PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS VII SMP NEGERI 5
PADANGSIDIMPUAN T.P 2013/2014
Oleh :
Haflah NIM 409321024
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini semaksimal mungkin dan sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi
ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas VII SMP Negeri 5 Padangsidimpuan T.P 2013/2014” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.
Japiten Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan digantikan oleh bapak Drs. Abd. Hakim S, M.Si,
berhubung beliau telah memasuki masa pension selaku dosen pembimbing skripsi,
yang telah banyak meluangkan waktu juga dalam memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada bapak Drs. Pintor Simamora , M.Si, bapak Drs. J.B.
Sinuraya, M.Pd dan bapak Drs. Eidi Sihombing, M.S selaku dosen penguji I, II
dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada ibu Dr. Nurdin Bukit, M. Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing dan memotivasi serta membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,
P.hD selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh bapak dan ibu
dosen serta staf pegawai Jurusan Fisika FMIPA Unimed. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada bapak Drs. M. Idris selaku kepala sekolah dan ibu Safrida
S.Pd selaku guru bidang studi fisika di SMP Negeri 5 Padangsidmpuan yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian, juga tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada para guru serta staf Tata Usaha yang telah
vi
terima kasih juga disampaikan kepada seluruh bapak dan ibu guru dari SD sampai
SMA yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada ayahanda tercinta
(Drs. M. Idris Nasution) dan ibunda tercinta (Dermina Harahap) yang terus
memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak henti, hanya Allah
yang dapat membalasnya. Kepada kakak dan abang (Kak Sakinah M. Pd, Kak
Syaripah M. Pd dan abang Adli M.Pd) yang terus memberikan dukungan dan doa
yang tulus kepada penulis selama ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada sahabat saya Afifah Yanti, Fitri Melia, Laina Yusripa, Moriza Mayasari,
Rizka Damanik untuk kebersamaannya selama ini dalam menyelesaikan
perkuliahan dan skripsi. Juga tidak lupa penulis ucapkan terima kasih untuk
teman-teman kos (Arie, Pitri, Aan dan Husna).
Selain itu penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan, Ermawati, Rini, Etri, Anggi, Sheila, Rizki Noveri, Waramita
beserta seluruh keluarga besar Fisika Ekt 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih telah memberikan motivasi . Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada teman-teman PPLT 2012 SMA N 1 Teluk
Mengkudu. Kepada keluarga besar Nurul Ilmi terima kasih, yang telah memberi
pembelajaran hidup yang sangat berarti yang tidak bisa dilupakan dan
diungkapkan dengan kata-kata.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin
melakukan penelitian lanjutan.
Medan, Februari 2014 Penulis,
Haflah
NIM. 409321024
iv
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS VII SMP NEGERI 5
PADANGSIDIMPUAN T.P 2013/2014
Haflah (NIM 409321024)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung/DI pada materi pokok Besaran dan Satuan di kelas VII SMP Negeri 5 Padangsidimpuan T.P 2013/2014, dan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Padangsidimpuan yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 189 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 7 kelas secara acak yaitu kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 10 soal dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh satu observer.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 51.875 dengan standar deviasi 19.9, dan nilai rata-rata kelas kontrol 44.685 dengan standar deviasi 16.06. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0.14335 dan Ltabel = 0.1571, untuk kelas
kontrol dengan Lhitung = 0.14535, dan Ltabel = 0.1571, sehingga diperoleh Lhitung <
Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh
Fhitung = 1.5365 dan Ftabel = 1.8257 sehingga Fhitung < Ftabel dengan menggunakan
α= 0,05 maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung/DI. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 71.25 dengan standar deviasi 15.6 dan kelas kontrol 62.81 dengan standar deviasi 15.7. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 68.85 termasuk dalam kriteria cukup aktif. Peningkatan hasil belajar diperoleh sebesar 0,4 dengan kategori sedang. Hasil uji t diperoleh thitung = 2.16
dan ttabel = 1.67 sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima, dengan demikian
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ii
RIWAYAT HIDUP iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran 8
2.1.2. Hasil Belajar 11
2.1.3. Aktivitas Belajar 13
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 15
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 16
2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 16 2.1.5.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.5.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) 21
2.1.6.1. Menghitung Skor Individual dan Tim 22 2.1.6.2. Langkah-Langkah Student Teams Achievement Division 23
2.1.7. Model Direct Intruction (DI) 24
2.2. Materi Pelajaran 25
2.2.1. Besaran dan Satuan 25
2.2.2. Satuan Internasional (Satuan Pokok) 26 2.2.3. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu 29
2.3. Kerangka Konseptual 30
2.4. Hipotesis Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.2.1. Populasi Penelitian 31
3.2.2. Sampel Penelitian 31
3.3. Variabel Penelitian 31
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 32
3.4.1. Jenis Penelitian 32
3.4.2. Desain Penelitian 32
3.5. Prosedur Penelitian 32
3.6. Instrumen Penelitian 33
3.6.1 Instrumen I Tes Hasil Belajar Siswa 34
3.6.1.1. Validitas Isi 35
3.6.1.2. Validitas Ramalan 35
3.6.2. Instrumen 2 Tentang PengamatanAktivitas Siswa
(Lembar Observasi) 38
3.7. Teknik Analisis Data 39
3.7.1. Uji Normalitas 39
3.7.2. Uji Homogenitas 40
3.7.3. Uji Hipotesis 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43
4.1. Hasil Penelitian 43
4.1.1. Data Nilai Pretes Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 43
4.1.2. Pengujian Analisis Data 45
4.1.2.1. Uji Normalitas Data 45
4.1.2.2. Uji Homogenitas 46
4.1.2.3. Uji Hipotesis Penelitian 47
4.2. Observasi Aktivitas Siswa 49
4.3. Pembahasan 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71
5.1. Kesimpulan 71
5.2. Saran Penelitian 72
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif 21
Tabel 2.2. Skor Individual atau Tim 22
Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok 23 Tabel 2.4. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23 Tabel 2.5. Sintak Model Pembelajaran Langsung 25
Tabel 2.6. Besaran Pokok 26
Tabel 2.7. Besaran Turunan 26
Tabel 2.8. Besaran Pokok dan Satuan 27
Tabel 3.1. Two Group Pretest-Posttest Design 32
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Pre-test 34
Tabel 3.3. Kriteria Kemampuan Siswa 34
Tabel 4.1. Uji Normalitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel 45 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Postes Kedua Kelompok Sampel 46 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 46 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 46 Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Data Pretes 47 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t Data Postes 48 Tabel 4.7. Nilai Pretes, Nilai Aktivitas Siswa dan Nilai Postes Siswa 49 Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Mistar (mengukur panjang) 28
Gambar 2.2 Neraca Lengan Tiga 28
Gambar 2.3 Stop watch 28
Gambar 2.4 Termometer 29
Gambar 2.5 Tangga Konversi Panjang 29
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen 43 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen 44 Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pretes 44 Gambar 4.4 Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa Pada Postes 45 Gambar 4.5 Diagram Batag Kategori Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes 50 Gambar 4.6 Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Siswa Pada Kelas
Eksperimen Berdasarkan Urutan Kategori Aktivitas Terendah
Sampai Tertinggi 65
Gambar 4.7 Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Urutan Nilai Pretes Terendah
Sampai Tertinggi 66
Gambar 4.8 Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Urutan Nilai Rata-rata Kelompok
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP 1) 74
Lampiran 2 LKS 1 89
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (RPP 2) 90
Lampiran 4 LKS 2 104
Lampiran 5 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 105
Lampiran 6 Tes Hasil Belajar Pretes 115
Lampiran 7 Tes Hasil Belajar Postes 120
Lampiran 8 Lembar Aktivis Belajar Siswa 125 Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Aktivis Belajar siswa 127 Lampiran 10 Tabel Validitas Instrumen Penelitian 128 Lampiran 11 Tabel Realibilitas Instrumen Penelitian 131 Lampiran 12 Tabel Taraf kesukaran Instrumen Penelitian 134 Lampiran 13 Tabel Daya Pembeda Instrumen Penelitian 136
Lampiran 14 Perhitungan Validitas Tes 139
Lampiran 15 Rangkuman Analisis Validitas Ramalan Instrumen
Penelitian 143
Lampiran 16 Nama-nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 144 Lampiran 17 Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Eksperimen 145 Lampiran 18 Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Eksperimen 147 Lampiran 19 Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Kontrol 149 Lampiran 20 Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Kontrol 151 Lampiran 21 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 22 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 154 Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standat Deviasi 155
Lampiran 24 Uji Normalitas 158
Lampiran 25 Uji Homogenitas 162
Lampiran 26 Uji Hipotesis 166
Lampiran 27 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
(Pertemuan I) 171
Lampiran 28 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
(Pertemuan II) 173
Lampiran 29 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 175 Lampiran 30 Tabel Harga Kritis dan r Product Moment 177 Lampiran 31 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji liliefors 178 Lampiran 32 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 179 Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 180 Lampiran 34 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 182
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah
laku bahkan pola pikir seseorang untuk lebih maju dari sebelum mendapatkan
pendidikan yang ia peroleh. Pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dalam
sekolah, namun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, seseorang dapat
memperoleh pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya menciptakan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tolak ukur terhadap
keberhasilan belajar (dalam lingkup akademik) siswa ialah pencapaian hasil
belajar.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan
nasional. Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang yang sangat luas dan
menjadi pedoman dari semua kegiatan/usaha pendidikan di negara kita. Tujuan ini
kemudian dijadikan landasan dalam menentukan tujuan sekolah dan tujuan
kurikulum sekolah, tujuan pendidikan formal dan nonformal.
Pendidikan merupakan salah satu komponen dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai
komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran yang sesuai dengan
prinsip kegiatan belajar mengajar (KBM) antara lain : (1) kegiatan berpusat pada
siswa, (2) belajar mandiri dan bekerja sama. Sejalan dengan prinsip KBM
tersebut, maka kegiatan pembelajaran diharapkan tidak terfokus pada guru, tetapi
bagaimana membuat siswa aktif dalam proses belajarnya sehingga kegiatan
pembelajaran beriorentasi pada dua aspek yaitu proses dan hasil.
Bidang studi fisika bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
merupakan salah satu mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan
pemahaman daripada penghafalan pada konsep-konsep fisika. Pemahaman fisika
ini dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang akan menjadi landasan
2
dipandang sebagai suatu ilmu yang abstrak yang disajikan dalam bentuk teori
yang kurang menarik dan terkesan sulit. Anggapan dari kebanyakan siswa juga
mengatakan fisika itu susah untuk dipahami dan dikuasai yang menyebabkan hasil
belajar fisika siswa rendah. Pandangan semacam ini menjadikan proses
pembelajaran fisika bersifat verbal, dimana siswa tampak pasif dan hanya
menerima pelajaran dari guru. Pembelajaran fisika mempunyai tujuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi siswa agar memiliki pandangan yang lebih
luas.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa dalam
kegiatan proses belajar mengajar diantaranya, “faktor siswa, sarana, alat dan
media yang tersedia, faktor lingkungan serta faktor pendekatan mengajar (strategi,
model dan metode) yang digunakan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar
masih kurang bervariasi. Secara garis besar hasil belajar terbagi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, diantaranya adalah:
mengetahui, memahami, aplikasi, analisis, evaluasi, dan mencipta / membuat.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap, sedangkan ranah psikomotorik berkenaan
hasil belajar yang tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu atau disebut juga dengan aktivitas siswa.
Umumnya pelajaran fisika sampai saat ini masih dianggap sebagai
pelajaran yang sulit dan membosankan. Melalui observasi yang dilakukan, peneliti
memberikan angket kepada 29 siswa di SMP Negeri 5 Padangsidimpuan. Dari
hasil angket tersebut diketahui dari 18 siswa (62%) menyatakan bahwa
penguasaan materi fisika sulit untuk dipahami, 6 siswa (21%) menyatakan
penguasaan materi fisika biasa saja sedangkan 5 siswa (17%) lainnya menyatakan
bahwa penguasaan materi fisika mudah untuk dipahami. Hal ini menunjukkan
bahwa proses pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Banyaknya siswa
yang tidak memahami mata pelajaran fisika dikarenakan siswa sering disuruh
mencatat materi yang diberikan guru tanpa mengulas kembali isi dari materi
tersebut. Jarangnya melakukan demonstrasi didalam ataupun diluar kelas untuk
3
diketahui bahwa penguasaan materi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika
siswa yang rendah.
Ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, antara
lain: (1) Model pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat pada guru/
teacher centered. (2) Siswa masih kurang aktif dalam mengerjakan soal-soal
latihan pada saat proses pembelajaran. (3) Siswa jarang mengajukan pertanyaan
walaupun guru sering meminta siswanya untuk bertanya.
Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara yang dilakukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran adalah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Karena model pembelajaran kooperatif sendiri memiliki
makna mengajak siswa untuk bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang
diberikan satu kelompok atau satu tim. Sedangkan arti dari STAD sendiri adalah
pembagian pencapaian tim siswa, tipe STAD merupakan satu teknik pembelajaran
yang memberikan tugas untuk membagi beberapa kelompok kepada siswa melalui
kuis/pertanyaan yang dijawab dalam masing-masing kelompok. Melaksanakan
kuis tidak boleh saling membantu, peserta didik harusbisa menjawab secara
individu. Kemudian dalam melakukan pertanyaan semua kelompok yang sudah
dibagi harus bisa dijawab dan jika ada salah satu dari kelompok yang tidak bisa
menjawab maka temannya yang satu kelompok masing-masing saling ada kerja
sama membantu menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Maka dari penjelasan
diatas peserta didik bisa dilihat siswa yang bisa menjawab, standar, dan tidak tahu
sama sekali.
Peneliti telah melakukan observasi di SMP Negeri 5 Padangsidimpuan,
dimana Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) mata pelajaran fisika yang
ditetapkan sekolah adalah 75. Nilai 75 tersebut ditetapkan sekolah mengacu pada
buku saku yang menyatakan bahwa nilai ketuntasan minimum itu sebesar 75%
dan nilai KKM tersebut dapat diubah, apabila setiap tahunnya nilai siswa tersebut
meningkat. Pada nilai ujian akhir sekolah 18 siswa memperoleh nilai di bawah 75,
dan 11 siswa memperoleh nilai di atas 75. Dari keterangan tersebut dapat dilihat
terdapat 18 siswa (62,07%) dari 29 orang siswa dalam kelas tersebut yang tidak
4
Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah pernah
diteliti oleh Dewi (2009). Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pretes
siswa kelas kontrol sebesar 32,69 dan nilai rata-rata postes sebesar 64,87.
Sedangkan di kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar 32,18
dan nilai rata-rata postes sebesar 73,33. Peningkatan hasil belajar siswa kelas
kontrol sebesar 32,17 dan kelas eksperimen sebesar 41,16. Dari hasil penelitian,
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata postes kelas eksperimen lebih tinggi bila
dibandingkan dengan nilai rata-rata postes kelas kontrol, yang berarti bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif STAD lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Septina (2013) dalam jurnal inovasi pendidikan fisika, hasil belajar
terdiri dari tiga macam yaitu hasil belajar aspek kognitif, aspek psikomotor, aspek
afektif. Dan ketiga hasil belajar kelas eksperimen menunjukkan lebih baik
daripada hasil belajar kelas kontrol.
Adapun kelemahan dalam penelitian sebelumnya menyangkut masalah
dalam mengamati aktivitas siswa terhadap hasil belajar. Aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran kurang diperhatikan. Penilaian aktivitas siswa di setiap
pertemuan seharusnya diimbangi dengan penilaian terhadap hasil hasil belajar
siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada setiap pertemuan,
aktivitas siswa meningkat terhadap hasil belajarnya.
Maka untuk mengatasi kendala tersebut sebelum melaksanakan proses
pembelajaran peneliti mempersiapkan sarana, media, dan membuat perencanaan
yang lengkap agar dalam pembelajaran tidak mengalami kendala. Aktivitas siswa
juga harus disesuaikan dengan fase-fase kooperatif tipe STAD Dengan demikian
diharapkan waktu yang telah ditentukan dapat digunakan sesuai dengan
perencanaan.
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasi masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa sebagai
berikut.:
1. Hasil belajar fisika siswa rendah.
2. Model pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat pada guru/
teacher centered.
3. Pendekatan mengajar (strategi, model dan metode) yang digunakan guru
dalam kegiatan proses belajar mengajar masih kurang bervariasi.
4. Siswa jarang mengajukan pertanyaan.
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka perlu
adanya batasan masalah demi tercapainya tujuan. Penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas VII di SMP Negeri 5
Padangsidimpuan pada semester genap T.P 2013/2014.
2. Materi yang diajarkan dibatasi hanya pada materi pokok besaran dan
satuan.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok besaran dan satuan
di kelas VII semester 1 SMP Negeri 5 Padangsidimpuan?
2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model direct
intruction (DI) pada materi pokok besaran dan satuan di kelas VII
semester 1 SMP Negeri 5 Padangsidimpuan?
3. Bagaimana aktivitas siswa di kelas VII semester 1 SMP Negeri 5
Padangsidimpuan selama pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
6
4. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran dan
satuan di kelas VII semester 1 SMP Negeri 5 Padangsidimpuan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok besaran dan satuan
di kelas VII semester1 SMP Negeri 5 Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
direct intruction (DI) pada materi pokok besaran dan satuan di kelas VII
semester 1 SMP Negeri 5 Padangsidimpuan.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa di kelas VII semester 1 SMP Negeri 5
Padangsidimpuan selama pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
4. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
besaran dan satuan di kelas VII semester 1 SMP Negeri 5
Padangsidimpuan.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:
1. Bagi guru: Sebagai bahan informasi tentang pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Bagi peneliti: Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi
peneliti dalam mengajar fisika di masa yang akan datang.
3. Bagi siswa: Sebagai pengalaman belajar dan memberikan variasi metode
pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar fisika siswa dalam
memahami dan menguasai konsep-konsep fisika.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari persepsi yang berbeda digunakan dalam penelitian ini,
dipandang perlu memberikan defenisi secara operasional terhadap istilah-istilah
7
1. Langkah-langkah belajar diantaranya : memahami pengetahuan, baik dari
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, merespon stimulus yang
diberikan, memahami simbol, seperti kata, istilah, pengertiandan
peraturan, mengembangkan kemampuan berpikir
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari
kooperatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini adalah : menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa, menyajikan / menyampaikan informasi, mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan
belajar, evaluasi, memberikan penghargaan.
3. Model pembelajaran langsung (direct interuction) memiliki 5 fase
diantaranya adalah : fase 1 (establishing set) menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik, fase 2 (demonstrating) mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan, fase 3 (guided practice) membimbing
pelatihan, fase 4 (feed back) mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik, fase 5 (extended practice) memberikan kesempatan untuk
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada materi pokok besaran dan satuan di kelas VII semester I SMP Negeri
5 Padangsidimpuan T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 71.25 termasuk ke
dalam kategori baik.
2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran langsung pada materi
pokok besaran dan satuan di kelas VII semester I SMP Negeri 5
Padangsidimpuan T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 62.8125 termasuk ke
dalam kategori cukup.
3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai rata-rata aktivitas
68.85 dengan kriteria cukup aktif.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel (2,16 >
1.67) maka Ha di terima yang berarti ada perbedaan akibat pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada materi pokok besaran dan satuan di
kelas VII SMP Negeri 5 Padangsidimpuan T.P 2013/2014.
5.2. Saran Penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran,yaitu :
1. Penyusunan soal berdasarkan taksonomi bloom masih terdapat kelemahan,
peneliti selanjutnya sebaiknya mampu menyusun soal lebih baik lagi.
2. Jika ditinjau dari pembagian kelompok pada kelas eksperimen kurang
beragam atau kurang heterogen, peneliti selanjutnya hendaknya membagi
72
3. Jika ditinjau dari aktivitas pembelajaran pada indikator menyajikan hasil
diskusi hanya mencapai 30.77 %, adanya peningkatan pembelajaran ini
belum maksimal mencerminkan aktivitas model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya menggunakan sintak