duka.

9. Sahabatku Fransisca dan Okta yang selalu memberiku semangat.

10. Teman payung RnD Montessori yang memberikan bantuan, doa, dan

(7)

v 11.Almamater Universitas Sanata Dharma.

12.Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian

(8)

vi MOTTO

Kamu bukan gagal, hanya saja kamu sedang berjalan menuju kesuksesan yang besar (Agnes: 2017)

Jangan lah kamu mengandalkan kekuatan orang lain, andalkan kekuatan Tuhan mu maka berkuranglah kekecewaan mu (Agnes: 2017)

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, medapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan

(9)

vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 April 2017

Penulis

(10)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agnes Rahmawati

Nomor Mahasiswa : 131134062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI SIKLUS AIR BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal: 20 April 2017 Yang menyatakan

(11)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI SIKLUS AIR BERBASIS METODE MONTESSORI

Agnes Rahmawati Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatar belakangi karena kurangnya ketersediaan media pembelajaran dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi siklus air. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori. (2) Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam pengembangan adalah Borg & Gall dan Sugiyono. Subjek pada penelitian ini adalah sepuluh siswa SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V dimodifikasi menjadi lima tahap yaitu (1) potensi dan masalah, (2) perencanaan. (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk dan (5) uji coba lapangan terbatas: (2) menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori yaitu sangat baik. Perolehan skor rerata validasi produk oleh para ahli sebesar 3, 91. Nilai perolehan postest oleh siswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest dengan selisih rerata skor sebanyak 42,4. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran siklus air berkualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi siklus air.

(12)

x ABSTRACT

DEVELOPMENT OF PRIMARY SCHOOL’S SCIENCE LEARNING MEDIA

ON WATER CYCLE MATERIAL BASED ON MONTESSORI METHOD Agnes Rahmawati (R&D).The model use based from Borg & Gall and Sugiyono. The subject of the research are the ten students from the fifth grade of SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta on 2016/2017. The object of this research was learning media based on Montessori Method. Instruments that used in this research were observation guidelines, interview guidelines, questionnaire, and tes question. Data analysis technique that used were quantitative and qualitative.

The result of the research showed that (1) research and development procedure of water cycle learning media based on Montessori Method for 5th grade students modified into five steps which were (1) potential and problems, (2) planning, (3) development of product’s early form, (4) product validation and (5) limited field trial;(2) the quality of water cycle learning media based on

(13)

xi KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Siklus Air

Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, peneliti

ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam

menyelesaikan laporan ini:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang menyertai dan memberkati setiap

langkah pengerjaan tugas akhir skripsi.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan

yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen

pembimbing I skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan

penulisan skripsi.

6. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing II

skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

7. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur I

(14)

xii peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Pangudi Luhur II

Yogyakarta.

8. An. Ida Ristiani, S.Si. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur III & IV

Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti

untuk melaksanakan penelitian di Pangudi Luhur 4 Yogyakarta.

9. Ambrosius Sumarga, S,Pd, selaku guru kelas V SD Pangudi Luhur IV

Yogyakarta yang telah berkenan memberikan penialian terhadap media

pembelajaran serta telah membantu dalam penelitian ini.

10.Angelus Wayan Susanto, S.Pd.selaku guru kelas V SD Pangudi Luhur II

Yogyakarta yang telah berkenan memberikan kritik dan saran terhadap

media pembelajaran serta membantu selama penelitian.

11.Siswa kelas V SD Pangudi Luhur II dan SD Pangudi Luhur IV Yogyakarta

yang bersedia membantu selama penelitian.

12.Kedua orang tua ku, FX. Mardiyo dan Elisabeth Erni Setyowati yang

selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada peneliti.

13.Teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu membantu

dan saling mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

14.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta Dita, Amel, Siska, Sigit

Delang yang selalu menghibur dan mendoakan dalam penyusunan tugas

akhir skripsi.

15.Teman-teman cluster dan payung R&D pengembangan media

pembelajaran berbasis metode Montessori yang saling membantu dalam

suka maupun duka, berjuang bersama dan bekerjasama selama beberapa

(15)

xiii 16.Almamater Universitas Sanata Dharma.

17.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih

untuk bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian hingga

penyelesaian skripsi ini.

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat

beberapa kendala. Namun kendala-kendala tersebut tidak menjadi

hambatan bagi peneliti, melainkan menjadikan semangat untuk terus maju

dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Semoga skripsi ini dapat berguna dalam hal isi maupun inspirasi

untuk lebih baik lagi. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian ini

ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan

sebagainya. Penyusun meminta kritik dan saran agar skripsi yang akan

datang jauh lebih baik daripada yang sekarang.

Yogyakarta, 20 April 2017

Penulis

(16)

xiv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 7

1.6 Spesifikasi Produk………..8

1.6.1 Papan Gambar Siklus Air ...8

1.6.2 Puzzle Tahapan Siklus Air ...9

1.6.3 Kartu Tahapan Siklus Air ...9

1.6.4 Kotak Penyimpanan ...11

(17)

xv

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Teori perkembangan anak ...12

2.1.2 Media Pembelajaran ...14

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ...23

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ...26

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 31

2.3 Kerangka Berpikir ... 33

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 35

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Setting Penelitian ... 36

3.2.1 Subyek Penelitian ...36

3.2.2 Objek Penelitian ...37

3.2.3 Lokasi Penelitian ...37

3.2.4 Waktu Penelitian ...38

3.3 Prosedur Pengembangan ... 38

3.4 Prosedur Penelitian... 43

3.4.1 Potensi dan Masalah...45

3.4.2 Penyusunan Rencana ...46

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ...47

3.4.4 Validasi Produk ...48

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ...48

3.5 Pengumpulan Data ... 49

(18)

xvi

3.7. Triangulasi…... 63

3.8. Teknik Analisis Data ... 65

3.8.1. Analisis Data Kuantitatif ...66

3.8.2. Analisis Data Kuanlitatif ...72

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73

4.1 Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Potensi dan Masalah...73

4.1.2 Penyusunan Rencana ...105

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ...115

4.1.4 Validasi Produk ...120

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ...122

4.2 Pembahasan ... 126

4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Siklus Air ...126

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Siklus Air ...130

BAB VPENUTUP ... 132

5.1 Kesimpulan ………132

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 133

5.3 Saran………...133

(19)

xvii DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas V ... 53

Tabel 3. 2 Garis Besar/Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 54

Tabel 3. 3 Garis Besar/Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 55

Tabel 3. 4 Garis besar/rencana wawancara dengan Siswa ... 55

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 57

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 58

Tabel 3. 7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 59

Tabel 3. 8 Kisi-kisi Soal Tes ... 61

Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 61

Tabel 3. 10 Skala dan kiteria instrument validasi pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan validasi produk ... 67

Tabel 3. 11 Skala dan Kriteria pedoman penilaian pada uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk, dan soal tes ... 67

Tabel 3. 12 Skala dan kriteria pedoman penilaian pada uji validitas isi instrumen soal tes ... 68

Tabel 3. 13 Skala dan Kriteria pedoman penilaian pada uji validitas konstruk instrumen soal tes ... 68

Tabel 3. 14 Skala dan Kriteria pedoman penilaian kuesioner validasi produk oleh ahli ... 69

Tabel 3. 15 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan Mengenai Media Pembelajaran Oleh Siswa ... 69

Tabel 3. 16 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 70

Tabel 3. 17 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 70

Tabel 4. 1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 75

Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 76

Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 78

Tabel 4. 4 Hasil wawancara dengan Wawancara Kepala Sekolah... 79

Tabel 4. 5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 80

Tabel 4. 6 Hasil Wawancara dengan Guru... 81

Tabel 4. 7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa... 82

Tabel 4. 8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 83

Tabel 4. 9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 87

Tabel 4. 10 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ... 88

Tabel 4. 11 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 89

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 90

Tabel 4. 13 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 91

Tabel 4. 14 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 95

(20)

xviii

Tabel 4. 16 Hasil uji validasi isi oleh Ahli ... 108

Tabel 4. 17 Hasil Validasi Konstruk oleh Ahli ... 109

Tabel 4. 18 Komentar Ahli dan Keputusan Perbaikan ... 110

Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS ... 111

Tabel 4. 20 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 112

Tabel 4. 21 Kisi-kisi Instrumen pretest dan postest ... 112

Tabel 4. 22 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 113

Tabel 4. 23 Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli... 114

Tabel 4. 24 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 114

Tabel 4. 25 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 115

Tabel 4. 26 Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 120

Tabel 4. 27 Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ... 121

Tabel 4. 28 Perolehan pretest dan postest ... 123

Tabel 4. 29 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru ... 125

Tabel 4. 30 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. .... 125

Tabel 4. 31 Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran siklus air ... 130

(21)

xix DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Papan Siklus Air ... 9

Gambar 1.2 Kartu Nama Tahapan dan Kartu Penjelasan Tahapan ... 10

Gambar 1.3 Kartu Angka dan Kartu gambar siklus air ... 10

Gambar 1.4 Kartu Control of error ... 10

Gambar 1.5 kotak penyimpanan puzzle ... 11

Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu ... 11

Gambar 4.1 Gambar papan tahapan siklus air ... 117

Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Puzzle ... 118

Gambar 4.3 Tutup Kotak Penyimpanan ... 118

Gambar 4.4 Kartu penjelasan tahapan dan kartu gambar tahapan ... 119

(22)

xx DAFTAR BAGAN

(23)

xxi DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Perolehan pretest dan postest... 124

(24)

xxii DAFTAR RUMUS

(25)

xxiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Lembar Validasi Pedoman Observasi... 136 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 140 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

oleh Ahli ... 141 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara Dengan Kepala Sekolah ... 147 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli . 149 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 155 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 157 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan siswa ... 161 Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan

Guru……….162

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa . 169 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Kterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan

Siswa SD Setara ... 177 Lampiran 2. 4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru 181 Lampiran 2. 5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan

Siswa ... 184 Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh

Ahli………..187

Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Reliabilitas

Instrumen Tes. ... 195 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ... 202 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ... 204 Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk Oleh

Ahli………. 205

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai media pembelajaran oleh Siswa ... 209 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan

Mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 213 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk oleh Ahli ... 214 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Album Penggunaan Media

Pembelajaran oleh Ahli ... 220 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran

(26)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi

operasional.

1.1Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam yang sering disingkat menjadi IPA merupakan salah

satu mata pelajaran pokok dalam pendidikan nasional di Indonesia, termasuk pada

jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA diartikan sebagai usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran serta

menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperoleh

kesimpulan. Pada pengertian IPA tersebut jelas dikatakan bahwa pembelajaran

IPA bukanlah semata-mata menghafal informasi atau mengingat dan menimbun

informasi akan tetapi siswa perlu memahami informasi yang diperoleh dan dapat

menghubungkan pada kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:166).

Ruang lingkup pembelajaran IPA pada jenjang Sekolah Dasar meliputi 1)

makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan

kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi:

gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan

alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya

(BNSP, 2006: 162). Kompetensi dasar yang ada pada kurikulum 2013 salah

(27)

2 serta kelangsungan makhluk hidup. Materi siklus air merupakan salah satu materi

yang dipelajari di kelas V SD. Ruang lingkup IPA yang cukup luas seperti yang

telah dipaparkan ini tidak semuanya berada di sekitar lingkungan siswa. Peneliti

memilih materi siklus air dikarenakan air merupakan salah satu unsur penting

yang dibutuhkan oleh manusia dan seiring berjalannya waktu, air mulai sulit

didapatkan terutama pada saat musim kemarau. Sehingga diharapkan dengan

mempelajari materi siklus air anak dapat mengerti dan menghargai arti pentingnya

air bagi kehidupan manusia. Materi pada pembelajaran IPA yang jauh dari

kehidupan sehari-hari akan sulit dipahami oleh siswa karena materi yang abstrak

dan sulit dibayangkan oleh siswa, sehingga penerimaan materi yang disampaikan

oleh guru kurang maksimal. Terlebih proses pembelajaran yang terjadi selama ini

kurang mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir peserta didik

(Susanto, 2013:165). Materi siklus air merupakan salah satu materi yang abstrak

dan sulit dipahami oleh siswa karena proses tahapan siklus air yang meskipun

terjadi di alam akan tetapi tidak dapat dilihat secara kasat mata. Ditambah lagi

materi pada siklus air cukup luas dan tahapannya yang cukup rumit apabila hanya

dihapalkan. Untuk itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu

siswa dalam memahami materi siklus air agar siswa benar-benar paham dan

mengerti tahapan yang terjadi pada siklus bukan hanya menghapal materi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2

September 2016 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, meskipun terletak di pusat

kota Yogyakarta akan tetapi SD tersebut memiliki halaman yang cukup luas. Pada

bagian pinggir halaman terdapat banyak pohon-pohon yang besar. Hal ini

(28)

3 membuat media pembelajaran secara mandiri mengingat banyaknya bahan-bahan

yang tersedia di sekitar lingkungan sekolah seperti kayu, kertas dan plastik.

Pada kenyataanya, saat peneliti melakukan observasi pada tanggal 2

September 2016 di kelas V SD Pangudi luhur Yogyakarta. Guru belum

menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi. Pada saat

pembelajaran IPA materi siklus air, terlihat jika siswa bingung terhadap materi

yang dipelajari. Hal tersebut tampak ketika guru memberi pertanyaan secara lisan,

beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan kurang tepat.

Ketika peneliti melakukan observasi, guru menyampaikan pembelajaran dengan

metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat menerima pembelajaran siswa terlihat

kurang bersemangat dalam belajar. Mereka terlihat meletakkan kepala diatas

meja, beberapa anak mengerjakan hal lain yang tidak diminta oleh guru. Sehingga

pembelajaran yang berlangsung saat itu menjadi sepi karena kurangnya interaksi

guru dan siswa.

Berdasarkan hasil wawancara tterhadap guru kelas V, guru membenarkan

bahwa penyampaian materi siklus air cukup sulit dikarenakan beberapa anak

belum paham terhadap tahapan yang terjadi pada siklus air. Sulitnya

penyampaikan materi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak

digunakannya media pembelajaran pada saat menyampaikan materi, materi yang

rumit atau siswa yang sulit untuk berkonsentrasi. Guru kelas V menyadari bahwa

salah satu langkah yang dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi guru maupun

siswa adalah penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut juga dibuktikan pada

analisis kebutuhan baik guru maupun siswa yang mengatakan bahwa

(29)

4 materi pembelajaran dan membantu guru dalam menyampaikan materi agar siswa

lebih mudah menerima materi. Dengan pengalaman langsung yang dialami oleh

anak, maka materi yang diajarkan akan lebih mudah dipahami dan dimengerti

oleh anak. Dengan pengalaman langsung pula anak akan mengetahui bagaimana

prosesnya dan anak dapat menyimpulkan sendiri materi yang dipelajari. Tetapi

karena keterbatasan media pembelajaran dan keterbatasan guru dalam membuat

media maka guru belum menggunakan media.

Menurut Piaget (dalam Desmita, 2009:101) pada usia 7-11 tahun atau usia

anak pada jenjang sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu pada

tahap tersebut anak sudah mampu berpikir secara logis mengenai segala sesuatu

namun belum mampu berpikir secara abstrak. Pada tahap operasional konkret atau

pada usia 7-11 tahun (dalam Susanto, 2013:75) perkembangan ini ditandai

dengan tiga kemampuan baru yaitu mengklasifikasi (mengelompokkan),

mengasosiaasi (menghubungkan), dan menyusun sehingga mereka sudah mampu

memecahkan masalah-masalah sederhana. Siswa dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalah yang dihadapi dengan cara yang bervariasi. Hal ini

mengarah pada hal-hal yang konkret sehingga dibutuhkan sebuah media

pembelajaran bagi siswa yang sedang pada tahap operasioanal konkret

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang

menggunakan media pembelajaran pada pembelajarannya adalah metode

Montessori.

Ciri khas pembelajaran berbasis Metode Montessori adalah penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajarannya. Maria Montessori selaku

(30)

5 pembelajaran dan menggunakan benda-benda konkret untuk membantu siswa

dalam belajar. Pendidikan Montessori memiliki delapan prinsip yaitu 1)

keleluasaan dalam bergerak untuk meningkatkan pembelajaran, 2) kebebasan

dalam mempersiapkan lingkungan belajar, 3) ketertarikan dalam belajar, 4)

menghindari penghargaan ekstrinsik, 5) pembelajaran dengan dan dari teman

sebaya, 6) pembelajaran dalam konteks, 7) pentingnya gaya interaksi guru dengan

siswa, dan 8) keteraturan lingkungan dan pikiran (Liliard, 2005: 29-33)

Ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik,

bergradasi, auto-correction dan auto-education ini telah didesain sesuai dengan

kebutuhan pada setiap jenjangnya (Montessori, 2002: 170-174). Media

pembelajaran berbasis metode Montessori telah terbukti dapat membantu siswa

dalam proses belajar. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Noi, Wulandari dan Hardiyanti.

Berdasarkan permasalahan mengenai materi siklus air pada mata pelajaran

IPA, kebutuhan terhadap media pembelajaran dan hasil penelitian terhadap media

pembelajaran berbasis metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar

siswa pada penelitian terdahulu dan belum adanya penelitan pengembangan pada

mata pelajaran berbasis metode Montessori, maka peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian dan pengembangan (research and development). Peneliti

tertarik melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA materi

siklus air. Media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pada media

pembelajaran berbasis metode Montessori. Pengembangan media pembelajaran

yang dilakukan dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran pada metode

(31)

6 kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau

bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah

kepada para ahli dan uji coba terbatas.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua rumusan masalah yaitu:

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi siklus air berbasis

metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan memiliki tujuan. Adapun tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD

materi siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran IPA SD materi siklus air

berbasis metode Montessori dengan kualitas baik untuk kelas V.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa

Siswa mendapatkan memperoleh pengetahuan mengenai meateri siklus

air dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode

Montessori.

1.4.2 Bagi Guru

Guru mendapatkan pengetahuan baru mengenai media pembelajaran

(32)

7 1.4.3 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman yang baru tentang penerapan media

berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti

mendapatkan bekal dalam mengaajar menggunakan media pembelajaran

berbasis metode Montessori.

1.4.4 Bagi Sekolah

Menambah pengetahuan mengenai media pembelajaran berbasis metode

Montessori dan dapat mengadopsi metode tersebut.

1.5Definisi Operasional

1.5.1 Perkembangan Anak adalah anak pada usia 7-11 tahun berada pada tahapan

operasional konkret dimana anak belum mampu berpikir secara abstrak. Anak

memerlukan benda-benda konkrit untuk membantunya berfikir secara logis.

1.5.2 Media Pembelajaran adalah suatu alat yang berada disekitar lingkungan

siswa yang dapat merangsang minat, pikiran, dan perasaan siswa untuk belajar

dan mendukung proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

1.5.3 Media Pembelajaran berbasis Metode Montessori adalah alat yang dapat

merangsang minat, pikiran siswa untuk belajar. Alat ini memiliki empat ciri

khusus yaitu menarik, auto-correction, auto-education dan bergradasi dan satu

ciri tambahan yaitu kontekstual.

1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan yang mempelajari

alam semesta dan penerapannya menekankan pada metode ilmiah seperti

observasi dan eksperimen untuk membentuk sikap ilmiah seperti rasa, ingin tahu,

(33)

8 1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media pembelajaran

siklus air beserta album petunjuk penggunaan media pembelajaran. Media

pembelajaran yang dikembangkan berfungsi membantu siswa dalam memahami

tahapan yang terjadi pada setiap siklusnya. Media pembelajaran siklus air terdiri

dari 5 komponen papan gambar siklus air, puzzle tahapan siklus air, kartu siklus

air, kotak penyimpanan puzzle tahapan siklus air, dan kotak penyimpanan kartu.

1.6.1 Papan Gambar Siklus Air

Papan gambar siklus air terbuat dari kayu. Papan gambar siklus air ini

berbentuk balok dengan ukuran 60cm x 40 cm x 3cm. Pada dalam papan berisi

tentang tahapan siklus air. Pada bagian tertentu, dalam papan juga terdapat serbuk

kayu untuk membedakan tekstur pada setiap bagian, misalkan membedakan

tekstur tanah dan laut agar terlihat seperti aslinya. Pewarnaan pada media

pembelajaran yang dikembang, peneliti memilih warna-warna yang sesuai dengan

bagian isi bumi. Untuk laut diberi warna biru, bagian tanah coklat, bagian pohon

hijau pada daun dan coklat pada batang, bagian langit warna biru muda. Pada

bagian dalam papan gambar tiruan isi bumi, diletakkan beberapa magnet hal ini

sebagai media kerja bagi para siswa dalam melengkapi tahapan yang terjadi pada

siklus air. Papan gambar siklus air juga dilengkap dengan tutup pada bagian

atasnya. Tutup dibuat menyerupai selobokan pada laci. Selobokan ini nantinya

juga digunakan sebagai tempat kerja saat menggunakan kartu tahapan siklus air.

(34)

9 60 cm

Gambar 1. 1 Desain Papan Siklus Air

1.6.2 Puzzle Tahapan Siklus Air

Selain papan gambar siklus air, peneliti juga membuat puzzle tahapan

siklus air. Puzzle tahapan ini meliputi potongan bagian isi bumi seperti hujan,

awan, selain puzzle potongan isi bumi, dilengkapi dengan bagian nama pada

setiap tahapan dan anak panah yang menunjukkan pergantian pada setiap

tahapannya dan juga puzzle angka yang digunakan sebagai urutan pada setiap

tahapnya. Puzzle tahapan bagian isi bumi memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan berdasarkan tahapan siklus air. Puzzle

nama tahapan siklus air berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4 cm x1,5 cm.

Puzzle angka berbentuk persegi dengan ukuran 2cm x 2cm.

1.6.3 Kartu Tahapan Siklus Air

Peneliti juga membuat kartu tahapan siklus air. Kartu tahapan terdiri dari 3

bagian yaitu kartu gambar tahapan, kartu penjelasan tahapan, kartu nama tahapan

dan kartu angka. Kartu gambar berbentuk persegi dengan ukuran 6,5 cm x 6,5 cm.

Kartu gambar berisi gambar yang menunjukkan satu tahapan pada siklus air.

(35)

10 cm dan kartu nama tahapan berukuran persegi panjang dengn ukuran 6, 5 x 3 cm.

dan satu kartu control of error. Pada satu kartu control of error memuat gambar,

penjelasan dan nama tahapan pada satu tahapannya.

Gambar 1. 2 Kartu nama tahapan dan kartu penjelasan tahapan

Gambar 1. 3 Kartu Angka dan Kartu gambar siklus air

Gambar 1. 4 Kartu Control of error

(36)

11 1.6.4 Kotak Penyimpanan

Puzzle tahapan siklus air disimpan pada kotak berbentuk balok dengan

ukuran 25 cm x 13 cm x 5 cm. Kotak ini dibagi menjadi 3 bagian yang

berfungsi untuk meletakkan puzzle bagian isi bumi, puzzle nama tahapan,

puzzle angka dan puzzle anak panah diletakkan dalam satu kotak yg sama.

Kotak penyimpanan puzzle ini juga dilengkap dengan tutup. Kartu disimpan

dalam sebuah kotak berbentuk balok dengan ukuran

Gambar 1. 5 kotak penyimpanan puzzle

Gambar 1. 6 Kotak Penyimpanan Kartu 13 cm

25 cm

5 cm

7 cm

(37)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini berisi mengenai kajian pustaka, kerangka berfikir. Kajian

pustaka membahas mengenai teori yang mendukung penelitian. Kerangka berfikir

berisi tentang gambaran hubungan antar konsep.

2.1. Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.

Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media

pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

2.1.1 Teori perkembangan anak

Piaget meyakini bahwa pemikiran anak seorang anak berkembang melalui

serangkaian tahapan pemikiran mulai dari bayi hingga masa dewasa. Piaget atau

Jean Piaget merupakan salah seorang tokoh psikologi asal Swiss ( Desmita,

2009:98). Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif manusia menjadi

empat tahapan yaitu : (1) Tahap sensorimotor (2) Tahap Pra-operasional (3) Tahap

operasonal Konkret dan (4) Tahap Operasional Formal ( Desmita, 2009: 101).

2.1.1.1 Tahap Sensorimotor

Tahap sensorimotor berlangsung pada usia 0-2 tahun. Pada masa ini bayi

bergerak dari tindakan refleksi instinktif pada saat lahir sampai permulaan

pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui

(38)

13 2.1.1.2 Tahap Pra-Operasional

Tahap Pra-operasional berlangsung pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini

anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata

dan gambar ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemikiran simbolis dan

melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.

2.1.1.3 Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret berlangsung pada usia 7 – 11 tahun atau anak

pada jenjang sekolah dasar. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis

mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda

ke dalam bentuk-bentuk benda. Menurut Piaget (Desmita, 2009:104) aktivitas

anak pada masa ini adalah terfokus pada objek-objek yang nyata atau berbagai

kejadian yang dialaminya. Ini berarti bahwa anak pada usia sekolah dasar sudah

memiliki kemapuan untuk berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai

mengetahui banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

2.1.1.4 Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal berlangsung pada usia 11 tahun ke atas pada

tahap ini remaja mulai berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih

idealistik.

Berdasarkan paparan ahli diatas dapat disimpulkan perkembangan anak

adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada anak baik kemampuan sikap,

pengetahuan maupun keterampilan baik fisik maupun psikis yang berlangsung

secara berkesinambungan dan sistematis. Siswa kelas V SD (10-11 tahun) berada

pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir logis

(39)

14 sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan

sehari-hari tetapi dengan menggunakan objek-objek nyata atau berdasarkan

kejadian yang dialami secara langsung. Sehingga pada tahap ini anak belum

mampu berpikir secara abstrak. Dengan demikian, penggunaan benda-benda nyata

atau konkret pada anak usia 10-11 tahun yang berada pada tahap operasional

konkret memang sangat diperlukan karena sesuai dengan karakteristik anak pada

tahap perkembangannya.

2.1.2 Media Pembelajaran

Pada uraian media pembelajaran membahas mengenai pengertian media

pembelajaran, manfaat media pembelajaran dan klasifikasi media pembelajaran.

2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Gagne (dalam Sadiman dkk, 2008: 6) mengatakan bahwa media

merupakan jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang

mereka untuk belajar lebih lanjut Gerlach and Eli (dalam Anitah,2009:5)

mengemukakan bahwa media merupakan alat-alat grafis, fotografi atau elektronis

untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal. H. Malik (1994) mengemukakan bahwa media segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat,

pikiran dan perasaan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.

Winkle memaparkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan

yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan

kejadian yang dialami oleh siswa itu sendiri. Gagne (Kuriawan, 2014: 7)

mengemukakan pendapat bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan

(40)

15 mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat pada setiap

peristiwa yang dialami oleh siswa. Pengertian pembelajaran juga dikemukakan

oleh Miarso yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha

pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.

Berdasarkan pemaparan beberapa ahli mengenai media dan pembelajaran

maka Gagne (dalam Karwati, 2014:224) menjelaskan bahwa media pembelajaran

dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari guru kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan

dan minat serta perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efisien. Asosiasi Pendidikan Nasional memberikan pengertian

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsnag

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi (Arief dkk, 2008:7). Sanaky juga menambahkan

bahwa media pembelajaran merupakan (1) sebuah alat yang berfungsi dan dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. (2) berbagai jenis

komponen dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar

untuk belajar, (4) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

pembelajar untuk belajar, (5) bentuk-bentuk komunikasi dan metode yang dapat

merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual dan

(41)

16 Dari beberapa pendapat yang dikemukan oleh para ahli mengenai media

pembelajaran, maka penulis mennyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

suatu alat yang berada disekitar lingkungan siswa yang dapat merangsang minat,

pikiran, dan perasaan siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran, media pembelajaran

merupakan aspek penting untuk merangsang minat, pikiran dan perasaan siswa.

Oleh karena itu, penelitian ini menghasilkan sebuah media pembelajaran yang

mendukung berlangsungnya proses belajar siswa.

2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki sejumlah manfaat penting baik untuk guru,

maupun bagi siswa. Menurut Karwati manfaat media pembelajaran yaitu : (1)

Mengatasi perbedaan pengalaman. Media pembelajaran dapat mengatasi

keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman setiap

peserta didik yang satu dengan yang lain pasti berbeda baik latar belakang

keluarganya maupun lingkungannya. Media pembelajaran mampu mengatasi

perbedaan pengalaman tersebut. (2) Mengkonkretkan konsep-konsep yang

abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih abstrakdan sulit dijelaskan secara

langsung kepada peserta didik, dapat dikonkretkan atau disederhanakan peserta

didik itu sendiri melalui media pembelajaran. Misalkan untuk menjelaskan

mengenai siklus air dapat menggunakan video atau gambar. (3) Mengatasi

keterbatasan, media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsunng di dalam kelas

oleh peserta didik. Misalnya menjelaskan mengenai hewan singa, tidak mungkin

(42)

17 menggunakan gambar singa atau video mengenai singa. (4) Interaksi langsung,

media pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta

didik dengan lingkungannya. (5) Menghasilkan keseragaman pengamatan.

Persepsi yang dimiliki setiap peserta didik pasti berbeda, apabila mereka hanya

mendengarkan saja, belum pernah melihat sendiri, bahkan belum pernah

memegang, meraba dan merasakannya. Untuk itu, media pembelajaran dapat

membantu peserta didik untuk memiliki persepsi yang sama. (6) Menanamkan

konsep dasar yang benar, konkret dan realistis. Seringkali sesuatu yang

disampaikan oleh guru dipahami secara berbeda oleh peserta didik. Oleh karena

itu, penggunaan media pembelajaran seperti gambar, film, grafik dll dapat

memberikan konsep dasar yang benar pada materi yang hendak disampaikan. (7)

Merangsang dan membangkitkan motivasi untuk belajar. Pemasangan

gambar-gambar di papan temple, pemutaran film, mendengarkan rekaman, merupakan

rangsangan-rangsangan tertentu yang memunculkan motivasi peserta didik untuk

belajar. (8) Memberikan pengalaman integral. Media pemebelajaran memberikan

pengalaman yang integral dan konkret sampai pada hal yang bersifat abstrak

(Karwati,2014:226).

Selain itu, AH. Sanaky (Sanaky,2013:7) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran sangat bermanfaat untuk pembelajar maupun pengajar. Manfaat

media pembelajaran untk pengajar yaitu:

a. Memberikan pedoman, arah untuk mecapai tujuan pembelajaran.

b. Menjelaskan struktur dan urutan pembelajaran secara baik.

c. Memberikan kerangka sistematis mengajar yang baik.

(43)

18 e. Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.

f. Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa

tekanan.

Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar adalah :

a. Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

b. Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.

c. Pembelajar dapat memahami materi secara sistematis

d. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar.

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh para ahli.

Menurut Kempt dan Dayton (dalam Arsyad, 2014:25). Banyak manfaat yang

didapat dalam penggunaan media pembelajaran. Dampak positif penggunaan

media pembelajaran menurut Kempt and Dayton pada penelitian yang mereka

lakukan sebagai berikut.

a. Penyampaian pelajaran lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau

mendengar penyajian media pembelajaran maka akan menerima pesan yang

sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang

berbeda-beda dengan penggunaan media pembelajaran akan mengurangi tafsiran yang

berbeda apabila diterima oleh pelajar.

b. Pembelajaran lebih menarik. Media pembelajaran digunakan sebagai

penarik perhatian sehingga membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikkan.

Kejelasan, keruntutan pesan, daya tarik yang berubah-ubah dan efek khusus yang

digunakan dalam media pembelajaran menimbulkan rasa keingintahuan yang

menyebabkan siswa berpikir dan beranalisis yang kesemuanya menunjukkan

(44)

19 c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori-teori

belajar dan prinsip-prinsip psikologi dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan

penguatan.

d. Sikap positif siswa mengenai apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli mengenai manfaat media

pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan beberapa manfaat media

pembelajaran terhadap guru, siswa maupun proses pembelajaran yaitu (1) media

pembelajaran menarik minat dan keingintahuan siswa sehingga menjaga siswa

untuk tetap memperhatikan (2) media pembelajaran membantu siswa

mempermudah memahami materi yang abstrak menjadi lebih nyata. (3)

meningkatkan dan menggali kreatifitas guru dalam menciptakan berbagai media

pembelajaran dalam berbagai materi (4) pemebalajaran lebih menarik, sehingga

siswa tidak dalam tekanan ketika mengikuti pembelajaran.

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Terdapat banyak sekali media pembelajaran yang dapat digunakan, untuk

memudahkan, Karwati mengklasifikasikan media pembelajaran untuk

menyederhanakan pengelompokan media pembelajaran. Berikut merupakan

klasifikasi media pembelajaran :

a. Media Visual

Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui

indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat

diproyeksikan (projected visual), dan media yang tidak dapat

(45)

20 1.) Media visual Diproyeksikan (Projected Visual)

Media ini pada dasarnya merupakan media menggunakan alat proyeksi

(projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar (screen).

Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam dan media

proyeksi gerek. Beberapa alat yang masuk kedalam media proyeksi

diam seperti Opaque Projection, Overhead Projection, Slide

Projection. Media proyeksi bergerak seperti filmstrips dan film projection.

2.) Media Visual Tidak Diproyeksikan ( Non Projected Visual )

Jenis media visual ini adalah gambar fotografik dan media grafis yang

meliputi sketsa, gambar, grafik, bagan, poster. Kartun dan karikatur.

b. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif

(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar.

c. Media Audio Visual

Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau

biasa disebut dengan media pandang-dengar. Dengan menggunakan media

audio-visual maka penyaji materi pembelajaran bagi peserta didik semakin

(46)

21

d. Media Cetak

Jenis-jenis media cetak anatara lain :

1. Buku pelajaran

Buku pelajaran disebut juga buku teks. Buku pelajaran adalah suatu

kumpulan bahan pelajaran yang disusun secara sistematis dengan

berpedoman kepada kaidah-kaidah keilmiahan.

2. Surat Kabar dan Majalah

Surat kabar dan majalah merupakan media komunikasi masa dalam

bentuk cetakyang beisi informasi actual tentang peristiwa tertentu.

3. Ensiklopedi

Ensiklopedi disebut juga dengan kamus besar yang memuat berbagai

istilah ilmu pengetahuan terbaru. Ensiklopedi merupakan sumber

bacaan penunjuang.

4. Buku Suplemen

Buku ini berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi peserta didik, baik

yang berhubungan dengan pelajaran maupun tidak.

5. Pengajaran berprogram

Media ini merupakan salah satu sistem penyampaian pengajaran

dengan media cetak yag memungkinkan siswa belajar secara individu

sesuai dengan kemapuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh

(47)

22 e. Media Model

Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari

beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu

jauh, atau objek yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas

dan sulit dipelajari wujud aslinya.

f. Media realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang

berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada

peserta didik. Realita ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti

mata uang, tumbuhan,

g. Belajar Benda Sebenarnya melalui Specimen

Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Namun ada juga benda asli tidak alami atau

benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya

oleh manusia. Contoh specimen benda yang masih hidup akuarium,

terrarium, kebun binatang. Contoh specimen benda yang sudah mati

herbarium, awetan dalam botol.

h. Komputer

Komputer merupakan produk yang dihasilkan perkembangan jaman

modern. Saat ini computer mendapat perhatian besar karena

kemampuannya untuk mempermudah proses pembelajaran yang

dibutuhkan oleh peserta didik terlebih lagi ditambahkan dengan teknologi

(48)

23 i. Multimedia

Seiring dengan perkembangaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

penggunaan media baik yang bersifat visual, audio, audia-visual, projected

still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara

bersama-sama atau serempak melalui satu alat yaitu multimedia.

j. Internet

Pembelajaran melalui internet saat ini menjadi focus perhatian para ahli

pendidikan. Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet disebut

juga pembelajaran berbasis ICT atau disebut juga dengan e-learning.

E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan

tersampainya materi pembelajaran kepada peserta didik melalui internet.

Berdasarkan pemaparan beberapa ahli mengenai klasifikasi media

pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran siklus air

berbasis metode Montessori termasuk pada klasifikasi media model. Hal tersebut

dikarenakan, media yang dibuat berdasarkan bentuk nyatanya yaitu papan siklus

air.

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori mempunyai 4 ciri khusus (Montessori,

2002:171-175).

a. Menarik. Media pembelajaran Montessori dirancang semenarik mungkin

mulai dari segi warna, bentuk, dan sebagainya agar dapat menambah minat

(49)

24 sensorial anak dalam menyentuh, meraba, bahkan mendengarkan bunyi

yang ditimbulkan oleh media pembelajaran (Montessori, 2002:174).

b. Bergradasi. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi

rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran

Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak

mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan

untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat

diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174).

Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna

yang memiliki beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda.

Gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan

menggunakan media pembelajaran Montessori (Montessori, 2002:175).

c. Auto-correction. Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut

bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah

aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi.

(Montessori, 2002:171).

d. Auto-education. Media pembelajaran Montessori dibuat untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara

mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar

dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang

mengintervensi hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan

setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori,

(50)

25 e. Kontekstual. Peneliti menambahkan satu ciri tambahan yaitu kontekstual.

Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan

konteks (Lillard, 2005:32). Oleh karena itu, Montessori menyediakan

peralatan untuk belajar anak dengan memanfaatkan benda yang ada di

lingkungan sekitar anak. Dengan demikian, anak mengalami sendiri

tentang apa yang ada di lingkungan sekitarnya, bukan karena orang lain

(Hainstock, 1997:83).

Dari 5 ciri khas media pembelajaran Montessori yang telah dipaparkan,

disimpulkan bahwa 5 ciri khas tersebut dapat dijadikan sebagai syarat atau acuan

dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Metode Montessori.

2.1.3.1 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan

mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82). Lillard

(1996:80-85) menambahkan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan

menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori.

Selain itu, bahan pembelajaran dari metode Montessori memungkinkan terjadinya

pembelajaran yang mandiri sehingga pengajar tidak perlu turut ikut campur dalam

latihan-latihannya. Pada pembelajaran berbasis metode Montessori ini anak dapat

mendidik dan melatih dirinya sendiri, Anak dapat berproses untuk memperbaiki

kesalahan dan melakukan perbaikan ini secara mandiri karena bahan pembelajaran

memiliki pengendali kesalahan (Gutex, 2013:233).

Pada pembelajaran berbasis metode Montessori ini menciptakan

pembelajaran yang mandiri karena bahan pembelajarannya. Hal ini menyebabkan

(51)

keterampilan-26 keterampilan indra seperti menata, mengelompokkan, membandingkan dengan

melihat, menyentuh, melihat, membaumerasa, mendengar, dan meraba

benda-benda yang ada di sekitarnya. Tujuan dari pendidikan indra ini adalah untuk

menyempurnakan persepsi terhadap rangsang melalui latihan-latihan yang

berulang-ulang (Gutex, 2013:238)

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori memiliki keunggulan

yaitu memungkinkan siswa belajar secara mandiri dengan adanya pengendali

kesalahan yang terdapat pada media tersebut.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak

hanya produk saja tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dalam

pelaksanaan proses ilmiah. Proses ilmiah antara lain: pengamatan, analisis atau

eksperimen (Yusuf, 2007). Menurut Fowler (dalam Trianto,2010:135)

pembelajaran IPA adalah ilmu yang sistematis yang dirumuskan berhubungan

dengan gejala kebendaan dan terutama didasarkan pada pengamatan dan induksi.

Lebih lanjut Kardi dan Nur ( dalam Trianto, 2010:136) mengungkapkan bahwa

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di

dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati oleh indera

maupun yang tidak dapat diamati oleh indera.

Dari penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian Ilmu Pengetahuan

Alam, maka peneliti menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah

(52)

27 menekankan pada metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen untuk

membentuk sikap ilmiah seperti rasa, ingin tahu, terbuka dan jujur.

2.1.4.1 Hakikat IPA

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan

sikap ilmiah. Menurut Laksmi Prihantoro (dalam Trianto,2010:137) pada

hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk

IPA merupakan sekumpulan pengetahuan, sekumpulan konsep dan bagan konsep.

Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk

mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains.

Dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi-teknologi yang

dapat memberi kemudahan dalam kehidupan.

Pada hakikatnya, Marsetio Donosepoetro (dalam Trianto,2010:137)

menjelaskan bahwa IPA dipandang pula sebagai proses, produk dan prosedur. IPA

dipandang sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk

menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan

pengetahuan baru. Sebagai produk, diartikan sebagai hasil proses berupa

pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun luar sekolah ataupun bahan

bacaan untuk penyebaran pengetahuan. IPA sebagai prosedur dimaksudkan adalah

metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut dengan

metode ilmiah. Selain proses dan produk, Daud Joesef (dalam Trianto, 2010 :

137) menambahkan hakikat IPA juga sebagai suatu kebudayaan atau suatu

kelompok atau institusi sosial dengan tradisi, nilai, aspirasi maupun inspirasi.

Sebagai salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar, pembelajaran

(53)

28 tahu anak secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan

kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta

mengembangkan cara berpikir ilmiah (Samatowa, 2010:2). Berdasarkan

pemaparan para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang

bersifat abstrak hendaknya memberikan pengalaman langsung untuk siswa dengan

menggunakan hal-hal yang bersifat konkret seperti media pembelajaran untuk

membantu siswa dalam belajar.

2.1.4.2Siklus Air

Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari

bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses

evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi

(pengembunan). Berikut proses daur air yaitu:

a. Evaporasi

Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar

matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses

Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik

(54)

29 Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan akan

turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air

hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah (infiltrasi). Selanjutnya,

air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan mengalir ke danau atau

sungai. Air hujan juga ada yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau.

Kondisi ini akan menambah jumlah air di tempat tersebut (Run 0ff). Air di sungai

akan mengalir ke laut. Di lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap

kembali. Air sungai yang menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air

laut dan tumbuhan. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam daur air. Dari

sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara keseluruhan cenderung

tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah. Secara sederhana daur air dapat

digambarkan seperti di samping ini.

Selama dalam perjalanan siklus air, air ada yang tertahan di berbagai tubuh

perairan, ada pula yang langsung kembali masuk pada siklus air. Berdasarkan

lama peredaran air, siklus air dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek,

sedang, dan panjang.

a.Siklus Pendek

Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu

yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Air laut mengalami

evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari

evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi

sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah

sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan

Gambar

Gambar 1. 2 Kartu nama tahapan dan kartu penjelasan tahapan
Gambar 1. 5 kotak penyimpanan puzzle
gambar di papan temple, pemutaran film, mendengarkan rekaman, merupakan
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas V
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap operasional konkret atau pada usia 7-11 tahun (dalam Susanto, 2013:75) perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan baru yaitu mengklasifikasi

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam

Widyaningrum, Elfrida Fetra. Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori .Skripsi. Yogyakarta: Program

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PERPANGKATAN DAN AKAR BERBASIS METODE MONTESSORI Skripsi.. Yogyakarta: Program Dtudi Pendidikan Guru

Penelitian ini memberikan pemikiran baru bagi mahasiswa bahwa alat peraga pembelajaran matematika untuk siswa sekolah dasar berbasis metode Montessori dapat dibuat dan dikembangkan

Mengetahui kualitas alat peraga berbasis metode Montessori yang digunakan untuk melatih kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas I SD... Bagi Guru Guru kelas I

ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SD Brigita Ratna

Penelitian ini dibatasi pada penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dalam peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas V SD Negeri Puren berjumlah