• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang."

Copied!
253
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Anastasia Putranti Sidharta. 2016. Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori pada Pembelajaran Matematika Materi Pembagian Kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Skripsi. Yogyakarta: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Matematika merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara logis pada siswa. Pembelajaran matematika membutuhkan alat peraga guna memudahkan siswa memahami konsep matematika sesuai dengan kebutuhan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Pembagian seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang paling sulit dimengerti oleh siswa dan pengajarannya jarang menggunakan alat peraga. Salah satu alat peraga yang dapat membantu siswa memahami konsep pembagian adalah alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dari segi hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data berupa, soal tes, angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara.

Hasil penelitian berupa deskripsi pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika. Dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori menunjukkan dampak yang positif, yaitu hasil belajar siswa yang baik, dengan rata-rata nilai tes 86, motivasi belajar siswa yang tinggi dengan rata-rata hasil angket 4.105 dan hasil observasi 81.24.

▸ Baca selengkapnya: contoh karya inovatif alat peraga sd kelas 4

(2)

ABSTRACT

Anastasia Putranti Sidharta. 2016. The Implementation of Division Tools Based on Montessori Method for Division Material in Mathematics Learning at the Second Grade of Kanisius Kenalan Magelang Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

Mathematics aims to develop students logical thinking skills. Students in the operational concrete development phase need mathematics tools on mathematics learning to help them understand the mathematics concepts. Many students usually consider the division material as one of the most difficult material to understand and the teachers rarely used matemathics tools to help the students. One of the mathematics tools that can help students is the division tool based on Montessori method. This research was aimed to describe the effect of the implementation of division tool based on Montessori method for division and to describe the effect of the implementation of division tool based on Montessori method for students learning result and students learning motivation.

This research used the descriptive qualitative method. The subjects of this research were 10 students at the second grade of Kanisius Kenalan Magelang Elementary School. The instruments of the research was learning instruments and instruments for collecting data: test, questionnaires, observation sheet, and the manual of interview.

The result of this research was the description of the implementation of division tool based on Montessori method for division material in mathematics learning. The other results of this research were the description of the effect of the implementation of division tool based on Montessori method in the students learning result and students learning motivation. The students learning result showed a good result, the score average is 86, and the students learning motivation result showed a high result with the questionnaires score average 4.105 and score of observation was 81.24.

▸ Baca selengkapnya: games untuk pembagian doorprize

(3)

IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI

PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

Anastasia Putranti Sidharta NIM: 121134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:  Tuhan Yesus Kristus

 Bunda Maria  Orangtuaku

 Saudara-saudaraku  Dosen Pembimbingku  Sahabat-sahabatku

(7)

v

HALAMAN MOTTO

“Therefore I tell you, whatever you ask for in prayer, believe that you have

received it, and it will be yours”

(Mark 11:24)

“I am the Lord’s servant; Let it be to me according to your word”

(Luke 1:38)

“Come to Me, all of you who are weary and carry heavy burdened

and I will give you rest”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juni 2016 Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anastasia Putranti Sidharta

Nomor Induk Mahasiswa : 121134071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya ,memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“IMPLEMENTASI ALAT PERAGA PEMBAGIAN BERBASIS METODE

MONTESSORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PEMBAGIAN KELAS II SD KANISIUS KENALAN MAGELANG”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 16 Juni 2016 Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

Anastasia Putranti Sidharta. 2016. Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori pada Pembelajaran Matematika Materi Pembagian Kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Skripsi. Yogyakarta: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Matematika merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara logis pada siswa. Pembelajaran matematika membutuhkan alat peraga guna memudahkan siswa memahami konsep matematika sesuai dengan kebutuhan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Pembagian seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang paling sulit dimengerti oleh siswa dan pengajarannya jarang menggunakan alat peraga. Salah satu alat peraga yang dapat membantu siswa memahami konsep pembagian adalah alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dari segi hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data berupa, soal tes, angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara.

Hasil penelitian berupa deskripsi pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika. Dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori menunjukkan dampak yang positif, yaitu hasil belajar siswa yang baik, dengan rata-rata nilai tes 86, motivasi belajar siswa yang tinggi dengan rata-rata hasil angket 4.105 dan hasil observasi 81.24.

(11)

ix ABSTRACT

Anastasia Putranti Sidharta. 2016. The Implementation of Division Tools Based on Montessori Method for Division Material in Mathematics Learning at the Second Grade of Kanisius Kenalan Magelang Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

Mathematics aims to develop students logical thinking skills. Students in the operational concrete development phase need mathematics tools on mathematics learning to help them understand the mathematics concepts. Many students usually consider the division material as one of the most difficult material to understand and the teachers rarely used matemathics tools to help the students. One of the mathematics tools that can help students is the division tool based on Montessori method. This research was aimed to describe the effect of the implementation of division tool based on Montessori method for division and to describe the effect of the implementation of division tool based on Montessori method for students learning result and students learning motivation.

This research used the descriptive qualitative method. The subjects of this research were 10 students at the second grade of Kanisius Kenalan Magelang Elementary School. The instruments of the research was learning instruments and instruments for collecting data: test, questionnaires, observation sheet, and the manual of interview.

The result of this research was the description of the implementation of division tool based on Montessori method for division material in mathematics learning. The other results of this research were the description of the effect of the implementation of division tool based on Montessori method in the students learning result and students learning motivation. The students learning result showed a good result, the score average is 86, and the students learning motivation result showed a high result with the questionnaires score average 4.105 and score of observation was 81.24.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan. Sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori pada Pembelajaran Matematika Materi Pembagian SD Kanisius Kenalan Magelang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan memberi dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S. S., M. Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah

(13)

xi

6. H. Suroto, A. MaPd. selaku Kepala SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SD Kanisius Kenalan Magelang.

7. Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, S. Pd selaku guru kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah.

8. Fransiskus Xaverius Fri Harna selaku guru di SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah. 9. Seluruh siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang yang telah

memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penilitian berlangsung.

10.Orangtua saya, Elisabeth Purwanti, Heribertus Ponimin dan Santri Sidharta yang tanpa lelah memberikan doa, dukungan, bimbingan dan kasih sayang kepada saya.

11.Segenap keluarga saya yang selalu mendoakan, dan memberi dukungan pada saya.

(14)

xii

13.Sahabat-sahabat saya yang selalu mendukung dan mendoakan dari jauh, Lendy Setadianar, Kinanti Ajeng Drastyana, dan Vonia Lucky. Mengenal kalian dan bersama kalian adalah salah satu anugerah yang indah.

14.Teman-teman guru SD Kanisius Gowongan yang memberikan doa dan dukungan.

15.Teman-teman OMK Seyegan yang memberi semangat dan dukungan. 16.Teman-teman PGSD Montessori Club; Mbak Mido, Susan, Bayu, Stefi,

Mas Noi, Mbak Fetra, Mas Andre, Mbak Charla, Mbak Danik, Mas Bowo, Mbak Dina, Mba Rindi, Dani, Dea, Adi, Siska Estri, Tri, Angel, Aster, Siska, Sr. Ika, Pipit, Desty, Dewi, dan Oki.

17.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan, doa dan dukungan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi seluruh pihak yang membaca.

Yogyakarta, 01 Juni 2016 Penulis

(15)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

(16)

xiv

F. Asumsi Penelitian ... 9

G. Definisi Operasional ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Teori yang mendukung ... 11

1. Teori Perkembangan Anak ... 11

2. Metode Montessori ... 13

3. Alat Peraga Berbasis Metode Montessori... 14

a. Pengertian Alat Peraga ... 14

b. Alat Peraga Montessori ... 15

c. Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori ... 17

4. Pembelajaran Matematika di Kelas ... 19

a. Hakikat Pembelajaran Matematika di Kelas ... 19

b. Materi Pembagian di Kelas II Sekolah Dasar ... 19

5. Hakikat Motivasi Belajar ... 20

6. Hasil Belajar ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Rancangan Penelitian ... 28

C. Setting Penelitian ... 30

1. Tempat Penelitian ... 30

(17)

xv

3. Waktu Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 33

1. Instrumen Pembelajaran ... 33

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

F. Kredibilitas dan Transferabilitas ... 40

1. Kredibilitas (Credibility) ... 40

2. Transferabilitas (Transferability) ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 42

1. Data Kuantitatif ... 42

2. Data Kualitatif ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Pelaksanaan Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori ... 46

a. Pertemuan I ... 46

b. Pertemuan II ... 48

c. Pertemuan III ... 51

d. Pertemuan IV ... 53

2. Hasil Belajar Siswa ... 54

3. Hasil Analisis Kemunculan Indikator Motivasi Belajar Siswa ... 55

4. Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa ... 60

(18)

xvi

6. Hasil Wawancara Guru terkait Pengimplementasian Alat

Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori ... 62

B. Pembahasan ... 63

1. Hasil Implementasi ... 63

2. Dampak Pengimplementasian Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori ... 64

a. Dampak bagi Hasil Belajar ... 64

b. Dampak bagi Motivasi Belajar Siswa ... 65

BAB IV PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Keterbatasan Penelitian ... 68

C. Saran ... 68

DAFTAR REFERENSI ... 69

LAMPIRAN ... 72

(19)

xvii

DAFTAR BAGAN

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Hasil Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran ... 34

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Soal Tes ... 34

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 36

Tabel 3. 4 Hasil Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 36

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 37

Tabel 3. 6 Hasil Validasi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 38

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru... 38

Tabel 3. 8 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 39

Tabel 3. 9 Klasifikasi Hasil Validasi Ahli ... 43

Tabel 3. 10 Kriteria Penilaian Observasi dan Hasil Tes ... 43

Tabel 3. 11 Klasifikasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa ... 44

Tabel 4. 1 Hasil Belajar Siswa ... 54

Tabel 4. 2 Hasil Analisis Kemunculan Indikator Motivasi Belajar Siswa .... 56

Tabel 4. 3 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa ... 60

Tabel 4. 4 Paparan Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 61

Tabel 4. 5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 62

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP Pertemuan I ... 73

Lampiran 2 RPP Pertemuan II ... 83

Lampiran 3 RPP Pertemuan III ... 94

Lampiran 4 RPP Pertemuan IV ... 103

Lampiran 5 LKS Pertemuan I ... 113

Lampiran 6 LKS Pertemuan II ... 117

Lampiran 7 LKS Pertemuan III ... 121

Lampiran 8 LKS Pertemuan IV ... 124

Lampiran 9 Soal Tes ... 128

Lampiran 10 Angket Siswa ... 130

Lampiran 11 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 133

Lampiran 12 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Dosen ... 137

Lampiran 13 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Kepala Sekolah ... 142

Lampiran 14 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran oleh Guru ... 147

Lampiran 15 Lembar Validasi Ahli Instrumen Pengumpulan Data oleh Dosen I ... 152

(22)

xx

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mendikbud, 2012:1). Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan Negara Indonesia yang tercantumkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Pendidikan yang baik merupakan sebuah awal yang baik bagi kemajuan sebuah bangsa. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, penyelenggaraan pendidikan hendaknya mewujudkan perkembangan kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia (Mendikbud, 2012:2).

(24)

Salah satu pembelajaran yang disampaikan pada siswa di sekolah adalah Matematika. Matematika merupakan pelajaran yang mengajarkan anak tentang kemampuan berhitung, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pembagian adalah pengurangan berulang dan merupakan salah satu materi dalam pelajaran matematika yang dipelajari siswa dari SD hingga SMA. Siswa harus memahami konsep dari pembagian dari awal agar tidak mengalami kesulitan pada tahap berikutnya. Namun konsep pembagian masih bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa

Suwarsono (dalam Jaeng, 2004:3) mengatakan bahwa pelajaran matematika sering dianggap oleh sebagian besar siswa sebagai pelajaran yang sulit dan masih banyak siswa memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsep-konsep matematika. Penyebab lainnya, yaitu adanya keterbatasan alat peraga matematika yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

(25)

Hal berikut sesuai dengan tahap perkembangan anak usia 7-11 tahun yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, proses pembelajaran membutuhkan alat peraga yang konkret dan didukung oleh metode yang tepat agar anak dapat mudah memahami materi yang disampaikan. Anak-anak dalam tahap ini telah mampu merumuskan dan menggunakan konsep dengan benar, namun masih kesulitan dalam berpikir secara abstrak.

Konsep pembagian masih bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Penyampaian materi pembagian memerlukan adanya alat peraga yang dapat membantu siswa memahami konsep pembagian. Salah satu metode pembelajaran yang dalam pelaksanaannya banyak menggunakan alat peraga adalah metode Montessori.

Metode Montessori merupakan metode yang cocok digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep matematika. Hal tersebut berdasarkan dari beberapa penelitian yang relevan mengenai alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Penelitian tersebut diantaranya yaitu, penelitian pengembangan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dan persepsi guru terhadap penggunaan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori dalam menyampaikan pembelajaran.

(26)

Alat peraga Montessori memiliki beberapa karakteristik, yaitu menarik, bergradasi, auto education atau merangsang siswa untuk mendidik diri sendiri, memiliki auto correction sebagai pengendali kesalahan dalam pemakaian dan kontekstual (Montessori, 2002:170).

SD Kanisius Kenalan Magelang adalah sekolah yang berada di daerah kaki pegunungan Menoreh, sekolah ini merupakan sekolah bersubsidi dengan mayoritas siswa dari keluarga kurang mampu. Keadaan sekolah yang kurang mampu berdampak pada penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika masih sangat minim di SD Kanisius Kenalan Magelang. Hal tersebut diperoleh berdasarkan observasi pembelajaran di kelas dan wawancara yang dilakukan dengan guru. Guru berpendapat bahwa alat peraga matematika masih minim dan jarang digunakan. Guru juga berpendapat bahwa penggunaan alat peraga menyebabkan pembelajaran berlangsung lama.

(27)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, dalam proses pembelajaran di temukan adanya masalah lain selain kurangnya alat peraga dalam penyampaian pembelajaran. Guru cenderung menggunakan metode ceramah selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang mengeluh saat diminta untuk mengerjakan tugas dan beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru kelas II yang mengatakan bahwa siswa kurang antusias, sering merasa bosan dan cenderung tidak selesai dalam mengerjakan tugas serta kurang memperhatikan guru saat pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan bahwa motivasi siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi yang rendah terlihat dari rendahnya kemunculan indikator motivasi belajar. Observasi yang dilakukan berdasarkan pada indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23), yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar; (2) adanya dorongan dalam belajar; (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (4) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

(28)

bosan dan tertarik akan pembelajaran. Alat peraga juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian pengembangan sebelumnya, yaitu penelitian pengembangan alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori. Selain dari permasalahan yang ada di sekolah, peneliti berinisiatif untuk mengimplementasikan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan ke dalam pembelajaran dengan skala kelas. Hal tersebut dikarenakan, alat peraga berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan tersebut sebelumnya masih diterapkan untuk individu dan belum diterapkan ke dalam pembelajaran berskala kelas.

(29)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang. Penelitian ini berfokus pada Standar Kompetensi 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka dengan Kompetensi Dasar 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka. Hasil belajar hanya terbatas pada hasil tes siswa pada akhir pembelajaran. Motivasi belajar siswa yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23), yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar, (2) adanya dorongan dalam belajar; (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (4) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang?

(30)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang.

2. Mendeskripsikan dampak pengimplementasian alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian di kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dalam bidang pendidikan mengenai alat peraga berbasis metode Montessori, yang dapat dijadikan acuan untuk mengembangkannya sebagai upaya memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Praktis a. Bagi Siswa

(31)

b. Bagi Guru

Guru mendapatkan informasi dan memperoleh pengalaman tentang alat peraga berbasis metode Montessori. Guru juga mengetahui alat peraga yang dapat digunakan untuk penyampaian materi pembagian pada siswa.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan alat-alat peraga matematika yang baik untuk membantu siswa dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti, peneliti dapat mengenal lingkungan baru, membantu siswa di daerah yang membutuhkan, dan mengimplementasikan alat peraga berbasis metode Montessori di sekolah.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Proses implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori berjalan dengan baik.

(32)

G. Definisi Operasional

1. Alat peraga adalah alat yang berfungsi menerangkan suatu materi pelajaran tertentu dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

2. Alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto education, auto correction dan kontekstual.

3. Alat peraga pembagian berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori yang digunakan untuk membantu penyampaian konsep atau materi pembagian.

4. Pelajaran Matematika adalah suatu pelajaran yang mengajarkan anak tentang kemampuan berhitung dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

5. Pembagian merupakan pengurangan berulang dengan bilangan yang sama.

6. Motivasi belajar siswa adalah adalah segala sesuatu yang mendorong siswa untuk belajar.

(33)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori yang mendukung

1. Teori Perkembangan Anak

Jean Piaget adalah seorang ahli psikologi yang sangat terkenal dengan teori konstruktivisme (Suparno, 2001:5). Piaget mengungkapkan bahwa dalam perkembangan kognitif anak, terdapat empat tahap perkembangan. Tahap tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Tahap Sensorimotor (Umur 0-2 tahun)

Tahap ini merupakan tahapan awal perkembangan kognitif pada anak. Pada tahap ini, anak memperoleh pengetahuan melalui interaksinya dengan orang lain dan dari benda yang ada di sekitarnya. Selama tahap ini, anak menjajaki dunia mereka dengan menggunakan indera dan kemampuan motorik yang dimiliki (Slavin, 2011:45). b. Tahap Praoperasional (umur 3-7 tahun)

(34)

mereka, yaitu percaya bahwa semua orang melihat dunia ini seperti apa yang ia lihat (Slavin, 2011:49).

c. Tahap Operasional Konkret (umur 7-11 tahun)

Anak yang berada pada tahap ini sudah mulai berpikir secara logis. Anak yang berkembang dengan sistem berpikir logis dapat menggunakan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah konkret (Suparno, 2001:69). Anak memang sudah berpikir secara logis, namun masih memiliki keterbatasan pada hal bersifat konkret yaitu kesulitan dalam bepikir secara abstrak.

d. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)

Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Anak dapat memecahkan masalah melalui penggunaan eksperimentasi sistematik (Slavin, 2011:45). Selain itu, anak juga telah mampu menyimpulkan pengalaman yang diperolehnya.

(35)

hubungan dan memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan pada tahap perkembangannya (Slavin, 2011:50).

2. Metode Montessori

Metode Montessori merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Maria Montessori (1870-1952) dengan konsep belajar sambil bermain (Holt, 2008:xi). Maria Montessori adalah seorang dokter wanita di Italia yang mendirikan Casa dei Bambini atau Children’s House. Casa dei Bambini merupakan sekolah untuk anak-anak dari lingkungan

pinggiran di Roma. Montessori menemukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak melalui observasi yang ia lakukan selama ia mengajar di Casa dei Bambini.

Montessori menciptakan lingkungan belajar yang dipersiapkan. Lingkungan yang dipersiapkan dapat mengembangkan kepribadian, pengetahuan, dan kemandiriannya semaksimal mungkin. Anak-anak dalam kelas Montessori, bebas memilih apa yang akan mereka kerjakan, anak juga dapat bekerja dalam kelompok berbeda usia yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan bebas dan lepas.

(36)

menjadi individu yang dapat mengembangkan begitu banyak kemampuan untuk masa depannya.

3. Alat Peraga Berbasis Metode Montessori

a. Pengertian Alat Peraga

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan alat sebagai benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan peraga adalah alat media pengajaran untuk memperagakan suatu pengajaran (KBBI, 2005). Selain itu, Sudono (2010:5) mengungkapkan bahwa alat peraga merupakan alat yang berfungsi untuk menerangkan materi pelajaran tertentu dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut diperkuat oleh Anitah (2010:10) yang berpendapat bahwa alat peraga sebaiknya digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut fungsinya, Munadi (dalam Metasari, 2014:11) mengatakan bahwa fungsi utama alat peraga adalah menjadi sumber belajar yang akan menuntun siswa mencapai konsep pembelajaran hingga sampai pada tujuan pembelajaran dengan batasan-batasan tertentu.

(37)

pelajaran tertentu dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

b. Alat Peraga Montessori

Alat peraga Montessori merupakan alat peraga yang digunakan untuk mengajar anak dengan rancangan yang sederhana, indah, dan memungkinkan mereka untuk menggali pengetahuan, merepresentasikan konsep dan juga mengkoreksi kesalahannya sendiri (Lillard, 2011:11). Alat peraga yang didesain Montessori disebut sebagai alat peraga didaktis yang memiliki unsur pengendali kesalahan (Magini, 2013:54). Lillard (2011:137) mengatakan bahwa alat peraga matematika Montessori tidak dirancang untuk mengajar matematika tetapi untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematika, meliputi: memahami perintah, mengurutkan, mengabstraksikan, dan kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuan-pengetahuan menjadi suatu konsep baru. Alat peraga Montessori hendaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Montessori, 2002:173-179):

1) Secara spontan menarik perhatian anak.

(38)

digunakan Montessori untuk menciptakan alat peraga sensorial yang mengarahkan pada pengaktifan dan pemekaan seluruh indera manusia (Montessori, 2002:174).

2) Mengandung gradasi rangsangan yang rasional

Penekanan gradasi dalam pembelajaran Montessori didasarkan pada rasional anak. Rasional anak terbentuk secara bertahap ketika anak bekerja dengan alat peraga. Gradasi dibedakan menjadi dua yakni gradasi umur dan gradasi rangsangan rasional.

3) Auto-correction

Alat peraga Montessori memiliki pengendali kesalahan (auto-correction). Pengendali kesalahan dapat menunjukkan sendiri setiap kesalahan sehingga anak menyadari apabila telah melakukan kekeliruan. Tanpa ada orang lain yang mengkoreksi, alat peraga sudah mampu menjawab letak kesalahan anak (Magini, 2013:54-55).

4) Auto-education

(39)

berperan sebagai pengamat yang memberikan arahan pada anak ketika belajar.

5) Kontekstual

Lillard (2005:32) mengungkapkan bahwa salah satu prinsip pembelajaran Montessori adalah belajar sesuai dengam konteks. Konteks dalam hal ini diartikan sebagai lingkungan sekitar. Pembuatan alat peraga oleh Montessori menggunakan bahan yang didapat dari lingkungan sekitar. Ciri kontekstual pada alat perga Montessori ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan. Pengembangan tersebut didasari oleh Montessori sendiri yang memanfaatkan lingkungan sebagai konteks pembelajaran tanpa batas.

Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang dirancang untuk mengajar anak yang dibuat berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto education, auto correction dan kontekstual.

c. Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode Montessori

(40)

digunakan di dalam penelitian ini adalah alat peraga yang telah dikembangkan sebelumnya.

Pengembangan alat peraga disesuaikan dengan kebutuhan alat, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar di kelas II. Alat peraga pembagian ini diadopsi dari alat peraga stamp games. Alat peraga yang telah dikembangkan terdiri dari (1) kotak balok, (2) papan pembagian, (3) kartu soal, (4) balok satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan, (5) pion, dan (6) album penggunaan alat peraga. Alat peraga dibuat berdasarkan dari karakeristik alat peraga Montessori, yaitu:

1) Menarik, terlihat dari warna alat peraga yang memiliki warna-warna yang cerah.

2) Bergradasi, terlihat dari bentuk alat peraga yang berupa balok dengan papan yang berlubang sehingga mampu merangsang dan melatih sensorial anak.

3) Auto-education, alat dapat membantu siswa memahami sendiri konsep yang ia temukan melalui alat peraga tanpa bantuan orang lain.

4) Auto-correction, alat memiliki pengendali kesalahan berupa jawaban di balik kartu soal, dan kesesuaian letak balok dengan pion dan lubang pada papan pembagian.

(41)

4. Pembelajaran Matematika di Kelas

a. Hakikat Pembelajaran Matematika di Kelas

Matematika merupakan suatu ilmu umum yang mendasari perkembangan teknologi, disiplin ilmu, dan mampu meningkatkan kemampuan pikir manusia (KTSP, 2006:153). Selain itu, Hudojo (2001:45) juga mengatakan bahwa matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Oleh karena itu, matematika hendaknya diberikan kepada peserta didik karena diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika diberikan kepada siswa untuk membekali siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara logis, analisis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain (Rahayu, 2014:19). Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pelajaran matematika adalah suatu pelajaran yang mengajarkan anak tentang kemampuan berhitung dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

b. Materi Pembagian di Kelas II Sekolah Dasar

(42)

di kelas II terdiri dari: 1) pembagian sebagai pengurangan berulang dan 2) pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka. Berikut contoh materi pembagian yang diajarkan pada kelas II SD.

1) Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka menggunakan cara pengurangan berulang bersusun ke samping 21:7 = 21-7-7-7 = 0, pengurangan 7 sebanyak 3 kali. Jadi, 21:7= 3. 2) Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka

menggunakan cara pengurangan berulang bersusun ke bawah. 9:3 =

Materi soal pembagian di kelas II juga disajikan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita yang disajikan biasanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

5. Hakikat Motivasi Belajar

(43)

mengungkapkan bahwa motivasi belajar merupakan penggerak psikis dari dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar serta menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.

Uno (2008:4) membagi motif menjadi dua menurut sumbernya, yaitu: a) Motif intrinsik, motif yang timbul tanpa memerlukan rangsangan dari

luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yakni sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.

b) Motif ekstrinsik, motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan.

Seseorang dapat dikatakan termotivasi, apabila seseorang tersebut memiliki daya dorong dari dalam dirinya. Daya dorong tersebut dapat bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Uno (2008:23) mengatakan terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat memicu timbulnya motivasi dalam belajar.

(44)

siswa, misal dari kegiatan-kegiatan selama pembelajaran, dan suasana belajar di kelas. Berdasarkan faktor pendorong motivasi di atas, Uno (2008:23) menyimpulkan bahwa terdapat beberapa indikator akan adanya motivasi belajar siswa saat pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar, ditandai dengan siswa menyelesaikan tugas dengan baik, siswa bertanya apabila mengalami kesulitan saat pembelajaran berlangsung, siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.

b) Adanya dorongan dalam belajar, ditandai dengan siswa terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa bertanggung jawab

dalam mengerjakan tugas dan siswa tidak mengeluh dalam mengerjakan tugas.

c) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, ditandai dengan siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran, siswa berperan serta aktif

dalam kegiatan kerjasama kelompok, dan siswa dengan senang membantu teman lain yang kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal.

(45)

6. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu objek, misalnya berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu (Uno, 2008:25). Sudjana (dalam Nurcholis, 2013:1) mengartikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Driscoll (dalam Uno, 2008:16) mengungkapkan dua hal, yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan (2) hasil belajar yang muncul dari diri siswa adalah akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan perubahan perilaku sebagai kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar.

Mustamin (dalam Nurcholis, 2013:1) mengatakan bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan tes, yaitu mengukur dan menilai dalam hal ini adalah menilai hasil kinerja siswa. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang diajarkan melalui pengukuran hasil kerja siswa. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar.

(46)

B. Penelitian yang Relevan

Rahayu (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengembangkan alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan ciri alat peraga Montessori, alat peraga yang dikembangkan berkualitas baik dengan skor rata-rata validitas 3.47, dan alat peraga juga meningkatkan hasil belajar siswa dengan kenaikan 78.06%. Penelitian pengembangan ini memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan. Alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori yang dikembangkan merupakan alat peraga yang diimplementasikan dalam penelitian yang peneliti lakukan. Selain itu, penelitian ini juga melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori.

(47)

alat peraga yang sama. Penelitian Metasari relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan karena memakai alat peraga pembagian bilangan dua angka berbasis metode Montessori yang sama dan membahas tentang pembagian di kelas II.

Arjanggi (2012) melakukan penelitian mengenai peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengkaji peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika kelas VI. Hasil dari penelitian ini yaitu kesimpulan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi sebesar 25%, dan hasil belajar siswa sebesar 26%. Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan karena penelitian menggunakan alat peraga dan melihat hasil setelah penggunaan alat peraga dari segi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

(48)

namun masih memiliki keterbatasan dan belum bisa bepikir secara abstrak. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SD. Matematika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara logis pada siswa. Pembelajaran matematika pada pelaksanaannya membutuhkan alat peraga untuk memberikan gambaran nyata atau konkret pada siswa. Penggunaan alat peraga dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep matematika karena sesuai dengan kebutuhan siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Siswa yang berada pada tahapan ini memerlukan benda ataupun hal yang bersifat konkret untuk membantu mereka dalam memahami konsep yang bersifat abstrak.

Pembagian bilangan dua angka adalah salah satu materi pelajaran matematika yang mulai diajarkan pada kelas II. Pembagian seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang paling sulit dimengerti oleh siswa dan pengajarannya jarang menggunakan alat peraga. Banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang kurang dalam pembagian, karena kurangnya keterampilan siswa dalam operasi hitung pembagian.

(49)

metode Montessori dibuat sesuai dengan karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction,dan kontekstual. Penggunaan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori membuat siswa menjadi tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika. Motivasi belajar siswa dapat terlihat oleh adanya kemunculan-kemunculan indikator-indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23), yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam melakukan aktivitas belajar; (2) adanya dorongan dalam belajar; (3) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (4) adanya lingkungan belajar yang kondusif, pada saat pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori.

(50)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011:72). Penelitian deskriptif yang dilakukan mengacu pada penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu fenomena.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang ke dalam tiga tahapan. Rancangan penelitian ini berdasarkan pada rancangan penelitian yang dikemukakan oleh Bogdan (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:84-92). Tiga tahapan penelitian dapat dilihat pada bagan berikut.

Bagan 3.1 Tahapan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen

Tahapan yang pertama yaitu, tahapan pralapangan. Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan, diantaranya yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lokasi penelitian, mengurus perijinan

(51)

penelitian, menilai keadaan lapangan, dan menyusun instrumen penelitian serta melakukan validasi instrumen penelitian. Validasi instrumen penelitian oleh ahli dilakukan guna mengetahui kelayakan dari instrumen yang telah disusun sebelum digunakan di lapangan. Instrumen penelitian divalidasi oleh ahli, yaitu tiga dosen dari Universitas Sanata Dharma, satu Kepala Sekolah, dan satu guru kelas. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Tahap penelitian yang kedua adalah tahapan pekerjaan lapangan. Pada tahapan ini, peneliti melakukan implementasi pembelajaran menggunakan alat peraga pembagian di kelas. Implementasi dilakukan dalam empat kali pertemuan dengan materi pembagian. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengumpulkan data dengan merekam kegiatan pembelajaran serta melakukan observasi. Peneliti juga memberikan angket kepada siswa dan melakukan wawancara kepada guru. Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi dan memperdalam data yang diperoleh tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

(52)

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Kanisius Kenalan Magelang yang beralamatkan di jalan Jagalan-Suroloyo KM. 4, Wonolelo, Kenalan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari penelitian ini adalah siswa kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Kelas II berjumlah 10 orang siswa dengan rincian sebanyak 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dan berlangsung selama 3 bulan, yaitu pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.

D. Teknik Pengumpulan Data

(53)

1. Tes

Teknik pengumpulan data melalui lembar soal tes dilakukan dengan membagikan soal tes pada akhir pertemuan terakhir. Tes dimaksudkan untuk melihat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

2. Pengisian Angket

Arifin (2011:228) menyatakan bahwa angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkan informasi dari responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden (Noor, 2011:139).

(54)

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis, logis, objektif, dan rasional (Arifin, 2011:231). Pada penelitian ini, observasi yang dilakukan merupakan observasi secara langsung yang dilakukan selama pembelajaran. Pengamat dari observasi yang dilakukan memiliki peran sebagai pengamat partisipan. Pengamat partisipan ikut berada di tengah keberadaan subyek penelitian tetapi bukan bagian dari subyek (Sedarmayanti, 2011:76).

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen observasi dibuat berdasarkan indikator-indikator motivasi oleh Uno (2008:23). Data kuantitatif yang diperoleh melalui observasi didapatkan dari penghitungan skor observasi yang diisi oleh pengamat.

Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan adalah: 1. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data seperti; video pembelajaran, foto-foto kegiatan pembelajaran, dan rekaman wawancara dengan guru.

2. Wawancara

(55)

untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung, merekonstruksi kejadian dan pengalaman yang telah lalu dan memproyeksikan suatu kemungkinan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang serta untuk mempengaruhi situasi atau orang tertentu (Arifin, 2011:233). Wawancara dilakukan kepada guru kelas kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang.

3. Observasi

Data kualitatif dari observasi yang telah dilakukan diperoleh dari penjabaran keterangan yang diisi oleh pengamat pada lembar observasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Instrumen Pembelajaran

(56)

Tabel 3.1 Hasil validasi ahli instrumen pembelajaran termasuk dalam kategori sangat layak. Penafsiran hasil instrumen mengikuti aturan pemberian skor beserta klasifikasi hasil penilaian oleh Widoyoko (2014:144).

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut.

a. Lembar soal tes

Lembar soal tes yang digunakan merupakan instrumen pembelajaran sekaligus instrumen pengumpulan data. Kisi-kisi soal tes yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal tes No. Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Kunci

Jawaban

 Fika membeli 9 tangkai bunga untuk menghias ruangan. Bunga-bunga tersebut akan ia

(57)

bilangan dua burung akan dimasukkan dalam sangkar. Berapa jumlah Setiap anak mendapat bagian yang sama. Berapa banyak manggis yang diterima setiap anak? mengikuti lomba cerdas cermat?

 1

 5

(58)

Lembar soal tes digunakan untuk melihat hasil belajar atau mengukur kemampuan siswa pada akhir pembelajaran menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori.

b. Angket

Angket yang dibuat bertujuan untuk mengetahui pernyataan siswa berkaitan dengan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Kisi-kisi angket motivasi yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa

Pernyataan dalam tersusun dengan jumlah total sebanyak 20 pernyataan berupa pertanyaan positif dan negatif. Angket yang digunakan, sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli dengan rincian berikut.

(59)

c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan peneliti untuk membantu peneliti untuk melihat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Berikut adalah kisi-kisi lembar pengamatan motivasi yang digunakan.

Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar siswa

No. Indikator Deskripsi

Nampak(1)

1. Siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh

2. Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan saat mengerjakan soal maupun saat pembelajaran berlangsung

3. Siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran

2 Adanya dorongan dalam belajar

a. Siswa terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran

b. Siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas

a. Siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran

b. Siswa berperan serta aktif dalam kegiatan kerjasama kelompok

c. Siswa dengan senang membantu teman lain yang kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal 4 Adanya

(60)

Lembar observasi yang digunakan, sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli dengan rincian berikut.

Tabel 3.6 Hasil validasi lembar observasi motivasi belajar siswa No. Instrumen

Hasil validasi para ahli menujukkan bahwa lembar observasi sangat layak untuk digunakan.

d. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan peneliti sebagai pedoman ketika wawancara guru dilakukan. Pedoman wawancara yang dibuat adalah lembar pedoman wawancara untuk guru. Pedoman wawancara berkaitan dengan motivasi siswa dan proses belajar mengajar yang telah dilakukan dengan menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori. Berikut adalah pedoman wawancara yang digunakan.

Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman wawancara guru

No. Aspek Pertanyaan Pertanyaan

1 Proses belajar mengajar

1. Bagaimana keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran?

2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga pembagian berbasis metode Montessori? 2 Motivasi belajar

siswa

3. Apakah siswa nampak senang mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori?

4. Bagaimana konsentrasi dan perhatian siswa saat mengikuti mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori?

(61)

6. Apakah siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan saat mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori?

7. Bagaimana keaktifan siswa untuk bertanya saat mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori?

Pedoman wawancara dalam penelitian ini, peneliti buat berdasarkan langkah-langkah yaitu: a) merumuskan tujuan wawancara, b) membuat kisi-kisi wawancara, c) menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan diinginkan. Pedoman wawancara yang digunakan, sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli dengan rincian berikut.

Tabel 3.8 Hasil validasi pedoman wawancara guru No. Instrumen Penelitian Validator

Rata- rata Kategori Dosen I Dosen II

1 Pedoman Wawancara 3.57 2.71 3.14 Layak

Hasil validasi para ahli menujukkan bahwa pedoman wawancara layak untuk digunakan.

e. Lembar Validasi Ahli

(62)

F. Kredibilitas dan Transferabilitas

Hasil penelitian berupa data yang telah dikumpulkan dari lapangan, memerlukan pengecekan data untuk memastikan apakah data yang diperoleh sudah dapat dipercaya dan dapat menjawab rumusan masalah (Tohirin, 2012:71). Kebenaran data penelitian dapat ditentukan dari:

1. Kredibilitas (credibility)

Kredibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran atau keabsahan hasil penelitian dapat mengungkapkan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Strategi untuk menjamin dan meningkatkan kredibilitas hasil penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Ketekunan pengamatan

(63)

peneliti memahami masalah yang diteliti secara menyeluruh dan mendalam, sehingga hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. b. Triangulasi

Menurut Lexy dalam Tohirin (2012:76), Triangulasi berarti membandingkan dan meninjau kembali derajat kepercayaan/kebenaran suatu informasi yang telah diperoleh melalui alat yang berbeda. Melalui triangulasi peneliti dapat mengecek kembali data yang ditemukan dengan jalan membandingkannya dengan sumber, metode dan teori (Tohirin, 2012:74). Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dengan mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data (dokumentasi, observasi, angket dan wawancara). Triangulasi sumber juga dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil penelitian dengan teori yang berkaitan.

2. Tranferabilitas (transferability)

(64)

hanya melihat transferabilitas sebagai kemungkinan. Transferabilitas bergantung pada orang yang ingin mentransfer hasil penelitian pada konteks yang berbeda, orang tersebut bertanggung jawab untuk membuat keputusan tentang bagaimana transfer dilakukan sesuai dengan situasi atau keadaan masing-masing (Emzir, 2010:80). Dari penjelasan di atas, tingkat transferabilitas hasil penelitian tentang implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika materi pembagian kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang, yaitu dapat diterapkan di tempat lain, selama sesuai dengan permasalahan dan keadaan yang ada.

G. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut.

1. Data Kuantitantif

Data kuantitatif diperoleh dari lembar validasi ahli, lembar observasi, hasil tes siswa, dan hasil analisis angket. Berikut adalah pedoman penghitungan skor yang digunakan.

a. Lembar validasi ahli

Lembar validasi dihitung dengan menggunakan rumus:

Skor akhir =

(65)

Tabel 3.9 Klasifikasi hasil validasi ahli

Skor Akhir Klasifikasi

3.25 < χ ≤ 4.00 Sangat Baik (SB) 2.50< χ ≤ 3.25 Baik (B)

1.75 < χ ≤ 2.50 Cukup (C) 1.00 ≤ χ ≤1.75 Kurang (K) χ = skor akhir hasil validasi

Klasifikasi yang digunakan diadaptasi dari klasifikasi dalam buku Widoyoko (2014:144).

b. Lembar observasi dan hasil tes siswa

Lembar observasi dan hasil tes siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

Skor akhir =

Skor yang telah didapat dihitung dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.10 Kriteria penilaian observasi dan hasil tes

Nilai Keterangan

81 – 100 Sangat tinggi

61 - 80 Tinggi

41 - 60 Cukup

21 - 40 Rendah

0 - 20 Sangat rendah

Kriteria penilaian di atas diadaptasi dari disertasi oleh Setiani (2011:4).

c. Hasil analisis angket

Penghitungan hasil angket dilakukan dengan menggunakan rumus:

Skor akhir =

(66)

Klasifikasi hasil penilaian angket yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.11 Klasifikasi hasil angket motivasi belajar siswa

Skor Akhir Klasifikasi

4.20 < χ ≤ 5.00 Sangat Tinggi

3.40 < χ ≤ 4.20 Tinggi

2.60 < χ ≤ 3.40 Cukup 1.80 < χ ≤ 2.60 Kurang 1.00 ≤ χ ≤ 1.80 Sangat Kurang χ = skor akhir angket

Klasifikasi yang digunakan mengikuti aturan dari klasifikasi penilaian oleh Widoyoko (2014:144).

2. Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Transkripsi Data

Dalam tahap ini, hasil perekaman video dan rekaman wawancara ditranskripsikan serta mendeskripsikan observasi pembelajaran yang telah dilakukan. Transkripsi video menyajikan kembali segala sesuatu yang terjadi selama dalam proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan ke dalam bentuk narasi tertulis. Transkripsi wawancara menyajikan percakapan yang terjadi selama wawancara dengan guru ke dalam bentuk narasi tertulis (Emzir, 2014:73). Deskripsi observasi pembelajaran menyajikan deskripsi hasil observasi yang telah dilakukan selama pembelajaran.

(67)

Topik data merupakan kumpulan bagian data yang mengandung makna yang sedang diteliti. Interpretasi data dari hasil transkripsi data dilakukan untuk menentukan topik-topik data. Data yang memiliki kandungan yang sama atau hampir sama dijadikan satu topik, sedangkan kandungan makna yang berbeda menjadi sebuah topik baru.

3. Penentuan Kategori Data

Penentuan kategori data dilakukan dengan membandingkan topik-topik data satu sama lain. Kategori data adalah gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang terkandung dalam sekelompok topik data (Purwitaningsih, 2014:55).

4. Penarikan Kesimpulan

(68)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Implementasi Alat Peraga Pembagian Berbasis Metode

Montessori

Implementasi alat peraga pembagian berbasis metode Montessori pada pembelajaran matematika kelas II SD Kanisius Kenalan Magelang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 27 dan 28 Januari 2016 serta tanggal 3 dan 4 Februari 2016. Deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama empat pertemuan tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Januari 2016 dengan alokasi waktu 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran dimulai pada pukul 07.40 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Materi pembelajaran yang disampaikan adalah pembagian bilangan dua angka tanpa menukar. Guru memulai pembelajaran dengan menyapa siswa. Guru membagikan LKS pada siswa. Guru menanyakan pada siswa tentang materi pembelajaran minggu lalu. Siswa menjawab guru bahwa minggu lalu materi pelajaran yang dipelajari adalah perkalian. Siswa kemudian menyanyikan lagu

(69)

yang telah dinyanyikan dan menyampaikan pada siswa materi pelajaran yang akan dipelajari. Guru memberitahu siswa bahwa mereka akan belajar pembagian dengan menggunakan alat peraga.

Guru memastikan siswa sudah duduk bersama kelompoknya masing-masing. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok berisi tiga sampai empat orang siswa. Siswa diminta mengambil alat peraga yang disediakan di depan kelas. Siswa membuka alat peraga dan melihat-lihat alat peraga. Guru mengkondisikan siswa dan mengarahkan siswa untuk memperhatikan penjelasan guru. Guru memperkenalkan alat peraga kepada siswa. Siswa diberi contoh soal pembagian oleh guru. Siswa diarahkan untuk menghitung soal menggunakan alat peraga. Guru menuliskan soal pada papan tulis. Siswa menghitung soal yang diberikan dan guru berkeliling kelas untuk membantu mengarahkan siswa.

(70)

guru berkeliling untuk melihat kinerja siswa dalam kelompok. Siswa bertanya kepada guru mengenai cara menghitung soal pembagian menggunakan alat. Guru berkeliling untuk membantu mengarahkan siswa memecahkan soal dengan menggunakan alat. Guru menjelaskan kembali cara menghitung pembagian menggunakan alat peraga, karena masih ada siswa yang kesulitan menggunakan alat peraga. Siswa kemudian melanjutkan mengerjakan soal setelah melihat contoh yang diberikan oleh guru.

Guru kembali berkeliling dan membantu mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal pada LKS kemuudian mengecek jawaban dengan kartu sesuai dengan arahan guru. Seusai mengecek jawaban, siswa membereskan alat peraga yang telah digunakan. Siswa mengembalikan alat peraga ke depan kelas. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan kepada guru. Guru menutup pembelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk berdoa. Siswa berdoa bersama. Setelah berdoa siswa memasuki jam istirahat. Guru dan siswa saling mengucapkan salam. b. Pertemuan II

(71)

salam kepada siswa. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Siswa diarahkan untuk mengambil alat peraga yang ada di depan kelas. Guru memberitahukan pada siswa materi yang akan dipelajari.

Guru membagikan LKS pada seluruh siswa. Setelah LKS dibagikan, siswa diajak untuk bermain tepuk bersama. Siswa mengikuti permainan tepuk bersama guru. Siswa kemudian membuka alat peraga dan mengambil kartu yang ada di dalam kotak sesuai dengan arahan guru. Siswa diberi contoh soal dalam bentuk cerita. Siswa mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru. Guru menanyakan kepada siswa mengenai soal yang telah dibacakan.

Siswa menyederhanakan soal cerita sesuai dengan arahan guru. Setelah menyederhanakan soal, siswa diminta untuk menghitung soal tersebut menggunakan alat peraga. Siswa menghitung soal menggunakan alat peraga dan siswa yang masih mengalami kesulitan bertanya kepada guru. Guru membantu mengarahkan siswa yang kesulitan. Siswa mengeluhkan bahwa mereka ingin segera menyelesaikan pembelajaran di kelas karena ingin bergabung dengan kelas I yang sedang mengikuti kegiatan dari pihak luar sekolah, yaitu oleh mahasiswa KKN yang memutarkan film di kelas I.

(72)

menemukan jawaban mengecek dengan kartu. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada pada LKS.

Guru mengarahkan siswa untuk membacakan soal cerita dan menyederhanakannya. Siswa mengajukan diri untuk membacakan soal cerita secara bergiliran. Siswa menyederhanakan soal cerita secara bersama-sama. Guru menuliskan soal yang telah disederhanakan di papan tulis. Siswa menulis soal yang telah disederhanakan pada LKS dan menjawab soal tersebut. Siswa mengerjakan soal latihan dengan menggunakan alat peraga dalam kelompok. Guru berkeliling melihat kinerja siswa. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. Guru berkeliling dan mengarahkan siswa yang memiliki kesulitan dalam memecahkan soal.

Gambar

Tabel 3.1 Hasil validasi ahli instrumen pembelajaran
Tabel 3.4 Hasil validasi angket motivasi belajar siswa
Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar siswa
Tabel 3.6 Hasil validasi lembar observasi motivasi belajar siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari Penelitian ini adalah Sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap system pencatatan manual yang ada saat ini, serta memberikan efisiensi kerja terhadap

Pengembangan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tason jokainen suora a jakaa tason muut pisteet täsmälleen kahteen joukkoon, joilla on seuraavat ominaisuudet: i Jos pisteet A ja B, jotka eivät kuulu suoraan a, kuuluvat

Penentuan umur simpan produk pangan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode Extended Storage Studies (ESS) dan Accelerated Storage Studies (ASS). ESS atu

Sedangkan CAR di BPR BKK Ungaran awal merger minus 2,03 persen hal tersebut terjadi karena modal habis untuk menutup kerugian karena kredit macet dan kekurangan PPAP, tetapi

Surat Izin Usaha Kelautan yang selanjutnya disingkat SIUK adalah izin tertulis yang harus dimiliki oleh perorangan atau badan untuk melakukan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan

Simulasi sistem antar modem konfigurasi yang ditunjukkan pada jika dikondisikan pada kondisi ad hoc , jika node 1 akan menghubungi node 3 yang tidak dalam

Dengan banyaknya luas lahan yang menjadi objek PBB dan dimiliki oleh wajib pajak serta tingginya nilai jual tanah yang menyebabkan NJOP dari PBB menjadi lebih besar, maka