• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance (Studi Penerimaan Sumber Daya Manusia Kepolisian Daerah Bali Tahun Anggaran 2015).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance (Studi Penerimaan Sumber Daya Manusia Kepolisian Daerah Bali Tahun Anggaran 2015)."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERIMAAN SUMBER DAYA MANUSIA

BRIGADIR POLRI

DALAM PERSPEKTIF

GOVERNANCE

(Studi Penerimaan Sumber Daya Manusia Kepolisian

Daerah Bali Tahun Anggaran 2015)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Ni Luh Putu Vina Austriani

1221205031

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Ni Luh Putu Vina Austriani NIM : 1221205031

Program Studi : Administrasi Negara

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiarisme/penjiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut, termasuk pembatalan skripsi dan pencopotan gelar kesarjanaan yang sudah diperoleh.

.

Denpasar, 23 Juni 2016 Yang membuat pernyataan

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya tugas akhir yang berupa skripsi Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance studi Penerimaan Sumber Daya Manusia Kepolisian Daerah Bali Tahun Anggaran 2015 dapat terselenggara dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

2. Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD.

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Bapak Dr. Drs. I Gusti Bagus Putu Suka Arjawa, M.Si.

4. Bapak Tedi Erviantono, S.IP., M.Si dan Ibu Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S., M.Si dan Dr. Piers Andreas Noak, S.H., M.Si, selaku Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Ibu Ni Wayan Supriliani, S.Sos., M.AP. 6. Dosen Pembimbing I yakni Bapak Tedi Erviantono, S.IP., M.Si yang

dengan sabar membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen Pembimbing II yakni Ibu Putu Eka Purnamaningsih, S.H., M.AP yang selalu memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

8. Dosen Penguji Ibu Ni Wayan Supriliyani, S.Sos., M.AP, Ibu Kadek Wiwin Dwi Wismayanti, SE., M.AP dan Bapak Putu Dharmanu Yudharta. S.Sos., M.AP yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

(5)

v

administrasi selama penulis mengikuti studi pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Udayana.

10.Kepala Kepolisian Daerah Bali Bapak Irjen. Pol. Drs. Sugeng Priyanto, S.H., M.H yang telah berbaik hati untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan penelitian ini.

11.Inspektur Pengawas Bidang Pembinaan (Irbidbin) Kepolisian Daerah Bali Bapak AKBP Drs. I Putu Sumartha yang telah memberikan petunjuk dan arahan untuk penelitian ini.

12.Kasubag Sahlur Kepolisian Daerah Bali Ibu kompol Ni Wayan Sutarniti, S.H yang telah memberikan petunjuk arahan proses administrasi dalam penelitian ini.

13.Bapak I Putu Lokantara, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN – PPM yang memberikan masukan dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

14.Ayahanda I Made Sudana S.Pd dan Ibunda Ni Nyoman Sulasih yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

15.Saudara/Saudari penulis yakni Made Hartawan Putra, S.E, Wayan Nadi, A.Md, Ni Wayan Ari Indrayanti, Ni Made Dewi Krisnayanti, S.Pd, I Wayan Wirakerti Nugraha, S.TP dan Ni Putu Cahyani Wulandari yang telah memberikan semangat menyelesaikan skripsi ini.

16.Kekasih tercinta yakni I Nyoman Agus Trimandala, S.S yang telah memberikan semangat dan berbagi pengalaman dalam menyelesaikan skripsi ini.

17.Bapak/Ibu Pengurus Yayasan Karya Salemba Empat yang memberikan dukung dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

18.Rekan – rekan Paguyuban Karya Salemba Empat Anindyaguna Univeritas Udayana yang terus mendukung penulis dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

S.E, I Gusti Agung Istri Cintya Saraswati, S.H dan Mega Abdi Utami yang terus mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

20.Rekan – rekan kuliah penulis dari jurusan Hubungan Internasional, Sosiologi, Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi dan D3 Perpustakaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

21.Rekan – rekan kuliah penulis AN’10 – AN’11 - AN’12 dan AN’13 yang telah memberikan semangat dan mengibur untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

22.Rekan – rekan yang terus mendukung penulis diantaranya Ratnawati dan Rianita.

23.Seluruh rekan – rekan mahasiswa dan sahabat penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan bantuan dan perhatiannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Atas segala bantuan serta bimbingan tersebut, penulis hanya bisa mengucapkan syukur dan terima kasih kiranya Tuhan Yang Maha Esa dapat membalas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian. Sebagai akhir kata dengan penuh kerendahan hati diharapkan bimbingan dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan materi skripsi ini dan akhirnya skripsi ini dipersembahkan kepada almamater tercinta, semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 23 Juni 2016

(7)

vii

ABSTRAK

Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri merupakan bentuk upaya mencari personel Brigadir Polri yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, akan tetapi pada penerimaan ini sering memunculkan permasalahan ditataran praktis. Dengan sering munculnya permasalahan ditataran praktis, peneliti mengkaji terkait dengan sisi governance yang diukur dengan indikator transparansi dan akuntabilitas. Polda Bali sebagai kepolisian daerah yang berada di Provinsi Bali yang melaksanakan penerimaan Brigadir. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data penelitian, penulis melakukan observasi lapangan serta wawancara mendalam terkait dengan penerimaan sumber daya manusia Brigadir Polri di Polda Bali tahun anggaran 2015. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu: pertama, pelaksanaan penerimaan Brigadir Polri di Polda Bali menggunakan prinsip BTAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, Humanis) yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksaaan tersebut. Kedua, sebelum tahapan tes dimulai terdapatnya pendatangan sebuah komitmen dengan lisan maupun tertulis yang disebut dengan Pakta Intergitas. Ketiga, dilihat dari indikator transparansi pelaksanaan proses tahapan tes penerimaan Brigadir dari awal sampai dengan akhir sudah memenuhi aspek transparansi namun terkait sosialisasi ke SMA/SMK masih belum maksimal. Keempat, dilihat dari indikator akuntabilitas pelaksanan penerimaan Brigadir Polri secara umum sudah baik walaupun terkait alat yang digunakan belum maksimal. Diharapkan dengan adanya penelitian ini diharapkan penerimaan Brigadir Polri akuntabiltas pelaksanaan terkait dengan alat yang digunakan lebih dimaksimalkan.

(8)

viii

ABSTRACT

The acceptance about Human Resources of Police Brigadir an effort to find a qualified personnel police Brigadir in accordance with prescribed rules, but it always rising the problem in practical level. With the frequent occurrence of the problems at the practical level, researchers reviewing which is relating to the governance as measured by indicators of transparency and accountability. Polda Bali as local police located in the province of Bali which is carrying out of Brigadir implement revenue. In this research use descriptive qualitative method. To obtain the data, the authors did a field observation as well as in-depth interviews associated with the acceptance of human resources of Police Brigadir in Polda Bali fiscal year 2015.

The result of this research are: First the implementation of Police Brigadir revenue in Polda Bali using principles BTAH (Clean, Transparent, Accountable, Humanist) which is used as a reference in the implementation. Second, before the test begins there are the creation of a treaty and signatories of a written or spoken commitment it called pakta intergritas. Third, looking from indicators of transparency in the implementation process of tests Police Brigadir revenue from the beginning to the end already fulfill the transparency but related to the socialization of SMA/SMK is not maximal yet. Fourth, as general looking from indicators of accountability for implementing Police Brigadir revenue has been good although there are differences in the phenomenon of measuring instruments used.

This research is expected with the implementation of Police Brigadir revenue of accountability associated with the tool used is prepared.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

2.3.3 Konsep Administrasi Kepolisian ... 24

2.3.4 Konsep Rekruitmen Polri ... 26

(10)

x

4.1.1 Profil Kepolisian Daerah Bali... 41

4.1.2 Brigadir Polri ... 46

4.1.3 Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri ... 47

4.2 Hasil Temuan Penelitiaan ... 49

4.2.1 Proses Penerimaan SDM Brigadir Polri ... 49

4.2.2 Hambatan dan Tantangan Penerimaan Brigadir Polri .... 66

4.3 Analisis Temuan ... 67

4.3.1 Keterkaitan dengan Teori Good Governance ... 68

4.3.2 Keterkaitan dengan Konsep Transparansi ... 70

4.3.3 Keterkaitan dengan Konsep Akuntabilitas ... 72

4.3.4 Keterkaitan dengan Konsep Administrasi Kepolisian .... 74

4.3.5 Keterkaitan dengan Konsep MSDM ... 75

(11)

xi

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Susunan Personel ... 4

Tabel 3.1 Tabel Informan ... 35

Tabel 4.1 Tabel Daftar Jumlah Polsek, Subsektor dan Pospol ... 42

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Administrasi Kepolisian ... 25

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

Gambar 4.2 Stuktur Organisasi Polda Tipe A ... 45

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Informan Lampiran 2. Daftar Pertanyaan

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

CASIS : Calon Siswa/Siswi DSP : Daftar Susunan Personel

KAPOLRI : Kepala Kepolisian Republik Indonesia KAPOLDA : Kepala Kepolisian Daerah

MAPOLDA : Markas Kepolisian Daerah POSPOL : Pos Polisi

POLDA : Kepolisian Daerah POLSEK : Kepolisian Sektor

POLRI : Kepolisian Republik Indonesia POLWAN : Polisi Wanita

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepolisian Republik Indonesia dalam upaya memenuhi kebutuhan personel Polri khususnya yang berpangkat Brigadir, maka dilaksanakan proses seleksi Brigadir Polri bertahap oleh Kapolri. Pada pelaksanaan seleksi tersebut, Kapolri mendeligasikan kewenangan kepada Kapolda dan jajaran melalui seleksi penerimaan Brigadir Polri yang dilaksanakan masing - masing Kepolisian Daerah. Hal ini dilakukan untuk memenuhi standar rasio jumlah personel Polri sesuai dengan DSP (Daftar Susunan Personel) Polri seperti yang tercantum dalam peraturan Kapolri. Pelaksanaan seleksi penerimaan Brigadir Polri tersebut disesuaikan dengan berdasarkan anggaran yang ada.

Kepolisian Daerah Bali atau Polda Bali merupakan lembaga kepolisian daerah yang memiliki tugas kepolisian, pada wilayah kerja. Polda Bali memiliki tugas dan tanggungjawab dibawah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menaungi 8 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Bali. Pada setiap Kabupaten dan Kota terdapat instusi kepolisian yang disebut Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Resor Kota (Porlesta).

(17)

2

reformasi birokrasi kepolisian. Manajemen pembinaan merupakan unsur yang mempengaruhi jalannya reformasi birokrasi kepolisian, salah satunya terimplementasi pada penyelenggaraan seleksi penerimaan Brigadir Polri. Administrasi kepolisian merupakan proses pelaksanaan tugas kepolisian dan pelaksanaan kebijakan dalam pemerintah yang berkaitan dengan tindak kriminal, yang baik upaya pada pencegahan, penanggulangan, dan rehabilitas (Cordner dalam Bayley, 1998).

Permasalahan terdapat di media massa online yang terjadi di Polda Bali seperti yang diterbitkan di media massa online www.merdeka.com dengan judul “Demi jadi Polwan rela ditiduri sampai hamil” yang diterbitkan Minggu, 26 Oktober 2014. Pada berita online tersebut mengungkapkan bahwa terdapat kasus Polisi Wanita (Polwan) hamil sedang mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto, Jawa Timur. Pada hasil pemeriksaan diketahui Polwan tersebut sedang mengandung berjalan 4 bulan yang diketahui dengan adanya dugaan gelagat dan postur tubuh polwan tersebut yang tidak seperti biasanya. Hal tersebut terjadi ironisnya bukan karena suka sama suka melainkan karena adanya dugaan balas jasa untuk melolosnya Polwan tersebut pada proses seleksi penerimaan Brigadir Polri Tahun Anggaran 2013. Melihat permasalahan yang terjadi institusi Polda Bali menelusuiri hal tersebut.

(18)

3

terhadap penerimaan Brigadir Polri tahun anggaran 2015. Dugaan tersebut terjadi pada oknum panitia pelaksana dengan salah satu peserta calon siswa Brigadir tahun anggaran 2015 yang menerangkan identitas nama panitia dan calon siswa Brigadir. Surat pengaduan itu diterima oleh pengawas internal saat pelaksanaan tes akademik penerimaan Brigadir Polri di Polda Bali pada 1 Mei 2015. Dengan adanya dugaan tersebut, pengawas internal yaitu inspektorat pengawasan daerah bersama dengan bidang profesi dan pengamanan menelusuri laporan pengaduan kasus tersebut. (Inspektorat Pengawasan Daerah Polda Bali, 2016).

(19)

4

Tabel 1.1

Daftar Susunan Personel (DSP)/Riil Pers PERSATKER Brigadir Polri 2015 No. Satuan Kerja 8. Direktorat Intelijent Keamanan 70 136 66 9. Direktorat Reserse Kriminal Umum 99 115 16 10. Direktorat Reserse Kriminal Khusus 70 60 -10 11. Direktorat Narkoba 78 53 -25 12. Direktorat Lalu Lintas 94 184 90 13. Direktorat Pengamanan Objek Vital 73 109 36 14. Direktorat Polisi Air 113 142 29 15. Direktorat Samapta Bhayangkara 385 452 67 16. Direktorat Pembinaan Masyrakat 3 12 9 17. Direktorat Tahanan dan Barang Bukti 41 33 -8 18. Bidang Hubungan Masyarakat 6 12 6 19. Bidang Hukum - 3 3 20. Bidang Profesi dan Pengamanan 50 72 22 21. Bidang Teknologi Informasi Kepolisian 13 19 6 22. Bidang Kedokteran dan Kesehatan 15 23 8 23. Bidang Keuangan 7 4 -3 24. Sekolah Polisi Negara 58 69 11 25. Pelayanan Markas 73 63 -10 26. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu 12 24 12 27. Satuan Brigade Mobil 2258 757 -1501 28. Sektretariat Umum 1 8 7 29. Rumah Sakit Pusat Polri 9 30 21

JUMLAH PERSONEL 3589 2483 -1106 Sumber: Polda Bali, 2016

(20)

5

Permasalahan lain di luar Kepolisian Daerah Bali juga seperti yang terdapat di media massa online www.merdeka.com dengan judul “Ujian jadi Brigadir Polisi curang, panitia dan peserta kolusi” yang diterbitkan Selasa, 14

Mei 2014. Pada berita online tersebut mengungkapkan bahwa penerimaan Brigadir Polri di Polda Sulawesi Tenggara terjadi dugaan kasus kecurangan yang membuat citra Kepolisian Daerah di Sulawesi Tenggara menjadi kurang baik dengan terdapatnya dugaan kolusi antara panitia dan peserta dalam tes penerimaan Brigadir Polri. Pada pelaksanaan tes akademik Bahasa Inggris terdapat oknum panitia mendekati peserta tes untuk membacakan jawaban kepada peserta tes serta adanya panitia yang memberikan jawaban dengan cara menunjukannya kepada peserta tes.

(21)

6

Brigadir Polri sangat besar hanya saja kuota yang ditentukan pada DSP (Daftar Susunan Personel) Brigadir Polri terbatas.

Berdasarkan fakta yang diuraikan diatas menunjukan bahwa perlu adanya seleksi penerimaan Brigadir Polri guna dapat memenuhi jumlah personel Brigadir Polri dengan berpihak pada prinsip tata kelola yang bertanggungjawab. Pada proses seleksi penerimaan ini Brigadir Polri wajib berorientasi pada pedoman kebijakan yang ditetapkan guna menghasilkan Brigadir Polri yang berkualitas. Sumber daya manusia Brigadir Polri menjadi hal penting dalam penentuan proses jalannya organisasi kepolisan. Sumber daya manusia yang diperoleh harus sesuai kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan proses seleksi penerimaan Brigadir Polri. Hal ini nantinya dapat diharapkan mewujudkan personel kepolisian yang memiliki integritas, profesionalitas, dan terhindar dari praktek – praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotime).

Pedoman pelaksanaan seleksi penerimaan Brigadir Polri di Polda Bali mengacu Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi. Proses seleksi Brigadir Polri ini memiliki harapan pelaksanaan tes penyelenggaraan ini didasarkan pada prinsip governance yang mencakup persyaratan, kriteria, mekanisme, dan prosedur dengan menjamin terlaksananya transparansi dan akuntabilitas. Adanya permasalahan yang diuraikan diatas maka, diperlukan Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif

(22)

7

Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi.

Tata kelola menurut Mas’oed (2003: 150 – 151) dalam buku yang bejudul Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance (2008) mengemukakan bahwa Governance merupakan prinsip dalam mengatur pemerintahan yang memungkinkan layanan publiknya efisien, sistem pengendaliannya bisa diandalkan dan administrasinya bertanggungjawab pada publik. Tata kelola ini merupakan hal yang sangat penting pada pelaksanaan penerimaan Brigadir Polri mengingat penerimaan ini diselenggarakan oleh lembaga negara dengan mengikutsertakan publik atau masyarakat sehingga diperlukan penerimaan secara bertanggungjawab.

Prinsip dari tata kelola tersebut mencakup partisipasi (participation),

aturan hukum (rule of law), transparansi (transparency), daya tanggap

(responsiveness), berorintasi konsensus (consensus orientation), berkeadilan

(equity), efektivitas dan efisiensi (effectiveness and efficiency), akuntabilitas

(accountability), visi strategis (strategic vision). Pada penelitian ini prinsip

governance dibatasi hanya pada transparansi dan akuntabilitas hal ini mengingat kedua prinsip tata kelola inilah yang sering kali memunculkan permasalahan ditataran praktis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah penelitian bagaimana Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif

(23)

8

Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi?

1.3 Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali yang berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi melalui konsep transparansi, akuntabilitas, administrasi kepolisian, rekruitmen polri, dan manajemen sumber daya manusia.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali berdasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi.

1.1Manfaat Penelitian

(24)

9

Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali yang berdasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi.

Selain itu juga secara praktis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk pemerintah, masyarakat, dan peneliti. Adapun manfaat yang dimaksud yaitu:

1. Bagi Institusi Kepolisian Republik Indonesia dan Kepolisian Daerah Bali pada khususnya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan acuan, masukan, dan pertimbangan untuk mengetahui Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali yang berdasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi.

2. Bagi Universitas Udayana, khususnya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hasil penelitian ini diharapkan menambah koleksi materi perpustakaan kampus dan diharapkan pula memacu minat untuk melanjutkan penelitian ini secara lebih ataupun masalah lain yang berkaitan dengan Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali.

(25)

10

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian skripsi ini dapat disusun ke dalam 5 (lima) Bab, dimana pada setiap Bab dapat diuraikan sebagai berikut yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang permasalahan mengenai Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance

Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali yang berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi dengan meliputi rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini akan menjelaskan tentang kajian pustaka, landasan teori, dan kerangka konseptual. Dalam hal ini juga menjelaskan teori dan konsep yang digunakan yaitu teori good governance dan konsep indikator transparansi, indikator akuntabilitas, administrasi kepolisian, rekruitmen polri, dan manajemen sumber daya manusia.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini akan menjelaskan tentang jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik penyajian data.

Bab IV Pembahasan

(26)

11

Tahun Anggaran 2015 di Polda Baliyang berdasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi serta hasil temuan dan analisa dari penelitian ini.

Bab V Penutup

(27)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian ini mengkaji tema Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali yang berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi. Penelitan terkait tema ini masih minim. Selama ini belum ada penelitian yang mengkaji tentang Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance sehingga sangat sulit menelusuri penelitian – penelitian terdahulu karena minimnya literature berupa jurnal maupun buku – buku terkait dengan Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif

Governance. Salah satu penelusuran terkait tema ini didapatkan peneliti melalui artikel internasional yang ditulis oleh Wilson dalam jurnal Hukum Pidana dan Kriminologi Volume 42, Nomor 2, Juli – Agustus 1951. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian yang sama dengan yang dilakukan oleh peneliti lakukan tidak ada namun ada penelitian yang serupa dengan penelitian yang peneliti lakukan.

(28)

13

tersebut dalam menjalankan tugas modernnya. Adanya kepadatan penduduk yang padat membuat polisi harus melaksanakan pengamanan yang sulit sehingga polisi harus siap dengan mengambil tugas modern yang sudah dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah tetapkan. Konsep polisi secara modern telah dilaksanakan pada tugas polisi untuk meningkatkan ekfektivitas kepolisian dalam menjalankan tugasnya. Polisi dalam tugasnya bertujuan untuk melindungi, membuat masyarakat nyaman, membuat masyarakat untuk taat hukum secara efektif. Jawaban dari tugas polisi secara modern akan membuktikan bahwa adanya kemajuan dalam kepolisian.

(29)

14

Penelitian Wantini dalam jurnal Publik-A, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2013 yang berjudul Strategi Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Citra Polisi pada Kepolisian Resor Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi hubungan masyarakat dalam meningkatkan citra polisi dengan menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities), dan ancaman (threaths) serta untuk dapat mengetahui bagaimana meningkatkan citra kepolisian yang buruk pada Kepolisian Resor Kota Pontianak yang disebabkan oleh tindakan oknum polisi yang tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnyasebagai anggota Polri sehingga hal ini dapat berdampak buruk terdapat suatu lembaga kepolisian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jika terjadi suatu pelanggaran perlu adanya komunikasi tatap muka untuk mengarahkan aparat kepolisian dalam mengatasi masalah pencitraan yang dilakukan oleh beberapa aparat kepolisian.

(30)

15

pada Polres Tulungagung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa revitalisasi Polri menuju pelayanan prima pada Polres Tulungagung telah dilaksanakan dengan baik dilihat semua tahapan revitalisasi Polri dapat terlaksana secara menyeluruh dengan baik sesuai target yang telah ditentukan dan mengacu pada perwujudan reformasi birokrasi.

(31)

16

ini mengenai Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif

Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali menggunakan dua cakupan yaitu transparansi dan akuntabilitas untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan adanya beberapa hal serupa yang dari penelitian terdahulu menyatakan bahwa penelitian mengenai Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali dapat berperan penting dalam menentukan jalannya organisasi kepolisian dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu belum adanya penelitian yang meneliti mengenai Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance. Dengan demikian, peneliti perlu meneliti hal tersebut mengingat bahwa dalam Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali berdasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi sehingga nantinya dari hasil penelitian ini tentunya akan digunakan sebagai perbaikan dan acuan dalam Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali pada penerimaan yang akan datang.

2.2 Landasan Teori

(32)

17

management, new public service dan good Governance. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori good Governance (tata kelola).

2.2.1 Good Governance (Tata Kelola)

Good governance dalam penelitian ini merujuk pada pengertian tata kelola menurut Mas’oed (2003: 150 – 151) dalam buku yang berjudul administrasi publik teori dan aplikasi good governance (2008) mengemukakan bahwa good governance (tata kelola) merupakan prinsip dalam mengatur pemerintahan yang memungkinkan layanan publiknya efisien, sistem pengadilannya bisa diandalkan dan administrasinya bertanggungjawab pada publik. Menurut Hardijanto (2000) mengemukan pula governance merupakan mekanisme suatu pengelolaan berdasarkan kewenangan tertinggi. Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengartikan good governance adalah proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service (Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 2000, h.1).

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli dan lembaga diatas dapat disimpulkan bahwa good governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam suatu negara yang melibatkan interaksi dengan masyarakat dengan bertanggungjawab. Pemerintahan yang baik dalam hal ini tentunya wajib mengimplementasikan prinsip – prinsip dasar dari governance

tersebut.

2.2.2 Prinsip Good Governance (Tata Kelola)

(33)

18

mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip yang harus dilaksanakan dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik meliputi sebagai berikut: 1. Partisipasi (Participation)

Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap warna masyarakat memiliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan baik yang dilaksanakan secara langsung maupun lembaga melalui lembaga perwakilan sesuai dengan kepentingan aspirasinya masing – masing.

2. Aturan Hukum (Rule of Law)

Prinsip ini menjelaskan bahwa aturan hukum dan perundang – undangan harus berkeadilan, ditegakan dan dipatuhi. Dalam aturan hukum ini tidak ada perbedaan hukum yang diterapkan.

3. Transparansi (Transparency)

Prinsip ini harus dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi – informasi yang akan diberikan kepada publik.

4. Daya Tanggap (Responsiveness)

Setiap institusi dan prosesnya diarahkan dalam upaya untuk melayani berbagai pihak kepentingan.

5. Berorientasi Konsensus (Consesus Orientation)

(34)

19

6. Berkeadilan (Equity)

Pemerintahan yang baik akan memberikan kesempatan terhadap masyarakatnya untuk meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya. 7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Effiency)

Dalam setiap proses kegiatan dan kelembagaan akan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik

– baiknya.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Dalam hal ini setiap pengambilan keputusan dalam berorganisasi sektor publik memiliki pertanggungjawaban yang harus dipertanggungjawabkan kepada publik.

9. Visi Strategis (Strategic Vision)

(35)

20

Polri Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali pelaksanakan seleksi penerimaan bedasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi.

Prinsip transparansi (transparency) wajib untuk diterapkan dan dilaksanakan pada Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali yang berdasarkan pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi karena dalam semua tahap proses penerimaan Brigadir Polri wajib dilaksanakan secara terbuka oleh yang terlibat baik secara internal maupun secara eksternal seperti Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).

(36)

21

Kedua prinsip ini sangat penting untuk diimplementasikan dalam Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali karena hal penerimaan ini sebagai penentu awal dalam organisasi kepolisian dalam menjalankan tugasnya sehingga nantinya dapat menghasilkan Brigradir Polri yang sesuai dengan kriteria sesuai dengan pedoman ditetapkan yang berpengaruh besar terdahap polisi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sehingga nantinya diharapkan dapat terwujudnya personel kepolisan yang integritas dan profesionalitas serta dengan harapan dapat terhindar dari praktek - praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) serta kedua prinsip tersebut sangat rentan terjadinya permasalahan dalam penerimaan Brigadir Polri dengan mengacu pada kasus – kasus dan permasalahan yang ada sehingga akan berpengaruh kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah ini.

2.2 Kerangka Konsep

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa unsur dalam good governance (tata kelola) yaitu transparansi (transparency) dan akuntabilitas (accountability) serta administrasi kepolisian, rekruitmen polri dan manajemen sumber daya manusia yang mengacu pada persoalan yang ada pada permasalahan ini.

2.3.1 Konsep Transparansi

(37)

22

organisasi termasuk polisi seharusnya memiliki hal yang transparan dan akuntabel, mengingat bahwa kedua parameter ini merupakan prasyarat utama yang wajib untuk dilaksanakan.

Transparansi berarti keputusan dan penegakannya yang diambil dilakukan sesuai aturan dan peraturan, informasi tersedia secara bebas dan langsung dapat diakses oleh mereka yang akan terpengaruh oleh keputusan tersebut dan penegakannya. Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi mengenai kebijakan, proses pembuatan, pelaksanaan, dan hasil yang dicapai. Dari dimensi transparansi yang telah dijelaskan dan disebutkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator transparansi (transparency) menurut (Krina, 2003) dalam E-Journal Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu:

1. Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur – prosedur, biaya – biaya dan tanggungjawab.

2. Kemudahan akses informasi.

3. Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap.

4. Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga non pemerintah.

2.3.1 Konsep Akuntabilitas

(38)

23

publik bagi pembuat/pengambilan keputusan/keputusan pemerintah dalam sektor private dan organisasi kemasyarakatan sebagaimana halnya kepada para pemilik

(steakeholders). Menurut Jones, (2009:345) dalam Journal of Political Studies,

Vol. 18, Issue - 2, 2011: 133-154 yang berjudul Good Governance and Police Administration, akuntabilitas merupakan kunci lain dari kebutuhan pemerintahan yang baik dan dianggap bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan hasil ditetapkan sebagai hasil dari suatu kegiatan dimana seseorang memiliki otoritas, pengambil keputusan dalam organisasi bertanggungjawab kepada stakeholder

internal maupun eksternal. Khusus dalam birokrasi pemerintahan akuntabilitas merupakan upaya menciptakan sistem untuk memonitor dan mengontrol kinerja birokrasi dalam kaitannya dengan kualitas, in-efisiensi dan perusakan sumber daya serta transparansi dalam manajemen keuangan, akunting dan penggunaan sumber daya.

Dari dimensi akuntabilitas yang telah dijelaskan dan disebutkan diatas peneliti menggunakan indikator akuntabilitas menurut (Krina, 2003) dalam E-Journal Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu:

1. Proses pembuatan sebuah keputusan tulis dibuat secara tertulis, tersedia bagi warga yang membutuhkan dengan setiap keputusan yang sudah diambil sudah memenuhi standar etika dan nilai – nilai yang berlaku dan sesuai dengan prinsip administrasi yang benar.

(39)

24

3. Kejelasan dari sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan. 4. Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan melalui media massa. 5. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat

dan mekanisme pengaduan masyarakat.

2.3.3 Konsep Administrasi Kepolisian

Menurut Cordner dalam (Bayle:1998) dalam buku yang berjudul Sistem Administrasi Kepolisan karya Djamin (2011) menyatakan bahwa admnistrasi kepolisian adalah pelaksanaan tugas kepolisian dan pelaksanaan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindak kriminal dan mencakupi hukum serta pendekatan umum terhadap masalah kriminal yang berkaitan dengan pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi. Menurut Djamin dalam bukunya yang berjudul Sistem Administrasi Kepolisian Republik Indonesia (2013) bahwa keberhasilan kepolisian diukur dari tercapainya tujuan dengan terlaksananya tugas pokok, tugas

– tugas dan wewenang yang dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Dari definisi yang diungkapkan oleh ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi kepolisian adalah proses kerjasama antara dua orang atau lebih pada sekelompok manusia pada pelaksanaan tugas kepolisian dan kebijakan dalam pemerintah harus sesuai dengan proses prosedur dari pelaksanaan organisasi kepolisian.

(40)

25

kepolisian dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini merupakan suatu hal yang wajib diterapkan dilembaga kepolisian dalam menjalankan organsiasi kepolisian karena berpengaruh besar terhadap keberlangsungan jalannya organisasi Polri. Untuk lebih jelasnya pembagian administrasi kepolisian dapat dilihat dari bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Administrasi Kepolisian

Sumber: Sistem Administrasi Kepolisian Republik Indonesia 2013

Administrasi Kepolisian terdiri atas dua unsur yaitu manajemen pembinaan dan manajemen operasional. Terkait penelitian tentang Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di Polda Bali dapat ditinjau dari manajemen pembinaan. Manajemen pembinaan terdiri atas pengorganisasian atau penyusunan organisasi, manajemen sumber daya manusia, pengawasan dan reformasi birokrasi. Dalam manajemen pembinaan sangat berkaitan erat dengan reformasi birokasi kepolisian. Manajemen pembinaan merupakan bagian tidak dapat dipisahkan dari administrasi kepolisian. Manajemen pembinaan sebagai sesuatu hal yang harus dilaksanakan dalam menjalankan organisasi kepolisian yang berkaitan dengan sistem administrasi kepolisian. Manajemen pembinaan menjadi unsur penting

Administrasi Kepolisian

(41)

26

yang wajib dilaksanakan dengan harapan dapat tercapainya reformasi birokrasi kepolisian dengan baik.

2.3.4 Konsep Rekruitmen Polri

Proses penerimaan Polri digunakan untuk menjaring pendaftar calon polisi. Dalam proses rekruimen ini lembaga institusi Porli memberikan sosialisasi secara terbuka melalui media massa, spanduk, baliho, dan sosialisasi secara langsung ke sekolah SMA/SMK serta masyarakat. Proses tahapan penerimaan dilaksanakan secara terbuka kepada calon peserta dimana pada saat seleksi peserta dapat melihat secara langsung hasil dari seluruh tahapan seleksi penerimaan Polri. Proses tersebut mulai dari penerimaan berkas hingga sampai kelulusan semua dalam pengawasan. Dalam pengawasan tersebut semua pihak sangat berperan untuk mengawasi setiap tahapan seleksi penerimaan untuk menjaring Brigadir Polri yang berkualitas, memiliki integritas yang tinggi dalam pekerjaan dan terpenting adalah memiliki sikap melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

Profesionalisme berperan penting untuk ditingkatan dalam mewujudkan harapan masyarakat terhadap polisi yang ideal. Dalam perumusan startegi pelaksanaan standarisasi profesionalisme Polri wajib dilaksanakan guna dapat Polri melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok fungsinya. Tuntutan mendasar yang harus terpenuhi agar profesionalisme Polri dapat terwujud maka dapat dimulai dari proses penerimaan anggota polri yang baik.

(42)

27

implementasikan dalam akselerasi transformasi pada lembaga institusi Polri. Pada pelaksanaan penerimaan Polri menggunakan prinsip dasar penerimaan yaitu BTAH (Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis). (Sumber: www.polri.go.id, 2016)

2.3.5 Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Dessker (1997) dalam buku yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia karya Sutrisno (2009) menyatakan sumber daya manusia merupakan suatu kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seserang dalam menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seseorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian. Dari pengertian defenisi diatas dapat disimpulkan manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian dan penguna sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi dan individu.

Manajemen sumber daya manusia mempunyai tiga fungsi dalam mengelola manusia dalam pekerjaannya. Menurut Umar (1999) dalam buku yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia karya Sutrisno (2009) mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga) fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi manajerial: perencanaan, pengorganiasian, pengarahan, dan pengendalian.

(43)

28

3. Fungsi ketiga: kedudukan manajemen sumber daya manusia dalam pencapian tujuan organiasi secara terpadu.

(44)
(45)

30

Dalam upaya untuk mengetahui Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance Tahun Anggaran 2015 di maka dilaksanakan proses seleksi penerimaan Brigadir Polri dengan berpedoman pada Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/445/X/2008 Tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Sementara Pedoman Penerimaan Calon Brigadir Polisi. Dengan adanya surat keputusan tersebut, hal ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaan seleksi penerimaan Brigadir Polri terdapatya sebuah acuan yang digunakan.

Pada sistem administrasi kepolisian terdapat 3 hal yang mempengaruhi jalannya organisasi kepolisian yang salah satunya yaitu manajemen pembinaan. Pada manajemen pembinaan terdapat reformasi birokasi kepolisian yang sebagai satu hal penting untuk wajib diimplementasikan dalam organisasi kepolisian dengan mengedepankan tata kelola karena wajib melibatkan berbagai pihak dalam melaksanakan proses seleksi Brigadir Polri dan juga yang wajib mengedepankan prinsip transparansi (transparency) dan akuntabilitas (accountability) dalam Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri dalam Perspektif Governance

(46)

31

dilaksanakan guna dapat berjalannya penerimaan Brigadir Polri baik yang sesuai dengan pedoman administrasi yang telah ditetapkan.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Bagan Administrasi Kepolisian
Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Lompat jauh merupakan pembelajaran salah satu yang di kurikulum pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Nuitja, Dedi Soedharma, Matheus Halim, dan kawan- kawan , Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,

Tujuan utama yaitu peserta didik dapat mengetahui materi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikaitkan dengan materi penginderaan jauh dan kebencanaan, serta mengetahui

Dibandingkan dengan teori belajar lain, teori pemrosesan informasi memberi penekanan yang lebih besar kepada proses internal yang terjadi ketika isi pelatihan dipelajari dan

Beberapa contoh sistem dinamik antara lain sistem mekanik, sistem listrik, sistem fluida sistem termal serta kombinasi dari sistem – sistem tersebut.. Beberapa contoh

Sementara katalis padat asam, seperti zeolit memiliki keuntungan yang unik dalam reaksi esterifikasi dan transesterifikasi yang dapat meningkatkan penggunaan minyak dengan nilai

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Sampit antara lain: daging ayam ras, bawang merah, rokok kretek filter,

Penelitian ini akan menggunakan dua teknik modelling yaitu regresi logistik dan MARS tujuannya untuk mendapatkan model yang ideal mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi