• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori."

Copied!
357
0
0

Teks penuh

(1)

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagian besar guru Sekolah Dasar masih menggunakan metode ceramah sehingga peran guru lebih aktif daripada siswa. Pemilihan metode pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan karateristik siswa. Salah satu metode yang sesuai adalah metode Montessori. Metode Montessori merupakan salah satu metode yang membuat siswa aktif, mandiri, dan reflektif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan alat peraga papan perkalian dan (2) mengembangkan fungsi alat peraga papan perkalian yang berkualitas sesuai dengan metode Montessori. Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kenalan terhadap siswa kelas III tahun ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan Research and Develompment (R&D). Penelitian ini mengadopsi dari model Borg & Gall yang dimodifikasi menjadi tujuh langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga papan perkalian Montessori memiliki lima ciri yaitu: (1) menarik, (2) bergradasi, (3) dapat digunakan siswa secara mandiri, (4) memiliki pengendali kesalahan, dan (5) kontekstual. Kualitas alat peraga ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli alat peraga yang memperoleh skor 3,74 dalam kategori “sangat baik”. Hasil dari uji coba terbatas skor pre-test memperoleh rata-rata 49, sedangkan post-test memperoleh rata-rata 91,3. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga. Sehingga dapat dikatakan bahwa alat peraga papan perkalian Matematika Montessori layak digunakan untuk proses pembelajaran di kelas dan dapat dikembangkan dalam uji coba yang lebih luas.

(2)

University.

The used of instruction tool was understood as not in best or maximum use. Most of learning process employed by teachers utilise speeches. This choice teachers in much active position than the students. The choice of method of learned implies an adequate understanding towards the students. Montessori was one among many methods available. Montessori Method frames students as active, independent, and reflective participants in learning process. The research has the objectives of (1) developed the use of multiplication board, and (2) developed a quality of use of multiplication board as this was aimed by Montessori Method. The research was undertaken in Kanisius Kenalan Elementary School towards the students of third grade, the academic year of 2015-2016.

Type of research to develop a process of research of development in the model of Borg and Gall as it was designed into 7 steps: (1) the inquiry and collation of data, (2) planning, (3) development of initial format of the product, (4) test of product, (5) revision of product, (6) field testing, (7) revision of product.

The results of research were able to expose a finded that the multiplication board have positive characteristics: (1) express the interest of students, (2) gradual, (3) can be independently used by student, (4) has an ability to check mistakes, and (5) contextual. The quality of multiplication board was fairly scored 3,74 by the expert of the tool, the category “very good”. The pre-test of students achieved average of 49, and post-test achieved average 91,3. Both tests expose an improvement of learning capacity of students by using the instructional tool. It was fair to conclude that the employment of Montessori multiplication board in learned process was worthy of use, and can be developed into wider process.

(3)

i

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SD MATERI PERKALIAN

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

VINCENTIA ORISA RATIH PRASTIWI

NIM: 121134065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang menyertaiku selalu.

 Kedua orang tuaku, Bapak Nobertus Supiyan Hardi Prasetya dan Ibu Lucia Sunarti yang telah mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan selalu sabar.

 Keluarga bersar dari Ibu Parto dan Ibu Cokro Suwito.

 Dosen pembimbing I Ibu Dra. Haniek Sri Pratini M.Pd dan dosen pembimbing II Ibu Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd yang telah bersedia memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan skripsi dengan penuh perhatian dan kesabaran.

 Sahabat-sahabatku tersayang Fransiskus Xaverius Fri. H, Agustina Prima Susanti, M.Pd, Fabiana Rina Dwi Astuti, Susana Nur Widyaningrum, Maria Novita Rini, Yuda Defangga, Rangga Leo, Anastasia Putranti Sidharta, Cicilia Desy Wulandari, Kristinayu, Risky Candra, Eka Oktaviana, Regina Riska, Monica Nugraheni, Monica Putri Handayani, Elisabet Riris, Alfianisa Devi Melati, Nur Dian Utami, Dewi Agustina, Putri Kurnia, Alvionita Nur Arifah,

 Keluarga Berbencana (PSM CF) yang selalu mendukungku Yosefudha, Vinencia Lefrtianita Cendana Sari, Tamara, Jalu, Dea, dan Julison.

 Keluarga besar RAK (Republik Anak Kenalan) yang setia mendampingi dan selalu memberikan semangat.

(7)

v

 Keluarga besar kelas VII B tersayang yang selalu memberikan kekompakkan dan semangat berjuang dalam kebersamaan.

(8)

vi MOTTO

“Jangan biarkan ketidakkonsistenan menghancurkan cita-cita”

(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarya, 23 Februari 2016

Penulis

(10)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Vincentia Orisa Ratih Prastiwi Nomor Mahasiswa : 121134065

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SD MATERI PERKALIAN

BERBASIS METODE MONTESSORI

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk alat peraga lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau alat peraga lain untuk kepentingan akademis tanpa minta ijin dan memberi royalty kepada saya sebagai penulis dan pembuat produk yang dikembangkan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 23 Februari 2016 Yang menyatakan

(11)

ix ABSTRAK

Prastiwi, V. O. R. (2016). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas III SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagian besar guru Sekolah Dasar masih menggunakan metode ceramah sehingga peran guru lebih aktif daripada siswa. Pemilihan metode pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan karateristik siswa. Salah satu metode yang sesuai adalah metode Montessori. Metode Montessori merupakan salah satu metode yang membuat siswa aktif, mandiri, dan reflektif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan alat peraga papan perkalian dan (2) mengembangkan fungsi alat peraga papan perkalian yang berkualitas sesuai dengan metode Montessori. Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kenalan terhadap siswa kelas III tahun ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan Research and Develompment (R&D). Penelitian ini mengadopsi dari model Borg & Gall yang dimodifikasi menjadi tujuh langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga papan perkalian Montessori memiliki lima ciri yaitu: (1) menarik, (2) bergradasi, (3) dapat digunakan siswa secara mandiri, (4) memiliki pengendali kesalahan, dan (5) kontekstual. Kualitas alat peraga ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli alat peraga yang memperoleh skor 3,74 dalam kategori “sangat baik”. Hasil dari uji coba terbatas skor pre-test memperoleh rata-rata 49, sedangkan post-test memperoleh rata-rata 91,3. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga. Sehingga dapat dikatakan bahwa alat peraga papan perkalian Matematika Montessori layak digunakan untuk proses pembelajaran di kelas dan dapat dikembangkan dalam uji coba yang lebih luas.

(12)

x ABSTRACT

Prastiwi, V. O. R (2016) Development of Elementary School Mathematic Learning Aid for the Students of Third Grade in Multiplication Based on Montessori Method. A thesis S1. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, SanataDharma University.

The used of instruction tool was understood as not in best or maximum use. Most of learning process employed by teachers utilise speeches. This choice teachers in much active position than the students. The choice of method of learned implies an adequate understanding towards the students. Montessori was one among many methods available. Montessori Method frames students as active, independent, and reflective participants in learning process. The research has the objectives of (1) developed the use of multiplication board, and (2) developed a quality of use of multiplication board as this was aimed by Montessori Method. The research was undertaken in Kanisius Kenalan Elementary School towards the students of third grade, the academic year of 2015-2016.

Type of research to develop a process of research of development in the model of Borg and Gall as it was designed into 7 steps: (1) the inquiry and collation of data, (2) planning, (3) development of initial format of the product, (4) test of product, (5) revision of product, (6) field testing, (7) revision of product.

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana.

Banyak sekali hambatan yang dijumpai oleh penulis pada saat pembuatan dan penyusunan skripsi, namun penulis tetap semangat dan pantang menyerah untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Keberhasilan yang diraih tidak lepas karena banyak memperoleh dukungan dan semangat dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan rasa terima kasih untuk segala bantuan yang diberikan, kepada yang terhormat: Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd dan Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang berkenan memberi arahan, dukungan, dan bimbingan dalam penyusunan laporan skripsi.

5. Keluarga Besar SD Kanisius Kenalan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian sehingga dapat menambah ilmu dan pengalaman banyak bagi penulis.

Semoga kebaikan yang telah diberikan dari semua pihak tidak sia-sia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap agar skripsi yang dibuat dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan guna mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

(15)

xiii

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 9

F. Definisi Operasional... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

A. Kalian Pustaka ... 14

1. Belajar dan Pembelajaran ... 14

a) Pengertian Belajar ... 14

b) Pengertian Pembelajaran ... 15

2. Perkembangan Anak ... 16

3. Matematika ... 17

a) Pengertian Matematika... 17

b) Pembelajaran Matematika ... 18

c) Perkalian ... 20

d) Kesulitan Belajar Matematika ... 22

e) Alat Peraga Pembelajaran ... 24

f) Alat Peraga Matematika ... 27

g) Sejarah Montessori ... 28

h) Alat Peraga Montessori ... 30

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

(16)

xiv

F. Instrumen Penelitian ... 54

G. Teknik Analisi Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Hasil Penelitian ... 71

d. Uji Validitas Instrumen Tes ... 123

e. Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 125

f. Validasi Kuesioner Produk Alat Peraga ... 127

3. Pengembangan desain ... 132

a. Konsep Pembuatan Alat Peraga ... 132

b. Desain Alat Peraga ... 133

1) Papan Perkalian Montessori ... 134

2) Kotak manik-manik dan Kartu Angka ... 135

3) Kartu soal ... 135

4) Kartu Angka ... 137

5) Kotak Kartu Soal dan Kartu Angka ... 137

6) Album Alat Peraga ... 137

c. Pengumpulan Bahan... 140

d. Pembuatan Alat Peraga ... 141

e. Uji Coba Terbatas ... 146

1) Data dan Analisis Tes... 147

2) Penilaian Hasil Kegiatan Pembelajaran ... 150

B. Pembahasan ... 151

(17)

xv

A. Kesimpulan ... 157

B. Keterbatasan Masalah ... 158

C. Saran ... 158

DAFTAR REFERENSI ... 159

(18)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map dariPenelitian yang Relevan ... 35

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian R&D ... 41

Bagan 3.2 Tahap-tahap Penelitian... 44

Bagan 3.3 Triagulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 53

Bagan 3.4 Triagulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan ... 54

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah ... 55

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III ... 56

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas III ... 57

Tabel 3.4 Kategori Skor Penilaian Ahli terhadap Instrumen Penelitian ... 57

Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika ... 58

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas III ... 59

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Kelas III ... 61

Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk dan Uji Coba Terbatas ... 62

Tabel 3.9 Indikator Instrumen Tes ... 63

Tabel 3.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 69

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah SD Kanisius Kenalan ... 72

Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara ... 72

Tabel 4.3 Keputusan Perbaikan Instrumen Wawancara Kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Kenalan ... 73

Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Wawanacara Kepada Guru Kelas III ... 74

(20)

xviii

Guru Kelas III ... 76 Tabel 4.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepada

Siswa Kelas III ... 76 Tabel 4.8 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara Kepada Siswa Kelas III ... 76 Tabel 4.9 Hasil Keputusan Perbaikan Instrumen Wawancara Kepada

Tabel Siswa Kelas III ... 77 Tabel 4.10 Skor Validasi Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru oleh Ahli ... 91 Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli ... 91 Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru ... 92 Tabel 4.13 Skor Validasi Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa oleh Ahli ... 94 Tabel 4.14 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli ... 95 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis

(21)

xix

Tabel 4.18 Hasil keputusan Instrumen Tes ... 110

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Uji Empiris Instrumen Tes ... 123

Tabel 4.20 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest ... 124

Tabel 4.21 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 125

Tabel 4.22 Validasi Kuesioner Produk untuk Siswa ... 127

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kuesioner Produk untuk Siswa ... 127

Tabel 4.24 Rincian Kartu Soal ... 144

Tabel 4.25 Validasi Produk ... 145

Tabel 4.26 Validasi Album Alat Peraga ... 146

Tabel 4.27 Rekapitulasi Nilai Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 147

Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Kegiatan Pembelajaran di kelas III ... 150

Tabel 4.29 Revisi Produk ... 151

(22)

xx

DAFTAR GAMBAR

(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah ... 163 1.2 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru Kelas III ... 169 1.3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa Kelas III ... 167 1.4 Transkip Wawancara Kepala Sekolah ... 182 1.5 Transkip Wawancara Guru Kelas III ... 186 1.6 Transkip Wawancara Siswa Kelas III ... 190 LAMPIRAN 2 INSTRUMEN KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN 2.1 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru

Kelas III ... 192 2.2 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

Kelas III ... 204 2.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Kelas III ... 221 2.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas III ... 225 LAMPIRAN 3 INSTRUMEN VALIDASI PRODUK

3.1 Hasil Validasi Kelayakan Produk oleh Ahli ... 229 3.2 Hasil Validasi Keterbacaan Produk oleh Ahli ... 234 3.3 Hasil Validasi Album Penggunaan Alat Peraga oleh Ahli... 240 3.4 Hasil Validasi Soal Evaluasi oleh Ahli ... 255 3.5 Hasil Uji Empiris ... 294 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 297 3.7 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas III ... 298

LAMPIRAN 4 HASIL UJI COBA LAPANGAN TERBATAS

(24)

xxii

4.3 Hasil Validasi Produk oleh Siswa ... 320

LAMPIRAN 5 SURAT

5.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ... 323 5.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 324

(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Penelitian

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi saat ini (Susanto: 2013: 184). Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007. Tim Depdiknas (2007: 64) menyatakan “agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaaan dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien”. Kurikulum Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 184) menyebutkan bahwa standar kompetensi matematika di sekolah dasar yang harus dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran bukanlah penguasaan Matematika, namun yang diperlukan ialah dapat memahami dunia sekitar, mampu bersaing, dan berhasil dalam kehidupan.

(26)

sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar. Namun dalam kenyataan yang ada sekarang, penguasaan matematika, baik oleh siswa sekolah dasar (SD) maupun siswa sekolah menengah (SMP dan SMA), selalu menjadi permasalahan besar. Hal ini terbukti dari hasil ujian nasional (UN) yang diselenggarakan memperlihatkan rendahnya persentase kelulusan siswa dalam ujian tersebut, baik yang diselenggarakan di tingkat pusat maupun di daerah.

Menurut Hans Freudental (dalam Susanto, 2013: 148), berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Pada hakikatnya, matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dalam arti matematika memiliki kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari.

(27)

terhadap diri sendiri. Segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku ke arah positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Beberapa pengalaman yang diperoleh, mengatakan bahwa pembelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa sekolah dasar maupun jenjang pendidikan di atasnya. Siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dikarenakan dasar dari pembelajaran matematika yang lemah. Akhirnya siswa merasa bahwa tidak bisa matematika dan bahkan menjadi tidak menyukai matematika (Soesilowati, 2011: 17). Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar menyangkut kekurangan dalam pola perkembangan seperti pengembangan bahasa, perkembangan fisik, pengembangan akademik. Menurut Lerner (2002), Heward & Orlansky (2002), dan Kirk & Gallagher, (2008) mengatakan bahwa banyak gejala kesulitan belajar berhubungan dengan kesulitan belajar matematika, antara lain masalah (1) hubungan-spasial atau ruang, (2) masalah dengan simbol-simbol, dan (3) masalah bahasa. Ketiga keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika (dalam Runtukahu, 2014: 49).

(28)

perkalian dengan metode ceramah dan terpaku dengan buku paket. Pada saat menjelaskan guru belum menggunakan alat peraga yang dapat mendukung proses pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk menyalin tabel perkalian yang ada di buku. Kegiatan tersebut mengakibatkan siswa kelas III belum memahami konsep perkalian.

Pada saat mengerjakan soal melihat jawaban yang ada pada tabel perkalian, tanpa menghitung dengan langkah-langkah yang tepat, sehingga siswa dapat memperoleh nilai yang baik bahkan banyak yang mendapat nilai 100. Sebaliknya jika siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan tanpa melihat tabel, mereka masih kesulitan. Hal ini dapat diketahui bahwa materi operasi hitung perkalian belum dipahami secara mendalam oleh siswa. Pengalaman tersebut berbanding terbalik dengan pendapat Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) yang menyatakan bahwa anak usia sekolah dasar (7-11) dapat melakukan kegiatan berpikir sistematis dengan bantuan objek-objek dan aktivitas yang konkret. Oleh sebab itu, siswa sekolah dasar membutuhkan alat bantu untuk memperjelas materi yang disampaikan agar mudah untuk dipahami (Heruman, 2008: 1-2).

(29)

Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Susilaningsih (2012), mengatakan bahwa dengan menggunakan metode Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan dalam berhitung matematika materi perkalian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Latifa (2013), mengatakan bahwa dengan menggunakan alat peraga dapat membantu siswa dalam kesulitan dalam belajar matematika materi perkalian.

Materi perkalian di kelas III merupakan materi lanjutan yang pernah diperoleh di kelas II pada semester 2. Materi perkalian sangat penting untuk ditingkatkan pada siswa kelas III di SD Kanisius Kenalan, agar siswa dapat memahami tentang konsep dasar perkalian. Sehingga para siswa dapat memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung perkalian yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa yang berada pada tingkat lanjut dapat mengikuti materi dengan mudah. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kurangnya kreativitas guru pada saat menyampaikan materi pembelajaran dan belum memanfaatkan alat peraga yang digunakan untuk mendukung proses belajar.

(30)

memungkinkan siswa untuk berlatih tabel perkalian secara acak akan membantu memperkuat belajar dengan cara yang ramah dan kompetitif.

Alat peraga papan perkalian adalah alat peraga yang berbentuk papan seperti tabel yang mempunyai lubang kecil disetiap kotaknya. Cara menggunakan alat peraga ini adalah dengan manik-manik untuk menggantikan angka-angka/bilangan yang dikalikan. Manik-manik yang digunakan bisa dengan biji-bijian atau kerikil. Alat peraga papan perkalian ini sangatlah cocok untuk digunakan sebagai alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian, karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep dasar operasi hitung perkalian.

(31)

Peneliti mengembangkan alat peraga matematika Montessori Multiplication Board untuk alat peraga operasi hitung perkalian. Tujuan dalam mengembangkan alat peraga matematika berbasis Montessori ini adalah untuk membantu siswa dalam belajar matematika materi tentang operasi hitung perkalian.

Peneliti mengembangkan alat peraga Montessori selama proses penelitian berlangsung. Penelitian dilakukan di SD Kanisius Kenalan pada siswa kelas III dengan jumlah 10 siswa. Peneliti melakukan penelitian di SD tersebut karena kebutuhan alat peraga yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian. Produk yang dihasilkan adalah alat peraga berbasis Montessori Multiplication Board yang sudah diujicobakan secara terbatas kepada subjek siswa kelas III SD Kanisius Kenalan.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana pengembangan alat peraga matematika berbasis Montessori tentang konsep operasi hitung perkalian pada siswa kelas III di SD Kanisius Kenalan?

2. Bagaimana pengembangan fungsi alat peraga matematika berbasis Montessori tentang konsep operasi hitung perkalian yang berkualitas untuk siswa kelas III di SD Kanisius Kenalan?

C. Tujuan Penelitian

(32)

2. Mengembangkan fungsi alat peraga matematika berbasis Montessori tentang konsep operasi hitung perkalian yang berkualitas untuk siswa kelas III di SD Kanisius Kenalan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Alat peraga yang dikembangkan bermanfaat bagi siswa kelas III dalam belajar matematika operasi hitung berkalian. Siswa dapat melakukan perkalian dengan mudah dan lancar. Melalui alat peraga papan perkalian siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan, karena siswa dapat sambil bermain dengan alat peraga perkalian dalam menghitung operasi perkalian. Sehingga ada aktivitas lain ketika siswa menghitung operasi perkalian.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti

Memberikan wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan diri, merancang, membuat, serta menggunakan alat peraga matematika berbasis Montessori tentang operasi hitung perkalian untuk siswa di kelas III pada saat mempersiapkan proses belajar.

b) Bagi guru

(33)

c) Bagi Siswa

Membantu siswa dalam memahami konsep dasar materi perkalian dan menambah ketertarikan siswa dalam belajar perkalian. Siswa dapat menggunakan alat peraga matematika berbasis Montessori untuk menjawab soal perkalian dan mendapatkan pengalaman langsung ketika menggunakan alat peraga tersebut.

d) Bagi Sekolah

Sekokah memiliki pengetahuan baru tentang penggunaan alat peraga untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Sehingga dapat mendorong sekolah untuk memperbaiki dan menata kembali proses pendidikan yang terjadi di sekolah melalui pemanfaatan dan penggandaan alat peraga yang digunakan.

E. Spesifikasi Produk

(34)

Gambar 1.1 Desai Papan Perkalian

Pada gambar 1.1 merupakan desain alat peraga papan perkalian Matematika berbasis Montessori. Papan perkalian ini berbentuk persegi dengan ukuran 29 cm x 29 cm. Pada papan perkalian terdapat tanda pengali, angka 1 – 20, lubang-lubang kecil memiliki diameter 1 cm, untuk meletakkan manik-manik yang berjumlah 400 lubang, dan terdapat nama papan perkalian yaitu Multiplication Board.

(35)

Pada gambar 1.2 merupakan desain kotak kartu angka untuk papan perkalian. Kotak kartu angka digunakan untuk meletakkan manik-manik, skitel dan kartu angka. Kotak kartu angka berbentuk balok yang memiliki ukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 6 cm. Selain itu pada papan perkalian terdapat slot yang berfungsi untuk meletakkan angka perkalian berupa lubang kecil di sebelah kiri tengah dengan ukuran panjang 3,3 cm dan lebar 2cm. Lubang kecil tersebut berdiameter 1,2 cm. Skitel yang digunakan sebagai penanda angka yang dikalikan berukuran tinggi 4 cm, diameter atas 0,5 cm, dan diameter bawah 1,2 cm. Manik-manik yang digunakan berukuran 0,8 mm. Selanjutnya dipaparkan desain kartu soal dan tempat kartu soal yaitu:

Gambar 1.3 Desain Kotak Kartu Soal

(36)

Gambar 1.4 Desain Kartu Angka dan kartu Soal

. Pada gambar 1.4 merupakan desain kartu angka dan kartu soal. Kartu angka dan kartu soal digunakan untuk melakukan operasi hitung perkalian. Kartu angka berukuran, panjang 6 cm, lebar 2 cm. Kartu soal berukuran, panjang 6,4 cm dan lebar 4 cm. Pada kartu soal berisikan soal beserta jawaban, yang berfungsi sebagai auto-correction (pengendali kesalahan).

F. Definisi Operasional

1. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang lebih baik.

2. Pengembangan alat peraga merupakan suatu proses, cara, membuat sesuatu menjadi lebih baik dan sempurna.

3. Guru SD adalah guru kelas III semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di SD Kanisius Kenalan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

(37)

5. Matematika adalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Materi perkalian merupakan proses aritmatika dasar dimana satu bilangan dilipatgandakan sesuai dengan bilangan pengalinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang.

7. Alat peraga pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

8. Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Maria Montessori. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.

(38)

14 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka dipaparkan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian, diantaranya teori Belajar dan Pembelajaran, Matematika alat peraga Pembelajaran, alat peraga Matematika, Sejarah Montessori, dan alat peraga Montessori.

1. Belajar dan Pembelajaran

Pada subbab ini dipaparkan mengenai teori belajar dan pembelajaran yang akan disampaikan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut:

a) Pengertian Belajar

(39)

tersebut masih hidup (Thobroni, 2015: 15). Senada dengan Rahyudi (2014: 1) belajar merupakan proses hidup yang sadar atau tidak sadar dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian belajar yang telah disampaikan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu ilmu dan pengalaman baru sehingga dapat menghasilkan suatu perubahan sikap dan tingkah laku pada diri seseorang itu sesuai dengan tahap perkembangannya.

b) Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan rangkaian proses kegiatan belajar yang terjadi dua arah. Menurut Heruman (2008: 4-5) pembelajaran merupakan kegiatan siswa yang menghubungkan atau mengaitkan berbagai informasi dengan konsep yang telah dimiliki. Definisi lain disampaikan oleh Trianto (2010: 17) pembelajaran merupakan interaksi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa secara intens dan terarah menuju pada suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Senada dengan Susanto (2013: 19) pengertian pembelajaran merupakan proses yang membantu siswa agar dapat belajar dengan baik

(40)

2. Perkembangan Anak

Perkembangan anak dalam kegiatan belajar disesuaikan dengan tahapnya, seperti yang dikemukakan oleh Jean Piaget (dalam Muhsetyo, dkk. 2012: 9) mengatakan bahwa kemampuan intektual anak berkembang secara bertingkat, yaitu: (a) sensori motor (0-2 tahun), (b) pra-operasional (2-7 tahun), (c) operasional konkret (7-11 tahun), dan (d) operasional lebih dari 11 tahun. Teori ini merekomendasikan perlunya mengamati tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan, terutama untuk menyesuaikan “keabstrakan” bahan matematika dengan kemampuan berpikir anak. Teori Piaget juga menyatakan bahwa setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sekitar atau lingkungan. Keadaan ini memberi petunjuk bahwa setiap orang selalu belajar untuk mencari tahu dan memperoleh pengetahuan, dan setiap orang berusaha untuk membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya.

(41)

pengalaman dengan orang lain, kemudian diikuti pengalaman-pengalaman pribadi.

Berdasarkan teori perkembangan anak dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak dalam belajar disesuaikan dengan tingkat perkembangannya.

3. Matematika

Pada subbab ini dipaparkan mengenai pengertian Matematika, pembelajaran Matematika, materi operasi hitung perkalian, dan kesulitan belajar Matematika

a) Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Susanto, 2013: 183). Belajar matematika merupakan suatu syarat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Dengan belajar matematika, maka kita belajar secara kritis, kreatif, dan aktif. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka konsep matematika harus dipahami secara mendalam.

Menurut Johnson&Rising (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian matematika, yaitu:

(42)

2) Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat.

3) Matematika adalah seni, dimana keindahannya terdapat dalam keturutan dan keharmonisan.

Sejalan dengan pendapat Runtukahu (2014: 28) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan berhubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Pihak lain Reys (dalam Runtukahu, 2014: 29) mengatakan bahwa Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

b) Pembelajaran Matematika

(43)

pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan Matematika yang dipelajari.

Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi Matematika (Susanto, 2013: 186).

Guru menempati posisi kunci dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan secara optimal, serta guru harus mampu menempatkan dirinya secara dinamis dan fleksibel sebagai informan, transformator, organizer, serta evaluator bagi terwujudnya kegiatan belajar siswa yang dinamis dan inovatif. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara mandiri. Sehingga siswa dalam memperoleh pengetahuannya diterima secara aktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget bahwa pengetahuan diperoleh siswa dari suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa (Susanto, 2013: 188).

(44)

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dan siswa untuk memahami materi tentang Matematika dengan cara berpikir yang meningkat.

c) Perkalian

Menurut Runtukahu (2014: 117) operasi perkalian seperti operasi bilangan lainnya, perkalian berguna untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata. Oleh karena itu, pengenalan operasi perkalian sebaiknya dimulai dari situasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh soal, “ada tiga orang memancing ikan, masing -masing mendapat 4 ekor, berapa ekor ikan semuanya?”. Untuk menyelesaikan soal tersebut dapat menggunakan model-model berikut ini, kelompok objek yang sama, penjumlahan berulang, garis bilangan dan barisan objek (baris dan kolom). Berikut akan dijelaskan setiap modelnya:

1. Kelompok objek yang sama # # # # # # # # # # # #

Gambar 2.1 Kelompok objek sama

(45)

2. Penjumlahan berulang

4 + 4 + 4 “3 x 4” = 12

Gambar 2.2 Penjumlahan berulang

Pada gambar 2.2 dapat diketahui bahwa perkalian diartikan sebagai penjumlahan berulang, 4 ikan ditambah 4 ikan ditambah 4 ikan. Ikan seluruhnya ada 12 ekor.

3. Garis bilangan

0 4 8 12 3 x 4 = 12

Gambar 2.3 Garis bilangan

Pada gambar 2.3 merupakan garis bilangan kelipatan dari empat. Garis bilangan tersebut dimulai dari angka 0, kemudian angka 4, angka 8, dan angka 12. 4. Barisan objek dalam kolom

3x4=12

Gambar 2.4 barisan objek dalam kolom

(46)

Menurut Soesilowati (2011: 35) menyebutkan bahwa perkalian merupakan bentuk lain dari penjumlahan bilangan yang dilakukan secara berulang. Prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang (Heruman, 2008: 22). Operasi hitung perkalian dapat dilakukan dengan cara bersusun pendek dan cara susun panjang, berikut penjelasannya:

1) Perkalian dengan cara susun panjang Contoh soal: 25 × 3

25 3 x

15 3 x 5 = satuan x satuan 61 + 3 x 20 = satuan x puluhan 75

2) Perkalian dengan cara bersusun pendek 25

3 x

75 3 x 5 = 15, ditulis 5 (menyimpan 1) 3 x 2 = 6 ditambah, 1 jadi hasilnya = 7

d) Kesulitan Belajar Matematika

Berkesulitan belajar atau learning disabilities artinya ketidakmampuan belajar. Definisi kesulitan belajar berasal dari negara pengembangan, Amerika Serikat. Pertama kali dikemukakan oleh The United States Office of Education yang dikenal dengan Public Law (PL) 94-142 pada 1997 ( dalam Runtukahu, 2014: 19-24) yang menyatakan bahwa:

Kesulitan belajar khusus merupakan gangguan dalam satu atau lebih dari proses

(47)

Gangguan ini mungkin tampak sebagai ciri bentuk kesulitan dalam mendengar, berpikir,

berbicara, mengeja atau berhitung. Batasan ini meliputi kondisi seperti gangguan

perceptual, luka padtak, disklesia, dan atau afasia perkembangan. Batasan ini tidak

mencakup anak-anak yang memiliki masalah belajar yang disebabkan oleh gangguan

dalam penglihatan, pendengaran atau motorik, tunagrahita, gangguan emosional, atau

karena kemiskinan ekonomi.

Beberapa faktor dapat menyebabkan kesulitan belajar. Faktor penyebab kesulitan belajar dapat dikemukakan sebagai berikut ini:

1) Keturunan

2) Otak tidak berfungsi

3) Lingkungan dan malnutrisi (kurang gizi) 4) Ketidakseimbangan biokimia

Kirk Gallagher (dalam Runtukahu, 2014: 22) mengemukakan empat penyebab kesulitan belajar, yaitu:

1) Faktor kondisi fisik. Kondisi fisik yang tidak menunjang anak belajar termasuk kurang penglihatan dan pendengaran, kurang dalam orientasi dan terlalu aktif.

(48)

3) Faktor motivasi dan sikap. Kurang mutivasi belajar dapat menyebabkan anak kurang percaya diri dan menimbulkan perasaan-perasaan negatif terhadap sekolah.

4) Faktor psikplogis. Kurang persepsi, ketidakmampuan kognitif dan lambat dalam bahasa, dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar dalam bidang akademik.

e) Alat Peraga Pembelajaran

Pada subbab ini dipaparkan mengenai perngertian alat peraga, fungsi alat peraga, dan kriteria alat peraga.

a. Pengertian alat peraga

Alat peraga merupakan suatu media pembelajaran yang dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Alat peraga digunakan untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi pelajaran (Sastradiradja, 1971: 4).

b. Fungsi alat peraga:

1) Membantu murid belajar lebih banyak. 2) Membantu murid mengingat lebih lama.

3) Memperlengkapi rangsangan yang efektif untuk belajar. 4) Menjadikan belajar yang lebih kongkrit (nyata).

5) Membawa dunia ke dalam kelas.

(49)

c. Kriteria alat peraga yang baik: 1) Kondisi guru

2) Sederhana

3) Jelas dan bentuk yang benar

4) Tidak membingungkan (Sastradiradja, 1971: 4-7).

Kriteria media pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan mengajar 2. Bahan pelajaran 3. Metode mengajar

4. Tersedianya alat yang dibutuhkan 5. Jalan pelajaran

6. Penilaian hasil belajar 7. Pribadi guru

8. Minat kemampuan siswa

9. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung (Hamalik, 1986: 16)

Syarat-syarat alat peraga:

1. Rasionil, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. 2. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat. 4. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat

(50)

5. Fungsionil, berguna dalam pelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa (Hamalik, 1986: 18).

Menurut Rusefendi (1998: 34) mengemukakan Langkah-langkah yang harus diperhatikan agar alat peraga dapat digunakan secara efektif:

1. Menentukan tujuan dan memilih bahan yang teliti 2. Persiapan guru

3. Persiapan kelas/murid 4. Penyajian bahan

5. Keaktifan dan pemakaian

6. Evaluasi pelajaran dan metoda penggunaan

Syarat dan kriteria media alat peraga menurut Sundayana (2015: 8) beberapa persyaratan alat peraga antara lain:

1. Tahan lama

2. Bentuk dan warnanya menarik 3. Sederhana dan mudah dikelola 4. Ukuran sesuai

5. Dapat menyajikan konsep matematika baik bentuk real, gambar, atau diagram.

6. Sesuai dengan konsep Matematika

7. Dapat memperjelas konsep Matematika dan bukan sebaliknya.

(51)

9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan manipulasi alat peraga.

10. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).

Berdasarkan paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa alat peraga merupakan suatu media pembelajaran yang berguna untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Alat peraga juga memiliki syarat dan kriteria seperti alat peraga itu harus awet, dapat digunakan untuk belajar.

f) Alat peraga Matematika

Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan kemuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar adalah pendapat dari Ali (dalam Sundayana, 1989: 7). Ahli lain Ruseffendi (1992: 5) mengatakan bahwa, alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Sejalan dengan Pramudjono (1992: 7) yang mengemukakan pendapatnya mengenai alat peraga, adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep matematika.

(52)

g) Sejarah Montessori

Maria Montessori diakui sebagai salah satu pendidik besar. Kisah seorang perempuan yang berdedikasi menggunakan kemampuan ilmiahnya, pengalamannya, dan wawasannya untuk mengembangkan sebuah metode pendidikan yang melawan pola-pola pendidikan konvensional.

Maria Montessori lahir pada 31 Agustus 1870 di Chiaravalle, kota bukit dengan pemandangan Laut Adriatik, provinsi Ancona di Italia. Dia adalah anak tunggal dari Alessandro Montessori , seorang manajer bisnis perusahaan tembakau milik negara; dan Renilde Stoppani, perempuan berpendidikan dari sebuah keluarga terpandang. Proses belajar yang dilalui Montessori membuatnya untuk melakukan kreasi belajar dan sering belajar mandiri.

(53)

Montessori menentang sejarahwan dari Prancis Jules Michelet (1798-1878), yang berpendapat bahwa kaum perempuan secara alami bersifat lemah dan memerlukan pengawasan dan pelatihan dari kaum pria yang lebih kuat dan lebih cerdas. Menurut Montessori : “Pada akhirnya, kaum perempuan di masa depan

akan memperoleh hak-hak yang setara dan sekaligus kewajiban-kewajiban. Dia akan memiliki sebuah kesadaran diri yang baru dan akan mendapati kekuatannya yang sesungguhnya dalam kepribadian perempuan yang merdeka. Kehidupan keluarga sebagaimana yang kita tahu dapat berubah, tetapi adalah absurb untuk berpikir bahwa feminisme akan menghancurkan rasa keibuan. Perempuan baru tersebut akan menikah dan memiliki anak-anak dengan pilihannya sendiri, bukan karena paksaan, dan dia akan melakukan kontrol atas kesehatan dan kesejahteraan generasi berikutnya dan membangun sebuah kerajaan perdamaian karena ketika dia dapat berbicara dengan jelas atas nama anak-anaknya dan untuk kepentingan hak-haknya, kaum pria akan mendengarnya.

(54)

Pada tahun 1910 Montessori telah memperoleh pengakuan sebagai seorang pendidik inovatif yang signifikan di tanah kelahirannya Italia, dimana memimpin sebuah sekolah percontohan dan sebuah institut pelatihan bagi para direktris. Salah satu ciri pendekatan Montessori dalam pendidikan pengajar adalah bahwa metode Montessori harus dipelajari dan digunakan tanpa penyimpangan dari bentuk yang asli.

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sejarah Montessori, Montessori menggunakan suatu metode dalam proses pembelajarannya metode tersebut merupakan suatu metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk membuat anak aktif, kreatif, dan reflektif.

h) Alat Peraga Montessori

Maria Montessori merumuskan lima ciri utama alat peraga yang baik sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Montessori, 2002: 171-175). Karakteristik tersebut adalah memiliki ciri menarik, bergradasi, mempunyai pengendali kesalahan, dan dapat digunakan secara mandiri. Lima ciri alat peraga Montessori dijelaskan berikut ini, yaitu:

(55)

2) Ciri yang kedua adalah bergradasi, alat peraga Montessori dibuat dengan memperhatikan gradasi. Montessori menyebutkan bahwa ada dua jenis gradasi yaitu gradasi umur dan gradasi rangsangan rasional. Gradasi umur dapat dilihat dari penggunaan alat untuk jenjang kelas sebelumnya maupun untuk jenjang kelas selanjutnya. Gradasi rangsangan rasional dapat terlihat pada penggunaan alat yang melibatkan beberapa indera.

3) Ciri yang ketiga adalah memiliki pengendali kesalahan (auto correction). Alat peraga Montessori dibuat dengan memperhatikan pengendali kesalahan, sehingga siswa tahu ketika melakukan kesalahan dalam menggunakan alat peraga tanpa ada arahan dari guru. Misalnya pada alat peraga knope silider, jika siswa salah dalam menyusunnya dari kecil ke besar atau besar ke kecil. Maka bentuk susunannya terlihat tidak teratur dan tidak indah.

4) Ciri yang keempat adalah kemandirian (auto education). Alat peraga Montessori dibuat juga dengan memperhatikan kemandirian yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dalam menggunakan alat tersebut. Alat peraga disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak yang membuat siswa tidak kesulitan untuk membawa dan menggunakannya.

(56)

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga Montessori merupakan alat peraga yang dirancang untuk membantu anak belajar dan memahami materi pembelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

Bagian ini memaparkan beberapa penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan ini. Penelitian yang relevan ini diambil dari jurnal dan skripsi, yaitu:

Suparno (2012) meneliti tentang “Peningkatan Pemahaman Operasi Perkalian di Sekolah Dasar dengan Menggunakan Teknik Jarimatika tahun pelajaran 2011/2012.”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman operasi perkalian dengan menggunakan teknik jarimatika pada siswa kelas IV SD Negeri Kaloran 2 Gemolong Sragen. Dengan demikian variabel yang terlibat adalah penggunaan teknik Jarimatika sebagai variabel bebas pemahaman operasi perkalian. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung selama 2 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Hasilnya menunjukkan bahwa menggunakan teknik Jarimatika dapat meningkatkan pemahaman operasi perkalian. Pada pratindakan ketuntasan klasikal mencapai 50% pada siklus satu 56,25% dan pada siklus kedua 81,25%.

(57)

penggunaan alat peraga meteran untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi perkalian pada siswa berkesulitan belajar Matematika kelas III SDN Kartodipuran tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas/Classroom Action Research. Subyek yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berjumlah 2 siswa berkesulitan belajar terdiri atas 1 laki-laki dan 1 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kritis. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga meteran dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi perkalian pada siswa berkesulitan belajar Matematika kelas III SDN Kartodipuran Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.

(58)

Dengan demikian model pembelajaran dengan menggunakan model pendidikan Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa.

Agung Setiawan, Akina, Sudarman meneliti tentang “Kemampuan Menyelesaikan Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V SDN Oloboju”. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi penggunaan kartu posinega yang dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Oloboju dalam menyelesaikan perkalian dan pembagian bilangan bulat. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah 21 orang. Siswa kelas V SDN Oloboju. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil tes, lembar observasi, dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan siswa, dimana pada siklus I terdapat 13 siswa yang telah berhasil tuntas sedangkan pada siklus II semua siswa telah berhasil tuntas. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktifitas guru dan siswa masuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu posinega dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Oloboju dalam menyelesaikan perkalian dan pembagian bilangan bulat.

(59)

tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Kranggan, dengan jumlah siswa 16 siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pemahaman menghitung perkalian siswa kelas IV SDN 1 Kranggan dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa. Kondisi awal

Berikut ini peneliti memaparkan bagan kerangka berpikir:

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian yang relevan

Latifa (2013). “Penggunaan Alat Peraga Meteran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika tahun pelajaran 2012/2013”

Suparno, dkk

“Peningkatan

Pemahaman Operasi Perkalian Di Sekolah Dasar Dengan Menggunakan Teknik Jarimatika tahun

pelajaran 2011/2012.”

Indah Wahyuningsih (2011) tentang “Pengaruh Model Pendidikan Montessori Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa tahun pelajaran 2011/2012”

Prasiwi, Vincentia Orisa Ratih (2016) Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas III di SD Kanisius Kenalan Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori Tahun Pelajaran 2015/2016. Dan Pembagian Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V SDN Oloboju.

Nahartri Yeni Khoiriya

dengan judul “Peningkatan

(60)

Skema/bagan 2.1 berisikan penelitian yang diambil oleh peneliti untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Skripsi dan jurnal tersebut dianggap relevan oleh peneliti karena hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Kebaharuan dari penelitian ini adalah penelitian dilakukan di kelas III dan pengembangan alat peraga yang dikembangkan adalah papan perkalian berbasis metode Montessori. Melalui referensi jurnal dan skripsi tersebut dapat mendukung proses penelitian yang dilakukan dengan judul skripsi “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas III SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori”.

C. Kerangka Berpikir

(61)

Alat peraga pembelajaran yang menarik adalah alat peraga pembelajaran yang digunakan untuk membangkitkan semangat dan antusias yang tinggi pada siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Salah satu alat peraga pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan alat peraga berbasis Montessori.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa metode Montessori sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika. Selain itu, metode Montessori juga dapat membantu guru dalam mengatasi kekurangan saat mendampingi siswa ketika belajar. Mempunyai ciri menarik, dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Mempunyai ciri bergradasi yang melibatkan berbagai indera antara lain indera peraba dan indera penglihatan. Mempunyai ciri pengendali kesalahan, sehingga dengan sendirinya siswa tahu ketika melakukan kesalahan saat menggunakan alat peraga tersebut tanpa ada koreksi dari guru. Mempunyai ciri kemandirian, siswa dapat menggunakan alat peraga ini tanpa didampingi oleh guru dan bahkan siswa dapat mengembangkan materi yang dipelajari tanpa adanya batasan dari guru. Mempunyai ciri kontekstual dengan bahan-bahan alat peraga yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar.

(62)
(63)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang disebut juga dengan istilah Research & Development (R & D) merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 212). Penelitian dan pengembangan ini kadang kala disebut juga sebagai suatu pengembangan berbasis pada penelitian atau disebut juga research-based development. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Menurut Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 222-223) langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dievaluasi, dan melakukan revisi atau disempurnakan terhadap hasil uji lapangan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.

(64)

karakterisitik alat peraga Montessori yaitu, menarik, bergradasi, memiliki nilai pengendali kesalahan (auto-correction), memiliki nilai kemandirian ( auto-education) dan kontekstual (bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan di lingkungan sekitar).

B. Setting Penelitian

Pada subbab ini dipaparkan mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi, dan waktu penelitian.

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah alat peraga papan perkalian berbasis Montessori yang dikembangkan dan dimodifikasi untuk pembelajaran matematika materi operasi hitung perkalian. Alat peraga ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada pada mata pelajaran matematika materi perkalian. Materi perkalian dengan Standar Kompetensi 1. yaitu melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka Kompetensi Dasar 1.3 yaitu melakukan operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka.

2. Subjek Penelitian

(65)

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SD Kanisius Kenalan yang terletak di Jl. Jagalan-Suroloyo km 04, Wonolelo, Kenalan, Borobudur Magelang, Jawa Tengah 56553.

4. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian R&D pada bulan Juli – Desember 2015.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian memaparkan tentang bagan penelitian. Prosedur pengembangan berisi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan alat peraga.

Rancangan penelitian digunakan untuk melakukan prosedur pengembangan yang telah memodifikasi dari model pengembangan Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 222-239) yang terdiri dari sepuluh tahap, yaitu sebagai berikut:

Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian R&D (Borg & Gall 1983)

(66)

Langkah penelitian dan pengembangan diawali dengan penelitian dan pengumpulan data, yang meliputi potensi masalah yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan atau observasi kelas, kuesioner, dan wawancara. Data tersebut dijadikan perencanaan dan pembuatan produk. Kemudian hasil dari produk tersebut dijadikan alat yang berguna untuk mengatasi masalah. Produk yang sudah dibuat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan divalidasai kepada ahli sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan hasil penilaian dan validasi produk akan dijadikan pertimbangan oleh peneliti untuk memperbaiki produk. Produk yang sudah divalidasi diuji cobakan kepada siswa kelas III. Hasil uji coba tersebut, bertujuan ingin mengetahui bahwa alat peraga tersebut cocok dan dapat digunakan pada kelas klasikal atau tidak. Berikut ini diuraikan mengenai tahap-tahap penelitian dan pengembangan (Research and Development), yaitu:

a. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan penelitian.

(67)

c. Langkah yang ketiga adalah pengembangan format produk awal atau draf awal, yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran, handbooks, dan alat evaluasi.

d. Langkah yang keempat adalah uji coba awal, dilakukan terhadap format program yang dikembangkan apakah sesuai dengan tujuan khusus. Hasil analisis dari uji coba awal ini menjadi bahan masukan untuk melakukan revisi produk awal.

e. Langkah kelima adalah revisi produk, yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan.

f. Langkah yang keenam adalah uji coba lapangan, produk yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji coba skala kecil, kemudian diujicobakan lagi kepada unit atau subjek coba yang lebih besar.

g. Langkah ketujuh adalah revisi produk, dilakukan untuk memperoleh perbaikan pada tahap berikutnya.

h. Langkah kedelapan adalah uji lapangan, setelah produk direvisi, apabila pegembangan yang lebih layak dan memadai maka diperlukan uji lapangan. Hasil analisis ini kemudian menjadi bahan untuk keperluan revisi produk berikutnya, atau revisi produk akhir.

(68)

j. Langkah kesepuluh adalah desiminasi dan implementasi melalui penulisan laporan.

D. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan ini memodifikasi model Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 223). Peneliti melakukan modifikasi, karena waktu yang terbatas untuk melakukan penelitian dan tidak dimungkinkan untuk melakukan langkah selanjutnya. Penelitian ini akan dilakukan di SD Kanisius Kenalan pada siswa kelas III. Peneliti menggunakan tujuh tahap penelitian dan pengembangan diantaranya penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan format produk, uji coba awal, revisi produk, uji coba lapangan, dan revisi produk. Berikut dipaparkan tujuh tahapan penelitian yang disajikan dalam bagan 3.2.

Bagan 3.2 Tahap-tahap penelitian

Berdasarkan bagan 3.2 dapat diketahui bahwa peneliti melakukan pengembangkan alat peraga papan perkalian sampai tujuh tahap. Tujuh tahap

Penelitian dan pengumpulan data

Perencanaan

Revisi produk Uji coba awal

Revisi produk Uji coba lapangan

Pengembangan format produk

(69)

tersebut sudah melalui modifikasi dari pengembangan sepuluh tahap. Berikut dipaparkan mengenai pengembangan alat peraga papan perkalian:

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data dengan mengidentifikasi masalah pada siswa SD kelas III. Fokus pada identifikasi masalah ini pada mata pelajaran Matematika materi perkalian, yang terdapat pada KD 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka. Identifikasi masalah diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi, untuk instrumen observasi peneliti mengambil instrumen yang sudah digunakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu dari peneliti yang dilakukan oleh Widyaningrum (2012). Kegiatan observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran matematika materi perkalian berlangsung di kelas III. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari informasi dan permasalahan tentang pembelajaran matematika pada siswa SD kelas III.

(70)

pada siswa kelas III SD pada saat pembelajaran matematika berlangsung, karakteristik siswa kelas III, penggunaan dan ketersediaan alat peraga di kelas maupun yang dimiliki sekolah.

Analisis kebutuhan dari kegiatan observasi dan wawancara dijadikan bahan untuk membuat analisis kebutuhan kuesioner guru dan siswa kelas III SD dan untuk mengkaji katakteristik alat peraga berbasis Montessori. Selanjutnya kuesioner yang sudah dipersiapkan, divalidasi terlebih dahulu kepada beberapa ahli. Peneliti melakukan validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa kelas III kepada ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Berdasarkan dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli, peneliti akan merevisi instrumen sebelum digunakan. Revisi dilakukan guna memperbaiki instrumen kuesioner agar instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam menganalisis kebutuhan guru dan siswa kelas III. Selanjutnya instrumen yang sudah direvisi siap untuk digunakan dan disebarkan kepada guru dan siswa SD tempat penelitian.

2. Perencanaan

(71)

sebelum digunakan dalam penelitian. Uji coba empiris dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri Catur Tunggal 1. Peneliti memilih siswa kelas IV dikarenakan siswa kelas IV sudah pernah mempelajari materi operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka pada tingkat sebelumnya.

Kegiatan uji empiris dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap soal yang sudah dibuat dan untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas soal operasi hitung perkalian Hasil dari uji empiris kemudian dihitung untuk berapa soal yang valid dan soal yang tidak valid. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0 (Statistic Package for Sosial Studies). Peneliti memilih soal yang sudah diketahui kevalidannya untuk pretest dan posttest masing-masing 15 soal.

(72)

3. Pengembangan format produk awal

Pengembangan produk dilakukan melalui beberapa langkah, yang pertama adalah pembuatan desain alat peraga dan desain album alat peraga. Isi dari album alat peraga memaparkan tentang langkah-langkah atau cara menggunakan alat peraga papan perkalian. Kegiatan selanjutnya, peneliti mengumpulkan dan mencari bahan-bahan yang dijadikan alat peraga dan album alat peraga. Bahan yang sudah ada siap untuk dibuat alat peraga dan album alat peraga. Pengembangan produk alat peraga berupa papan perkalian sesuai dengan lima karakteristik berbasis Montessori yang memiliki ciri-ciri menarik (terlihat dari warna yang digunakan sebagai bahan alat peraga), bergradasi, auto-education (dapat digunakan belajar secara mandiri), auto-correction (dapat digunakan sebagai pengendali kesalahan), dan kontesktual (bahan yang digunakan dapat ditemukan atau mudah dicari di lingkungan sekitar).

4. Uji coba awal

Tahap uji coba awal dilakukan kepada dua siswa untuk mengetahui produk yang digunakan uji coba dilapangan sudah layak atau masih perlu untuk diperbaiki.

5. Revisi produk

(73)

6. Uji Coba Lapangan

Gambar

tabel yang mempunyai lubang kecil disetiap kotaknya. Cara menggunakan alat
Gambar 1.1 Desai Papan Perkalian
Gambar 1.3 Desain Kotak Kartu Soal
Gambar 1.4 Desain Kartu Angka dan kartu Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru kelas tersebut menguji dengan memberikan penilaian sesuai dengan kategori skor yang sudah ditentukan (lihat tabel 3.4 hal 44). Penilaian alat peraga

Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PERPANGKATAN DAN AKAR BERBASIS METODE MONTESSORI Skripsi.. Yogyakarta: Program Dtudi Pendidikan Guru

1.6.7 Papan bilangan bulat adalah seperangkat alat peraga yang dirancang sebagai pengembangan alat peraga Matematika berbasis metode Montessori untuk materi operasi

auto-education , dan kontekstual; (2) alat peraga papan pembagian bilangan dua angka memiliki kualitas “sangat baik” dengan skor rerata validasi produk oleh pakar

Mengetahui kualitas alat peraga berbasis metode Montessori yang digunakan untuk melatih kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas I SD... Bagi Guru Guru kelas I

Alat peraga yang dibutuhkan merupakan alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti yang merupakan pengembangkan dari alat peraga Montessori yang bertujuan untuk membantu

Berdasarkan potensi dan masalah tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan alat peraga papan positif negatif berbasis metode montessori pada siswa dengan ADHD