• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PROBLEMBASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PROBLEMBASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pem"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PROBLEMBASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan

Hidup dan Upaya Penanggulangannya Dalam

PembangunanBerkelanjutandi SMP Negeri 2 SindangagungKabupaten Kuningan)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

IDI ROSIDI

NIM. 1204854

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAN PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. DISMAN, MS NIP.195902091984121001

Pembimbing II,

Dr. KUSNENDI, MS NIP. 196001221984031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi PIPS

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENGARUH

METODE PROBLEMBASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA. (KuasiEksperimenpada Mata

PelajaranIlmuPengetahuanSosialKelasVIII KompetensiDasar :

MendeskripsikanPermasalahanLingkunganHidup dan Upaya

PenanggulangannyaDalamPembangunanBerkelanjutan diSMP Negeri 2

SindangagungKuningan) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya

sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Bandung, Januari 2014

(4)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,ASUMSI DAN HIPOTESIS ... 13

A. Kajian Teori ... 13

1. Berpikir Kritis ... 13

2. Metode Problem Based Learning ... 20

3. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 43

C. Asumsi ... 44

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Desain Penelitian ... 46

(5)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Prosedur Penelitian... 48

D. Variabel Penelitian dan definisi Konsep ... 49

E. Alat Tes Penelitian ... 50

F. Skenario Penelitian... 52

G. Skenario Pembelajaran ... 52

H. Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Uji Instrumen ... 60

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 64

3. Hasil Uji Gain ... 71

4. Pengujian Normalitas ... 72

5. Pengujian Homogenitas ... 74

6. Pengujian Hipotesis ... 75

7. Pengujian Effect Size ... 79

8. Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru ... 81

9. Respon Siswa dan Guru ... 82

B. Pembahasan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 89

B. Rekomendasi ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(6)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sebaran Hasil Kemampuan Berpikir Kognitif Siswa ... 7

Tabel 2.1 Dimensi Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Kehidupan Manusia .... 33

Tabel 3.1 Indikator Variabel ... 50

Tabel 3.2 Skenario Pembelajaran... 53

Tabel 3.3 Kategori Gain ... 57

Tabel 3.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 58

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis... 60

Tabel 4.2 Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal ... 62

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 63

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Metode Problem Based Learning ... 64

Tabel 4.5 Kategori Metode Problem Based Learning ... 65

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pre Test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ... 66

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pos Test Kemampuan Kelas Eksperimen Berpikir Kritis ... 67

Tabel 4.8 Kategori Variabel Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ... 67

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pre Test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 69

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pos Test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.11 Kategori Variabel Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.12 Hasil Uji Gain ... 71

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen ... 73

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ... 73

(7)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas Kontrol (Pre Test, Pos Test dan Gain) ... 74

Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Nilai Pre Test - Post Test

Kelas Eksperimen ... 76

Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Nilai Pre Test - Post Test

Kelas Kontrol ... 77

Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Post Test ... 78

Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis Nilai Gain Antara Kelas Eksperimen

DenganKelas Kontrol ... 79

Tabel 4.20 Hasil Uji Effect SizeKelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol ... 80

Tabel 4.21 Hasil Uji Effect SizeKelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.22 Hasil Uji Effect SizeKelas Kontrol ... 81

Tabel 4.23 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam

Proses Pembelajaran ... 82

Tabel 4.24 Rekapitulasi Kinerja Guru dalam

Proses Pembelajaran ... 82

(8)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian... 46

Gambar 4.1 Histogram Metode Problem Based Learning ... 65

Gambar 4.2 Histogram Pre Test Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen ... 66

Gambar 4.3 Histogram Pos Test Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen ... 68

Gambar 4.4 Histogram Pre Test Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kontrol ... 69

Gambar 4.5 Histogram Pos Test Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kontrol ... 71

Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Uji Gain ... 72

Gambar 4.7 Diagram Batang Respon Siswa Terhadap

(9)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Dengan Guru dan Siswa Sebelum

Pembelajaran Problem Based Learning Dilaksanakan ... 95

Lampiran 2 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis (Untuk Pre Test dan Pos Test) ... 96

Lampiran 3 Kuisioner Tanggapan Responden Terhadap Metode Problem Based Learning ... 105

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ... 107

Lampiran 5 Hasil Uji Instrumen Dengan Aplikasi Anates Ver. 4.0.9 ... 111

Lampiran 6 Deskripsi Data Hasil Penyebaran Angket ... 122

Lampiran 7 Penentuan Kategori Variabel Penelitian ... 126

Lampiran 8 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 131

Lampiran 9 Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen ... 143

Lampiran 10 Hasil Uji Gain Kelas Kontrol ... 144

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Nilai Pre Test, Post Test, Dan Gain Kelas Eksperimen dan kelas kontrol ... 145

Lampiran 12 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre Test, Post Test, Dan Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 161

Lampiran 13 Hasil Uji Hipotesis Nilai Pre Test-Post Test, Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 171

Lampiran 14 Hasil Uji Hipotesis Nilai Post Test antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 172

Lampiran 15 Hasil Uji Hipotesis Nilai Gain antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 173

(10)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 175

Lampiran 18 Hasil Observasi Kinerja Guru ... 179

Lampiran 19 Respon Jawaban Siswa Terhadap

Metode Problem Based Learning ... 183

Lampiran 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 185

(11)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Idi Rosidi. 2013. The Influence of Problem Based Learning towards Students’

Critical Thinking Ability. (Quasi Experiment on Social Science Subject at the Eighth Grade Students of SMP Negeri 2 SindangagungKuningan with Basic Competency: Describing Live Environmental Problem and Efforts to Solve It In Continuous Development). The back ground of this research is based on a real

problem i.e. students’ low ability to have critical thinking at the eighth grade

students of SMP Negeri 2 SindangagungKuningan. It can be seen from answering

C4, C5 and C6 questions and the teacher isn’t creative in choosing suitable

teaching method. Problem based learning is an instructional method that gives students challenge to study for study, to cooperate in group for searching solution of real problem and to prepare students to have critical and analytical thinking.The objective of the research is to know the influence of Problem Based Learning

Method towards students’ critical thinking ability at the Eighth Grade students’ of

SMP Negeri 2 SindangagungKuningan.The method used in this reasearch is experimental method with non equivalent group design because it wants to search for the influence of Problem Based Learning Method towards students’ critical

thinking ability at the Eighth Grade students’ of SMP Negeri 2 SindangagungKuningan. This research is carried out at the Eighth Grade students’ of SMP Negeri 2 SindangagungKuningan that consists of 5 classes and students’

body is 121 students. The sampling technique uses total sampling technique so the population is become sample of this research. The writer divides the sample into 2 groups (experimental and control groups). Experimental group consists of 28 students and control group consists of 29 students. The method of analyzing data uses normality test, homogeneity test and hypothesis test (t-test).The result of this research shows that:Based on statistical testing by using hypothesis test (t-test), the writer gets the data that there is improvement on students’ critical thinking after studying by using Problem Based Learning Method with level of significancy (α) is 0.05.The conclusion of this research is:The use of Problem

Based Learning can improve students’ critical thinking ability.

(12)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Idi Rosidi. 2013.

PengaruhMetodeProblemBasedLearningTerhadapKemampuanBerpikirKritisSisw a. (KuasiEksperimenpada Mata PelajaranIlmuPengetahuanSosialKelasVIII KompetensiDasar : MendeskripsikanPermasalahanLingkunganHidup dan Upaya PenanggulangannyaDalamPembangunanBerkelanjutan diSMP Negeri 2 SindangagungKuningan). Penelitianinidilatarbelakangiolehapa yang terjadi di lapanganyaiturendahnya kemampuanberpikirkritissiswakelasVIII di SMP Negeri 2 SindangagungKabupatenKuningan. Hal tersebut terbukti pada pengerjaan soal pada ranah kemampuan c4,c5, dan c6 serta kurang kreatifnya guru dalam memilih metode dalam pembelajaran. Problem Based Learning merupakan metode intruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata serta mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis. DidugapenggunaanmetodeProblem Based

Learningakanmempengaruhikemampuanberpikirkrtisisiswa.Tujuanpenelitianiniad

alahuntuk mengetahui pengaruh metodeProblem Based

Learningterhadapkemampuanberpikirkritis siswa kelasVIII di SMP Negeri 2

SindangagungKabupatenKuningan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain non equivalent group design karena penelitian ini adalah berupaya untuk mencari pengaruh penggunaan metodeProblem Based Learningterhadap kemampuan berpikir siswa. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 SindangagungKabupatenKuningankelas VIII yang terdiridari5 (lima) kelasdanberjumlah121siswa. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sehingga populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 28 siswa kelas eksperimen dan 29 siswa kelas kontrol.Metodepengolahan data menggunakanujinormalitas, ujihomogenitasdanujihipotesis (uji t). Hasil Penelitian menunjukkan : Berdasarkanpengujianstatistikmenggunakanujihipotesis (uji t) diperoleh data bahwaadanya peningkatan kemampuanberpikirkritissiswasetelah

pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning

padatarafkepercayaan (α) 0,05. Kesimpulan

:PenggunaanmetodepembelajaranberbasismasalahProblem Based

Learningdapatmeningkatkankemampuanberpikirkritissiswa.

(13)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan yang memungkinkan

orang dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan dalam tugas-tugas profesional

dan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam kondisi kehidupan yang berubah

dengan sangat cepat seperti sekarang ini, kerap kali pengetahuan yang kita miliki

tidak dapat kita terapkan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul. Oleh

karena itu, diperlukan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan

memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

Pembiasaan berpikir secara sistematis, logis, melatih imajinasi dan

membentuk ide akan mengembangkan kemampuan manusia dalam memecahkan

masalah kehidupan. Kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran di sekolah

sebagai pendidikan formal sangat penting karena akan menentukan keberhasilan

siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan peserta didik

secara keseluruhan, sehingga masalah yang perlu dikaji adalah rendahnya

kemampuan berpikir kritis siswa.

Dewey (Johnson. E. B, 2010: 187) mengatakan bahwa “Sekolah harus

mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak”. Sizer (Johnson. E. B,

2010: 181) memandang bahwa “sekolah adalah tempat untuk berlatih berpikir

dan memecahkan masalah, serta sekolah artinya belajar menggunakan pikiran

dengan baik, berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi persoalan-persoalan

penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir”.

Sihotang (2012:7) menyatakan bahwa “ berpikir kritis tidak bisa diperoleh

dalam waktu singkat tanpa latihan atau pembiasaan, karena berpikir kritis adalah

sikap, kebiasaan, keterampilan, dan komitmen untuk terus mempertanyakan

sesuatu, satu-satunya jalan untuk memiliki sikap demikian adalah dengan melatih

(14)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

3

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan berpikir kritis siswa perlu dikembangkan pada era kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini karena siswa akan mendapatkan

pengetahuan dari konsep yang diajarkan guru. Pembelajaran yang masih

memberikan materi standar sesuai dengan bahan ajar dari kurikulum pendidikan

perlu pengembangan berpikir siswa. Melalui berpikir kritis siswa akan bertanya,

mengaitkan ide, berpikir secara logis, mengetahui struktur suatu ilmu, baik dan

buruk, benar dan salah, serta akibat suatu pemikiran. Siswa yang berpikir kritis

dan mengetahui manfaat suatu pembelajaran akan serius belajar dan mampu

memberikan ide serta solusi dalam menghadapi masalah sehari-hari.

Sihotang (2012:6) menyatakan bahwa “tujuan dalam mengembangkan

berpikir kritis yaitu untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang

lengkap dan benar, bukan untuk memenangkan diri atau menunjukan keunggulan

diri.” Selain itu berpikir kritis tidak bertujuan untuk menyerang apalagi

menyalahkan pendapat seseorang tetapi justru menolong orang itu, membuatnya

lebih kritis terhadap keyakinan dan pengetahuannya serta membantu dia untuk

mempertanggungjawabkan secara rasional.

Untuk dapat menumbuhkan berpikir kritis siswa adalah suatu kewajiban

yang harus dilakukan guru. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat

melahirkan cara berpikir yang lebih kritis kepada siswa. Guru dapat memberikan

kesempatan dan dukungan kepada siswa untuk dapat menumbuhkan kemampuan

berpikir kritisnya dengan memberikan metode pembelajaran yang sesuai

diharapkan dapat membantu siswa menumbuhkan pengetahuan keterampilan nalar

yang nantinya dapat berpengaruh pada kemampuan untuk bepikir kritis.

Pendidikan mempunyai peran penting dalam menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas, terbukti dengan adanya perubahan kurikulum yang

tentunya bertujuan agar mutu pendidikan sesuai dengan era globalisasi.

Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, olah raga agar memiliki daya

(16)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Suatu tuntutan dan tanggungjawab sebagai pendidik untuk selalu

meningkatkan kinerja dan kemampuan diri dalam meningkatkan mutu pendidikan

sebagaimana yang terdapat dalam UU no. 14 tahun 2005, undang-undang tersebut

menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru, agar

menjadi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas, dan mendalam untuk memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik

adalah kemampuan memahami, menganalisa dan mengaplikasikan kurikulum.

Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi menjadi

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut agar pendidik mampu

melakukan perubahan dalam pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran yang

mengalami perubahan tersebut meliputi banyak hal, diantaranya:

1. Orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) berubah

menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered),

guru hanya berperan sebagai fasilitator, mediator sedangkan yang banyak

beraktivitas dalam pembelajaran di kelas adalah siswa;

2. Pendekatan yang digunakan dari sifatnya tekstual yaitu guru hanya

menggunakan buku sumber sebagai media belajar berubah menjadi

kontekstual yaitu hal yang dekat dengan dunia anak dan lingkungan sekitar.

Sehingga pembelajaran itu akan mudah dipahami karena media itu sesuai

dengan perkembangan bepikir anak;

3. Guru selalu memaparkan materi dengan ceramah atau sifatnya ekspositori

berubah menjadi partisipator, yaitu peserta didik ikut berperan aktif dalam

pembelajaran, maksudnya dengan berperan aktif itu berarti ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor berperan serta.

Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik

untuk memahami karakteristrik materi, peserta didik, dan metodologi

pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran

(17)

5

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan

kreativitas peserta didik (Trianto, 2007:3).

Salah satu komponen penting pembelajaran bagi siswa dalam sistem

pendidikan nasional adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, mengingat

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai nilai strategis dalam

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Mutakin (BSNP, 2007:5) menyatakan

bahwa :

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengembangkan

potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,

dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Puskur, 2006: 7).

Sebagai bidang ajar di sekolah, Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan

untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dalam bentuk

konsep dan pengalaman belajar yang dipilih atau diorganisasikan dalam rangka

kajian ilmu sosial.

Namun kenyataannya pembelajaran yang terjadi di sekolah masih bersifat

konvensional, orientasi pembelajaran masih mengejar nilai Ujian Nasional (UN)

sehingga siswa diberikan pembelajaran instan dengan banyak mengerjakan

latihan soal, kurangnya inovasi guru dalam mengembangkan metode

pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan, pemahaman tentang metode

pembelajaran yang tepat untuk siswa sesuai dengan teori pembelajaran juga

masih rendah. Pelaksanaan pembelajaran masih teacher oriented atau teks book

oriented dimana guru masih sangat dominan dalam pembelajaran dan tidak terjadi

improfisasi kreatifitas guru dalam mengajar. Efek dari pembelajaran tersebut

(18)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Selain itu pelaksanaan pembelajaran lebih cenderung disampaikan secara

konvensional, pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa dalam kondisi ini

bersifat pasif dan tidak terlibat secara aktif sehingga tidak mendorong siswa dalam

mengembangkan keterampilan berpikir. Dalam pembelajaran konvensional

selama proses belajar mengajar tampak siswa kurang aktif dalam kegiatan

tersebut. Siswa lebih banyak mendengar dan menulis apa yang diterangkan atau

ditulis oleh guru di papan tulis. Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Kurikulam

(PUSKUR), ternyata metode ceramah dengan guru menulis di papan tulis

merupakan metode yang paling sering digunakan. Hal ini menyebabkan isi mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap sebagai bahan hapalan yang

membosankan, sehingga siswa tidak menguasai konsep yang sebenarnya. Karena

itu perlu dipikirkan penerapan pembelajaran yang lebih melibatkan siswa pada

proses belajar.

Selanjutnya permasalahan pembelajaran saat ini yaitu pembelajaran

cenderung diarahkan pada pemahaman yang sepintas, tidak menyentuh pada

persoalan-persoalan dan fenomena-fenomena yang tumbuh dan berkembang di

masyarakat sekarang ini. Proses pembelajaran tidak diarahkan pada usaha

pengembangan kemampuan pemahaman serta kemampuan berpikir yang

menuntun siswa untuk memahami permasalahan sosial secara objektif.

Selain itu juga permasalahan dalam sumber belajar yaitu buku paket Ilmu

Pengetahuan Sosial pada umumnya berisi informasi, dan kurang menyajikan

masalah yang dapat merangsang untuk memahami konsep dan mampu berpikir

kritis. Aktivitas guru lebih menonjol dari pada kajian siswa, belajar terbatas pada

hapalan Usman Pelly (Muchtar, 2004:5).

Keadaan tersebut diperparah dengan metode serta strategi pembelajaran

yang dianggap monoton. Dalam proses pembelajaran lebih cenderung

disampaikan secara konvensional, pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa

dalam kondisi ini bersifat pasif dan tidak terlibat secara aktif sehingga tidak

mendorong siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir. Siswa lebih

(19)

7

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

papan tulis. Hal ini menyebabkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dianggap sebagai bahan hapalan yang membosankan, sehingga siswa tidak

bersemangat dan tidak termotivasi untuk belajar dan lebih mendalami pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu

dipikirkan penerapan pembelajaran yang lebih melibatkan siswa pada proses

belajar.

Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

di sekolah merupakan mata pelajaran yang membosankan dan kurang disukai oleh

kebanyakan siswa. Materi pelajaran yang disajikan kurang berkaitan langsung

dengan kehidupan sehari-hari siswa dan tidak bersifat problematik sehingga

materi dirasakan tidak menantang dan kurang menumbuhkan keterampilan

berpikir siswa. Ketidaksenangan terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

ini, dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Salah satu

permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha

pengembangan kemampuan berpikir yang menuntun siswa untuk memahami

permasalahan sosial. Dalam setiap proses pembelajaran, guru lebih banyak

mendorong siswa agar dapat menguasai materi pelajaran supaya dapat menjawab

semua soal ujian yang diberikan.

Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran yang diajarkan pada

bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) perlu adanya pembaharuan

dalam pembelajaran secara kreatif dan inovatif. Dengan pembelajaran kreatif dan

inovatif dikelas siswa akan mengkonstruksi makna ilmu pengetahuan secara

mandiri, sehingga proses pembelajaran akan aktif, efektif, dan menyenangkan.

Menurut Sumantri (2001:264) pembaharuan tersebut adalah sebagai

berikut:

(20)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Pembaharuan pembelajaran dalam Ilmu Pengetahuan Sosial untuk

meningkatkan keterampilan berpikir secara aktif, efektif dan menyenangkan

sehingga mampu menumbuhkan minat peserta didik, memperhatikan

keterampilan berpikir, dan memberikan perhatian terhadap pemeliharaan dan

pemanfaatan lingkungan alam sekitar adalah pemilihan model pembelajaran,

pendekatan pembelajaran, teori belajar dan metode yang tepat dalam

pembelajaran.

Kemampuan berpikir kritis sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa SMP negeri 2 Sindangagung pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial masih tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis soal Ujian

Kenaikan Kelas (UKK) siswa yang dilakukan oleh guru bidang studi Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan sebaran kemampuan mengerjakan soal dalam tabel 1.1

berikut :

Tabel 1.1

Sebaran Hasil Kemampuan Berpikir Kognitif Siswa

SMP Negeri 2 Sindangagung

No Tahun

Persentase rata-rata jawaban benar

Ranah Kemampuan

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 2009/2010 22 18 20 21 9 9

2 2010/2011 23 19 29 13 10 6

3 2011/2012 21 24 25 15 8 7

Rata-rata 22 20 25 16 9 7

Sumber : Olah data nilai siswa SMP Negeri 2 Sindangagung

Berdasarkan data diatas terlihat kemampuan siswa menyelesaikan soal pada

ranah kemampuan c4, c5 dan c6 masih rendah. Rata-rata dalam 3 tahun terakhir

adalah 16%, 9%, dan 7% lebih rendah dibandingkan penguasaan kemampuan c1,

c2, dan c3 dengan rata-rata 22%, 20%, dan 25%. Hal tersebut mengindikasikan

(21)

9

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berfikir tingkat tinggi.

Selain itu setelah melakukan observasi kepada para guru disekolah ternyata

dalam pengukuran kemampuan siswa hanya baru dilakukan pada C1, C2, dan C3

saja belum sampai kepada tahap C4, C5, dan C6. Hal ini menunjukan bahwa

pengukuran kemampuan berpikir tingkat tinggi di sekolah belum dilakukan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dipikirkan dan dicari

solusinya agar pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah tetapi banyak arah,

bisa guru kepada siswa atau sebaliknya siswa kepada guru dan siswa kepada

siswa.

Dengan demikian interaksi yang terjadi di dalam kelas lebih hidup. Selain

itu juga untuk menghindari kondisi-kondisi seperti di atas, perlu usaha untuk

mengembangkan kemampuan inisiatif dan berpikir anak, yang nantinya

mengarahkan mereka menjadi orang-orang yang mampu mengambil keputusan,

berpikir, dan menghasilkan produk-produk baru. Usaha yang sesuai dengan

masalah dan kondisi saat ini adalah mengajarkan mereka berpikir kritis.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penelitian ini

akan digunakan metode Problem Based Learning. Suyadi (2013:130)

menyatakan bahwa :

landasan teori pembelajaran berbasis masalah adalah kolaborativisme, yaitu suatu perspektif yang berpendapat bahwa peserta didik akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahan yang sudah dimilikinya, dan dari semuanya itu akan memperoleh hasil dari kegiatan berinteraksi dengan sesama individu.

Amir (2009: 21) menyampaikan pandangannya tentang rumusan Problem

Based Learning sebagai sebagai berikut :

Problem Based Learning merupakan metode intruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Learning mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.

(22)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Selain itu Problem Based Learning mengikuti tiga aliran pikiran utama

yangberkembang pada abad dua puluh yaitu sebagai berikut :

1. Pemikiran Jean Piaget (1886-1980). Menurut Piaget, anak memiliki rasa ingin

tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia di

sekitarnya. Rasa ingin tahu itu memotivasi anak untuk secara aktif

membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka

hayati. Ketika tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak

kemampuan bahasa dan memori, tampilan mental mereka tentang dunia

menjadi lebih luas dan lebih abstrak. Pada semua tahap perkembangan, anak

perlu memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidiki

dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu. Tahap

perkembangan kognitif menurut Piaget:

a. Tahap Sensorimotor (kelahiran hingga usia 2 tahun)

b. Tahap Praoprasional (usia 2 tahun hingga 6 atau 7 tahun)

c. Tahap Operasional Konkret (usia 6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun)

d. Tahap Operasional Formal (usia 11 atau 12 tahun hingga dewasa)

2. Pemikiran Lev Vygotsky (1896-1934) dengan Konstruktivismenya

Vygotsky berpandangan bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu

terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

3. Pemikiran Jerome Bruner

Bruner menyatakan pentingnya pembelajaran penemuan, yaitu model

pembelajaran yang menekankan perlunya membantu siswa memahami

struktur atau ide dari suatu disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalam

proses pembelajaran dan yakin bahwa pembelajaran yang sebenarnya adalah

yang terjadi melalui penemuan pribadi.

(http://anii88.blogspot.com/2011/11/pendekatan-pembelajaran-berbasis.html)

Menurut Duch dalam Riyan (2010:39) “Problem Based Learning adalah

metode pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan

bekerja sama dakam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di

(23)

11

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. Problem Based Learning

menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk

mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.”

H.S. Barrows dalam Riyan (2010:39) menjelaskan bahwa “Problem Based

Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip

bahwa masalah (Problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan

atau mengintegrasikan ilmu baru. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan

sebagai sarana agar peserta didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong

keilmuannya.”

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa Problem Based

Learning senada dengan teori kontruktivisme dari Jean Piaget yaitu merupakan

salah satu alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, karena di dalam Problem Based

Learning siswa dihadapkan pada masalah sebagai stimulus yang menjadi fokus

dan harus dipecahkan dalam aktivitas belajar. Siswa memecahkan masalah

sebagai pengetahuan untuk mengembangkan keilmuannya.

Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis mencoba untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul kajian penelitian

Pengaruh Metode Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas VIII Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup

dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan di SMP Negeri

2 Sindangagung Kuningan)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat di identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana berpikir kritis siswa sebelum diberikan metode Problem Based

(24)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

2. Bagaimana berpikir kritis siswa setelah diberikan metode Problem Based

Learning?

3. Apakah ada perbedaan antara berpikir kritis siswa yang diberikan metode

Problem Based Learning dengan yang tidak diberi metode Problem Based

Learning?

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang

menggunakan metode Problem Based Learning atas pengukuran awal (pre

test) dengan pengukuran akhir (post test)?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang

menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol atas pada pengukuran

awal (pre test) dengan pengukuran akhir (post test)?

3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang

menggunakan metode Problem Based Learning pada kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan berpikir kritis yang menggunakan metode

konvensional pada kelas kontrol pada pengukuran akhir (post test)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tesebut diharapkan

dapat tercapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengkur perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan

metode Problem Based Learning atas pengukuran awal (pre test) dengan

pengukuran akhir (post test).

2. Mengukur perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan

metode konvensional pada kelas kontrol atas pengukuran awal (pre test)

dengan pengukuran akhir (post test).

3. Mengukur perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang

(25)

13

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan berpikir kritis yang menggunakan metode konvensional pada kelas

kontrol pada pengukuran akhir (post test).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini daharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti sehubungan dengan pengaruh metode Problem Based Learning

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 2 Sindangagung

Kuningan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang siswa agar lebih tertarik

mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial serta dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh pengunaan

metode Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis

(26)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti, terlebih

dahulu penulis menentukan metode yang akan digunakan, sebab dengan metode

yang tepat akan mempermudah dalam langkah-langkah penelitian itu. Metode

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono

(2012 : 72) mengemukakan bahwa, “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Adapun desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent

Control Group Design, desain ini hampir sama dengan pretest-postest control

group design atau kontrol group tidak menerima perlakuan. Menurut Sugiyono

(2012:79), desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Group Pretest Treatment Postest

A O1 X O2

B O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

A = kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan

B = kelompok kontrol

O1 = tes awal sebelum perlakuan pada kelas eksperimen

O2 = tes akhir setelah perlakuan pada kelas eksperimen

O3 = tes awal sebelum perlakuan pada kelas kontrol

O4 = tes akhir setelah perlakuan pada kelas kontrol

(27)

47

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah penggunaan metode eksperimen dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan tes awal (pretest) sebelum melakukan kegiatan belajar, untuk

mengetahui dan mengukur sejauhmana kemampuan siswa terhadap materi

yang akan disampaikan.

2. Melakukan kegiatan belajar mengajar, dikelas eksperimen dengan metode

Problem Based Learning dan di kelas kontrol dengan pendekatan

konvensional.

3. Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, baik pada kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol, selanjutnya dilakukan tes akhir (post test) untuk

mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis yang dicapai oleh kedua

kelompok tersebut.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Kegiatan pengumpulan data dalam suatu penelitian, merupakan langkah

penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan

elemen-elemen dalam objek penelitian yang digunakan untuk pengujian

hipotesis.Sugiyono (2012 : 80) menyatakan, “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sindangagung Tahun Pelajaran

2013/2014, yang terdiri dari 5 (lima) kelas dan berjumlah 121 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2012 : 81). Penentuan sampel yang dilakukan pada

penelitian ini dengan cara mengambil sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII A

sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol . Pemilihan kelas

(28)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

informasi yang diperoleh dari guru IPS bahwa ke lima kelas mempunyai

karakteristik yang tidak berbeda.

Penelitian ini akan dilakukan di Kelas VIII SMPN 2 Sindangagung

Kabupaten Kuningan. Sesuai dengan desain penelitian yang menggunakan kuasi

eksperimen maka dibutuhkan dua kelas. Kelas yang pertama merupakan kelas

eksperimen yang akan diberikan perlakukan khusus dengan penerapan metode

Problem Based Learning. Sedangkan kelas kedua bertindak sebagai kelas kontrol

yang tidak diberikan perlakuan khusus artinya menggunakan metode

konvensional. Hasil pre-test mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang

dilakukan kepada seluruh populasi diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang

sederajat adalah kelas VIIIA dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang dan kelas

VIII B sebanyak 29 orang. Sehingga kedua kelas ini akan dijadikan sampel pada

penelitian ini. Tahapan selanjutnya dalam penentuan sampel adalah pemilihan

kelas kontrol dan kelas eksperimen.Penentuan tahapan ini dilakukan dengan

pengundian. Hasil pengundian menunjukan bahwa kelas VIII A menjadi kelas

eksperimen dan kelas VIIIBakan menjadi kelas Kontrol.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan wawancara dengan guru dan siswa sebelum menggunakan metode

Problem Based Learning dilaksanakan tujuannya untuk memperoleh

informasi tentang penggunaan metode pembelajaran.Selengkapnya lembar

wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Bersama guru menyepakati penggunaan metode Problem Based Learning

dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersangkutan, peneliti

bertugas sebagai observer, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal

yang telah direncanakan.

3. Memperkenalkan metode Problem Based Learning dan memberikan training

(29)

49

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengadakan pretest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengetahui pengetahuan awal dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial. Untuk lebih jelasnya instrumen tes awal dapat dilihat pada lampiran 2.

5. Menggunakan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran kepada

kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional kepada kelas kontrol.

6. Memberikan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Untuk lebih

jelasnya instrumen tes akhir dapat dilihat pada lampiran 2.

7. Melakukan analisis data kuantitatif dengan menggunakan uji t.

8. Melakukan analisis data angket.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Konsep

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengkaji pengaruh antaradua variabel yaitu

variabel X (Problem Based Learning sebagai variabel independen atau variabel

bebas dan variabelY (Kemampuan berpikir kritis) sebagai variabel dependen atau

variabel terikat.Bentuk desain kuasi eksperimen dalam penelitian ini, yaitu non

equivalent control design.

2. Definisi Konsep

Problem Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang dimulai

dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu

peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.

Problem Based Learningjuga merupakan metode yang di kembangkan dari filsafat

kontruktivisme, yang menyatakan bahwa kebenaran merupakan kontruksi

pengetahuan secara otonom. Artinya peserta didik akan menyusun pengetahuan

`dengan cara membangun penalaran dari seluruh pengetahuan yang telah dimiliki

dan dari semua pengetahuan baru yang diperoleh.

Berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual dimana seseorang

secara aktif dan terampil memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mengsintesakan, dan mengevaluasi berbagai informasi yang dia kumpulkan atau

yang dia ambil dari pengalaman, dari pengamatan (observasi), dari refleksi yang

(30)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Berikut gambaran indikator-indikator variabel X (Problem Based Learning

dan variabel Y (Kemampuan berpikir kritis).

Tabel 3.1

Indikator Variabel

No Variabel Indikator

1 Metode Problem Based

Learning. (X)

Hamruni (Suyadi, 2013 : 137)

a. Menyadari adanya masalah

2 Keterampilan Berpikir Kritis (Y)

Ennis (Achmad, 2007:2)

a. Memberikan penjelasan sederhana

b. Membangun keterampilan dasar

c. Menyimpulkan

d. Memberikan penjelasan lanjut

e. Mengatur strategi dan teknik

E. Alat Tes Penelitian

Alat tes penelitian atau instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Instrumen Tes (Instrumen untuk pre test dan post testdapat dilihat pada

lampiran 2).

2. Angket (kuesioner), untuk mengetahui respon siswa kelas eksperimen

terhadap metode Problem Based Learning. Kuesioner selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 3.

Instrumen dapat dikatakan memenuhi syarat jika telah dilakukan pengujian

instrumen melalui uji tingkat kesukaran, daya pembeda, vailiditas dan realibilitas.

(31)

51

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesukaran setiap butir soal berbentuk objektif dapat diuji dengan

menggunakan rumus dan klasifikasi indeks kesukaran, yaitu (Purwanto,

2010:119) :

(32)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

2. Menguji Daya Pembeda (DP)

Menguji daya pembeda setiap butir soal dapat menggunakan rumus (Ngalim

Purwanto, 2010:120) :

= 1

2

3. Mencari Indeks Validitas (Vi)

Validitas tiap butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus (M.Uzer

dan Lilis, 1993:176) :

� = −

Keterangan :

U (Upper) = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

(kelompok atas 25% dari seluruh peserta test).

L (lower) = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

(kelompok bawah 25% dari seluruh peserta test).

T = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.

N = 25% jumlah seluruh peserta test.

4. Pengujian Realibilitas tes

Menurut Sukardi (2008: 43) realibilitas adalah karakter lain dari evaluasi.

Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu

instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes

yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Dengan demikian suatu instrument memiliki realibilitas yang memadai bila

instrument itu digunakan mengukur aspek yang diukur dengan ketetapan hasil.

Metode yang digunakan untuk menguji realibilitas instrument dalam

penelitian ini adalah Split half method dengan teknik Spearman – Brown sebagai berikut :

11 =

2 1 2 1 2

(33)

53

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Skenario Penelitian

Dalam proses kegiatan pembelajaran pada penelitian ini mengikuti beberapa

tahapan atau skenario eksperimen. Masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen

yang akan menggunakan metode Problem Based Learningdan kelas kontrol yang

akan menggunakan metode konvensional. Langkah-langkah tersebut yaitu sebagai

berikut :

1. Kegiatan pendahuluan adalah melakukan koordinasi ke sekolah tempat

dilakukannya penelitian.

2. Menentukan kelompok eksperimen pembelajaran yang menggunakan metode

Problem Based Learning. Kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan

metode Problem Based Learningadalah kelas VIII A.

3. Membuat perencanaan kegiatan :

a. Telaah terhadap kurikulum pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada

kelas VIII untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Memilih materi yang sesuai dengan materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang

akan disampaikan membuat rancangan pre test dan post test.

c. Mempersiapkan tes yang sudah sesuai dengan SK/KD yang dipilih

d. Melakukan pengukuran awal (pre test) untuk memperoleh datan

kemampuan siswa dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum diberi perlakuan.

e. Melaksanakan kegiatan eksperimen pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

pokok bahasan permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutandengan

menggunakan metode Problem Based Learningpada kelas eksperimen.

f. Melakukan pengukuran akhir (post-test) untuk mengetahui kemampuan

berpikir kritis siswa pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Soal tes selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

G. Skenario Pembelajaran

Dalam proses kegiatan pembelajaran pada penelitian ini mengikuti beberapa

(34)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

yang akan menggunakan metode Problem Based Learningdan kelas kontrol yang

akan menggunakan metode konvensional. Langkah-langkah tersebut yaitu sebagai

berikut :

1 Pretest Mengerjakan soal Mengerjakan soal

(35)

55

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

(36)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

3 Posttest Mengerjakan soal Mengerjakan soal

4 Analisis Jawaban soal pada

LKS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

H. Analisis Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam kegiatan

penelitian untuk melakukan aplikasi data dalam bentuk simpulan.Data yang

diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis teknik

statistika deskriptif, digunakan untuk mengolah data yang berkaitan dengan data

tentang kemampuan berpikir kritis siswa.

Statistika inferensial, digunakan untuk pengujian data hasil tes.Dalam hal ini

digunakan untuk menguji hasil eksperimen.Untuk melakukan analisis statistika

maka harus dilakukan tahapan sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menunjukan apakah data yang akan

diujikan membentuk kurva normal. untuk mengetahui normalitas data maka

peneliti dapat menggunakan Uji Chi kuadrat. Suatu populasi dapat berdistribusi

normal apabila harga X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel untuk df sebesar (b-3)

(37)

57

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

�2 = ( � − �)

�=1

(38)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

Rumusan Hipotesis.

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi Normal

Hi : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Dengan kaidah penetapan :

- Jika signifikan > 0,05 maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

- Jika signifikan < 0,05 maka sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk menentukan apakah populasi itu

homogeny atau heterogen. Uji homogenitas dicari langkah – langkah sebagai berikut :

a. Mencari nilai F dengan menggunakan rumus :

= , V= S2

Keterangan :

Vb : variansi terbesar

Vk : variansi terkecil

S : Standar Deviasi

b. Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai :

∝ n1− 1 (n2− 1)

c. Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika :

F hitung < ∝ n1− 1 (n2− 1) maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung > ∝ n1− 1 (n2− 1) maka kedua variansi tidak

homogeny. Endi Nurgana (1985 : 23-24)

Bila diperoleh distribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan

statisitik parametric yaitu Uji t. Namun bila hasil yang diperoleh tidak normal atau

tidak homogen maka dilanjutkan dengan statistic non parametrik dengan tes

wilcoxon. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan uji statistik pada program

(39)

59

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Perhitungan Gain

Dimitrov dan Rumli dalam Kusnendi (2013:10) menyatakan bahwa Gain

score (Gs) tepat digunakan jika kondisi awal (pretest) antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol nyata berbeda.

Peningkatan pemahaman siswa berdasarkan hasil pre-test dan post-test

dinormalisasi dengan rumus gain sebagai berikut :

= −

� −

Savinainen dan Scoot dalam Kusnendi (2013:10)

Keterangan :

Adapun rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :

(40)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

Keterangan :

� 1dan� 2 = nilai rata-rata sampel

12dan 22 = varians sampel

1dan 2 = ukuran sampel

Rincian pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dilihat

(41)

61

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria uji, Ho dapat ditolak jika :

p-value(Sig) ≤ 0,05 (2-tailed test); p-value (Sig/2) ≤ 0,05 (1-tailed test).

Atau jika nilai t hitung ≤ nilai t tabel dengan α = 5%, db = nx + ny– 2 serta t

tabel = ½ α.

(Kusnendi, 2013:2-8)

5. Effect Size : Eta Square (η2)

Effect Size diukur dengan koefisien Eta Square (η2), dengan rumus : η2

= SSeffect / SStotal atau η2 = SSbetween / SStotal

(Kusnendi, 2013:15)

6. Respon Siswa

Data hasil angket yang berisi tanggapan siswa kelompok eksperimen

terhadap metode Problem Based Learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial, dihitung presentasenya menggunakan rumus :

= � 100%

Setelah data diolah dan dianalisis dengan perhitungan prosentase,

kemudian untuk memudahkan dalam menarik kesimpulan terlebih dahulu

diadakan penafsiran atau interpretasi data berdasarkan klasifikasi

prosentase.Menurut Kuntjaraningrat (Erman Suherman, 2001:6) mengemukakan

cara menginterpretasikan data sebagai berikut.

(42)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

(43)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Dibandingkan antara sebelum dan setelah perlakuan eksperimen, kemampuan

berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat

nyata meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode Problem Based

Learning.

2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial untuk kelompok siswa yang belajar dengan metode

pembelajaran Problem Based Learning sangat nyata lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yang belajar denga metode konvensional.

Besarnya pengaruh metode Problem Based Learning terhadap variabilitas

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 0,711 (strong effect).

Variabilitas kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sebesar 71,1% oleh perlakuan metode pembelajaran

Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol

yang mempunyai varabilitas sebesar 0,575 (strong effect). Variabilitas

kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial sebesar 57,5% oleh perlakuan metode pembelajaran konvensional.

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial antara kelompok siswa yang belajar

dengan menggunakan metode Problem Based Learning diandingkan dengan

kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran konvensional. Di

lihat dari nilai rata-rata gainnya, peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa yang belajar dengan metode pembelajaran Problem Based Learning

lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar dengan

menggunakan metode konvensional. Metode pembelajaran Problem Based

Learning lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

(44)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

90

4. Besarnya pengaruh perlakuan metode Problem Based Learning dan metode

konvensional terhadap variabilitas peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebesar 0,545

(54,5%).

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian, maka berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebagai gambaran bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa, terutama dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,

agar memfasilitasi keperluan untuk proses belajar mengajar, khususnya dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning.

2. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial, maka dalam pembelajaran

seyogyanya setiap guru agar mempersiapkan terlebih dahulu segala

sesuatunya dengan matang sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi

lebih efektif.

3. Sebagai masukan bagi guru, terutama guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk

berusaha memilih metode yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial, khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan

lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan

(45)

Idi Rosidi, 2014

Pengaruh Metode Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmad A. 2007. Memahami Berpikir Kritis.Artikel Pendidikan. Bandung

Amir, M. T, 2009. Inovasi Pendidikan MelaluiProblem Based Learning.

Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.Jakarta : Prenada Media Group.

Banks, J. A.1990. Teaching Strategis for the Social Studies. California: Addison-Wesley Pub Co.

Basrowi dan Soenyono. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Jakarta:CV. Jenggala.

BSNP. 2007. Model PembelajaranTerpadu IPS.

DirjenManajemenPendidikanDasardanMenengah.

Filsaime, D. K. (2008).MenguakRahasiaBerpikirKritisdanKreatif. Jakarta: PrestasiPustaka.

Fisher, A. (2008).Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Hasan, S.H. (1996). PendidikanIlmu-ilmuSosial.Bandung

:JurusanPendidikanSejarah-FPIPSIKIP Bandung.

Ibrahim, M., danNur,

M.(2000).PembelajaranBerdasarkanMasalah.Surabaya:UNESA University Press.

Johnson, E. B. (2010). Contextual Teaching and Learning:

Menjadikankegiatanbelajar – mengajarmengasyikkandanbermakna. Bandung: Kaifa.

Kusnendi. 2013. Uji Beda Dua Rata-rata dalamPenelitianKuasiEksperimen

Control Group Pretest – Posttest Design. Bandung :SekolahPascasarjana

UPI.

Muchtar, A. S. 2004. Pengembangan bepikir dan Nilai Dalam Pendidikan IPS. Bandung: GelarPustakaMandiri.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian...................................................................
Tabel 1.1
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Indikator Variabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( IPS ) TINGKAT SMP, MTs, DAN

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi peminatan pada kompetensi dasar menyajikan analisis

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII melalui

Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang

Examples non Examples Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata pelajaran Biologi Kelas VIII MTs Al-Aziziah Putri Kapek Gunungsari Tahun..

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (Studi Eksperimen di Kelas

Ringkasan silabus untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa kelas VIII di SMPN 2

Analisis Standar Kompetensi Lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas IX SMP PGRI 6 Amin