• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI KONSUMEN MUDA DI KOTA BANDUNG TERHADAP E-SERVICE QUALITY SITUS BELANJA ONLINE: A PRELIMINARY RESEARCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI KONSUMEN MUDA DI KOTA BANDUNG TERHADAP E-SERVICE QUALITY SITUS BELANJA ONLINE: A PRELIMINARY RESEARCH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERSEPSI KONSUMEN MUDA DI KOTA BANDUNG

TERHADAP E-SERVICE QUALITY

SITUS BELANJA ONLINE: A PRELIMINARY RESEARCH

Nina Septina

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan [email protected]

[email protected]

Abstrak

Perkembangan teknologi, khususnya internet, memfasilitasi berkembangnya bisnis

online. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen online, pelaku bisnis online perlu

mengetahui persepsi konsumen mengenai kualitas layanannya sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk setiap kebijakan pemasarannya. Salah satu cara untuk mengukur persepsi konsumen adalah menggunakan pengukuran dimensi service quality. Untuk mengukur persepsi konsumen online, dapat dilakukan dengan cara menggunakan e-service quality. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dilakukan untuk mempelajari dimensi e-service quality yang sesuai dalam mengukur persepsi konsumen muda di kota Bandung terhadap situs belanja online, sehingga persepsi mereka dapat dideskripsikan dengan baik. Pengumpulan data dilakukan melalui focus group

discussion. Hasil penelitian menemukan bahwa konsumen muda di kota Bandung

melakukan belanja online baik pada platform e-commerce maupun marketplace, dan dimensi e-service quality yang dinilai oleh konsumen e-commerce berbeda dengan dimensi yang dinilai oleh konsumen marketplace.

Kata kunci: persepsi, e-service quality, e-commerce, marketplace

Abstract

The rapid development of technology, especially internet, facilitates the growth of online business. To enhance online consumer satisfaction, online businesses need to know the perceptions of consumers about the quality of its services as one of the basic considerations in decision making for their marketing policy. One method to measure consumer perception uses the dimensions of service quality. To measure the perceptions of online consumers, can be done with the use of e-service quality. This research is a preliminary study conducted to learn the dimensions of e-service quality of young consumer in Bandung, so their perception can be described well. Data collection was done through focus group discussion. The results of this study found that young consumers in the city of Bandung do online shopping on either the e-commerce platform or marketplace, and dimensions of e-service quality rated by

(2)

2

consumer e-commerce different with the dimensions assessed by the consumer marketplace.

Keywords: perception, e-service quality, e-commerce, marketplace

PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia merupakan peluang yang menarik bagi para pelaku bisnis untuk mengembangkan saluran distribusi melalui aktivitas pemasaran secara online. Penggunaan handphone di wilayah perkotaan Indonesia telah mencapai 88 persen dan kepemilikan gadget ini merupakan salah satu faktor yang secara signifikan berpengaruh pada perilaku belanja konsumen. Hasil survei yang dilakukan AC Nielsen pada tahun 2014 menemukan bahwa Indonesia berada dalam urutan peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan telepon genggam untuk berbelanja online bersama dengan Filipina, Vietnam dan Thailand; dan semua negara di wilayah Asia Tenggara menghasilkan skor di atas rata-rata global.

Ketersediaan koneksi internet berkecepatan tinggi dan banyaknya penawaran online

yang semakin menarik, akan sangat mendukung pertumbuhan bisnis online. Para pelaku bisnis yang tertarik untuk meraih keuntungan dari peluang ini tentunya perlu mempersiapkan diri dengan keputusan dan strategi bisnis yang lebih matang. Bisnis

online ini dapat diupakan melalui pembuatan website tersendiri ataupun membuka

lapak pada suatu forum atau marketplace.

Untuk dapat memenangkan persaingan, kepuasan konsumen merupakan salah satu kuncinya. Kepuasan konsumen terkait erat dengan kemampuan pelaku bisnis menawarkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen online, pelaku bisnis perlu memahami dinamika perilaku konsumen, yang senantiasa berubah mengikuti perkembangan jaman.

Upaya yang dapat dilakukan para pelaku bisnis dalam melakukan identifikasi dan memahami keinginan konsumen di antaranya adalah dengan cara mempelajari dan

(3)

3

memahami persepsi konsumen terhadap layanan yang mereka berikan. Salah satu cara untuk mengukur persepsi konsumen adalah menggunakan lima dimensi service

quality. Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi internet, service quality

berkembang menjadi berbasis elektronik sehingga untuk mengukur persepsi konsumen online menggunakan e-service quality.

Berdasarkan uraian di atas, timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

 Platform bisnis online apa saja yang digunakan oleh konsumen muda di kota Bandung?

 Dimensi e-service quality apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengukur persepsi konsumen di kota Bandung untuk masing-masing platform yang digunakan?

Penelitian ini bertujuan mempelajari dimensi e-service quality yang sesuai untuk mengukur persepsi konsumen online di kota Bandung sehingga persepsi mereka terhadap e-service quality situs belanja online dapat dideskripsikan secara jelas.

TINJAUAN PUSTAKA

Situasi persaingan dan semakin majunya teknologi mendorong pelaku bisnis untuk lebih memperhatikan pengembangan kualitas pelayanan (service quality). Service

quality adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas

layanan yang mereka terima atau peroleh (Parasuraman et al, 1990). Service quality

dibangun atas adanya perbandingan dua komponen utama yaitu persepsi konsumen atas layanan yang nyata diterima (perceived service) dan layanan yang diharapkan

(expected service). Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada

kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi harapan konsumen. Karena adanya keterbatasan pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen online dibandingkan dengan bisnis offline, seperti tidak adanya frontliner yang dapat melayani konsumen secara face to face langsung dan keterbatasan unsur tangibles, maka pengukuran

(4)

4

merupakan pengembangan dari SERVQUAL yang disusun oleh Parasuraman et al

(1988) yang digunakan untuk mengukur layanan offline.

E-service quality menunjukkan seberapa jauh suatu website mampu memfasilitasi

proses transaksi pembelian dan pengiriman yang efektif dan efisien (Parasuraman, et al, 2005), merupakan penilaian dan evaluasi secara menyeluruh atas kualitas layanan kepada konsumen di dunia virtual (Santos, 2003). Beberapa penelitian sebelumnya, sebagaimana yang tercantum pada tabel 1, telah mengidentifikasikan beragam dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur e-service quality.

Tabel 1. Dimensi E-Service quality Berdasarkan Beberapa Penelitian Terdahulu

Penulis Dimensi E-Service quality

Yang (2001) Website design, security and information.

Zeithaml et al. (2002) Security, communication, reliability, responsiveness and delivery.

Yang et al. (2003) Reliability, responsiveness, competence, ease of use, security and product portfolio.

Field et al. (2004) Website design, reliability, security, and customer service.

Gounaris et al. (2005) Website design, information, trust, responsiveness and reputation.

Parasuraman et al. (2005)

Efficiency, availability, fulfillment, privacy, responsiveness, compensation and contact.

Kim et al. (2006) Efficiency, fulfillment, system availability, privacy,

responsiveness, compensation, contact, information and graphic style.

Fassnacht dan Koese (2006)

Graphic quality, layout, attractiveness of selection, information, ease of use, technical quality, reliability, functional benefit and emotional benefit.

Cristobal et al. (2007) Website design, customer service, assurance and order management.

(5)

5 METODE PENELITIAN

Variabel yang diteliti adalah e-service quality. Mengacu pada Parasuraman et al

(2005) maka e-service quality pada penelitian ini adalah kemampuan suatu situs belanja online dalam memfasilitasi proses transaksi pembelian dan pengiriman secara efektif dan efisien. Dimensi e-service quality merujuk pada dimensi service

quality yang terdiri atas Tangibles, Empathy, Reliability, Assurance, dan

Responsiveness, yang penyesuaian dimensinya berkembang karena bisnis online

yang memiliki karakter tersendiri. Untuk memetakan dimensi e-service quality yang sesuai untuk konteks konsumen muda di kota Bandung, pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD, yang diselenggarakan pada minggu terakhir Januari 2016 hingga pertengahan bulan Februari 2016.

Jenis data yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari sumber datanya yaitu peserta FGD. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga sampling tidak mengacu pada representasi jumlah responden yang mewakili populasi, melainkan representasi informasi yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Karena itu, peserta diskusi merupakan konsumen muda yang mengetahui dan memiliki pengalaman yang sesuai dengan topik penelitian agar yang bersangkutan dapat memberikan informasi yang cukup mendalam dan dapat dipercaya sebagai nara sumber. Pemilihan peserta FGD

pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria tertentu, yaitu konsumen muda yang berusia antara 17 hingga 35 tahun, yang pernah melakukan transaksi online dalam satu bulan terakhir. Penetapan kriteria ini adalah untuk memastikan bahwa responden masih ingat dengan pengalamannya menggunakan bisnis online dimana kesan atas kualitas layanan yang dirasakannya masih ada dalam ingatannya.

Model bisnis online sangat beragam, baik yang business to business, business to

consumer, maupun consumer to consumer melalui website maupun media elektronik

lainnya termasuk social media. Pada penelitian ini, konteks yang diteliti mengacu pada platform e-commerce (seperti lazada, traveloka, dan sejenisnya) dan platform

(6)

6 HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

Hasil FGD tidak bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena tidak digunakan dengan tujuan untuk memberi gambaran umum yang mewakili suatu populasi tertentu. Dengan kata lain, arti penting dilaksanakannya suatu kegiatan FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, akan tetapi pada kedalaman informasinya. Melalui FGD ini, penulis mengetahui beragam argumentasi dasar atas persepsi yang terbentuk pada kelompok populasi konsumen muda di kota Bandung.

Profil peserta FGD, 3 sesi dengan total peserta 26 orang, terdiri dari 11 orang pria dan 15 orang wanita, dapat dilihat pada tabel 2. Sesuai dengan yang tercantum pada tabel 1, peserta FGD melakukan belanja online dengan menggunakan kedua flatform, baik e-commerce maupun online marketplace. Lebih lanjut peserta diskusi menyatakan bahwa mereka melakukan belanja online karena beberapa faktor. Bagi semua peserta, faktor praktis karena fleksibel tidak terbatas ruang dan waktu merupakan faktor utama. Dalam hal ini konsumen membandingkan dengan pengalaman mereka berbelanja di toko offline yang terbatas oleh jam operasional toko dan membutuhkan waktu tempuh tertentu dari lokasi konsumen ke toko dengan moda transportasi tertentu. Faktor lainnya adalah karena pengaruh word of mouth

teman dan keluarga yang merasa puas setelah berbelanja online. Untuk peserta mahasiswa dan ibu rumah tangga, faktor harga menjadi faktor penting berikutnya. Mereka lebih sering berbelanja pada saat produk ditawarkan dengan diskon yang cukup besar sehingga harga yang mereka bayarkan menjadi sangat murah dan terjangkau. Sedangkan untuk peserta yang pekerjaannya sebagai karyawan dan pengusaha, faktor penting berikutnya bukanlah harga atau diskon yang ditawarkan, akan tetapi ketersediaan produk karena mereka umumnya mencari kendaraan bermotor, collectible items dan produk lain yang jarang tersedia di toko offline.

(7)

7

Tabel 2. Profil Peserta FGD dan Alasan Berbelanja Online

Sesi Jumlah Peserta (orang)

Gender Usia (tahun)

Pekerjaan Alasan Situs Belanja

1 10 6 Pria 4 Wanita 19 – 29 Mahasiswa (D3, S1, S2) Praktis WOM Diskon Ketersediaan Lazada, Zalora, Tokopedia, Blibli, Bukalapak, Kaskus, Berniaga, OLX, Traveloka, Social media 2 9 5 Pria 4 Wanita 21 – 32 Karyawan, Pengusaha Praktis WOM Ketersediaan Lazada, Blibli, OLX, Bhinneka, Traveloka, Bukalapak Social media 3 7 7 Wanita 19 – 34 Ibu Rumah Tangga Praktis WOM Diskon Lazada, Zalora, Elevenia, MatahariMall, Blibli, OLX, Traveloka, Agoda, Social media Sumber: Hasil FGD, 2016

Peserta diskusi menggunakan kedua jenis platform, baik e-commerce maupun

marketplace. Dengan pertimbangan faktor keamanan bertransaksi, untuk

marketplace mereka jarang berbelanja online dengan nominal transaksi besar, selain

memperhatikan testimoni yang tercantum dan mengutamakan belanja pada toko

online yang pemiliknya mereka kenal. Sedangkan untuk e-commerce mereka cukup

yakin akan keamanan bertransaksinya karena terdapat pilihan COD (cash on

delivery) dan terdapat fitur rekening bersama yang akan menghindarkan konsumen

(8)

8

Menurut peserta diskusi, tampilan website untuk e-commerce dan toko online

menjadi penting karena di sini semua informasi produk dan layanan bisnis online

tercantum lengkap. Sedangkan untuk marketplace yang menggunakan social media

kejelasan foto produk dan kemudahan dihubungi serta respon yang diberikan oleh pelaku bisnis online yang lebih penting. Pengiriman produk dianggap penting akan tetapi tidak menjadi yang utama karena dengan memilih melakukan belanja online, peserta diskusi menyatakan bahwa konsekuensinya adalah adanya waktu tunggu tertentu untuk menerima produknya. Semua peserta diskusi menyadari adanya waktu tunggu dan bahkan sebagian besar peserta mentolerir keterlambatan pengiriman hingga waktu sekitar satu minggu dari yang dijanjikan. Untuk produk yang kebutuhannya mendesak dan harus segera digunakan, peserta diskusi tidak akan menggunakan situs belanja online.

E-commerce dan marketplace merupakan dua platform yang berbeda. Di mana

e-commerce melakukan many to many transaction, sedangkan marketplace merupakan

one to many atau one to one transaction. Dengan demikian dimensi e-service

quality yang diukur pada masing-masing platform belum tentu sama.

Service quality yang terdiri atas tangibles, empathy, responsiveness, assurance dan

reliability. Tangibles adalah semua hal yang langsung terlihat secara fisik. Untuk

bisnis online dimensi tangibles dapat dilihat pada tampilan desain website atau pada visualisasi pada marketplace yang digunakan. Reliability berkaitan dengan dengan kemampuan melakukan pelayanan kepada konsumen sesuai dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Wolfinbarger and Gilly (2003) menjelaskan bahwa reliability atau fulfillment adalah kemampuan website untuk menampilkan deskripsi produk sesuai dengan apa yang didapatkan konsumen dan mengirimkan produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

Responsiveness (daya tanggap) mengukur kemampuan pelaku bisnis online untuk

menyediakan informasi yang sesuai pada saat konsumen menghadapi kesulitan selama transaksi, mekanisme pengembalian produk dan mengatur jaminan/garansi (Wang, 2003). Assurance (jaminan) adalah pengetahuan, kesopanan, dan keramahan pengelola bisnis online dalam melayani konsumennya yang dapat memunculkan rasa

(9)

9

aman selama bertransaksi. Sedangkan empaty adalah kepedulian pengelola bisnis

online untuk memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi. Responsiveness, assurance

dan empaty yang dilakukan oleh pengelola bisnis online kepada konsumen berkaitan

dalam satu kesatuan melalui aktivitas customer service dan security.

Peserta diskusi yang menggunakan e-commerce menyampaikan bahwa faktor yang yang menjadi perhatian utama dalam melakukan belanja online adalah faktor tampilan website dan fitur yang tersedia serta jaminan pengiriman produk yang dipesan. Sedangkan faktor keamanan bertransaksi tidak terlalu diperhatikan karena

web sudah menjamin dengan sistem pembayaran m-banking dan fasilitas rekening bersama.Berarti, yang paling penting bagi peserta untuk e-commerce adalah dimensi

tangible dan reliability.

Sedangkan peserta yang menggunakan marketplace menyampaikan bahwa faktor yang paling penting adalah visualisasi produk, kemudahan menghubungi pengelola bisnis online, dan kecepatan merespon pertanyaan konsumen serta tanggapan yang ramah dan sopan. Dengan demikian dimensi yang paling penting bagi peserta untuk

marketplace adalah dimensi tangible dan customer service. Pada e-commerce

tampilan website umumnya sudah sangat jelas dan lengkap memberikan penjelasan tentang produk sehingga peserta diskusi tidak terlalu sering menghubungi pengelola

website. Sedangkan pada toko online atau social media penjelasan produk tidak

selalu selengkap pada e-commerce sehingga peserta diskusi membutuhkan informasi tambahan dari pengelola bisnis online sebelum memutuskan untuk melakukan transaksinya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil FGD yang telah diuraikan sebelumnya, peserta diskusi menggunakan kedua jenis platform, baik e-commerce maupun marketplace, dan dimensi e-service quality yang dapat disusun untuk platform e-commerce dan

(10)

10

Hasil FGD ini akan ditindaklanjuti dengan penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur persepsi konsumen muda di Bandung terhadap situs belanja online yang mereka gunakan, baik platform e-commerce maupun

marketplace dengan kuesioner terpisah, dan selanjutnya akan dilakukan penelitian

lanjutan dalam skala lebih besar untuk mempelajari persepsi konsumen online di berbagai kota di Indonesia.

Tabel 3. E-Service Quality untuk E-commerce

Dimensi Indikator

Reliability  Informasi ketersediaan produk jelas

Server terjaga selama transaksi

 Produk yang dikirimkan sesuai dengan yang dipesan  Pengiriman produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan  Kemasan dirancang agar produk tidak rusak selama

pengiriman

 Produk yang diterima konsumen sesuai dengan yang digambarkan pada web

Tangible (Website Design)

 Informasi spesifikasi produk lengkap  Proses transaksi cepat

 Proses sistem pembayaran mudah digunakan

 Pengelompokan produk memudahkan konsumen menemukan produk yang dicari

 Personalisasi informasi sesuai dengan data konsumen  Personalisasi transaksi sesuai dengan keinginan konsumen

Security  Keamanan privasi data pribadi konsumen terjaga

Website memiliki fitur keamanan bertransaksi yang baik

Responsiveness, Assurance and Empathy (Customer Service)

 Terdapat fitur yang memudahkan konsumen menghubungi pengelola bisnis online

 Pertanyaan konsumen dijawab segera Sumber: Hasil FGD, 2016

(11)

11

Tabel 4. E-Service Quality untuk Platform OnlineMarketplace (Toko Online)

Dimensi Indikator

Reliability  Informasi ketersediaan produk jelas

 Produk yang dikirimkan sesuai dengan yang dipesan  Pengiriman produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan  Produk yang diterima konsumen sesuai dengan gambar

yang ditampikan

 Kemasan dirancang agar produk tidak rusak selama pengiriman

Tangible (Visualisasi)  Informasi produk lengkap

 Fokus foto produk jelas

 Foto produk dari beberapa sudut pengambilan  Foto produk merupakan real pic

 Personalisasi transaksi sesuai dengan keinginan konsumen  Pengelompokan produk memudahkan konsumen menemukan

produk yang dicari

Security  Privasi data pribadi konsumen terjaga

 Terdapat testimoni yang dapat diandalkan

Responsiveness, Assurance and Empathy (Customer Service)

 Terdapat fasilitas komunikasi yang memudahkan konsumen menghubungi pengelola bisnis online

 Ramah dalam menanggapi keluhan konsumen  Sopan dalam menjawab pertanyaan konsumen  Pertanyaan konsumen dijawab segera

 Memberikan solusi terbaik untuk keluhan yang disampaikan konsumen

(12)

12

Tabel 5. E-Service Quality untuk Platform OnlineMarketplace (Social media)

Dimensi Indikator

Reliability  Informasi ketersediaan produk jelas

 Produk yang dikirimkan sesuai dengan yang dipesan  Pengiriman produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan  Produk yang diterima konsumen sesuai dengan gambar yang

ditampikan

 Kemasan dirancang agar produk tidak rusak selama pengiriman

Tangible

(Visualisasi)

 Informasi produk lengkap  Foto produk jelas

 Foto produk dari beberapa sudut pengambilan

 Personalisasi transaksi sesuai dengan keinginan konsumen

Security  Privasi data pribadi konsumen terjaga

 Terdapat testimoni yang dapat diandalkan

Responsiveness, Assurance and Empathy (Customer Service)

 Terdapat fasilitas komunikasi yang memudahkan konsumen menghubungi pengelola bisnis online

 Pertanyaan konsumen dijawab segera

 Tidak menggunakan jawaban yang ‘copy paste’ untuk menjawab pertanyaan konsumen

 Sopan dalam menjawab pertanyaan konsumen  Ramah dalam menanggapi keluhan konsumen

 Memberikan solusi terbaik untuk keluhan yang disampaikan konsumen

Sumber: Hasil FGD, 2016

DAFTAR PUSTAKA

Cristobal, E., Flavian, C. and Guinaliu, M., 2007. Perceived eservice quality: Measurement validity and effects on consumer satisfaction and web site

(13)

13

Fassnacht, M. and Koese, I, 2006. Quality of electronic services: Conceptualizing

and testing a hierarchical model.Journal of Service Research, 9(1), 19-31

.

Field, J.M., Heim, G.R. and Sinha, K.K., 2004, Managing quality in the eservice

system: Development and application of a process model. Production and

Operations Management, 13(4), 291-306.

Gounaris, S., Dimitriadis, S. and Stathakopoulos, V., 2005, Antecedents of perceived quality in the context of Internet retail stores. Journal of Marketing

Management, 21(7), 669-682.

Kim, M., Kim, JH. and Lennon, S.J. 2006, Online service attributes available on

apparel retail web sites: An ESQUAL approach. Managing Service quality,

16(1), 51-77.

Parasuraman, A., Zeithmal, V.A., Berry, L.L., 1988, SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of

Retailing 64 (1), 12-40.

Parasuraman, A., Zeithmal, V.A., Berry, L.L., 1990, Delivering Quality Service

Balancing Customer Perceptions and Expectation. New York ; The Free

Press.

Parasuraman, A., Zeithaml, V.A. and Malhotra, A. 2005, E-S-QUAL: a multiple-item

scale for assessing electronic service quality. Journal of Service Research,

7(X), 1-21.

Santos, J., 2003, E-Service Quality:A Model of Virtual Service Quality Dimensions,

Managing Service Quality 13.

Wang, Y.S.,2003, “Assessing customer perception of website service quality in

digital marketing environtments”, Journal of End User Computing 15(3),

14-31

Wolfinbarger,M., Gilly, M, 2003. eTailQ: dimensionalizing, measuring,and

predictingretail quality. Journal of Retailing 79, 183-193.

Yang, Z., 2001, Consumer perceptions of service quality in Internet based electronic

commerce. Proceedings of theEMAC Conference, 811 May 2001, Bergen.

Yang, Z., Peterson, R.T. and Cai, S., 2003, Services quality dimensions of Internet

retailing: An exploratory analysis. Journal of Services Marketing, 17(7),

(14)

14

Zeithaml, V.A., Parasuraman, A. and Malhotra, A. , 2002, Service quality delivery

through web sites: A critical review of extant knowledge. Journal of the

Gambar

Tabel 2. Profil Peserta FGD dan Alasan Berbelanja Online  Sesi  Jumlah
Tabel 3. E-Service Quality untuk E-commerce
Tabel 4. E-Service Quality untuk Platform Online Marketplace (Toko Online)
Tabel 5.  E-Service Quality untuk Platform Online Marketplace (Social media)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data diketahui bahwa persepsi pengunjung situs jual beli online OLX.co.id yang berdasarkan rata-rata kepuasan konsumen akan pelayanan jasa yang disuguhkan

Dengan demikian, dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh service quality yang mempengaruhi loyalitas konsumen pada produk Kentucky Fried

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa dimensi e-service quality yang meliputi website design, reliability, responsiveness, trust, dan personalization memiliki pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) e-service quality berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, 2) e-service quality berpengaruh terhadap loyalitas

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel e-service quality berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen, variabel e-trust juga berpengaruh

156 Hipotesis – hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Service Quality dan e-CRM berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen pada PT INFINITY FINANCIAL SERVICE H2 :

4.2.4 Pengaruh tidak langsung e- service quality X terhadap loyalty intentions Y melalui perceived value Z Dari hasil pada Gambar 2 menunjukkan bahwa e-service quality dapat

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Eweoya 2016 dengan judul E-Banking Users’ Behaviour: E- Service Quality, Attitude, and Customer Satisfaction yang