PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN
MASA PERIKATAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT
SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia)
Dani Sopian
ABSTRAK
Studi ini meneliti pengaruh ukuran KAP dan masa perikatan terhadap kualitas audit dan implikasinya pada kualitas laba emiten sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena penyajian laporan keuangan khusus laba, bahwa kualitasnya ditentukan oleh faktor kualitas audit dan ukuran kap serta masa perikatan audit.
Tujuan Penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris: (1) Pengaruh ukuran KAP dan masa perikatan audit baik secara simultan maupun parsiaal terhadap kualitas laba; dan (2) Pengaruh ukuran KAP, masa perikatan audit dan kualitas laba baik secara simultan maupun parsial terhadap kualitas laba.
Penelitian ini menggunakan populasi emiten industri sektor manufaktur dari tahun 2007-2012. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dan menggunakan metode penelitian sensus. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur, untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel eksogen dan endogen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ukuran KAP dan masa perikatan audit secara simultan berpengaruh signipikan terhadap kualitas audit. (1.a) ukuran KAP berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas audit. (1.b) masa perikaratan audit berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audi; (2) ukuran KAP, masa perikatan audit dan kualitas audit berpengaruh signifikan secar simultan terhadap kualitas laba; (2.a) ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba; (2.b) masa perikatan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas; (2.c) kualitas audit berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas laba.
I. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan media utama bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak
manajemen. Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah
informasi mengenai laba perusahaan. Dari beberapa informasi yang diperoleh di
laporan keuangan, biasanya laba menjadi pusat perhatian pihak pemakai (Beattie
et al. 1994). Untuk menjadi informasi yang berguna, laba harus berkualitas, selain
kemampuannya sebagai alat prediksi dan variabilitas. Laba yang tidak
menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat
menyesatkan pihak pengguna laporan, jika laba seperti itu digunakan oleh investor
untuk membentuk nilai pasar perusahaan, laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar
perusahaan yang sebenarnya (Budiwitjaksono, 2005).
Namun demikian, ekspektasi para pengambil keputusan maupun calon
investor yang sedemikian percaya pada laporan keuangan khususnya informasi
laba untuk menjadi salah satu pertimbangan dalam berbagai pengambilan
keputusan ekonomiknya terkadang tidak dapat terwujud. Pernyataan ini ditandai
dengan adanya berbagai kasus penyajian laporan keuangan yang tidak semestinya.
Ramalinga Raju mantan pemimpin Satyam Computer Services Ltd, awal
tahun 2009 mengakui perbuatannya telah menggelembungkan nilai keuntungan
perusahaan yang telah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan
yang sebenarnya dan yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama
semakin besar. Laporan keuangan yang diaudit mencantumkan kas dan
bank sebesar Rupee 50,4 miliar atau setara dengan USD 1,04 miliar, yang
sesungguhnya tidak ada atau fiktif. Auditor Satyam selama 8 tahun terakhir Price
Waterhouse (PwC) India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak
Terjadinya kasus penyajian laporan keuangan yang tidak semestinya ini
menunjukkan terjadinya skandal keuangan yang merupakan kegagalan laporan
keuangan di dalam memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan
keuangan. Laba yang diharapkan dapat memberikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan menjadi diragukan kualitasnya. Kualitas laba khususnya
dan kualitas laporan keuangan pada umumnya adalah penting bagi mereka yang
menggunakan laporan keuangan karena bermanfaat untuk tujuan kontrak dan
pengambilan keputusan investasi (Schipper dan Vincent, 2003).
Menurut Wattkins et, al (2004) kualitas audit ditentukan dari kemampuan
audit untuk dapat mengurangi bias dan meningkatkan kemurnian pada data
akuntansi, dalam kasus yang diuraikan diatas, audit atas laporan keuangan
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Big-4 yang merupakan empat kantor
akuntan berskala internasional yang seharusnya dapat memberikan kualitas audit
yang tinggi. Choi et, al (2010), menyatakan ada dua persepektif terkait bagaimana
ukuran kantor akuntan publik dapat mempengaruhi kualitas audit. Pertama
economic dependence presepektive, KAP kecil (Non Big 4) cenderung berkrompromi terhadap kualitas audit, karena adanya ketergantungan ekonomi
terhadap klien. Kedua uniform quality presepective, KAP besar (Big-4)
memfasilitasi pembagian dan transper pengetahuan diantara kantor-kantor cabang
(afiliasi) yang dimiliki sehingga mampu mencipatkan kualitas audit yang seragam
baik pada pusat maupun cabang (afiliasi).
Kualitas audit dapat diukur dari seberapa besar kekuatan dari auditor untuk
membatasi gerak manajemen dalam melakukan manajemen laba. Manajemen laba
didefinisikan sebagai upaya dari manajemen perusahaan untuk mempengaruhi
pelaporan keuangan jangka pendek (Schroeder et al. 2009). Disinilah peran auditor
sebagai pihak yang mampu membatasi tindakan oportunis dari manajemen untuk
manajemen laba adalah nilai dari akrual diskresioner, yakni komponen dalam
akrual perusahaan yang berhubungan dengan maksud atau intensi dari manajemen.
Pengaturan akrual jenis ini banyak dikaitkan dengan tujuan oportunis dari
manajemen untuk maksimisasi kepentingan pribadi, sehingga manajemen dapat
mengatur laba yang diinginkan dengan mengatur nilai akrual.
Pada lingkungan pasar modal, laporan keuangan yang dipublikasikan
merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar
pemakai laporan dan atau pelaku pasar serta pihak-pihak yang berkepentingan
dengan emiten untuk mendukung pengambilan keputusan, untuk menguji kualitas
laba yang dilihat dari perspektif investor dalam merespon pengumuman laba.
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan melihat nilai dari earnings
response coefficient(ERC).
Laba yang dipublikasikan dapat memberikan respon yang bervariasi, yang
menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap informasi laba (Cho dan Jung, 1991).
Reaksi yang diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan oleh
perusahaan. Budiwitjaksono, (2005) kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba
yang tercermin dari tingginyaearnings response coefficient(ERC), menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas sedangkan laba yang tercermin dari rendahnya
earnings response coefficient (ERC), menunjukkan laba yang dilaporkan kurang atau tidak berkualitas. Dengan kata lain, laba yang dilaporkan memiliki kekuatan
respon (power of response)..
Dalam penelitian ini, studi empiris dilakukan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2012. Alasan peneliti memilih
perusahaan manufaktur dalam penelitian ini, dikarenakan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari berbagai sub sektor industri
II. REVIEW LITERATUR & PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori yang melandasi kerangka pemikiran penelitian ini terdiri darigrand theory dan middle range theory. Grand theory yang melandasi yaitu positive accounting theory dari Watts dan Zimmerman (1986) dan teori yang dijadikan
middle range yaitu agency theory dari Jensen dan Meckling (1976). Positive Accounting Theorymerupakan teori akuntansi yang terdiri dari seperangkat prinsip atau konsep yang lebih luas yang dapat menjelaskan (to explain) atau memberi jawaban terhadap praktik akuntansi yang berlaku dan memprediksi (to predict) atau meramalkan fenomena-fenomena yang terjadi dimana akuntansi diterapkan
guna penyusunan konstruksi dan verifikasi teori.
Penelitian positive accounting theory dapat dikembangkan dengan
menggunakan berbagai pendekatan di bidang akuntansi, salah satunya adalah
agency theory. Teori ini berawal dari teori perusahaan modern sebagaimana dikemukakan oleh Berle dan Means (1932) dalam Budiwitjaksono (2005) yang
memisahkan antara kepemilikan (ownership) dan pengendalian (control). Ketika pengendalian perusahaan tidak lagi dilakukan oleh pemilik tetapi diserahkan
kepada pihak lain untuk mengelola sumber daya perusahaan, maka permasalahan
yang muncul adalah potensi konflik dalam hubungan antara pemilik (principals) dengan pengelola (agent).
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai
sebuah kontrak dimana satu atau lebih (prinsipal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan
beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agent. Konflik kepentingan
akan muncul dari pendelegasian tugas yang diberikan kepada agent yaituagent
tidak dalam kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik, tetapi
mempunyai kecenderungan untuk mengejar kepentingan sendiri dengan
dengan menggunakan angka-angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan
keuangan sebagai dasarnya. Manajer sebagai agent yang melaksanakan
pengambilan keputusan dalam perusahaan dan bertanggungjawab dalam penyiapan
data akuntansi, akan mempengaruhi bagaimana praktik akuntansi dilaksanakan.
Pengambilan keputusan biasanya didasarkan pada keinginannya (desires),
kebutuhannya (needs) dan preferensinya (preferences).
Potensi konflik yang terjadi dalam hubungan kontraktual antara berbagai
pihak yang berkepentingan dalam perusahaan disebabkan oleh perbedaan tujuan
masing-masing berdasarkan posisi dan kepentingannya. Konflik seperti ini muncul
ketika principalkesulitan untuk memastikan bahwa agen bertindak yang terbaik
untuk kepentingan (memaksimumkan kesejahteraan) principals, yaitu dengan
munculya konflik kepentingan dan adanya asimetri informasi.
Menurut Francis dan Wilson (1988)., Becker, et al. (1998)., Rahmawati
dan Triatmoko (2007)., Chang et al. (2008), mereka mengemukakan bahwa
dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara
principaldanagent. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer (agent) dalam mengelola keuangan perusahaan, laporan keuangan yang disajikan oleh
agent perlu diaudit oleh auditor eksternal yang kompeten dan independen yang
dapat menghasilkan audit yang berkualitas tinggi. Dengan demikian, dengan
dilakukannya audit atas laporan keuangan diharapkan dapat mereduksi konflik
kepetingan dan asimetri informasi (Messier, Glover & Prawitt. 2012).
Laba yang dipublikasikan oleh perusahaan dapat memberikan respon yang
bervariasi, yang menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap informasi laba. Reaksi
yang diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan oleh perusahaan,
kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya
(ERC) adalah reaksi investor berdasarkan penilaian mereka mengenai presistensi
laba berdasarkan informasi laba kejutan (Godfrey et al. 2010), sedangkan menurut
Scott (2009) ERC mengukur sejauh mana pengembalian abnormal suatu sekuritas
dalam merespon komponen laba yang tidak diprediksikan, tinggi rendahnya
Earnings Response Coefficient (ERC), menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas atau tidak berkualitas, dengan kata lain laba yang dilaporkan memiliki
kekuatan respon (power of response) (Gideon S. Budiwitjaksono, 2005).
Penelitian sebelumnya telah menggunakanEarnings Response Coefficient
(ERC) sebagai ukuran kualitas laba antara lain, Balsam et al. (2003) dan Riyanto
(2007) yang menunjukkan bahwa earning respons coefficient dari perusahaan
dapat dipengaruhi oleh faktor dari ukuran kantor akuntan publik yang mengaudit
perusahaan tersebut.
Ketika audit yang dilaksanakan berkualitas tinggi, maka seharusnya
mampu untuk membatasi peluang manajemen perusahaan untuk menyajikan
informasi keuangan secara ekstrem. Pelaporan informasi keuangan secara ekstrem
ini umumnya diidentifikasi melalui keberadaan akrual diskresioner (Myers et al.,
2003). Menurut Geiger & Raghunandan (2002) yang menemukan bahwa tingkat
akrual yang tinggi secara positif berhubungan dengan kegagalan audit, sehingga
dengan demikian kualitas audit dapat ditentukan dari kemampuan audit untuk
mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian (fineness) pada data akuntansi (Watkins et al., 2004).
Ketika audit dilakukan oleh KAP besar yang bereputasi tinggi, maka KAP
memiliki kemampuan ekonomi dan pengetahuan yang tinggi untuk mencegah
tindakan oportunis dari manejemen. Menurut Choi et al., (2010) adai dua perspektif
terkait bagaimana ukuran kantor audit dapat mempengaruhi kualitas audit, yakni
perspektif pertama disebut perspektif ketergantungan ekonomis (economic
kualitas audit karena ketergantungan ekonomis terhadap klien tertentu. Kehilangan
reputasi akibat kegagalan audit memiliki pengaruh lebih besar bagi kantor audit
besar dibandingkan kantor audit yang lebih kecil. Kantor Audit besar tidak
bergantung pada klien tertentu karena tingkat ketergantungan secara ekonomis
yang lebih kecil dibandingkan kantor audit kecil.
Perspektif kedua disebut Perspektif keseragaman kualitas (uniform quality perspective). Perspektif ini berpendapat bahwa auditor besar seperti Big-4 punya tanggung jawab untuk menyediakan jasa audit dengan kualitas yang sama diantara
kantor-kantor lokal (afiliasi) dengan ukuran yang berbeda dan berlokasi di berbagai
macam wilayah dan negara. Ada beberapa faktor internal yang dapat mendorong
kantor audit besar untuk memberikan kualitas audit yang seragam diantara
kantor-kantor lokal yang berbeda. Auditor besar menaruh perhatian lebih terhadap
pelatihan staf dan melakukan evaluasi berkala, serta cenderung menggunakan
standarisasi dalam teknik dan prosedur audit yang dilakukan (misalnya prosedur
komputerisasi) dibandingkan dengan auditor kecil. Ini kemudian memfasilitasi
pembagian dan transfer pengetahuan diantara kantorkantor lokal yang dimiliki
auditor besar sehingga mampu menciptakan kualitas audit yang seragam baik pada
pusat maupun cabang.
Masa perikatan audit seharusnya mampu mengakomodasi kualitas audit
yang optimal. Masa perikatan audit masih menjadi hal yang pro dan kontra,
menurut (Myers et al. 2003; Chi & Huang. 2005), semakin lama perikatan auditor
dengan klien dipandang sebagai peningkatan pengetahuan spesifik tentang klien
dan dengan demikian, auditor lebih memahami seluk beluk perusahaan klien
sehingga kualitas auditnya meningkat. Tetapi menurut Sinason et al (2001),
lamanya masa perikatan audit dikhawatirkan dapat menurunkan independensi dari
auditor, sehingga dikhawatirkan akan menurunkan kualitas audit. Dengan adanya
klien dalam hal ini adalah komptensi dari auditor tetap meningkat dan disisi lain
juga independensi dari audior juga tetap terpelihara, jadi dengan demikian kualitas
auditnya akan tinggi.
Untuk meningkatkan reputasi perusahaan dimata pengguna laporan
keuangan, tentu saja perusahaan akan lebih memilih KAP yang dapat memberikan
kualitas audit yang tinggi. Barton, (2005); Tate (2007); Nasser., et al (2006);
Damayanti & Sudarma, (2008); Wijayani & Januarti (2011), menyatakan adanya
hubungan antara ukuran kantor akuntan publik dengan masa perikatan audit,
dimana adanya kecenderungan perusahaan untuk melakukan pergantian auditor
dari KAP Non Big-4 kepada KAP Big-4, hal tersebut kemungkinan didasarkan
kepada bahwa klien lebih percaya terhadap hasil audit dari KAP yang lebih
mempunyai reputasi.
Ghosh & Moon (2005); Liu (2012) dalam penelitiannya membuktikan
bahwa dengan adanya pembatasan masa perikatan audit, investor lebih percaya
terhadap informasi laba yang dipublikasikan oleh perusahaan, hal ini terlihat dari
tingginyaearning respons coefficientyang mengidikasikan bahwa laba dilaporkan merupakan laba yang berkualitas, hal tersebut mengidikasikan bahwa investor
lebih percaya jika jangka waktu audit dari KAP dibatasi. Adapun untuk
memberikan kejelasan hubungan di antara variabel eksogen dan endogen, maka
pada gambar 2.2 disajikan kerangka konseptual penelitian yang menunjukkan
Gambar 1. Kerangka Konseptual Hubungan Antar Variabel
Hipotesis
Menurut Sekaran & Bougie (2010: 87)“a hypothesis can be defined as a tentative, yet testable, statement that predicts what you expect to find in your empirical data”.Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut
Ukuran KAP
Masa Perikatan
Audit
Kualitas Laba Kualitas
Audit
Keterangan :
= Pengaruh Parsial = Pengaruh Simultan
1. Hipotesis Pertama
Ukuran Kantor Akuntan Publik dan lamanya Masa Perikatan Audit yang
seusuai dengan jangka waktu penugasan yang optimal, maka Kualitas Audit
semakin tinggi.
2. Hipotersis Kedua
Ukuran Kantor Akuntan Publik, lamanya Masa Perikatan Audit yang seusuai
dengan jangka waktu yang penugasan yang optimal dan tingginya Kualitas
Audit, maka Kualitas Laba semakin tinggi.
III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory untuk memperoleh
kejelasan fenomena yang terjadi di tataran empiris (real world) dan berusaha untuk mendapatkan jawaban (verificative). Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar,
2011:36). Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (field study) dengan melakukan penelitiansurvai terhadap suatu populasi tertentu yang pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi di enam periode yaitu tahun 2007, 2008, 2009,
2010, 2011 dan 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya merupakan data
sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report) perusahaan
manufaktur yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, data yang
diperoleh berasal dariIndonesian Capital Market Directory(ICMD), Publikasi tahunan
Indonesian Stock Exchangedan Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Padjadaran. Untuk data Ukuran KAP dan Masa Perikatan Audit diperoleh dari Laporan
analisis dengan metode tertentu berdasarkan angka-angka pada laporan keuangan.
Data Kualitas Laba diperoleh dari hasil analisis dengan metode tertentu
berdasarkan harga saham dan laba.
IV. TEMUAN-TEMUAN
Kondisi data untuk enam periode penelitian yaitu dari tahun 2007-2012
berdasarkan masing-masing variabel penelitian dapat dideskripsikan berdasarkan
tingkat frekuensi untuk variabel Ukuran KAP, dan tigkat minimum, maksimum,
rata-rata dan standar deviasi data untuk variabel Masa Perikatan Audit, Kualitas
Audit dan Kualitas Laba pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Frekuensi Ukuran KAP Ukuran KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 252 47,7 47,7 47,7
1 276 52,3 52,3 100,0
Total 528 100,0 100,0
Berdasarkan tabel frekuensi diatas, terlihat bahwa dalam periode penelitian
yaitu pada tahun 2007-2012 dapat diketahui bahwa dari 88 perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian yang menggunakan jasa
KAP Big-4 yaitu sebanyak 276 perikatan atau dengan kata lain proporsi dari
penggunaan jasa KAP Big-4 sebesar 52,3%, sedangkan untuk KAP Non Big-4
yaitu sebanyak 252 perikatan atau dengan kata lain proporsi dari penggunaan jasa
Tabel 2
Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Masa Perikatan
Audit 528 1 6 2,14 1,232
Kualitas Audit (DA) 528 ,00250 1,65020 ,0847969 ,08804500
Kualitas Laba (ERC) 528 -124,100 95,300 ,81936 14,837784
Valid N (listwise) 528
Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, jumlah pengamatan untuk
variabel masa perikatan audit adalah sebesar 528 pengamatan yang diperoleh dari
88 perusahaan dengan periode penelitian selama 6 tahun diketahui masa perikatan
audit memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 6. Nilai
tersebut memiliki arti bahwa dari 6 tahun pengamatan yang dilakukan diketahui
perikatan minimum yang terjadi antara KAP dengan kliennya adalah 1 tahun,
sedangkan perikatan maksimum antara KAP dengan kliennya adalah 6 tahun,
sedangkan untuk rata-rata masa perikatan audit dalam periode penelitian adalah
2,14 atau dengan kata lain selama 6 tahun periode penelitian, rata-rata perusahaan
melakukan masa perikatan audit dengan suatu KAP yaitu selama 2 tahun.
Jumlah pengamatan untuk variabel kualitas audit yang diproksikan dengan
nilai absolute akrual diskresioner adalah sebesar 528 pengamatan yang diperoleh
dari 88 perusahaan dengan periode 6 tahun diketahui memiliki nilai minimum
sebesar 0,002501 dan nilai maksimum adalah 1,65020, nilai rata-rata sebesar
0,0847969 dan simpangan baku dari absolute akrual diskresioner adalah sebesar
0,08804500, sedangkan untuk variabel kualitas laba yang diproksikan dengan nilai
ERC adalah dari 528 pengamatan yang diperoleh dari 88 perusahaan dengan
periode 6 tahun diketahui memiliki nilai minimum sebesar -124,100 dan nilai
maksimum adalah 95,300 nilai rata-rata sebesar 0,81936 dan simpangan baku dari
ERC adalah sebesar 14,837784.
Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis jalur.
Dalam hal ini analisis dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis berdasarkan
model struktural antar variabel penelitian melalui dua sub struktur, yaitu: (1) sub
struktur pertama, menguji hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel
Ukuran KAP dan Masa Perikatan Audit terhadap variabel Kualitas Audit; dan (2)
sub struktur kedua, menguji hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh Ukuran
KAP, Masa Perikatan Audit dan Kualitas Audit terhadap variabel Kualitas Laba.
Berikut ini ditunjukkan hasil analisis melalui struktur model lengkap yaitu sebagai
berikut :
Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan analisis jalur
melalui program IBM SPSS versi 22 for Windows untuk mengetahui pengaruh
Ukuran KAP (X1) dan Masa Perikatan Audit (X2) terhadap Kualitas Audit (Y).
Untuk memberikan gambaran yang jelas, pengujian dilakukan secara parsial dan
simultan untuk periode tahun 2007-2012. Pengujian hipotesis pertama dilakukan
dengan tahapan pengujian yaitu: (1) Menguji pengaruh Ukuran KAP terhadap
Kualitas Audit; (2) Menguji pengaruh Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas
Audit; (3) Menguji pengaruh Ukuran KAP dan Masa Perikatan Audit terhadap
Kualitas Audit.
Dalam analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal atau pengaruh
variabel penelitian terlebih dahulu dihitung matriks korelasi dari
variabel-variabel Ukuran KAP (X1) dan Masa Perikatan Audit (X2) terhadap Kualitas Audit
Tabel 3
Besaran Koefisien Jalur
Variabel Koefisien Jalur Pengaruh Secara
Simultan
Pengaruh Residu
Ukuran KAP Pyx1 = -0,438
0,253 0,747
Masa perikatan Audit Pyx2 = -0,147
Dengan memperhatikan tabel di atas, maka diperoleh persamaan jalur
sebagai berikut :
Y = -0,438 X1– 0,147 X2 + ε1
Dari persamaan di atas dapat diartikan bahwa nilai koefisien jalur variabel
Ukuran KAP lebih besar dibandingkan koefisien jalur variabel Masa Perikatan
Audit pada pengaruh non linier Kualitas Audit (semakin rendah absolut akrual diskresioner, semakin tinggi kualitas audit). Artinya Ukuran KAP lebih
menentukan (berpengaruh lebih besar) terhadap Kualitas Audit dibandingkan Masa
Perikatan Audit baik secara langsung maupun tak langsung.
Dari tabel diperoleh total pengaruh variabel Ukuran KAP dan Masa
Perikatan Audit terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 0,253 atau sekitar 25,3%,
sedangkan pengaruh faktor lainnya terhadap Kualitas Audit ditunjukkan dengan
nilai 0,747 atau sekitar 74,7%. Dengan kata lain, variabel Kualitas Audit dapat
dijelaskan sebesar 25,3% oleh variabel Ukuran KAP dan Masa Perikatan Audit,
sedangkan sisanya sebesar 74,7% variabel Kualitas Audit dapat dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti. Berikut adalah gambar pengaruh antara Ukuran
Gambar 2. Pengaruh Antara X1dan (X2) Terhadap Y
Pengujian Secara Simultan
Hipotesis utama penelitian ini adalah Ukuran KAP (X1) Dan Masa
Perikatan Audit (X2) Terhadap Kualitas Audit (Y). Hipotesis penelitian tersebut
dinyatakan dalam hipotesis statistik berikut ini:
Tabel 4
Pengujian Secara Simultan
Hipotesis Alternatif Fhitung db Ftabel Keputusan Kesimpulan
X1 danX2secara
simultan
89,115 db1= 2 3,013 H0ditolak Signifikan
berpengaruh terhadap Y
db2=
525
Berdasarkan tabel pengujian diatas dapat dilihat nilai Fhitungsebesar 89,115.
Sementara dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas
(2;528-2-1) diperoleh F 0,05 (2;525) = 3,013. Karena nilai Fhitung (81,115) > Ftabel (3,013)
pada tingkat kekeliruan 5% maka H0 ditolak dan Haditerima. Berdasarkan hasil
pengujian dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa Ukuran KAP dan
X
1X
2Y
-0,438-0,147
ε1
0,746
Masa perikatan Audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Audit.
Pengujian Secara Parsial
Hasil dari pengujian secara bersama-sama menyimpulkan terdapat
pengaruh yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian secara parsial untuk
melihat lebih jelas variabel mana diantara kedua variabel eksogen, yaitu Ukuran
KAP dan Masa perikatan Audit yang pengaruhnya signifikan terhadap Kualitas
Audit.
Tabel 5
Uji t Untuk Variabel Ukuran KAP
Variabel Thitung df Ttabel Sig. Kesimpulan Keterangan
X1 -11,027 525 ± 1,964 0,000 H0ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa thitung lebih besar dari
ttabel.Karena nilai thitung(-11,027) < -ttabel(-1,964) maka H0ditolak dan Haditerima.
Jadi berdasarkan pada hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan 95%
disimpulkan bahwa, Ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kualitas Audit.
Tabel 6
Uji t Untuk Variabel Masa perikatan Audit
Variabel Thitung df Ttabel Sig. Kesimpulan Keterangan
X2 -3,714 525 ± 1,964 0,000 H0ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa thitung lebih besar dari
ttabel.Karena nilai thitung(-3,714) < -ttabel(-1,964) maka H0ditolak dan Haditerima.
disimpulkan bahwa, Masa perikatan Audit memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Kualitas Audit.
Pengaruh Langsung Maupun Tidak Langsung Ukuran KAP (X1) Masa Perikatan Audit (X2) Terhadap Kualitas Audit (Y)
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, dapat diketahui pengaruh langsung
maupun tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen yaitu sebagai
berikut
Tabel 7 Pengaruh Langsung
Dan Tidak Langsung X1Terhadap Y
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Besar
Kontribusi
X1Langsung PYX1.PYx1 19,2%
X1melalui X2 PYX1.rX1X2.PYx2 2,2%
Total pengaruh X1terhadap Y 21,2%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa total pengaruh yang diberikan
variabel Ukuran KAP (X1) terhadap variabel Kualitas Audit adalah sebesar 21,2%.
Tabel 8 Pengaruh Langsung
Dan Tidak Langsung X2Terhadap Y
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Besar Kontribusi
X2Langsung PYX2.PYx2 2,2%
X2melalui X1 PYX2.rX2X1.PYx1 2,0%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa total pengaruh yang diberikan
variabel Masa Perikatan Audit (X2) terhadap variabel Kualitas Audit hanya sebesar
4,2%.
Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan analisis jalur
melalui program untuk mengetahui pengaruh Ukuran KAP (X1), Masa Perikatan
Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y) terhadap Kualitas Laba (Z). Untuk memberikan
gambaran yang jelas, pengujian dilakukan secara parsial dan simultan untuk
periode tahun 2007-2012. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan tahapan
pengujian yaitu: (1) Menguji pengaruh Ukuran KAP terhadap Kualitas Laba; (2)
Menguji pengaruh Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas Laba; (3) Menguji
pengaruh Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba; dan (4) Menguji pengaruh
Ukuran KAP, Masa Perikatan Audit, dan Kualitas Audit secara simultan terhadap
Kualitas Laba.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh Ukuran
KAP (X1), Masa Perikatan Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y) terhadap Kualitas
Laba (Z). Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal atau
pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks korelasi
dari variabel-variabel Ukuran KAP (X1), Masa Perikatan Audit (X2) dan Kualitas
Tabel 9
Masa Perikatan Kredit Pzx2= -0,429
Kualitas Audit Pzy = -0,107
Dengan memperhatikan tabel di atas, maka diperoleh persamaan jalur
sebagai berikut :
Z = 0,115 X1– 0,429 X2 – 0,107Y + ε2
Dari persamaan di atas dapat diartikan bahwa nilai koefisien jalur variabel
Masa Perikatan Audit lebih besar, pada pengaruhnon linierdengan Kualitas Laba (semakin pendek Masa Perikatan Audit, semakin tinggi Kualitas Laba) lebih besar
dibandingkan koefisien jalur variabel Ukuran KAP dan Kualitas Audit artinya
Masa Perikatan Audit lebih menentukan (berpengaruh lebih besar) terhadap
Kualitas Laba dibandingkan Masa Perikatan Audit dan Kualitas Audit baik secara
langsung maupun tak langsung.
Berdasarkan uraian diatas diperoleh total pengaruh variabel Ukuran KAP
(X1), Masa Perikatan Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y) terhadap Kualitas Laba (Z)
adalah sebesar 0,164 atau sekitar 16,4%, sedangkan pengaruh faktor lainnya
terhadap Kualitas Laba (Z) ditunjukkan dengan nilai 0,836 atau sekitar 83,6%.
Dengan kata lain, variabel Kualitas Laba (Z) dapat dijelaskan sebesar 16,4% oleh
variabel Ukuran KAP (X1), Masa Perikatan Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y).
Sisanya sebesar 83,6% variabel Kualitas Laba (Z) dapat dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti. Berikut adalah gambar pengaruh antara Ukuran KAP (X1),
Gambar 3. Pengaruh antara Ukuran KAP (X1), Masa Perikatan Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y) terhadap Kualitas Laba (Z)
Pengujian Koefisien Jalur Secara Simultan
Hipotesis utama penelitian ini adalah Ukuran KAP (X1), Masa Perikatan
Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y) berpengaruh terhadap Kualitas Laba (Z).
Tabel 10
Pengujian Secara Simultan
Hipotesis Alternatif Fhitung db Ftabel Keputusan Kesimpulan
X1, X2dan Y secara
simultan
34,147
db1= 3
2,622 H0ditolak Signifikan
berpengaruh terhadap
Z db2= 524
Berdasarkan tabel pengujian diatas dapat dilihat nilai Fhitungsebesar 34,147.
Sementara dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas
(2;528-3-1) diperoleh F 0,05 (3;524) = 2,622. Karena nilai Fhitung (34,147) > Ftabel (2,622)
maka pada tingkat kekeliruan 5% maka H0ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
X
1Y
Z
0,115
-0,107
ε2
0,836
X
2pengujian dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa Ukuran KAP,
Masa perikatan Audit dan Kualitas Audit secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Laba.
Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial.
Hasil dari pengujian secara simultan menyimpulkan terdapat pengaruh
yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian parsial untuk melihat lebih jelas
variabel mana saja diantara ketiga variabel eksogen, yaitu Ukuran KAP, Masa
Perikatan Audit dan Kualitas Audit yang pengaruhnya signifikan terhadap Kualitas
Laba.
Tabel 11
Uji t Untuk Variabel Ukuran KAP
Variabel Thitung df Ttabel Sig Kesimpulan Keterangan
X1 2,463 524 ± 1,965 0,014 H0ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa thitung lebih besar dari
ttabel.Karena nilai thitung (2,463) > -ttabel(1,965) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jadi berdasarkan pada hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan 95%
disimpulkan bahwa, Ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kualitas Laba.
Tabel 12
Uji t Untuk Variabel Masa Perikatan Audit
Variabel Thitung df Ttabel Sig. Kesimpulan Keterangan
X2 -10,063 524 ± 1,965 0,000 H0ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa thitunglebih kecil dari
-ttabel.Karena nilai thitung(-10,063) < -ttabel(-1,965) maka H0ditolak dan Haditerima,
bahwa, Masa perikatan Audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas
laba.
Tabel 13
Uji t Untuk Variabel Masa perikatan Audit
Variabel thitung df ttabel Sig. Kesimpulan Keterangan
Y -2,309 524 ± 1,965 0,021 H0ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa thitung lebih besar dari
ttabel.Karena nilai thitung(-2,309) < -ttabel(-1,965) maka H0ditolak dan Haditerima.
Jadi berdasarkan pada hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan 95%
disimpulkan bahwa, Kualitas Audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kualitas laba.
Pengaruh Langsung Maupun Tidak Langsung Ukuran KAP (X1), Masa Perikatan Audit (X2) dan Kualitas Audit (Y) Terhadap Kualitas Laba (Z)
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, dapat diketahui pengaruh langsung
maupun tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 14
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Ukuran KAP Terhadap Kualitas Laba (Z)
Pengaruh Langsung dan Tidak langsung Besar
Kontribusi
X1Langsung PZx1PZx1 1,3%
X1melalui X2 PZx1rx1x2PZx2 -1,5%
X1melalui Y PZx1rx1YPZY 0,6%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa total pengaruh yang diberikan
variabel Ukuran KAP (X1) terhadap variabel Kualitas Laba (Z) adalah sebesar
0,4%.
Tabel 15
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Laba (Z)
Pengaruh langsung dan tidak langsung Besar
kontribusi
X2 langsung Pzx2Pzx2 18,4%
X2 melalui X1 Pzx2rx2x1Pzx1 -1,5%
X2 melalui Y Pzx2rx2yPzy -1,3%
Total pengaruh X2 terhadap Z 15,6%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa total pengaruh yang diberikan
variabel Masa Perikatan Audit (X2) terhadap variabel Kualitas Laba (Z) adalah
sebesar 15,6%.
Tabel 16
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Kualitas Audit (Y) Terhadap Kualitas Laba (Z)
Pengaruh langsung dan tidak langsung Besar
kontribusi
Y langsung PzyPzy 1,1%
Y melalui X1 Pzyryx1Pzx1 0,6%
Y melalui X2 Pzyryx2Pzx2 -1,3%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa total pengaruh yang diberikan
variabel Kualitas Audit (Y) terhadap variabel Kualitas Laba (Z) adalah sebesar
0,4%.
V. Diskusi, Implikasi dan Keterbatasan
Bertitik tolak pada hasil kesimpulan studi ini, dapat diberikan beberapa
saran dengan maksud memberikan upaya terhadap pengurangan tindakan
manajemen laba dan peningkatan kualitas laba, sebagai berikut:
1. Pengelolaan perusahaan yang baik memerlukan suatu mekanisme
pengendalian yang senantiasa ditingkatkan terus-menerus. Oleh karena itu,
diperlukan suatu keseimbangan yang optimal di antara mekanisme-mekanisme
yang ada seperti persentase kepemilikan institusional, persentase kepemilikan
manajerial dan komposisi dewan komisaris. Mekanisme pengendalian internal
yang baik tidak memberikan jaminan bahwa pihak-pihak yang mengelola atau
mengurus perusahaan dapat menjalankan fungsinya masing-masing dengan
baik. Diperlukan mekanisme lain yang mendukung, yaitu: pasar tenaga kerja,
independensi akuntan, etika bisnis dan kepastian hukum.
2. Untuk mendukung proses penyusunan suatu laporan keuangan yang layak,
persentase tertentu jumlah keanggotaan dewan komisaris dari luar perusahaan
tidak cukup menjadi mekanisme yang menentukan fungsi pengawasan dewan
komisaris berperan optimal. Diperlukan suatu dewan komisaris yang memiliki
karakteristik, yaitu: independen, kapabel dan kredibel baik sebagai institusi
maupun individu. .
3. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan proksi yang
mempertimbangkan menggunakan kuisioner. Penelitian selanjutnya dapat
mempertimbangkan proksi yang berbeda untuk mengukur komite audit.
Ukuran lain dapat berupa proporsi dari anggota komite audit yang memiliki
kompetensi dalam bidang akuntansi atau keuangan seperti penelitian yang
dilakukan oleh Pramudji dan Trihartati (2009).
Implikasi Hasil Penelilian
1. Implikasi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu adalah;
• Penelitian ini memberikan implikasi teoritis dan praktis bahwa sebuah
ketentuan yang mengatur profesi seharusnya disusun secara hati-hati dengan
mempertimbangkan hasil penelitian dan pendapat pihak lain, khususnya yang
terkait dengan profesi tersebut. Pemerintah dalam hal ini juga tidak bersalah,
sebab seharusnya IAI (dalam hal ini IAPI) yang harus lebih berperan dan
berinisiatif untuk meregulasi dirinya sendiri, sebelum diregulasi oleh pihak
publik (pemerintah).
Bagi investor.
• Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang dihasilkan
emiten, yang disusun berdasarkan norma atau standar akuntansi keuangan,
sehingga tidak dapat dihindarkan adanya tindakan manajemen laba. Para
investor sebaiknya berhati-hati dalam pengambilan keputusan bisnis, tidak
hanya terfokus pada informasilaba, tetapi juga mempertimbangkan informasi
REFERENSI
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2007. Teori Akuntansi. Buku Dua. Edisi Kelima. Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta.
Ghozali Imam., 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gudono. 2012. Analisis Data Multivariat. Edisi Kedua. BPFE Yogyakarta.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.Edisi ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 423/KMK.06/2002. Tentang Jasa Akuntan Publik.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 359/KMK.06/2003. Tentang Perubahan Atas Keputusan Nomor 423/KMK.06/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008, Tentang Jasa Akuntan Publik.
Riduwan., Kuncoro Engkos A. 2012. Cara Menggunakan Dan Memaknai Path Analysis. Cetakan Keempat. Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
Winwin, Y. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit Kencana Media Grup. Jakarta.
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley, Mark S. 2012. Auditing And Assurance Service An Integrated Approach, 14thGlobal Edition. New Jersey: Printice
Hall.
Francis, J. & E. Wilson. 1988. Auditor Changes: A Joint Test Of Theories Relating To Agency Costs And Auditor Differentiation. The Accounting Review 63: 663-682.
Hair, J.F., et al. 2010. Multivariate Data Analysis. 7thEdition. New Jersey : Pearson
Education Inc.
Messier, Glover, and Prawit. 2012. Auditing and Assurance Services Systematic Approach, 8thEdition. McGraw-Hill’s
Piot, C (2001). Agency Costs And Audit Quality : Evidence From France. European Accounting Review, Vol. 10, No. 3. Ecole Des Hautes Etudes Commerciales De Montreal (Hec).
Rebuilding Public Confidence In Financial Reporting An International Perspective. (2003). International Federation of Accountants
Scott, William. R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th Edition. Toronto:
Pearson Prentice-Hall.
Schipper, Khaterine dan Linda Vincent. 2003. Earnings Quality. Accounting Horizons, Vol.17. Supplement, p.97-110.
Schroeder, Richard G., Myrtle W. Clark, & Jack M. Cathey. (2009). Financial Accounting Theory and Analysis: Text and Cases, 9thEdition. Wiley.
Sekaran, U., & Bougie, R. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, 5thEdition. John Wiley & Sons.
Teoh, S.H., & Wong, T.J. 1993. Perceived Auditor Quality And The Earnings Response Coefficient. The Accounting Review, Vol. 68 (2). Pp. 346-366.
Tucker, Jennifer W., Zarowin, Paul. 2006. Does Income Smoothing Improve Earnings Informativeness. The Accounting Review, Vol. 81 (1)
Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Baridwan, Zaki & Hariani, Arie Rahayu. 2010. The Presence Of Earnings Manipulation Incentive As A Prerequisite For The Benefits Of Higher-Quality Audit To Be Realized: The Case Of Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII, Purwekerto.
Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran. Tidak Dipublikasikan.
Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XI, Pontianak, hal. 1-13.
Giri Efraim Ferdinan. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) Dan Reputasi Kap Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Di Indonesia. Artikel Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Rachmawati, Andri Dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makasar.
Riyatno. (2007). Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Earning Response Coefficients. Jurnal Keuangan Dan Bisnis, 5(2), 148-162.
Siregar Sylvia V., Amarullah F., Wibowo A., Dan Anggraita V. 2012. Audit Tenure, Auditor Rotation, And Audit Quality: The Case Of Indonesia. Asian Journal Of Business And Accounting, 5(1), 55-74.
Siregar, S.V. & Utama, Siddharta. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII. Solo
Stefanie L. Tate (2007) Auditor Change And Auditor Choice In Nonprofit Organizations. Auditing: A Journal Of Practice & Theory: May 2007, Vol. 26, No. 1, Pp. 47-70.
Wibowo, A. & Rossieta, H., 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit Suatu Studi Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII. Palembang.
Wijayani, Evi & Januarti, Indira. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang
Al-Thuneibat., Al Issa., Ata Baker. 2011. Do Audit Tenure And Firm Size Contribute To Audit Quality. Managerial Auditing Journal Vol. 26 No. 4, Pp. 317-334.
Balsam, S., J. Krishnan, Dan J.S. Yang. 2003. Auditor Industry Specialization And Earnings Quality. Auditing: A Journal Of Practice & Theory 22 (2): 71– 97.
Becker, C.L., Defond, M.L., Jiambalvo, J., and Subramanyam, K.R. 1998. The Effect of Audit Quality on Earnings Management. Contemporary Accounting Research, 15, 1-24.
Beattie, V., S. Brown, D. Ewers, B. John, S. Manson, D. Thomas And M. Turner (1994), Extraordinary Items And Income Smoothing: A Positive Accounting Approach. Journal Of Business Finance And Accounting, Vol. 21, 6 (September), Pp. 791-811.
Chang, X., Gygax, A.F., Oon, E. and Zhang, F.(2008). Audit Quality, Auditor Compensation and Initial Public Offering Underpricing. Accounting and Finance. Vol.48, No.3. pp.391-416
Chaney, P.K. Dan D.C. Jeter, 1991, The Effect Of Size On The Magnitude Of Long Window Earnings Response Coefficients, Contemporary Accounting Research 8, No.2 : 540-560.
Cho, J.Y And K. Jung. (1991). Earnings Response Coefficient: A Sythesis Of Theory And Empirical Evidence. Journal Of Accounting Literature. 10: 85-116.
Chi, W. & Huang, H. (2005). Discretionary Accruals, Audit-Firm Tenure And Audit-Partner Tenure: Empirical Evidence From Taiwan. Journal Of Contemporary Accounting And Economics 1, 65-92.
DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Size And Audit Quality. Journal Of Accounting And Economics, 3, (1981) Pp. 183-199, North-Holland Publishing Company.
Francis, Jere & Dong Yu., 2009. Big 4 Office Size And Audit Quality. The Accounting Review. Vol. 84, No. 5. Pp. 1521–1552.
Ghosh, A.A. & Moon, D.C. (2005). Auditor Tenure And Perceptions Of Audit Quality. The Accounting Review, 80(2), 585-612.
Healy, P.M. & Wahlen, J.M. (1999). A Review of The Earnings Management Literature and Its Implications For Standard Setters. Accounting Horizons, 13, 4, 365-383.
Jansen, M.C., And W.H. Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behaviour Agency Cost And Ownership Structure. Jurnal Of Finance Economic. Vol 3, No. 4:305-360.
Johnson, V, E., I. K. Khurana, & J. K. Reynolds. (2002). Audit Firm Tenure And The Quality Of Financial Reports. Contemporary Accounting Research, 19 (4), 637-660.
Jong-Hag Choi, Chansog Kim, Jeong-Bon Kim Dan Yoonseok Zang. 2010. Audit Offize Size, Audit Quality, And Audit Pricing. Auditing: A Journal Of Practice And Theory Vol 29 No.1: 73-97.
Kasznik, R. 1999. On The Association Between Voluntary Disclosure And Earnings Management. Journal Of Accounting Research, 37, 57-81.
Krishnan, G.V. (2003). Does Big Six Auditor Industry Expertise Constrain Earnings Management. Accounting Horizon.
Krishnan, J. dan P.C. Schauer. 2000. The Differentiation of Quality Among Auditors: Evidence from the Not-for-Profit Sector. Auditing: A Journal of Practice & Theory 19 (2): 9–25.
Lee, C.J., C. Liu, Dan T. Wang. 1999. The 150-Hour Rule. Journal Of Accounting And Economics. 27 (2). Pp. 203—228.
Liu, Wei. 2012. Audit Tenure, and Informativeness of Earnings: New Zealand Evidence. Dissertation. Published. AUT University
A Case For Mandatory Auditor Rotation. The Accounting Review 78(3):779–799.
Myring, M. (2006). The Relationship Between Returns And Unexpected Earnings: A Global Analysis By Accounting Regimes. Journal Of International Accounting Auditing & Taxation, 15 (1), 92-108.
Nasser, A., Wahid, E., Nazri, S., & Hudaib, M. (2006). Auditor-Client Relationship: The Case Of Audit Tenure And Auditor Switching In Malaysia. Managerial Auditing Journal,, 21(7), 724-737.
Pae, Jinhan. 1999. Earnings Management and Its Impact on the Information Content of Earnings and the Properties of Analysts Forecasts. Thesis. Published. UMI.
Reynolds, J. K., & Francis, J. R. (2000). Does Size Matter The Influence Of Large Clients On Office-Level Auditor Reporting Decisions. Journal Of Accounting And Economics, 30(3), 375-400.
Sarbanes Oxley Act (2002). (Pub.L. 107-204, 116 Stat. 745, enacted July 30, 2002), also known as the 'Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act' (in the Senate) and 'Corporate and Auditing Accountability and Responsibility Act' (in the House) and commonly called Sarbanes-Oxley, Sarbox or SOX, is a United States federal law enacted on July 30, 2002.
United States General Accounting Office. 2003. Report To The Senate Committee On Banking, Housing, And Urban Affairs And The House Committee On Financial Services. Public Accounting Firms Required Study On The Potential Effects Of Mandatory Audit Firm Rotation.