• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

6) Album Alat Peraga

Album alat peraga dibuat agar pengguna alat peraga papan perkalian ini dapat menggunakan alat peraga dengan benar. Album alat peraga merupakan buku panduan penggunaan alat peraga perkalian Montessori. Album terdiri dari beberapa bagian, yaitu materi pembelajaran, submateri, tujuan pembelajaran, nama alat peraga, dan langkah-langkah dalam menggunakan alat peraga.

Materi pembelajaran yang dijabarkan pada album alat peraga terdiri dari materi perkalian yang diajarkan mulai dari pengenalan konsep perkalian. Kemudian materi dengan operasi hitung satu angka kali satu angka atau dengan

hasil dua angka. Setelah itu dibuat meningkat, hingga operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka.

Materi yang pertama adalah mengenalkan nilai tempat dengan menggunakan manik-manik yang berwarna hijau, biru, dan merah. Sebelumnya dikenalkan terlebih dahulu bagian-bagian dan nama yang ada pada papan perkalian Montessori (Multiplication Board) Pada proses pembelajaran ini peneliti mengenalkan nilai satuan, puluhan, dan ratusan. Hal ini merupakan dasar yang harus diketahui oleh siswa ketika akan mempelajari perkalian dengan menggunakan alat peraga papan perkalian Montessori (Multiplication Board). Melalui kegiatan tersebut siswa diharapkan dapat membaca bilangan dengan benar sesuai dengan jumlah dan letak manik-manik. Kemudian siswa diberikan pemahaman tentang penukaran manik-manik satuan, puluhan, dan ratusan, dimana setiap manik-manik yang berjumlah kelipatan sepuluh dapat ditukarkan dengan warna manik-manik ditingkat selanjutnya. Maksudnya adalah jika terdapat sepuluh manik yang berwarna hijau dapat ditukar dengan satu manik-manik warna biru. Kemudian jika ada sepuluh manik-manik-manik-manik yang berwarna biru dapat ditukarkan dengan satu manik-manik warna merah begitu seterusnya, setiap sepuluh manik-manik dapat ditukarkan satu dengan manik-manik ditingkat selanjutnya.

Materi yang dibahas dalam album selanjutnya adalah materi perkalian dengan hasil dua angka. Pada album ini peneliti memaparkan langkah-langkah dalam menggunakan alat peraga papan perkalian. Materi perkalian dengan hasil dua angka siswa dikenalkan konsep perkalian. Pada materi ini siswa dikenalkan

dengan perkalian satu angka dikali satu angka dengan hasil dua angka. Manik-manik yang digunakan satu warna Manik-manik-Manik-manik yang sama, yaitu warna hijau.

Materi selanjutnya adalah materi perkalian dengan hasil dua angka dengan perkalian dua angka dikali satu angka. Pada pembelajaran ini siswa sudah diajarkan dengan cara penukaran manik-manik. Penukaran manik-manik dilakukan jika terdapat angka pengalinga lebih dari sepuluh, maka dapat ditukarkan sehingga akan menjadi manik-manik yang berwarna biru dan hijau atau biru saja. Pada materi ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap perkembangan siswa mengenai pemahaman siswa dalam menggunakan alat peraga papan perkalian. Dalam proses kegiatan pembelajaran siswa diminta untuk menuliskan dan memilih angka-angka yang siswa inginkan. Kemudian ditukarkan dengan teman sebelahnya dan dikerjakan secara bergantian. Siswa ditempatkan didua tempat yang berbeda dengan saling berhadap-hadapan pada masing-masing meja siswa. Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk memantau perkembangan siswa dan melatih pemahaman siswa tentang materi perkalian dengan menggunakan alat peraga papan perkalian.

Materi yang disampaikan oleh peneliti selanjutnya adalah materi perkalian dengan hasil tiga angka. Pada materi ini peneliti mengenalkan perkalian dengan penukaran agar dapar memperoleh hasil yang dapat dibaca dari jumlah manik-manik yang ada. Siswa mengerjakan latian soal dari kartu soal yang sudah tersedia. Tahap ini hampir sama dengan tahap yang sebelumnya, hanya saja angka-angka yang digunakan pada materi operasi hitung perkalian dengan hasil

tiga angka ini sudah meningkat. Siswa juga mengakomodasi dari pemahaman dan pengetahuan sebelumnya sebagai pengendali kesalahan.

c. Pengumpulan Bahan

Pengumpulan bahan dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Beberapa bahan yang menjadi pilihan sesuai dengan responden antara lain, kayu dan plastik. Peneliti memilih untuk memanfaatkan bahan dari kayu dan plastik. Kayu yang dipilih adalah kayu jati, hal ini dikarenakan kayu jati merupakan kayu tertua dan kayu yang paling kuat dari kayu lainnya. Kayu jati dipilih dengan alasan bahwa kayu yang keras sehingga tidak mudah untuk dimakan oleh rayap, memiliki warna yang terang, dan mudah untuk dibawa karena ringan. Plastik dipilih untuk melapisi kartu angka dan kartu soal agar tidak mudah rusak. Selain itu, peneliti juga memilih kayu triplek dan kertas sebagai bahan untuk membuat alat peraga papan perkalian. Keempat bahan tersebut dimanfaatkan peneliti untuk bahan dasar membuat alat peraga papan perkalian Montessori (Multiplication Board).

Bahan dari kayu dimanfaatkan untuk membuat papan perkalian Montesssori, kotak kartu angka, manik-manik, skitel, dan kotak kartu soal. Bahan dari plastik dimanfaatkan untuk melapisi kartu soal dan kartu angka. Kemudian bahan dari triplek dan kertas dimanfaatkan untuk membuat kartu angka, kartu soal, dan untuk memberi sekat pada kotak kartu angka. Hal ini dikarenakan triplek terbuat dari bahan yang kuat dan tipis, sehingga alat peraga yang ringan dapat dibawa siswa dengan mudah dan terasa ringan.

Bahan yang digunakan untuk membuat manik-manik adalah dari bahan plastik. Bahan ini dipilih karena atom merupakan bahan yang ringan dan awet atau tahan lama. Keuntungan dari bahan plastik ini adalah dapat melatih motorik halus siswa ketika memegang manik-manik. Selain itu melatih ketelitian siswa ketika memegang manik-manik harus berhati-hati agar tidak mudah jatuh.

d. Pembuatan Alat Peraga

Pembuatan alat peraga dilakukan dengan bantuan dari tukang kayu. Tukang kayu yang dapat membuat alat peraga ini terletak di daerah Kenalan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Peneliti memilih untuk membuat alat peraga pada tukang kayu di daerah tersebut dikarenakan peralatan yang dimiliki sudah lengkap tersedia dan lokasinya dekat dengan rumah, sehingga sangat mendukung sekali dalam pembuatan alat peraga dengan hasil yang baik dan maksimal. Pembuatan alat peraga berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Bahan dasar untuk pembuatan alat peraga papan perkalian Montessori (Multiplication Board ) adalah kayu jati. Pembuatan alat peraga melalui beberapa tahap.

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum pemesanan alat peraga adalah pembuatan desain alat peraga. Peneliti membuat desain alat peraga papan perkalian dengan ukuran dan bentuk yang jelas dan sudah fix atau pasti. Setelah itu desain alat peraga diberikan kepada tukang kayu. Alat peraga dibuat sesuai dengan ukuran dan bentuk yang sudah dirancang. Kayu jati yang sudah siap dipotong membentuk persegu dengan ukuran 29cm x 29cm. Selanjutnya kayu jati dibor atau dibuat lubang-lubangan kecil sebanyak 400 lubang dengan diameter 1

cm. Kayu jati yang sudah diberi lubang kemudian diamplas dan dipernis menggunakan tiner dilakukan sebanyak tiga kali. Langkah terakhir adalah pemberian nama dan tanda pada papan perkalian. Berikut dipaparkan mengenai desain alat peraga papan perkalian yang dikembangkan oleh peneliti.

Gambar 4.2 Papan Perkalian Keterangan:

a = tanda silang atau tanda kali (X) b = deret angka 1-20

c = lubang slot

d = lubang untuk manik-manik e = nama papan perkalian

b

c

d

e

a

Langkah selanjutnya adalah pembuatan kotak manik-manik dan angka. Kotak ini berbentuk balok yang terbuat dari kayu jati. Kotak penyimpanan alat peraga dibuat menjadi empat bagian. Hal ini agar memudahkan untuk meletakkan alat peraga agar tidak bercampur dengan alat peraga yang lainnya. Berikut ini merupakan desain kotak penyimpanan manik-manik, skitel, dan kartu angka.

Gambar 4.3 Kotak Penyimpanan Manik-manik, skitel, kartu angka, dan kartu soal.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan kotak kartu soal dan kartu soal. Kotak kartu soal dan kartu soal ini terbuat dari bahan triplek. Kartu soal dibuat sebanyak 40 soal dan jawaban, 15 soal untuk soal operasi hitung perkalian dengan hasil dua angka dan 25 soal operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka. Tahap yang dilakukan adalah pemilihan bahan atau kayu, pemotongan, kemudian finishing (pengecatan). Kartu soal memiliki warna yang terang dengan dilapisi kertas dan plastik agar tidak mudah rusak dan tahan lama.

Selanjutnya peneliti membuat desain kartu soal, tanda operasi hitung, nama alat peraga, dan angka. Desain tersebut dilakukan dengan bantuan program Corel Draw X4. Kemudian kartu soal dicetak dengan menggunakan kertas karton ukuran A4. Pencetakan pada masing-masing kartu dibuat secara bolak-balik antara kartu soal dan jawaban. Hal ini dikarenakan agar dapat mempermudah siswa dalam

mengoreksi jawaban sebagai auto-correction atau pengendali kesalahan. Kartu soal dibuat dengan mengelompokkan materi dan pembagian soal, yaitu warna merah mudah untuk soal materi operasi hitung perkalian dengan hasil dua angka dan warna biru untuk soal materi operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka. Warna merah mudah dibuat sejumlah 15 soal, dan warna biru dibuat sejumlah 25 soal. Masing-masing kartu soal dibuat beserta jawaban. Berikut ini merupakan rincian kartu soal alat peraga yang disajikan dalam tabel 4.24.

Tabel 4.24 Rincian Kartu Soal

Kode Soal Materi Jumlah

Warna merah muda

Menghitung operasi hitung

perkalian dengan hasil dua angka 15

Warna biru Menghitung operasi hitung

perkalian dengan hasil tiga angka 25

Produk alat peraga papan perkalian Matematika Montessori kemudian divalidasi terlebih dahulu kepada para ahli. Validasi produk dilakukan dengan maksud untuk memberikan penilaian terhadap rancangan produk alat peraga papan perkalian Montesssori. Validasi produk dilakukan oleh beberapa ahli yaitu ahli Matematika dan ahli Matematika Montessori. Pada proses validasi produk alat peraga papan perkalian ini, peneliti mempresentasikan alat peraga yang sudah dirancang kepada validator beserta cara penggunaannya. Kemudian validator memberikan penilaian dan komentar/masukan terhadap alat peraga papan perkalian, guna untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada papan perkalian. Penilaian alat peraga dibuat berdasarkan lima karakteristik alat peraga yang dimiliki Montessori. Peneliti juga menggunakan rentang nilai atau skala yang

digunakan untuk menilai kelayakan produk alat peraga papan perkalian Montessori. Berikut dipaparkan hasil validasi produk alat peraga papan perkalian yang disajikan pada tabel 4.25.

Tabel 4.25 Hasil Validasi Produk

Ahli Total Rerata

Matematika Montessori 51 3,64

Pembelajaran Matematika 54 3,85

Rerata 52,5 3,74

Berdasarkan tabel 4.25 hasil validasi produk tersebut dapat diketahui bahwa reratanya adalah 3,74. Rerata tersebut masuk dalam kategori yang sangat baik. Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa produk atau alat peraga sudah sangat layak untuk digunakan dalam penelitian. Ahli Matematika Montessori hanya menambahkan komentar secara lisan tentang alat peraga yang digunakan dalam penelitian tersebut, bahwa batasan masalah yang digunakan oleh peneliti harus jelas dan disesuaikan dengan fungsi yang dimiliki alat peraga pembelajaran papan perkalian Montessori. Dalam pembuatan alat peraga papan perkalian Montessoti, peneliti mendapatkan saran dari dosen pembimbing sehingga pembuatan alat peraga benar-benar memperhatikan kebutuhan dari guru dan siswa dan mempertimbangkan banyak hal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa produk sudah layak untuk digunakan.

Selanjutnya dilakukan validasi terhadap album alat peraga papan perkalian Mantematika Montessori. Validasi album alat peraga dilakukan dengan maksud untuk membantu peneliti dalam menyusun album alat peraga terutama dalam

penggunaan bahasanya. Berikut ini dipaparkan hasil validasi album alat peraga yang disajikan pada tabel 4.26.

Tabel 4.26 Validasi Album Alat Peraga

Ahli Total Rerata

Pembelajaran Matematika 20 3,33

Guru 1 23 3,83

Guru 2 21 3,50

Rerata 21,33 3,55

Berdasarkan hasil validasi album alat peraga diperoleh rerata 3,55. Skor rerata tersebut termasuk dalam skala yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa album alat peraga sudah layak untuk digunakan dalam penelitian.

e. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2015 sampai 14 November 2015 pada pukul 07.00 – 09.00 WIB. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa kelas III SD Kanisius Kenalan. Kegiatan ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar berlangsung kepada 10 siswa kelas III. Sebelum melakukan kegiatan belajar tersebut, peneliti memberikan soal latihan berupa pretest. Prestest dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kondisi belajar siswa sebelum menggunakan alat peraga papan perkalian Montessori. Proses kegiatan belajar dilakukan sebanyak enam kali dalam waktu kurang lebih dua minggu. Kegiatan belajar dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari dua siswa. Setiap kelompok menggunakan alat peraga papan perkalian Montessori. Pada pertemuan awal kegiatan belajar yang dilakukan adalah dengan

mengenalkan nilai tempat satuan, puluhan, dan ratusan yang terdapat pada warna manik-manik. Selanjutnya siswa dikenalkan konsep perkalian dengan mengerjakan latihan soal operasi hitung perkalian. Kemudian siswa diberi soal latihan mengenai materi operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka dengan menggunakan alat peraga. Langkah terakhir yang dilakukan adalah siswa diberi soal posttest. Kegiatan posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi perkalian setelah menggunakan alat peraga papan perkalian Montessori.

Dokumen terkait