• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA SIMBOLIS SONGKET SEBAGAI SIMBOL STATUS SOSIAL DI DESA PAHANG KECAMATAN TALAWI BATU BARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA SIMBOLIS SONGKET SEBAGAI SIMBOL STATUS SOSIAL DI DESA PAHANG KECAMATAN TALAWI BATU BARA."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

NURLELA, NIM 309422006, Makna Simbolis Songket Sebagai Simbol Status Sosial di Desa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif motif songket Melayu yang terdapat di Batu Bara dan simbol dibalik motif tersebut,dalam penelitian ini penulis meneliti beberapa motif songket Melayu Batu Bara.dalam Penelitian tentang Makna Simbolis Songket Sebagai Simbol Status Sosial di Desa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara masih menjalankan tradisi menenun songket, alat yang digunakan juga masih alat yang sederhana, yang juga ikut memberikan kesan sederhana bagi para penenun songket yang bekerja bukan hanya untuk sekedar mencari materi tetapi juga secara tidak langsung mereka sadari, mereka telah ikut andil melestarikan sebuah kebudayaan nenek moyang yang merupakan hasil nyata sehingga ikut andil melestarikan sebuah kebudayaaan di era globalisasi,motif yang terdapat juga melambangkan status sosial didalam masyarakat Melayu meskipun status sosial bukanlah hal yang paling diutamakan.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,dan yang menjadi subjek penelitian adalah beberapa warga masyarakat Melayu yang tinggal di Desa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara, dan data yang dikumpulkan dan diperoleh dengan teknik wawancara dan observasi langsung dengan Masyarakat Melayu di Desa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara. Berdasarkan dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa motif songket yang melambangkan status sosial, dan tradisi menenun songket dari dahulu sampai sekarang masih terus dilakukan sehingga tetap ikut melestarikan sebuah kebudayaan, dan ikut mendorong perekonomian daerah dari kegiatan menenun songket,dan songket Melayu Batu Bara masih tetap bertahan di era globalisasi karena yang ditenun tidak hanya motif motif yang memang sudah ada sejak dahulu, tetapi juga motif yang dikerjakan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan sesuai pesanan,tetapi meskipun begitu motif peninggalan nenek moyang tetap tidak dilupakan,karena materi bukanlah yang paling utama sehingga harus memangkas tradisi yang sudah ada,mempertahankan kebudayaan tetap yang paling utama.

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur terlebih dahulu penulis panjatkan kehadiran Allah

SWT Karena Berkat dan hidayahnya yang tidak terhingga,akhirnya skripsi yang

berjudul “ Makna Simbolis Songket Sebagai Simbol Status Sosial di Desa Pahang

Kecamatan Talawi Batu Bara” dapat diselesaikan. Shalawat beruntaikan salam

juga penulis hanturkan untuk baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya,semoga kelak mendapat syafaat dari beliau di hari akhir nanti. Tulisan ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

Penulis Menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan di

dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan yang dimiliki oleh

penulis baik yang bersifat materil maupun non materil. Penulis berharap semoga

ALLAH SWT meridhoi tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis Juga Mengucapkan Terima Kasih Kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor UNIMED.

2. Bapak Dr. Restu M.S sebagai Dekan FIS UNIMED.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan.

Antropologi, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan dari awal pembuatan hingga

skripsi ini selesai dan mudah - mudahan dapat bermanfaat.

4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus penguji,

(3)

5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si sebagai dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukkan,pendapat,yang sangat berarti bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

arahan,dan masukkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Seluruh Dosen dan Civitas akademik Program Studi Pendidikan Antropologi yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,terima kasih atas ilmu,pengalaman dan

kenangannya selama ini.

8. Terkhusus dan Teristimewa untuk Ayahanda Tercinta Badrun dan Ibunda Tercinta

Nurhasanah Terima Kasih yang luar biasa yang selama ini telah banyak sekali

memberi dengan ikhlas,melimpahkan cinta dan kasih sayangnya, untuk motivasi yang

sungguh luar biasa,memberikan arahan yang tiada berkesudahan, didikan,materi dan

doa yang tiada hentinya, penulis sangat terharu atas perjuangan mereka berdua yang

tidak mengenal rasa lelah dan letih demi untuk penulis menjalankan pendidikan

sampai

penulis menyelesaikan skripsi ini, dan karya ini penulis persembahkan untuk kedua

orang tercinta yang paling dicinta.

9. Seluruh Keluarga Besar yang ada di Kelambir Lima Kampung Kecamatan Hamparan

Perak dan Keluarga yang ada di Serdang Bedagai terkhusus untuk nenekku tercinta

Alm.Halimah dan Atokku Alm. Abu Hafaz yang semasa hidup mereka selalu

memberikan Materi dan Arahan Untuk pendidikanku agar penulis tetap melanjutkan

pendidikan .

10.Sahabat Sahabatku yang ada di Kelambir lima yang selalu mendoakan ku untuk

(4)

11.Bapak/ Ibu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan segala keperluan

penulis.

12.Sahabat terbaik Musdarwinsyah.S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam

melengkapi skripsi penulis, serta arahan dan Motivasinya yang luar biasa yang selalu

membuat penulis percaya untuk yakin menyelesaikan skripsi ini.

13.Terindah untuk Antropologi Stambuk 2009. khususnya Mukhlis Syahputra S.Pd. yang

juga banyak membantu penulis untuk tertib Administrasi di Batu Bara. Nurbaini. S.Pd.

Syarifa Hanim S.Pd. Reni Widia Barus. S.Pd . Sriyani S.Pd dan Sisriyani. S.Pd. dan

Muhammad Yusuf.S.Pd.

14.Sahabat Sahabat PPLT 2012 di SMAN 1 RAMPAH teristimewa untuk Santi,Winda,

Ifta, Puteri, Tifa,Rina dan Yuni,Oji,Bani,Tamba

15.Untuk Seluruh Informan di Desa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara yang ikut

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

16.Bimbingan Bt/ Bs Medica yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

mengembangkan ilmu dan mencari pengalaman selama ini di Bimbingan tersebut,

terutama untuk hal toleransinya yang memberikan izin libur kepada penulis dalam

proses penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. terutama kepada Supervisor di

Departemen Sejarah Utok Lukas S.Sos. Anita ,SE. Serta kakak- kakak senior dan adik-

adik senior di departemen tersebut khususnya untuk Siti Khadijah S.Pd. yang terus

memotivasi agar cepat sarjana dan bisa fokus bekerja. Aina,Irma dan Nurlailisa S.Sos.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, masih banyak

kekurangan, kendatipun demikian adanya,penulis berharap agar isi yang terarah dalam

skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu Antropologi. Sekali lagi

(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam Penelitian tentang Makna Simbolis Songket Sebagai Simbol Status

Sosial didesa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara masih menjalankan tradisi

menenun songket, alat yang digunakan juga masih alat yang sederhana, yang juga

ikut memberikan kesan sederhana bagi para penenun songket yang bekerja bukan

hanya untuk sekedar mencari materi tetapi juga secara tidak langsung mereka

sadari, mereka telah ikut andil melestarikan sebuah kebudayaan nenek moyang

yang merupakan hasil nyata

Songket bukan hanya sebagai pakaian untuk melindungi diri dari panas

matahari atau untuk menutup aurat, tetapi songket adalah salah satu artefak dalam

budaya yang berperan sebagai salah satu jati diri orang Melayu,pembuatan

songket juga dilakukan secara turun temurun yang menandakan menjaga

kelestarian budaya,bahkan menenun songket hanya dianggap sebagai pekerjaan

sambilan setelah semua pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan, sehingga jelas

terlihat mencari materi bukanlah hal yang paling pokok dalam sebuah kehidupan,

namun walau demikian pekerjaan membuat songket bukanlah hal main main

tetapi menenun songket adalah pekerjaan yang membutuhkan kemahiran dan

kesabaran karena banyak proses yang akan dilalui untuk mendapat hasil sebuah

songket yang bagus yang akan menjadi peninggalan untuk kelestarian budaya

(6)

Motif motif songket yang ditenun juga berdasarkan motif yang sudah ada

dan terus dilestarikan, mendesain motif juga ditentukan karena tak hanya ingin

melestarikan kebudayaan tetapi tak mau juga melanggar syariat islam, sehingga

motif yang di buat lebih di fokuskan untuk sejenis tumbuh tumbuhan, namun

sesuai perkembangan zaman, motif songket harus disesuaikan dengan

perkembangan zaman dan sesuai permintaan pesanan sehingga songket melayu

batu bara ini terus tetap dapat dilestarikan karena tidak tergerus oleh

perkembangan zaman dan tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.

Fungsi songket juga dapat menandakan status sosial seseorang, keluarga

turunan kerajaan biasanya menggunakan motif dan corak yang dominan kuning,

sedangkan golongan orang kaya dan rakyat biasa,biasanya menggunakan warna

yang lain, namun tetap saja menurut orang melayu dengan kesederhanan yang

mengikuti ajaran islam bahwa semua makluk dimata tuhan itu sama, yang

membedakan hanya tingkat keimanan, jadi dalam masyarakat melayu status sosial

dalam masyarakat bukanlah hal yang paling utama.

Pemerintah kota juga ikut andil mempromosikan perkembangan

songket,sehingga terjalin kerjasama untuk memajukan kelestarian

budaya,sehingga semua anggota masyarakat dapat merasakan hasilnya. Dengan

demikian kebudayaan melestarikan songket batu bara dapat dijalankan, karena

semua anggota masyarakat batu bara khususnya yang di desa pahang berperan dan

(7)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang makna simbolis songket

sebagai simbol status sosial di desa Pahang Kecamatan Talawi Batu Bara.

Kemudian diperoleh data yang sesuai dengan yang dibutuhkan, maka peneliti

mencoba untuk memberikan saran yang mudah-mudahan dapat berguna sebagai

buah pemikiran agar kebudayaan yang telah diwariskan nenek moyang dapat

dilestarikan sebagai identitas suatu etnis. Maka peneliti memberikan beberapa

saran yaitu:

1. Kebudayaan merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dilestarikan.

Oleh karena itu, sebagai pewaris kebudayaan seharusnya setiap individu

mempertahankan dan melestarikan kebudayan yang kita miliki.

2. Kerajinan menenun songket hendaknya juga diterapkan sebagai kegiatan

ekstrakulikuler disekolah sekolah formal.

3. Pengusahan dan pengrajin songket hendaknya selalu membuat inovasi dalam

songket tetapi tetap mengandalkan ciri khas tradisi nenek moyang,sehingga

eksistensi songket tetap bertahan tapi tetap mengandalkan ciri khas tradisi nenek

moyang

4. semua anggota masyarakat harus tetap bekerja sama untuk menjaga eksistensi

songket,sehingga songket tidak hanya dikenal didalam negeri tetapi juga terkenal

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melihat tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen kesiswaan hal ini belum berjalan dengan baik dan belum terlaksana dengan maksimal. Oleh

2014 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

Terdapat perbedaan kepekaan spesies hewan terhadap infeksi PMK dengan penyakit hewan menular vesikuler lainnya, seperti infeksi SVD , VS dan VES (Mclachlan &

Tidak seperti fungal chorioretinitis yang disebabkan oleh kandidiasis, yang disertai dengan tanda peradangan minimal pada vitreous body, fungal endoftalmitis

Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya responden dalam penelitian Profil Self Efficacy Karir Mahasiswa BK Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya dan penelitian dilakukan

1) Dimensi tangible (berwujud) Pada dimensi tangible dapat dikatakan belum baik. Hal ini terkait dengan ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung untuk peserta didik

Pengaruh Sikap pada Iklan Produk Susu L-Men Terhadap Persepsi Akan Konsep Tubuh Ideal dengan Status Pernikahan sebagai Variabel Moderator

Hasil KLT fase gerak n-heksana-etilasetat (70:30) diperoleh 4 noda dan hasil KLT preparatif menghasilkan 1 isolat murni berwarna merah ungu dengan Rf 0,90, yang dikarakterisasi