• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO STOP MOTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO STOP MOTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO

STOP MOTION

PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Anggun Shunu Pratama

Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: Shunupratama25@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran video stop motion, mengetahui tingkat validitas media pembelajaran video stop motion, serta mengetahui apakah media pembelajaran video stop motion efektif. Penelitian ini merupakan penelitian R&D dengan model pengembangan ADDIE yang hanya dilakukan sampai uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilaksanakan pada siswa kelasVII F SMP N 17 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan angket. Data diperoleh dari hasil validasi oleh para ahli, soal tes prestasi belajar, pengisian lembar observasi proses pembelajaran oleh observer, dan pengisisan angket respon siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh proses pengembangan media pembelajaran: Analysis : kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, dengan model pembelajaran konvensional, belum pernah digunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, tersedia LCD Proyektor di dalam kelas, siswa kurang aktif serta sulitnya pemahaman konsep pada materi operasi himpunan. Design :menyusun rencana pengembangan dan menetapkan materi operasi himpunan sebagai materi pembelajaran. Development: menetapkan produk yang dibuat adalah video stop motion, membuat materi pembelajaran. Implementation :Rendering media pembelajaran video stop motion. Evaluation :melakukan pengambilan data respon siswa terhadap media pembelajaran video stop motion, proses pembelajaran dengan media pembelajaran video stop motion dan prestasi belajar siswa. Respon siswa terhadap media pembelajaran memperoleh skor rerata 3,18 dengan kategori baik, prestasi belajar siswa yang lulus soal tes memperoleh skor rerata 77,52% (KKM > 75 %), dengan kategori sangat baik, proses pembelajaran memperoleh skor rerata 3,33% dengan kategori “baik sekali” dapat disimpulkan dari ketiga indicator bahwa media pembelajaran video stop motion efektif untuk materi operasi himpunan kelas VII F SMP N 17 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: Video stop motion, ADDIE, validitas media, keefektifan media

PENDAHULUAN

Berkembangnya dunia teknologi informasi yang sangat pesat, membuat dunia pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah menganjurkan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

(2)

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dalam Kompetensi Pendagogik Guru SMP/MTs Kompetensi Inti no 5 dijelaskan bahwa “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran terhadap Kompetensi mata pelajaran, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu”.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di SMP N 17 Purworejo, mendapatkan informasi bahwa sarana dan prasarana yang tersedia lengkap dan salahsatu materi yang masih dirasa sulit oleh siswa adalah materi operasi himpunan dalam beberapa kompetensi dasar. Ibu rohmah juga menjelaskan bahwa yang bersangkutan belum pernah menggunakan media pembelajaran. Sebagaimana uraian diatas peneliti berencana mengembangkan media pembelajaran video stop motion

dengan harapan dapat melatih siswa dalam keaktifan, tanggung jawab, dan disiplinnya sebagaimana tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar.

Abdorrakhman Gintings (2010: 140) menyatakan media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan sebaliknya. secara garis besar media belajar dan pembelajaran dapat dibedakan ke dalam empat kelompok yaitu Visual, Audio, Audio Visual, dan Multimedia. Di dalam multimedia ini menampilkan materi pembelajaran dengan teknik yang memadukan semua keungulan peralatan media audio dan visual dengan berbagi teknik penyajian yang memanfaatkan teknologi komputer dan LCD projektor sebagai peralatan utamanya. Penggunaan multimedia juga memungkinkan siswa untuk belajar secara individual baik dimanapun dan kapanpun.

Menurut Briggs dalam Sadiman, Arief S. (2014: 6), “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.” Alat fisik di atas merupakan alat-alat yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa baik berupa teks, suara, gambar maupun video. Alat fisik tersebut juga harus dipilih sehingga dapat menarik dan merangsang siswa untuk belajar.

(3)

Beberapa teknik film animasi yang berhubungan dengan teknik pembuatan film animasi langsung yang termasuk kategori jenis animasi stop motion, seperti cut-out

animation (film animasi potongan), clay animation (film animasi malam), puppets

animation (film animasi boneka) dan film mography. Menurut Asnawir dalam Yudhi

munadi (2013: 123) film mography yaitu teknik yang paling sederhana dan murah, dengan jalan memotretgambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak.

W. James Popham (2008: 7) menyatakan, efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.

Sadiman dalam Trianto (2014: 21) menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.Dalam hal ini kefektifan yang dimaksud adalah keefektifan media pembelajaran video stop motion. Dengan kriteria media pembelajaran video stop

motion yang efektif sebagai berikut; a). Proses pembelajaran berjalan dengan baik, b).

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran baik, c). Prestasi belajar siswa tuntas secara klasikal dengan syarat aspek ketuntasan belajar terpenuhi.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran video stop motion, mengetahui tingkat validitas media pembelajaran video stop motion, serta mengetahui apakah media pembelajaran video stop motion efektif.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau biasa disebut dengan istilah R&D (Research and Development). Produk yang dikembangkan yaitu video stop motion pada materi operasi himpunan. Model penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Tempat penelitian di SMPN 17 Purworejo

(4)

Kabupaten Purworejo pada bulan Oktober tahun 2016. Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP N 17 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017. Subjek uji coba terbatas berjumlah 32siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi, tes dan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar validitas media pembelajaran video stop motion, lembar angket respon siswa, lembar observasi proses pembelajaran, dan soal prestasi belajar. Instrumen terlebih dahulu divalidasi kepada ahli materi, ahli media, ahli respon siswa dan ahli proses pembelajaran sebelum digunakan untuk melakukan uji coba terbatas. Teknik analisis data menggunakan rerata.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada tahap Analysis diperoleh informasi bahwa pembelajaran Matematika di SMP N 17 Purworejo pada saat ini mengacu pada kurikulum 2013. Selain itu terdapat

LCD projektor di dalam kelasdan siswa masih kurang dalam keaktifan serta tanggung

jawab sebagai seorang peserta didik. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pengembangan media pembelajaran video stop motion sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika.

Pada tahap Design, peneliti memulai menyusun rencana dalam proses pengembangan produk seperti penetapan materi dan rancangan produk yang akan dikembangkan. Pengembangan (Development) produk yang dibuat adalah video stop

motion. Kemudian hasil desain produk diberikan kepada ahli.Dari hasil validitas

pembelajaran, didapat bahwa media pembelajaran video stop motion mendapat skor rerata 3 dengan kategori baik, sedangkan hasil validasi materi dari ahli materi (Dosen Matematika) mendapat skor rerata 3,45 dengan kategori baik sekali berdasarkan tabel kriteria validitas. Dimana rerata 3,26 - 4,00 memenuhi kriteria baik sekali, rerata2,56 – 3,25 memenuhi kriteria baik, rerata1,76 - 2,50 memenuhi kriteria tidak baik, dan rerata 1,00 – 1,75 memenuhi kriteria sangat tidak baik. Dengan berlandaskan indikator validitas media dan materi pembelajaran dikategorikan baik jikamendapatkan skor rerata > 2,56 ini berarti bahwa media pembelajaran berbasis ICT valid digunakan sebagai media pembelajaran untuk uji coba terbatas.

(5)

Implementation, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan baik media pembelajaran dan materi pembelajaran telah valid, semua yang telah dikembangkan dipersiapkan sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar dapat diimplementasikan.

Dari hasil evaluation atau evaluasi dari uji coba terbatas prestasi belajar siswa memperoleh rerata 75,48 dan mencapai ketuntasan klasikal sebesar 77,42% untuk

pos-test. Hal ini menunjukan bahwa secara klasikal prestasi belajar sudah mencapai

ketuntasan > 75 %. KKM yang berlaku di SMP N 17 Purworejo pada pelajaran matematika adalah 75, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam kategori “baik”. Hasil dari pengambilan data respon siswa terhadap indicator menunjukan sikap siswa terhadap media pembelajaran video stop motion mencapai rerata sebesar 3,12 dengan kategori “baik”; indicator menunjukan respon siswa terhadap cara belajar matematika dengan menggunakan media pembelajaran video stop motion sebesar 3,25 dengan kategori “baik sekali”; indikator menunjukan respon siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran video stop motion

sebesar 3,19 dengan kategori “baik”; indikator menunjukan sikap siswa terhadap pelajaran matematika setelah menggunakan media pembelajaran video stop motion

sebesar 3,19 dengan kategori “baik”. Rerata dari keempat indikator tersebut adalah 3,18 dengan kategori “baik”.

Data hasil observasi kesesuaian proses pembelajaran dengan media pembelajaran video stop motion terhadap indikator menunjukkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan media pembelajaran video stop motion mencapai rerata sebesar 4 dengan kategori “baik sekali” ; indikator menunjukan pengaruh proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video stop motion terhadap siswa sebesar 3 dengan kategori ”baik”; indikator menunjukan kesesuaian proses pembelajaran dengan media pembelajaran video stop motion terhadap tujuan pembelajaran sebesar 3 dengan kategori “baik”; indikator menunjukan pengaruh proses pembelajaran dengan media pembelajaran video stop motion terhadap kreativitas siswa dengan rerata sebesar 3,33 dengan kategori “baik sekali”. Rerata keempat indicator diatas mencapai rerata 3,33 dengan kategori “baik sekali”.

(6)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh,mengembangkan media pembelajaran video stop motion meliputi beberapa proses yaitu: Analisis kebutuhan: Mengidentifikasi apakah media pembelajaran video stop motion solusi yang tepat dan dibutuhkan dalam sebuah pembelajaran. Membuat materi pembelajaran dan latihan soal: Menulis materi pembelajaran dan latihan soal sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. Materi pembelajaran dan latihan soal dibuat dalam bentuk naskah untuk kemudian dikonsultasikan kepada ahli materi pembelajaran untuk mengetahui tingkat validitasnya. Membuat video stop motion: Pembuatan video stop motion meliputi beberapa tahap yaitu pembuatan karakter, pengambilan gambar karakter dan penyusunan gambar atau pembuatan animasi gerak. Pembuatan video disesuaikan dengan materi pembelajaran dan latihan soal yang telah divalidasi. Video stop motion

kemudian dikonsultasikan kepada ahli media pembelajaran untuk diketahui tingkat validitas dan kesiapan untuk dilakukan uji coba terbatas.

Tingkat validitas media pembelajaran video stop motion pada materi operasi himpunan oleh ahli media pembelajaran medapatkan hasil rerata 3 dengan kategori “baik” dan oleh ahli materi pembelajaran matematika mendapatkan hasil rerata 3,45 dengan kategori “baik sekali”. Pengembangan media pembelajaran video stop motion

pada materi operasi himpunan kelas VII SMP N 17 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017dikatakan efektif berdasarkan kriteria yang terdiri dari proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran video stop motion dalam kategori “sangat baik”, respon siswa terhadap media pembelajaran video stop motion dikategorikan “baik”, prestasi belajar siswa dikategorikan “baik”. Dari penilaian ketiga kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video stop motion efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi operasi himpunan kelas VII SMP N 17 tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran dari peneliti diantaranya sebagai berikut. Pengembangan media pembelajaran video stop motion

(7)

pembelajaran video stop motion diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi dan tingkat yang berbeda, pengembangan media pembelajaran video stop

motion diharapkan dapat dikembangkan dengan jenis stop motion yang lain, dan

pengembangan video stop motion diharapkan dapat dikembangkan dengan karakter dan hasil animasi yang lebih menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Benny, A. Pribadi. 2010. Model DesainSistemPembelajaran. Jakarta: PT Dian rakyat.

Gintings,Abdorrakhman. 2010. BelajardanPembelajaran. Bandung: Humaniora.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta. GP Press Group.

Popham, W. James. 2008. TeknikMengajarSecaraSistematis. Jakarta: PT RinekiaCipta.

Trianto. 2014. Mendesain Model PembelajaranInovatif, Progresif, danKontekstual.

Referensi

Dokumen terkait

Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai interpretasi penutup/penggunaan lahan secara stereoskopis dengan foto udara pankromatik hitam putih.. Pada tahap

Maka devinisi dari etika kepribadian adalah tuntunan perilaku setiap kegiatan manusia yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, yang bertujuan untuk

Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas

Mesin air minum reverse osmosis (RO) merupakan mesin pengolah air langsung minum yang dapat membuang polutan-polutan berbahaya didalam air PAM atau air

[r]

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi penyakit ulat sutera dalam

Pada aspek kognitif, perbedaan efektivitas ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran dengan for- masi berbentuk U memudahkan siswa untuk berhadapan langsung

Dari hasil – hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi minat belanja konsumen dalam melakukan pembelian pada toko Sakinah adalah