• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur menggunakan media pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori pada materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur menggunakan media pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori pada materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman"

Copied!
264
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD KANISIUS CONDONGCATUR MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS METODE MONTESSORI PADA MATERI PERTUMBUHAN BIJI MENJADI TANAMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Nurma’rufi Anifathul Munawaroh NIM: 151134214. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas selesainya pembuatan skripsi ini. Tentunya, dalam pembuatan skripsi ini banyak pihak yang selalu mendukung penulis. Untuk itu dengan rasa bangga penulis persembahkan skripsi ini kepada: 1.. Allah SWT yang selalu menolong dan memberikan petunjuk serta kemudahan dalam setiap langkah pembuatan skripsi ini.. 2.. Kedua orang tua, Bapak Suparno dan Ibu Semiyati yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa sehingga pembuatan skripsi ini dapat terselesaikan.. 3.. Kedua adik, Miftaqul Janatunaim dan Sela Nur Hibathul Zubaidah yang selalu memberikan semangat dan doa selama proses pembuatan skripsi ini.. 4.. Sahabat dan teman-teman yang selalu menemani dan memberikan semangat dalam setiap proses pembuatan skripsi.. 5.. SD Kanisius Condongcatur yang sudah bersedia bekerjasama dalam pengambilan data skripsi.. 6.. Teman-teman satu payung yang sudah bekerjasama dalam penyusunan skripsi ini.. 7.. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan 2015 yang sudah berdinamika bersama selama berkuliah di PGSD Sanata Dharma.. 8.. Almamater PGSD Universitas Sanata Dharma.. 9.. Segala pihak yang sudah mendukung dan membantu dalam setiap proses pembuatan skripsi ini.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” ( QS. Al- Baqarah: 286). “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Q.S Az-Zalzalah: 7-8). “Bisa, asal mau berusaha dan berdoa” (Nurma’rufi Anifathul Munawaroh). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD KANISIUS CONDONGCATUR MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS METODE MONTESSORI PADA MATERI PERTUMBUHAN BIJI MENJADI TANAMAN Nurma’rufi Anifathul Munawaroh Universitas Sanata Dharma 2019 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA pada siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar dan 2) meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan McTaggart. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 19 siswa. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Instrumen dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, lembar observasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal 68,94 meningkat menjadi 76,26 pada siklus I dan meningkat menjadi 86,42 pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 10,16. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat dari kondisi awal 47,36% menjadi 73,68% pada siklus I dan meningkat menjadi 89,47% pada siklus II. Persentase peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 15,79%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi pertumbuhan biji menjadi tanaman dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur tahun ajaran 2018/ 2019 semester ganjil. Kata kunci: hasil belajar, media pembelajaran berbasis metode Montessori. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF THIRD GRADE STUDENTS ELEMENTARY SCHOOL OF KANISIUS CONDONGCATUR LEARNING OUTCOME USING NATURAL SCIENCE LEARNING MEDIA BASED MONTESSORI METHOD THE GROWTH OF SEEDS INTO PLANTS Nurma'rufi Anifathul Munawaroh Sanata Dharma University 2019 The background of this research is the low learning results onstudy of science on third grade students of SD Kanisius Condongcatur. This research aims to 1) describe the efforts of improvement students learning outcomes and 2) improve the learning outcomes of third grade students of SD Kanisius Condongcatur using natural science learning media based on the Montessori Method the growth of seed into plants. The researcher used Classroom Action Research models Kemmis and McTaggart. The subjects were 19 third grade students. The research object was students learning of natural science. The instruments in this research are interview guidelines, observation checklist, and test. The data analysis technique used in this research was quantitative. The results showed that the average value of student learning from 68.94 increased to 76.26 in the first cycle and increased to 86.42 in the second cycle. The increase in the average value from cycle I to cycle II is 10.16. The percentage of students who reached the average value increased from 47.36% to 73.68% in the first cycle and increased to 89.47% in the second cycle. The percentage increase in learning outcomes from cycle I to cycle II is 15.79%. Based on the research results, it shows that using science learning media based on the Montessori method the growth of seed into plants in odd semester 2018/ 2019 can improve the learning outcomes of third grade students of SD Kanisius Condongcatur. Keywords: learning results, Montessori-based instructional media. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Kanisius Condongcatur Menggunakan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Pada Materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini sangat melibatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak: 1.. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama pembuatan skripsi ini hingga selesai.. 2.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 3.. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.. 4.. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.. 5.. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing 1 dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing 2 yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi selama pembuatan skripsi.. 6.. Segenap dosen dan karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi.. 7.. P. Rukun Triandari, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Condongcatur yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD tersebut.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8.. Ratna Puspitasari, S.Pd dan Margaritha Vivin W., S.Pd selaku guru kelas III dan guru kelas VI SD Kanisius Condongcatur yang telah membantu validasi instrumen penelitian dan membimbing selama pelaksanaan penelitian skripsi ini.. 9.. Siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur yang telah membantu sebagai subjek penelitian skripsi ini.. 10. Kedua orangtua, Bapak Suparno dan Ibu Semiyati yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta selalu mendoakan. 11. Kedua adik, Miftaqul Janatunaim dan Sela Nur Hibathul Zubaidah yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat selesai. 12. Sahabat selama berkuliah di PGSD Universitas Sanata Dharma (Siska, Clara, Dona, Ike, Gratia, Nimas dan Angel) yang selalu memberikan semangat. 13. Sahabat terkasih (Deni, Chamdan, Azhilla, Mahayu, Siti ika, Zulaika, Delti, Yanti, Latifah dan Endah Nurul) yang selalu mendengar keluh kesah dan memberikan semangat serta motivasi. 14. Teman payung penelitian tindakan kelas (Antonia, Prita, Sekar, Elza, Vina, Sindhi, Uni, Melvina, dan Ayu) yang telah berproses bersama dan saling memberi semangat selama pembuatan skripsi ini. 15. Teman PPL SD Kanisius Condongcatur ( Galih, Bela, Bruder Mikael, Mbak Villa, Dona, dan Ike) yang selalu memberikan semangat dan doa.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv. HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................... vii. ABSTRAK ........................................................................................................ viii. ABSTRACT ........................................................................................................ ix. KATA PENGANTAR ...................................................................................... x. DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii. DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii. DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix. BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1. A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1. B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9. C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9. D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10 E. Definisi Operasional ............................................................................. 11 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12. A. Kajian pustaka ....................................................................................... 12 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Hasil Belajar...................................................................................... 12 2. Media Pembelajaran.......................................................................... 17 3. Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori ................... 24 4. Hakikat IPA ...................................................................................... 32 5. Materi Pembelajaran Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman.............. 35 6. Teori Perkembangan Anak ............................................................... 40 B. Hasil penelitian yang relevan ................................................................ 43 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 50 D. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 53 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 54. A. Jenis Penelitian...................................................................................... 54 B. Setting Penelitian .................................................................................. 59 C. Persiapan ............................................................................................... 62 D. Rencana Setiap Siklus........................................................................... 63 1. Siklus I ................................................................................................ 63 2. Siklus II ............................................................................................... 65 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 67 1. Tes ....................................................................................................... 67 2. Non Tes ............................................................................................... 68 F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 69 1. Instrumen Tes ...................................................................................... 70 2. Instrumen Non Tes .............................................................................. 74 G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................. 78 1. Uji Validitas ........................................................................................ 78 2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 89. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. H. Teknik Analisis Data............................................................................. 91 I. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 92 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 94. A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 94 1. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Pada Materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman .................................................................................................. 94 2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Pada Materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman .................................................................................................. 115 B. Pembahasan ........................................................................................... 122 1. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Pada Materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman .................................................................................................. 123 2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Pada Materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman .................................................................................................. 131 BAB V PENUTUP........................................................................................... 144. A. Kesimpulan ........................................................................................... 144 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 145 C. Saran ................................................................................................... 145 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 147. LAMPIRAN ...................................................................................................... 150. DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 253. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3. 1. Jadwal Penelitian ....................................................................... 61. Tabel 3. 2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator ........... 71. Tabel 3. 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Pada Siklus I ........................................ 72. Tabel 3. 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Pada Siklus II ....................................... 73. Tabel 3. 5. Instrumen Pedoman Observasi .................................................. 75. Tabel 3. 6. Instrumen Pedoman Wawancara ............................................... 76. Tabel 3. 7. Instrumen Dokumentasi............................................................. 77. Tabel 3. 8. Standar Penilaian ....................................................................... 79. Tabel 3. 9. Hasil Uji Validitas Isi RPP Siklus I ........................................... 80. Tabel 3. 10. Hasil Uji Validitas Isi RPP Siklus II ......................................... 80. Tabel 3. 11. Hasil Uji Validitas Isi Soal Evaluasi ......................................... 81. Tabel 3. 12. Hasil Uji Validitas Isi Lembar Observasi .................................. 82. Tabel 3. 13. Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Evaluasi oleh Ahli .............. 84. Tabel 3. 14. Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Evaluasi Pada Siklus I ........ 85. Tabel 3. 15. Soal Evaluasi Pada Siklus I ....................................................... 86. Tabel 3. 16. Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Evaluasi Pada Siklus II ....... 87. Tabel 3. 17. Soal Evaluasi Pada Siklus II ...................................................... 88. Tabel 3. 18. Kriteria Reliabilitas ................................................................... 90. Tabel 3. 19. Hasil Uji Reliabilitas Soal ......................................................... 90. Tabel 3. 20. Rumus Menghitung Nilai Siswa ................................................ 91. Tabel 3. 21. Rumus Menghitung Rata-rata Kelas ......................................... 92. Tabel 3. 22. Rumus Persentase Ketuntasan Siswa ........................................ 92. Tabel 3. 23. Indikator Keberhasilan .............................................................. 93. Tabel 4. 1. Data Nilai Hasil Belajar Siklus I .............................................. 116. Tabel 4. 2. Data Nilai Hasil Belajar Siklus II ............................................. 118. Tabel 4. 3. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa................................... 119. Tabel 4. 4. Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa......................................... 121. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2. 1 Replika media pertumbuhan biji kacang hijau .......................... 29. Gambar 2. 2 Replika media pertumbuhan biji jagung.................................... 29. Gambar 2. 3 Kartu pertumbuhan biji kacang hijau ........................................ 30. Gambar 2. 4 Kartu pertumbuhan biji jagung .................................................. 30. Gambar 2. 5 Tahap pertumbuhan tanaman kacang hijau ............................... 38. Gambar 2. 6 Tahap pertumbuhan tanaman jagung......................................... 38. Gambar 2. 7 Bagan penelitian yang relevan................................................... 49. Gambar 3. 1 Alur Desain PTK Kemmis dan McTaggart ............................... 59. Gambar 4. 1 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa .......... 120 Gambar 4. 2 Grafik Peningkatan Persentase Siswa Yang Mencapai KKM .. 120. xviii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.. Surat Izin Penelitian ................................................................. 151. Lampiran 2.. Surat Pelaksanaan Penelitian .................................................... 152. Lampiran 3.. RPP Siklus I.............................................................................. 153. Lampiran 4.. RPP Siklus II ............................................................................ 172. Lampiran 5.. LKS Siklus I ............................................................................. 205. Lampiran 6.. LKS Siklus II ............................................................................ 207. Lampiran 7.. Soal Evaluasi Siklus I ............................................................... 209. Lampiran 8.. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ..................................... 210. Lampiran 9.. Soal Evaluasi Siklus II.............................................................. 211. Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II .................................... 212 Lampiran 11. Hasil Validasi Isi RPP Siklus I ................................................. 213 Lampiran 12. Hasil Validasi Isi RPP Siklus II................................................ 215 Lampiran 13. Hasil Validasi Isi dan Validasi Konstruk Soal Evaluasi Siklus I 217 Lampiran 14. Hasil Validasi Isi dan Validasi Konstruk Soal Evaluasi Siklus II 223 Lampiran 15. Hasil Validasi Isi Instrumen Observasi .................................... 227 Lampiran 16. Data Validasi Soal Evaluasi Siklus I ........................................ 231 Lampiran 17. Hasil Perhitungan SPSS Soal Evaluasi Siklus I ....................... 232 Lampiran 18. Data Validasi Soal Evaluasi Siklus II ....................................... 234 Lampiran 19. Hasil Perhitungan SPSS Soal Evaluasi Siklus II ...................... 235 Lampiran 20. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus I............................. 237 Lampiran 21. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus II ........................... 238 Lampiran 22. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa LKS Siklus I............................ 239 Lampiran 23. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa LKS Siklus II .......................... 241 Lampiran 24. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus I ............. 243 Lampiran 25. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Soal Evaluasi Siklus II ............ 244 Lampiran 26. Data Kondisi Awal ................................................................... 245 Lampiran 27. Data Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 246 Lampiran 28. Data Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 247. xix.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 29. Laporan Hasil Wawancara ....................................................... 248 Lampiran 30. Laporan Hasil Observasi .......................................................... 249 Lampiran 31. Laporan Hasil Dokumentasi ..................................................... 250 Lampiran 32. Foto-foto Selama Kegiatan Penelitian ...................................... 251. xx.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Bagian-bagian dari bab I dijelaskan sebagai berikut :. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hak asasi semua orang, hal ini tercantum secara eksplisit dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alenia keempat yang berisi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Hamdani (2011: 21) pendidikan merupakan sebuah sistem untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif sehingga memiliki kekuatan spriritual, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya dan lingkungan masyarakat. Pendidikan juga tidak terlepas dari kegiatan belajar pada siswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang belum dimiliki, sehingga manusia menjadi mengetahui, memahami dan melakukan tentang sesuatu menurut Fudyartanto (dalam. 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 15). Kegiatan belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa pada suatu sekolah tentunya menghasilkan suatu hasil belajar. Menurut Majid (2014: 27) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar inilah yang biasanya menjadi tolok ukur dalam mengetahui pemahaman siswa dalam menguasai pembelajaran yang sudah disampaikan guru. Dewasa ini, kegiatan pembelajaran lebih memfokuskan pada penguasaan materi pelajaran yang menuntut siswa untuk belajar secara hafalan serta kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seharusnya dalam kegiatan belajar diperlukan pembelajaran yang nyata/. konkret. dengan. penggunaan. media. pembelajaran,. sehingga. memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Salah satu mata pelajaran yang memerlukan pembelajaran konkret adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini didukung oleh Hayat dan Yusuf (2010: 50) yang mengemukakan bahwa IPA memiliki arti yang luas, bukan sekedar memahami pengetahuan IPA, melainkan juga proses IPA, serta menerapkan semua pengetahuan, pemahaman serta keterampilannya dalam situasi nyata. Tentunya melalui pembelajaran IPA yang disampaikan dengan nyata dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa di sekolah. Namun hasil belajar siswa di Indonesia masih tergolong rendah khususnya dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA yang masih rendah juga terjadi pada mata pelajaran IPA dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. (KTSP) di kelas III SD Kanisius Condongcatur, tentang kompetensi dasar 1.3 Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga). Siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur masih mengalami kesulitan pada materi tersebut, terutama pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru kelas III SD Kanisius Condongcatur pada tanggal 20 Oktober 2018, kurangnya hasil belajar siswa dikarenakan banyaknya materi IPA yang harus diajarkan pada siswa sehingga guru mengalami kekurangan waktu dan berpengaruh pada siswa yang sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu kurangnya ketersediaan media pembelajaran IPA di sekolah, mengharuskan guru menggunakan media pembelajaran seadanya dan terbatas dalam proses belajar mengajar. Guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam menyampaikan materi, dengan bantuan media pembelajaran elektronik berupa gambar atau video, serta benda di sekitar lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran dengan alasan lebih praktis dan mudah digunakan. Hal ini diperkuat dari hasil observasi yang dilaksanakan peneliti selama proses pembelajaran IPA berlangsung. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 20 Oktober 2018 pada kelas III SD Kanisius Condongcatur, saat kegiatan pembelajaran di kelas guru banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selama proses pembelajaran menggunakan metode ceramah tersebut, guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan bahasa verbal..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, hal ini yang mengakibatkan kebosanan pada beberapa siswa. Terdapat 9 dari 19 siswa, dengan persentase 47,36% yang tidak memperhatikan saat kegiatan belajar berlangsung, beberapa siswa tersebut ada yang mengganggu siswa yang lain, berbicara dengan teman sebangku, bermain gunting, menggambar dan sering meminta izin untuk minum. Selain itu siswa cenderung menjadi pasif, hal ini terlihat dari guru yang melakukan kegiatan tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Terdapat 6 dari 19 siswa dengan persentase 31,57% yang dapat menjawab pertanyaan dari guru, selebihnya siswa diam tidak ikut memberikan jawaban. Permasalahan tersebut didasari karena siswa yang belum memahami materi yang disampaikan oleh guru serta kurangnya penggunaan media pembelajaran yang nyata dalam kegiatan belajar. Sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Tentunya dari ketidaktertarikan ini berakibat pada siswa yang sulit memahami materi sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang rendah. Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari hasil Penilaian Tengah Semester IPA kelas III SD Kanisius Condongcatur semester 1 tahun ajaran 2017/ 2018 hingga 2018/ 2019 menunjukkan hasil Penilaian Tengah Semester dari beberapa siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang sudah ditentukan oleh sekolah sebesar 70. Hasil Penilaian Tengah Semester IPA kelas III SD Kanisius Condongcatur semester 1 tahun ajaran 2017/ 2018 menunjukkan rata-rata kelas 70,13. Terdapat 11.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. dari 30 siswa dengan persentase 36,67% yang tidak mencapai KKM dan siswa yang mencapai KKM terdapat 19 siswa dengan persentase 63,33%. Pada hasil Penilaian Tengah Semester IPA kelas III SD Kanisius Condongcatur semester 1 tahun ajaran 2018/ 2019 menunjukkan rata-rata kelas 68,94. Terdapat 10 dari 19 siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 52,63%. Sedangkan siswa yang mencapai KKM berjumlah 9 siswa dengan persentase 47,36%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur pada mata pelajaran IPA masih rendah dan perlu adanya perbaikan agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan data tersebut, peneliti menentukan kondisi awal dari hasil Penilaian Tengah Semester IPA kelas III SD Kanisius Condongcatur semester 1 tahun ajaran 2018/ 2019. Kondisi awal yang menjadi acuan penelitian ini adalah: nilai rata-rata sebesar 68,94. Persentase siswa mencapai KKM sebesar 47,36% dan persentase siswa tidak mencapai KKM sebesar 52,63%. Permasalahan tersebut tentunya diperlukan upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa di SD Kanisius Condongcatur, dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Solusi yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan proses belajar. Menurut Jalunis dan Ambiyar (2016: 2) penggunaan media memiliki fungsi sebagai perantara pesan-pesan pembelajaran. Media yang tepat sesuai dengan tujuan mampu meningkatkan pengalaman pembelajaran sehingga mempertinggi hasil.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. pembelajaran. Sudjana dan Rivai (dalam Jalinus dan Ambiyar, 2016: 7) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena proses pembelajaran lebih menarik; (ii) makna bahan pembelajaran lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan terjadinya pencampaian tujuan pembelajaran; (iii) metode mengajar lebih bervariasi, tidak hanya melalui komunikasi verbal lewat kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, baik mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Sejalan dengan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, siswa masa sekolah dasar usia 7 - 11 tahun termasuk dalam tahap operasional. konkret.. Menurut. Piaget. (dalam. Meggitt,. 2013:. 164). mendeskripsikan bahwa siswa mulai berpikir logis dengan kemampuan mengimajinasikan secara konkret. Dalam tahapan ini konkret disebut karena didasarkan pada orang-orang, tempat, dan benda-benda nyata yang ada di lingkungan sekitar siswa. Dengan adanya penggunaan benda-benda atau media pembelajaran yang nyata tentunya menunjang proses pembelajaran bagi siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Media pembelajaran berbasis metode Montessori merupakan media pembelajaran yang memiliki ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual (Montessori, 2002: 170-176). Media.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. pembelajaran yang diciptakan oleh Montessori tersebut, menjadi bagian penting dalam kegiatan belajar siswa di mana media pembelajaran atau benda konkret yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan siswa serta dapat membantu siswa dalam proses belajar. Maka dari itu, siswa perlu menggunakan benda konkret atau media pembelajaran yang mendukung sehingga siswa dapat berproses dan mengalami langsung proses belajar agar siswa tidak kesulitan dalam memahami suatu materi pelajaran. Pada tahun 2017, Utami sudah melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil sangat baik dengan dengan skor rerata sebesar 3,9. Siswa dapat menggunakan dan mengamati langsung media pembelajaran berbasis metode Montessori tersebut, tentunya siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Media tersebut juga sudah memenuhi kriteria dari media Montessori, serta sesuai dengan kebutuhan media pembelajaran siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur dalam materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Mengingat penggunaan media pembelajaran atau benda-benda konkret dapat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar, untuk itu penelitian ini menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman yang sudah dikembangkan oleh Utami (2017). Media tersebut berupa replika tahapan pertumbuhan biji kacang.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. hijau dan biji jagung menjadi tanaman, beserta kartu-kartu tahapan pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung tersebut. Pada tahun 2018, Puspaningtyas. juga. melakukan. penelitian. yang. menjelaskan. bahwa. penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman berpengaruh terhadap hasil belajar yang didapatkan siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil pengaruh perlakuan dengan persentase 32,7% yang berarti memiliki efek besar dalam hasil belajar yang didapatkan siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Kanisius Condongcatur pada semester 1 tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan subyek 19 siswa. Dengan demikian, penelitian ini berjudul peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yaitu : 1. Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman? 2. Apakah penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dan berguna untuk berbagai pihak, diantaranya adalah bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Dapat menjadi pengalaman belajar bagi siswa menggunakan media pembelajaran materi pertumbuhan biji menjadi tanaman berbasis metode Montessori sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. 2. Bagi guru Dapat memperoleh wawasan mengenai media pembelajaran IPA berbasis metode. Montessori,. sehingga. guru. dapat. menerapkan. dalam. pembelajarannya di kelas dalam upaya peningkatan hasil belajar. 3. Bagi Sekolah Dapat sebagai masukan dalam menerapkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengalaman baru menggunakan media pembelajaran materi pertumbuhan biji menjadi tanaman berbasis metode Montessori yang dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. E. Definisi Operasional 1. Hasil belajar adalah hasil akhir dalam kegiatan belajar siswa yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan penguasaan kompetensi yang telah dilaksanakan siswa dalam aspek kognitif. 2. Media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan oleh guru untuk memudahkan proses penyampaian pengetahuan kepada siswa sehingga kegiatan belajar berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa. 3. Media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori adalah metode pembelajaran yang menekankan kemandirian dan kebebasan belajar siswa serta memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction, dan autoeducation, dan konstektual. 4. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam berupa kenyataan atau kejadian termasuk di bumi sehingga terbentuk suatu konsep dan prinsip. 5. Pertumbuhan biji menjadi tanaman adalah bertambahnya ukuran dari biji hingga menjadi tanaman, ditandai dengan pertumbuhan tinggi dan besar tanaman, bertambahnya jumlah daun dan ranting, dan tumbuhnya buah dan bunga pada tanaman. 6. Siswa kelas III SD berumur 8 - 9 tahun berada pada masa operasional konkret..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab II ini berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.. A. Kajian pustaka Uraian pada sub bab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun yang menjadi pembahasan peneliti adalah hasil belajar, media. pembelajaran,. media. pembelajaran. IPA. berbasis. metode. Montessori, hakikat IPA, materi pertumbuhan biji menjadi tanaman dan teori perkembangan anak.. 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan capaian autentik kompetensi siswa yang diperoleh dari pembelajaran di kelas baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa (Latip, 2018: 24). Menurut Kunandar (2013: 11) hasil belajar merupakan alat untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, di mana untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi yang telah dilaksanakan. Hal ini dipertegas oleh Gantini dan Suhendar (2017: 2) penilaian hasil belajar diharapkan. 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. dapat memfasilitasi pendidik dan satuan pendidikan dalam membimbing siswa untuk memenuhi kompetensi yang sudah ditetapkan. Hasil belajar menurut Bloom (dalam Kurniawan, 2014: 10) digolongkan menjadi tiga bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang berkaitan dengan ingatan, kemampuan berpikir atau intelektual. Hasil belajar kognitif terdiri dari enam aspek yaitu: 1) pengetahuan; 2) pemahaman; 3) aplikasi; 4) analisis; 5) sintesis; dan 6) evaluasi. Hasil belajar kognitif yang terdiri dari enam aspek tersebut, dijelaskan sebagai berikut: 1) hasil belajar pengetahuan meliputi kemampuan ingatan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, bisa berupa fakta, peristiwa, pengertian, teori, prinsip, dan metode; 2) hasil belajar pemahaman yaitu kemampuan menangkap makna atau arti dari ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari; 3) hasil belajar aplikasi yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah, prinsip, metode; 4) hasil belajar analisis yaitu kemampuan memisahkan, membedakan, merinci bagianbagian, dan hubungan antara; 5) hasil belajar sintesis yaitu kemampuan menyusun seperti karangan, rencana, program kerja; dan 6) hasil belajar evaluasi yaitu kemampuan memberikan pendapat atau menentukan baik tidaknya sesuatu berdasarkan kriteria tertentu (Kurniawan, 2014: 11). Menurut Gantini dan Suhendar (2017: 25) penilaian pengetahuan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tahap penguasaan pengetahuan atau tingkat kecakapan berpikir siswa. Hal ini juga dapat dilaksanakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan siswa dalam aspek.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. penguasaan. pengetahuan. yang. telah. dipelajari.. Hasil. penilaian. pengetahuan ini nantinya memberikan umpan balik bagi guru dan siswa, terutama dalam hal kelemahan penguasaan pengetahuan yang masih dimiliki siswa sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Berdasarkan pemaparan oleh beberapa ahli mengenai pengertian hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir dalam kegiatan belajar siswa yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan penguasaan kompetensi yang telah dilaksanakan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan dan psikomotor. Fokus penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif saja, mengingat hasil belajar siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur yang masih rendah pada mata pelajaran IPA. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Munadi (2013: 24) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor sebagai berikut: 1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu. a. Faktor Fisiologis Secara umum fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan kondisi pancaindera yang baik, dapat membantu dalam proses hasil belajar yang maksimal..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. b. Faktor Psikologis Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi: a. Faktor Lingkungan Lingkungan dapat berupa fisik atau alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu dan kelembapan udara berpengaruh dalam suasana belajar. Selain itu lingkungan sosial dalam belajar juga dapat berpengaruh dalam hasil belajar, oleh karena itu sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar. b. Faktor Instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunanya dirancang sesuai dengan keberadaan hasil belajar, dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu, faktor internal ini terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, faktor ini terdiri faktor lingkungan dan faktor instrumental..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. c. Tujuan Hasil Belajar Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 (dalam Latip, 2018: 27) tentang standar penilaian pendidikan, bahwa tujuan hasil belajar yaitu: 1) penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian ini untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa; 2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, bertujuan untuk menilai pencampaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran; dan 3) penilaian hasil belajar oleh pemerintah, bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran. Menurut Sudjana (dalam Majid, 2014: 28) tujuan penilaian hasil belajar yaitu: 1) mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam mata pelajaran yang dipelajari; 2) mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah; 3) menentukan tindak lanjut hasil penelitian dalam hal perbaikan dan penyempurnaan program pendidikan; 4) memberikan pertanggungjawaban. dari. pihak. sekolah. kepada. pihak. yang. berkepentingan. Menurut Kunandar (2013: 70) tujuan penilaian hasil belajar adalah: 1) melacak kemajuan siswa dalam perkembangan hasil belajar dapat diidentifikasikasi menurun atau meningkat; 2) mengecek ketercapaian kompetensi siswa maka dapat diketahui apakah siswa telah menguasai kompetensi tersebut atau belum; 3) mendeteksi kompetensi yang belum.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. dikuasai oleh siswa sehingga dapat diketahui kompetensi mana yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa; dan 4) menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi siswa sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang masih di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan tujuan hasil belajar yang sudah disampaikan oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan hasil belajar adalah untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajaran, di mana perlu dilaksanakan perbaikan jika masih ada hasil belajar siswa yang kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selain itu, tujuan hasil belajar untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran sehingga dapat dilaksanakan penyempurnaan program pendidikan.. 2. Media Pembelajaran a.. Pengertian Media Pembelajaran Media berdasarkan asal katanya dari bahasa Latin, medium yang berati. perantara. Media dapat diartikan sebagai perantara antara pengirim informasi yang berfungsi sebagai sumber dan penerima informasi (Pribadi, 2017: 15). Dalam proses belajar, media berperan dalam proses penyampaian dan pengiriman pesan atau informasi. Dengan adanya media ini, proses penyampaian pesan dan informasi antara pengirim dan penerima akan berlangsung dengan efektif..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya (Sanjaya, 2012: 61). Sedangkan menurut pendapat Sanaky (2013: 4) bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efesiensi dalam interaksi antara pengajar dan siswa dalam proses belajar di kelas. Menurut Munadi (2013: 7) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Hal ini sejalan dengan Sudjana dan Rivai (2011: 2) bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran dan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan pengertian media pembelajaran oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru untuk memudahkan proses penyampaian pengetahuan kepada siswa sehingga kegiatan belajar berjalan dengan efektif dan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. b. Fungsi Media Pembelajaran Fungsi Media Pembelajaran, penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap pemahaman isi pelajaran, bahwa dengan penggunaan media lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa siswa dalam suasana senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosional dan mental (Jalinus dan Ambiyar, 2016: 7). Menurut Sanaky (2013: 7) media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: 1) menghadirkan objek sebenarnya atau objek langka; 2) membuat duplikasi dari objek sebenarnya; 3) membuat konsep abstrak ke konsep kongkret; 4) memberi kesamaan persepsi; 5) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak; 5) menyajikan ulang informasi secara konsisten; dan 7) memberi suasana belajar yang menyenangkan. Sanjaya. (2012:. 73-75). mengemukakan. penggunaan. media. pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1. Fungsi komunikatif Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan penyampaian komunikasi antara guru dan siswa. 2. Fungsi motivasi Media pembelajaran memudahkan siswa dalam mempelajari materi sehingga meningkatkan gairah siswa dalam belajar..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 3. Fungsi kebermaknaan Dengan penggunaan media pembelajaran. dapat meningkatkan. kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. 4. Fungsi penyamaan persepsi Dengan pemanfaatan media pembelajaran, dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disampaikan oleh guru. 5. Fungsi individualitas Media pembelajaran dapat melayani kebutuhan setiap individu siswa yang memiliki bakat minat dan gaya belajar yang berbeda. Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi untuk membangkitkan semangat belajar bagi siswa sehingga mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Fungsi media pembelajaran dibagi menjadi lima fungsi yaitu, fungsi komunikatif, fungsi motivasi, fungsi kebermaknaan, fungsi penyamaan persepsi, dan fungsi individualitas. Dalam fungsi kebermaknaan inilah penggunaan media pembelajaran berfungsi dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam aspek kognitifnya. c.. Manfaat Media Pembelajaran Pemanfaatan media secara umum menurut Pribadi (2017: 23) terdiri. dari, yaitu: 1) sebagai sarana memperoleh informasi dan pengetahuan; 2) mendukung aktivitas pembelajaran, seperti mempresentasikan atau.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. menyajikan informasi dan pengetahuan; dan 3) sarana motivasi, untuk tujuan. memotivasi. pemanfaatan. media. dapat. digunakan. untuk. memengaruhi sikap, nilai, dan emosi penggunannya. Menurut Sanjaya (2012: 70-72) peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan mengajar, sebab pengetahuan yang disampaikan oleh guru lewat bahasa verbal dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Selain itu, gairah siswa dalam menangkap pesan semakin kurang karena siswa diajak untuk berpikir dalam menghayati pesan yang disampaikan oleh guru. Maka media pembelajaran memiliki manfaat, antara lain : 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu. Peristiwa yang penting atau objek yang langka dapat diabadikan dalam foto, film, video dan audio, kemudian digunakan saat waktu pembelajaran yang diperlukan. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Ada. beberapa. alasan,. mengapa. media. pembelajaran. dapat. mempertinggi hasil belajar siswa. Alasan pertama yang berkenaan dengan manfaaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara lain:.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 1. Pembelajaran. lebih. menarik. perhatian. siswa. sehingga. dapat. menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa, serta siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik. 3. Metode mengajar lebih. bervariasi,. tidak hanya menggunakan. komunikasi verbal melalui penjelasan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan, tetapi siswa juga mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan. Alasan kedua adalah berkenaaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan mulai dari berpikir konkret menuju berpikir abstrak, dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir, sebab melalui media pengajaran hal-hal abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan (Sudjana dan Rivai, 2011: 3). Dari penjelasan manfaat media pembelajaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah sebagai sarana penyampaian materi oleh guru kepada siswa, di mana siswa lebih termotivasi untuk semangat belajar sehingga siswa dapat memahami tujuan pembelajaran dengan baik dan benar. Pemanfaatan media.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. pembelajaran ini tentunya bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa lebih tertarik dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasinya dalam kegiatan belajar. Siswa juga tidak merasa bosan dengan metode pengajaran verbal yang disampaikan oleh guru. Selain itu, pemanfaatan media pembelajaran ini sesuai dengan tahapan berpikir manusia. Melalui pemanfaatan media pembelajaran ini, hal-hal abstrak dapat dikonkretkan, sehingga mempermudah pemahaman siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran. d. Prinsip-prinsip Penggunaan Media dalam Pembelajaran Menurut Sanjaya (2016: 75-77) terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut terdiri dari: 1) media digunakan untuk mempermudah siswa belajar dalam memahami materi pelajaran; 2) media yang digunakan guru harus sesuai dan diarahkan untuk tujuan pembelajaran; 3) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran; 4) media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa; 5) media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efesiensi; 6) media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuann guru dalam mengoperasikannya. Dari beberapa prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran sehingga membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Media pembelajaran.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. yang digunakan juga harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan kondisi siswa, serta efektivitas dan efesiensinya dalam pembelajaran. Media yang mahal belum tentu dapat efektif untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dan media yang murah belum tentu tidak memiliki nilai, jadi penggunaan media. yang. digunakan. oleh. guru. dalam. pembelajaran. harus. memperhatikan efektivitas penggunaanya. Selain itu, guru juga harus mampu dalam pengoperasian penggunaan media pembelajaran tersebut demi tercapainya tujuan pembelajaran kepada siswa. Berdasarkan prinsipprinsip. penggunaan. media. dalam. pembelajaran. tersebut,. media. pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori yang memiliki efektivitas dan efesiensinya dalam kegiatan pembelajaran siswa.. 3. Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori a. Sejarah Mengenai Metode Montessori Maria Montessori lahir pada 31 Agustus 1870 di Chiaravalle, Ancona, Italia. Meninggal saat usia 81 tahun pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwijk, Belanda. Montessori adalah seorang pendidik, ilmuwan, dokter wanita pertama di Italia. Maria Montessori membuat sebuah kontribusi yang signifikan pada teori dan praktik pendidikan, khususnya pada pendidikan usia dini. Pengamatan pertama dari Montessori adalah pada anak-anak yang mengalami gangguan mental. Montessori berhasil melatih anak-anak untuk mencapai kemandirian, kemudian mengalihkan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. pengamatannya pada anak-anak normal. Di mana bahan-bahan yang digunakan dapat digunakan untuk mendidik diri mereka sendiri (Gutek, 2013: 70). Penekanan Montessori pada pengamatan klinis mengantarnya pada salah satu prinsip pendidikan yang paling penting, yaitu kebebasan anakanak untuk beraksi mencapai pertumbuhan dan perkembangan mereka sendiri. Montessori menjelaskan kebebasan anak berarti kebebasan untuk beraktivitas dalam sebuah lingkungan yang tertruktur. Kebebasan seorang anak merupakan sebuah cara dan sarana dalam mengkaji anak untuk memberi informasi kepada sang pendidik. Sehingga pendidik dapat menggunakan informasi tersebut untuk merancang sebuah lingkungan pembelajaran. yang. menyediakan. bahan-bahan. dan. kesempatan-. kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungan tersebut dengan cara yang edukatif (Gutek, 2013: 71). Menurut Montessori, tugas utama pendidik adalah mendidik siswa menjadi baik. Kebaikan itu sebagai nilai moral yang berisi rasa penuh tanggung jawab dan rasa disiplin. Disiplin dengan kebebasan sehingga siswa melakukan kegiatan pembelajaran untuk kebaikan. Pendekatan pendidikan yang tepat harus memberi kebebasan pada siswa dan membantu menyingkirkan penghalang dalam kegiatan belajar. Tujuan pokok metode Montessori adalah membuat siswa mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Oleh karena itu, dalam pendekatan Montessori hampir tidak pernah ditemukan hukuman. Hukuman yang diberikan hanya.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. mengisolasi siswa untuk tidak bergerak dan tidak melakukan apa pun (Mangini, 2013: 53-54). Prinsip Montessori bahwa siswa mengalami masa kruasial dalam perkembangannya, disebut “periode-periode sensitif”. Dalam periode ini, siswa dalam keadaan siap untuk kegiatan pembelajaran tertentu, misalnya pelatihan indra dan pembelajaran bahasa, dan juga pelatihan keterampilan motorik dan kemampuan adaptasi sosial. Untuk membantu perkembangan siswa selama dalam periode-periode sensitif ini, siswa disediakan bahanbahan pembelajaran yang bersifat mengoreksi-diri yang dapat mereka pilih sendiri. Penggunaan bahan-bahan pembelajaran yang bersifat mengoreksidiri, didasarkan bahwa siswa akan mencapai disiplin-diri dan kemandirian jika mereka memiliki kesempatan untuk menyadari kesalahan mereka sendiri dan mengulang semua tugas tertentu hingga mereka menguasai tugas tersebut dengan baik (Gutek, 2013: 26-27). Montessori (dalam Mangini, 2013: 51) menyimpulkan bahwa: 1) semakin menantang materi pembelajaran melalui media pembelajaran yang disiapkan dengan pengendali kesalahan yang ada dalam media pembelajaran tersebut, maka semakin materi itu menarik bagi siswa; 2) siswa melakukan kegiatan karena tertarik pada keinginan menaklukkan materi pembelajaran tersebut; 3) pendidikan harus mengikuti perilaku alami siswa dan menyiapkan lingkungan yang bisa mendorong kegiatan spontan belajar siswa. Dari penjelasan beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. adalah metode pembelajaran yang menekankan kemandirian dan kebebasan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan menciptakan kedisiplinan serta percaya diri pada siswa. b. Karakteristik Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori Montessori (2001: 170-176) menjelaskan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori ini memiliki ciri khusus. Ciri khusus tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction (ada pengendali kesalahan), auto-education (membangun kemandirian), dan kontekstual. Ciri yang pertama adalah menarik, media ini dirancang semenarik mungkin baik dari bentuk maupun warnanya agar siswa tertarik untuk memegang, meraba, dan menggunakannya sehingga dapat menambah minat siswa dalam belajar. Ciri yang kedua bergradasi, media memiliki gradasi rangsangan yang berkaitan dengan bentuk, warna, dan sesuai dengan usia perkembangan siswa (Montessori, 2001: 174-175). Ciri yang ketiga auto-correction, media yang dibuat memiliki pengendali kesalahan. Pengendali kesalahan ini agar siswa dapat mengetahui sendiri apakah aktivitas yang dilaksanakannya sudah benar atau belum, tanpa meminta bantuan orang lain untuk mengoreksi (Montessori, 2002: 171). Hal ini sejalan dengan pendapat Mangini (2013: 54). media. pembelajaran. yang. didesain. disebut. sebagai. media. pembelajaran yang di dalamnya memiliki unsur pengendali kesalahan..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Tanpa ada orang lain yang mengoreksi, media pembelajaran tersebut sudah mampu menjawab letak kesalahan siswa. Ciri keempat adalah auto-education, semua media pembelajaran diciptakkan untuk menumbuhkan kemandirian siswa dalam kegiatan belajar tanpa bantuan orang dewasa (Montessori, 2002: 172-173). Ciri kelima. adalah. kontekstual,. pembelajaran. Montessori. disesuaikan. berdasarkan konteks. Di mana pembelajaran disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan yang ada di lingkungan sekitar siswa. Bahan yang digunakan dalam media pembelajaran adalah bahan yang mudah ditemui dan yang dikenal oleh siswa (Lillard, 2005: 29-33). Dari ciri-ciri media Montessori tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu, menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Hal ini sesuai dengan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada materi pertumbuhan biji menjadi tanaman yang digunakan pada penelitian ini sudah memenuhi kelima ciri-ciri tersebut. c.. Media Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman Peneliti menggunakan media IPA berbasis metode Montessori materi. pertumbuhan biji menjadi tanaman merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu oleh Utami (2017). Berikut ini adalah gambar media berupa tahapan pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung :.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Gambar 2. 1 Replika media pertumbuhan biji kacang hijau. Gambar 2. 2 Replika media pertumbuhan biji jagung Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini merupakan replika tahapan pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung. Media pembelajaran tahapan pertumbuhan biji menjadi tanaman ini berukuran 1 : 5. Terdapat kotak media berbentuk persegi panjang yang berukuran 45 x 10 cm, di mana masing-masing kotak media tersebut berisi 5 pot-pot kecil yang memiliki diameter 6,5 cm. Media ini berfungsi untuk membantu.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. siswa dalam memahami tahapan pertumbuhan tanaman dari biji hingga menjadi tanaman dewasa. Kartu media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi pertumbuhan biji menjadi tanaman ini berupa kartu tahapan pertumbuhan tanaman biji kacang hijau dan biji jagung yang memiliki ukuran 5 x 5 cm. Berikut gambar kartu tahapan pertumbuhan biji menjadi tanaman pada biji kacang hijau dan biji jagung :. Gambar 2. 3 Kartu pertumbuhan biji kacang hijau. Gambar 2. 4 Kartu pertumbuhan biji jagung.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Kartu tahapan pertumbuhan di atas, digunakan sebagai media untuk belajar siswa. Terdapat tiga macam kartu, yang berbeda untuk mendukung kegiatan belajar siswa. Kartu pertama berisi tulisan hari keberapa biji mengalami pertumbuhan. Kartu kedua merupakan kartu yang berisi gambar pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung. Kartu ketiga, sebagai kartu control of error yang berisi gambar pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung beserta hari pada pertumbuhan biji tersebut. Berdasarkan penjelasan mengenai karakteristik media pembelajaran IPA pertumbuhan biji menjadi tanaman berbasis metode Montessori di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri media pertumbuhan biji menjadi tanaman adalah menarik karena adanya penggunaan benda 3 dimensi berupa replika pertumbuhan biji hingga menjadi tanaman serta benda 2 dimensi berupa kartu-kartu yang sangat berperan penting untuk menguji pemahaman siswa. Pada ciri bergradasi, di mana warna dan bentuk pada setiap tahapan pertumbuhan biji menjadi tanaman menjadi keunggulan atau ciri yang ditampilkan pada media ini. Selanjutnya ciri auto-education, dengan penggunaan media ini siswa mampu menemukan konsep pengetahuannya mengenai pertumbuhan biji menjadi tanaman. Ciri autocorrection, siswa dapat memahami kesalahan dan mengetahui solusi permasalahannya secara mandiri, serta dapat membangun pemahamannya mengenai pertumbuhan biji menjadi tanaman secara mandiri. Ciri yang terakhir yaitu kontekstual, media pertumbuhan biji menjadi tanaman ini mampu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan siswa, serta sesuai.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. dengan fakta yang ada mengenai tahapan pertumbuhan biji menjadi tanaman.. 4. Hakikat IPA a.. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Menurut Samatowa (2011: 3) ilmu pengetahuan alam merupakan. terjemahan kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, yang memiliki arti ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science disebut sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sedangkan menurut Herabudin (2010: 102) ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuk suatu konsep dan prinsip. Ilmu pengetahuan alam merupakan rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang faktual, berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab-akibat. Ilmu pengetahuan alam memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, mengingat kehidupan manusia sangat bergantung dari alam, zat yang terkandung di alam, dan segala jenis yang terjadi di alam (Wisudawati dan Sulisyowati, 2014: 22). Carin dan Sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 24) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan sistematis yang tersusun secara teratur, maka IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 1. Sikap, IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. 2. Proses, IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. 3. Produk, IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori. 4. Aplikasi, penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam berupa kenyataan atau kejadian termasuk di bumi sehingga terbentuk suatu konsep dan prinsip. IPA memiliki empat unsur yang dapat muncul, sehingga siswa mengalami proses pembelajaran menggunakan rasa ingin tahunya untuk dapat memahami fenomena alam melalui metode ilmiah. b. Tujuan Pembelajaran IPA Menurut Samatowa (2011: 4-6) tujuan pembelajaran IPA yaitu: 1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, hal ini karena kesejahteraan materil suatu bangsa tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA sebab IPA merupakan dasar teknologi; 2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih kemampuan berpikir kritis siswa, siswa menjadi lebih aktif dengan metode mencari sendiri pembelajarannya; 3) IPA bukan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka; 4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan dapat membentuk kepribadian siswa secara keseluruhan..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Selain itu, tujuan pembelajaran IPA juga melatih siswa berpikir kritis dan objektif. Tujuan pembelajaran IPA berjalan maksimal dengan adanya pendekatan pembelajaran IPA yang sesuai antara situasi belajar siswa dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Dari pendekatan ini, dapat meningkatkan kemampuan menalar dan berpikir kreatif pada siswa. Model yang digunakan dalam pembelajaran IPA adalah belajar melalui pengalaman langsung. Model belajar ini memperkuat daya ingat siswa sebab menggunakan alat-alat atau media belajar yang ada di lingkungan siswa (Samatowa, 2011: 5). Dari tujuan pembelajaran IPA di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA adalah ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan, dapat melatih kemampuan berpikir siswa dan ikut berperan aktif dalam pemecahan masalah suatu pembelajaran dalam IPA. Pendekatan pembelajaran IPA yang sesuai dengan lingkungan belajar siswa memudahkan siswa dalam meningkatkan kemampuannya untuk menalar dan memecahkan masalah. Selain itu, dengan adanya model pembelajaran IPA yang menerapkan pengalaman langsung dapat memperkuat daya ingat siswa karena dalam pembelajaran IPA siswa menggunakan alat-alat atau media belajar yang dapat membantu proses pemahaman materi pembelajaran IPA bagi siswa tersebut. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi pertumbuhan biji menjadi tanaman, agar siswa dapat meningkatkan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. pemahamannya. mengenai. alam. beserta. isinya. mengenai. proses. pertumbuhan biji menjadi tanaman.. 5. Materi Pembelajaran Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman Pertumbuhan tanaman merupakan bertambahnya ukuran dari biji hingga menjadi tanaman, ditandai dengan pertumbuhan tinggi dan besar tanaman, bertambahnya jumlah daun dan ranting, dan tumbuhnya buah dan bunga pada tanaman. Penelitian ini meneliti mengenai pertumbuhan biji menjadi tanaman terutama pada pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung. Di mana biji kacang hijau termasuk dalam contoh tumbuhan dikotil, dan biji jagung termasuk dalam contoh tumbuhan monokotil. Hal ini sesuai dengan tema materi mata pelajaran IPA kelas III SD semester 1 tahun ajaran 2018/ 2019 yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut: Standar kompetensi : 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Kompetensi dasar : 1.3 Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan halhal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Pertumbuhan tanaman ditandai dengan bertambahnya batang tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor: zat hara, air, cahaya matahari, dan bibit yang baik. Jika faktor pertumbuhan dan perkembangan sudah terpenuhi, tumbuhan ditandai dapat bertumbuh dengan baik dengan melihat: adanya pertumbuhan tinggi dan besar tumbuhan, bertambahnya jumlah daun dan ranting, dan tumbuhnya buah dan bunga pada tanaman itu (Yousnelly, 2010: 30). Biji terdiri dari kulit biji, daging biji, dan lembaga. Lembaga adalah bakal tumbuhan baru. Berdasarkan jumlah keping bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu, berkeping satu (monokotil) dan berkeping dua (dikotil). Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang memiliki keping biji berjumlah satu. Tumbuhan berkeping satu (monokotil) memiliki ciri-ciri yaitu: 1) Biji yang berkeping satu tidak akan mengalami pembelahan saat berkecambah; 2) Memiliki akar serabut; 3) Memiliki mahkota bunga kelipatan tiga; 4) Daun memanjang dengan tulang daun melengkung dan sejajar; dan 5) Memiliki batang yang lurus tidak bercabang dan tidak memiliki kambium. Tumbuhan yang termasuk dalam jenis biji berkeping satu adalah jagung, pisang, padi, salak, dan kelapa (Sumantoro dan Hermawan, 2009: 60). Sedangkan tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang memiliki keping biji berjumlah dua. Tumbuhan berkeping dua (dikotil) memiliki ciri-ciri yaitu: 1) Biji berkeping dua sehingga akan membelah saat berkecambah; 2) Memiliki akar tunggang; 3) Memiliki mahkota bunga kelipatan dua,.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. empat, lima; 4) Daun melebar dengan tulang daun menyirip atau menjari; 5) Memiliki batang bercabang dan memiliki kambium. Tumbuhan termasuk dalam jenis biji berkeping dua adalah kacang, mangga, kentang, cabai dan durian (Sumantoro dan Hermawan, 2009: 60). Pada biji berkeping satu bermula dari pertumbuhan akar, akar akan tumbuh ke dalam tanah kemudian tumbuh batang. Sedangkan pada biji berkeping dua, daging biji terangkat ke atas. Setelah itu tumbuh batang dan tumbuh daun pertama. Daging biji merupakan tempat cadangan makanan yang digunakan untuk tumbuh. Sebelum tumbuhan menghisap makanan dari tanah, tanaman mendapatkan makanan dari daging biji. Itulah sebabnya biji semakin lama semakin kisut. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi air, sinar matahari, dan kesuburan tanah. Air dan sinar matahari membuat tumbuhan dapat tumbuh baik, apabila kekurangan air dan sinar matahari, pertumbuhannya terganggu. (Sumantoro dan Hermawan, 2009: 60-61)..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Berikut adalah gambar pertumbuhan tanaman kacang hijau dan pertumbuhan jagung :. (Sumber : https://www.pertumbuhan-dan-perkembangan.html) Gambar 2. 5 Tahap pertumbuhan tanaman kacang hijau. (Sumber : https://www.pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan.html) Gambar 2. 6 Tahap pertumbuhan tanaman jagung Tumbuhan juga termasuk ke dalam mahkluk hidup. Tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, serta biji. Tumbuhan memerlukan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. tanah dan air yang subur untuk tumbuh. Pertumbuhan tumbuhan berasal dari biji, biji tumbuh menjadi tunas, tunas berkembang menjadi kecambah. Ukuran kecambah membesar, kecambah tumbuh menjadi tumbuhan baru. Tumbuhan baru mempunyai akar, batang, dan daun yang setiap hari akan bertambah tinggi serta akar dan daun juga akan bertambah banyak. Bagian-bagian pada tumbuhan tentunya juga memiliki fungsi masingmasing. Akar berfungsi untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah, menyokong batang tumbuhan, dan tempat menyimpan makanan. Batang berfungsi sebagai tempat mengangkut air dan mineral dari akar menuju daun, menyalurkan hasil fotosintesis dari daun menuju ke seluruh bagian tumbuhan, tempat penyimpanan makanan. Daun berfungsi untuk tempat pembuatan makanan. Bunga berfungsi sebagai alat reproduksi tumbuhan. Buah merupakan hasil selanjutnya dari proses penyerbukan pada bunga, dan di dalam buah terdapat biji. Biji berfungsi sebagai cikal bakal dari tanaman baru (Sumantoro dan Hermawan, 2009: 63-64). Berdasarkan penjelasan mengenai materi pertumbuhan biji menjadi tanaman di atas, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan biji menjadi tanaman adalah bertambahnya ukuran dari biji hingga menjadi tanaman, ditandai dengan pertumbuhan tinggi dan besar tanaman, bertambahnya jumlah daun dan ranting, dan tumbuhnya buah dan bunga pada tanaman..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 6. Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget, setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir ini terjadi tahap demi tahap dari konkret menuju abstrak. Tahapan itu disebut sebagai teori perkembangan kognitif, di mana teori ini berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap-tahap perkembangan intelektual seorang anak sejak lahir sampai dewasa. Selain itu, Piaget juga berpendapat bahwa belajar lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Anak. diberikan kesempatan untuk. melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang dengan interaksi oleh teman sebaya dan dibantu pertanyaan dari guru. Hendaknya guru memberikan rangsangan kepada anak, sehingga anak dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari, mengamati dan menemukan makna dari kegiatan pembelajaran tersebut. (Suyono dan Hariyanto, 2011: 83). Piaget mengelompokkan tahapan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yaitu: tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2001: 24). Tahapan ini sesuai dalam Suyono dan Hariyanto (2011: 83-85) bahwa Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya dalam empat tahap, sebagai berikut:.

Gambar

Gambar 2. 1 Replika media pertumbuhan biji kacang hijau
Gambar 2. 3 Kartu pertumbuhan biji kacang hijau
Gambar 2. 7 Bagan penelitian yang relevan (Wirda, Jamhari, & Paudi, 2011)
Gambar 3. 1 Alur Desain PTK Kemmis dan McTaggart (1989) , dalam Aqip dan  Amrullah, 2018: 57)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan pengukuran dengan model EPIC, penulis tertarik untuk seberapa efektif iklan produk Advan pada portal berita online yang dalam hal ini menggunakan

Untuk menghapus database yang telah terbuat ketik drop database nama_database; lalu tekan Enter.... Jika sudah selesai

PENGEMBANGAN ALAT UKUR VERTICAL JUMP TEST BERBASIS SENSOR Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. 54

Perubahan kebijakan akuntansi yang dihasilkan dari penerapan PSAK 71 diterapkan secara retrospektif, kecuali bahwa Grup menerapkan pengecualian untuk tidak menyajikan

Perlakuan konsentrasi kolkisin 0.06% dengan perendaman 24 jam memiliki planlet yang memiliki sistem percabangan berupa alternate, yaitu dengan satu daun pada setiap

siswa mendapatkan perlakuan yang berbeda untuk mengetahui hasil.

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan