• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, Role Overload dan Job Insecurity pada Burnout Konsultan Pajak di Kantor Konsultan Pajak Se-Provinsi Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, Role Overload dan Job Insecurity pada Burnout Konsultan Pajak di Kantor Konsultan Pajak Se-Provinsi Bali."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGARUH

ROLE CONFLICT, ROLE AMBIGUITY,

ROLE OVERLOAD

DAN

JOB INSECURITY

PADA

BURNOUT

KONSULTAN PAJAK DI KANTOR

KONSULTAN PAJAK SE-PROVINSI BALI

MADE ANDY PRADANA SUKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

TESIS

PENGARUH

ROLE CONFLICT, ROLE AMBIGUITY,

ROLE OVERLOAD

DAN

JOB INSECURITY

PADA

BURNOUT

KONSULTAN PAJAK DI KANTOR

KONSULTAN PAJAK SE-PROVINSI BALI

MADE ANDY PRADANA SUKARTA

NIM : 1391662007

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

ii

PENGARUH

ROLE CONFLICT, ROLE AMBIGUITY,

ROLE OVERLOAD

DAN

JOB INSECURITY

PADA

BURNOUT

KONSULTAN PAJAK DI KANTOR

KONSULTAN PAJAK SE-PROVINSI BALI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi

Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

MADE ANDY PRADANA SUKARTA

NIM : 1391662007

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(4)

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DI SETUJUI

PADA TANGGAL 25 Januari 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE., MSi Dr. Drs. A.A.N.B Dwirandra, MSi., Ak. NIP 19690115 199402 2 001 NIP 19641223 199303 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Akuntansi Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana,

(5)

iv

Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 25 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No : 0529/UN14.4/HK/2016 Tanggal : 21 Januari 2016

Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah :

Ketua : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi. Sekretaris : Dr. Drs. A.A.N.B. Dwirandra, Msi., Ak. Anggota :

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA ILMIAH MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Made Andy Pradana Sukarta

NIM : 1391662007

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, Role Overload Dan Job

InsecurityPadaBurnoutKonsultan Pajak Di Kantor Konsultan Pajak

Se-Provinsi Bali

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah saya merupakan hasil karya

sendiri dan bebas dari plagiasi. Apabila kelak di kemudian hari terbukti terdapat

plagiasi dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 25 Januari 2016

Mahasiswa,

Made Andy Pradana Sukarta

(7)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan

Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha esa, karena hanya atas Asung Wara

Nugraha-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi, pembimbing

utama yang dengan sabar memberikan motivasi, bimbingan dan saran selama

persiapan dan pelaksanaan penelitian serta penyelesaian penyusunan tesis. Terima

kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Drs. A.A.N.B. Dwirandra,

Msi., Ak, pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof.

Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di

Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka

Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi

mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan

(8)

mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga

menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. A.A. Gede Putu Widanaputra, SE, MSi.,

AK., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

dan Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, AK, Ketua Program Magister Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih

penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE,

MSi., Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSI., Ak., dan Ni Putu Sri Harta Mimba, SE,

MSi., Ph.D, Ak., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi

sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

disertai penghargaan kepada seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama

mengikuti perkuliahan dan staf administrasi yang telah membantu kelancaran

pelaksanaan kuliah serta rekan-rekan mahasiswa MAKSI Angkatan 13 atas

kebersamaan, kekeluargaan serta dukungannya selama perkuliahan. Kedua orang tua

I Wayan Sukarta, SE, MAgb dan Ni Wayan Daryani, Spd. Untuk kakak dan adik

tercinta Luh Yeni Ari Sukarni, ST., dan Nyoman Gilang Pradnyana Sukarta yang

selalu memberikan dukungan morilnya kepada penulis. Untuk Made Sasmita Wisalya

Karini, SST, tercinta yang dengan segala kesabaran, ketulusan serta dukungan

sepenuh hati sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang

Widhi Wasa selalu melimpahkan kebahagiaan kepada semua pihak yang telah

(9)

viii

Penulis, 25 Januari 2016

(10)

ABSTRAK

PENGARUHROLE CONFLICT, ROLE AMBIGUITY, ROLE OVERLOADDAN JOB INSECURITYPADABURNOUTKONSULTAN PAJAK DI KANTOR

KONSULTAN PAJAK SE-PROVINSI BALI

Burnout merupakan sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta perilaku kerja yang negatif. Role stressors(penyebab stress akibat peran) yang terdiri dari role conflict, role ambiguity, role overload danjob insecurity merupakan anteseden dari burnout. Fenomena stress yang dialami oleh para profesi akuntansi dapat dicermati di lingkungan kerja mereka, salah satunya adalah Konsultan Pajak.

Penelitian ini menggunakan konsultan pajak pada KKP seluruh Provinsi Bali sebagai responden. Data yang digunakan adalah data primer. Data pada penelitian ini berasal dari kuesioner yang akan dibagikan kepada responden. Sampel penelitian 183 konsultan pajak. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Instrumen penelitian telah lulus uji validitas dan reliabilitas. Model regresi juga telah lulus uji asumsi klasik.

Nilai adjusted R2 sebesar 0,894 dimana memiliki arti sebesar 89,4% variasi perubahan burnout Konsultan Pajak di Provinsi Bali ditentukan role conflict, role ambiguity, role overload, dan job insecurity. Sedangkan sisanya sebesar 10,6% ditentukan oleh variabel-variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan konsultan pajak yang mengalami burnout disebabkan konsultan pajak mengalami role conflict, role ambiguity, role overload, dan job insecurity dalam menjalankan profesinya. Temuan ini diharapkan menjadi pertimbangan pihak manajemen KKP untuk membuat pola kerja yang meminimalisir

burnout.

Kata Kunci:Role Conflict, Role Ambiguity, Role Overload, Job Insecurity, Burnout,

(11)

x ABSTRACT

EFFECT OF ROLE CONFLICT, ROLE AMBIGUITY, ROLE OVERLOAD AND JOB INSECURITY OF BURNOUT IN TAX CONSULTANT IN TAX

CONSULTING FIRM IN BALI

Burnout is a syndrome of fatigue, both physically and mentally which includes developing a negative self concept, lack of concentration and a negative work behaviors. Role stressors (causes of stress as a result of the role), which consists of role conflict, role ambiguity, role overload and job insecurity is an antecedent of burnout. The phenomenon of stress experienced by the accounting profession can be observed in their work environment, one of which is a tax consultant.

This study used tax consultant at Consulting Tax Firm (CTF) entire province Bali as a respondent. The data in this study came from a questionnaire that will be distributed to the respondents. The research sample 183 tax consultant. The analysis technique used is multiple linear regression. The research instrument has passed the test validity and reliability. The regression model also has passed the test of classical assumptions.

Adjusted R2 value of 0.894 which means 89.4% of the variation changes burnout Tax Consultants in Bali province is determined role conflict, role ambiguity, role overload, and job insecurity. While the remaining 10.6% is determined by variables that are not described in this study. The results showed a tax consultant who experience burnout caused by a tax consultant experience role conflict, role ambiguity, role overload, and job insecurity in their profession. These findings are expected to be consideration of the management of the CTF to make work patterns that minimize burnout.

(12)

RINGKASAN

PENGARUHROLE CONFLICT, ROLE AMBIGUITY, ROLE OVERLOADDAN JOB INSECURITYPADABURNOUTKONSULTAN PAJAK DI KANTOR

KONSULTAN PAJAK SE-PROVINSI BALI

Tipe stres yang berdampak negatif atau disfungsional (distress) pada kinerja disebut dengan istilah burnout. Burnout merupakan sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta perilaku kerja yang negatif. Role stressors

(penyebab stress akibat peran) yang terdiri dari role conflict, role ambiguity, role overload dan job insecurity merupakan anteseden dari burnout. Fenomena stress

yang dialami oleh para profesi akuntansi dapat dicermati di lingkungan kerja mereka, salah satunya adalah Konsultan Pajak. Bervariasinya jasa yang dapat diberikan oleh konsultan pajak dapat menimbulkan terjadinya berbagai macam tekanan kerja.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsultan pajak yang bekerja pada Kantor Konsultan Pajak (KKP) di Provinsi Bali yang telah memiliki izin praktek sesuai Direktori IKPI (2015). Pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling method, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak dengan berdasarkan atas kriteriakriteria tertentu. Adapun kriteria yang dijadikan dasar pemilihan anggota sampel pada penelitian ini adalah sebagai berkut: (1) masih berstatus aktif yang tidak dibatasi jabatannya, baik sebagai Partner, Manajer/Asistant manager, Supervisor, maupun konsultan junior; (2) sekurang-kurangnya memiliki masa kerja minimal 1 tahun. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari kuesioner yang akan dibagikan kepada responden, kemudian diolah menggunakan alat statistik SPSS untuk membuktikan apakah hipotesis ditolak atau diterima. Variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian, masingmasing akan diuraikan dalam indikator yang sesuai untuk kemudian diturunkan menjadi item pertanyaan dalam instrumen penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dilanjutkan dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda

Berdasarkan data dari hasil uji validitas hasil koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner tersebut valid. Selanjutnya hasil uji reliabelitas menunjukan bahwa Cronbach Alpha masing masing variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,7 sehingga alat ukur dalam penelitian ini reliable (andal). Model regresi pada penelitian ini tidak terdapat masalah data yang distribusinya tidak normal, masalah multikolineritas, dan masalah heteroskedastisitas dan sudah lolos uji asumsi kasik.

(13)

xii

regresi sebagai berikut BO = 2,513 + 0,684RC + 1,106RA + 1,057RO + 0,780JIS. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian teori, kajian empiris, hipotesis, serta hasil pengujian statistik, maka dapat disimpulkan role conflict, role ambiguity, role overloaddanjob insecurityberpengaruh positif terhadap

(14)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM...i

PRASYARAT GELAR MAGISTER... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA...v

UCAPAN TERIMA KASIH...vi

(15)

xiv

4.3 PenentuanSumber Data ...33

4.4 VariabelPenelitian...35

4.5 InstrumenPenelitian ...41

4.6 ProsedurPenelitian ...41

4.7 TeknikAnalisis Data...42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1GambaranUmumResponden ...48

5.2 StatistikDeskriptif ...50

5.3Pengujian Instrument ...52

5.4PengujianAsumsiKlasik...55

5.5AnalisisRegresi Linear Berganda ...57

5.6UjiKelayakan Model...59

5.7PembahasanHasilPenelitian ...61

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1Simpulan ...68

6.2 Saran ...69 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

4.1Nama-Nama KKP di Bali Tahun2015 ...34

4.2 Indikator-IndikatorVariabelRole Conflict(RC) ... 36

4.3 Indikator-IndikatorVariabelRole Ambiguity(RA) ... 37

4.4 Indikator-IndikatorVariabelRole Overload(RO)... 38

4.5 Indikator-IndikatorVariabelJob Insecurity(JIS)... 38

4.6 Indikator-IndikatorVariabelBurnout(BO) ... 40

5.1 Tingkat PenyebarandanPengembalianKuesioner ... 49

5.2 Data PengambilanSampel ... 50

5.3 HasilStatistikDeskritif ... 51

5.4HasilUjiValiditas... 53

5.5HasilUjiReabilitas ... 54

5.6Nilai Kolmogorov Smirnov... 55

5.7Nilai Tolerance dan VIF... 56

5.8HasilUjiHeteroskedastisitas ... 57

5.9HasilAnalisisRegresi Linier Berganda ... 58

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 KuisionerPenelitian... 77

Lampiran 2 StatistikDeskriptif ... 83

Lampiran 3UjiValiditas... 95

Lampiran 4UjiReliabelitas ... 98

Lampiran 5UjiNormalitas ... 104

Lampiran 6UjiMultikolinearitas... 105

Lampiran 7UjiHeterokedastisitas... 106

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiayaan negara dititikberatkan pada sektor perpajakan, pemenuhan

beberapa fasilitas seperti jalan, sekolah, rumah sakit serta fasilitas publik lainnya

akan dapat terwujudkan apabila adanya kesadaran setiap individu maupun badan

hukum untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Pajak

merupakan salah satu sektor pendapatan utama suatu negara. Minimnya informasi

tentang perpajakan, pandangan masyarakat yang menganggap pajak tersebut sesuatu

hal yang menakutkan dan merugikan mengakibatkan rendahnya kesadaran wajib

pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan.

Peranan Konsultan Pajak sangat diharapkan oleh masyarakat untuk dapat

membantu memenuhi hak dan kewajiban perpajakan wajib pajak. Sebagai pihak yang

profesional, konsultan pajak akan memberikan pemahaman, pembinaan serta

perencanaan yang matang sehingga kewajiban perpajakan dapat terlaksana dengan

baik. Penelitian Ernawati (2008) membuktikan bahwa bantuan konsultan pajak juga

berperan dalam peningkatan kesadaran wajib pajak dalam memahami kewajiban

perpajakannya.

Konsultan pajak merupakan individu yang sangat rentan terhadap gejala

(20)

2

terhadap pekerjaannya. Mereka berada di bawah tekanan untuk menyajikan

pekerjaan yang berkualitas dan seringkali bekerja dalam batasan anggaran yang ketat

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang sesingkat mungkin (Setiawan

Imam, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Webster dan Bergman (1999) dalam

Oberlechner dan Nimgade (2005) menemukan bahwa orang yang bekerja di bidang

keuangan dikabarkan lebih rentan terhadap stres. Hal ini juga didukung oleh

penelitian Jones, dkk (dalam Oberlechner dan Nimgade, 2005) dalam Wikaningtyas

(2007) yang menunjukkan bahwa tingkat stres yang dialami oleh pekerja di bidang

keuangan dua kali lipat lebih tinggi dari pekerja lainnya.

Tipe stress yang berdampak negatif atau disfungsional (distress) pada

kinerja disebut dengan istilah burnout (Utami dan Nahartyo, 2013). Burnout

merupakan istilah yang pertama kali diutarakan oleh Freudenberger (1974) yang

merupakan representasi dari sindrom stres secara psikologis. Burnout merupakan

sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya

berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta perilaku kerja

yang negatif (Pines dan Maslach, 1993).

Leiter dan Maslach (1999) menjelaskan mengenai burnout secara

operasional yaitu berdasarkan batasan ini maka dapat ditentukan kapan seseorang

telah mengalami burnout, caranya adalah dengan meneliti gejala-gejala kekeringan

(21)

3

melakukan tugas sehari-hari. Cordes dan Dougherty (1993) menyatakan bahwa

burnout menyebabkan performance sesorang menurun. Greenhaus, et al. (2000)

menyebutkan beberapa faktor penyebab burnout adalah job demand, role

characteristic, interpersonal relationship, career concerndannonwork pressure.

Job demand terkait dengan waktu kerja dan tekanan yang ada dalam

pekerjaan, beban tanggung jawab terhadap orang lain, pekerjaan yang dilakukan

berulang-ulang. Penyebab kedua yaitu role characteristic, yang dibagi menjadi tiga,

yaiturole conflict yang berkaitan dengan konflik jabatan atau peran dalam pekerjaan

dengan harapan diri, role ambiguity berkaitan dengan kejelasan akan tugas yang

harus dikerjakan sesuai dengan deskripsi kerja dan role overload/underload

berhubungan dengan banyak dan sedikitnya pekerjaan yang diberikan. Penyebab

lainnya yaituinterpersonal relationship yang berkaitan dengan konflik dengan rekan

kerja dan kelompok lain dan persaingan antar rekan kerja. Selanjutnya yaitu career

concern berkaitan dengan perubahan dalam pekerjaan, lokasi, pemimpin, bias di

tempat kerja, pengembangan karir karyawan, kehilangan dan kekurangan

karyawan. Nonwork pressure yang dalam hal ini terkait dengan konflik keluarga,

seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, kehilangan salah satu pasangan

hidup, kelahiran anak yang tidak diinginkan.

Penyebabstress yang dialami oleh profesi akuntansi adalah terperangkap

dalam situasi yang tidak dapat lepas dari tekanan peran (role stress) dalam pekerjaan.

(22)

4

karena adanya dua kondisi yang sering dihadapi profesi akuntansi, yaitu ambiguitas

peran (role ambiguity) dan konflik peran(role conflict).

Baron dan Paulus, 1991 (dalam Rostiana, 2005) mendeskripsikan

gejala-gejala umum yang dirasakan oleh penderita kejenuhan kerja, antara lain: lelah baik

secara fisik maupun emosional, merasa tidak berdaya, merasa terperangkap di dalam

pekerjaannya dan memiliki persepsi yang kuat terhadap kemampuan dirinya. Merasa

tidak berdaya, hal ini berkaitan dengan job insecurity yang didefinisikan oleh

Greenhalgh dan Rosenblatt (1989) bahwa ketidakamanan kerja (job insecurity)

sebagai ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan

dalam kondisi kerja yang terancam.

Cordes dan Daugherty (1993) juga menyebutkan bahwa anteseden dari

burnoutadalahrole conflict,role ambiguity, danrole overload. Forgaty,et al. (2000)

serta Murtiasri dan Ghozali (2006) menemukan adanya pengaruh positifrole conflict,

role ambiguity, dan role overload pada burnout. Greenhalgh dan Rosenblatt (1984)

mengatakan job insecurity dapat menimbulkan rasa takut, kehilangan kemampuan,

dan kecemasan. Pada akhirnya, jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, karyawan

dapat menjadi stress akibat adanya rasa tidak aman dan pasti akan pekerjaannnya

(dalam Irene, 2008). Menurut Hobfoll (1989), stres terjadi ketika individu terancam

kehilangan sumber daya atau gagal untuk mendapatkan sumber daya hasil dari

menginvestasikan sumber dayanya. Novita dkk. (2013) menemukan adanya pengaruh

(23)

5

Wiryathi (2014) menyatakan role conflict terjadi ketika terdapat

ketidakcocokan harapan dan tuntutan yang berkaitan dengan peran yang dijalani

seseorang, dimana pemenuhan harapan atas satu peran membuat pemenuhan terhadap

peran lain lebih sulit.Role Conflictmerupakan konflik atau kebingungan yang terjadi

karena munculnya dua perintah atau lebih yang datang secara berturut turut tetapi

tidak konsisten. Hal ini akan membuat seseorang akan bekerja lebih extra dari

biasanya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jika keadaan seperti itu terus berlanjut,

maka seseorang dapat mengalami burnout (Maslach, 1982 dalam Forgaty, et al.

2000)

Ambiguitas peran (role ambiguity) menurut Yousef (2002), yaitu situasi

dimana individu tidak memiliki arah yang jelas mengenai harapan akan perannya

dalam organisasi. Selanjutnya, Leigh, et al. (1988) dalam Nimran (2004:102)

menyatakan konflik peran itu merupakan hasil dari ketidakkonsistenan

harapan-harapan berbagai pihak atau persepsi adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran

dengan kebutuhan, nilai-nilai individu dan sebagainya. Role ambiguity merupakan

kondisi stress yang di sebabkan oleh kebingungan karena ekspektasi peran tidak

dipahami secara jelas dan tidak adanya informasi yang memadai yang diperlukan

seseorang untuk memenuhi peran mereka secara memuaskan (Wiryathi, 2014).

Selain faktor konflik peran dan ambiguitas peran, Schick, et al. (1990)

menyatakan bahwa tekanan peran pada auditor juga disebabkan karena beratnya

(24)

6

role overload dapat terjadi ketika konsultan pajak juga memiliki beban pekerjaan

sangat berat yang tidak sesuai dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki.

Mondy, et al. (1990:490) menyatakan bahwa role overload merupakan

tipe konflik peran yang lebih kompleks, terjadi ketika harapan yang dikirimkan pada

pemegang peran dapat digabungkan akan tetapi kinerja mereka melampaui jumlah

waktu yang tersedia bagi orang yang melaksanakan aktivitas yang diharapkan.

Akuntan pada masa sibuk bekerja lebih dari sepuluh jam sehari selama sebulan

(Jones, et al. 2010). Sweeney dan Summer (2002) menemukan bahwa pada akhir

musim sibuk bagi profesi akuntansi mengalami peningkatan emotional exhaustion

secara signifikan. Penelitian Almer dan Kaplan (2002) menemukan indikasi bahwa

role ambiguity,role conflict, dan role overload berpengaruh terhadapburnout.

Breakwell (1990) menyatakan beberapa stressor dalam pekerjaan seperti

menambah panjang jam kerja, job insecurity, gaji yang buruk dan kurangnya

otonomi.Job insecurity merupakan faktor yang menyebabkan burnout(Westman, et

al. 2001). Westman, et al. (2001) menyatakan job insecurity yang berasal dari

kebijakan penting suatu organsinasi, seperti keputusan untuk berhemat, yang

memunculkan rumor tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan lainnya pada

akhirnya menjadi sumber stres kronis dan mengarah keburnout.

Dalam penelitian Cohen, et al. (1988) dinyatakan bahwa profesi akuntan

merupakan salah satu dari sepuluh profesi yang mengandung tingkat stres tertinggi.

(25)

7

memiliki kebiasaan merokok, minum minuman keras, maag, sakit punggung, dan

sakit kepala akibat stress yang mereka alami. Stuebs, et al. (2010) menyatakan

praktisi pajak merupakan komponen integral dari profesi akuntan publik. Sehingga

konsultan pajak juga rentan mengalami stress dalam menjalankan profesinya.

Fenomena stress yang dialami oleh para profesi akuntansi dapat dicermati di

lingkungan kerja mereka, salah satunya adalah Kantor Konsultan Pajak.

Bervariasinya jasa yang dapat diberikan oleh konsultan pajak dapat menimbulkan

terjadinya berbagai macam tekanan kerja.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003,

konsultan pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya secara

bebas memberikan jasa profesional kepada wajib pajak dalam menyelesaikan hak dan

memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut konsultan pajak membantu wajib pajak

melakukan kewajiban perpajakan berupa perhitungan, pembayaran dan pelaporan

kewajiban perpajakannya. Hal tersebut merupakan implementasi dariself assessment

system. Selain itu konsultan pajak juga dapat mewakili wajib pajak dalam hal

pemeriksaan pajak ataupun penggadilan pajak.

Self assessment system membebaskan wajib pajak untuk melakukan

sendiri proses perhitungan, pembayaran, serta pelaporan pajak terutangnya (Resmi,

2011). Kondisi tersebut membuat banyak wajib pajak yang melakukan kewajiban

(26)

8

kurang memahami aturan perpajakan. Sehingga sering terjadi salah tafsir aturan

perpajakan. Hal tersebut juga dikarenakan terlalu banyaknya aturan perpajakan di

Indonesia dan seringnya adanya perubahan aturan perpajakan.

Berdasarkan kondisi tersebut banyak wajib pajak yang memerlukan

konsultan pajak untuk mengarahkan dan membantu wajib pajak untuk menangani

kewajiban perpajakannya. Kondisi tersebut akan membuat konsultan pajak

memerlukan waktu yang extra dalam membina wajib pajak yang menjadi kliennya.

Sehingga akan menyebabkan terjadinya overload beban kerja. Bertambahnya jam

kerja merupakan salah satustressor(Breakwell, 1990).

Konsultan pajak secara langsung dan tidak langsung memberikan edukasi

mengenai aturan perpajakan. Banyak hal yang dihadapi konsultan pajak dalam

mengedukasi wajib pajak, diantaranya keinginan setiap wajib pajak, masalah

perpajakan yang dihadapi oleh wajib pajak dan karakter wajib pajak yang

berbeda-beda, sehingga hal tersebut menjadi salah satu pemicustress.

Selain tuntutan dari wajib pajak tersebut, perbedaan pendapat antara wajib

pajak dengan pihak fiskus juga merupakan situasi dimana konsultan pajak tidak dapat

lepas dari tekanan peran (role stress) dalam pekerjaan. Hal itu karena konsultan pajak

mengalami situasi boundary spanning activites (BSA) yang sangat berpotensi

mengalami tekanan peran. Individu yang berada pada situasi boundary spanning

activites sangat berpotensi mengalami tekanan peran (Agustina, 2009) karena harus

(27)

9

bermacam-macam keinginan dan harapan. Hal tersebut dapat memicu terjadinya

konflik peran dimana pemenuhan harapan dari suatu peran akan membuat pemenuhan

terhadap peran lain lebih sulit. Jika keadaan seperti itu terus berlanjut, maka

seseorang dapat mengalamiburnout(Maslach, 1982 dalam Forgaty,et al. 2000).

Selain berinteraksi dengan banyak pihak, konsultan pajak juga

mengakomodir keinginan yang berbeda beda dari berbagai pihak. Salah satunya

mengakomodir keinginan wajib pajak untuk mengecilkan pajak terutangnya dan

bahkan melakukan pendekatan dengan pegawai pajak agar lebih menguntungkan

wajib pajak. Seperti pada kasus Hendro Tirtawijaya yang melakukan pendekatan dan

negosiasi dengan pegawai pajak untuk mengurangi jumlah pajak terutang

(news.okezone.com). Jika sudah terlibat kasus seperti tersebut konsultan pajak rentan

mengalami stress seperti juga yang dialami Imam Cahyo Maliki seorang konsultan

pajak yang mengalami stress lantaran diduga terlibat kasus Gayus dan tengah

menjalani terapi (www.rmol.co).

Konsultan pajak seringkali giat bekerja, agresif, perfeksionis dan

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Mereka berada di bawah tekanan untuk

menyajikan pekerjaan yang berkualitas agar tidak membuat suatu kesalahan. Dimana

jika terjadi suatu kesalahan akan pekerjaannya maka konsultan tesebut bisa

kehilangan klien atau pekerjaannya. Dengan keadaan tersebut konsultan pajak juga

mengalami job insecurity. Konsultan pajak juga khawatiran atau rasa tidak aman

(28)

10

dengan kestabilan pekerjaan, perkembangan karir, dan penurunan penghasilan yang

menyebabkan keadaandistress, cemas dan tidak aman. Breakwell (1990) menyatakan

job insecuritymerupakan salah satustressor.

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini ingin mengkaji pengaruh role

conflict, role ambiguity, dan role overload terhadap tentang burnout dengan

menambahkan job insecurity sebagai variabel yang mempengaruhi burnout.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh hubungan role conflict, role

ambiguity, role overload dan job insecurity pada burnout yang dihadapi konsultan

pajak di Kantor Konsultan Pajak se-Provinsi Bali. Alasan dipilihnya konsultan pajak

pada Kantor Konsultan Pajak se-Provinsi Bali sebagai responden dikarenakan

konsultan pajak merupakan salah satu profesi akuntansi yang mengalami tingkat

stressyang cukup tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai:

a. Apakahrole conflictberpengaruh padaburnoutkonsultan pajak?

b. Apakahrole ambiguityberpengaruh padaburnoutkonsultan pajak?

c. Apakahrole overloadberpengaruh padaburnout konsultan pajak?

(29)

11

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan

sebagai berikut:

a. Menguji pengaruhrole conflict padaburnoutkonsultan pajak.

b. Menguji pengaruhrole ambiguitypadaburnoutkonsultan pajak

c. Menguji pengaruhrole overload padaburnoutkonsultan pajak.

d. Menguji pengaruhjob insecuritypadaburnoutkonsultan pajak.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai

berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori peran, terutama pada bidang akuntansi keperilakuan. Selain

itu menjadi referensi konseptual bagi peneliti sejenis dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan untuk pengembangan dan kemajuan dunia

pendidikan.

2) Kegunaan praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap konsultan

pajak pada Kantor Konsultan Pajak di Provinsi Bali agar mengetahui seberapa

besar pengaruhrole ambiguity, role conflict, role overloddanjob insecuritypada

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1Role Theory(Teori Peran)

Teori yang mendukung penelitian ini adalahrole theory(teori peran) yang

dikemukakan oleh Kahn dkk. (1964). Teori Peran menekankan sifat individual

sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku sesuai dengan posisi yang

ditempatinya di lingkungan kerja dan masyarakat. Teori Peran mencoba untuk

menjelaskan interaksi antar individu dalam organisasi, berfokus pada peran yang

mereka mainkan.

Setiap peran sosial adalah seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma

dan perilaku seseorang untuk menghadapi dan memenuhi perannya. Model ini

didasarkan pada pengamatan bahwa orang berperilaku dengan cara yang dapat

diprediksi, dan bahwa perilaku individu adalah konteks tertentu, berdasarkan posisi

sosial dan faktor lainnya. Mereka menyatakan bahwa sebuah lingkungan organisasi

dapat mempengaruhi harapan setiap individu mengenai perilaku peran mereka.

Harapan tersebut meliputi norma-norma atau tekanan untuk bertindak

dalam cara tertentu. Individu akan menerima pesan tersebut, menginterpretasikannya,

dan merespon dalam berbagai cara. Masalah akan muncul ketika pesan yang dikirim

tersebut tidak jelas, tidak secara langsung, tidak dapat diinterpretasikan dengan

(31)

13

tersebut dinilai ambigu atau mengandung unsur konflik. Ketika hal itu terjadi,

individu akan merespon pesan tersebut dalam cara yang tidak diharapkan oleh si

pengirim pesan. Sebuah lingkungan organisasi dapat mempengaruhi harapan setiap

individu mengenai perilaku peran mereka. Lingkungan organisasi yang berubah-ubah

dan tidak sesuai dengan harapan individu akan cenderung megandung konflik dan

tekanan.

Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena

struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, atau tuntutan posisi yang tidak mungkin

dilaksanakan. Teori peran juga menyatakan bahwa ketika perilaku yang diharapkan

oleh individu tidak konsisten, maka mereka dapat mengalami stress, depresi, merasa

tidak puas, dan kinerja mereka akan kurang efektif daripada jika pada harapan

tersebut tidak mengandung konflik. Jadi, dapat dikatakan bahwa konflik peran dapat

memberikan pengaruh negatif terhadap cara berpikir seseorang. Kantz dan Kahn

(1978) menyatakan bahwa individu akan mengalami konflik dalam dirinya apabila

terdapat dua tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan pada

diri seseorang.

Peran yang tidak jelas, terjadi jika individu yang diberi peran yang tidak

jelas dalam hal perilaku dan penampilan yang diharapkan. Role ambiguitymerupakan

kondisi stress yang di sebabkan oleh kebingungan karena ekspektasi peran tidak

dipahami secara jelas dan tidak adanya informasi yang memadai yang di perlukan

(32)

14

Peran berlebih, terjadi jika individu menerima banyak peran (Keliat,

1992). Mondy, et al. (1990:490) menyatakan bahwa role overload merupakan tipe

konflik peran yang lebih kompleks, terjadi ketika harapan yang dikirimkan pada

pemegang peran dapat digabungkan akan tetapi kinerja mereka melampaui jumlah

waktu yang tersedia bagi orang yang melaksanakan aktivitas yang diharapkan.

Kahn (1964) menyatakan bahwa sebuah lingkungan organisasi dapat

mempengaruhi harapan setiap individu mengenai perilaku peran mereka. Jika sering

terjadi perubahan terhadap lingkungan organisasi akan memunculkan rasa yang tidak

aman. Pada akhirnya, jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, karyawan dapat

menjadi stress akibat adanya rasa tidak aman dan pasti akan pekerjaannnya

(Greenhalgh dan Rosenblatt, 1984). Westman, et al. (2001) menyatakan job

insecurity yang berasal dari kebijakan penting suatu organsinasi, seperti keputusan

untuk berhemat, yang memunculkan rumor tentang PHK dan lainnya pada akhirnya

menjadi sumber stres kronis dan mengarah keburnout.

2.1.2 Role Conflict

Role conflict dipandang sebagai ketidaksesuaian dalam harapan-harapan

yang dikomunikasikan yang berdampak pada kinerja peran yang dijalankan (Rizzo,et

al. 1970 dalam Yousef, 2002). Rizzo,et al. (1970) mendefinisikanrole conflictdalam

kaitannya dengan dimensi-dimensi kesesuaianketidaksesuaian atau kecocokkan

ketidakcocokkan terhadap persyaratan suatu peran, dimana kesesuaian atau

kecocokkan tersebut dinilai relatif terhadap standar atau kondisi yang dialami selama

(33)

15

(1989)role conflictmerujuk pada tingkat tekanan yang dialami oleh seseorang dalam

suatu peran berbeda dengan tingkat tekanan yang dialaminya dalam peran yang lain.

Menurut Robbins dan Judge (2009), role conflict menciptakan

pengharapan-pengharapan yang mungkin sulit untuk dipenuhi atau dipuaskan. Robbins dan Judge

(2009) juga menyatakan bahwa ketika seseorang dihadapkan pada pengharapan peran

yang berlainan, maka akan menghasilkanrole conflict(konflik peran).

Konflik peran merupakan suatu keadaan dimana seseorang patuh pada

persyaratan satu peran dapat menyebabkan kesulitan untuk memenuhi persyaratan

dari suatu peran lainnya. Pada keadaan ekstrem, itu akan mencakup situasi dimana

dua atau lebih pengharapan peran saling berlawanan (kontradiksi). Jadi dengan kata

lain, konflik peran menurut Robbins dan Judge (2009) adalah suatu situasi dimana

seorang individu dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan.

2.1.3Role Ambiguity

Role ambiguity adalah ketidakpastian tentang tindakan apa yang harus

dilakukan untuk menyelesaikan suatu peran (Peterson, et al. 1995). Rizzo, et al.

(1970) mendefinisikan role ambiguity sebagai suatu keadaan dimana suatu pekerjaan

memiliki kekurangan dalam prediksi suatu respon terhadap perilaku pihak lain dan

kejelasan mengenai persyaratan perilaku yang diharapkan. Menurut Robbins dan

Judge (2009), role ambiguity terjadi ketika ekspektasi dari suatu peran tidak bisa

dipahami dengan jelas dan pekerja tidak yakin dengan apa yang harus dikerjakannya.

Berdasarkan teori klasik, setiap posisi di struktur suatu organisasi formal harus

(34)

16

Rizzo, et al. (1970) juga menjelaskan bahwa dengan adanya kewajiban

yang terspesifikasi dengan jelas, atau definisi formal dari persyaratan peran, maka

akan memberikan kemudahan bagi pihak manajemen dalam mengendalikan kinerja

tertentu dari subordinatnya dan kemudahan dalam memberikan petunjuk serta arahan

kepada subordinatnya. Seorang pekerja akan ragu-ragu dalam membuat keputusan

karena tidak mengetahui wewenangnya untuk mengambil suatu keputusan, tidak

mengetahui apa yang diharapkan darinya, dan tidak mengetahui bagaimana dia akan

dinilai, sehingga dia akan menggunakan pendekatan coba-coba (trial and error)

dalam memenuhi ekspektasi atasannya.

2.1.4Role Overload

Role overloadmerupakan konsepsi yang menggambarkan jumlah tuntutan

yang ada dalam peran yang dimiliki seseorang (Schaubroeck, Cotton dan Jennings,

1989). Role overload adalah kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh individu

untuk memenuhi komitmen, kewajiban, atau persyaratan (Peterson,et al. 1995).

Role overload juga bisa diartikan terlalu banyak memiliki pekerjaan yang

harus dilakukan dalam satu waktu (Beehr, Walsh dan Teber, 1976 dalam Cook,et al.

1981). Menurut Robbins dan Judge (2009) role overload dirasakan ketika pekerja

diharapkan untuk bekerja melebihi waktu yang sudah ditetapkan. Sedangkan Baruch,

et al. (1985) dan Rapoport (1976) dalam Coverman (1989) mendefinisikan role

overload sebagai suatu kondisi dimana seseorang memiliki terlalu banyak tuntutan

peran dan terlalu sedikit waktu untuk menyelesaikannya. Berdasarkan pengertian para

(35)

17

dimana jumlah tuntutan dalam peran seseorang sudah terlalu banyak sehingga pekerja

diharapkan bekerja melebihi waktu yang telah ditetapkan.

2.1.5Job Insecurity

Banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai Job insecurity.

Menurut Greenhalgh dan Rosenblatt (1984), Job insecurity adalah ketidakberdayaan

untuk mempertahankan kelanjutan pekerjaan karena ancaman situasi dari suatu

pekerjaan. Sementara itu, Hartley, Jacobson, dkk. dalam Noviarini (2013)

mengatakan bahwa job insecurity adalah ketidakamanan yang dirasakan seseorang

akan kelanjutan pekerjaan dan aspek-aspek penting yang berkaitan dengan pekerjaan

itu sendiri. Sedangkan Sverke dan Hellgren (2002) menyatakan bahwa job insecurity

adalah pandangan subjektif seseorang mengenai situasi atau peristiwa ditempatnya

bekerja.

Greenhalgh dan Rosenblatt (1984) mengatakan job insecurity dapat

menimbulkan rasa takut, kehilangan kemampuan, dan kecemasan. Pada akhirnya, jika

hal ini dibiarkan berlangsung lama, karyawan dapat menjadistressakibat adanya rasa

tidak aman dan pasti akan pekerjaannnya. Westman, et al. (2001) menyatakan job

insecurity yang berasal dari kebijakan penting suatu organsinasi, seperti keputusan

untuk berhemat, yang memunculkan rumor tentang PHK dan lainnya pada akhirnya

menjadi sumber stres kronis dan mengarah keburnout.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa job insecurity adalah pandangan individu

(36)

18

ketidakamanan akan kelanjutan pekerjaannya, dan hal ini menyebabkan individu

merasa tidak berdaya.

2.1.6Burnout

Burnout merupakan sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental

yang termasuk di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya

konsentrasi serta perilaku kerja yang negatif (Pines dan Maslach, 1993). Keadaan ini

membuat suasana di dalam pekerjaan menjadi dingin, tidak menyenangkan, dedikasi,

dan komitmen menjadi berkurang, performansi, prestasi kerja menjadi tidak

maksimal. Hal ini juga membuat pekerja menjaga jarak, tidak mau terlibat dengan

lingkungannya. Burnout juga dipengaruhi oleh ketidaksesuaian antara usaha dengan

apa yang didapat dari pekerjaan.

Pines dan Aronson (1989) menyatakan bahwa burnout merupakan

kelelahan secara fisik, emosional, dan mental yang disebabkan keterlibatan jangka

panjang dalam situasi yang penuh dengan tuntutan emosional. Schaufelli (1993)

mendefinisikan burnout sebagai sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi,

yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian prestasi

pribadi. Selanjutnya, beberapa penelitian melihat burnout sebagai bagian dari stress

(Luthans, 2005). Menurut Izzo (1987) burnout menyebabkan seseorang tidak

memiliki tujuan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam bekerja. Sementara

itu, Freudenberger (1974) menyatakan burnout merupakan kelelahan yang terjadi

(37)

19

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa burnout adalah

sindrom psikologis yang disebabkan adanya rasa kelelahan yang luar biasa baik

secara fisik, mental, maupun emosional, yang menyebabkan seseorang terganggu dan

terjadi penurunan pencapaian prestasi pribadi.

2.1.7 Konsultan Pajak

Konsultan Pajak adalah orang yang memberikan jasa konsultasi

perpajakan kepada Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi

kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan (Peraturan

Menteri Keuangan nomor. 111/PMK.03/2014). Untuk menjadi seorang konsultan

pajak memang tidaklah mudah, tidak semua orang yang paham dan mengerti pajak

dapat menjadi konsultan pajak, melainkan harus dengan memenuhi beberapa

kualifikasi yang telah ditetapkan, diantaranya adalah:

a. Warga Negara Indonesia

b. Bertempat tinggal di Indonesia

c. Tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara

dan/atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah;

d. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang

berwenang;

e. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

f. Menjadi anggota pada satu Asosiasi Konsultan Pajak yang terdaftar di

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari tujuan penelitian ini yang akan menjelaskan bagaimana pengaruh penggunaan Reliance on Multiple Performance Measure (RMPM) terhadap Role conflict dan

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa, (1) healthy lifestyle berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction akan tetapi role ambiguity tidak berpengaruh

The t-value of role overload is lower than the value of the t-table , therefore, it can be stated that the role conflict has a significant and negative effect on

Oleh karena itu penelitian ini akan membahas tentang pengaruh role overload dari karyawan PT ABC Properti yang mempengaruhi job burnout , job satisfaction dan

Based on the relationship between overload role, role conflict, job stress and the employees’ performance, the following hypothesis is stated: H6 = Role overload, role conflict and job

In sum, this research delineated the four independent variables, which are work overload, role conflict, work-family conflict and career development and presented each of their