• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KECAKAPAN SOSIAL, DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN MAHASISWA DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) YAYASAN UNIVERSITAS LABUHANBATU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KECAKAPAN SOSIAL, DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN MAHASISWA DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) YAYASAN UNIVERSITAS LABUHANBATU."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KECAKAPAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN LINGKUNGAN MAHASISWA DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

YAYASAN UNIVERSITAS LABUHANBATU

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

SITI ZAHARA SARAGIH NIM: 8136174027

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Siti Zahara Saragih: Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Kecakapan Sosial, dan Hasil Belajar Pengetahuan Lingkungan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Universitas Labuhanbatu. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) kemampuan berpikir kritis, (2) kecakapan sosial, dan (3) hasil belajar mahasiswa pada materi polusi lingkungan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Universitas Labuhanbatu. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas ditentukan dengan teknik purposive sampling. Kelas A dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah, kelas B dengan model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelas C (kontrol) dengan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk uraian, angket kecakapan sosial, dan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan Analisis Kovariat (ANAKOVA) pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis (F=10,379; P=0,000). Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) (80,200±6,073) tidak berbeda secara statistik dengan mahasiswa yang dibelajarkan dengan model inkuiri(79,700±7,813), tetapi kedua model PBM dan inkuiri lebih tinggi secara signifikan dibandingkan model konvensional (73,000±10,198); (2) terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap kecakapan sosial mahasiswa (F= 3,262; P=0,042). Kecakapan Sosial mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) (85,100±5,546) tidak berbeda secara statistik dengan model inkuiri (83,100±5,042), tetapi lebih tinggi dibandingkan model konvensional (81,380±5,133); (3) terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa (F= 3,505; P=0,033). Hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) (79,040±9,793) tidak berbeda secara statistik dengan model inkuiri (75,070±9,466), tetapi lebih tinggi dibandingkan model konvensional (68,530±7,149).

(5)

ii ABSTRACT

Siti Zahara Saragih: The Effect of Learning Models Toward Student’s Critical Thinking Skills, Social Skills and Learning Achievement on Environmental Learning in Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Labuhanbatu, University of Labuhanbatu. Thesis. Postgraduate Study Program, State University of Medan (UNIMED). 2015.

This study aims to determine the effect of learning model toward student’s: (1) critical thinking ability, (2) social skills, and (3) learning results on environmental pollution topic in Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Labuhanbatu, University of Labuhanbatu with using quasi-experimental research methods. Sample was determined by using purposive sampling technique. Class A was learned with problem-based learning model, class B with inquiry learning model, while class C as the class control with conventional learning model. The research instruments used are essay tests of critical thinking skills, questionnaires of social skills, and multiple choice of learning achievement. Data were analyzed using Covariate Analysis (ANACOVA) at significance level α = 0.05 with SPSS 21.0. The results showed that: (1) there is significant effect of learning model to student’s critical thinking skills (F = 10,379; P = 0,000). Critical thinking skills of students that learned with problem-based learning model (PBM) (80,200 ± 6,073) was not different statisticly with inquiry learning model (79,700 ± 7,813), but model PBM and inquiry was significantly higher than the conventional model (73,000 ± 10,198); (2) there is significant effect of learning model toward student’s social skills (F = 3,262; P = 0,042). Social skills of students that learned with problem-based learning model (PBM) (85,100 ± 5,546) was not different statisticly with the inquiry model (83.100 ± 5.042), as well as the conventional model (81,380 ± 5,133); (3) there is significant effect of learning model toward student’s learning achievement (F = 3,505; P = 0,033). Student’s learning achievement that learned with problem-based learning model (PBM) (79,040 ± 9,793) was not different statisticly with the inquiry model (75,070 ± 9,466), as well as the conventional model (68,530 ± 7,149).

Keywords: Conventional, Critical Thinking Skills, Inquiry, Learning

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala keridhaan-NYA

dalam memberi petunjuk dan kemudahan, sehingga tesis dengan judul " Pengaruh Model

Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Kecakapan Sosial, dan Hasil Belajar Pengetahuan Lingkungan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu" dapat diselesaikan.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam

menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri

Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan pemikiran dari

pembimbing yang terhormat Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku dosen pembimbing I

dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas segala

saran, nasehat, bimbingan, motivasi, dan kemudahan yang selalu Ibu/Bapak berikan.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si, Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si, dan Bapak

Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, selaku narasumber, yang telah memberikan masukan dan saran

untuk kesempurnaan tesis ini. Kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, dan

Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si, selaku validator ahli instrumen kemampuan berpikir kritis,

angket kecakapan sosial, dan hasil belajar mahasiswa, yang telah banyak memberi masukan

dan saran untuk kesempurnaan instrumen penelitian.

Pada kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada seluruh dosen,

staf administrasi, teman-teman seangkatan 2013 khususnya kelas B2 Eksekutif dan seluruh

keluarga besar Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan,

yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Dr.

Amarullah, S.E, M.BA, selaku Pimpinan Yayasan Universitas Labuhanbatu, Ibu Sakinah

Ubudiyah Siregar, M.Pd, selaku ketua STKIP Yayasan Universitas Labuhanbatu, Bapak

Arman Harahap, S.Pd, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah

(7)

iv

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan

Universitas Labuhanbatu dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh dosen

beserta staf Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Labuhanbatu.

Ucapan teristimewa untuk Ayahanda Ishak Saragih dan Ibunda Nadia Hasibuan, do’a, dorongan, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil Ayah dan Bunda

menuntun Ananda dalam menyelesaikan studi ini. Terkhusus untuk kakak tersayang Maria

Ulfa, S.HI, Yuslina br. Saragih, S.Pd, adik tercinta Ilham Syahputra Saragih, Prada

Iswiliyansyah Saragih, dan Siti Marhamah Saragih yang telah memberikan do’a, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan

sampai selesai.

Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk teman kos sekamar seperjuangan Tiya

Musanna, S.Pd, Putri Andriani, S.Pd, Ija Nurjannah, Fatimah, Rahma, yang selalu

memotivasi penulis saat lelah dan juga terimakasih buat anak kos RQ lainnya. Tak lupa

penulis ucapkan terima kasih juga untuk yang teristimewa sahabat tersayang Wenny

Pintalitna, S.Pd, M.Pd, Winda Sarifah Sihotang, S.Pd, Putri Sabila Alhaq, S.pd, Muhammad

Adlan Lubis, Spd, Alfian Tanjung, S.pd yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang

tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, karunia dan berkahnya kepada

segenap pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Menyadari akan

keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran dan kritik yang bersifat konstruktif

dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan. Amin.

Medan, September 2015

Penulis,

Siti Zahara Saragih

(8)

v

2.1.2 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 12

2.1.3 Model Pembelajaran Inkuiri ... 14

2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional ... 17

(9)

vi

3.7 Pengontrolan Variabel ... 43

3.7.1 Validitas Konstruksi ... 43

3.7.2 Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 44

3.7.3 Uji Coba Angket Kecakapan Sosial ... 47

3.7.4 Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 47

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.9 Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ... 56

4.1.2 Uji Prasyarat Analisis Data ... 56

4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 59

4.2 Pembahasan ... 65

4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis ... 65

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kecakapan Sosial . 67

4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar ... 69

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Implikasi ... 74

5.3 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Model PBM ... 13

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri ... 16

Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional ... 18

Tabel 2.4 Aspek Kemampuan Berpikir Kritis ... 19

Tabel 3.1 Mahasiswa yang Mengambil Matakuliah Pengetahuan Lingkungan pada Semester Genap ( II) T.A 2014/2015 ... 37

Tabel 3.2 Desain Penelitian Eksperimen ... 38

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis .. 45

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 46

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis 47 Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 49

Tabel 3.7 Kategori Indeks Daya Pembeda Tes Hasi Belajar ... 49

Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar ... 50

Tabel 3.9 Kisi – kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 51

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Angket Kecakapan Sosial ... 52

Tabel 3.11 Kisi- kisi Tes Hasil Belajar Polusi Lingkungan ... 53

Tabel 4.1 Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis, Kecakapan Sosial, dan Hasil Belajar Mahasiswa Materi Polusi Lingkungan ... 56

Tabel 4.2 Normalitas Data Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis, Kecakapan Sosial, dan Hasil Belajar Mahasiswa Materi Polusi Lingkungan ... 57

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis, Kecakapan Sosial, dan Hasil Belajar Mahasiswa Materi Polusi Lingkungan ... 58

Tabel 4.4 Uji Tukey Kemampuan Berpikir Kritis ... 60

Tabel 4.5 Uji Tukey Kecakapan Sosial ... 62

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Jenis Lumut Kerak ... 25

Gambar 4.1 Uji Tukey Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Mahasiswa ... 61

Gambar 4.2 Uji Tukey Model Pembelajaran Terhadap Kecakapan

Sosial Mahasiswa ... 63

Gambar 4.3 Uji Tukey Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 82

Lampiran 2 Satuan Acara Perkuliahan Model PBM ... 84

Lampiran 3 Satuan Acara Perkuliahan Model Inkuiri ... 97

Lampiran 4 Satuan Acara Perkuliahan Model Konvensional ... 110

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Mahasisawa Model PBM... 121

Lampiran 6 Lembar Kegiatan Mahasiswa Model Inkuiri ... 127

Lampiran 7 Surat Keterangan Validitas Tes ... 133

Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 135

Lampiran 9 Tes Berpikir Kritis ... 136

Lampiran 10 Kunci jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 139

Lampiran 11 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 140

Lampiran 12 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar... 142

Lampiran 13 Tes Hasil Belajar ... 143

Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes hasil Belajar ... 152

Lampiran 15 Surat Keterangan Validitas Angket Kecakapan Sosial ... 153

Lampiran 16 Kisi-kisi Angket Kecakapan Sosial ... 155

Lampiran 17 Angket Kecakapan Sosial ... 156

Lampiran 18 Validitas Item, Reliabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 160

Lampiran 19 Validitas Item, Reliabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar ... 165

Lampiran 20 Data Hasil Penelitian ... 169

Lampiran 21 Hasil Deskriptif Statistik Data Penelitian ... 172

Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas ... 175

Lampiran 23 Hasil Uji Homogenitas ... 177

Lampiran 24 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretes ... 179

Lampiran 25 Hasil Uji Hipotesis ... 180

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Proses pendidikan juga dituntut untuk menyiapkan serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memproses informasi tersebut dengan baik dan benar (Depdiknas, 2007).

Salah satu upaya dalam bidang pendidikan yang dapat dilakukan untuk mencetak SDM yang berkualitas yaitu dengan membiasakan membentuk budaya berpikir kritis pada mahasiswa dalam proses pembelajarannya. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan harus dilakukan (Ennis, 2011). Mahasiswa dituntut untuk dapat menganalisis, mensintesis, dan menyimpulkan informasi-informasi yang didapatkan dengan kemampuan berpikir kritisnya, sehingga mahasiswa mampu membedakan antara informasi yang baik dan buruk, serta dapat mengambil keputusan terhadap informasi yang didapatkannya melalui berpikir kritis.

Selain itu menurut Redhana (2008), tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis kepada mahasiswa adalah untuk menyiapkan mahasiswa menjadi seorang pemikir kritis, mampu memecahkan masalah, dan menjadi pemikir independen, sehingga mereka dapat menghadapi kehidupan, menghindarkan diri dari indoktrinasi, penipuan, pencucian otak, mengatasi setiap masalah yang dihadapi, dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, seorang ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal mengharapkan agar peserta didik diajarkan kecakapan berpikir kritis (Johnson, 2002).

Pembelajaran biologi di perguruan tinggi pada dasarnya merupakan wahana untuk meningkatkan hasil belajar, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, pembelajaran biologi di perguruan tinggi juga bertujuan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

(14)

2

mahasiswa. Hasil pembelajaran biologi di perguruan tinggi diharapkan dapat membantu proses penguasaan konsep biologi, kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, sikap, dan keterampilan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi itulah yang disebut dengan kecakapan sosial.

Kecakapan sosial merupakan suatu pengetahuan tentang hubungan di antara tiga prinsip dasar, yaitu: hubungan individu dengan dunia internal, pengalaman individu dan hubungan individu dengan dunia luar, kecakapan sosial berkaitan dengan kinerja yang dapat mempengaruhi pengetahuan tentang mengelola diri sendiri, mengelola orang lain, dan mengelola karier (Miguel, 2002). Selain itu, Silberman (2005) mengungkapkan “what I teach to another, I

master”; (Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya). Dalam hal

ini mahasiswa yang dapat mengkomunikasikan atau mengungkapkan pengetahuannya dengan baik pada temannya, berarti mereka menguasai pelajaran tersebut.

Oleh karena itu, selain kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial dalam proses pembelajaran sangatlah diperlukan agar mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya. Apabila setiap mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis, mahasiswa menjadi cermat dalam mengambil keputusan serta dengan kecakapan sosial yang dimilikinya, mahasiswa mampu mengkomunikasikan pengetahuannya dengan baik yang dalam arti mereka menguasai pelajaran tersebut, sehingga dengan demikian berdampak baik pula terhadap hasil belajarnya.

(15)

3

mempengaruhi hasil belajar, yaitu: (1) Sikap terhadap belajar; (2) Motivasi belajar; (3) Konsentrasi belajar (kemampuan berpikir); (4) Mengolah bahan belajar atau mngkomunikasikan; (5) Menyimpan perolehan belajar; (6) Menggali hasil belajar; (7) Kemampuan berprestasi; (8) Rasa percaya diri siswa; (9) Intelegensi dan keberhasilan belajar; dan (10) Kebiasaan belajar. Hasil belajar haruslah ditingkatkan, karena itu sangatlah bijaksana bila faktor-faktor ini mendapat tempat dan perhatian, bila ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Namun sampai saat ini, kemampuan berpikir kritis mahasiswa serta kecakapan sosial mahasiswa belum ditangani dengan sungguh-sungguh oleh para dosen di perguruan tinggi, sehingga masih banyak mahasiswa yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis serta kecakapan sosialnya dalam proses pembelajaran yang akhirnya berdampak pada hasil belajar mahasiswa rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010) bahwa rendahnya kualitas pendidikan disebabkan karena rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pada umumnya pembelajaran diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga mahasiswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Selain itu, untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang diterimanya, mahasiswa menjadi ragu-ragu karena takut salah. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi susah dikembangkan. Sejalan dengan hal itu kecakapan sosial mahasiswa juga menjadi tidak terasah dan tereksplorasikan.

Pengaruh dosen dalam pembelajaran adalah faktor penting dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kecakapan sosial mahasiswa. Dosen sebagai perancang pengalaman belajar di kelas sedemikian sehingga mahasiswa mempunyai kesempatan bervariasi untuk mengkomunikasikan pengetahuannya. Menurut Mahmudi (2008), proses komunikasi akan terjadi apabila terjadi interaksi dalam pembelajaran. Dosen perlu merancang pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi positif sehingga memungkinkan mahasiswa dapat berpikir kritis dan berkomunikasi dengan baik.

(16)

4

yang hanya mengajarkan sesuatu pada mahasiswa tanpa membuat mahasiswa tersebut aktif dan belajar dari kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran konvensional. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap tingkat daya pikir, daya nalar serta kurangnya hubungan antara biologi dengan aplikasinya terhadap kehidupan sehari-hari. Pada penelitian Kamal (2010) menyatakan pembelajaran konvensional yang sampai sekarang masih dominan dilaksanakan dalam pembelajaran biologi di perguruan tinggi di Indonesia ternyata tidak berhasil membuat mahasiswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Pengetahuan yang diterima secara pasif oleh mahasiswa tidak bermakna bagi mereka. Pemahaman yang mereka miliki hanya pemahaman instrumental bukan pemahaman relasional. Model pembelajaran konvensional menyebabkan mahasiswa tidak memberikan respon aktif yang optimal, karena mahasiswa dipaksa menerima pengetahuan dari dosennya tanpa mengetahui apa makna ilmu yang diperoleh tersebut. Dalam model pembelajaran konvensional aktivitas pembelajaran lebih banyak didominasi dosen dibandingkan dengan mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa terbiasa melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa dibarengi pengembangan kemampuan berpikir dan kecakapan dalam mengkomunikasikan pengetahuannya.

(17)

5

pada matakuliah ini kemampuan belajar mahasiswa masih tergolong rendah (sumber: STKIP Yayasan Universitas Labuhanbatu 2014).

Adapun data nilai yang peneliti peroleh dari dosen matakuliah pengetahuan lingkungan dari tahun 2011-2014 adalah masih rendahnya nilai mahasiswa, rata-rata mahasiswa atau sekitar 55% mahasiswa memperoleh nilai C+ dengan rentang nilai 65 – 69 yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni B- dengan rentang nilai 70 – 74.

Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan mahasiswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial dan juga hasil belajar mahasiswa maka dosen perlu memilih dan menerapkan model pembelajaran ideal yang mampu mengarahkan dan menuntun mahasiswa untuk membentuk sendiri pengetahuannya. Jadi peran dosen dalam proses pembelajaran adalah membantu agar proses pembentukan pengetahuan oleh mahasiswa dapat berjalan dengan baik, sehingga mahasiswa terbiasa dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya serta terlatih untuk menjadi pribadi yang mengerti, kritis, kreatif, dan cakap sosialnya.

Diantara banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan model inkuiri (Guided inquiry) yang memiliki dasar filosofi konstruktivisme, mampu mendorong mahasiswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan melatih kemampuan berpikir kritis serta kecakapan sosial.

Menurut Arends dalam Trianto (2009), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran dimana mahasiswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

(18)

6

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa PBM dirancang berdasarkan masalah riil kehidupan yang bersifat iil-structured, terbuka, dapat membangkitkan minat mahasiswa, nyata, dan sesuai untuk membangun kemampuan intelektual, melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa dan kecakapan mahasiswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Inkuiri juga dilaporkan dapat melatih mahasiswa memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman terhadap sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, literasi sains, dan dapat melatih kecakapan sosial (Zion, et all, 2004; Chin dan Chia, 2005; Arnyana, 2006). Dengan kelebihan yang ada dalam PBM dan inkuiri, maka perlu diterapkan model pembelajarn ini di perguruan tinggi sebagai solusi agar mahasiswa lebih diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan kecakapan sosial yang akan berdampak pada memaksimalkan hasil belajar mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu dilakukan studi komparatif sekaligus korelasional untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajaran (PBM, Inkuiri, dan konvensional) dapat memaksimalkan kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial, dan hasil belajar mahasiswa serta untuk melihat model pembelajaran mana yang lebih baik untuk diterapkan di STKIP Yayasan Universitas Labuhanbatu.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: (1) Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang masih rendah; (2) Masih adanya dosen biologi menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran; (3) Minimnya minat mahasiswa untuk belajar biologi matakuliah

pengetahuan lingkungan; (4) Rendahnya kecakapan sosial mahasiswa dalam

(19)

7

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan masalah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah (PBM), Inkuiri terbimbing (guided inquiry), dan pembelajaran Konvensional.

2. Materi yang dibelajarkan didasarkan silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) matakuliah pengetahuan lingkungan tentang materi polusi lingkungan.

3. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada kemampaun: (1) Memberikan

penjelasan sederhana; (2) Membangun keterampilan dasar; (3) Menyimpulkan; (4) Memberikan Penjelasan Lanjut; dan (5) Mengatur strategi dan taktik. 4. Kecakapan sosial mahasiswa yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah

afektif berdasarkan 5 indikator kecakapan sosial dengan menggunakan skala Likert.

5. Hasil belajar mahasiswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom, meliputi tingkat C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (kreasi).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (berbasis masalah, inkuiri, dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa materi polusi lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu?

(20)

8

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (berbasis masalah, inkuiri, dan konvensional) terhadap hasil belajar mahasiswa materi polusi lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran (berbasis masalah, inkuiri, dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa materi polusi lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran (berbasis masalah, inkuiri, dan konvensional) terhadap kecakapan sosial mahasiswa materi polusi lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universits Labuhanbatu.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran (berbasis masalah, inkuiri, dan konvensional) terhadap hasil belajar mahasiswa materi polusi lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universits Labuhanbatu.

1.6 Manfaat Penelitian

(21)

9

berbasis masalah dan pembelajaran inkuiri untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial, dan hasil belajar.

(22)

73

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian analisis data, maka diambil

beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran (berbasis masalah,

inkuiri dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa

materi polusi lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu. Model

pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan model pembelajran Inkuiri

memberikan pengaruh yang baik dalam memaksimalkan kemampuan berpikir

kritis mahasiswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran (berbasis masalah,

inkuiri dan konvensional) terhadap kecakapan sosial mahasiswa materi polusi

lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu. Model pembelajaran berbasis

masalah (PBM) dan model pembelajran Inkuiri memberikan pengaruh yang

baik dalam memaksimalkan kecakapaan sosial mahasiswa dibandingkan

dengan model pembelajaran konvensional.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran (berbasis masalah,

inkuiri dan konvensional) terhadap hasil belajar mahasiswa materi polusi

lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Yayasan Universitas Labuhanbatu. Model pembelajaran berbasis

masalah (PBM) dan model pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh yang

baik dalam memaksimalkan hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan

model pembelajaran konvensional.

4. Kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial, dan hasil belajar mahasiswa

yang dibelajarkan dengan model PBM tidak berbeda secara signigikan dengan

model pembelajaran inkuiri, tetapi kedua model tersebut lebih tinggi

dibandingkan konvensional.

(23)

74

5.2. Implikasi

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang lebih tinggi

penggunaan model pembelajaran PBM dan inkuiri terhadap kemampuan berpikir

kritis, kecakapan sosial dan hasil belajar mahasiswa dibandingkan penggunakan

model konvensional. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran

konvensional sebaiknya dikurangi dan diganti dengan model pembelajaran PBM

dan inkuiri dalam proses pembelajaran. Karakteristik model pembelajaran PBM

dan inkuiri dapat mengubah pembelajaran yang pasif (dosen sebagai satu-satunya

sumber ilmu) menjadi pembelajaran yang aktif (dosen sebagai fasilitator dan

mediator pembelajaran).

Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dibelajarkan dengan model

PBM dan inkuiri berbeda signifikan dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa

yang dibelajarkan dengan model konvensional. Dalam pembelajaran PBM dan

inkuiri, pembelajaran berpusat pada mahasiswa yang memungkinkan mahasiswa

untuk berpartisipasi dan ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Aktivitas diskusi dan kerjasama dalam kelompok yang dilakukan dalam

pembelajaran PBM dan Inkuiri akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan

kecakapan sosial sesama mahasiswa. Aktivitas tersebut terlihat pada saat proses

pembelajaran berlangsung, dimana aktivitas kerjasama mahasiswa dalam

kelompok, tanggung jawab sesama mahasiswa, interaksi dengan sesama

mahasiswa, kerjasama dengan sesama mahasiswa berlangsung dengan baik. Hasil

pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

terhadap kecakapan sosial, dimana pada saat proses pembelajaran sikap

mahasiswa akan terarah karena sesuai dengan model dan materi yang akan

dipelajari. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan Inkuiri merupakan

model yang menuntut mahasiswa agar menyelesaikan permasalah dengan cara

ilmiah sehingga dibutuhkan sikap yang ilmiah juga dalam penyelesaian masalah

tersebut. Sementara model pembelajaran konvensional mahasiswa lebih banyak

menerima pelajaran dari dosen, sehingga sikap dan kecakapan mahasiswa dalam

(24)

75

Hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan model berbasis masalah

(PBM) lebih tinggi dari pada kelompok mahasiswa yang dibelajarkan dengan

model Inkuiri demikian juga dengan kelompok mahasiswa yang dibelajarkan

dengan model konvensional. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan

materi yang akan disampaikan sehingga tujuan yang akan dicapai dapat

terealisasi. Tingginya hasil belajar yang dicapai oleh kelompok mahasiswa yang

dibelajarkan dengan model berbasis masalah dan inkuiri dikarenakan mahasiswa

lebih banyak menyelesaikan permasalahan sehingga jauh lebih berkesan dan

pemahaman mahasiswa terhadap materi tersebut jauh lebih dalam dibandingkan

dengan kelompok kelas konvensional.

Dalam mempelajari materi polusi lingkungan hendaknya dosen dapat

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri karena

dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis, kecakapan sosial dan hasil belajar mahasiswa, ini dikarenakan

materi polusi lingkungan di dalam kajiannya menyangkut fenomena-fenomena

yang ada disekitar kehidupan mahasiswa itu sendiri, sehingga dibutuhkan model

pembelajaran yang sesuai agar tujuan dan keingintahuan mahasiswa terpacu untuk

dapat memahami materi tersebut. Dalam pembelajaran polusi lingkungan terdapat

sejumlah prosedur-prosedur yang harus dilakukan untuk menyelesaikan atau

menginvestigasi secara langsung terhadap kajian-kajian tersebut, sehingga

dibutuhkan sejumlah kemampuan yang khusus dalam berpikir lebih kritis

menyelesaikan masalah dan kecakapan sosial yang tinggi dalam mempelajarinya.

Dalam penelitian ini model PBM dan Inkuiri memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial dan hasil belajar

mahasiswa, untuk kedepannya diharapkan penelitian ini dengan model PBM dan

inkuiri bukan hanya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kecakapan

sosial, dan hasil belajar tetapi aspek-aspek lain yang dianggap belum maksimal

(25)

76

5.3. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan simpulan-simpulan yang

telah dikemukakan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaknya dosen dapat menerapkan model pembelajaran PBM dalam

mempelajari materi polusi lingkungan karena mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis, kecakapan sosial dan hasil belajar.

2. Hendaknya dalam mempelajari mata kuliah pengetahuan lingkungan, dosen

harus mampu menyeseuaikan materi yang akan disampaikan dengan model

pembelajaran yang akan diterapkan.

3. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran PBM dan Inkuiri dosen

seharusnya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sehingga model

pembelajaran tersebut singkron dengan hasil akhir yang diharapkan.

4. Hendaknya untuk penilaian kecakapan sosial selain tes kecakapan sosial

dapat juga dilakukan dengan pengamatan langsung pada saat penerapan

model pembelajaran, sehingga penilaian untuk kecakapan sosial lebih

(26)

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Afcariono, M. (2008). Penerapan Model pembelajaran PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(2): 65- 68.

Anjani, D. (2014). Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP TA’MIRUL Islam Surakarta Semester Genap T.A 2013/2014. Jurnal,

4(2): 12 – 20.

Anggareni, W., Ristiati &Widyawati. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(1): 24 - 32.

Arends, R. I. (2008). Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi ketujuh. buku dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Ariyati, E. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, 1(2):

18 – 25.

Armstrong, T. (2002). 7 Kinds of Smart, menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. (terjemahan).

Jakarta: Gramedia.

Arnyana, I.B.P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA..

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja,1(3): 15 – 19.

Asmin. (2012). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa.

Ata, K. (2012). Perbandingan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tentang Polusi Lingkungan Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran PBL dan Inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Tesis

tidak diterbitkan. Medan: PPS UNIMED.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bandung.

Budiman. (2004). Kaedah-kaedah Yang Digunakan Dalam Pengajaran Sains.

Kuala Lumpur. (Online). (http://www.fortunecity.com, diakses 11 April 2015).

(27)

78

University Academic Fund. DOI 10.1002/sce.20097. (Online), (http://www.interscience.wilwy.com, diakses 11 April 2015).

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta:

AV Publisher.,

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Pendidikan Menengah Umum.

Dimyati &Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Duch, J., Allen, Deborah E., & White, Harold B. (2000). Problem-Based Learning: Preparing Students to Succeed in the 21st Century. (online).

(http://www.hku.hk/caut/tdg/5/TeachingMatter/Dec.98.pdf, diakses 15Januari2015)

Elder, L (2007). Our Concept of Critical Thinking. Foundation for Critical

Thinking. (Online), (http://www.criticalthinking.org, diakses 2 Januari 2015).

Ennis, R H. (1985). Goals for A Critical Thinking Curriculum. In A.L. Costa (Ed.). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking.

Virginia: Assosiation for Supervisions and Curriculum Development (ASCD).

Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. University of Illinois. (Online),

(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic alThinking_51711_000.pdf , diakses tanggal 19 Januari 2015).

Ernawati, D., Luyfiati, M., Miarsyah, & T. Mutiara. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendarwati, E. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN 1 Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2(1): 18 – 27.

Hermawati, H. (2009). Pencemaran Lingkungan, (Online),(http://

hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-lingkungan.html, diakses 29 Januari 2015).

Jamali. (2013). Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Kecakapan Sosial Siswa Kelas XI SMAN 1 Masbagik. Jurnal Pendidikan STKIP Hamzanwadi Selong, 8(1): 22 – 28.

Johnson, E.B. (2002). Contextual Teaching and Learning. California: Corwin

Press,Inc.

(28)

79

Biologi dan Kecakapan Sosial Mahasiswa. Tesis tidak diterbitkan. Medan:

Program Pascasarjana Unimed Medan.

Kusumaningtias, A., Zubaidah, S. & Indriwati, S. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Malang, 3(1): 1 – 15.

Laksmi, S. (2007). Menumbuhkan Keberanian Siswa Untuk Bertanya. Bandung:

SMPN 19 Bandung. (Online), (http://www.duniaguru.com, diakses 11 April 2015).

Lynch, C.L & Wolcott, Susan K. (2001). Helping Your Students Develop Critical

Thinking Skills. Idea Paper#37.(Online),

(http://www1.ben.edu/programs/faculty_resources/IDEA/Papers/Idea_Pap er_37%20Helping%20Your%20Students%20Develope%20Critical%20Th inking%20Skills.pdf , diakses 2 Januari 2011).

Mahmudi, A. (2008). Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika, 8(1): 1-8.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Miguel, A. (2002). Interpersonal Skills, Intelegence, and Personality in Order

people. International journal of psychology and

psychologycaltherapy,December, ano/vol 2 Numero 002.Pp.147-171.

Nudia, P. Z. (2013). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: FMIPA UNESA.

Nur, M. (2001). Model Pembelajaran Kooperatif. Makalah pada Overseas

fellowship Program Contextual Learning Development, Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional in collaboration with University of Wasington Collage of Education, State University of Surabaya, State University of Malang, and LAPI-ITB, Center of School Sciece and Mathematic Postgraduate Program of State University of Surabaya, Oktober 2001.

Paidi. (2007). Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guide Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman.Tesis tidak

diterbitkan.Yogyakarta: FMIPA UNY.

Pandu, L.B. (2013). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Komputer di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta.Jurnal, 3(3): 25 – 33.

Pasha, K. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam SMK Kelas XI, Semester 1 dan 2 Semua Bidang Keahlian. Bekasi Barat: Wahana Bina Prestasi.

(29)

80

Rahmawati. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, Aktivitas dan Sikap Ilmiah Mahasiswa di Universitas Almuslim Bireuan. Tesis tidak

diterbitkan.

Rahmi, L. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: PPS UNIMED.

Ramadhani, L. (2013). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Inkuiri dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Swasta R.A. Kartini Sei Rampah Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi tidak diterbitkan. Medan:

FMIPA UNIMED.

Rasyidin & Nur, W. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana

Publishing.

Redhana, I.W. & Liliasari. (2008). Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA. Jurnal Forum Kependidikan, 27 (2): 103-112.

Roh, K.H. (2003). Problem-Based Learning in Mathematics. Dalam ERIC Digest.

ERIC Identifier: EDO-SE-03-07. (Online), (http://www.ericdigest.org, diakses 14 Desember 2014).

Romey, W.D.(1968). Inquiry Tehnigues for Teaching Science. New Jersey:

Prentice – Hall Inc. (Online), (http://www.inquirytechnic.org, diakses 14 desember 2014).

Sartika, M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Efikasi Diri Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Di SMA Negeri 3Medan. Tesis tidak

diterbitkan. Medan: PPS Unimed.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Silberman, M.L. (2005). 101 ways to make training active. John wiley & Sons.

Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Terjemahan

Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sohibi, M, dan Siswanto, J. (2012). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(2): 135-144.

Sudirman. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

(30)

81

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta:

Penerbit Universitas Terbuka Depdikbud.

Sukatma, Tasrial & Agung. (1999). Lingkungan Hidup Untuk SMK. Malang:

PPPGT/VEDC Malang.

Tan, O. S. (2000). Cognition, Metacognition, and Problem-Based Learning, in

Enhancing Thinking through Problem-based Learning Approaches.

Singapore: Thomson Learning.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Utami, W.D., Iwayandasna & Sulistina, O. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2(1): 14 – 23.

Wahidah,S. (2012). Pembelajaran Berbasis PBL untuk Peningkatan Hasil Belajar Mata Kuliah Pengetahuan Alat Pengolahan dan Penyajian Makanan Mahasiswa Prodi Tata Boga. Jurnal, 9(2): 16 – 20.

Widowati, A. (2010). Pembelajaran Sains HOT dengan Menerapkan Inquiry Laboratory. Jurnal Pendidikan UNY, 2(2): 8 – 17.

Wiyanto. (2005). “Pengembangan Kemampuan Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Laboratorium Fisika Berbasis Inkuiri bagi Mahasiswa Calon Guru”. Draf Disertasi Doktor. Program Studi Pendidikan IPA. Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Yager, R.E., (1990), “Instructional outcomes change with STS”, Iowa Science Teacher Journal, 27(2): 8 – 15.

Yokhebed, S.S, dan Sunarno, W. (2012). Pembelajaran Biologi Menggunakan Model pembelajaran PBL dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar. Jurnal Inkuiri, 1

(3): 183-194.

Gambar

Gambar 4.1 Uji Tukey Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan faktor pengetahuan dan faktor psikologis dengan kemampuan