• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori"

Copied!
300
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BERBASIS METODE MONTESSORI. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Oktapianis Rindi Wardani NIM: 111134089. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BERBASIS METODE MONTESSORI. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Oktapianis Rindi Wardani NIM: I11134089. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Pujian syukur yang tak terkira saya panjatkan atas selesainya skripsi ini.Atas dukungan oleh banyak pihak baik secara langsung maupun tidak, dalam proses pengerjaan. Dengan bahagia skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tritunggal Maha Kudus, Bunda Maria atas cinta kasih dan berkat yang tak pernah berhenti. 2. Kedua orang tua saya, Bapak Yosafat Suwandani dan Ibu Sri Suwarni yang dengantulus selalu memberi cinta, bimbingan, doa dan nasihat. 3. Kedua adik saya, Dian dan Fio yang setia memberi semangat dan mendoakan, semoga sukses juga menyertaimu. 4. Para sahabat, Bang Erikc, Elena, Kak Nita, Mas Adit, Restu, Kak Ima, Mas Yos yang selalu memberikan semangat, dan bantuan saat saya kesulitan. Semoga cita-citamu tercapai. 5. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan bantuan juga doa sehingga menjadi semangat baru bagi saya. 6. Para dosen PGSD Sanata Dharma yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama proses pengerjaan skripsi ini. 7. Teman-teman satu payung Bowo, Charla, Dina, Dita, Fetra, Mia, dan Noi atas kebersamaandalam proses pengerjaan skripsi ini. 8. Teman Montessori Club, Tasya, Tri, Susan, Siska, Bayu, Anton, Mas Andre, Mb. Danik, Mb. Tira, Mb. Ima, Mb. Mido, Mb. Kristi yang selalu memberi semangat dan dukungan. 9. Teman-teman satu kelas D dan satu angkatan PGSD 2011 yangsaling mendukung, saling menghibur, dan saling berbagi selama proses belajar di PGSD Sanata Dharma. 10. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah turut andil selama proses penyelesaian skripsi ini semoga selalu mendapat berkat dari Allah Bapa, Amin.. v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Orang yang bisa menaklukkan orang itu kuat. Orang yang bisa menaklukkan diri sendiri itu hebat. (Lao-Tu). “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Lukas 8:48). vi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 16 Januari 2015. vii.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:. Nama. : Oktapianis RindiWardani. Nomor Mahasiswa : 111134089. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 29 Januari 2015. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Wardani, Oktapianis Rindi.(2015). Pengembangan alat peraga matematika SD materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Siswa usia sekolah dasar mulai berpikir logis dengan bantuan benda konkret berupa alat peraga. Metode Montessori merupakan metode yang menciptakan lingkungan belajar dengan memanfaatkan alat peraga.Penelitian ini mengembangkan alat peraga matematika berbasis metode Montessori dengan ciri menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education. Salah satu ciri tambahan yang dikembangkan oleh peneliti adalah kontekstual. Penelitian dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta pada siswa kelas I tahun ajaran 2014/2015 selama enam bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas terhadap enam orang siswa. Langkah penelitian ini terdiri dari lima tahap, yaitu menganalisis potensi masalah, perencanaan penelitian, pengembangan desain, validasi produk, hingga uji coba lapangan terbatas. Produk yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli di bidangnya.Hasil validasi produk menunjukkan bahwa, (1) alat peraga memiliki lima ciri, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. (2) memiliki rerata skor3,5 dan masuk kategori “sangat baik”. Hasil tes siswa yang juga menunjukkan peningkatan sebesar 63,29% dari pretest ke postest setelah menjalani pendampingan menggunakan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena itu alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan yang dikembangkan sudah layak untuk diujicobakan dalam skala yang lebih luas sebelum diproduksi secara masal. Kata kunci : metode penelitian dan pengembangan, alat peraga Montessori, penjumlahan dan pengurangan, matematika.. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Wardani, Oktapianis Rindi. (2015). Developing a set of mathematics teaching aids for addition and subtraction material based on Montessori Method for Elementary School. A thesis. Yogyakarta: Department of Teacher Training of Elementary School, Sanata Dharma University. Elementary School students start thinking logically by using concrete objects as teaching aids. Montessori Method creates an independent learning environment by applying teaching aids. This research developes at developing mathematical teaching aids based on Montessori Method with these characteristics: attractive, gradation, auto-correction, and auto-education. While contextual was found by observer as an additional characteristic. This research was conducted in SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta on grade I, academic year of 2014/2015 for six months. This study applied research and development (R&D). This research was applied to six students in a limited field tryout. There are five stages in this research: (1) problem analysis, (2) research planning, (3) design development, (4) product validation, and (5) limited field tryout. The product was validated by credible experts. The result showed: (1) the teaching aids have five characteristics: attractive, gradation, auto-correction, autoeducation, and contextual; (2) the validation score was 3,5 on average and was categorized as “very good”. The test result increased 63.29% from pretest to posttest after they learned by using addition and subtraction boards. Therefore, the addition and subtraction board which have been developed is proper to be tried out in a larger scale before being produced massively. Keywords: research and development method, Montessori teaching aids, addition and subtraction, mathematics.. x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Pujidan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih karena berkat rahmat dan anugrah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori” ini tepat pada waktunya. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih dengan penuh kerendahan hati dan doa yang tulus kepada pihak-pihak yang telah turut andil, yaitu : 1.. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.. 2.. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S.,BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD.. 3.. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.. 4.. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd selaku pembimbing I yang selalu memberi pengarahan, kritik, dan saran dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.. 5.. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,M.A.selaku pembimbing II yang selalu memberi pengarahan, kritik, dan saran dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.. 6.. Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang dengan tangan terbuka memberikan ijin penelitian di sekolah.. 7.. Sugiyati, S.Pd selaku Guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang telah mengijinkan, membantu, berdiskusi secara aktif selama proses penelitian.. 8.. Siswa kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang selalu semangat dan antusias memberikan perhatian dan waktu kepada peneliti.. 9.. Semua Pakar yang terlibat dalam menyukseskan penelitian ini dan tak dapat disebutkan satu per satu.. 10.. Kedua orang tua saya, Bapak Yosafat Suwandani dan Ibu Sri Suwarni yang dengantulus selalu memberi cinta, bimbingan, doa dan nasihat.. 11.. Kedua adik saya, Dian dan Fio yang setia memberi semangat dan mendoakan, semoga sukses juga menyertaimu.. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12.. Para sahabat, Bang Erikc, Elena, Kak Nita, Mas Adit, Restu, Kak Ima, Mas Yos, yang selalu memberikan semangat, dan bantuan saat saya kesulitan. Semoga cita-citamu tercapai.. 13.. Teman-teman satu payung Bowo, Charla, Dina, Dita, Fetra, Mia, dan Noi atas kebersamaandalam proses pengerjaan skripsi ini.. 14.. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan, dukungan, dan doa selama ini.. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, sebab tak ada gading yang tak retak. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak supaya skripsi ini terus dapat diperbaiki sehingga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.. xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................... viii ABSTRAK ................................................................................................... ix ABSTRACT .................................................................................................. x PRAKATA ................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxiii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 1.5 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ................................................. 10 1.6 Definisi Operasional................................................................................ 15 BAB 2 LANDASAN TEORI ...................................................................... 18 2.1 Kajian Pustaka......................................................................................... 18 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................... 18 2.1.1.1 Alat Peraga ........................................................................................ 18 2.1.1.1.1 Alat Peraga Montessori .................................................................. 19 2.1.1.2 Pembelajaran Matematika ................................................................. 20 2.1.1.2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran............................................. 20 2.1.1.2.2 Pembelajaran Matematika .............................................................. 21. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.1.3 Metode Montessori............................................................................ 23 2.1.1.3.1 Sejarah Metode Montessori............................................................ 23 2.1.1.3.2 Karakteristik Metode Montessori ................................................... 24 2.1.1.4 Materi Penjumlahan dan Pengurangan.............................................. 26 2.1.1.5 Teori Perkembangan ......................................................................... 27 2.1.1.5.1 Tahap Perkembangan Anak menurut Montessori .......................... 27 2.1.1.5.2 Tahap Perkembangan Anak menurut Jean Piaget .......................... 29 2.1.2 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 30 2.1.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Alat Peraga Matematika ............. 30 2.1.2.2 Penelitian tentang Metode Montessori .............................................. 32 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................... 35 BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 37 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 37 3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 38 3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 38 3.2.3 Subyek Penelitian ................................................................................. 39 3.2.4 Obyek ................................................................................................... 39 3.3 Rancangan Penelitian .............................................................................. 39 3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ................................................. 43 3.5 Instrumen Penelitian................................................................................ 46 3.5.1 Pedoman Wawancara ........................................................................... 47 3.5.1.1 Wawancara Kepala Sekolah .............................................................. 47 3.5.1.2 Wawancara Guru ............................................................................... 48 3.5.1.3 Wawancara Siswa ............................................................................. 48 3.5.2 Pedoman Observasi .............................................................................. 49 3.5.3 Kuesioner ............................................................................................. 50 3.5.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan.......................................................... 50 3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk ............................................................... 51 3.5.4 Tes ........................................................................................................ 52 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 53 3.6.1 Non Tes ................................................................................................ 53 3.6.1.1 Kuesioner .......................................................................................... 53. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.6.1.2 Wawancara ........................................................................................ 54 3.6.1.3 Observasi ........................................................................................... 54 3.6.2 Tes ........................................................................................................ 55 3.6.3 Triangulasi Data ................................................................................... 56 3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................... 57 3.7.1 Analisis Tes .......................................................................................... 57 3.7.1.1 Validitas ............................................................................................ 57 3.7.1.2 Reliabilitas ........................................................................................ 58 3.7.1.3 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest ................................................ 58 3.7.2 Analisis Non Tes ................................................................................. 59 3.7.2.1 Analisis Kuesioner ............................................................................ 59 3.7.2.2 Analisis Wawancara .......................................................................... 61 3.7.2.3 Analisis Observasi............................................................................. 61 3.8 Jadwal Penelitian..................................................................................... 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 63 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 63 4.1.1 Potensi Masalah ................................................................................... 63 4.1.1.1 Identifikasi Masalah .......................................................................... 63 4.1.1.1.1 Wawancara ..................................................................................... 64 4.1.1.1.1.1 Wawancara Kepala Sekolah ........................................................ 64 4.1.1.1.1.2 Wawancara Guru ......................................................................... 67 4.1.1.1.1.3 Wawancara Siswa ....................................................................... 67 4.1.1.1.1.4 Triangulasi Sumber Data............................................................. 68 4.1.1.1.2 Observasi ........................................................................................ 69 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan ........................................................................... 70 4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori .............................. 70 4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Siswa .......................................................... 72 4.1.1.3 Pembuatan Kuesioner Analisis Kebutuhan ....................................... 73 4.1.1.3.1 Validasi Ahli Bahasa ...................................................................... 75 4.1.1.3.1.1 Guru ............................................................................................ 75 4.1.1.3.1.2 Siswa ........................................................................................... 76 4.1.1.3.2 Validasi Ahli Matematika .............................................................. 78. xv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.1.1.3.2.1 Guru ............................................................................................ 78 4.1.1.3.2.2 Siswa ........................................................................................... 79 4.1.1.3.3 Validasi Guru SD Setara ................................................................ 81 4.1.1.3.3.1 Guru ............................................................................................ 81 4.1.1.3.3.2 Siswa ........................................................................................... 82 4.1.1.4 Uji Keterbacaan Siswa ...................................................................... 82 4.1.1.5 Penyebaran Kuesioner ....................................................................... 83 4.1.1.5.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................ 83 4.1.1.5.1.1 Data Analisis Kebutuhan Guru ................................................... 84 4.1.1.5.2 Data Analisis Kebutuhan Siswa ..................................................... 87 4.1.2 Perencanaan.......................................................................................... 90 4.1.2.1 Instrumen Penelitian.......................................................................... 90 4.1.2.1.1 Tes .................................................................................................. 90 4.1.2.1.1.1 Uji Validasi oleh Ahli Pembelajaran Matematika ...................... 90 4.1.2.1.1.2 Uji Validasi Guru SD Setara dan SD Penelitian ......................... 91 4.1.2.1.1.3 Uji Keterbacaan Soal Oleh Siswa ............................................... 91 4..1.2.1.1.4 Uji Empiris ................................................................................. 92 4.1.2.1.1.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes .................................... 92 4.1.2.1.2 Kuesioner ....................................................................................... 94 4.1.2.1.2.1 Uji Validasi Ahli Bahasa ............................................................. 94 4.1.2.1.2.1.1 Ahli dan Guru ........................................................................... 95 4.1.2.1.2.1.2 Siswa ........................................................................................ 95 4.1.2.1.2.2 Hasil Validasi oleh Guru ............................................................. 96 4.1.2.1.2.2.1 Ahli dan Guru ........................................................................... 96 4.1.2.1.3 Uji Keterbacaan Instrumen oleh Siswa .......................................... 96 4.1.3 Pengembangan Desain ......................................................................... 97 4.1.3.1 Konsep Desain .................................................................................. 97 4.1.3.1.1 Desain Alat Peraga ......................................................................... 98 4.1.3.1.2 Pengumpulan Bahan ...................................................................... 100 4.1.3.1.2.1Desain Album Alat Peraga ........................................................... 100 4.1.3.1.3 Pembuatan Alat Peraga dan Album ............................................... 101 4.1.4 Validasi Produk .................................................................................... 102. xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.1.4.1 Validasi Alat Peraga .......................................................................... 103 4.1.4.1.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran Montessori ........... 103 4.1.4.1.2 Validasi oleh Ahli Pembelajaran Matematika................................ 104 4.1.4.1.3 Hasil Validasi Produk oleh Guru ................................................... 105 4.1.4.2 Analisis I ........................................................................................... 105 4.1.4.2.1 Hasil Rekapitulasi Validasi Produk Ahli dan Guru ....................... 105 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ................................................................ 106 4.1.5.1 Pretes ................................................................................................ 106 4.1.5.2 Uji Coba Produk................................................................................ 107 4.1.5.3 Postest ............................................................................................... 108 4.1.5.4 Analisis II .......................................................................................... 109 4.1.5.5 Revisi Produk .................................................................................... 110 4.1.5.6 Prototipe Alat Peraga ........................................................................ 111 4.2 Pembahasan ............................................................................................ 113 BAB 5 PENUTUP........................................................................................ 119 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 120 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 120 5.3 Saran ........................................................................................................ 120 DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 121 LAMPIRAN. xvii.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara. 47. Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru. 48. Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara siswa. 48. Tabel 3.4 kisi-kisi observasi. 49. Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. 50. Tabel 3.6 Kisi-kisi kuesioner validasi produk. 51. Tabel 3.7 Konversi data kuantitatif ke kualitatif. 60. Tabel 3.8 Jadwal penelitian. 62. Tabel 4.1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah. 65. Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru. 66. Tabel 4.3 Hasil Wawancara Siswa Kelas I. 67. Tabel 4.4 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika Kelas I. 69. Tabel 4.5 Tabel Skala Empat dengan Kategori. 74. Tabel 4.6 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa. 75. Tabel 4.7 Komentar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli. 76. Tabel 4.8 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa. 77. Tabel 4.9 Komentar Uji Keterbacaan Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa. 77. Tabel 4.10 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika. xviii. 79.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.11 Komentar Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa dari Ahli Matematika. 79. Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika. 80. Tabel 4.13 Komentar Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika. 80. Tabel 4.14 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru. 80. Tabel 4.15 Rekapitulasi Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru. 82. Tabel 4.16 Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa oleh Siswa. 83. Tabel 4.17 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru. 86. Tabel 4.18 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan oleh Siswa. 89. Tabel 4.19 Hasil Validasi Instrumen Tes Oleh Ahli Matematika. 90. Tabel 4.20 Uji Validasi Instrumen Tes oleh Guru. 91. Tabel 4.21 Hasil Uji Empirik. 93. Tabel 4.22 Tabel Reliability Statistik. 94. Tabel 4.23 Uji Validasi Kuesioner Produk Ahli dan Guru oleh Ahli Bahasa. 95. Tabel 4.24 Uji Validasi Kuesioner Produk Siswa oleh Ahli Bahasa. 95. Tabel 4.25 Penilaian Kuesioner Validasi Produk Ahli dan Guru. 96. Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Kelayakan Produk Siswa. 97. Tabel 4.27 Validasi Produk Ahli Montessori. 104. Tabel 4.28 Validasi Produk Ahli Matematika. 104. Tabel 4.29 Validasi Produk oleh Guru. 105. Tabel 4.30 Hasil Rekapitulasi Validasi Keseluruhan. 106. xix.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.31 Rekapitulasi Hasil pretest dan posttest. xx. 109.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Papan Penjumlahan dan Pengurangan. 12. Gambar 1.2 Strip Merah dan Bulatan. 13. Gambar 1.3 Strip Biru. 14. Gambar 1.4 Strip Coklat. 14. Gambar 1.5 Kotak Penyimpanan Strip Merah dan Biru. 15. Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Strip Coklat. 15. Gambar 1.7 Kartu Soal. 16. Gambar 1.8 Penyimpanan Kartu Soal. 16. Bagan 2.1 Literatur. 34. Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono. 40. Bagan 3.2 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Menurut Borg dan Gall. 41. Bagan 3.3 Tahap pengembangan alat peraga. 43. Bagan 3.4 Trianggulasi teknik. 56. Bagan 3.5 Trianggulasi sumber data. 57. Rumus 3.1 Persentase Nilai Siswa. 58. Rumus 3.2 Rerata Nilai. 59. Rumus 3.3 Persentase Kenaikan. 59. Rumus 3.4 Perolehan Nilai Rerata Kuesioner. 60. Rumus 3.5 Rumus Persentase Jawaban dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. 60. Bagan 4.1 Analisis Trianggulasi Sumber Data. 68. Rumus 4.1 Jarak Interval pada Klasifikasi. 74. xxi.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Gambar 4.1 Desain Alat Peraga. 99. Gambar 4.2 Produk Penelitian dan Pengembangan. 100. Gambar 4.3 Pengembangan Desain Produk. 102. Diagram 4.1 Hasil Pretest. 107. Diagram 4.2 Hasil Posttest. 108. Diagram 4.3 Perbandingan Rata-rata Pretest dan Posttest. 110. Gambar 4.4 Papan Penjumlahan dan Pengurangan. 111. Gambar 4.5 Kartu Soal. 112. Gambar 4.6 Strip Merah. 112. Gambar 4.7 Strip Biru. 112. Gambar 4.8 Strip Coklat. 113. Gambar 4.9 Bulatan. 113. xxii.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. 1. 1.1 Garis Besar Wawancara Kepala Sekolah. 1. 1.2 Transkrip Wawancara Kepala SD BOPKRI Gondolayu. 3. 1.3 Garis Besar Wawancara. 8. 1.4 Transkrip Wawancara Guru SD BOPKRI Gondolayu. 10. 1.5 Garis Besar Wawancara siswa SD BOPKRI Gondolayu. 13. 1.6 Transkrip Wawancara Siswa SD BOPKRI Gondolayu. 15. 1.7 Instrumen Pedoman Observasi. 17. 1.7.1 Uji Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli Bahasa. 17. 1.7.1.1. Uji validasi Instrumen Observasi oleh guru. 19. 1.7.2 Garis Besar Observasi. 21. Lampiran 2. 22. 2.1 Hasil Validasi Kuesioner Analisis kebutuhan Guru oleh para ahli. 22. 2.1.1 Ahli Matematika. 22. 2.1.2 Ahli Bahasa. 29. 2.1.3 Guru SD Setara. 36. 2.2 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli 43 2.2.1 Ahli Matematika. 43. 2.2.2 Ahli Bahasa. 49. 2.2.3 Guru SD Setara. 55. 2.3 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan. 61. 2.3.1 Kuesioner Analisis kebutuhan Siswa. 61. 2.4 Pengkategorian Deskripsi kuesioner siswa. 67. 2.5 Pengkategorian Deskripsi Kesioner guru. 71. xxiii.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa SD. 79. 2.7 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru SD. 82. LAMPIRAN 3 INSTRUMEN VALIDASI PRODUK. 85. 3.1 Tes. 85. 3.1.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi. 85. 3.1.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validasi. 86. 3.2 Hasil Uji Empiris pada Instrumen Tes. 88. 3.3 Hasil Perhitungan IMB SPSS 16 for windows untuk Instrumen Tes. 93. 3.4 Hasil Pretest. 97. 3.5 Hasil Posttest. 100. 3.6 Kuesioner. 103. 3.6.1 Hasil Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli. 103. 3.6.1.1 Penilaian Kuesioner Validasi Produk. 103. 3.6.1.2 Uji keterbacaan kuesioner produk oleh guru SD setara. 106. 3.6.1.3 Uji keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh siswa SD Setara 110 4.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli. 112. 4.1.1 Ahli Pembelajar Matematika. 112. 4.1.2 Ahli pembelajar Montessori. 115. 4.1.3 Guru. 119. 4.1.4 Validasi Produk oleh Siswa. 122. 4.2 Hasil Validasi Album oleh Ahli Pembelajaran Montessori. 124. 4.3 Album Pembelajaran Montessori. 126. Lampiran 6 Dokumentasi Uji Coba Lapangan terbatas. 146. Lampiran 7 Surat-Surat. 149. 7.1 Surat Ijin melakukan penelitian. 149. 7.2 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian. 150. xxiv.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. Pendahuluan dalam skripsi ini akan diuraikan tentang (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang diharapkan, (6) definisi operasional.. 1.1. Latar Belakang Penelitian Apabila diamati di berbagai negara maju di belahan dunia, saat ini kualitas. sumber daya manusia merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan negara. Kualitas sumber daya manusia menjadi utama ketika sebuah negara ingin menggapai kesejahteraan. Salah satu aspek yang berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu pendidikan (Ali, 2009: 12). Pendidikan dibutuhkan oleh sebuah negara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pelaksanaan. pendidikan dalam rangka pembangunan. nasional. educational first, prosperity follows, yaitu dengan membangun sumber daya manusia dahulu maka kesejahteraan rakyat akan mengikuti. Salah satu program pemerintah. Indonesia. untuk. mencapai. kesejahteraan. yaitu. mengadakan. pendidikan wajib sembilan tahun (Ali, 2009: 12). Sistem Pendidikan Nasional di Indonesis yang diatur dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan religius,. 1.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki tujuan luhur yaitu membekali peserta didik dengan pengalaman-pangalaman belajar yang bermanfaat bagi hidup di masa depan (Hergernhahn, 2010:8). Peran penting pendidikan tersebut mendapat dukungan oleh Bank Dunia, yaitu berupa dana pendidikan yang mencapai US $ 3,6 miliar pada tahun 2014, dari US $ 2,9 miliar pada tahun 2013 (World Bank, 2013: 118). Dana tersebut digunakan untuk membantu negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bantuan yang disalurkan oleh pemerintah Indonesia kini berupa dana bantuan operasional sekolah (BOS). Mengingat pentingnya aspek pendidikan bagi kemajuan sebuah negara maka Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya yang dilakukan diantaranya ialah meningkatkan kualitas guru melalui program sertifikasi. Sertifikasi merupakan perbaikan kompetensi guru dengan harapan supaya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Program sertifikasi diberikan dengan memberikan tunjangan fungsional dan tambahan baru yang dapat melipatgandakan gaji guru (World Bank, 2013: 2-3). Kabar pendidikan dari World Bank, BOS adalah upaya pemerintah untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi siswa dari berbagai tingkat kesejahteraan. Sejak tahun 2005, BOS telah mendistribusikan bantuan hibah ke seluruh sekolah di Indonesia kepada setiap siswa. BOS merupakan program bantuan pendidikan pemerintah yang terbesar. Selain program tersebut, The Jakarta Post menyatakan bahwa untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia, Menteri Keuangan Chatib Basri kini mengembangkan skema insentif pajak untuk perusahaan-.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. perusahaan yang menghabiskan dana untuk penelitian dan pengembangan (R & D). Chatib juga mendirikan Dana Indonesia Endowment for Education (LPDP), sejumlah satu triliyun per tahun sebagai program beasiswa yang diawasi oleh Departemen Keuangan. Hal tersebut secara finansial mendukung mahasiswa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan tinggi di luar negeri. Hasil ujian yang terstandardisasi secara Internasional oleh siswa Indonesia masih dalam taraf rendah meskipun beberapa upaya telah dilakukan (World Bank, 2011: 15). Hal ini dibuktikan dengan adanya data dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara (OECD, 2013: 19). PISA merupakan badan yang melakukan penilaian terhadap siswa internasional dalam bidang Matematika, Sains, dan bahasa selama 3 tahun sekali. Selain PISA, TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) memperoleh hasil bahwa Indonesia berada dalam level rendah yaitu dengan skor 386, dari empat tingkat skala sebagai standar internasional yaitu standar mahir (625), standar tinggi (550), standar menengah (475) dan standar rendah (400) (World Bank dalam The Condition of Education 2014 :118). Rata-rata persentase yang paling rendah yang dicapai oleh peserta didik Indonesia adalah pada level penalaran, yaitu 17%. Jika dilihat dari hasil TIMSS maka pendidikan di Indonesia membutuhkan perhatian khusus dalam mengembangkan kemampuan kognitif tinggi yang membutuhkan proses penalaran. Data dari PISA dan TIMSS didukung pula dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan magang di sekolah dasar daerah.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. Yogyakarta, disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika tentang konsep penjumlahan dan pengurangan. Pada saat melakukan observasi di kelas, peneliti menemukan bahwa beberapa siswa belum memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, saat melakukan operasi penjumlahan siswa menggunakan operasi pengurangan, namun saat melakukan operasi pengurangan siswa menggunakan operasi penjumlahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, peneliti menemukan bahwa penyebab kesulitan tersebut karena minimnya media untuk menjelaskan materi tersebut. Siswa mengatakan bahwa penggunaan media saat belajar kurang dapat dipahami, karena kurang menarik. Beberapa guru tidak memanfaatkan media ataupun alat peraga, namun ada pula beberapa guru menggunakan media untuk materi tersebut dengan menggunakan gambar, kertas, rubik, dan kardus yang tidak dapat digunakan setiap saat dalam pembelajaran. Wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa minimnya alat peraga dipengaruhi oleh kreatifitas guru. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas 1 SD BOPKRI Gondolayu menunjukkan hasil ujian tengah semester yang diperoleh beberapa siswa dalam mata pelajaran matematika masih kurang dari KKM. Beberapa siswa kesulitan melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan. Hasil wawancara kepada 5 siswa mendukung pernyataan tersebut, bahwa sebagian besar dari mereka merasa kesulitan memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan. Terkait dengan masalah-masalah yang telah diuraikan tersebut, mengingat pentingnya pendidikan dalam membekali pengalaman-pengalaman bermanfaat bagi hidup dimasa depan, maka setiap orang memiliki hak memperoleh.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. pendidikan sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Pentingnya pengalaman belajar bagi seseorang, maka perencanaan dalam pembelajaran disusun secara sistematis dan menarik agar peserta didik mudah memahami dan mengerti apa yang sedang dipelajarinya dan tujuan pembelajaran tercapai (Heruman, 2009: 2). Tujuan belajar dapat dicapai dengan serangkaian komponen yang mendukung, salah satunya adalah media belajar (Sadiman, 1986: 4). Setelah mengkaji pentingnya pengalaman serta komponen yang mendukung dalam belajar, maka media dapat diupayakan dalam bentuk alat peraga (Smaldino, 2011: 14). Pentingnya alat peraga dalam menarik perhatian dan membantu siswa mamahami konsep maka perlu diupayakan dalam kegiatan belajar. Alat peraga membantu siswa pada usia perkembangan kognitif terutama dalam pembelajaran matematika yang abstrak (Heruman, 2009: 1). Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia 7-12 tahun berada pada tahap operasional konkret (Suparno, 2001: 25). Kenyataan saat ini siswa sekolah dasar (SD) merupakan anak-anak yang berusia 7-12 tahun, maka alat peraga merupakan kebutuhan belajar untuk siswa dalam belajar matematika yang abstrak. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diadakan di setiap sekolah. Matematika merupakan ilmu universal yang mempengaruhi perkembangan teknologi modern. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi yang dialami siswa. Usaha meningkatkan keefektifan pembelajaran matematika yang abstrak maka diperlukan alat peraga yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa (Heruman, 2009: 4). Pada usia sekolah dasar anak mampu berpikir berdasarkan.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. logika atau aturan logis tertentu. Anak sudah mampu memecahkan masalah namun masih terbatas pada masalah konkret (Heruman, 2009: 1). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak, terutama pada mata pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Salah satu tokoh pendidikan yang sangat memperhatikan perkembangan keterampilan berpikir dalam pembelajaran matematika adalah Maria Montessori. Montessori mengembangkan suatu metode pembelajaran yang selanjutnya dikenal dengan nama metode Montessori. Metode Montessori menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memeahami suatu hal yang ingin dipelajari sehingga kemampuan nalarnya dapat berkembang baik melalui alat peraga (Lillard, 1997: 80). Metode Montessori merangsang minat belajar siswa menggunakan alat peraga, misalkan anak bermain tongkat warna merah, disusun menjari sebuah menara, maka dengan begitu anak akan membuat bentuk lain dari tongkat tersebut. Selain Lillard, Magini juga berpendapat bahwa alat peraga didaktis adalah alat peraga yang didesain untuk mendidik anak menjadi mandiri. Pada setiap alat peraga didaktis terdapat pengendali kesalahan yang merangsang anak dapat mengetahui kesalahannya sendiri tanpa koreksi dari orang lain (Magini, 2013: 5455). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rinke (2012) lingkungan belajar Montessori menyajikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan minat kuat terhadap ilmu pengetahuan ilmiah, dan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengatahuan..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. Alat peraga Montessori mengandung nilai keindahan (menarik), unsur gradasi, nilai kemandirian (auto education), dan nilai pengendali kesalahan (auto correction) (Montessori, 2002: 81). Melihat begitu pentingnya alat peraga dalam pembelajaran Montessori, yang dapat mengembangkan kemampuan bernalar siswa, khususnya membantu siswa yang kesulitan dalam matematika peneliti akan mengembangkan alat peraga berbasis metode Montessori berdasarkan ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-education, dan auto-correction. Peneliti menambahkan ciri kontekstual dalam pengembangan alat peraga agar dapat menggunakan bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan sejarah Montessori yang menggunakan bahan-bahan di sekitar Casa dei Bambini. Misalnya Montessori menggunakan kertas karton untuk membuat huruf tegak bersambung dan menggunakan kertas amplas pasir untuk membuat huruf taktil yang ditempel pada kertas karton biru (Magini, 2013: 58). Metode Montessori yang mendesain lingkungan belajar anak untuk lebih mandiri,. menjadikan. proses belajar mengajar lebih. efektif. Penerapan. pembelajaran yang tradisional menjadi hambatan bagi siswa memahami konsep matematika yang abstrak. Salah satu konsep matematika yang abstrak yang ialah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua puluh. Proses pembelajaran di dalam kelas dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua puluh, guru belum menggunakan alat peraga. Menjawab uraian di atas, alat peraga Montessori yang akan dikembangkan ialah Strip Board. Penggunaan Strip Board ini memiliki dua langkah yang dapat digunakan untuk menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua puluh. Alat.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. peraga Montessori yang dikembangkan diharapkan membantu siswa dalam mengubah konsep penjumlahan dan pengurangan yang abstrak menjadi konkret. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan inovasi pembelajaran melalui pembuatan alat peraga dengan judul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori”. Tujuan pengembangan alat peraga ini adalah untuk memberikan sumbangan ilmu terhadap pendidikan di Indonesia tentang pengembangan alat yang diuji secara ilmiah guna mengetahui kualitas alat peraga.. 1.2. Rumusan Masalah. 1.2.1. Bagaimana ciri spesifik alat peraga berbasis Metode Montessori untuk melatih kemampuan penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD ?. 1.2.2. Bagaimana kualitas alat peraga berbasis metode Montessori yang dikembangkan. untuk. melatih. kemampuan. penjumlahan. dan. pengurangan pada siswa kelas I SD ?. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.3.1. Mengembangkan alat peraga berbasis metode Montessori sesuai dengan ciri-ciri secara spesifik yang ditetapkan untuk melatih kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas I SD..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.3.2. 9. Mengetahui kualitas alat peraga berbasis metode Montessori yang digunakan untuk melatih kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas I SD.. 1.4. Manfaat Penelitian. 1.4.1. Bagi Guru Guru kelas I SD memperoleh referensi dalam mengembangkan alat peraga. untuk. materi. penjumlahan. dan. pengurangan. bilangan. menggunakan bahan yang kontekstual. 1.4.2. Bagi Siswa. 1.4.2.1. Siswa kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 memperoleh pengalaman dalam menggunakan alat peraga yang telah diuji coba secara ilmiah.. 1.4.2.2. Siswa kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan 20.. 1.4.3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan guna menambah alat peraga matematika untuk penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 1.4.4. Bagi Peneliti. 1.4.4.1. Peneliti mendapat pengalaman dalam memvalidasi alat peraga yang telah dikembangkan dan menguji cobakan alat peraga kepada sekelompok siswa.. 1.4.4.2. Peneliti mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan alat peraga matematika berbasis metode Montessori yang diuji coba secara ilmiah.. 1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang akan dikembangkan adalah alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan. Pengembangan dilakukan dari dua alat peraga yaitu Addition Board dan Subtaction Board yang terdapat angka 1-18 pada papan utama, sedangkan pengembangan yang dilakukan dengan menambahkan bilangan yang dapat digunakan hingga 20. Alat peraga ini digunakan untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Alat peraga dibuat menggunakan kayu. Kayu dipilih oleh peneliti adalah kayu dari pohon pinus. Pohon pinus merupakan bahan mudah diperoleh di daerah Yogyakarta. Selain itu, sesuai analisis kebutuhan yang dilakukan melalui wawancara kepada lima siswa kelas I SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2014/2015 mengatakan bahwa bahan baku kayu adalah bahan yang dapat dijadikan alat peraga saat pembelaaran. Alat peraga juga dikembangkan berdasarkan kompetensi inti “menyajikan pengetahuan aktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia” dan kompetensi dasar “menguraikan sebuah.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau pengrangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban”. Alat peraga papan strip penjumlahan dan pengurangan dikembangkan dengan 4 tahap dalam bentuk sketsa yang dibuat oleh peneliti. Tahap kedua adalah pemilihan jenis kayu yang akan digunakan untuk membuat alat peraga. Kayu yang dipilih adalah kayu pinus yang ringan dengan warna yang cerah dan tahan rayap. Pertimbangan pemilihan kayu ini di dasarkan pada dua ciri alat peraga Montessori yaitu menarik dan bergradasi. Tahap ketiga adalah proses pembuatan dan tahap keempat adalah proses finishing. Alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan terdiri dari papan utama, strip merah, strip biru, strip coklat, dan kartu soal. Papan utama berbentuk persegi terdiri dari 20 kolom dan 15 baris sehingga terbentuk strip sebanyak 300 kotak. Papan utama memiliki ukuran 44 cm x 36 cm, dengan ketebalan papan 0,9 cm. Garis strip setiap kolom memiliki ukuran 2 cm x 2 cm. Papan utama dilengkapi dengan angka 1-20 yang tertera pada sisi atas dari sisi utama. Angka tersebut dibagi menjadi dua warna, yaitu merah dan biru. Angka yang berwarna merah adalah angka 1-10, dan angka berwarna biru adalah angka 11-20. Selain itu, papan utama dilengkapi dengan bulatan yang berdiameter 2 cm, yang digunakan untuk menunjukkan hasil dari operasi penjumlahan..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. Gambar 1.1. Papan Penjumlahan dan Pengurangan Strip yang digunakan adalah srtip merah, strip biru, dan strip coklat. Strip merah terbuat dari kayu pinus yang berukuran berbeda-beda namun memiliki gradasi yang tetap. Strip yang bernilai 1 memiliki ukuran 2 cm x 2 cm, bernilai 2 memiliki ukuran 4 cm x 2 cm, bernilai 3 memiliki ukuran 6 cm x 2 cm, bernilai 4 memiliki ukuran 8 cm x 2 cm. Setiap strip memiliki ketebalan 3 mm dan memiliki panjang kelipatan dua hingga strip yang bernilai 20, sehingga untuk strip uang bernilai 20 memiliki ukuran 40 cm x 2 cm. Strip merah memiliki garis yang menandai setiap kuantitasnya. Setiap strip memiliki angka yang terletak pada ujung strip atau strip terakhir sebagai penunjuk kuantitasnya..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. Gambar 1.2. Strip Merah dan Bulatan Strip biru terbuat dari kayu pinus yang berukuran berbeda-beda namun memiliki gradasi yang tetap. Strip yang bernilai 1 memiliki ukuran 2 cm x 2 cm, bernilai 2 memiliki ukuran 4 cm x 2 cm, bernilai 3 memiliki ukuran 6 cm x 2 cm, bernilai 4 memiliki ukuran 8 cm x 2 cm. Setiap strip memiliki ketebalan 3 mm dan memiliki panjang kelipatan dua hingga strip yang bernilai 20, sehingga untuk strip uang bernilai 20 memiliki ukuran 40 cm x 2 cm. Setiap strip memiliki angka yang terletak pada ujung strip atau strip terakhir sebagai penunjuk kuantitas..

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Gambar 1.3. Strip Biru Strip coklat terbuat dari kayu pinus yang berukuran berbeda-beda namun memiliki gradasi yang tetap. Strip coklat berfungsi sebagai penutup bilangan yang bukan sebagai bilangan yang dikurangkan saat melakukan operasi pengurangan.. Gambar 1.4. Strip Coklat.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Strip merah dan biru memiliki tempat penyimpanan yang terbuat dari kayu pinus. Kotak ini memiliki panjang 43 cm, lebar 9 cm, dan tinggi 3 cm. Kotak ini disertaidengan tutup. Peneliti membuat kotak untuk menyimpan strip merah dan biru menjadi satu tempat. Selain itu juga strip coklat pada tempatnya sendiri. Gambar 1.5. Kotak Penyimpanan Strip Merah dan Biru. Gambar 1.6. Kotak Penyimpanan Strip Coklat Operasi penjumlahan menggunakan papan strip menggunakan strip merah dan strip biru. Sedangkan operasi pengurangan menggunakan srtip merah dan strip biru serta strip coklat. Peneliti menggunakan bulatan dari kayu sebagai penunjuk hasil melakukan penjumlahan. Strip merah sebagai penambah atau pengurang. Strip biru sebagai yang ditambahkan atau dikurang.Strip coklat digunakan untuk menutup semua bilangan yang tidak sebaga yang dikurang..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. Kartu soal terbuat dari bahan kertas ivory 230. Kartu soal memiliki ukuran 10,5 cm x 8 cm. Sebagai petunjuk jenis kartu, kartu dibuat dengan centilan di atasnya sepanjang 2,5 cm x 1,5 cm.. Gambar 1.7. Kartu soal Kartu soal disimpan pada kotak kayu yang terbuat dari pinus, tanpa tutup. Kotak penyimpanan kartu memiliki ukuran 12,5 cm x 12,5 cm. Dengan tinggi sisi belakang 6,8 cm dan sisi depan 3,5 cm. Sedangkan sisi kanan dan kiri memiliki panjang 12, 8 cm.. Gambar 1.8. Penyimpanan kartu soal.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. 1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Alat peraga adalah adalah sebuah benda yang digunakan dalam pembelajaran yang perlu diupayakan untuk memotiviasi siswa agar tujuan belajar tercapai. 1.6.2 Alat peraga Montessori adalah alat peraga yang memiliki empat karakteristik, yaitu menarik, bergradasai, memiliki nilai kemandirian, dan pengendali kesalahan. 1.6.3 Pembelajaran matematika adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk membekali keterampilan-keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan memiliki kemampuan kerjasama demi kemajuan teknologi. 1.6.4 Metode Montessori adalah cara belajar yang diberikan seseorang tanpa mengekang kebebasannya dalam beraktivitas. 1.6.5 Penjumlahan (+) adalah operasi hitung dengan menggabungkan beberapa bilangan menjadi satu untuk memperoleh bilangan baru. 1.6.6 Pengurangan (-) yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori akan membahas dua subtema yakni (1) kajian pustaka yang mendukung penelitian, dan (2) kerangka berpikir oleh peneliti sehingga penelitian perlu dilakukan. 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka akan membahas tentang (1) teori-teori yang mendukung penelitian, dan (2) hasil penelitian yang relevan. 2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung Teori yang mendukung dalam penelitian ini akan membahas tentang (1) alat peraga, (2) pembelajaran matematika, (3) metode Montessori, dan (4) materi. 2.1.1.1 Alat Peraga Alat peraga merupakan dua kata yang memiliki arti berbeda. Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan peraga adalah orang yang memperagakan. Kedua arti tersebut jika dipadukan memiliki arti bahwa alat peraga adalah suatu benda yang digunakan seseorang untuk memperagakan (KBBI, 2011). Menurut Smaldino (2011: 14) alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Kegunaan alat peraga adalah memeragakan konsep materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Pembelajaran akan lebih baik apabila memaksimalkan alat peraga untuk menyampikan materi belajar. Alat peraga sebaiknya digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan (Sadiman,. 18.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. 1986:16). Tujuan penggunaan alat peraga ialah meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan untuk belajar sendiri sesuai kemampuan dan minatnya (Kustandi, 2011: 26). Peningkatkan keefektifan pembelajaran matematika yang abstrak maka diperlukan alat peraga yang kontekstual dengan kehidupan seharihari siswa (Heruman, 2009: 4). Berdasarkan uraian di atas, alat peraga adalah sebuah benda yang digunakan dalam pembelajaran yang perlu diupayakan untuk memotiviasi siswa agar tujuan belajar tercapai. 2.1.1.1.1 Alat Peraga Montessori. Ciri alat peraga Montessori ada 4 macam (Montessori, 2002: 81) yaitu, alat peraga Montessori memiliki keindahan baik dari segi warna maupun kecerahannya akan membangkitkan rasa ingin tahu dan meningkatkan kemauan anak untuk menggunakannya. Ciri yang kedua alat peraga yang baik memiliki ukuran yang jelas dan bisa diamati siswa. Gradasi alat akan membantu siswa mengembangkan kemampuannya berlogika dalam menyelesaikan masalah. Ciri yang ketiga memiliki nilai kemandirian (auto education) alat peraga dibuat sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa. Jika syarat ini dipenuhi dalam alat peraga, maka akan membantu siswa dalam bersikap mandiri. Tidak hanya pada alat peraga namun lingkungan perlu diperhatikan agar alat peraga dapat dijangkau oleh siswa. Ciri keempat alat praga yang baik memiliki nilai pengendali kesalahan (auto correction). Alat peraga didesain dengan pengendali kesalahan. Siswa akan mengetahui kesalahannya saat melakukan aktivitasnya menggunakan alat peraga tanpa guru memberi tahu. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. alat peraga Montessori adalah alat peraga yang memiliki empat karakteristik, yaitu menarik, bergradasi, memiliki nilai kemandirian, dan pengendali kesalahan. 2.1.1.2 Pembelajaran Matematika Pada pembelajaran matematika ini akan diuraikan tentang (1) belajar dan pembelajaran, (2) pembelajaran matematika. 2.1.1.2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, serta sikap sehingga memperkokoh kepribadian (Suyono, 2011: 9). Menurut Hilgard (1962), belajar adalah suatu proses saat perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap situasi (Suyono, 2011: 9). Gagne menyatakan bahwa. belajar adalah perubahan perilaku manusia yang meliputi perubahan. kecenderungan manusia, seperti sikap minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja (Siregar, 2010: 7). Sukmadinata (2004: 156) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Penjelasan ini dengan demikian memiliki arti bahwa belajar adalah penerimaan informasi, untuk menanggapi situasi yang muncul, sebagai pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku seseorang. Berbeda dengan pembelajaran, pembelajaran diartikan sebagai usaha dari seorang guru untuk membuat siswanya belajar dari suatu sumber belajar untuk tujuan tertentu (Trianto, 2009:17). Winkel menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. siswa, dengan mempertimbangkan peristiwa yang dialami dari luar diri siswa sehingga berperan langsung terhadap dalam diri siswa. Menurut Miarso pembelajaran adalah usaha pendidikan yang secara sengaja dilakukan dengan tujuan yang telah ditetapkan dan pelaksanaanya terkendali. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 29-33) bahwa pembelajaran membuat siswa tahu, dan melakukan sesuatu sehingga dapat hidup bersama sebagai makhluk sosial, dan membuat. siswa. untuk. menjadi. manusia. seutuhnya.. Jika. diperhatikan,. pembelajaran menjadi salah satu penunjang seseorang untuk memperoleh pengetahuan dari sebuah pengalaman. Maka perlu diperhatikan dalam melakukan pembalajaran bagi seorang guru. Berdasarkan uraian para ahli tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa tindakan sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan tertentu. 2.1.1.2.2 Pembelajaran Matematika Matematika adalah ilmu tentang suatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis (Walle, 2007: 13). Pembelajaran matematika di tingkat SD, membutuhkan perhatian khusus karena konsep matematika yang abstrak membuat materi sulit dipahami. Standar National Council of Teacher of Matematics (NCTM) memberikan pedoman tingkat pengetahuan dalam bidang matematika, khususnya bagi siswa tingkat pra-TK sampai dengan kelas II SD, yaitu (1) mampu mengurutkan, mengklasifikasi, dan menata berdasarkan syarat tertentu, (2) mendeskripsikan dan melakukan beberapa hal berdasarkan pola tertentu, dan (3) menganalisis suatu pola tertentu (Morrison, 2012: 305). Standar tersebut dapat terlaksana apabila dalam pembelajaran ada alat peraga. Oleh karena itu melalui.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. sesuatu alat peraga yang diciptakan oleh Montessori, siswa secara tidak sadar telah mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan matematika. Alat peraga yang diciptakan membantu anak mengembangkan akal dan pikiran anak dalam bidang matematika (Lillard, 1997 :137). Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi. Matematika berperan dalam memajukan daya pikir manusia. Perkembangan matematika yang meliputi teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit melandasi perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Matematika perlu dikuasai dengan kuat sejak dini karena bermanfaat ketika menguasai dan mencipta teknologi di masa depan. Mata pelajaran matematika akan lebih baik bila diberikan kepada semua peserta didik mulai tingkat sekolah dasar supaya siswa memiliki keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan memiliki kemampuan kerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan supaya peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup (Depdiknas, 2012: 147). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk membekali keterampilan keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan memiliki kemampuan kerjasama demi kemajuan teknologi. 2.1.1.3 Metode Montessori Kajian tentang metode Montessori akan menguraikan sejarah metode Montessori dan karakteristik metode Montessori..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. 2.1.1.3.1 Sejarah Metode Montessori Metode Montessori diperkenalkan pertama kali oleh Maria Montessori. Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia Utara pada tahun 1870.. Sebagi seorang anak yang beruntung, Maria Montessori. mendapatkan pendidikan yang baik saat di negaranya sendiri mengalami keterbelakangan yaitu tingkat buta huruf yang cukup besar (Magini, 2013: 7-11). Saat menempuh pendidikan di Universitas Roma dalam bidang kedokteran, Montessori melakukan penelitian di klinik psikiatri sebagai asisten dokter. Penemuan-penemuan terhadap anak ketika mengamati anak yang memiliki kelemahan dalam berpikir atau. feeble-minded. children. Di sisi. melakukan penelitian Montessori belajar dari tulisan beberapa ahli, diantaranya, Pinel, murid Pinel yaitu Jean Itard, dan Edward Seguin (Montessori, 2002: 28-35). Edward Seguin adalah murid yang melakukan penelitian lebih lanjut dari teori Itard dengan mencetuskan “pedagogiaortofrencia” yaitu pendidikan untuk anak tunagrahita. Pendidikan yang ditanamkan oleh Seguin menekankan pada kegiatan fisik yang merangsang saraf-saraf yang lemah, agar dapat berfungsi maksimal (Magini, 2013: 26-27). Melalui Pinel, Itard dan Seguin Montessori berani. menerapkan metode eksperimennya dengan membangun penampungan anak-anak miskin yang ditinggal orang tuanya bekerja atas tawaran Insinyur Edorado Talamo. Tempat tersebut diberi nama Casa dei Bambini (Children’s Houses). Casa dei Bambini pertama dibangun di Via dei Marsi 58 pada tanggal 6 Januari 1907, dan yang kedua dibangun di San Lorenzo pada tanggal 7 April 1907..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. Keberanian Montessori dalam mewujudkan ilmu yang dipelajarinya dalam eksperimen telah melahirkan solusi baru bagi anak-anak. Anak dipersiapkan tidak sekedar berprestasi namun juga dididik sebagai pembelajar yang sesungguhnya. 2.1.1.3.2 Karakteristik Metode Montessori Metode Montessori merupakan sebuah solusi bagi anak-anak pinggiran yang mengalami „kelemahan‟ dalam berpikir. Montesori berharap pendidikan yang telah dirintisnya mendidik anak menjadi tumbuh dewasa dan mandiri. Salah satu cara yang digunakan adalah memberikan anak kesempatan untuk berekspresi dari hal yang dirasakan, sehingga anak akan lebih sedikit menerima interverensi dari pendidik. Hal tersebut akan mengurangi tingkat kekecewaan seorang. anak.. (Lillard, 2005: 15). Seorang direktris bertugas sebagai pengamat saat anak menggunakan alat peraga. Selain direktris, anak juga sebagai pengamat saat menggunakan alat peraga ataupun lingkungan belajar (Magini, 2013: 48). Kebebasan individu akan mencapai kedisiplinan anak. Kedisiplinan di sini diartikan bahwa seorang anak dapat menentukan sikapnya sendiri terhadap aturan. Kebebasan seorang anak bukan berarti tanpa batas. Seorang direktris dapat mengambil. sikap tertentu terhadap anak yang menggangu temannya atau menyakiti temannya (Montessori, 2002: 86-87). Ciri khas yang lain dari metode Montessori adalah adanya kombinasi usia dalam satu kelas. Artinya, dalam satu kelas dapat dihuni oleh beberapa usia yang disesuaikan dengan tahap perkembangan, diantaranya, sebagai berikut 0-3 tahun, 3-6 tahun, 6-9 tahun, dan 9-12 tahun dalam kelas yang sama (Hainstock, 1997: 10)..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. Selain itu metode montessori memegang delapan prinsip pembelajaran. Prinsip yang pertama adalah kebebasan anak dalam melakukan aktivitasnya. Montessori meyakini bahwa kognisinya akan berkembang seturut dengan aktivitas yang dilakukan anak. Kedua adalah kebebasan memilih. Ketiga adalah niat belajar anak. Alat peraga di lingkungan belajar yang menarik membuat anak termotivasi dalam belajar. Keempat adalah tidak adanya pemberian hadiah. Keberhasilan anak dan penguatan yang diberikan oleh direktris merupakan hadiah yang efektif. Kelima adalah belajar dengan teman sebaya. Anak belajar dengan temannya sehingga mereka akan belajar untuk saling menolong. Keenam adalah kejelasan suatu konteks pembelajaran. Ketujuh adalah hubungan antara guru dan anak. Anak akan lebih berkembang ketika anak menjadi pusat pembelajaran. Kedelapan adalah keteraturan lingkungan belajar. Lingkungan dipersiapkan agar anak memperoleh ilmu di setiap kegiatan belajar yang dilakukan (Magini, 2012: 4655). Pembelajaran yang menggunakan metode Montessori telah memiliki tujuan dalam menyiapkan jalan bagi seorang yang ingin belajar. Belajar yang dapat memberikan bekal ilmu tanpa mengekang kebebasan seseorang dalam beraktivitas apabila prinsip-prinsip metode Montessori tetap dilaksanakan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode Montessori adalah cara belajar yang diberikan seseorang melalui lingkungan belajar yang mendukung untuk memperoleh suatu makna..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. 2.1.1.4 Materi Penjumlahan dan Pengurangan Penjumlahan adalah operasi hitung dengan menggabungkan beberapa bilangan menjadi satu untuk memperoleh bilangan baru. Lambang “+” adalah lambang untuk operasi penjumlahan atau pertambahan, sehingga kalimat matematika seperti jumlah delapan dan lima sama dengan 13 ditulis secara simbol atau model matematika adalah “8 + 5 = 13”. Sedangkan pengurangan adalah operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih (Wahyudin & Sudrajat, 2003: 37). Penjumlahan membedakan antara cara mengkombinasikan dua. himpunan,. yang. dapat. disebut. juga. sebagai. kesatuan. dan. cara. mengkombinasikan dua bilangan, atau dapat disebut sebagai penjumlahan. Jadi penjumlahan dua bilangan, dalam hal ini misalkan 5 dan 7, dapat disamakan dengan mengambil sembarang himpunan yang jumlahnya adalah 5 dan sembarang himpunan yang jumlahnya 7. Kesatuan ini digambarkan sebagai satu himpunan dan diperoleh jumlah dari himpunan baru. Sedangkan menurut Wahyudin (2003:36) operasi pengurangan adalah lawan (invers) dari operasi tambah, misalnya “6 dikurangi dengan 5” sama artinya dengan “6 ditambah dengan lawan 5”, sehingga 6 – 5 = 6 + (-5) = 1. Pengurangan yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan untuk siswa kelas I semester genap. Kompetensi inti yang digunakan adalah “menyajikan pengetahuan aktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. mulia” dan kompetensi dasar “menguraikan sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau pengrangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban”. Materi penjumlahan diuraikan dalam indikator yang terdiri atas penjumlahan bilangan satu angka dengan satu angka, penjumlahan bilangan dua angka dengan satu angka, dan penjumlahan bilangan dua angka dengan dua angka. Materi pengurangan diuraikan dalam indikator terdiri atas pengurangan bilangan satu angka dengan satu angka, pengurangan dua angka dengan satu angka, pengurangan dua angka dengan dua angka. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa materi penjumlahan untuk siswa kelas I SD sampai pada penjumlahan bilangan satu angka dengan satu angka, penjumlahan bilangan dua angka dengan satu angka, dan penjumlahan bilangan dua angka dengan dua angka untuk memperoleh bilangan baru. Sedangkan materi pengurangan untuk siswa kelas I SD sampai pada pengurangan bilangan satu angka dengan satu angka, pengurangan dua angka dengan satu angka, pengurangan dua angka dengan dua angka untuk memperoleh selisih antara dua bilangan. Operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas bawah, khususnya kelas I dilakukan menggunakan bilangan dibawah 100. Pada semester ganjil, bilangan terbatas sampai 20. 2.1.1.5 Teori Perkembangan Penelitian ini didukung dengan teori-teori perkembangan anak yang dijelaskan sebagai berikut, (1) tahap perkembangan anak menrut Montessori, (2) tahap perkembangan anak menurut Jean Piaget..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. 2.1.1.5.1 Tahap Perkembangan Anak menurut Montessori. Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0-6, 6-12, dan 12-18 (Holt, 2008; xii). Tahap pertama (usia 0-6 Tahun) seorang anak dikaruniai potensi kemampuan yang luar biasa besar. Montessori membagi tahaptahap perkembangan anak menjadi umur 0–6 tahun. Ia menyebutnya periode awal umur 0–6 adalah periode sensitif, masa peka, atau usia emas, saat pikiran anak mudah sekali menyerap apapun dari lingkungannya. Usia ini merupakan saat intelegensi mengalami pembentukan dan mempengaruhi perkembangan tahap selanjutnya. Tahap kedua (usia 6-12 Tahun) anak yang berkembang dengan baik pada tahap perkembangan pertama (usia 0-6 tahun) akan berkembang secara normal pada tahap perkembangan kedua usia 6-12 tahun. Apabila seorang anak mengalami cacat karakter, hal tersebut diakibatkan oleh perlakuan yang salah dari perkembangan fase yang pertama. Begitu sebaliknya, akan semakin baik pada perkembangan fase kedua apabila perkembangan fase pertama dilalui dengan baik. Karakteristik perkembangan anak usia 6-12 tahun yakni periode sensitif untuk logika dan muncul rasa ingin tahu sehingga muncul berbagai pertanyaan “mengapa”. Periode ini termasuk masa perkembangan imajinasi saat mereka bermain dengan media nyata/konkret. Perkembangan moral dan mental yang luas serta rasa untuk berkelompok. Kesenangan untuk melakukan aktifitas fisik ditunjukkan pada periode sensitif usia 6-12 tahun. Tahap ketiga (usia 12-18 tahun) anak memiliki karakteristik mengarah pada kematangan fisik, serta pencarian identitas seksual. Anak cenderung akan memperhatikan penampilan mereka dengan mengikuti model yang ideal. Anak akan berkembang dengan.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. mandiri (bebas dan mandiri dari keluarga) untuk berkelompok dengan teman sebaya. Tahap perkembangan yang dijelaskan oleh Montessori tersebut telah menjelaskan berbagai proses tindakan yang sesuai dengan karakteristik anak. Karena itu, seorang pendidik harus lebih dulu memahami hal ini agar dapat mengambil tindakan yang tepat saat pembelajaran. 2.1.1.5.2 Tahap Perkembangan Anak menurut Jean Piaget Setiap orang berkembang sesuai tahap perkembangan, dan tahap perkembangan masing-masing individu berbeda-beda. Secara garis besar Jean Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap pra operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasi formal. Pada tahap sesorimotorik proses pemikiran anak berdasarkan inderawi. Tahap praoperasi proses berpikir anak dengan mulai digunakannya simbol-simbol untuk menghadirkan suatu benda. Tahap operasi konkret, ditandai dengan penggunaan pikiran logisnya. Sedangkan tahap operasi formal ditandai dengan pemikiran abstrak, hipotetis, deduktif serta induktif (Suparno: 2001, 24-25). Setiap tahap perkembangan akan selalu berkesinambungan. Setiap tahap akan meneruskan tahap perkembangan sebelumnya. Siswa usia kelas I SD (6-7) termasuk dalam tahap operasi konkret. Anak masih memerlukan benda atau kejadian nyata untuk mendapatkan satu konsep tertentu. Maka, dalam kegiatan belajar anak, penggunaan konteks nyata dalam belajar mutlak diperlukan untuk menunjang proses belajar yang maksimal. Dalam.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. dunia pendidikan saat ini, konteks nyata di atas dapat merujuk pada lingkungan, pengalaman, peragaan, dan alat peraga pembelajaran. 2.1.2 Penelitian yang Relevan. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian dan pengembangan ini yaitu (1) penelitian tentang pengembangan alat peraga matematika dan (2) penelitian tentang metode Montessori. 2.1.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Alat Peraga Matematika Beberapa penelitian yang berkaitan dengan alat peraga serta metode Montessori. Montessori dalam pembelajaran di SD diantaranya adalaha penelitian oleh Risjayanti (2008), Rachmat Syam & Sabri (2007) dan Subadi (2013). Penelitian pertama dilakukan oleh Risjayanti (2008) berjudul “Peningkatan Motivasi dan Minat Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika melalui Metode Montessori dengan menggunakan alat peraga”. Dalam penelitian membuktikan bahwa terjadi peningkatan motivasi dan minat belajar siswa yang ditunjukan dengan nilai perolehan siswa saat mengerjakan setiap tugas. Hal tersebut dibuktikan dengan presentase motivasi siswa untuk mengerjakan tugas dari guru sebelum dilakukan tindakan sebesar 46,5% dengan jumlah siswa 20 anak dan setelah tindakan 90,7 % dengan siswa 39 anak, dan perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar sebelum dilakukan tindakan sebesar 0% artinya 0 siswa yang memperhatikan dan di akhir tindakan menjadi 75,67% yaitu 28 siswa. Sedangkan peningkatan motivasi dan minat belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa mencapai 75% dengan nilai diatas 75 sebelum diadakan penelitian sebesar 38,4% dengan jumlah siswa 15 anak, di akhir tindakan menjadi 86,04% dengan.

Gambar

Gambar 1.1. Papan Penjumlahan dan Pengurangan
Gambar 1.3. Strip Biru
Gambar 1.5. Kotak Penyimpanan Strip Merah dan Biru
Gambar 1.7. Kartu soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai algoritma greedy dan penggunaannya dalam mencari pohon merentang minimum akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa teori dasar

Penghargaan non materi berupa kata-kata yang mengembirakan (pujian), ucapan selamat atas prestasi, pemberian tepuk tangan, pendidik (guru) mengangguk-angguk tanda senang dan

Tason jokainen suora a jakaa tason muut pisteet täsmälleen kahteen joukkoon, joilla on seuraavat ominaisuudet: i Jos pisteet A ja B, jotka eivät kuulu suoraan a, kuuluvat

Keterkaitan ergonomi organisasi dengan motivasi kerja yaitu organisasi sebagai wadah bagi para pegawai melakukan aktivitas pekerjaan dapat menjadi pendorong atau penarik bagi

Sedangkan CAR di BPR BKK Ungaran awal merger minus 2,03 persen hal tersebut terjadi karena modal habis untuk menutup kerugian karena kredit macet dan kekurangan PPAP, tetapi

Menyusun rencana dan program kerja Seksi Analisa dan Pelaporan, sesuai dengan kebijakan dan arahan dari kepala bidang perencanaan meliputi : Perkembangan Target, Evaluasi

Dengan banyaknya luas lahan yang menjadi objek PBB dan dimiliki oleh wajib pajak serta tingginya nilai jual tanah yang menyebabkan NJOP dari PBB menjadi lebih besar, maka

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Rakhmat