• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian, pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang baik. Alat ukur tersebut sering disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang diamati (Sugiyono, 2012: 222). Penelitian dan pengembangan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan Montessori ini mempunyai instrumen sebagai alat ukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner, dan tes. Teknik pengujian instrumen disusun sesuai kisi-kisi sesuai dengan tujuan peneliti untuk menyusun butir pernyataan atau soal. Penelitian dan pengembangan ini, instrumen yang diuji adalah kuesioner. Teknik ini melibatkan beberapa orang yang dianggap ahli oleh peneliti sebagai responden. Instumen uji keterbacaan disertai kotak saran untuk masukan dari ahli sebagai dasar revisi.

Instrumen yang telah dibuat berdasarkan kisi-kisi diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan instrumen perlu dilakukan supaya instrumen benar-benar dimengerti oleh subjek penelitian (Gall, J. P. Gall, & W. R. Borg, 2007: 236-237). Instrumen dapat digunakan untuk mengetahui informasi yang diinginkan tidak saja ditentukan oleh indikatornya, namun kejelasan kalimat juga perlu diperhatikan agar mudah dipahami oleh responden. Uji keterbacaan ini dilakukan pada tiga instrumen, yaitu kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk, dan soal pretest dan posttest.

3.5.1 Pedoman Wawancara

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Jenis wawancara dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas mengajukan pertanyaan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.

3.5.1.1 Wawancara kepala sekolah

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah SD BOPKRI Gondolayu. Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan yang berada di sekolah. Berikut ini kisi-kis wawancara kepada kepala sekolah.

Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara kepala sekolah

No Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

2. Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:

a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah 3. Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara. Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,67 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.1.2 Wawancara guru

Wawancara dilakukan kepada guru sekolah SD BOPKRI Gondolayu. Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan. Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada guru kelas I.

Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara guru

No Topik Pertanyaan

1. Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain:

a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru 2. Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika

4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika 5. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara. Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru dan ahli bahasa. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,50 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.1.3 Wawancara siswa

Wawancara dilakukan kepada guru sekolah SD BOPKRI Gondolayu. Wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan. Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada siswa kelas I.

Tabel. 3.3 Kisi-kisi wawancara siswa

No Topik Pertanyaan

1. Tanggapan terhadap pembelajaran matematika yang selama ini terjadi. 2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan wawancara. Sebelum pedoman wawancara digunakan untuk mengukur, dilakukan validasi

kepada guru. Guru yang memvalidasi pedoman wawancara ialah guru SDK Wirobrajan sebagai SD yang setara dengan SD tempat penelitian. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 4 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.2 Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah observasi tidak terstruktur. Apabila dilihat dari prosesnya merupakan observasi non partisipatif. Berikut ini adalah kisi-kisi observasi.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi No.

Item

Kisi-Kisi Observasi Objek yang Diamati

1. Ketersediaan alat peraga matematika di kelas

Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas.

2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas

Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran.

3. Cara penggunaan alat peraga matematika di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa.

4, 5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas.

Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pedoman observasi. Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada guru. Hasil validasi pedoman tersebut memperoleh skor 3,75 dengan kategori “sangat baik”.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk.

3.5.3.1 Kuesioner analisis kebutuhan

Kuesioner analisi kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan dilapangan. Kuesioner disusun menggunakan kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa

No. Indikator No. Item

1. Adanya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika selama ini.

1, 2 2. Pengadaan alat peraga matematika dengan

memanfaatkan benda-benda di sekitar.

3, 4 3. Karakteristik alat peraga matematika berbasis

Montessori.

4, 5, 6 4. Peran alat peraga matematika dalam

pembelajaran.

7, 8, 9, 10

Kisi-kisi tersebut kemudian disusun menjadi pertanyaan. Sebelum pedoman digunakan, dilakukan validasi kepada ahli bahasa, ahli matematika, dan guru. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru diperoleh skor 3,64 kategori “sangat baik”. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa diperoleh skor 3,4 dengan kategori “sangat baik”. Selain validasi kontruk, peneliti juga menguji keterbacaan kalimat kepada siswa SDK Wirobrajan untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa, dan diperoleh skor 3,84 dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan skor bobot yang diperoleh maka kuesioner layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, sebagai analisis kebutuhan guru dan siswa.

3.5.3.2 Kuesioner Validasi produk

Kuesioner validasi produk digunakan untuk menguji kelayakan produk yang telah diciptakan. Kuesioner validasi produk mempunyai kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk

Indikator Deskriptor Nomor

Item

Auto-education

1. Membantu siswa memahami konsep Matematika.

2. Siswa belajar secara mandiri

1,2

Auto-correction

1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri.

2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar.

7,8

Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa. 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar.

3,4 Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi

dasar yang berbeda.

2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.

5,6

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar.

9,10

Berdasarkan kisi-kisi tersebut, kemudian disusun menjadi pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan tujuan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penilaian kuesioner validasi produk ahli diperoleh 3,9 dengan kategori “sangat baik”, hasil penilaian kuesioner validasi produk oleh siswa diperoleh 4 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan hasil penilaian kuesioner validasi produk oleh guru diperoleh 3,65 dengan ketegori “sangat baik”. Selain divalidasikan kepada ahli, kuesioner untuk siswa juga diujikan kalimat keterbacaannya kepada siswa agar siswa mampu memahami kalimat dalam

kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada 5 orang siswa dan memperoleh nilai 3,84 dengan kategori sangat baik.

3.5.4 Tes

Tes dalam penelitian dan pengembangan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan menggunakan tes uraian dengan jumlah soal 30 soal diuraikan dari tujuh indikator dengan kompetensi inti “Menyajikan pengetahuan aktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia” dan kompetensi dasar “Menguraikan sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban”. Soal tes diujikan kepada dua ahli pembelajaran matematika, dua guru SD penelitian dan satu guru SD setara. Perolehan skor terhadap kesesuian indikator dan isinya yaitu, 3,3 dengan kategori “sangat baik”. Uji keterbacaan terhadap soal oleh lima siswa diperoleh skor 3,80 dengan kategori “sangat baik”. Setelah diperoleh soal yang layak, maka dilakukan uji

empirik kepada 36 siswa kelas I di SD setara. Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya secara empirik. Uji empirik terhadap instrumen tes bertujuan untuk mengkaji teori yang berkaitan dengan konstruk yang relevan oleh tes yang dikembangkan (Kusaeri & Suprananto, 2009: 79). Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu tes. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur kestabilan suatu tes. Melalui jawaban seseorang terhadap butir tes dari waktu ke waktu. Tes yang dikembangkan adalah materi penjumlahan dan pengurangan.

Uji validitas soal dilakukan menggunakan SPSS 16 dan diperoleh 22 soal valid dengan reliabilitas 0,750. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran.

Dokumen terkait