• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Bagan 3.2 Tahap-tahap Penelitian

Berdasarkan bagan 3.2 dapat diketahui bahwa peneliti melakukan pengembangkan alat peraga papan perkalian sampai tujuh tahap. Tujuh tahap

Penelitian dan pengumpulan data

Perencanaan

Revisi produk Uji coba awal

Revisi produk Uji coba lapangan

Pengembangan format produk

tersebut sudah melalui modifikasi dari pengembangan sepuluh tahap. Berikut dipaparkan mengenai pengembangan alat peraga papan perkalian:

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data dengan mengidentifikasi masalah pada siswa SD kelas III. Fokus pada identifikasi masalah ini pada mata pelajaran Matematika materi perkalian, yang terdapat pada KD 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka. Identifikasi masalah diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi, untuk instrumen observasi peneliti mengambil instrumen yang sudah digunakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu dari peneliti yang dilakukan oleh Widyaningrum (2012). Kegiatan observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran matematika materi perkalian berlangsung di kelas III. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari informasi dan permasalahan tentang pembelajaran matematika pada siswa SD kelas III.

Peneliti mempersiapkan instrumen wawancara yang selanjutnya divalidasi kepada beberapa ahli. Instrumen wawancara divalidasi oleh ahli Pembelajaran Matematika dan Evaluasi Pembelajaran. Setelah instrumen wawancara divalidasi, peneliti melakukan revisi terhadap instrumen wawancara. Instrumen yang sudah direvisi, digunakan untuk melakukan kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara dilakukukan kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Kenalan, Guru Kelas III SD Kanisius Kenalan, dan 6 siswa kelas III SD Kanisius Kenalan. Hasil kegiatan observasi dan wawancara dianalisis berkaitan dengan permasalahan yang terjadi

pada siswa kelas III SD pada saat pembelajaran matematika berlangsung, karakteristik siswa kelas III, penggunaan dan ketersediaan alat peraga di kelas maupun yang dimiliki sekolah.

Analisis kebutuhan dari kegiatan observasi dan wawancara dijadikan bahan untuk membuat analisis kebutuhan kuesioner guru dan siswa kelas III SD dan untuk mengkaji katakteristik alat peraga berbasis Montessori. Selanjutnya kuesioner yang sudah dipersiapkan, divalidasi terlebih dahulu kepada beberapa ahli. Peneliti melakukan validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa kelas III kepada ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Berdasarkan dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli, peneliti akan merevisi instrumen sebelum digunakan. Revisi dilakukan guna memperbaiki instrumen kuesioner agar instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam menganalisis kebutuhan guru dan siswa kelas III. Selanjutnya instrumen yang sudah direvisi siap untuk digunakan dan disebarkan kepada guru dan siswa SD tempat penelitian.

2. Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan membuat instrumen tes dan kuesioner. Langkah yang pertama peneliti mempersiapkan instrumen tes untuk divalidasikan kepada beberapa ahli. Validasi dilakukan kepada ahli Pembelajaran Matematika, Evaluasi Pembelajaran. Guru 1 dan Guru 2. Setelah mendapatkan hasil dari validasi, peneliti merevisi instrumen tes sebelum instrumen tersebut diuji cobakan. Instrumen penelitian tes diuji cobakan terlebih dahulu secara empiris

sebelum digunakan dalam penelitian. Uji coba empiris dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri Catur Tunggal 1. Peneliti memilih siswa kelas IV dikarenakan siswa kelas IV sudah pernah mempelajari materi operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka pada tingkat sebelumnya.

Kegiatan uji empiris dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap soal yang sudah dibuat dan untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas soal operasi hitung perkalian Hasil dari uji empiris kemudian dihitung untuk berapa soal yang valid dan soal yang tidak valid. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0 (Statistic Package for Sosial Studies). Peneliti memilih soal yang sudah diketahui kevalidannya untuk pretest dan posttest masing-masing 15 soal.

Pada instrumen kuesioner langkah yang dilakukan sama seperti pada instrumen tes. Peneliti terlebih dahulu mempersiapkan instrumen kuesioner yang digunakan untuk penelitian. Kemudian instrumen kuesioner divalidasi kepada beberapa ahli, yaitu ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Sesudah divalidasi, instrumen tersebut direvisi dan diperbaiki sebelum digunakan. Peneliti tidak melakukan uji keterbacaan instrumen kuesioner untuk siswa, namun peneliti sudah melakukan validasi kepada guru dan didukung dengan konsultasi dari dosen pembimbing. Instrumen yang sudah direvisi dari hasil validasi siap untuk digunakan dalam penelitian.

3. Pengembangan format produk awal

Pengembangan produk dilakukan melalui beberapa langkah, yang pertama adalah pembuatan desain alat peraga dan desain album alat peraga. Isi dari album alat peraga memaparkan tentang langkah-langkah atau cara menggunakan alat peraga papan perkalian. Kegiatan selanjutnya, peneliti mengumpulkan dan mencari bahan-bahan yang dijadikan alat peraga dan album alat peraga. Bahan yang sudah ada siap untuk dibuat alat peraga dan album alat peraga. Pengembangan produk alat peraga berupa papan perkalian sesuai dengan lima karakteristik berbasis Montessori yang memiliki ciri-ciri menarik (terlihat dari warna yang digunakan sebagai bahan alat peraga), bergradasi, auto-education (dapat digunakan belajar secara mandiri), auto-correction (dapat digunakan sebagai pengendali kesalahan), dan kontesktual (bahan yang digunakan dapat ditemukan atau mudah dicari di lingkungan sekitar).

4. Uji coba awal

Tahap uji coba awal dilakukan kepada dua siswa untuk mengetahui produk yang digunakan uji coba dilapangan sudah layak atau masih perlu untuk diperbaiki.

5. Revisi produk

Produk yang sudah digunakan pada uji coba awal, belum mengalami revisi. Pada saat produk diujikan kepada dua siswa produk sudah dapat digunakan dengan baik. Produk papan perkalian layak untuk diuji cobakan di lapangan.

6. Uji Coba Lapangan

Tahap keenam adalah uji coba lapangan dengan menggunakan alat peraga papan perkalian Matematika. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas III SD Kanisius Kenalan dengan jumlah 10 siswa. Pada uji coba terbatas terdapat beberapa kegiatan diantaranya, yang pertama peneliti melakukan pretest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas III sebelum menggunakan alat peraga papan perkalian. Selanjutnya, peneliti menguji cobakan produk dengan menggunakan produk yang sudah dibuat secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 anak. Melalui kegiatan tersebut, peneliti ingin mengetahui kualitas produk yang sudah dikembangkan berupa papan perkalian berbasis Montessori. Langkah yang ketiga adalah posttest, kegiatan posttest dilakukan setelah siswa kelas III menggunakan alat peraga. Soal-soal posttest diberikan kepada siswa untuk dikerjakan tanpa menggunakan alat peraga papan perkalian. Pada kegiatan ini data yang diperoleh adalah hasil belajar siswa dan dijadikan data analisis II. Produk yang sudah digunakan kemudian direvisi secara masal apabila terdapat kekurangan ketika proses kegiatan penelitian berlangsung, sebelum produk alat peraga papan perkalian tersebut diproduksi. Revisi dilakukan untuk perbaikan agar produk yang dihasilkan dapat memiliki standar kualitas yang baik. Langkah yang terakhir adalah hasil produk yang sudah melalui tahap revisi, yaitu produk alat peraga papan perkalian matematika berbasis Montessori.

7. Revisi produk

Tahap terakhir adalah revisi produk yang setelah melakukan uji coba lapangan. Revisi dilakukan untuk perbaikan agar produk yang dihasilkan dapat memiliki standar kualitas yang baik. Revisi dilakukan pada bagian kotak manik- manik dan kartu angka. Sebelum direvisi letak kartu angka menjadi satu dengan manik-manik. Sesudah produk mengalami revisi letak kartu angka menjadi satu dengan kartu soal. Hal ini dikarenakan penempatan biji manik-manik yang berwarna hijau membutuhkan tempat yang lebih luas, sehingga manik yang berwarna hijau ditempatkan pada dua kolom. Hasil produk yang sudah melalui tahap revisi, yaitu produk alat peraga papan perkalian Matematika berbasis Montessori.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian seperti kualitatif dan kuantitatif (Sukmadinata, 2007: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur yang tidak menggunakan pedoman secara sistematis, melainkan garis besar topik yang kan ditanyakan (Sugiyono, 2014: 197). Narasumber wawancara pada penelitian ini adalah dua kepala sekolah, guru kelas III dan 6 siswa kelas III SD Kanisius Kenalan. Hasil wawancara digunakan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga pembelajaran dan kemampuan belajar siswa dalam matematika materi perkalian.

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dalam kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 3011: 220). Observasi yang dilakukan peneliti merupakan observasi nonpartisipatif dan hanya menjadi pengamat secara independen (Sugiyono, 2014: 204). Observasi dilakukan terhadap proses kegiatan belajar mengajar di kelas III SD Kanisius Kenalan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran matematika dan penggunaan alat peraga pada saat pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian. Instrumen diambil dari penelitian sebelumnya. Peneliti juga melakukan kegiatan observasi selama proses penelitian berlangsung. Peneliti menggunakan lembar pengamatan proses kegiatan pembelajaran di kelas yang diambil dari IPKG 2 PPL PGSD Sanata Dharma.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden secara tertulis untuk dijawab sesuai keadaan (Widoyoko, 2014: 154). Kuesioner yang digunakan ada dua macam, yaitu:

a. Kuesioner analisis kebutuhan

Kuesioner analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan alat peraga pembelajaran. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka (Sukmadinata, 2011: 219). Kuesioner digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga pada proses kegiatan belajar mengajar. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas III dan siswa kelas III SD Kanisius

Kenalan. Hasil dari kuesioner diolah untuk dijadikan data sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan mengembangkan produk alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori.

b. Kuesioner Validasi Produk oleh Ali

Kuesioner validasi produk dilakukan untuk mengetahui kualitas alat peraga yang dikembangan untuk digunakan dalam penelitian. Validasi produk dilakukan kepada ahli Pembelajaran Montessori dan Ahli Pembelajaran Matematika. Setelah produk di validasi kemudian diujicobakan awal terlebih dahulu kepada dua siswa untuk mengetahui kekurangan produk yang harus diperbaiki. Setelah mengalami perbaikan produk diujicobakan secara terbatas kepada 10 siswa kelas III SD Kanisius Kenalan.

c. Kuesiner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Kuesioner ini dibuat dengan mengacu karakteristik alat peraga Montessori. Uji validasi produk dilakukan kepada 10 siswa SD Kanisius Kenalan setelah mengalami pendampingan ketika menggunakan alat peraga papan perkalian matematika Montessori. Hasil kuesioner ini dijadikan sebagai penilaian dan masukan terhadap alat peraga papan perkalian yang digunakan dalam pembelajaran.

4. Tes

Tes merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat kinerja individu (Sedarmayanti, 2011: 88). Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian terbatas. Menurut Widoyoko (2009: 84-85) mengatakan bahwa, bentuk tes uraian terbatas digunakan dengan tujuan untuk mengukur belajar siswa secara

kompleks sehingga siswa hanya mempunyai sedikit kesempatan untk berspekulasi atau menjawab dengan mengandalkan keberuntungan. Tes dilakukan pada saat pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar sebelum menggunakan alat peraga dan sesudah menggunakan alat peraga.

5. Triagulasi

Triagulasi adalah pengujian data secara kualitatif untuk melihat kesesuaian data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, menurut Wiersma (dalam Sugiyono, 2014: 372). Triagulasi digunakan pada saat mengolah data hasil analisis kebutuhan. Data yang dioleh menggunakan teknik triagulasi adalah data yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan kuesioner. Oleh karena itu, teknik ini digunakan untuk memastikan kesesuaian data dari teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut dipaparkan triagulasi data yang disajikan dalam bagan 3.3.

Bagan 3.3 Triagulasi Teknik Pengumpulan data Analisis Kebutuhan

Dokumen terkait