• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER TINGKAT SEKOLAH DASAR DI INDONESIA PADA MASA 1945-1965.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER TINGKAT SEKOLAH DASAR DI INDONESIA PADA MASA 1945-1965."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KARAKTER TINGKAT SEKOLAH DASAR DI

INDONESIA PADA MASA 1945-1965

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH : WIWIK LESTARI

NIM : 8106181021

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENDIDIKAN KARAKTER TINGKAT SEKOLAH DASAR DI

INDONESIA PADA MASA 1945-1965

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH : WIWIK LESTARI

NIM : 8106181021

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRACT

Wiwik Lestari. 2012. Character Education Elementary School in Indonesia the Period 1945-1965. Thesis. Medan: Medan State University Graduate Programe, July 2012.

(7)

ABSTRAK

Wiwik Lestari. 2012. Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar Di Indonesia Pada Masa 1945-1965. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Juli 2012.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur Penulis panjatkan ke

khadirat Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk, karunia dan pertolongan-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tesis ini berjudul Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar Di Indonesia Pada Masa 1945-1965”. Penulisan Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan (MPd) Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Besar harapan Penulis semoga temuan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi dunia pendidikan di Indonesia dalam hal pemahaman Pendidikan Karakter secara history.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterlibatan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam proses menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, khususnya kepada :

(1) Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S., selaku Pembimbing I, yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan telah meluangkan banyak waktu kepada penulis dalam proses penyelesaian Tesis ini.

(9)

(3) Bapak Dr. Hidayat, M.Si., Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan guna kesempurnaan Tesis ini.

(4) Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis guna kesempurnaan Tesis ini.

(5) Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(6) Bapak dan Ibu Dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berfikir yang sangat mendukung penyelesaian Tesis ini.

(7) Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terutama Masrayati, Rumiris Lumbangaol, Surya Indrawati, dan rekan-rekan mahasiswa lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam penyelesaian perkuliahan dan penelitian ini.

(8) Ibunda, kakak dan adik-adik, yang selama ini memberikan dorongan semangat dan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.

(10)

Dan juga kepada pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat Penulis sebutkankan satu persatu, Penulis menghaturkan banyak-banyak terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini. Semoga amal baik kita semua mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Medan, Juli 2012 Penulis

(11)

i DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Fokus Penelitian... 5

1.3. Masalah Penelitian... 7

1.4. Pertanyaan Penelitian... 7

1.5. Tujuan Penelitian... 8

1.6. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10

2.1. Dasar Teoritis... 10

2.1.1. Pendidikan Karakter... 10

2.1.2. Kurikulum... 20

A. Pengertian dan Konsep Kurikulum ... 20

(12)

ii

C. Kurikulum dan Masyarakat... 24

D. Pemerintah Sebagai Penentu Kebijakan Kurikulum Pendidikan... 26

2.1.3. Buku Teks di Sekolah Dasar... 27

2.2. Dasar Konseptual... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 35

3.2. Subjek Penelitian... 36

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 36

3.4. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 39

4.1. Hasil Penelitian... 39

4.1.1. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah dan Kurikulum Pendidikan Nasional (1945-1965) ... 39

A. Situasi dan Kondisi Pasca Proklamasi... 39

B. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Dalam Merumuskan Tujuan Pendidikan Nasional... 42

C. Kurikulum Pendidikan Nasional Pada Sekolah Rakyat Atau Sekolah Dasar... 51

(1) Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat 1947... 51

(13)

iii

4.1.2. Buku Teks Mata Pelajaran Didikan Budi Pekerti

Pada Sekolah Rakyat (SR)... 73 A. Rencana Pelajaran 1947-1952 dan Rencana

Pendidikan 1964 di Sekolah Rakyat/Sekolah Dasar... 74 B. Mata Pelajaran Didikan Budi Pekerti... 78 C. Buku Teks Mata Pelajaran Pendidikan Budi

Pekerti Untuk Sekolah Rakyat/Sekolah Dasar. 80 (1) Rencana Pelajaran Didikan Budi Pekerti... 80 (2) Materi Pendidikan Budi Pekerti... 82 4.2. Pembahasan... 111 4.2.1. Nilai-nilai Karakter Dalam Kurikulum Pendidikan Sekolah Rakyat... 111

A. Nilai-Nilai Karakter Dalam Tujuan Pendidikan Nasional Era 1945-1965... 112 B. Nilai-Nilai Karakter Dalam Kurikulum

Pendidikan Sekolah Dasar Era 1945-1965... 116 4.2.2. Nilai-Nilai Karakter Dalam Buku Teks Pada

Mata Pelajaran Budi Pekerti Untuk SR... 122

(14)

iv

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Susunan Mata Pelajaran Pada Rencana Pelajaran 1947... 31

Tabel 4.1 Karakter/Ciri-ciri Khusus Manusia Indonesia... 50 Tabel 4.2 Matrik Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional Era

1945-1965... 56 Tabel 4.3 Susunan Mata Pelajaran Pada Rencana Pelajaran 1947

Sekolah Dasar Berbahasa Pengantar Bahasa Daerah

Sampai Kelas III... 59 Tabel 4.4 Susunan Mata Pelajaran Pada Rencana Pelajaran 1947

Sekolah Dasar Berbahasa Pengantar Bahasa Indonesia

Mulai Kelas I... 60 Tabel 4.5 Susunan Mata Pelajaran Pada Rencana Pelajaran 1947

Sekolah Dasar Diselenggarakan Sore Hari... 61 Tabel 4.6 Struktur Program dan Pembagian Waktu Per Minggu

Bagi Sekolah Dasar yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah di Kelas I sampai Kelas III (Rencana

Pendidikan 1964)... 70 Tabel 4.7 Struktur Program dan Pembagian Waktu Per- Minggu

Bagi Sekolah Dasar yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana

Pendidikan 1964)... 71 Tabel 4.8 Rencana Pelajaran 1947 - Rencana Pelajaran Terurai

(16)

Tabel 4.9 Nilai-nilai Karakter Dalam Kurikulum Sekolah Rakyat.. 118 Tabel 4.10 Kesesuaian Nilai-nilai Pendidikan Budi Pekerti dengan

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Susunan Persekolahan Menurut Saran BPKNIP (1946)... 45

Gambar 4.2 Susunan Persekolahan Menurut Panitia Penyelidik

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam catatan perjalanan pendidikan dunia secara umum Peneliti melihat bahwa pendidikan yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kebajikan dan pembentukan karakter menjadi satu hal yang penting. Diantaranya diperlihatkan oleh Bangsa Cina dan Arab pada masa abad permulaan. Cina terkenal sebagai salah satu negara yang kuat dalam mempertahankan keaslian kebudayaannya tanpa mengurangi masuknya pengaruh-pengaruh budaya asing. Semua itu terjadi berkat kuatnya ajaran

Konfusius yang dibawa oleh Kong Fu Tse dan ajaran Tao oleh Lao Tse. Ajaran utama

Konfusius adalah Li, yaitu ajaran tentang filsafat kesusilaan atau ilmu tentang baik dan buruk. Konfusius dalam Djumhur (1976) mengatakan :

“Manusia itu harus bertindak sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

Menjunjung rasa hormat dan memuliakan adalah kebajikan hidup yang tertinggi nilainya. Dengan kata lain, negara akan aman dan damai, terhindar dari malapetaka jika setiap orang tahu benar apa yang harus dikerjakannya masing-masing.”

Sementara dalam Tao (Djumhur, 1976:18), lebih banyak mengajarkan tentang bagaimana manusia menahan hawa nafsunya dan menciptakan kebahagiaan hidup tanpa kekuatan senjata.

(20)

Sementara di Eropa pada sekitar abad pertengahan, fokus pendidikan saat itu selain pendidikan keagamaan adalah pendidikan kesusilaan. Pendidikan kesusilaan mengajarkan tentang 4 (empat) kebajikan yang harus dipahami manusia, yaitu budi, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan (Djumhur, 1976:47). Keempat hal itu merupakan elemen penting dalam menciptakan manusia unggul yang seutuhnya.

Dalam catatan perjalanan pendidikan di Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan, hal yang menonjol diperlihatkan oleh langkah-langkah nyata yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara yang berawal pada sekitar tahun 1922. Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan bernama National Onderwijs Instituut

Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta, yang kemudian berganti nama menjadi

‘Perguruan Kebangsaan Taman Siswa’. Perguruan ini didirikan dengan misinya yang

disebut Panca Darma yaitu pendidikan yang dilaksanakan dengan berlandaskan azas kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Panca Darma tersebut lalu dituangkan ke dalam isi Rencana Pelajaran Taman Siswa, yaitu bahwa tiap-tiap mata pelajaran diberikan sebagai bagian dari peradaban bangsa. Selain itu segala pelajaran harus dapat membangkitkan perasaan cinta kepada tanah air dan bangsa. Tidak hanya pendidikan kecerdasan, tetapi lebih-lebih dipentingkan penjagaan dan latihan kesusilaan, serta pendidikan kebudayaan yang bersifat kebangsaan (Djumhur, 1976:180).

(21)

Nation and Character Building. (http://pendikar.dikti.go.id/gdp/ ?page_id=2). Hal

inilah yang kemudian menjadi sorotan bagi pemerintah dan departemennya pada masa Orde Lama (1945-1965).

Pada era pemerintahan Orde Baru (1965-1998), keinginan untuk menjadi bangsa yang bermartabat tidak pernah surut. Presiden Soeharto sebagai presiden ke-2 RI sekaligus pemimpin Orde Baru, menghendaki bangsa Indonesia senantiasa bersendikan pada nilai-nilai Pancasila dan menuntut setiap warga negara Indonesia untuk menjadi manusia yang Pancasilais melalui berbagai serangkaian kegiatan penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).

Sama halnya ketika Indonesia memasuki era Reformasi (1998-sekarang), selama beberapa kali pergantian pemimpin di era Reformasi, Indonesia tetap berkeinginan membangun karakter bangsa bersamaan dengan runtuhnya rezim Orde Baru. Keinginan menjadi bangsa yang demokratis (bebas berpendapat), bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta menghargai dan taat pada hukum, adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat, walaupun semuanya berjalan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini seperti yang dilansir oleh Rohadi (2011), yaitu bahwa :

“Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin surut tetapi malah semakin berkembang; demokrasi penuh etika yang didambakan berubah menjadi demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme; kesantunan sosial dan politik semakin memudar pada berbagai tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; kecerdasan kehidupan bangsa yang diamanatkan para pendiri negara semakin tidak tampak; serta semakin hilangnya keperdulian dan kecintaan generasi muda pada warisan sejarah bangsa, yang kesemuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-nilai luhur budaya bangsa.”

(22)

Maka pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi tahun 2010, Presiden menyatakan,

”Pembangunan karakter (character building) amat penting. Kita ingin membangun

manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga merupakan masyarakat yang baik (good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula.”

(www.liputan6.com).

Menanggapi seruan Presiden SBY tersebut, maka Mohammad Nuh sebagai menteri pendidikan nasional menegaskan (http://pendikar.dikti.go.id- /gdp/) bahwa, “...tidak ada yang menolak tentang pentingnya karakter, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana menyusun dan mensistemasikannya, sehingga anak-anak dapat lebih berkarakter dan lebih berbudaya.” Dan dalam upaya menyusun dan mesistemasikan pendidikan karakter tersebut, maka disusunlah rencana desain induk pendidikan karakter yang kemudian disusul dengan diterbitkannya buku oleh Kemendiknas tahun 2010 dan 2011 untuk mensosialisasikan pemahaman tentang nilai-nilai yang terkait dengan pendidikan karakter serta pelaksanaannya di sekolah-sekolah.

(23)

nama/istilah yang berbeda. Seperti pada masa pemerintahan Orde Lama (1945-1965) yang berdasarkan periodesasi sejarah pemerintahan di Indonesia merupakan masa-masa awal berjalannya pemerintahan pada segala bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu kemudian peneliti merasa tertarik memilih untuk menelusuri unsur-unsur pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan materi pelajaran dalam buku teks bidang studi Budi Pekerti yang digunakan pada rentang tahun 1945-1965.

1.2. Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada kurikulum dan materi pelajaran setingkat SD dimasa 1945-1965. Bagaimana kemudian saat ini tema-tema pendidikan karakter menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan-pertemuan para elit pendidik, dan selanjutnya terbaca bahwa seolah-seolah gagasan tentang pendidikan karakter adalah suatu hal yang baru yang belum pernah dipraktikkan sebelumnya di Indonesia.

Penelitian ini ingin menelaah unsur-unsur pendidikan karakter dalam kebijakan-kebijakan pemerintah terkait kurikulum pendidikan SD dimasa lalu, serta pelaksanaannya yang termuat dalam materi-materi pelajaran saat itu. Mengingat bahwa pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak awal kemerdekaan, masa Orde Lama, masa Orde Baru, dan masa Reformasi, pendidikan karakter sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Muslich (2011:148), bahwa “Sebenarnya Indonesia telah

(24)

pendidikan dan materi pada bidang studi pendidikan Budi Pekerti yang pernah digunakan dijenjang pendidikan dasar pada periode tahun 1945-1965.

Berdasarkan uraian tersebut maka jelaslah bahwa penelitian ini memfokuskan kajiannya pada kurikulum pendidikan tingkat SD dan pada materi pelajaran dalam buku teks bidang studi Budi Pekerti direntang tahun 1945-1965. Kajian ini nantinya berupaya untuk mencari kejelasan bagaimana uraian konsep pendidikan karakter diterapkan di Sekolah-sekolah Dasar dimasa tahun 1945-1965 dengan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan lulusan yang unggul sesuai dengan yang diinginkan dalam tujuan kurikulum pendidikan dan materi pelajaran Budi Pekerti pada buku teks yang ada dimasa itu.

1.3. Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini menurut Peneliti dapat dilihat dari konsep pendidikan karakter yang sekarang mulai dikumandangkan yang seolah-olah muncul sebagai gagasan baru yang tidak terkait dengan pendidikan karakter yang pernah dilaksanakan di Indonesia pada masa lalu. Konsep pendidikan karakter yang muncul saat ini lebih banyak merujuk pada konsep-konsep ‘Barat’ sebagai kiblat, dan tidak sedikitpun menyinggung bagaimana sebenarnya dahulu pemerintah pernah melaksanakan praktik pendidikan karakter tidak hanya pada siswa-siswa di sekolah, tetapi juga pada calon-calon guru di sekolah tingkat atas yang justru sejak belajar di tingkat Sekolah Dasar (Sekolah Rakyat) sudah mendapatkan pendidikan karakter yang sedemikian rupa.

(25)

1.4. Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

a. Adakah nilai-nilai pendidikan karakter di dalam kurikulum pendidikan dan buku teks yang digunakan di SD pada masa 1945-1965?

b. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan karakter yang termaktub dalam kurikulum pendidikan pada jenjang SD dimasa antara tahun 1945-1965 di Indonesia? c. Apakah materi pelajaran pada buku teks bidang studi Budi Pekerti di SD pada

masa antara tahun 1945-1965 telah memuat point-point yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter?

1.5. Tujuan Penelitian

Sasaran atau hasil yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini dapat dilihat dari tujuan penelitian sebagai berikut :

a. Menjelaskan nilai-nilai karakter yang terdapat didalam kurikulum pendidikan dan buku teks yang digunakan di SD pada masa 1945-1965.

b. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan yang pernah digunakan di Sekolah Dasar antara tahun 1945-1965 di Indonesia. c. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter dalam materi pada buku teks

bidang studi Budi Pekerti yang digunakan dalam pembelajaran di SD pada masa antara tahun 1945-1965 di Indonesia.

1.6. Manfaat Penelitian

(26)

a. Peneliti kiranya dapat memberikan informasi tentang proses perjalanan pendidikan karakter pada tingkat Sekolah Dasar di Indonesia tahun 1945-1965.

b. Pembaca dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah-sekolah Dasar Indonesia di masa 1945-1965.

c. Peneliti dapat memberikan masukan bagi pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional untuk membandingkan bagaimana perjalanan kurikulum yang berkaitan tentang pendidikan karakter dari masa ke masa di Indonesia. d. Peneliti dapat memberikan informasi yang memadai, masukan yang

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan atau gambaran tentang temuan-temuan peneliti seputar nilai-nilai Pendidikan Karakter didalam kurikulum dan buku teks yang pernah digunakan di era pasca proklamasi 1945-1965, sebagai berikut :

1. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan yang pernah digunakan di Sekolah Dasar antara tahun 1945-1965 di Indonesia, adalah : a. Berdasarkan Rencana Pelajaran 1947 dan Rencana Pelajaran Terurai 1952 :

(1) Sifat manusia dan kewarga negaraan yang diutamakan meliputi

Perasaan bakti kepada Tuhan YME, (2) cinta pada alam, negara, bangsa,

dan kebudayaan, (3) cinta dan hormat kepada ibu dan bapak, (4) berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan dan kemampuan. (5) Keyakinan bahwa orang menjadi sebagian yang tak terpisah dari keluarga dan masyarakat; (6) orang hidup dalam masyarakat harus tunduk pada tata tertib; (7) pada dasarnya manusia itu sama harganya, sebab itu berhubungan sesama anggota masyarakat harus bersifat hormat menghormati, (8) berdasar atas rasa keadilan, dengan berpegang teguh atas harga diri; (9) negara memerlukan warga negara yang rajin bekerja tahu pada wajibnya, (10) jujur dalam fikiran dan tindakannya.

(28)

mendasarkan cipta, rasa, karsa, dan karyanya atas landasan-landasan : Asas Pancasila, Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin; (2) Kepribadian dan kebudayaan Indonesia; (3) Semangat : patriot komplit dan gotong-royong; (4) Kesadaran : bersahaja dan mengutamakan kejujuran, mendahulukan kewajiban daripada hak, mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi; (5) Susila dan budi luhur; (6) Kerelaan berkorban dan hidup hemat; (7) Disiplin; (8) Kepandaian untuk menghargai waktu; (9) Cara berfikir rasional dan ekonomis; (10) Kesadaran bekerja untuk membangun dengan kerja keras. 2. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam materi pada buku teks bidang studi

(29)

akan wajib, berani bertanggung jawab; (25) Tahu kekuatan batin yang bersih; (26) Banyak akal dan usaha (inisiatif) sendiri; (27) Menghormat pendapat orang lain; (28) Membela serta mengharumkan Negara; (29) Tahu menghargai jasa orang lain; (30) Suka menyelidiki keindahan alam; (31) Menghormat orang tua dan guru.

3. Selama 20 tahun sejak Proklamasi kemerdekaan (1945-1965) kurikulum pendidikan yang berkaitan dengan pembentukan karakter positif bangsa pelaksanaannya dibebankan kepada mata pelajaran Budi Pekerti yang dimulai sejak tingkat Sekolah Rakyat/Sekolah Dasar berdasarkan Rencana Pelajaran 1947 dan Rencana Pelajaran Terurai 1952.

1.2. SARAN-SARAN

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, maka berkenaan dengan hasil penelitian yang diperoleh dan sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam rangka mensukseskan penerapan Pendidikan Karakter di setiap jenjang pendidikan terutama di Pendidikan Dasar, hendaknya pemerintah, khususnya dalam hal ini Kemendiknas, untuk merevisi buku-buku pegangan guru dan siswa yang berkaitan dengan Pendidikan Karakter, dan menyajikannya dengan lebih lengkap sehingga pengetahuan guru dan siswa dapat lebih mendalam terkait pemahaman Pendidikan Karakter secara history.

(30)

terwujud cita-cita dan tujuan Pendidikan Nasional yang menghendaki terciptanya anak-anak bangsa yang memiliki karakter positif yaitu karakter yang berbudi dan berpekerti seperti yang pernah dicita-citakan dan dilaksanakan di era 1945-1965.

(31)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta. Dewantara, Ki Hadjar. 1955. Pendidikan dan Kebudayaan. Jogjakarta, Madjelis

Luhur Taman Siswa.

Dikti. 2010. Tentang Pendidikan Karakter. Tersedia : http://pendikar.dikti.go.id- /gdp/? page_id=2. Diakses : 20 Oktober 2011.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 1992. Perkembangan

Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 1945-1989. Depdikbud.

Depdikbud. 1992. Perkembangan Pendidikan dasar dan menengah Tahun

1945-1989. Jakarta, Ditjen Dikdasmen.

_________. 1993. Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Kemerdekaan

(1945-1066). Jakarta.

_________. 1996. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Djumhur. 1976. Sejarah Pendidikan. Bandung, CV Ilmu.

Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya, Usaha Nasional.

Hamid, Al-Lamri Ichas dan Tuti Istianti Ichas. 2006. Pengembangan Pendidikan

Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Hasan, Said Hamid dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Jakarta, Kementerian Pendidikan Nasional - Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum.

Herdani, Yoggi. 03 Juni 2010. Pendidikan Karakter Sebagai Pondasi Kesuksesan

Peradaban Bangsa. Tersedia : http://www.dikti.go.id/index.php?option=

com_content&view=article&id=1540:pendidikan-karakter-sebagai-ponda- si-kesuksesan-peradaban-bangsa&catid=143:berita-harian. Diakses : 02 Desember 2011.

Hill, T.A. 2005. Character First! Kimray Inc. Tersedia : http://www.- charactercities.org/down-loads/publications/Whatischaracter. pdf. Diakses : 08 Maret 2012.

(32)

2

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, Erlangga.

Jasin, Anwar. 1987. Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar, Sejak Proklamasi

Kemerdekaan. Jakarta, Balai Pustaka.

Idi, Abdullah. 1999. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik. Jakarta, Gaya Media Pratama.

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah

Pertama. Jakarta.

Lickona, Thomas. 1991. Education for Character, How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility. New York, Bantam Books.

Makmur, Djohan, dkk. 1993. Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman

Penjajahan. Jakarta.

Maswins. 14 Maret 2011. Pengertian Pendidikan Menurut UU dan Para Ahli. Tersedia : http://www.maswins.com/2011/03/pengertian-pendidikan-menurut-uu-dan.html. Diakses : 25 Januari 2012.

Mawardi, Imam. 21 Agustus 2009. Artikel : Implementasi Kurikulum: Sebuah

Prinsip Dasar. Tersedia: http://www.google.com/. Diakses : Oktober

2011.

Moleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitiaan Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta, Bumi Aksara.

Nasution, S. 1983. Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung.

__________. 1994. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta, Bumi Aksara. __________. 2008. Asas-asas Kurikulum. Jakarta, Bumi Aksara.

Pengelola. 2010. Character Education . Tersedia : http://www.big.com/character education/. Diakses : 02 Desember 2011.

Pengelola. 2010. Kurikulum Pendidikan Karakter. Tersedia : http://www. pendidikankarakter.com/kurikulum-pendidikan-karakter/. Diakses : 02 Desember 2011.

Pengelola. 2010. Pidato SBY Tentang Pendidikan Karakter Dalam Peringatan

Dharma Shanti Hari Nyepi 2010. Tersedia : http://www.liputan6.com.

(33)

3

Pengelola. 2010. Strategi Pembelajaran. Tersedia : http://blog.tp.c.id/. Diakses : 03 Januari 2012.

Puskur. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa :

Pedoman Sekolah. Jakarta, Kemendiknas.

Rohadi. 2011. Pendidikan Karakter Akankah Menjadi Pepesan Kosong. Tersedia : http://rohadieducation.wordpress.com/2011/05/04/pendidikan-karakter-akankah-menjadi-pepesan-kosong/. Diakses : 20 Oktober 2011.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik

Pengembangan KTSP . Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Santoso, Mudji. 1996. Hakekat, Peranan, dan Jenis-jenis Penelitian pada

Pembangunan Lima Tahun Ke VI, dalam Imron Arifin (ed.), Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Malang, Kalimasahada.

Setjonegoro, Soedjadi. 1959. Pedoman Untuk Peladjaran Budi Pekerti Pada

Sekolah Rakjat. Jakarta, Tintamas.

Sudrajat, Akhmad. 20 Agustus 2010. Tentang Pendidikan Karakter. Tersedia : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/. Diakses : November 2011.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Sukirno. 30 Maret 2010. Artikel : Pengembangan Kurikulum : Teori Posisi. Tersedia: http://www.google.com/. Diakses : Oktober 2011.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. 1995. 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995. Jakarta, Grasindo.

Tjiptosoetijono, S. Pendidikan Masyarakat di Indonesia 1946-1975. Jakarta. Unimed, Tim Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &

Disertasi. Medan, PPs Unimed.

Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya Dalam

Gambar

Tabel 2.1 Susunan Mata Pelajaran Pada Rencana Pelajaran 1947...
Tabel 4.9
Gambar 4.1 Susunan Persekolahan Menurut Saran BPKNIP (1946)...

Referensi

Dokumen terkait

Pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan yaitu sekitar 60- 70%; namun demikian karena ketersediaan pakan hijauan gat terbatas maka pengembangan peternakan

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tingkat erosi pada daerah penelitian berdasarkan kecepatan aliran umumnya tinggi yaitu 44,22 - 83,33 cm/det, sehingga berpotensi

(2011), warna merah terbentuk karena adanya kandungan karotenoid pada udang. Karotenoid yang paling berperan dalam warna merah krustasea dan ikan laut adalah astaxanthin.

Dengan elemen tata nilai yang lebih lengkap dan kuat, terutama pada komponen tata nilai komposit, akan menentukan tingkat kemajuan penduduk terutama dilihat dari dimensi

Jenis Barang /Nama Barang Kode Barang. Buku /

Mendapat pengantar perkuliahan, mempelajari materi textbook dan diskusi kelompok Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan arti pentingnya manajemen proyek, perencanaan,

Hasil eksperimen didapat tukang yang memiliki wastege level material terbesar adalah tukang 2 pada eksperimen kedua sebesar 26,32% untuk material portland cement

Selain itu bila dua atau lebih bahasa bertemu karena digunakan oleh komunitas penutur dari bahasa yang sama, maka akan terjadi bahwa komponen-komponen tertentu