• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atas dasar harga berlaku sebesar Rp 56 064,11 milyar, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 18 213,64 milyar.

 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) meningkat sebesar 6,06 persen. Pertumbuhan positif terjadi pada keseluruhan sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor pertanian sebesar 12,36 persen dan terendah pada sektor keuangan-persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,10 persen.

 Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y), PDRB Sulawesi Selatan triwulan III tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 8,23 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pertanian sebesar 13,11 persen.

 Secara kumulatif sampai dengan triwulan III 2014 (c-to-c), PDRB Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 7,88 persen dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pertanian sebesar 11,82 persen.

 Sumber pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2014 (q-to-q) terbesar dari sektor pertanian sebesar 3,25 persen, sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi (y-on-y) terbesar berasal dari sektor pertanian sebesar 3,50 persen, begitu juga secara kumulatif sampai dengan triwulan III 2014 (c-to-c) terbesar juga dari sektor pertanian sebesar 3,04 persen.

 Selanjutnya dari sisi penggunaan, kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 bertumbuh signifikan. Bila dilihat menurut q-to-q diperoleh pertumbuhan ekonomi sebesar 6,06 persen yang didorong oleh pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 3,06 persen; pengeluaran konsumsi LNPRT (nirlaba) sebesar 0,04 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,77 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,57 persen dan ekspor neto sebesar 0,43 persen.

 Menurut y-on-y pada triwulan III tahun 2014 bertumbuh sebesar 8,23 persen yang bersumber dari kinerja pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 4,09 persen; pengeluaran konsumsi LNPRT (nirlaba) sebesar 0,05: pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,08 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,14 persen sedangkan ekspor neto sebesar 0,90 persen.

 Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan hingga triwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan kumulatif hingga triwulan yang sama tahun sebelumnya (c-to-c) diperoleh pertumbuhan sebesar 7,88 persen yang bersumber dari komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 4,01 persen; komponen pengeluaran konsumsi LNPRT (nirlaba) sebesar 0,05 persen; komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,04 persen, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,01 persen; dan komponen ekspor neto sebesar 0,46 persen.

No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014

E

KONOMI

S

ULAWESI

S

ELATAN

T

RIWULAN

III

T

UMBUH SEBESAR

6,06

P

ERSEN

(2)

I.

Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan II dan III Tahun 2013

Hingga triwulan III tahun 2014 nilai PDRB atas dasar harga berlaku telah mencapai Rp 56.064,11 milyar meningkat dibanding triwulan II tahun 2014 sebesar Rp 51 801,62 milyar

dan triwulan I tahun 2014 sebesar Rp 49.352,37 milyar. Kondisi yang sama dialami PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 meningkat dari triwulan I tahun 2014 sebesar Rp 16.534,71 milyar menjadi Rp 17.172,79 milyar pada triwulan II tahun 2014 hingga mencapai Rp 18.213,64 milyar pada triwulan III tahun 2014.

Tabel 1

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triwulan II 2014 Triwulan III 2014 Triwulan II 2014 Triwulan III 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 13.127,72 15.268,98 4.520,89 5.079,75

2. Pertambangan dan Penggalian 2.603,20 2.878,38 1.121,40 1.223,26

3. Industri Pengolahan 6.409,68 6.716,28 2.354,57 2.431,19

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 485,48 508,76 193,59 196,85

5. Konstruksi 2.974,92 3.147,66 1.035,08 1.075,65

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.331,34 9.869,71 3.139,32 3.259,40

7. Angkutan dan Komunikasi 4.049,90 4.210,09 1.667,73 1.712,55

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4.105,81 4.209,56 1.517, 96 1.534,62

9. Jasa-jasa 8.713,58 9.254,69 1.622, 25 1.700,37

PDRB 51.801,62 56.064,11 17.172,79 18.213,64

Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 6,06 persen terutama didorong oleh kinerja tiga sektor ekonomi yang menciptakan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar yaitu sektor pertanian yang mencapai Rp 15.268,98 milyar atau dengan kontribusi sebesar 27,23 persen terhadap agregat PDRB, kemudian sektor perdagangan-hotel dan restoran sebesar Rp 9.869,71 milyar (17,60 persen), dan sektor jasa-jasa sebesar Rp 9.254,69 milyar (16,51 persen).

Selanjutnya tiga sektor ekonomi dengan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 terbesar pada triwulan III tahun 2014 meliputi sektor pertanian yang mencapai Rp 5.079,75 milyar atau dengan kontribusi sebesar 27,89 persen terhadap agregat PDRB, kemudian disusul sektor perdagangan-hotel dan restoran Rp 3.259,40 milyar (17,90 persen) dan sektor industri pengolahan Rp 2.431,19 milyar (13,35 persen).

(3)

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Tahun 2014

Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 (q-to-q) mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 6,06 persen, laju pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan produksi barang dan pelayanan jasa pada keseluruhan sektor ekonomi. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 12,36 persen; diikuti secara berurutan sektor pertambangan-penggalian sebesar 9,08 persen; sektor jasa-jasa sebesar 4,82 persen sedangkan laju pertumbuhan terendah pada sektor keuangan-persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,10 persen.

Tingginya laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan ini disebabkan peningkatan produksi pada subsektor tanaman bahan makanan (komoditas padi palawija) yang melebihi 20 persen dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan produksi subsektor padi palawija didukung oleh kondisi musim yang sesuai sehingga terjadi peningkatan luas panen dibanding triwulan sebelumnya (melebihi 50 persen). Sementara sektor keuangan-persewaan dan jasa perusahaan dengan laju pertumbuhan yang relatif kecil dibanding triwulan sebelumnya, disebabkan menurunnya penyerapan dana pihak ketiga (dpk) dan kebijakan pengetatan pemberian berbagai jenis kredit kepada nasabah oleh pihak perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persentase)

Lapangan Usaha Triwulan II 2014 Terhadap Triwulan II 2014 Triwulan III 2014 Terhadap Triwulan II 2014 Triwulan III 2014 Terhadap Triwulan III 2013 Triw. I s/d III 2014 Terhadap Triw. I s/d III 2013 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 6,54 12,36 13,11 11,82

2. Pertambangan dan Penggalian -2,09 9,08 -0,55 -1,25

3. Industri Pengolahan 5,19 3,25 10,01 7,98

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,97 1,68 10,74 10,47

5. Konstruksi 4,99 3,92 5,21 6,81

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,64 3,83 9,89 9,12

7. Angkutan dan Komunikasi 1,56 2,69 3,15 4,25

8. Keuangan, Real estat & Jasa Perusahaan 3,12 1,10 4,57 7,61

9. Jasa-jasa 1,76 4,82 6,03 6,28

PDRB 3,86 6,06 8,23 7,88

Bila perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III 2014 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y) diperoleh pertumbuhan sebesar 8,23 persen. Laju pertumbuhan terbesar pada sektor pertanian yang mencapai 13,11 persen disebabkan meningkatnya produksi subsektor tanaman bahan makanan karena adanya dukungan musim yang sesuai. Selanjutnya sektor dengan laju pertumbuhan terbesar kedua adalah sektor listrik-gas dan air bersih sebesar 10,74 persen yang didorong semakin meningkatnya jumlah pelanggan dan KWH yang terjual. Adapun sektor industri pengolahan menempati urutan ketiga dengan pertumbuhan sebesar 10,01 persen, kinerja sektor ini dipacu meningkatnya produksi subsektor industri makanan-minuman dan tembakau dan subsektor industri semen dan barang galian bukan logam.

(4)

Selanjutnya secara kumulatif sampai dengan triwulan III tahun 2014 (c-to-c) diperoleh pertumbuhan nilai tambah bruto Sulawesi Selatan sebesar 7,88 persen. Tercapainya laju pertumbuhan tertinggi pada sektor pertanian sebesar 11,82 didorong oleh peningkatan produksi komoditas padi yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mengalami bencana banjir di beberapa sentra produksi. Pertumbuhan terbesar kedua terjadi pada sektor listrik-gas dan air bersih sebesar 10,47 persen yang didorong oleh meningkatnya permintaan pemasangan sambungan baru dan peningkatan kapasitas produksi pembangkitan listrik yang dikelola pihak swasta. Adapun pertumbuhan terbesar ketiga dialami sektor perdagangan-hotel dan restoran sebesar 9,12 persen yang dipacu oleh meningkatnya aktifitas distribusi barang untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H

III.

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan II dan III Tahun 2013

Agregat PDRB Sulawesi Selatan atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2014 lebih dari separuhnya berasal dari empat sektor besar, yaitu sektor pertanian, jasa -jasa, perdagangan dan industri pengolahan. Dari keempat sektor ini yang andilnya mengalami pergeseran positif dibanding triwulan sebelumnya hanya sektor pertanian saja, sedangkan share sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan dan perdagangan-hotel-restoran yang mengalami pergeseran negatif. Selain itu masih ada tiga sektor lainnya yang mengalami pergeseran negatif, yaitu sektor listrik-gas-air bersih; sektor angkutan-komunikasi dan sektor keuangan-real estate dan jasa perusahaan sedangkan sektor pertambangan-penggalian mengalami pergeseran andil yang bernilai positif .

Bila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2013 diperoleh sektor-sektor dengan pergeseran andil bernilai positif terhadap total PDRB meliput sektor pertanian, sektor industri pengolahan; sektor listrik-gas dan air bersih dan sektor perdagangan-hotel dan restoran.

Tabel 3

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II dan III Tahun 2013/2014

(Persentase)

Lapangan Usaha Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Triwulan II 2014 Triwulan III 2014

(1) (2) (2) (2) (3)

1. Pertanian 23,99 25,37 25,34 27,23

2. Pertambangan dan Penggalian 6,17 6,03 5,03 5,13

3. Industri Pengolahan 12,58 11,72 12,37 11,98

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,89 0,87 0,94 0,91

5. Konstruksi 5,71 5,76 5,74 5,61

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,77 17,23 18,01 17,60

7. Angkutan dan Komunikasi 7,99 7,89 7,82 7,51

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,87 7,75 7,93 7,51

9. Jasa-jasa 17,04 17,38 16,82 16,51

(5)

Sumber pertumbuhan menggambarkan porsi sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap pertumbuhan agregat perekonomian (PDRB). Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III tahun 2014 (q-to-q) sebesar 6,06 persen, sebagian besar bersumber dari tiga sektor ekonomi masing-masing sektor pertanian sebesar 3,25 persen; sektor perdagangan-hotel dan restoran sebesar 0,70 persen; dan sektor pertambangan-penggalian sebesar 0,59 persen.

Selanjutnya pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 (y-on-y) sebesar 8,23 persen, sebagian besar bersumber pada sektor pertanian sebesar 3,50 persen; sektor perdagangan-hotel dan restoran sebesar 1,74 persen dan industri pengolahan sebesar 1,32 persen.

Adapun sumber pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 (c-to-c) sebesar 7,88 persen, terbesar

bersumber dari sektor pertanian sebesar 3,04 persen; sektor perdagangan-hotel dan restoran sebesar 1,64 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 1,08 persen

.

Tabel 4

Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2014 (Persentase)

Sektor Ekonomi Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

Q to Q Y on Y C to C Q to Q Y on Y C to C

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 12,36 13,11 11,82 3,25 3,50 3,04

2. Pertambangan & Penggalian 9,08 -0,55 -1,25 0,59 -0,04 -0,09

3. Industri Pengolahan 3,25 10,01 7,98 0,45 1,32 1,08

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,68 10,74 10,47 0,02 0,11 0,11

5. Konstruksi 3,92 5,21 6,81 0,24 0,32 0,41

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 3,83 9,89 9,12 0,70 1,74 1,64

7. Angkutan dan Komunikasi 2,69 3,15 4,25 0,26 0,31 0,43

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,10 4,57 7,61 0,10 0,40 0,67

9. Jasa-jasa 4,82 6,03 6,28 0,45 0,57 0,60

PDRB 6,06 8,23 7,88 6,06 8,23 7,88

IV. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan III Tahun 2014

Selama triwulan III tahun 2014 perekonomian Sulawesi Selatan bertumbuh sebesar 6,06 persen terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q). Peningkatan kinerja perekonomian dipacu oleh aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya komponen pengeluaran terutama konsumsi (baik rumah tangga, nirlaba maupun pemerintah), pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor impor. Demikian juga jika dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun sebelumnya (y-on-y) perekonomian Sulawesi Selatan di triwulan III 2014 tumbuh sebesar 8,23 persen. Sedangkan secara c-to-c, perekonomian Sulawesi Selatan di triwulan III 2014 tumbuh

(6)

Momentum bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri (lebaran) yang terjadi di triwulan III memicu konsumsi rumah tangga meningkat cukup tajam sehingga mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh signifikan dibanding dengan triwulan sebelumnya baik makanan maupun bukan makanan. Namun kenaikan konsumsi makanan relatif lebih tinggi dibandingkan konsumsi bukan makanan. Pembayaran gaji ke-13 PNS/TNI Polri yang seluruhnya terealisasi di bulan Juli dan pembayaran THR karyawan swasta menjelang hari raya idul fitri juga mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Kondisi tersebut diperoleh dari kenaikan pengeluaran konsumsi rumahtangga atas dasar harga konstan dari triwulan II tahun 2014 sebesar Rp 8.656,73 milyar menjadi Rp 8.883,49 milyar pada triwulan III tahun 2014. Fenomena yang sama terjadi bila pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 dibandingkan dengan triwulan III tahun 2013 (y-on-y) bertumbuh sebesar 6,20 persen. Demikian pula halnya bila kumulatif pengeluaran konsumsi rumahtangga sampai triwulan III tahun 2014 dibanding dengan kumulatif hingga triwulan III tahun 2013 (c-to-c) diperoleh pertumbuhan sebesar 6,39 persen.

Tabel 5

Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (Persentase) Jenis Penggunaan Triw. II 2014 Terhadap Triw. I 2014 Triw. III 2014 Terhadap Triw. II 2014 Triw. III 2014 Terhadap Triw. III 2013

Kum sd Triw. III 2014 Thdp Kum sd Triw. III

2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1,46 2,62 6,20 6,39

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,57 4,79 15,41 15,05

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,86 4,54 3,89 4,37

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,41 3,93 5,32 8,26

5. Perubahan Inventori (346,14) (46,82) (608,99) (66,32)

6. Ekspor Barang dan Jasa 3,05 5,59 7,62 11,11

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 16,06 (8,72) 6,73 (1,49)

P D R B 3,86 6,06 8,23 7,88

Komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (nirlaba) ditriwulan III 2014 juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan baik secara q-to-q, y-on-y

maupun c-to-c. Masyarakat (terutama umat muslim) memanfaatkan momentum datangnya bulan Ramadhan dengan lebih banyak memberikan sumbangan ke masjid dan lembaga-lembaga sosial (panti asuhan, dll) sehingga mampu mendorong konsumsi LNPRT tumbuh cukup signifikan di triwulan III. Demikian juga dengan pengaruh pelaksanaan pilpres yang puncaknya terjadi pada tanggal 9 Juli juga masih cukup terasa dalam memberikan andil peningkatan konsumsi LNPRT di triwulan III. Tercatat, sampai dengan triwulan III 2014 konsumsi LNPRT secara q-to-q tumbuh 4,79 persen. Sedangkan apabila dilihat pertumbuhan y-on-y maupun c-to-c konsumsi LNPRT pada triwulan III 2014 mampu tumbuh masing-masing 15,41 persen dan 15,05 persen.

(7)

pemerintah atas dasar harga konstan sebesar Rp 2.186,25 milyar pada triwulan II menjadi Rp 2.285,59 milyar di triwulan III tahun 2014 atau bertumbuh sebesar 4,54 persen. Fenomena menguatnya pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan III antara lain disebabkan oleh gaji ke-13 PNS/TNI Polri yang seluruhnya baru terealisasi dibulan Juli serta kenaikan realisasi penyerapan anggaran pemerintah daerah (APBD) maupun realisasi penyerapan anggaran pemerintah pusat (APBN) pada triwulan III yang lebih tinggi dibanding penyerapan anggaran pada triwulan sebelumnya. Meskipun demikian realisasi penyerapan anggaran baik APBN maupun APBD sampai dengan akhir bulan September 2014 relatif masih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwulan III baik APBN maupun APBD masih berada dikisaran 50-65 persen, di bawah target triwulan III yaitu 70-75 persen. Selain pembayaran gaji ke 13 PNS/TNI Polri, konsumsi pemerintah juga dipengaruhi oleh pertumbuhan belanja barang dan belanja modal (penyusutan) yang relatif lebih rendah dibandingkan triwulan II serta belanja bantuan sosial yang mengalami deprisiasi di triwulan III juga cukup mempengaruhi pertumbuhan konsumsi pemerintah.

Secara y-on-y, konsumsi pemerintah di triwulan III tumbuh sebesar 3,89 persen. Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah y-on-y tahun 2013 pada triwulan yang sama yang tumbuh sebesar 7,28 persen. Melemahnya pertumbuhan konsumsi pemerintah tersebut disebabkan adanya kebijakan efisiensi dan penghematan anggaran yang berimbas pada pemangkasan sebagian anggaran belanja pemerintah sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada besarnya serapan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan secara c-to-c sampai dengan triwulan III 2014 pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 4,37 persen.

Tabel 6

PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II dan Triwulan III Tahun 2014

(Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triwulan II 2014 Triwulan III 2014 Triwulan II 2014 Triwulan III 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 24.103,60 25.185,09 8.656,73 8.883,48

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 509,84 553,09 121,55 127,37

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 17.215,25 18.471,61 2.186,25 2.285,59

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 15.742,91 16.604,25 4.439,54 4.614,21

5. Perubahan Inventori 1.894,05 840,87 553,90 294,56

6. Ekspor Barang dan Jasa 10.784,69 11.691,68 6.287,50 6.638,98

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 18.448,71 17.282,48 5.072,68 4.630,56

PDRB 51.801,62 56.064,11 17.172,79 18.213,64

Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada triwulan III 2014 masih menunjukan pertumbuhan yang cukup menggembirakan, meskipun sedikit melemah dibandingkan dengan triwulan II 2014. Dari data yang dikeluarkan oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), realisasi data investasi PMA di Sulawesi Selatan ditriwulan III tercatat sebanyak 22 proyek dengan nilai investasi sebesar $65.184,2 ribu, turun dibanding triwulan sebelumnya. Investasi PMA didominasi sektor

(8)

pertambangan, transportasi dan komunikasi dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran. Sedangkan realisasi investasi PMDN meningkat dibanding triwulan sebelumnya dengan nilai investasi sebesar Rp 1.890,9 juta dengan jumlah proyek 18 proyek. Investasi PMDN didominasi oleh sektor industri serta sektor listrik, gas dan air.

Pertumbuhan penggunaan belanja modal oleh pemerintah yang melambat dibanding triwulan sebelumnya juga cukup mempengaruhi pertumbuhan PMTB. Secara q-to-q komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mampu tumbuh 3,93 persen, yaitu dari Rp 4.439,54 milyar pada triwulan II 2014 menjadi Rp 4.614,21 milyar pada triwulan III 2014. Apabila dibandingkan dengan triwulan III 2013

(y-on-y) komponen PMTB pada triwulan III 2014 naik sekitar Rp 233,26 milyar atau 5,32 persen.

Sedangkan secara c-to-c komponen PMTB tumbuh sekitar 8,26 persen.

Pada triwulan III 2014, komponen ekspor ternyata juga masih menunjukan pertumbuhan yang positif. Ekspor luar negeri Sulawesi Selatan masih didominasi oleh komoditas nikel dengan kontribusi lebih dari 50 persen dari total ekspor pada triwulan III. Komoditi lain yang kontribusinya cukup signifikan terhadap ekspor luar negeri Sulawesi Selatan adalah kakao, ikan dan udang, biji-bijian berminyak dan tanaman obat serta garam, belerang, kapur dan semen.

Tabel 7

Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Triwulan II dan Triwulan III

(Persentase)

Lapangan Usaha

2013 2014

Triwulan II 2013 Triwulan III 2013 Triwulan II 2014 Triwulan III 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 46,77 45,81 46,53 44,92

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,84 0,85 0,98 0,99

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 32,25 32,62 33,23 32,95

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 29,15 29,45 30,39 29,62

5. Perubahan Inventori 5,81 (0,73) 3,66 1,50

6. Ekspor Barang dan Jasa 19,99 20,11 20,82 20,85

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 34,81 28,12 35,61 30,83

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Secara umum, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) pertumbuhan ekspor di triwulan III 2014 mencapai 5,59 persen, dimana ekspor luar negeri mengalami pertumbuhan sebesar 4,46 persen, sedangkan ekspor antar daerah hanya tumbuh 7,76 persen dibanding triwulan sebelumnya. Total nilai ekspor Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan sampai dengan triwulan II 2014 sebesar Rp 6.287,50 milyar menjadi Rp 6..638,98 milyar pada triwulan III tahun 2014. Demikian juga bila nilai ekspor pada triwulan III tahun 2014 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) juga masih

mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,62 persen dimana ekspor luar negeri tumbuh sebesar 6,52 persen sedangkan ekspor antar daerah tumbuh 9,55 persen. Sedangkan apabila kumulatif nilai

(9)

ekspor sampai triwulan III tahun 2014 dibanding kumulatif nilai ekspor sampai triwulan yang sama tahun sebelumnya (c-to-c) tercatat pertumbuhan ekspor Sulawesi Selatan tumbuh 11,11 persen.

Berbeda dengan komponen ekspor, pada triwulan III 2014 komponen impor mencatat pertumbuhan negatif (q-to-q) yaitu minus 8,72 persen. Bahkan impor luar negeri turun cukup tajam pada level 19,11 persen. Penurunan impor luar negeri disebabkan beberapa komoditas impor seperti ampas/sisa bahan makanan, bahan kimia organik, besi dan baja, dan komoditas lainnya yang sharenya di

triwulan II 2014 mencapai 49 persen dari total impor luar negeri Sulawesi Selatan, turun sekitar 70 persen di triwulan III 2014 sehingga sharenya menjadi kurang dari 20 persen. Sedangkan impor antar

daerah juga mengalami kontraksi sebesar 4,87 persen. Sampai dengan triwulan III 2014 nilai impor Sulawesi Selatan atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 17.282,48 atau turun sekitar Rp 1.166,22 milyar dibanding triwulan II 2014. Demikian juga atas dasar harga konstan, impor Sulawesi Selatan turun dari Rp 5.072,68 milyar pada triwulan II 2014 menjadi Rp 4.630,56 milyar pada triwulan III 2014. Namun sebaliknya pertumbuhan nilai impor pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tumbuh positif sebesar 6,73 persen. Sedangkan jika kumulatif nilai impor hingga triwulan III tahun 2014 dibandingkan kumulatif nilai impor sampai triwulan III tahun sebelumnya (c-to-c) impor Sulawesi Selatan tumbuh negatif sebesar minus 1,49 persen.

Tabel 8

Pertumbuhan Dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2014 (Persentase)

Jenis Penggunaan Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

Q to Q Y on Y C to C Q to Q Y on Y C to C

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,62 6,20 6,39 3,06 4,09 4.01

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 4,79 15,41 15,05 0,04 0,05 0,05

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,54 3,89 4,37 0,77 1,08 1,04

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,39 5,32 8,26 1,57 2,14 2,01

5. Perubahan Inventori (46,82) (608,99) (66,32) 0,20 (0,03) 0,30

6. Ekspor Barang dan Jasa 5,59 7,62 11,11 2,22 3,02 2,80

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa (8,72) 6,73 (1,49) 1,79 2,12 2,34

P D R B 6,06 8,23 7,88 6,06 8,23 7,88

Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bila diamati menurut q-to-q pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 6,06 persen bersumber dari komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 3,06 persen; pengeluaran konsumsi LNPRT (nirlaba) sebesar 0,04 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,77 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,57 persen dan ekspor neto sebesar 0,43 persen.

Selanjutnya bila diamati menurut y-on-y, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 8,23 persen bersumber dari komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 4,09 persen;

pengeluaran konsumsi LNPRT (nirlaba) sebesar 0,05 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,08 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,14 persen dan ekspor neto sebesar 0,90 persen.

(10)

Demikian pula bila kumulatif nilai PDRB hingga tiwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan kumulatif nilai PDRB hingga triwulan III tahun sebelumnya (c-to-c) pertumbuhan ekonomi Sulawesi

Selatan sebesar 7,88 persen bersumber dari komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 4,01 persen; pengeluaran konsumsi LNPRT (nirlaba) sebesar 0,05 persen; pengeluaran konsumsi

pemerintah sebesar 1,04 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,01 persen dan ekspor neto sebesar 0,46 persen.

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi: Khaerul Agus, S.Si, MM

Kabid. Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dengan latar belakang pendidikan bidang selain itu (mahsiwa dengan latar belakang pendidikan yang kurang mendukung) tetapi mempunyai prestasi baik, juga dapat

Berdasarkan data dari pertanyaan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa responden menjawab pertanyaan ke lima dengan jawaban “sangat membantu” sebanyak 27 responden

Sesuai dengan Standar Dirjen Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek

Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk mendiagnosis penyakit apa yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan lisin yang ditambahkan pada pakan komersial terhadap pertumbuhan benih ikan Nila (Oreochromis

Pembahasan penelitian ini digunakan untuk data dan informasi hasil temuan yang diinterpretasikan dengan menggunakan studi kepustakaan pada Bab II.Hasil analisis yang telah

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan pengertian Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang

maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penanaman nilai religius yang dilaksanakan di MTs Ma‟arif NU 1 Ajibarang Banyumas, melalui kegiatan keagamaan, telah