PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS
TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI
JURUSAN IPS SMA NEGERI 7 MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
BOY SANDRI S.P.SIDABUTAR NIM : 8126122009
TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
Boy Sandri S. P. Sidabutar, NIM. 8126122009. The Effect of Organizing Learning Strategy and Logical Thinking Skills of History Student Learning Outcomes in XI Class SMA Negeri 7 Medan. Thesis: Postgraduate, State University of Medan, 2015.
This study aims to obtain factual description of the: (1) the result of history outcomes of students who learned with organizing learning strategy of vertical is higher than that learned with organizing learning strategy of horizontal; (2) the result of history outcomes of students who have high logical thinking is higher than with a low logical thinking; (3) the interaction between organizing learning strategy based on the results of logical thinking of history.
The research was carried out at XI class SMA Negeri 7 Medan in the second semester of academic year 2014/2015. Population of 120 people. Sampling was done by c luster random sampling amount to 80 samples consisting of 40 samples of class XIIPS 2 taught with organizing learning strategy of vertical as an experimental and 40 samples of class XI IPS 2 is taught with organizing learning strategy of horizontal as a control class. logical thinking skills tests performed to classify students who had had skill of high logical thingking and low logical thingking. The research method used quasi experiment with factorial design 2 x 2. The data analysis technique was two way analysis of variance (two way ANOVA) at significant α = 0.05. The terms data should be distributed was anova normal with Liliefors and data must have a population variance homogeneity test with Bartlett and Fisher test.
The results showed: (1) learning outcomes history students taught with organizing learning strategy of vertical are better than the results of studying history students taught with organizing learning strategy of horizontal, with Fcount
= 14.22 > Ftable = 3.96, (2) the results of students who have learning history skills
of high logical thinking better than the student's learning outcomes that have a skills of low logical thinking, with Fcount = 192.07 > F = 3.96, (3) there is an
interaction between organizing learning strategy with students' logical thinking skills in influencing student learning outcomes, with Fcount = 13.79 > F = 3.96.
ii
ABSTRAK
Boy Sandri S. P. Sidabutar, NIM. 8126122009. Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 7 Medan. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) hasil belajar Sejarah siswa yang diajar dengan strategi pengorganasasian pembelajaran vertikal lebih tinggi daripada menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan (2) hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah (3) interaksi antara startegi pengorganisasian pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Sejarah.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 7 Medan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi berjumlah 120 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 80 sampel yang terdiri dari 32 sampel kelas XI IPS 2 dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 3 yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal sebagai kelas kontrol. Tes kemampuan berpikir logis dilakukan untuk mengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat berpikir logis tinggi dan rendah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 x 2, sedangkan teknik analisis
data menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05. Syarat Anava adalah data harus berdistribusi normal dengan Liliefors dan data harus memiliki varians populasi homogen dengan uji Bartlett dan uji Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar Sejarah yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih baik dari pada hasil belajar Sejarah yang dibelajarkan dengan menggunakkan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal, dengan Fhitung = 14,22 > Ftabel = 3,96;
(2) hasil belajar Sejarah yang memiliki keterampilan berpikir logis tinggi lebih baik dari pada hasil belajar Sejarah yang memiliki keterampilan berpikir logis rendah, dengan Fhitung = 192,07 > Ftabel = 3,96; (3) terdapat interaksi antara
strategi pengorganisasian pembelajaran dengan keterampilan berpikir logis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan Fhitung = 13,79 > Ftabel = 3,96.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh
tugas dalam pendidikan S2 dan penulisan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 7
Medan”, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun untuk
memenuhi syarat mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk semuanya itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd dan
Dosen Pembimbing II Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M. Pd
selaku pembimbing saya, yang telah berkenan meluangkan waktunya
untuk melakukan telaah, koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd, Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd dan
Ibu Dr. Syamsidar Tandjung, M. Pd selaku narasumber yang telah
memberikan banyak masukan dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abd. Muin Sibuea, M. Pd, selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd dan
Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi
Teknologi Pendidikan berserta staff yang telah membantu penulis dalam
menempuh pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan pada
Program Studi Teknologi Pendidikan.
4. Bapak Drs. H. Muhammad Daud, MM selaku kepala SMA Negeri 7
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan, guru
Sejarah Warnita, S. Pd dan seluruh Bapak/Ibu guru dan staff pegawai
iv
5. Orang tua tercinta Bapak J. Sidabutar, SH dan Ibunda tercinta Dj.
Tambunan, yang selalu memberikan semangat, dan doa yang tulus ikhlas
serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis.
6. Istriku yang tercinta Desi Sari Silalahi, S. Pd yang sangat mendukung saya
dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini dan buah hatiku tersayang
Kezia Aretha Mykhaela Sidabutar yang penuh kesabaran dan tulus
menjadikan inspirasi dan motivasi bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, seiring
dengan rasa harap atas kritik dan saran, penulis mengucapkan terima kasih atas
saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Medan, 28 Januari 2015 Penulis
v
BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12
A. Kajian Teoretis ... 12
1. Hakekat Hasil Belajar Sejarah ... 12
2. Hakekat Strategi Pengorganisasian Materi Pembelajaran (Elaborasi) ... 16
a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 25
b. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 27
3. Hakekat Kemampuan Berpikir Logis ... 28
4. Penelitian yang Relevan ... 35
B. Kerangka Berpikir ... 36
1. Hasil Belajar Sejarah yang diajarkan dengan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal Lebih Tinggi daripada Hasil Belajar Sejarah yang Diajarkan dengan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 36
2. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Lebih Tinggi daripada Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 39
3. Interaksi Antara Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sejarah ... 40
vi
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 47
D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 48
1. Prosedur Perlakuan ... 48
2. Pelaksanaan Perlakuan ... 48
E. Pengontrolan Perlakuan ... 51
F. Variabel dan Definisi Operasional ... 53
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 55
1. Teknik Pengumpulan Data ... 55
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 55
H. Teknik Analisis Data ... 59
I. Hipotesis Statistik ... 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 61
A. Deskripsi Data ... 61
1. Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 61
2. Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 62
3. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 64
4. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 66
5. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 67
6. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 69
7. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 71
8. Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 73
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 75
1. Uji Normalitas Data ... 75
2. Uji Homogeitas Sampel Varians ... 77
vii
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87
E. Keterbatasan Penelitian ... 94
BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 96
A. Simpulan ... 96
B. Implikasi ... 97
C. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 105
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 : Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X ... 4 Tabel 3.1 : Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2 x 2 ... 47 Tabel 3.2 : Tahapan Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran
Elaborasi ... 50 Tabel 3.3 : Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa ... 55 Tabel 3.4 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis... 59 Tabel 4.1 : Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 61 Tabel 4.2 : Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 63 Tabel 4.3 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Tinggi ... 65 Tabel 4.4 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Rendah ... 66 Tabel 4.5 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 68 Tabel 4.6 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 70 Tabel 4.7 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 72 Tabel 4.8 : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 73 Tabel 4.9 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Sejarah Siswa
yang Dibelajarkan dengan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal dan Pengorganisasian Pembelajaran
Horizontal ... 75 Tabel 4.10 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Sejarah yang
Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi dan Rendah ... 76 Tabel 4.11 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Sejarah
Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi dan
Rendah ... 76 Tabel 4.12 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Strategi Pengorganisasian
ix
Tabel 4.13 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Kemampuan
Berpikir Logis ... 78
Tabel 4.14 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Populasi ... 79
Tabel 4.15 : Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 80
Tabel 4.16 : Ringkasan Perhitungan Anava 2 x 2 ... 80
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan
dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran Vertikal ... 62 Gambar 4.2. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Dibelajarkan
dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran Horizontal ... 64 Gambar 4.3 : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Memiliki
Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 65 Gambar 4.4. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa yang Memiliki
Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 67 Gambar 4.5. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan
Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Vertikal ... 69 Gambar 4.6. : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Vertikal ... 70 Gambar 4.7. : Histogram Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan
Kemampuan Berpikir Logis Tinggi yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran Horizontal ... 72 Gambar 4.8. : Hasil Belajar Sejarah Siswa dengan Kemampuan Berpikir
Logis Rendah yang Dibelajarkan dengan Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Horizontal ... 74 Gambar 4.9. : Interaksi Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ... 109
Lampiran 2 : RPP Perlakuan ... 113
Lampiran 3 : Tes Hasil Belajar Sejarah ... 162
Lampiran 4 : Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ... 169
Lampiran 5 : Instrumen Kemampuan Berpikir Logis ... 182
Lampiran 6 : Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Berpikir Logis ... 194
Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Penelitian ... 200
Lampiran 8 : Tabel Statistik ... 243
Lampiran 9 : Pedoman Penggunaan Strategi Pembelajaran ... 253
Lampiran 10 : Foto Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 260 Lampiran 11 : Surat Keputusan Pembimbing Tesis
Lampiran 12 : Undangan Seminar Proposal Tesis Lampiran 13 : Surat Keterangan Validasi Penelitian
Lampiran 14 : Izin Melakukan Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar dan Tes Berpikir Logis Siswa
Lampiran 15 : Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari Pascasarjana Unimed
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
dewasa ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan
diberbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi
umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu
pemerintah dituntut untuk lebih memperhatikan masalah pendidikan di Indonesia.
Laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melampaui laju peningkatan
kualitas sumber daya Indonesia. Sehingga sumber daya manusia Indonesia
dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar.
Kualitas sumber daya manusia yang rendah tidak terlepas dari rendahnya
kualitas pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara umum kondisi dunia
pendidikan kita saat ini cukup memprihatinkan, sekalipun sudah banyak sekali
kemajuan yang telah kita capai. Dewasa ini hampir setiap hari didapati berita
mengenaskan di media massa, baik melalui media elektronik (televisi, radio, atau
internet) maupun media cetak (koran, tabloid, majalah, dan lain-lain). Hampir
setiap hari berita tentang tindak kekerasan, kejahatan seksual, korupsi, maupun
penyalahgunaan narkotika disuguhkan oleh media massa. Banyak sekali berita
mengenaskan yang disuguhkan seperti pejabat terlibat korupsi, tawuran antar
warga, tawuran antar pelajar, tawuran antar supporter olah raga, tawuran antar
2
ujian nasional, dan lain-lain. Fenomena ini sungguh sangat mengenaskan, seakan
berada dalam kehidupan zaman primitif yang masih jauh dari masyarakat yang
berperadaban (Supardi, 2012: 112).
Pembangunan pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Melalui pembangunan, kreatif, mandiri dan menjadi Sumber Daya
Manusia (SDM) di bidang pendidikan merupakan modal utama dalam
pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era Globalisasi,
pemerintah berusaha, pemerintah berusaha mengantisipasi melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia dengan cara peningkatan kualitas pendidikan. Hal
ini sesuai dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi siswa agar menjadi manusia yang bertiman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003:
3).
Sumber daya manusia merupakan modal dasar pembangunan terpenting.
Lebih lanjut dijelaskan pendidikan untuk pembangunan kualitas manusia meliputi
segala aspek perkembangan manusia dalam harkatnya sebagai makhluk yang
berakal budi, sebagai pribadi, sebagai masyarakat dan sebagai warga Negara
(Miarso, 2009: 485-486). Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan
manusia dalam arti mengaktualisaikan semua potensi yang dimilikinya menjadi
3
luas. Sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan masyarakat
masa depan yang dikehendaki seperti kemandirian, tanggung jawab terhadap
resiko dalam mengambil keputusan dan mengembangkan segala aspek
potensinya.
Pembangunan Sumber Daya Manusia yang berpotensi di awali dari kegiatan
pembelajaran di sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran nasional. Proses
mencapai tujuan tersebut salah satunya perlu dipersiapkan pandangan baru dalam
pembelajaran Sejarah yang lebih berpusat pada kepentingan siswa. Dalam proses
pembelajaran Sejarah guru harus menciptakan situasi yang kondusif artinya
situasi yang merangsang aktivitas dan kreativitas siswa yang dapat menumbuhkan
keterampilan berpikir logis serta perilaku yang inovatif dan kreatif. Hasil
pengamatan awal di kelas XI SMA Negeri 7 Medan, diperoleh bahwa
pembelajaran yang dikembangkan di dalam kelas kurang melibatkan peran siswa
secara aktif, hal itu ditunjukan dengan: (1) Siswa hanya menerima hasil belajar
yang diberikan oleh guru berupa metode ceramah (ekspositori) sehingga tidak
merangsang daya berpikir siswa. Penjelasan dan informasi secara lisan dari guru
kurang memberikan motivasi bagi siswa untuk lebih memperdalam dan
memperluas informasi yang didapatnya.
Selain keterampilan berpikir logis siswa rendah di SMA Negeri 7 Medan
Permasalahan juga terlihat rendahnya hasil belajar siswa pada Ujian Akhir
Semester (UAS) dalam mata pelajaran Sejarah di kelas XI dengan nilai rata-rata
6,50, 6,65 dan 6,90. Berikut hasil nilai rata-rata UAS SMA Negeri 7 Medan dalam
mata pelajaran Sejarah relatif rendah dibandingkan dengan mata pelajaran
4
Tabel 1.1. Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI
Tahun Pelajaran Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
2011/2012 4,00 8,10 6,50
2012/2013 4,30 8,20 6,65
2013/2014 5,00 8,65 6,90
Sumber: Daftar Kumpulan Nilai (DKN) SMA Negeri 7 Medan
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar Sejarah di SMA Negeri 7
Medan Tahun Pelajaran 2011/2012 sampai dengan 2013/2014 menunjukkan rata–
rata hasil belajar Sejarah masih di bawah dari nilai Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM) yang telah ditentukan yakni 7,0. Hal tersebut, disebabkan
karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran Sejarah.
Mereka menganggap pelajaran Sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan.
Masalah lain yang ditemukan peneliti adalah kurangnya perhatian guru dalam
mengembangkan keterampilan
Mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu strategi pengorganisasian
pembelajaran yang baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan metode, media dan
sumber belajar lainnya yang dianggap relevan dalam menyampaikan materi,
dalam membimbing siswa agar terlibat secara optimal, sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan
kemampuannya. Strategi pengorganisasian pembelajaran yang dapat dilakukan
adalah strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi). Strategi
pengorganisasian pembelajaran ini memiliki tahap-tahap pembelajaran yang
berstruktur yang dimulai dari urutan umum ke rinci. Pembelajaran Elaborasi juga
mengutamakan bagian-bagian yang penting untuk disajikan serta adanya
pemberian rangkuman dan sintesis.
Proses pembelajaran dengan strategi elaborasi berupa penyampaian materi
5
dipelajari (epitome) kemudian mengkonstruksisasi bagian-bagian yang ada di
dalam epitome secara lebih rinci. Dalam penggunaan stategi pembelajaran
elaborasi, guru akan selalu mengaitkan tiap sub bagian ke bagian, dan
tiap-tiap bagian ke konteks yang lebih luas. Dengan demikian siswa akan mudah
memahami materi pelajaran dan mengetahui antar bagian-bagian dalam materi.
Dengan demikian diharapkan dengan penggunaan strategi ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) merupakan
pengembangan dari teori elaborasi yang mengorganisasikan pengajaran dengan
mengikuti urutan umum ke rinci. Dasar teori elaborasi berpijak pada psikologi
kognitif, yang lebih banyak memusatkan perhatian pada konsepsi bahwa
perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur dari
kognitif yang sudah dimiliki siswa.
Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi pada mata
pelajaran Sejarah sangat tepat karena dalam proses pembelajaran dilakukan
dimulai dari hal-hal yang umum ke rinci kemudian diteruskan dengan
menguraikan lebih mendalam tergantung kedalaman materi selanjutnya diteruskan
dengan sintesis dan rangkuman. Sementara materi Sejarah yang disajikan terdiri
dari beberapa kerangka isi atau epitome dan sangat cocok jika urutan
penyajiannya diorganisasikan sedemikian rupa dengan menyajikan hal-hal yang
umum kemudian dilanjutkan dengan menguraikan lebih mendalam lagi pada
hal-hal yang khusus.
Dari beberapa fenomena diatas, maka dalam penelitian ini upaya untuk
6
pengorganisasian pembelajaran yang mampu menyampaikan materi kepada siswa
secara lebih mendalam.Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi)
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajarnya.
Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) merupakan cara
pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Urutan umum ke rinci ini
mulai dengan menampilkan epitome, kemudian mengelaborasi bagian-bagian
yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Konteks selalu ditujukan dengan
menampilkan sintesis secara bertahap. Artinya melalui penampilan pembelajaran
elaborasi, materi pelajaran yang akan diajarkan dapat menjadikan kegiatan
pembelajaran lebih efektif.
Strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) berhubungan dengan
cara penyusunan pengajaran pada tingkat struktur isi pelajaran yakni berkenaan
dengan cara memilih, menata, dan menunjukkan interrelasi antara isi ajaran.
Reigeluth (dalam Herwandi, 2012: 18) mengemukakan kegiatan elaborasi didasari
argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana
menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada
konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang
terintegrasi. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan elaborasi
konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi.
Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi pada mata
pelajaran sangat tepat karena dalam proses pembelajaran dilakukan dimulai dari
hal-hal yang umum-ke-rinci kemudian diteruskan dengan menguraikan lebih
mendalam tergantung kedalaman materi selanjutnya diteruskan dengan sintesis
7
pembelajaran yang diorganisasikan melalui strategi pengorganisasian
pembelajaran (elaborasi) maka akan menghasilkan belajar, sintesis dan resensi
yang lebih baik sebagai hasil belajar.
Selain strategi pengorganisasian pembelajaran yang digunakan oleh guru,
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor
tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri
siswa. Faktor internal yang berpengaruh dominan dalam proses relajar dan
pembelajaran seperti kesadaran, semangat, sikap, minat, metakognisi,
kemampuan, keterampilan dan kenyamanan diri bagi penggunanya (Abdullah,
2012: 216).
Salah satu karakteristik siswa adalah kemampuan berpikir berpikir logis
siswa tersebut, yang diprediksi akan menantukan keefektifan strategi
pengorganisasian pembelajaran. Pemikiran logis adalah proses penggunaan
penalaran secara konsisten untuk mengambil sebuah kesimpulan. Permasalahan
atau situasi yang melibatkan pemikiran logis mengharapkan struktur, hubungan
antara fakta-fakta, dan menghubungkan penalaran yang "bisa dipahami” (Putri,
2012: 21-22).
Dengan demikian strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi)
bukanlah strategi pengorganisasian pembelajaran yang hanya menuntut siswa
sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam
proses berpikir, mensintesis dan mengasosiasikan hal-hal yang akan dipelajari
dengan bahan-bahan lain yang tersedia. Kemampuan berpikir logis memberikan
8
keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu,
reformasi dalam pembelajaran perlu dibangun dan dikembangkan guna
menciptakan suasana belajar yang lebih demokratis dan dapat memacu siswa
untuk berpikir logis dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi bahwa
masalah-masalah yang esensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya hasil belajar.
Faktor-faktor yang diprediksi memiliki hubungan atau dapat mempengaruhi hasil
belajar Sejarah diidentifikasikan sebagai berikut: (1) factor-faktor apa yang
mempengaruhi hasil belajar sejarah?, (2) Bagaimana strategi pengorganisasian
pembelajaran yang diterapkan selama ini?, (3) Apakah strategi pengorganisasian
pembelajaran yang diterapkan selama ini?, (4) Apakah strategi pengorganisasian
pembelajaran dan penyampaian materi menumbuhkan motif berprestasi siswa?,
(5) Apakah strategi pengorganisasian pembelajaran untuk pembelajaran Sejarah
kurang menarik perhatian siswa?, (6) Apakah Strategi pengorganisasian
pembelajaran Sejarah yang digunakan sudah sesuai dengan karakteristik siswa?,
(7) Strategi pengorganisasian pembelajaran yang bagaimanakah yang tepat
digunakan dalam pembelajaran Sejarah?, (8) Apakah kemampuan berpikir logis
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?, (9) Bagaimana hubungan strategi
pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) dan karakteristik siswa dengan hasil
belajar siswa?, (10) Apakah strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi)
9
pembelajaran dengan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, agar
penelitian ini lebih terfokus dan kajian lebih mendalam. Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada
masalah strategi pengorganisasian pembelajaran yang diterapkan dalam proses
pembelajaran, yang dipilah atas strategi pengorganasasian pembelajaran
(elaborasi) vertikal dan horizontal. Karakteristik siswa dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada kemampuan berpikir logis siswa yang dibagi atas kemampuan
berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah, serta hasil belajar
sejarah siswa SMA Negeri 7 Medan dibatasi hanya ranah kognitif saja.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang
dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah hasil belajar siswa Sejarah yang diajarkan dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) vertikal lebih tinggi daripada
hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) horizontal di kelas XI IPS
10
2. Apakah hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir
logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan
berpikir logis rendah di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pengorganisasian pembelajaran
dengan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar
siswa di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Hasil belajar Sejarah siswa yang diajar dengan strategi pengorganasasian
pembelajaran (elaborasi) vertikal lebih tinggi daripada menggunakan
strategi pengorganisasian pembelajaran (elaorasi) horizontal siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 7 Medan.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
logis rendah.
3. Interaksi antara strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi) dengan
kemampuan berpikir siswa dalam mempengaruhi hasil belajar Sejarah
11
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat
memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan serta bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang
berkaitan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran dan hubungannya
dengan kemampuan berpikir logis siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar
Sejarah siswa.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan
pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pengorganisasian
pembelajaran, sehinggan guru dapat merancang suatu pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa. Memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas
dan efesiensi aplikasi strategi pengorganisasian pembelajaran (elaborasi)
berdasarkan kemampuan berpikir secara logis pada pembelajaran Sejarah untuk
96 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi dibandingkan
dengan yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorgnisasian
pembelajaran horizontal .
2. Hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis
tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan
berpikir Logis rendah.
3. Ada interaksi antara strategi pengorganisasian pembelajaran dan
kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Sejarah. Berdasarkan uji
lanjut diperoleh hasil bahwa hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki
kemampuan berpikir logis tinggi yang dibelajarkan dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi daripada hasil belajar
Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah dengan
strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Demikian juga bila
dibandingkan dengan hasil belajar Sejarah yang memiliki kemampuan
berpikir logis tinggi dan rendah yang dibelajarkan dengan strategi
97
belajar Sejarah dengan kemampuan berpikir logis tinggi dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran vertikal.
B. Implikasi
Pertama, berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian bahwa hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran vertikal lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran
horizontal. Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran
terhadap hasil belajar Sejarah berimplikasi kepada guru Sejarah untuk
melaksanakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dengan
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal diharapkan guru
dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan partisipasi aktif siswa terhadap
pembelajaran Sejarah dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif
dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Implikasi dari penerapan
strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal bagi para guru adalah guru
berkewajiban untuk selalu berupaya memunculkan contoh pembelajaran dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan materi pelajaran
yang telah dipelajari ditingkatan sebelumnya. Sehingga guru mengulang kembali
materi pembelajaran yang telah dipelajarinya, oleh karena itu guru diharapkan
dapat memperluas dan menambah wawasan ilmu pengetahuannya.
Dengan demikian guru mata pelajaran Sejarah perlu mempertimbangkan
penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran dalam proses pembelajaran,
98
pembelajaran disusun, sehingga siswa mudah dalam memahami materi. Dengan
demikian strategi pengorganisasian pembelajaran memiliki potensi untuk menarik
perhatian siswa dan mampu menimbulkan rasa senang, dan dengan sendirinya
akan menambah motivasi siswa selama proses pembelajaranyang menyebabkan
penyerapan pada materi menjadi lebih optimal. Dengan strategi pengorganisasian
pembelajaran ini pula guru menjadi lebih mudah menyusun materi pembelajaran,
dimulai dari membuat rangkuman sampai kepada hal-hal terperinci, guru menjadi
lebih mudah dalam menerangkan materi karena tersusun dengan baik.
Dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pengorganisasian
pembelajaran vertikal, siswa diharuskan mengingat kembali materi-materi
pelajaran yang telah dipelajarinya, karena penggunaan strategi pengorganisasian
pembelajaran vertikal guru mengaitkan pembelajaran dengan materi pembelajaran
yang telah dipelajari baik itu pelajaran Sejarah ataupun pelajaran lainnya yang
memiliki kaitan. Sesuai dengan namanya, strategi pengorganisasian pembelajaran
horizontal siswa dituntut untuk memahami materi dengan mengaitkannya pada
materi pelajaran yang berbeda di tingkat yang sama. Maka selain memahami
materi sejarah dengan baik, siswa juga harus memahami materi pelajaran yang
lain dengan baik juga.
Dalam mempersiapkan pembelajaran menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal, guru haruslah telah
menguasai pemanfaatan strategi pengorganisasian pembelajaran yang akan
digunakan. Di samping itu guru harus memperhatikan jalannya kegiatan
pembelajaran serta faktor-faktor antara lain: 1) menjelaskan kompetensi dan
99
pemanfaatan strategi, terutama hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan horizontal, 3) menjelaskan
kegiatan pembelajaran dengan mempedomani tujuan pembelajaran dan lembar
aktivitas siswa yang dibagikan, sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa yang
harus mereka lakukan, 3) memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang
sedang dipelajari dengan meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi ataupun
meminta siswa memberi tanggapan terhadap presentasi teman mereka, 4)
memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kesalahan yang
diperbuat siswa, mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa, dan 5) memberikan
petunjuk yang benar kepada siswa cara menutup program aplikasi serta
mengingatkan tugas yang diberikan guru.
Berdasarkan petunjuk dan prosedur yang diberikan guru maka siswa akan
lebih mudah memahami strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dengan
demikian siswa akan terbimbing selama proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
dan materi yang sedang dipelajari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
terbukti bahwa strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dapat
meningkatkan hasil belajar Sejarah yang lebih baik dibandingkan dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran horizontal. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan
bagi guru untuk memilih strategi pengorganisasian pembelajaran yang efektif
dalam membelajarkan siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.
Kedua, hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah menunjukkan perbedaan
dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Penggunaan strategi
100
berbeda dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Hasil
temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik siswa turut
mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa. Dengan memperhatikan karakteristik
siswa yang berbeda tentunya dapat dijadikan informasi masukan bagi guru
maupun pengelola sekolah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Di samping itu guru juga perlu
dibekali kemampuan untuk mengetahui karakterisitik siswa, serta kompetensi
dalam pemanfaatan berbagai strategi pengorganisasian pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan
berpikir logis tinggi mempunyai hasil belajar Sejarah siswa yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah.
Lebih khusus lagi, hasil belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir
logis tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian
pembelajaran vertikal lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan
dengan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal. Demikian juga hasil
belajar Sejarah siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah yang
dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran horizontal lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan strategi pengorganisasian
pembelajaran vertikal. Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir logis
siswa terhadap hasil belajar Sejarah siswa berimplikasi pada guru Sejarah untuk
melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kemampuan berpikir
logis yang dimiliki siswa. Apabila kemampuan berpikir logis siswa dapat
dikelompokkan maka guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan
101
itu juga guru dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya untuk siswa
dengan kemampuan berpikir logis tinggi diberikan materi pengayaan dan soal-soal
dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi dan untuk siswa dengan kemampuan
berpikir logis rendah diberikan materi-materi remedial yang bertujuan
memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa terhadapa materi
pelajaran Sejarah. Dengan demikian siswa diharapkan mampu membangun dan
menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam
menyelesaikan persoalan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan
dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari segi kemampuan
berpikir logis mengisyaratkan kepada guru untuk memilih strategi pembelajaran
harus mempertimbangkan tingkat kemampuan berpikir logis siswa. Adanya
perbedaan kemampuan berpikir logis siswa ini berimplikasi guru didalam
memberikan motivasi, minat dan keaktifan siswa dalam belajar Sejarah. Bagi
siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi tidak menjadi sebuah kesulitan
bagi guru dalam memotivasi, membangkitkan minat dan mengaktifkan siswa
selama pembelajaran, tetapi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
logis rendah maka guru memberikan perhatian yang lebih kontinu didalam
memberikan motivasi, membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar.
Oleh sebab itu perlu adanya kesesuaian pemilihan strategi
pengorganisasian pembelajaran dengan karakteristik yang dimiliki siswa. Dengan
pemilihan media pembelajaran yang tepat, akan membuat proses pembelajaran
lebih menarik dan bermakna. Walaupun setiap media pembelajaran mempunyai
102
dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi pengorganisasian
pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam membelajarkan siswa.
Guru juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya dalam
merancang pembelajaran, khususnya dengan menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran vertikal. Dalam merancang pembelajaran guru
harus memiliki kemampuan dalam memilih strategi pengorganisasian
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, skenario pembelajaran,
metode, tempat, sarana dan prasarana yang tersedia. Untuk pengembangan strategi
pengorganisasian pembelajaran, guru juga harus menambah pengetahuan dan
wawasannya dalam pelajaran yang lain, sehingga guru dapat lebih kreatif dan
inovatif dalam mengembangkan strategi pengorganisasian pembelajaran.
Penelitian ini diharapkan dapat merangsang dan memotivasi guru, khususnya guru
Sejarah untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam membelajarkan siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka
disarankan beberapa hal, yaitu:
1. Karena hasil data hasil belajar Sejarah siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan strategi
pengorganisasian pembelajaran horizontal tidaklah terlalu jauh berbeda.
Maka disebaiknya peneliti selanjutnya lebih dalam mendesain dan
mengembangkan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan
103
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran vertikal dan
horizontal mengharuskan guru menyesuaikan isi materi dan penggunaan
waktu jam pelajaran, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa khususnya pada hasil belajar Sejarah.
3. Hendaknya pada penelitian selanjutnya memperhatikan faktor lain yang
dapat mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa misalnya motivasi,
kemandirian belajar, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran,
kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, keterampilan guru
mengajar dan mengelola kelas dan lain sebagainya. sehingga perlu kiranya
dilakukan penelitian lanjutan sehingga penelitian ini tidak berhenti sampai
di sini saja.
4. Hendaknya pada pembelajaran Sejarah pemahaman konsep dapat memacu
pola pikir siswa ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya di laboratorium
tetapi juga di lingkungan sekitar tempat tinggal dan sekolah.
5. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan konsep
pemikiran untuk mencari dan menemukan jawaban atas persoalan yang
ada pada materi Sejarah.
6. Guru juga diharapkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa dalam belajar terutama dalam memecahkan
masalah belajar dan guru diharapkan lebih menyesuaikan strategi
pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa
104
dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih
baik.
7. Bahan/materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada
beberapa materi. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya
diadakan penelitian lebih lanjut, yaitu pada materi lain atau dapat
melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar hasil penelitian ini
bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia
pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
8. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada siswa SMA Negeri 7 Medan, oleh
karena itu masih perlu dilakukan penelitian kembali di beberapa sekolah
yang mempunyai kondisi serupa serupa agar kesimpulan yang diperoleh
lebih dipercaya.
9. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah
kognitif, disarankan penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik
dan afektif.
10.Mengingat populasi dan sampel penelitian tergolong kecil, untuk itu
disarankan kepada peneliti yang lain untuk menggunakan populasi dan
105
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ramli, (2012). Pembelajaran Berbasis Manfaat Sumber Belajar. Jurnal: Ilmiah Didaktika. 12 (2): 216
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psiokologi. Yogyakarta: ustaka Pelajar
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Carey, Dick Walter, Lou Carey & James O. Carey. 2005. The Systematic Design
of Instruction (6th ed), New York: Pearson
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Herwandi, (2012). Meningkatkan Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi pada Pembelajaran IPA. Jurnal: Vidya Karya. 27 (1): 18
Kemendiknas. (2003). UU Sistem Pendidikan Nasional
Kertayasa, I Nyoman. (2011). Logika, Riset dan Kebenaran. Jurnal: Sains dan Teknologi. 10 (3): 30
Khaerunisa, F, Sarwi, N. Hindarto, (2012). PenerapanBetter Teaching And Learning Berbasis Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Berpikir Logis dan Keaktifan Siswa. Unnes Physics Education Jurnal. 1 (1): 6
Kowiyah, (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal: Pendidikan Dasar. 3 (5): 4
Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prawiradilaga, Dewi Salma. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles. Jakarta: Kencana
106
Purwanto, Ngalim. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Reigeluth, Charles M. (1983). Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. London: Lawrence Erlabaum Associates Publishers
Ruseffendi, (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan &Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito
Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Seels, Barbara B & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta
Smaldino, Sharon E, Deborah L. Lowther, James D. Russel. (2011). Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Bekajar, Jakarta: Kencana
Subana, Moersetyo Rahadi, Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta
Supardi, (2012). Arah Pendidikan di Indonesia dalam Tataran Kebijakan dan Implementasi. Jurnal: Formatif. 2 (2): 112
Suparman, Atwi. (2001). Desain Instruksional (Ed. Revisi).. Jakarta: Universitas Terbuka
107
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Syah, Muhibbin, (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tohirin. (2011). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada