ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI SIKLUS AIR BERBASIS METODE MONTESSORI
Agnes Rahmawati
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilatar belakangi karena kurangnya ketersediaan media pembelajaran dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi siklus air. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori. (2) Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam pengembangan adalah Borg & Gall dan Sugiyono. Subjek pada penelitian ini adalah sepuluh siswa SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V dimodifikasi menjadi lima tahap yaitu (1) potensi dan masalah, (2) perencanaan. (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk dan (5) uji coba lapangan terbatas: (2) menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori yaitu sangat baik. Perolehan skor rerata validasi produk oleh para ahli sebesar 3, 91. Nilai perolehan postest oleh siswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest dengan selisih rerata skor sebanyak 42,4. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran siklus air berkualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi siklus air.
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF PRIMARY SCHOOL’S SCIENCE LEARNING MEDIA ON
WATER CYCLE MATERIAL BASED ON MONTESSORI METHOD Agnes Rahmawati the quality of water cycle learning media based on Montessori Method.
The method used in this research was research and development (R&D).The model use based from Borg & Gall and Sugiyono. The subject of the research are the ten students from the fifth grade of SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta on 2016/2017. The object of this research was learning media based on Montessori Method. Instruments that used in this research were observation guidelines, interview guidelines, questionnaire, and tes question. Data analysis technique that used were quantitative and qualitative.
The result of the research showed that (1) research and development procedure of water cycle learning media based on Montessori Method for 5th grade students modified into five steps which were (1) potential and problems, (2) planning, (3)
development of product’s early form, (4) product validation and (5) limited field trial;(2) the quality of water cycle learning media based on Montessori Method was very good. The average score of product validation by the experts was 3,91. The
score of students’ postest were higher that the pretest and with difference score of 42,4. Thus, can be concluded that the water cycle learning media had a very good quality and could help students to understand water cycle material.
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI SIKLUS AIR
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Agnes Rahmawati
NIM: 131134062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai dalam
setiap langkah menyelesaikan tugas akhir skripsi.
2. Kedua orang tuaku, Bapak Fransiskus Xaverius Mardiyo dan Ibu Elisabeth
Erni Setyowati yang selalu memberi doa, dukungan, semangat dalam
pendidikanku.
3. Adik-adikku Monica Sulistyowati, Samuel Ardi Kurniawan dan Daniel Raka
Siwi yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan tugas akhir skripsi.
4. Yohanes Bangkit Wantoro yang selalu memberikan semangat dan dukungan
untuk mengerjakan tugas akhir skripsi
5. Sahabatku Carla yang selalu menemani dan berjuang bersama dari semester I
hingga sekarang bersama-sama menyelesaikan tugas akhir skripsi.
6. Sahabat-sahabat ku sejak SMA Pipit, Rahma, Anggy, Diska, Villa yang sudah
jarang bertemu tetapi saling mendoakan untuk kesuksesan bersama.
7. Teman-teman dekat ku Nadia, Erfindo, dan Yoyo yang selalu memberikan
dukungan, doa dan penghiburan baik dalam suka maupun duka.
8. Sahabatku Amel, Siska Sugiarti, dan Yudha yang saling memberikan
dukungan, semangat, dan hiburan dalam suka maupun duka.
9. Sahabatku Fransisca dan Okta yang selalu memberiku semangat.
10. Teman payung RnD Montessori yang memberikan bantuan, doa, dan
v 11.Almamater Universitas Sanata Dharma.
12.Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian
vi MOTTO
Kamu bukan gagal, hanya saja kamu sedang berjalan menuju kesuksesan yang besar (Agnes: 2017)
Jangan lah kamu mengandalkan kekuatan orang lain, andalkan kekuatan Tuhan mu maka berkuranglah kekecewaan mu (Agnes: 2017)
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, medapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan
vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 April 2017
Penulis
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agnes Rahmawati
Nomor Mahasiswa : 131134062
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI SIKLUS AIR BERBASIS METODE MONTESSORI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 20 April 2017 Yang menyatakan
ix ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI SIKLUS AIR BERBASIS METODE MONTESSORI
Agnes Rahmawati Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilatar belakangi karena kurangnya ketersediaan media pembelajaran dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi siklus air. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori. (2) Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam pengembangan adalah Borg & Gall dan Sugiyono. Subjek pada penelitian ini adalah sepuluh siswa SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V dimodifikasi menjadi lima tahap yaitu (1) potensi dan masalah, (2) perencanaan. (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk dan (5) uji coba lapangan terbatas: (2) menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori yaitu sangat baik. Perolehan skor rerata validasi produk oleh para ahli sebesar 3, 91. Nilai perolehan postest oleh siswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest dengan selisih rerata skor sebanyak 42,4. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran siklus air berkualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi siklus air.
x ABSTRACT
DEVELOPMENT OF PRIMARY SCHOOL’S SCIENCE LEARNING MEDIA
ON WATER CYCLE MATERIAL BASED ON MONTESSORI METHOD Agnes Rahmawati (R&D).The model use based from Borg & Gall and Sugiyono. The subject of the research are the ten students from the fifth grade of SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta on 2016/2017. The object of this research was learning media based on Montessori Method. Instruments that used in this research were observation guidelines, interview guidelines, questionnaire, and tes question. Data analysis technique that used were quantitative and qualitative.
The result of the research showed that (1) research and development procedure of water cycle learning media based on Montessori Method for 5th grade students modified into five steps which were (1) potential and problems, (2) planning, (3) development of product’s early form, (4) product validation and (5) limited field trial;(2) the quality of water cycle learning media based on
xi KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Siklus Air
Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, peneliti
ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam
menyelesaikan laporan ini:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang menyertai dan memberkati setiap
langkah pengerjaan tugas akhir skripsi.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin kepada peneliti
sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan
yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen
pembimbing I skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan
penulisan skripsi.
6. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing II
skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
7. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur I
xii peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Pangudi Luhur II
Yogyakarta.
8. An. Ida Ristiani, S.Si. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur III & IV
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian di Pangudi Luhur 4 Yogyakarta.
9. Ambrosius Sumarga, S,Pd, selaku guru kelas V SD Pangudi Luhur IV
Yogyakarta yang telah berkenan memberikan penialian terhadap media
pembelajaran serta telah membantu dalam penelitian ini.
10.Angelus Wayan Susanto, S.Pd.selaku guru kelas V SD Pangudi Luhur II
Yogyakarta yang telah berkenan memberikan kritik dan saran terhadap
media pembelajaran serta membantu selama penelitian.
11.Siswa kelas V SD Pangudi Luhur II dan SD Pangudi Luhur IV Yogyakarta
yang bersedia membantu selama penelitian.
12.Kedua orang tua ku, FX. Mardiyo dan Elisabeth Erni Setyowati yang
selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada peneliti.
13.Teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu membantu
dan saling mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
14.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta Dita, Amel, Siska, Sigit
Delang yang selalu menghibur dan mendoakan dalam penyusunan tugas
akhir skripsi.
15.Teman-teman cluster dan payung R&D pengembangan media
pembelajaran berbasis metode Montessori yang saling membantu dalam
suka maupun duka, berjuang bersama dan bekerjasama selama beberapa
xiii 16.Almamater Universitas Sanata Dharma.
17.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih
untuk bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian hingga
penyelesaian skripsi ini.
Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat
beberapa kendala. Namun kendala-kendala tersebut tidak menjadi
hambatan bagi peneliti, melainkan menjadikan semangat untuk terus maju
dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Semoga skripsi ini dapat berguna dalam hal isi maupun inspirasi
untuk lebih baik lagi. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian ini
ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan
sebagainya. Penyusun meminta kritik dan saran agar skripsi yang akan
datang jauh lebih baik daripada yang sekarang.
Yogyakarta, 20 April 2017
Penulis
xiv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Definisi Operasional ... 7
1.6 Spesifikasi Produk………..8
1.6.1 Papan Gambar Siklus Air ...8
1.6.2 Puzzle Tahapan Siklus Air ...9
1.6.3 Kartu Tahapan Siklus Air ...9
1.6.4 Kotak Penyimpanan ...11
xv
2.1. Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Teori perkembangan anak ...12
2.1.2 Media Pembelajaran ...14
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ...23
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ...26
2.2 Penelitian Yang Relevan ... 31
2.3 Kerangka Berpikir ... 33
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 35
BAB IIIMETODE PENELITIAN... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Setting Penelitian ... 36
3.2.1 Subyek Penelitian ...36
3.2.2 Objek Penelitian ...37
3.2.3 Lokasi Penelitian ...37
3.2.4 Waktu Penelitian ...38
3.3 Prosedur Pengembangan ... 38
3.4 Prosedur Penelitian... 43
3.4.1 Potensi dan Masalah...45
3.4.2 Penyusunan Rencana ...46
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ...47
3.4.4 Validasi Produk ...48
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ...48
3.5 Pengumpulan Data ... 49
xvi
3.7. Triangulasi…... 63
3.8. Teknik Analisis Data ... 65
3.8.1. Analisis Data Kuantitatif ...66
3.8.2. Analisis Data Kuanlitatif ...72
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73
4.1 Hasil Penelitian ... 73
4.1.1 Potensi dan Masalah...73
4.1.2 Penyusunan Rencana ...105
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ...115
4.1.4 Validasi Produk ...120
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ...122
4.2 Pembahasan ... 126
4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Siklus Air ...126
4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Siklus Air ...130
BAB VPENUTUP ... 132
5.1 Kesimpulan ………132
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 133
5.3 Saran………...133
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas V ... 53
Tabel 3. 2 Garis Besar/Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 54
Tabel 3. 3 Garis Besar/Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 55
Tabel 3. 4 Garis besar/rencana wawancara dengan Siswa ... 55
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 57
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 58
Tabel 3. 7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 59
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Soal Tes ... 61
Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 61
Tabel 3. 10 Skala dan kiteria instrument validasi pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan validasi produk ... 67
Tabel 3. 11 Skala dan Kriteria pedoman penilaian pada uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk, dan soal tes ... 67
Tabel 3. 12 Skala dan kriteria pedoman penilaian pada uji validitas isi instrumen soal tes ... 68
Tabel 3. 13 Skala dan Kriteria pedoman penilaian pada uji validitas konstruk instrumen soal tes ... 68
Tabel 3. 14 Skala dan Kriteria pedoman penilaian kuesioner validasi produk oleh ahli ... 69
Tabel 3. 15 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan Mengenai Media Pembelajaran Oleh Siswa ... 69
Tabel 3. 16 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 70
Tabel 3. 17 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 70
Tabel 4. 1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 75
Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 76
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 78
Tabel 4. 4 Hasil wawancara dengan Wawancara Kepala Sekolah... 79
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 80
Tabel 4. 6 Hasil Wawancara dengan Guru... 81
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa... 82
Tabel 4. 8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 83
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 87
Tabel 4. 10 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ... 88
Tabel 4. 11 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 89
Tabel 4. 12 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 90
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 91
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 95
xviii
Tabel 4. 16 Hasil uji validasi isi oleh Ahli ... 108
Tabel 4. 17 Hasil Validasi Konstruk oleh Ahli ... 109
Tabel 4. 18 Komentar Ahli dan Keputusan Perbaikan ... 110
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS ... 111
Tabel 4. 20 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 112
Tabel 4. 21 Kisi-kisi Instrumen pretest dan postest ... 112
Tabel 4. 22 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 113
Tabel 4. 23 Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli... 114
Tabel 4. 24 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 114
Tabel 4. 25 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 115
Tabel 4. 26 Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 120
Tabel 4. 27 Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ... 121
Tabel 4. 28 Perolehan pretest dan postest ... 123
Tabel 4. 29 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru ... 125
Tabel 4. 30 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. .... 125
Tabel 4. 31 Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran siklus air ... 130
xix DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Papan Siklus Air ... 9
Gambar 1.2 Kartu Nama Tahapan dan Kartu Penjelasan Tahapan ... 10
Gambar 1.3 Kartu Angka dan Kartu gambar siklus air ... 10
Gambar 1.4 Kartu Control of error ... 10
Gambar 1.5 kotak penyimpanan puzzle ... 11
Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu ... 11
Gambar 4.1 Gambar papan tahapan siklus air ... 117
Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Puzzle ... 118
Gambar 4.3 Tutup Kotak Penyimpanan ... 118
Gambar 4.4 Kartu penjelasan tahapan dan kartu gambar tahapan ... 119
xx DAFTAR BAGAN
xxi DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Perolehan pretest dan postest... 124
xxii DAFTAR RUMUS
xxiii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Lembar Validasi Pedoman Observasi... 136 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 140 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
oleh Ahli ... 141 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara Dengan Kepala Sekolah ... 147 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli . 149 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 155 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 157 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan siswa ... 161 Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Guru……….162
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa . 169 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Kterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan
Siswa SD Setara ... 177 Lampiran 2. 4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru 181 Lampiran 2. 5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan
Siswa ... 184 Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh
Ahli………..187
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Reliabilitas
Instrumen Tes. ... 195 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ... 202 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ... 204 Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk Oleh
Ahli………. 205
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai media pembelajaran oleh Siswa ... 209 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan
Mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 213 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk oleh Ahli ... 214 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Album Penggunaan Media
Pembelajaran oleh Ahli ... 220 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran
1 BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi
operasional.
1.1Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam yang sering disingkat menjadi IPA merupakan salah
satu mata pelajaran pokok dalam pendidikan nasional di Indonesia, termasuk pada
jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA diartikan sebagai usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran serta
menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperoleh
kesimpulan. Pada pengertian IPA tersebut jelas dikatakan bahwa pembelajaran
IPA bukanlah semata-mata menghafal informasi atau mengingat dan menimbun
informasi akan tetapi siswa perlu memahami informasi yang diperoleh dan dapat
menghubungkan pada kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:166).
Ruang lingkup pembelajaran IPA pada jenjang Sekolah Dasar meliputi 1)
makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi:
gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan
alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya
(BNSP, 2006: 162). Kompetensi dasar yang ada pada kurikulum 2013 salah
2 serta kelangsungan makhluk hidup. Materi siklus air merupakan salah satu materi
yang dipelajari di kelas V SD. Ruang lingkup IPA yang cukup luas seperti yang
telah dipaparkan ini tidak semuanya berada di sekitar lingkungan siswa. Peneliti
memilih materi siklus air dikarenakan air merupakan salah satu unsur penting
yang dibutuhkan oleh manusia dan seiring berjalannya waktu, air mulai sulit
didapatkan terutama pada saat musim kemarau. Sehingga diharapkan dengan
mempelajari materi siklus air anak dapat mengerti dan menghargai arti pentingnya
air bagi kehidupan manusia. Materi pada pembelajaran IPA yang jauh dari
kehidupan sehari-hari akan sulit dipahami oleh siswa karena materi yang abstrak
dan sulit dibayangkan oleh siswa, sehingga penerimaan materi yang disampaikan
oleh guru kurang maksimal. Terlebih proses pembelajaran yang terjadi selama ini
kurang mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir peserta didik
(Susanto, 2013:165). Materi siklus air merupakan salah satu materi yang abstrak
dan sulit dipahami oleh siswa karena proses tahapan siklus air yang meskipun
terjadi di alam akan tetapi tidak dapat dilihat secara kasat mata. Ditambah lagi
materi pada siklus air cukup luas dan tahapannya yang cukup rumit apabila hanya
dihapalkan. Untuk itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu
siswa dalam memahami materi siklus air agar siswa benar-benar paham dan
mengerti tahapan yang terjadi pada siklus bukan hanya menghapal materi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2
September 2016 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, meskipun terletak di pusat
kota Yogyakarta akan tetapi SD tersebut memiliki halaman yang cukup luas. Pada
bagian pinggir halaman terdapat banyak pohon-pohon yang besar. Hal ini
3 membuat media pembelajaran secara mandiri mengingat banyaknya bahan-bahan
yang tersedia di sekitar lingkungan sekolah seperti kayu, kertas dan plastik.
Pada kenyataanya, saat peneliti melakukan observasi pada tanggal 2
September 2016 di kelas V SD Pangudi luhur Yogyakarta. Guru belum
menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi. Pada saat
pembelajaran IPA materi siklus air, terlihat jika siswa bingung terhadap materi
yang dipelajari. Hal tersebut tampak ketika guru memberi pertanyaan secara lisan,
beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan kurang tepat.
Ketika peneliti melakukan observasi, guru menyampaikan pembelajaran dengan
metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat menerima pembelajaran siswa terlihat
kurang bersemangat dalam belajar. Mereka terlihat meletakkan kepala diatas
meja, beberapa anak mengerjakan hal lain yang tidak diminta oleh guru. Sehingga
pembelajaran yang berlangsung saat itu menjadi sepi karena kurangnya interaksi
guru dan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara tterhadap guru kelas V, guru membenarkan
bahwa penyampaian materi siklus air cukup sulit dikarenakan beberapa anak
belum paham terhadap tahapan yang terjadi pada siklus air. Sulitnya
penyampaikan materi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak
digunakannya media pembelajaran pada saat menyampaikan materi, materi yang
rumit atau siswa yang sulit untuk berkonsentrasi. Guru kelas V menyadari bahwa
salah satu langkah yang dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi guru maupun
siswa adalah penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut juga dibuktikan pada
analisis kebutuhan baik guru maupun siswa yang mengatakan bahwa
4 materi pembelajaran dan membantu guru dalam menyampaikan materi agar siswa
lebih mudah menerima materi. Dengan pengalaman langsung yang dialami oleh
anak, maka materi yang diajarkan akan lebih mudah dipahami dan dimengerti
oleh anak. Dengan pengalaman langsung pula anak akan mengetahui bagaimana
prosesnya dan anak dapat menyimpulkan sendiri materi yang dipelajari. Tetapi
karena keterbatasan media pembelajaran dan keterbatasan guru dalam membuat
media maka guru belum menggunakan media.
Menurut Piaget (dalam Desmita, 2009:101) pada usia 7-11 tahun atau usia
anak pada jenjang sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu pada
tahap tersebut anak sudah mampu berpikir secara logis mengenai segala sesuatu
namun belum mampu berpikir secara abstrak. Pada tahap operasional konkret atau
pada usia 7-11 tahun (dalam Susanto, 2013:75) perkembangan ini ditandai
dengan tiga kemampuan baru yaitu mengklasifikasi (mengelompokkan),
mengasosiaasi (menghubungkan), dan menyusun sehingga mereka sudah mampu
memecahkan masalah-masalah sederhana. Siswa dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalah yang dihadapi dengan cara yang bervariasi. Hal ini
mengarah pada hal-hal yang konkret sehingga dibutuhkan sebuah media
pembelajaran bagi siswa yang sedang pada tahap operasioanal konkret
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang
menggunakan media pembelajaran pada pembelajarannya adalah metode
Montessori.
Ciri khas pembelajaran berbasis Metode Montessori adalah penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajarannya. Maria Montessori selaku
5 pembelajaran dan menggunakan benda-benda konkret untuk membantu siswa
dalam belajar. Pendidikan Montessori memiliki delapan prinsip yaitu 1)
keleluasaan dalam bergerak untuk meningkatkan pembelajaran, 2) kebebasan
dalam mempersiapkan lingkungan belajar, 3) ketertarikan dalam belajar, 4)
menghindari penghargaan ekstrinsik, 5) pembelajaran dengan dan dari teman
sebaya, 6) pembelajaran dalam konteks, 7) pentingnya gaya interaksi guru dengan
siswa, dan 8) keteraturan lingkungan dan pikiran (Liliard, 2005: 29-33)
Ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik,
bergradasi, auto-correction dan auto-education ini telah didesain sesuai dengan
kebutuhan pada setiap jenjangnya (Montessori, 2002: 170-174). Media
pembelajaran berbasis metode Montessori telah terbukti dapat membantu siswa
dalam proses belajar. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Noi, Wulandari dan Hardiyanti.
Berdasarkan permasalahan mengenai materi siklus air pada mata pelajaran
IPA, kebutuhan terhadap media pembelajaran dan hasil penelitian terhadap media
pembelajaran berbasis metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar
siswa pada penelitian terdahulu dan belum adanya penelitan pengembangan pada
mata pelajaran berbasis metode Montessori, maka peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dan pengembangan (research and development). Peneliti
tertarik melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA materi
siklus air. Media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pada media
pembelajaran berbasis metode Montessori. Pengembangan media pembelajaran
yang dilakukan dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran pada metode
6 kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau
bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah
kepada para ahli dan uji coba terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua rumusan masalah yaitu:
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi siklus air berbasis
metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan memiliki tujuan. Adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD
materi siklus air berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V.
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran IPA SD materi siklus air
berbasis metode Montessori dengan kualitas baik untuk kelas V.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa
Siswa mendapatkan memperoleh pengetahuan mengenai meateri siklus
air dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode
Montessori.
1.4.2 Bagi Guru
Guru mendapatkan pengetahuan baru mengenai media pembelajaran
7 1.4.3 Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman yang baru tentang penerapan media
berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti
mendapatkan bekal dalam mengaajar menggunakan media pembelajaran
berbasis metode Montessori.
1.4.4 Bagi Sekolah
Menambah pengetahuan mengenai media pembelajaran berbasis metode
Montessori dan dapat mengadopsi metode tersebut.
1.5Definisi Operasional
1.5.1 Perkembangan Anak adalah anak pada usia 7-11 tahun berada pada tahapan
operasional konkret dimana anak belum mampu berpikir secara abstrak. Anak
memerlukan benda-benda konkrit untuk membantunya berfikir secara logis.
1.5.2 Media Pembelajaran adalah suatu alat yang berada disekitar lingkungan
siswa yang dapat merangsang minat, pikiran, dan perasaan siswa untuk belajar
dan mendukung proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
1.5.3 Media Pembelajaran berbasis Metode Montessori adalah alat yang dapat
merangsang minat, pikiran siswa untuk belajar. Alat ini memiliki empat ciri
khusus yaitu menarik, auto-correction, auto-education dan bergradasi dan satu
ciri tambahan yaitu kontekstual.
1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan yang mempelajari
alam semesta dan penerapannya menekankan pada metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen untuk membentuk sikap ilmiah seperti rasa, ingin tahu,
8 1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media pembelajaran
siklus air beserta album petunjuk penggunaan media pembelajaran. Media
pembelajaran yang dikembangkan berfungsi membantu siswa dalam memahami
tahapan yang terjadi pada setiap siklusnya. Media pembelajaran siklus air terdiri
dari 5 komponen papan gambar siklus air, puzzle tahapan siklus air, kartu siklus
air, kotak penyimpanan puzzle tahapan siklus air, dan kotak penyimpanan kartu.
1.6.1 Papan Gambar Siklus Air
Papan gambar siklus air terbuat dari kayu. Papan gambar siklus air ini
berbentuk balok dengan ukuran 60cm x 40 cm x 3cm. Pada dalam papan berisi
tentang tahapan siklus air. Pada bagian tertentu, dalam papan juga terdapat serbuk
kayu untuk membedakan tekstur pada setiap bagian, misalkan membedakan
tekstur tanah dan laut agar terlihat seperti aslinya. Pewarnaan pada media
pembelajaran yang dikembang, peneliti memilih warna-warna yang sesuai dengan
bagian isi bumi. Untuk laut diberi warna biru, bagian tanah coklat, bagian pohon
hijau pada daun dan coklat pada batang, bagian langit warna biru muda. Pada
bagian dalam papan gambar tiruan isi bumi, diletakkan beberapa magnet hal ini
sebagai media kerja bagi para siswa dalam melengkapi tahapan yang terjadi pada
siklus air. Papan gambar siklus air juga dilengkap dengan tutup pada bagian
atasnya. Tutup dibuat menyerupai selobokan pada laci. Selobokan ini nantinya
juga digunakan sebagai tempat kerja saat menggunakan kartu tahapan siklus air.
9 60 cm
Gambar 1. 1 Desain Papan Siklus Air
1.6.2 Puzzle Tahapan Siklus Air
Selain papan gambar siklus air, peneliti juga membuat puzzle tahapan
siklus air. Puzzle tahapan ini meliputi potongan bagian isi bumi seperti hujan,
awan, selain puzzle potongan isi bumi, dilengkapi dengan bagian nama pada
setiap tahapan dan anak panah yang menunjukkan pergantian pada setiap
tahapannya dan juga puzzle angka yang digunakan sebagai urutan pada setiap
tahapnya. Puzzle tahapan bagian isi bumi memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan berdasarkan tahapan siklus air. Puzzle
nama tahapan siklus air berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4 cm x1,5 cm.
Puzzle angka berbentuk persegi dengan ukuran 2cm x 2cm.
1.6.3 Kartu Tahapan Siklus Air
Peneliti juga membuat kartu tahapan siklus air. Kartu tahapan terdiri dari 3
bagian yaitu kartu gambar tahapan, kartu penjelasan tahapan, kartu nama tahapan
dan kartu angka. Kartu gambar berbentuk persegi dengan ukuran 6,5 cm x 6,5 cm.
Kartu gambar berisi gambar yang menunjukkan satu tahapan pada siklus air.
10 cm dan kartu nama tahapan berukuran persegi panjang dengn ukuran 6, 5 x 3 cm.
dan satu kartu control of error. Pada satu kartu control of error memuat gambar,
penjelasan dan nama tahapan pada satu tahapannya.
Gambar 1. 2 Kartu nama tahapan dan kartu penjelasan tahapan
Gambar 1. 3 Kartu Angka dan Kartu gambar siklus air
Gambar 1. 4 Kartu Control of error
11 1.6.4 Kotak Penyimpanan
Puzzle tahapan siklus air disimpan pada kotak berbentuk balok dengan
ukuran 25 cm x 13 cm x 5 cm. Kotak ini dibagi menjadi 3 bagian yang
berfungsi untuk meletakkan puzzle bagian isi bumi, puzzle nama tahapan,
puzzle angka dan puzzle anak panah diletakkan dalam satu kotak yg sama.
Kotak penyimpanan puzzle ini juga dilengkap dengan tutup. Kartu disimpan
dalam sebuah kotak berbentuk balok dengan ukuran
Gambar 1. 5 kotak penyimpanan puzzle
Gambar 1. 6 Kotak Penyimpanan Kartu 13 cm
25 cm
5 cm
7 cm
12 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II ini berisi mengenai kajian pustaka, kerangka berfikir. Kajian
pustaka membahas mengenai teori yang mendukung penelitian. Kerangka berfikir
berisi tentang gambaran hubungan antar konsep.
2.1. Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media
pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
2.1.1 Teori perkembangan anak
Piaget meyakini bahwa pemikiran anak seorang anak berkembang melalui
serangkaian tahapan pemikiran mulai dari bayi hingga masa dewasa. Piaget atau
Jean Piaget merupakan salah seorang tokoh psikologi asal Swiss ( Desmita,
2009:98). Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif manusia menjadi
empat tahapan yaitu : (1) Tahap sensorimotor (2) Tahap Pra-operasional (3) Tahap
operasonal Konkret dan (4) Tahap Operasional Formal ( Desmita, 2009: 101).
2.1.1.1 Tahap Sensorimotor
Tahap sensorimotor berlangsung pada usia 0-2 tahun. Pada masa ini bayi
bergerak dari tindakan refleksi instinktif pada saat lahir sampai permulaan
pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui
13 2.1.1.2 Tahap Pra-Operasional
Tahap Pra-operasional berlangsung pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini
anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata
dan gambar ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
2.1.1.3 Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret berlangsung pada usia 7 – 11 tahun atau anak
pada jenjang sekolah dasar. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda
ke dalam bentuk-bentuk benda. Menurut Piaget (Desmita, 2009:104) aktivitas
anak pada masa ini adalah terfokus pada objek-objek yang nyata atau berbagai
kejadian yang dialaminya. Ini berarti bahwa anak pada usia sekolah dasar sudah
memiliki kemapuan untuk berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai
mengetahui banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
2.1.1.4 Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal berlangsung pada usia 11 tahun ke atas pada
tahap ini remaja mulai berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih
idealistik.
Berdasarkan paparan ahli diatas dapat disimpulkan perkembangan anak
adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada anak baik kemampuan sikap,
pengetahuan maupun keterampilan baik fisik maupun psikis yang berlangsung
secara berkesinambungan dan sistematis. Siswa kelas V SD (10-11 tahun) berada
pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir logis
14 sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari tetapi dengan menggunakan objek-objek nyata atau berdasarkan
kejadian yang dialami secara langsung. Sehingga pada tahap ini anak belum
mampu berpikir secara abstrak. Dengan demikian, penggunaan benda-benda nyata
atau konkret pada anak usia 10-11 tahun yang berada pada tahap operasional
konkret memang sangat diperlukan karena sesuai dengan karakteristik anak pada
tahap perkembangannya.
2.1.2 Media Pembelajaran
Pada uraian media pembelajaran membahas mengenai pengertian media
pembelajaran, manfaat media pembelajaran dan klasifikasi media pembelajaran.
2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran
Gagne (dalam Sadiman dkk, 2008: 6) mengatakan bahwa media
merupakan jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
mereka untuk belajar lebih lanjut Gerlach and Eli (dalam Anitah,2009:5)
mengemukakan bahwa media merupakan alat-alat grafis, fotografi atau elektronis
untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal. H. Malik (1994) mengemukakan bahwa media segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran dan perasaan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
Winkle memaparkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan
yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian yang dialami oleh siswa itu sendiri. Gagne (Kuriawan, 2014: 7)
mengemukakan pendapat bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan
15 mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat pada setiap
peristiwa yang dialami oleh siswa. Pengertian pembelajaran juga dikemukakan
oleh Miarso yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.
Berdasarkan pemaparan beberapa ahli mengenai media dan pembelajaran
maka Gagne (dalam Karwati, 2014:224) menjelaskan bahwa media pembelajaran
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari guru kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan
dan minat serta perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efisien. Asosiasi Pendidikan Nasional memberikan pengertian
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsnag
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi (Arief dkk, 2008:7). Sanaky juga menambahkan
bahwa media pembelajaran merupakan (1) sebuah alat yang berfungsi dan dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. (2) berbagai jenis
komponen dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar
untuk belajar, (4) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
pembelajar untuk belajar, (5) bentuk-bentuk komunikasi dan metode yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual dan
16 Dari beberapa pendapat yang dikemukan oleh para ahli mengenai media
pembelajaran, maka penulis mennyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
suatu alat yang berada disekitar lingkungan siswa yang dapat merangsang minat,
pikiran, dan perasaan siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran, media pembelajaran
merupakan aspek penting untuk merangsang minat, pikiran dan perasaan siswa.
Oleh karena itu, penelitian ini menghasilkan sebuah media pembelajaran yang
mendukung berlangsungnya proses belajar siswa.
2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki sejumlah manfaat penting baik untuk guru,
maupun bagi siswa. Menurut Karwati manfaat media pembelajaran yaitu : (1)
Mengatasi perbedaan pengalaman. Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman setiap
peserta didik yang satu dengan yang lain pasti berbeda baik latar belakang
keluarganya maupun lingkungannya. Media pembelajaran mampu mengatasi
perbedaan pengalaman tersebut. (2) Mengkonkretkan konsep-konsep yang
abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih abstrakdan sulit dijelaskan secara
langsung kepada peserta didik, dapat dikonkretkan atau disederhanakan peserta
didik itu sendiri melalui media pembelajaran. Misalkan untuk menjelaskan
mengenai siklus air dapat menggunakan video atau gambar. (3) Mengatasi
keterbatasan, media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsunng di dalam kelas
oleh peserta didik. Misalnya menjelaskan mengenai hewan singa, tidak mungkin
17 menggunakan gambar singa atau video mengenai singa. (4) Interaksi langsung,
media pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya. (5) Menghasilkan keseragaman pengamatan.
Persepsi yang dimiliki setiap peserta didik pasti berbeda, apabila mereka hanya
mendengarkan saja, belum pernah melihat sendiri, bahkan belum pernah
memegang, meraba dan merasakannya. Untuk itu, media pembelajaran dapat
membantu peserta didik untuk memiliki persepsi yang sama. (6) Menanamkan
konsep dasar yang benar, konkret dan realistis. Seringkali sesuatu yang
disampaikan oleh guru dipahami secara berbeda oleh peserta didik. Oleh karena
itu, penggunaan media pembelajaran seperti gambar, film, grafik dll dapat
memberikan konsep dasar yang benar pada materi yang hendak disampaikan. (7)
Merangsang dan membangkitkan motivasi untuk belajar. Pemasangan
gambar-gambar di papan temple, pemutaran film, mendengarkan rekaman, merupakan
rangsangan-rangsangan tertentu yang memunculkan motivasi peserta didik untuk
belajar. (8) Memberikan pengalaman integral. Media pemebelajaran memberikan
pengalaman yang integral dan konkret sampai pada hal yang bersifat abstrak
(Karwati,2014:226).
Selain itu, AH. Sanaky (Sanaky,2013:7) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran sangat bermanfaat untuk pembelajar maupun pengajar. Manfaat
media pembelajaran untk pengajar yaitu:
a. Memberikan pedoman, arah untuk mecapai tujuan pembelajaran.
b. Menjelaskan struktur dan urutan pembelajaran secara baik.
c. Memberikan kerangka sistematis mengajar yang baik.
18 e. Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
f. Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa
tekanan.
Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar adalah :
a. Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.
b. Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.
c. Pembelajar dapat memahami materi secara sistematis
d. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar.
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh para ahli.
Menurut Kempt dan Dayton (dalam Arsyad, 2014:25). Banyak manfaat yang
didapat dalam penggunaan media pembelajaran. Dampak positif penggunaan
media pembelajaran menurut Kempt and Dayton pada penelitian yang mereka
lakukan sebagai berikut.
a. Penyampaian pelajaran lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau
mendengar penyajian media pembelajaran maka akan menerima pesan yang
sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang
berbeda-beda dengan penggunaan media pembelajaran akan mengurangi tafsiran yang
berbeda apabila diterima oleh pelajar.
b. Pembelajaran lebih menarik. Media pembelajaran digunakan sebagai
penarik perhatian sehingga membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikkan.
Kejelasan, keruntutan pesan, daya tarik yang berubah-ubah dan efek khusus yang
digunakan dalam media pembelajaran menimbulkan rasa keingintahuan yang
menyebabkan siswa berpikir dan beranalisis yang kesemuanya menunjukkan
19 c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori-teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologi dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
penguatan.
d. Sikap positif siswa mengenai apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli mengenai manfaat media
pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan beberapa manfaat media
pembelajaran terhadap guru, siswa maupun proses pembelajaran yaitu (1) media
pembelajaran menarik minat dan keingintahuan siswa sehingga menjaga siswa
untuk tetap memperhatikan (2) media pembelajaran membantu siswa
mempermudah memahami materi yang abstrak menjadi lebih nyata. (3)
meningkatkan dan menggali kreatifitas guru dalam menciptakan berbagai media
pembelajaran dalam berbagai materi (4) pemebalajaran lebih menarik, sehingga
siswa tidak dalam tekanan ketika mengikuti pembelajaran.
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Terdapat banyak sekali media pembelajaran yang dapat digunakan, untuk
memudahkan, Karwati mengklasifikasikan media pembelajaran untuk
menyederhanakan pengelompokan media pembelajaran. Berikut merupakan
klasifikasi media pembelajaran :
a. Media Visual
Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui
indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan (projected visual), dan media yang tidak dapat
20 1.) Media visual Diproyeksikan (Projected Visual)
Media ini pada dasarnya merupakan media menggunakan alat proyeksi
(projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar (screen).
Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam dan media
proyeksi gerek. Beberapa alat yang masuk kedalam media proyeksi
diam seperti Opaque Projection, Overhead Projection, Slide
Projection. Media proyeksi bergerak seperti filmstrips dan film projection.
2.) Media Visual Tidak Diproyeksikan ( Non Projected Visual )
Jenis media visual ini adalah gambar fotografik dan media grafis yang
meliputi sketsa, gambar, grafik, bagan, poster. Kartun dan karikatur.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar.
c. Media Audio Visual
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau
biasa disebut dengan media pandang-dengar. Dengan menggunakan media
audio-visual maka penyaji materi pembelajaran bagi peserta didik semakin
21
d. Media Cetak
Jenis-jenis media cetak anatara lain :
1. Buku pelajaran
Buku pelajaran disebut juga buku teks. Buku pelajaran adalah suatu
kumpulan bahan pelajaran yang disusun secara sistematis dengan
berpedoman kepada kaidah-kaidah keilmiahan.
2. Surat Kabar dan Majalah
Surat kabar dan majalah merupakan media komunikasi masa dalam
bentuk cetakyang beisi informasi actual tentang peristiwa tertentu.
3. Ensiklopedi
Ensiklopedi disebut juga dengan kamus besar yang memuat berbagai
istilah ilmu pengetahuan terbaru. Ensiklopedi merupakan sumber
bacaan penunjuang.
4. Buku Suplemen
Buku ini berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi peserta didik, baik
yang berhubungan dengan pelajaran maupun tidak.
5. Pengajaran berprogram
Media ini merupakan salah satu sistem penyampaian pengajaran
dengan media cetak yag memungkinkan siswa belajar secara individu
sesuai dengan kemapuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh
22 e. Media Model
Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari
beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu
jauh, atau objek yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas
dan sulit dipelajari wujud aslinya.
f. Media realita
Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang
berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada
peserta didik. Realita ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti
mata uang, tumbuhan,
g. Belajar Benda Sebenarnya melalui Specimen
Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Namun ada juga benda asli tidak alami atau
benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya
oleh manusia. Contoh specimen benda yang masih hidup akuarium,
terrarium, kebun binatang. Contoh specimen benda yang sudah mati
herbarium, awetan dalam botol.
h. Komputer
Komputer merupakan produk yang dihasilkan perkembangan jaman
modern. Saat ini computer mendapat perhatian besar karena
kemampuannya untuk mempermudah proses pembelajaran yang
dibutuhkan oleh peserta didik terlebih lagi ditambahkan dengan teknologi
23 i. Multimedia
Seiring dengan perkembangaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
penggunaan media baik yang bersifat visual, audio, audia-visual, projected
still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara
bersama-sama atau serempak melalui satu alat yaitu multimedia.
j. Internet
Pembelajaran melalui internet saat ini menjadi focus perhatian para ahli
pendidikan. Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet disebut
juga pembelajaran berbasis ICT atau disebut juga dengan e-learning.
E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan
tersampainya materi pembelajaran kepada peserta didik melalui internet.
Berdasarkan pemaparan beberapa ahli mengenai klasifikasi media
pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran siklus air
berbasis metode Montessori termasuk pada klasifikasi media model. Hal tersebut
dikarenakan, media yang dibuat berdasarkan bentuk nyatanya yaitu papan siklus
air.
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori mempunyai 4 ciri khusus (Montessori,
2002:171-175).
a. Menarik. Media pembelajaran Montessori dirancang semenarik mungkin
mulai dari segi warna, bentuk, dan sebagainya agar dapat menambah minat
24 sensorial anak dalam menyentuh, meraba, bahkan mendengarkan bunyi
yang ditimbulkan oleh media pembelajaran (Montessori, 2002:174).
b. Bergradasi. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi
rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran
Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak
mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan
untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat
diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174).
Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna
yang memiliki beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda.
Gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan
menggunakan media pembelajaran Montessori (Montessori, 2002:175).
c. Auto-correction. Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut
bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah
aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi.
(Montessori, 2002:171).
d. Auto-education. Media pembelajaran Montessori dibuat untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara
mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar
dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang
mengintervensi hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan
setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori,
25 e. Kontekstual. Peneliti menambahkan satu ciri tambahan yaitu kontekstual.
Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan
konteks (Lillard, 2005:32). Oleh karena itu, Montessori menyediakan
peralatan untuk belajar anak dengan memanfaatkan benda yang ada di
lingkungan sekitar anak. Dengan demikian, anak mengalami sendiri
tentang apa yang ada di lingkungan sekitarnya, bukan karena orang lain
(Hainstock, 1997:83).
Dari 5 ciri khas media pembelajaran Montessori yang telah dipaparkan,
disimpulkan bahwa 5 ciri khas tersebut dapat dijadikan sebagai syarat atau acuan
dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Metode Montessori.
2.1.3.1 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan
mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82). Lillard
(1996:80-85) menambahkan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan
menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori.
Selain itu, bahan pembelajaran dari metode Montessori memungkinkan terjadinya
pembelajaran yang mandiri sehingga pengajar tidak perlu turut ikut campur dalam
latihan-latihannya. Pada pembelajaran berbasis metode Montessori ini anak dapat
mendidik dan melatih dirinya sendiri, Anak dapat berproses untuk memperbaiki
kesalahan dan melakukan perbaikan ini secara mandiri karena bahan pembelajaran
memiliki pengendali kesalahan (Gutex, 2013:233).
Pada pembelajaran berbasis metode Montessori ini menciptakan
pembelajaran yang mandiri karena bahan pembelajarannya. Hal ini menyebabkan
keterampilan-26 keterampilan indra seperti menata, mengelompokkan, membandingkan dengan
melihat, menyentuh, melihat, membaumerasa, mendengar, dan meraba
benda-benda yang ada di sekitarnya. Tujuan dari pendidikan indra ini adalah untuk
menyempurnakan persepsi terhadap rangsang melalui latihan-latihan yang
berulang-ulang (Gutex, 2013:238)
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
media pembelajaran siklus air berbasis metode Montessori memiliki keunggulan
yaitu memungkinkan siswa belajar secara mandiri dengan adanya pengendali
kesalahan yang terdapat pada media tersebut.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak
hanya produk saja tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dalam
pelaksanaan proses ilmiah. Proses ilmiah antara lain: pengamatan, analisis atau
eksperimen (Yusuf, 2007). Menurut Fowler (dalam Trianto,2010:135)
pembelajaran IPA adalah ilmu yang sistematis yang dirumuskan berhubungan
dengan gejala kebendaan dan terutama didasarkan pada pengamatan dan induksi.
Lebih lanjut Kardi dan Nur ( dalam Trianto, 2010:136) mengungkapkan bahwa
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di
dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati oleh indera
maupun yang tidak dapat diamati oleh indera.
Dari penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian Ilmu Pengetahuan
Alam, maka peneliti menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah
27 menekankan pada metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen untuk
membentuk sikap ilmiah seperti rasa, ingin tahu, terbuka dan jujur.
2.1.4.1 Hakikat IPA
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan
sikap ilmiah. Menurut Laksmi Prihantoro (dalam Trianto,2010:137) pada
hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk
IPA merupakan sekumpulan pengetahuan, sekumpulan konsep dan bagan konsep.
Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains.
Dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi-teknologi yang
dapat memberi kemudahan dalam kehidupan.
Pada hakikatnya, Marsetio Donosepoetro (dalam Trianto,2010:137)
menjelaskan bahwa IPA dipandang pula sebagai proses, produk dan prosedur. IPA
dipandang sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk, diartikan sebagai hasil proses berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun luar sekolah ataupun bahan
bacaan untuk penyebaran pengetahuan. IPA sebagai prosedur dimaksudkan adalah
metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut dengan
metode ilmiah. Selain proses dan produk, Daud Joesef (dalam Trianto, 2010 :
137) menambahkan hakikat IPA juga sebagai suatu kebudayaan atau suatu
kelompok atau institusi sosial dengan tradisi, nilai, aspirasi maupun inspirasi.
Sebagai salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar, pembelajaran
28 tahu anak secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan
kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta
mengembangkan cara berpikir ilmiah (Samatowa, 2010:2). Berdasarkan
pemaparan para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang
bersifat abstrak hendaknya memberikan pengalaman langsung untuk siswa dengan
menggunakan hal-hal yang bersifat konkret seperti media pembelajaran untuk
membantu siswa dalam belajar.
2.1.4.2Siklus Air
Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari
bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses
evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi
(pengembunan). Berikut proses daur air yaitu:
a. Evaporasi
Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar
matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses
Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik
29 Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan akan
turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air
hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah (infiltrasi). Selanjutnya,
air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan mengalir ke danau atau
sungai. Air hujan juga ada yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau.
Kondisi ini akan menambah jumlah air di tempat tersebut (Run 0ff). Air di sungai
akan mengalir ke laut. Di lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap
kembali. Air sungai yang menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air
laut dan tumbuhan. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam daur air. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara keseluruhan cenderung
tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah. Secara sederhana daur air dapat
digambarkan seperti di samping ini.
Selama dalam perjalanan siklus air, air ada yang tertahan di berbagai tubuh
perairan, ada pula yang langsung kembali masuk pada siklus air. Berdasarkan
lama peredaran air, siklus air dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek,
sedang, dan panjang.
a.Siklus Pendek
Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu
yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Air laut mengalami
evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari
evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi
sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah
sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan