• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 LATAR BELAKANG - DOCRPIJM 1501836922Bab 1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1 LATAR BELAKANG - DOCRPIJM 1501836922Bab 1 Pendahuluan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

A

A

B

B

1

1

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

1 .1 LAT AR BELAK AN G

elaksanaan Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah memberikan harapan kepada

daerah untuk mengurus dan menata wilayahnya sesuai dengan potensi yang

dimiliki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya keberhasilan

pembangunan nasional harus didahului oleh keberhasilan pembangunan daerah.

Keberhasilan pembangunan daerah dimulai dengan perencanaan yang komprehensif,

terintegrasi dan berkelanjutan.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang

tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.

Sedangkan pembangunan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

masyarakat dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pelaksanaan pembangunan

membutuhkan waktu dan pengalokasian sumberdaya, dan dalam kenyataannya waktu

dan sumberdaya yang ada sangat terbatas untuk mencapai suatu tujuan

pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan sistem dan priode

perencanaan pembangunan sehingga pengalokasian waktu dan sumberdaya

dimaksud berjalan efektif, efesien dan tepat sasaran.

Sejalan dengan hal tersebut, sistem perencanaan pembangunan di Indonesia telah

diatur melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa

dokumen perencanaan pembangunan yang harus disiapkan baik di tingkat nasional

maupun daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana

(2)

Nasional atau Daerah. Disamping dokumen-dokumen perencanaan yang bersifat

umum tersebut daerah juga diwajibkan untuk menyusun dokumen perencanaan yang

lebih spesifik seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan (RTBL), RPIJM dan lain-lain.

Untuk itu perlu dibuat RPIJM Bidang Cipta Karya yang disusun harus

mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam

memenuhi kebutuhan pembangunannya. Dismping itu RPIJM Bidang Cipta Karya perlu

memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor dan kelayakan

spasial sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah serta kelayakan sosial dan

lingkungan.

RPIJM Bidang Cipta Karya sebagai dokumen perencanaan Bidang Cipta Karya juga

merupakan integrasi dari strategi pembangunan sektor Bidang Cipta Karya (Rencana

Induk Sektor). Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi

Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu Strategi Pembangunan Permukiman

dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata

Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISSPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin

Daerah Kabupaten/Kota di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang

membidangi Bidang Cipta Karya.

RPIJM Bidang Cipta Karya sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan

anggaran pembangunan Bidang Cipta Karya di daerah antara pemerintah pusat,

provinsi, dan kab/kota, bermanfaat dalam mendorong pembangunan infrastruktur

bidang ciptakarya dalam rangka memacu pertumbuhan kab/kota dan pemerataan

pembangunan. RPIJM Bidang Cipta Karya juga merupakan dokumen perencanaan

yang dibuat oleh kab/kota dalam mendorong keterpaduan penanganan infrastruktur

bidang ciptakarya berdasarkan entitas.

RPIJM Bidang Cipta Karya yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi

sumber pendanaan dan multistakeholdersdi dalam investasi infrastruktur permukiman

baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota),

(3)

demikian RPIJM Bidang Cipta Karya yang disusun merupakanConsolidated Feasibility

Studyyang dapat diterima oleh semua pihak.

1.2 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPIJM

RPIJM Bidang Cipta Karyamerupakan dokumen perencanaan dan pemrograman

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat,

dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga

kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis

operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen

rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan

(4)

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain mengacu

pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan

rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan

Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan

permukiman yang berkelanjutan

1.3 KETERKAITAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA DENGAN RPIJM BIDANG PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)

adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga

hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik

(5)

masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program

pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPIJM dioperasionalkan melalui

RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh

seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan

Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi

program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK,

Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2- JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung

merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan

pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya

diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan

(6)

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat,

budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat

dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi

program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di

KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIJM

Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan

bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun

dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta

kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan

dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian

Kabupaten Agam dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang

berkelanjutan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen

acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPIJM Bidang Cipta Karya memuat rencana program

dan investasi dalam jangka waktu lima tahun (tahun 2015-2019) yang mencakup multi

(7)

1.5 PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a

a.. Multi Tahun,yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

b

b.. Multi Sektor,yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem

pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase,

peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan

kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta

penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

c

c.. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah

dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana

swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social

Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan

masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.

d

d.. MultiStakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai

pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

maupun pada saat pelaksanaan program.

e

e.. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat

terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM

Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam

rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan

(8)

1.6 MUATAN DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

Secara substansi muatan RPIJM ini terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan RPIJM, prinsip penyusunan RPIJM, dan mekanisme penyusunan RPIJM.

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti geografi,

administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta

kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan arahan konsep perencanaan yaitu amanat pembangunan

nasional, amanat peraturan perundangan, amanat internasional, arahan RTRW

Nasional, Pulau, Propinsi, RTR KSN, MP3EI, MP3KI, KEK dan kebijakan dan

strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan

Strategi Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan

Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta

penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada

skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi

eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH,

serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca

(9)

Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil

investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta

strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Agam

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah

yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek

sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting,

analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastrktur Cipta Karya

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi

infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman,

rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan

system penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan

permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting,

permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta usulan program

dan pembiayaan masing – masing sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan memorandum program investasi RPIJM Kabupaten Agam

1.7 MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Agam pada dasarnya melibatkan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan Pemerintah Kabupaten

Agam. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina.

Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah

Kabupaten Agam merupakan penyusun dari dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya.

(10)

Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili

Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata

Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat

Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan

komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah

(Korwil) Sumatera.

Pada tingkat Provinsi Sumatera Barat, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi

memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Agam dalam

penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi Sumatera Barat dapat dibentuk melalui SK

Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan

Satker-Satker Cipta Karya Provinsi Sumatera Barat.

Sementara di tingkat Kabupaten Agam, dibentuk satgas RPIJM Kabupaten Agam yang

bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Walikota dengan anggota

terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD

terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.1 memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.

Dengan melibatkan seluruhstakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya,

diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan

efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan

(11)

Gambar 1.1

Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaanpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang PekerjaanUmum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah
Gambar 1.1Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat

Capaian kinerja program dengan indikator kinerja Persentase Sekolah Ramah Anak mencapai tingkat keberhasilan sebesar 117,81 %, dimana dari target 73.87 % jumlah Sekolah Ramah

Dari pendapat tersebut, dapat di simpulkan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya guru harus memperhatikan kriteria-kriteria yang

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Nilai ekonomis dari ampas tebu akan semakin tinggi apabila dilakukan proses lanjutan yaitu dengan memanfaatkan limbah tebu menjadi membran silika nanopori yang

yang sangat besar seperti: (1) pengembangan kompetensi guru (matematika) dalam pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat merefleksikan pada

Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si... Rusli Ghalib,