• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan membuat instrumen tes dan kuesioner. Langkah yang pertama peneliti mempersiapkan instrumen tes untuk divalidasikan kepada beberapa ahli. Validasi dilakukan kepada ahli Pembelajaran Matematika, Evaluasi Pembelajaran. Guru 1 dan Guru 2. Setelah mendapatkan hasil dari validasi, peneliti merevisi instrumen tes sebelum instrumen tersebut diuji cobakan. Instrumen penelitian tes diuji cobakan terlebih dahulu secara empiris

sebelum digunakan dalam penelitian. Uji coba empiris dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri Catur Tunggal 1. Peneliti memilih siswa kelas IV dikarenakan siswa kelas IV sudah pernah mempelajari materi operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka pada tingkat sebelumnya.

Kegiatan uji empiris dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap soal yang sudah dibuat dan untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas soal operasi hitung perkalian Hasil dari uji empiris kemudian dihitung untuk berapa soal yang valid dan soal yang tidak valid. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0 (Statistic Package for Sosial Studies). Peneliti memilih soal yang sudah diketahui kevalidannya untuk pretest dan posttest masing-masing 15 soal.

Pada instrumen kuesioner langkah yang dilakukan sama seperti pada instrumen tes. Peneliti terlebih dahulu mempersiapkan instrumen kuesioner yang digunakan untuk penelitian. Kemudian instrumen kuesioner divalidasi kepada beberapa ahli, yaitu ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Sesudah divalidasi, instrumen tersebut direvisi dan diperbaiki sebelum digunakan. Peneliti tidak melakukan uji keterbacaan instrumen kuesioner untuk siswa, namun peneliti sudah melakukan validasi kepada guru dan didukung dengan konsultasi dari dosen pembimbing. Instrumen yang sudah direvisi dari hasil validasi siap untuk digunakan dalam penelitian.

3. Pengembangan format produk awal

Pengembangan produk dilakukan melalui beberapa langkah, yang pertama adalah pembuatan desain alat peraga dan desain album alat peraga. Isi dari album alat peraga memaparkan tentang langkah-langkah atau cara menggunakan alat peraga papan perkalian. Kegiatan selanjutnya, peneliti mengumpulkan dan mencari bahan-bahan yang dijadikan alat peraga dan album alat peraga. Bahan yang sudah ada siap untuk dibuat alat peraga dan album alat peraga. Pengembangan produk alat peraga berupa papan perkalian sesuai dengan lima karakteristik berbasis Montessori yang memiliki ciri-ciri menarik (terlihat dari warna yang digunakan sebagai bahan alat peraga), bergradasi, auto-education (dapat digunakan belajar secara mandiri), auto-correction (dapat digunakan sebagai pengendali kesalahan), dan kontesktual (bahan yang digunakan dapat ditemukan atau mudah dicari di lingkungan sekitar).

4. Uji coba awal

Tahap uji coba awal dilakukan kepada dua siswa untuk mengetahui produk yang digunakan uji coba dilapangan sudah layak atau masih perlu untuk diperbaiki.

5. Revisi produk

Produk yang sudah digunakan pada uji coba awal, belum mengalami revisi. Pada saat produk diujikan kepada dua siswa produk sudah dapat digunakan dengan baik. Produk papan perkalian layak untuk diuji cobakan di lapangan.

6. Uji Coba Lapangan

Tahap keenam adalah uji coba lapangan dengan menggunakan alat peraga papan perkalian Matematika. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas III SD Kanisius Kenalan dengan jumlah 10 siswa. Pada uji coba terbatas terdapat beberapa kegiatan diantaranya, yang pertama peneliti melakukan pretest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas III sebelum menggunakan alat peraga papan perkalian. Selanjutnya, peneliti menguji cobakan produk dengan menggunakan produk yang sudah dibuat secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 anak. Melalui kegiatan tersebut, peneliti ingin mengetahui kualitas produk yang sudah dikembangkan berupa papan perkalian berbasis Montessori. Langkah yang ketiga adalah posttest, kegiatan posttest dilakukan setelah siswa kelas III menggunakan alat peraga. Soal-soal posttest diberikan kepada siswa untuk dikerjakan tanpa menggunakan alat peraga papan perkalian. Pada kegiatan ini data yang diperoleh adalah hasil belajar siswa dan dijadikan data analisis II. Produk yang sudah digunakan kemudian direvisi secara masal apabila terdapat kekurangan ketika proses kegiatan penelitian berlangsung, sebelum produk alat peraga papan perkalian tersebut diproduksi. Revisi dilakukan untuk perbaikan agar produk yang dihasilkan dapat memiliki standar kualitas yang baik. Langkah yang terakhir adalah hasil produk yang sudah melalui tahap revisi, yaitu produk alat peraga papan perkalian matematika berbasis Montessori.

7. Revisi produk

Tahap terakhir adalah revisi produk yang setelah melakukan uji coba lapangan. Revisi dilakukan untuk perbaikan agar produk yang dihasilkan dapat memiliki standar kualitas yang baik. Revisi dilakukan pada bagian kotak manik-manik dan kartu angka. Sebelum direvisi letak kartu angka menjadi satu dengan manik-manik. Sesudah produk mengalami revisi letak kartu angka menjadi satu dengan kartu soal. Hal ini dikarenakan penempatan biji manik-manik yang berwarna hijau membutuhkan tempat yang lebih luas, sehingga manik yang berwarna hijau ditempatkan pada dua kolom. Hasil produk yang sudah melalui tahap revisi, yaitu produk alat peraga papan perkalian Matematika berbasis Montessori.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian seperti kualitatif dan kuantitatif (Sukmadinata, 2007: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur yang tidak menggunakan pedoman secara sistematis, melainkan garis besar topik yang kan ditanyakan (Sugiyono, 2014: 197). Narasumber wawancara pada penelitian ini adalah dua kepala sekolah, guru kelas III dan 6 siswa kelas III SD Kanisius Kenalan. Hasil wawancara digunakan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga pembelajaran dan kemampuan belajar siswa dalam matematika materi perkalian.

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dalam kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 3011: 220). Observasi yang dilakukan peneliti merupakan observasi nonpartisipatif dan hanya menjadi pengamat secara independen (Sugiyono, 2014: 204). Observasi dilakukan terhadap proses kegiatan belajar mengajar di kelas III SD Kanisius Kenalan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran matematika dan penggunaan alat peraga pada saat pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian. Instrumen diambil dari penelitian sebelumnya. Peneliti juga melakukan kegiatan observasi selama proses penelitian berlangsung. Peneliti menggunakan lembar pengamatan proses kegiatan pembelajaran di kelas yang diambil dari IPKG 2 PPL PGSD Sanata Dharma.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden secara tertulis untuk dijawab sesuai keadaan (Widoyoko, 2014: 154). Kuesioner yang digunakan ada dua macam, yaitu:

a. Kuesioner analisis kebutuhan

Kuesioner analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan alat peraga pembelajaran. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka (Sukmadinata, 2011: 219). Kuesioner digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga pada proses kegiatan belajar mengajar. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas III dan siswa kelas III SD Kanisius

Kenalan. Hasil dari kuesioner diolah untuk dijadikan data sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan mengembangkan produk alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori.

b. Kuesioner Validasi Produk oleh Ali

Kuesioner validasi produk dilakukan untuk mengetahui kualitas alat peraga yang dikembangan untuk digunakan dalam penelitian. Validasi produk dilakukan kepada ahli Pembelajaran Montessori dan Ahli Pembelajaran Matematika. Setelah produk di validasi kemudian diujicobakan awal terlebih dahulu kepada dua siswa untuk mengetahui kekurangan produk yang harus diperbaiki. Setelah mengalami perbaikan produk diujicobakan secara terbatas kepada 10 siswa kelas III SD Kanisius Kenalan.

c. Kuesiner Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Kuesioner ini dibuat dengan mengacu karakteristik alat peraga Montessori. Uji validasi produk dilakukan kepada 10 siswa SD Kanisius Kenalan setelah mengalami pendampingan ketika menggunakan alat peraga papan perkalian matematika Montessori. Hasil kuesioner ini dijadikan sebagai penilaian dan masukan terhadap alat peraga papan perkalian yang digunakan dalam pembelajaran.

4. Tes

Tes merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat kinerja individu (Sedarmayanti, 2011: 88). Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian terbatas. Menurut Widoyoko (2009: 84-85) mengatakan bahwa, bentuk tes uraian terbatas digunakan dengan tujuan untuk mengukur belajar siswa secara

kompleks sehingga siswa hanya mempunyai sedikit kesempatan untk berspekulasi atau menjawab dengan mengandalkan keberuntungan. Tes dilakukan pada saat pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar sebelum menggunakan alat peraga dan sesudah menggunakan alat peraga.

5. Triagulasi

Triagulasi adalah pengujian data secara kualitatif untuk melihat kesesuaian data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, menurut Wiersma (dalam Sugiyono, 2014: 372). Triagulasi digunakan pada saat mengolah data hasil analisis kebutuhan. Data yang dioleh menggunakan teknik triagulasi adalah data yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan kuesioner. Oleh karena itu, teknik ini digunakan untuk memastikan kesesuaian data dari teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut dipaparkan triagulasi data yang disajikan dalam bagan 3.3.

Bagan 3.3 Triagulasi Teknik Pengumpulan data Analisis Kebutuhan Bagan tersebut menunjuukan adanya 3 teknik yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis kebutuhan alat peraga Matematika di kelas III untuk guru dan siswa. Hasil dari analisis kebutuhan kemudian digunakan sebagai bahan

Observasi

pertimbangan dalam pembuatan dan pengemabangan alat peraga. Peneliti juga menggunakan teknik triagulasi untuk menganalisis data wawancara dari tiga sumber data. Berikut ini dipaparkan bagan triagulasi 3 sumber data.

Bagan 3.4 Triagulasi Sumber Data Analisis Kebutuhan

Ketiga sumber data tersebut memiliki pendapat mengenai ketersediaan dan penggunaan alat peraga dan juga kesulitan belajar yang dialami siswa pada saat belajar matematika materi perkalian. Hasil data tersebut kemudian dioleh untuk mendapatkan informasi yang sama ketiga pendapat sumber data.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati (Sugiyono, 2014: 148). Instrumen penelitian yang dipilih oleh peneliti ada empat komponen yaitu wawancara, observasi, kuesioner, dan tes. Berikut dijabarkan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan pokok arahan yang digunakan pewawancara untuk melakukan wawancara. Pedoman wawancara harus dapat menjamin data yang dikumpulkam bersifat menyeluruh dan tepat serta objek yang diamati relevan dengan tujuan pengumpulan data (Darmadi, 2011: 88).

Kepala Sekolah

Siswa Guru

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan ketika melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas III di SD Kanisius Kenalan, Borobudur. a) Wawancara Kepala Sekolah

Melalui kegiatan wawancara kepada Kepala Sekolah data dan informasi yang diperoleh berkaitan dengan penggunaan dan ketersediaan alat peraga di SD Kanisius Kenalan. Kegiatan wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, namum peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk membuat pertanyaan atau instrumen wawancara (Sugiyono, 2014: 197). Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang digunakan untuk wawancara kepada Kepala Sekolah yang disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Kenalan

b) Wawancara Guru Kelas III

Kegiatan wawancara guru kelas III dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan data tentang ketersediaan alat peraga, penggunaan alat peraga, dan proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas III. Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk melakukan kegiatan wawancara kepada guru kelas III. Kegiatan wawancara ini bersifat tidak terstruktur. Berikut

No Indikator

1 Proses kegiatan mengajar

2 Kesulitan yang dialami guru dalam mengajar Matematika 3 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan 4 Penggunaan alat peraga

5 Kriteria alat peraga

6 Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga 7 Siswa berprestasi dalam pembelajaran non akademik

dipaparkan pedoman wawancara kepada guru kelas III SD Kanisius Kenalan disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Kepada Guru Kelas III SD Kanisus Kenalan

c) Wawancara Siswa Kelas III

Kegiatan wawancara selanjutnya dilakukan kepada siswa kelas III. Peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada 6 siswa kelas III SD Kanisius Kenalan. Kegiatan wawancara yang dilakukan kepada siswa kelas III dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang ketersediaan alat peraga, penggunaan alat peraga, dan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian. Kegiatan wawancara yang dilakukan secara tidak terstruktur, namun peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan yang digunakan untuk wawancara. Berikut disajikan kisi-kisi wawancara kepada siswa kelas III dalam tabel 3.3.

No Indikator

1 Proses kegiatan belajar di kelas

2 Kesulitan yang dialami guru dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika

3 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan 4 Kesiapan yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran 5 Penggunaan alat peraga

6 Standar kuantitas alat peraga 7 Standar kualitas alat peraga 8 Ketersediaan alat peraga

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Kepada Siswa Kelas III

No Indikator

1 Proses kegiatan belajar di kelas

2 Kesulitan yang dialami siswa pada saat belajar di kelas 3 Penggunaan alat peraga pada saat pembelajaran

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk membuat instrumen pertanyaan dalam melakukan wawancara. Instrumen wawancara yang digunakan divalidasi terlebih dahulu kepada beberapa ahli. Peneliti melakukan validasi instrumen wawancara kepada alhi Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan dalam penelitian. Validasi konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 175). Validasi kepada ahli merupakan pemberian nilai pada produk yang digunakan. Berikut dipaparkan mengenai kategori penilaian terhadap produk alat peraga disajikan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4 Katerogi Skor Penilaian Ahli terhadap Instrumen Penelitian

Skor Bobot Interval Skor Klasifikasi

4 Keseluruhan instrumen sudah layak untuk digunakan

3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik 3 Keseluruhan instrumen sudah

layak untuk digunakan namun perlu perbaikan

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

2 Keseluruhan instrumen kurang layak untuk digunakan

1,75 < X ≤ 2,50 Kurang 1 Keseluruhan instrumen tidak

layak untuk digunakan

1,00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat

Kurang

Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 3,25

sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen dikatakan tidak valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1 (Widoyoko, 2009: 175). Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian maka perlu diperbaiki.

2. Pedoman Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pembelajaran matematika di kelas III. Instrumen observasi diambil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu dari peneliti Widyaningrum (2012). Berikut dipaparkan instrumen observasi disajikan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika No Kisi-kisi Observasi Objek yang diamati 1 Ketersediaan alat peraga pada saat

pembelajaran Matematika

Adanya alat peraga yang digunakan pada saat pembelajaran di kelas

2 Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas

Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran.

3 Cara penggunaan alat peraga matematika di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa.

4,5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas.

Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal

Berdasarkan tabel 3.5, peneliti menggunakan kisi-kisi tersebut sebagai acuan dalam melakukan kegiatan observasi. Kegiatan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung.

3. Kuesioner Analisis Kebutuhan

1) Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas III

Kuesioner analisis kebutuhan yang pertama dilakukan kepada guru kelas III di SD Kanisius Kenalan. Kuesioner ini bersifat terbuka, dengan tujuan agar respoden dapat memberikan jawaban secara nyata dan sesuai dengan kondisi yang ada. Berikut dipaparkan kisi-kisi kuesioner untuk guru kelas III disajikan dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas III

No Indikator

1 Pengalaman menggunakan alat peraga 2 Alat peraga yang dimiliki

3 Pengadaan alat peraga

4 Bahan untuk membuat alat peraga 5 Kualitas alat peraga

6 Warna alat peraga 7 Kriteria alat peraga 8 Berat alat peraga 9 Fungsi alat peraga

Berdasarkan tabel 3.6, peneliti menggunakan indikator tersebut sebagai acuan untuk membuat instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru kelas III. Melalui indikator tersebut instrumen kuesioner dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Kemudian instrumen yang sudah jadi divalidasikan kepada ahli. Validasi dilakukan kepada ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran. Validasi dilakukan dengan tujuan agar dapar diketahui tingkat

kelayakan suatu instrumen yang dijadikan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang sudah divalidasi dan mendapat nilai sesuai dengan ketentuan yang ada, selanjutnya direvisi oleh peneliti. Instrumen yang sudah divalidasi siap untuk digunakan dalam penelitian.

Berdasarkan tabel 3.6 tersebut dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen dikatakan tidak valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian maka perlu diperbaiki.

2) Kuesioner analisis kebutuhan untuk Siswa Kelas III

Kuesioner analisis kebutuhan yang kedua dilakukan kepada siswa kelas III dengan jumlah siswa 10 anak. Kuesioner ini bersifat terbuka, agar responden dapat memberikan jawaban secara nyata dan sesuai dengan keadaan yang ada. Berikut dipaparkan kisi-kisi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas III disajikan dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas III

No Indikator

1 Pengalaman menggunakan alat peraga 2 Bahan alat peraga

3 Warna alat peraga 4 Manfaat alat peraga

5 Alat peraga sebagai pengendali kesalahan auto-correction 6 Alat peraga untuk menemukan jawaban yang benar

Berdasarkan tabel 3.7, indikator tersebut menjadi acuan yang digunakan oleh peneliti untuk membuat item pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas III. Indikator tersebut dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu instrumen divalidasi kepada beberapa ahli. Validasi instrumen kuesioner analisi kebutuhan dilakukan kepada ahli Pembelajaran Matematika, ahli Evaluasi Pembelajaran, Guru 1, dan Guru 2.

Instrumen dikatakan sangat valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen dikatakan tidak valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian maka perlu diperbaiki.

4. Kuesioner Validasi Produk

Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli Matematika Montessori. Berikut dipaparkan kisi-kisi kuesioner validasi produk disajikan dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk dan Uji Coba Terbatas

Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Instrumen dikatakan kurang valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen dikatakan tidak valid jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian maka perlu diperbaiki. No Indikator 1 Auto-education 2 Menarik 3 Bergradasi 4 Auto-corection 5 Kontekstual

5. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi operasi hitung perkalian. Instrumen tes digunakan pada saat kegiatan pretest dan posttest dalam proses pembelajaran. Tes dikembangkan berdasarkan KD 1.3 Melakukan operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka. Berdasarkan KD tersebut peneliti menjabarkan menjadi beberapa indikator. Berikut dipaparkan indikator instrumen tes disajikan dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9 Indikator Instrumen Tes No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator Nomor Soal 1 1. Melakukan operasi hitung perkalian 1.3 Melakukan operasi hitung perkalian dengan hasil tiga angka

1.3.1 Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan operasi hitung perkalian 1, 5, 6, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 26, 30 1.3.2 Menentukan hasil penjumlahan berulang dengan cara mengubah keoperasi hitung perkalian 2, 3, 7, 8, 10, 11, 18, 23, 24, 25, 28 1.3.3 Menentukan hasil operasi hitung perkalian dengan cara mengubah ke dalam bentuk penjumlahan berulang 4, 9, 14, 20, 27, 29

Berdasarkan tabel 3.9, indikator tersebut menjadi acuan yang digunakan oleh peneliti untuk memuat item pertanyaan soal operasi hitung perkalian untuk siswa kelas III. Instrumen yang digunakan, terlebih dahulu divalidasi kepada

beberapa ahli. Validasi instrumen soal tes dilakukan kepada ahli Pembelajaran Matematika, Guru 1, dan Guru 2.

Setelah divalidasi oleh ahli, instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV SD Negeri Catur Tunggal 1. Peneliti menghitung data hasil uji empiris menggunakan koefisien korelasi produk moment pearson. Rumus validitas dan reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait