• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Potensi Masalah

4.1.1.1 Identifikasi Masalah

4.1.1.1.1 Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, guru, dan siswa merupakan salah satu pertimbangan yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan. Wawancara dilakukan menggunakan teknik wawancara tidak berstruktur, dengan kemungkinan peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai informasi subjek yang diteliti (Sugiyono, 2014:320).

4.1.1.1.1.1 Wawancara Kepala Sekolah

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap kepala sekolah SD BOPKRI Gondolayu pada tanggal 19 Juli 2014. Wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah telah diperoleh bahwa guru memiliki metode masing-masing untuk mengajar dikelas. Metode yang dilakukan disesuaikan kebutuhan kelas atau kondisi kelas. Pada pembelajaran matematika khususnya, sampai saat ini siswa belum memperoleh prestasi dalam bidang tersebut. Namun untuk hasil ujian nasional, beberapa siswa memperoleh nilai maksimal. Pelajaran bidang matematika sendiri, beberapa anak yang dapat memahaminya, maka akan semakin suka namun, anak merasa ketakutan apabila merasa kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan matematika sendiri, dikarenakan karena anak yang minder, dan kurangnya kreatifitas guru membantu anak yang mengalami kesulitan, misalkan menggunakan alat peraga atau media. Kesulitan dalam bidang matematika pun tidak dialami oleh siswa kelas tertentu. Kesulitan dapat dialami ketika siswa tidak menyukai sehingga merasa ketakutan dan minder, serta kurangnya pendampingan untuk selalu berlatih. Bukan hanya itu saja, kemampuan guru dalam mendampingi siswa mempengaruhi kemampuan siswa

dalam memahami konsep abstrak. Pengadaan alat peraga di SD BOPKRI Gondolayu dilakukan dengan menduplikat alat peraga, dan dapat membuatnya sendiri. Pengadaan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Terkait dengan alat peraga, SD BOPKRI Gondolayu sudah pernah dilakukan penelitian dengan mengembangkan alat peraga dan diujicobakan secara terbatas, serta pretest dan posttest. Berikut ini adalah hasil wawancara kepala sekolah berkaitan dengan alat peraga.

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara

1. Informasi berkaitan dengan sekolah Siswa SD BOPKRI Gondolayu sampai saat ini belum memperoleh prestasi khusus dalam bidang matematika, namun siswa memperoleh nilai matematika UN yang tertinggi.

2. Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:

a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah

c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah

Sekolah mengupayakan pengadaan alat peraga matematika dengan menyediakan duplikatnya, dan dengan membuatnya sendiri atas kreatifitas guru.

3. Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

Penggunaan disesuaikan dengan kondisi kelas. Terbatasnya alat peraga mempengaruhi cara penggunaan. Apabila tersedia alat hanya satu, maka digunakan secara klasikal.

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.

Sudah pernah, mengenai alat peraga sekali pada tahun 2013/2014 dan terkait juga dalam materi Matematika

4.1.1.1.1.2 Wawancara Guru

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2014, diperoleh bahwa beberapa siswa merasa kesulitan saat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan. Ketika pembelajaran dikelas, guru sudah menggunakan alat peraga namun alat peraga tersebut belum dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga saat pembelajaran berhitung siswa bermain dan berlarian di dalam kelas. Siswa kelas I tersebut sampai saat ini belum ada yang memperoleh prestasi. Saat ditemui, guru mengatakan bahwa siswa terlihat mengeluh ketika masuk pada materi matematika yakni melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Meskipun pembelajaran di kelas sudah menggunakan alat peraga yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar, siswa kurang tertarik dengan alat tersebut.

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru

No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara 1. Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain:

a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas

b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru

Alat peraga yang digunakan di dalam kelas diperleh dari lingkungan sekitar. Pengadaan alat peraga dilakukan dengan pembiayaan dana dari sekolah. 2. Penggunaan alat peraga matematika dalam

pembelajaran

Alat peraga digunakan saat penanaman konsep diawal pembelajaran.

3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika

Guru mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa saat pembelajaran matematika.

4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa masih mengalami kesulitan dalam berhitung, menjumlahkan dan mengurangkan bilangan. Siswa belum memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, terkadang siswa terbalik-balik dalam mengoperasikan.

5. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas

Guru mengadangakan bimbingan sepulang sekolah.

4.1.1.1.1.3 Wawancara Siswa

Wawancara kepada lima siswa yang dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2014 diperoleh bahwa tiga siswa mengatakan kesulitan dalam belajar matematika. Mereka kesulitan dalam materi berhitung. Terkadang guru menggunakan alat peraga untuk belajar berhitung, misalkan batu, kelereng, dan kardus, namun siswa masih kesulitan dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Alat peraga yang digunakan kurang begitu menarik bagi siswa. Bagi siswa, alat peraga membantu mereka dalam belajar matematika. Sedangkan dua siswa yang lain mengatakan bahwa pembelajaran matematika itu seru. Pembelajaran matematika terlihat menyenangkan dan diminati oleh siswa. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika menambah semangat siswa dalam belajar, dan lebih mudah memahami soal. Bagi siswa tersebut, alat peraga yang digunakan oleh guru kurang begitu menarik (biasa), seperti kardus, kelereng, batu. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran di kelas menjadi kurang.

Tebel 4.3 Hasil Wawancara Siswa Kelas I

No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara 1. Tanggapan terhadap pembelajaran

matematika yang selama ini terjadi.

Tiga siswa mengatakan pembelajaran matematika sulit, sedangkan dua siswa mengatakan menyenangkan.

2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

Alat peraga yang digunakan di kelas diantaranya ialah batu, kelereng, dan kardus.

3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan melakukan penjumlahan dan pengurangan.

4.1.1.1.1.4 Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data dilakukan terhadap hasil wawancara kepala sekolah, guru, dan siswa. Berdasarkan hasil wawancara ketiga sumber tersebut, diperoleh bahwa pengadaan alat peraga dalam pembelajaran matematika selalu diupayakan. Penggunaan alat peraga matematika disesuaikan kebutuhan siswa. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika yang abstrak, apabila tidak didukung pembelajaran yang membantu siswa dalam mengubahnya kedalam bentuk yang lebih konkret.

Bagan 4. 1 Analisis Triangulasi Sumber Data

Berdasarkan sumber data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pengadaan alat peraga perlu diupayakan untuk membantu siswa memahami konsep matematika yang abstrak. Alat peraga perlu memperhatikan karakteristik siswa, sehingga mampu menarik minat belajarnya, serta memperhatikan karakteristik alat peraga yang baik.

Kepala sekolah: pengadaan alat peraga tergantung oleh kreatifitas guru di kelas Guru kelas: guru belum dapat menarik perhatian siswa dalam penggunaan alat peraga Siswa: kesulitan dalam pengurangan dan penjumlahan

4.1.1.1.2 Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 Agustus 2014. Observasi dilakukan saat pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan saat pembelajaran di kelas I SD BOPKRI Gondolayu, diperoleh hasil bahwa siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan.

Tabel. 4.4 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika Kelas I

No.

Item Kisi-Kisi Observasi Objek yang Diamati Hasil 1. Ketersediaan alat peraga

matematika di kelas

Adanya alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran matematika di kelas.

Ada, yaitu dengan menggunakan gambar bagian-bagian tubuh. 2. Penggunaan alat peraga

dalam pembelajaran matematika di kelas

Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran. Tidak, guru menggunakan gambar sebagai penjelasan konsep awal materi.

3. Cara penggunaan alat peraga matematika di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa.

Guru tidak menjelaskan cara menggunakan gambar anggota tubuh.

4, 5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas. Proses pembelajaran matematika siswa terlihat mengalami kesulitan, ketika diminta untuk mengerjakan soal latihan.

Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Kesulitan terlihat ketika anak-anak diminta mengerjakan soal, sebagian besar siswa mengeluh tidak bisa mengerjakan dan bingung dalam mengerjakan.

Beberapa siswa berlarian dan bermain saat guru sedang menjelaskan di depan kelas. Guru menggunakan anggota tubuh untuk belajar membilang, guru menunjukkan bagian-bagian tubuh dengan bantuan gambar. Beberapa siswa memperhatikan namun sebagian besar bermain sendiri. Ketika siswa diminta untuk menuliskan jawaban untuk soal latihan, siswa merasa kesulitan. Setelah guru mengetahui kesulitan siswa, guru menjelaskan kembali dengan papan tulis.

Dokumen terkait