• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Unimed)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh : Sabar Surbakti

A120809122

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

KETERAMPILAN MENEMBAK

HOKI LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)

Disusun Oleh :

Sabar Surbakti A120809122

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd ... ...

Pembimbing II Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO.

... ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana

(3)

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

KETERAMPILAN MENEMBAK

HOKI LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)

Disusun Oleh :

Sabar Surbakti A120809122

Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ………. ….………….

Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd ……….. ..………

Anggota

Penguji : 1. Prof.Dr.H.M. Furqon H, M.Pd .………….. ……….

2. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO ... ...

Surakarta, Agustus 2011

Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan

Pascasarjana UNS

Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. Sugiyanto

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Sabar Surbakti

NIM : A120809122

Program Studi : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh

Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan

Menembak Hoki Lapangan” adalah benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya

saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, Agustus 2011

Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

v

MOTTO

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya Tulisan Tesis Ini Penulis Persembahkan Kepada:

v Ayah(alm), Ibunda, Saudara-Saudaraku dan Keponakan. v Istri Tercinta Riahta br Sembiring, S.Pd Dan

Anakku Cintai OTNIEL SURBAKTI

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini

dengan bejudul, Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan

Gerak Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga, terutama kepada dosen pembimbing yaitu yang terhormat

Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd dan Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark.,

MARS., AIFO yang telah dengan sabar membimbing saya, dan senantiasa

memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan, koreksi sehingga tesis ini dapat

terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu

Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang dengan tulus telah

memberikan ilmu dan pengetahuan, serta berbagai pengalaman kepada penulis

selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan tugas

belajar kepada penulis untuk melanjutkan Pendidikan di Program Studi Ilmu

Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret.

3. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.

4. Prof. Dr. Sugiyanto., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs

Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan,

(8)

commit to user

viii

5. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO., selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang

senantiasa memeberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera

menyelesaikan tesis ini.

6. Drs. Chairul Azmi, M.Pd. selaku Pembantu Rektor II Universitas Negeri

Medan.yang memberikan dukungan moral, dorongan, dan motivasi dalam

penyelesain tesis ini.

7. Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan yang memberikan ijin penelitian kepada penulis

serta bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.

8. Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed

yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan motivasi yang

sangat membangun dalam penulisan tesis ini

9. Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS. Yang selama ini memberikan pengetahuan,

pengalaman, dorongan, semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

10. Dr. Asep Suharta M.Pd. yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat,

dan motivasi dalam penyelesain tesis ini.

11. Ketua dan seketaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FIK

Unimend.Yang mendukung dari awal sampai selesai penulisan tesis ini

12. Seluruh Rekan-rekan Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Keolahragaan

Unimed serta adinda Andarias Ginting. Ibrahim Sembiring yang telah

memberikan, dorongan, semangat dan motivasi yang sangat besar untuk

menyelesaikan tesis ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

Terakhir harapan penulis mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang

telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang

Maha Esa, serta memberikan ampunan-Nya kepada kita semua Amin

Surakarta, Agustus 2011

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL TESIS ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSAMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Permainan Hoki Lapangan ... 10

a. Konsep Permainan Hoki Lapangan ... 13

b. Teknik Dasar Permainan Hoki Lapangan ... 14

(10)

commit to user

x

d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle) ... 21

e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol ... 22

2. Pendekatan Pembelajaran ... 26

a. Konsep Belajar Gerak ... 26

b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan ... 30

c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan ... 38

1). Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ... 42

2). Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ... 45

3. Kemampuan Gerak ... 49

a. Konsep Kemampuan Gerak ... 51

b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ... 53

B. Penelitian yang Relevan ... 58

C. Kerangka Berpikir ... 60

D. Hipotesis ... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 63

1. Tempat Penelitian ... 63

2. Waktu Penelitian... 63

B. Metode Penelitian ... 64

1. Jenis Penelitian ... 64

2. Desain Penelitian ... 64

C. Variabel Penelitian ... 65

D. Definisi Operasional Variabel ... 65

E. Populasi dan Sampel ... 67

1. Populasi Penelitian ... 67

2. Sampel Penelitian ... 67

F. Teknik Pengumpulan Data ... 68

(11)

commit to user

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 77

A. Deskripsi Data... 77

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 80

1. Uji Normalitas ... 80

2. Uji Homogenitas ... 82

C. Pengujian Hipotesis ... 82

1. Pengujian Hipotesis I ... 84

2. Pengujian Hipotesis II ... 85

3. Pengujian Hipotesis III ... 85

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Prograsif Dan Bagian Repetitif ... 86

2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah 87 3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Dengan Tingkat Kemampuan Gerak ... 88

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Implikasi... 93

C. Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif

dan Repetitif ... 48

Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 ... 64

Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test ... 68

Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 69

Tabel 5. Ringkasan ANAVA ... 72

Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 77

Tabel 7. Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) ... 79

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 81

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 82

Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Berdasarkan Jenis Pendekatan Pembelajaran Bagian dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 83

Table 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Pembelajaran (A1 dan A2) ... 83

Table 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) ... 83

Table 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ... 84

Table 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians ... 84

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan ... 21

Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak ... 78

Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan pada Tiap Kelompok Perlakuan ... 79

Gambar 4. Interaksi Antara Dua Faktor Penelitian Pendekatan Pembelajaran 89 Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Hasil Belajar Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan ... 90

Gambar 6. Lapangan Tes Zig-Zag Run ... 100

Gambar 7. Diagram Lapangan Tes Wall Pass ... 101

Gambar 8. Tes Goal Shooting dan Sasaran Skor ... 104

Gambar 9. Sampel Melakukan Tes Standing Broad Jump ... 191

Gambar 10. Sampel Melakukan Tes Softball Throw ... 191

Gambar 11. Sampel Melakukan Tes Zig-Zag Run ... 192

Gambar 12. Sampel Melakukan Tes Wall Pass ... 192

Gambar 13. Sampel Melakukan Tes Medicine Ball Put ... 193

Gambar 14. Sampel Melakukan Tes 60 Yard Dash ( Lari 50 Meter) ... 193

Gambar 15. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kanan ... 194

Gambar 16. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Tengah ... 194

Gambar 17. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kiri ... 195

Gambar 18. Sasaran Tembakan Hoki Lapangan ... 195

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Administrasi Test Kemampuan Gerak Umum ... 99

Lampiran 2. Administrasi Tes Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .... 103

Lampiran 3. Daftar Rekapitulasi Barrow Motor Ability Test Untuk

Menentukan Reliabilitas Data ... 106

Lampiran 4. Rekapitulasi T-score Hasil Test Kemampuan Gerak ... 136

Lampiran 5. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Dasar Beserta

Klasifikasinya ... 138

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Test Kemampuan Gerak Dasar Beserta

Klasifikasinya ... 140

Lampiran 7. Hasil Maching Kelompok Kemampuan Gerak

Tinggi dan Rendah ... 141

Lampiran 8. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ... 142

Lampiran 9. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ... 148

Lampiran 10. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kanan ... 155

Lampiran 11. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Tengah ... 159

Lampiran 12. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kiri ... 163

Lampiran 13.Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kanan ... 167

Lampiran 14. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Tengah ... 171

Lampiran 15. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

Arah Kiri ... 175

Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menembak

(15)

commit to user

xv

Lampiran 17. Rekapitulasi T-score Hasil Tes Ketepatan Dan Kecepatan

Keterampilan Menembak Hoki Lapangan, Klasifikasi

Kemampuan Gerak Beserta Pembagian Sampel Kesel-sel

Secara Acak ... 180

Lampiran 18. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Kelompok 1 ... 181

Lampiran 19. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Kelompok II ... 182

Lampiran 20. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians ... 183

lampiran 21. Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians ... 184

Lampiran 22. Uji Normalitas Data Dengan Teknik Liliefors ... 185

Lampiran 23. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlet ... 189

Lampiran 24. Analisis Varians... 190

Lampiran 25. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls ... 191

(16)

commit to user

xvi

ABSTRAK

SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122. 2011. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed). Komisi pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Pembimbing II : Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO. Tesis. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan, (2). Perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah, (3). Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen, rancangan faktorial 2x2. Besarnya sampel penelitian 40 orang berasal dari jumlah populasi 98 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode pendekatan pembelajaran bagian progresif dan metode pendekatan pembelajaran bagian repetitif, variabel atributip yakni : kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah serta variabel dependen yakni : hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, barrow motor ability test, data keterampilan menembak Hoki Lapangan dengan tes goal shooting – straight, right, left. Teknik analisis data mengunakan analisis varians (ANAVA) dangan taraf signifikansi α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1). Ada Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 13,25 > Ftabel = 4.11. Dari analisis

lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih baik dari pada metode bagian repetitif yang dibuktikan dengan rata-rata score yaitu 53,20 dan 46,73. 2) Ada perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.38 >

Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh hasil belajar keterampilan menembak

(17)

commit to user

xvii

Berdasarkan hasil rata-rata score dinyatakan bahwa ; Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif daripada metode pendekatan repetitif (58,65 dan 47,75). Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif daripada metode pendekatan progresif, (48,05 dan 45,40)

(18)

commit to user

xviii

ABSTRACT

SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122, 2011. DIFFERENCES INFLUENCE APPROACH TO LEARNING AND MOTOR ABILITY STUDY RESULTS FIELD HOCKEY SHOOTING SKILLS. (Experimental studyApproach of Study with Progressive Method Shares and Repetitive At Student Of Male Semester of III Majors Education Of Training, Faculty of sport sciences, State university of medan). Commission Counsellor of I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Counsellor Of II: Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFARK., MARS., AIFO. Thesis. Sport Science Studies Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta.

This study aims to determine: (1). The difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills, (2). Difference learning outcomes field hockey shooting skills among high motor ability and low motor ability (3). Interaction between learning approach to motion capabilities of the learning skills of shooting field hockey

Research conducted at the Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The experiment was conducted with experimental methods, 2x2 factorial design. The amount of the sample 40 people from a population of 98 people.The sampling technique with the purposive sampling. Variable study consists of two independent variables namely: manipulatip variables: the progressive method of teaching approaches and methods of the repetitive learning approach, namely atributip variables: the ability of high motor ability and low motor ability as well as the dependent variable ie: learning outcomes field hockey shooting skills. Data collection techniques with Test and Measurement, barrow motor ability test, the data field hockey shooting skills to the test goal shooting - straight, right,

left.Techniques of data analysis using analysis of variance (ANAVA) view of

significance level α = 0.05.

Based on the results of research can be concluded: 1).There is a difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills.This is evidenced from the value of Fcalculated = 13.25 > Ftable = 4.11.From further analysis

it was found that the progressive learning approach is better than the repetitive method which is evidenced by an average score of 53.20 and 46.73.2) There is a difference in learning outcomes field hockey shooting skills of a significant difference between students who have high and low motor mobility.This is evidenced from the value of Fcalculated = 5.38 > Ftable = 4.11.Further analysis of the

(19)

commit to user

xix

hockey shooting skills. The result is very meaningful, because the Fcount = 14.50 >

Ftable = 4.11.

Based on the average score was stated that; Students with high movement capability is better suited if given the progressive approach to learning rather than repetitive approach method (58.65 and 47.75).Students who have low mobility are more suitable if given the repetitive learning approach rather than a progressive approach, (48.05 and 45.40)

(20)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi adalah sebagai lembaga formal dalam sistem pendidikan,

tidak terlepas dari usaha – usaha peningkatan prestasi belajar bagi mahasiswa.

Kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan

kegiatan pendidikan diperguruan tinggi. Hal ini berarti berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku,

pengetahuan, maupun keterampilan mahasiswa tergantung pada bagaimana proses

pembelajaran yang dialami mahasiswa sebagai calon pendidik dikemudian hari.

Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas pula. Begitu pula halnya dengan pendidikan

dilingkungan perguruan tinggi. Untuk menjamin pelaksanan program pendidikan

berjalan dengan baik maka antara tujuan dan sasaran yang dinyatakan dalam

desain kurikulum maupun silabus dan rancangan pedoman pembelajaran dengan

pelaksanaan dilapangan harus sejalan dan searah. Pelaksanaan Program

pendidikan yang bermutu, yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah

pedagogik, memberikan sumbangan sangat berharga bagi perkembangan peserta

didik secara menyeluruh. Dalam hal ini yang berkembang bukan saja aspek

kognitif, afektif dan psikomotor tetapi aspek Physiologi (faal tubuh), physicologi

(fisik) dan psykologi (kejiwaan) sehingga ketika mahasiswa tersebut terjun

(21)

commit to user

2

Sejalan dengan usaha pencapaian keterampilan sebagai suatu proses

pembelajaran di perguruan tinggi, sudah tentu akan menuntut sistem pendidikan

dan pengajaran yang lebih baik pula termasuk didalamnya struktur program

sampai kepada bagaimana pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam

belajar. Pencapaian tujuan pendidikan memerlukan banyak faktor pendukung

yang diperlukan antara lain: faktor guru/dosen, mahasiswa, sarana prasarana dan

juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih dan

diperkirakan haruslah sesuai dengan kondisi serta cocok digunakan dalam proses

pembelajaran baik teori maupun praktek. Proses pembelajaran dapat dikatakan

afektif apabila perubahan prilaku yang terjadi pada mahasiswa dapat tercapai

secara optimal.

Proses belajar mengajar khususya di perguruan tinggi memerlukan adanya

suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran,

semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka

semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran

merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi dosen

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Pendekatan

pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga

merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah

cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru/dosen tinggalkan adalah bagaimana

memahami kedudukan pendekatan saat proses pembelajaran mengajar salah satu

(22)

commit to user

Pendekatan pembelajaran banyak sekali yang dapat kita terapkan dalam

suatu pembelajaran diantaranya adalah pendekatan pembelajaran bagian progresif

(maju berkelanjutan) dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif (berulang).

Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah cara mengajar dimana unsur

pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru

disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah

dikuasai digabungkan dengan unsur satu, dua dan tiga, sedangkan pendekatan

pembelajaran bagian repetitif adalah pelaksanaan pertama kali yang diajarkan

adalah unsur kesatu dan kedua secara bersamaan.

Hampir seluruh kegiatan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan

kemampuan psikomotor membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran untuk

meningkatkan keterampilan dalam permaian olahraga. Tujuannya agar peserta

didik dapat meningkatkan kemampuannya menuju tingkat kesulitan gerak yang

lebih tinggi dan kompleks. Olahraga permainan Hoki Lapangan merupakan salah

satu cabang olahraga yang menuntut kemampuan gerak yang kompleks agar dapat

memainkan bola dengan stick saat bermain dengan sebaik-baiknya.

Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan.

Permainan olahraga ini terdiri dari beberapa teknik dasar keterampilan yang perlu

diperhatikan dan diperkenalkan kepada mahasiswa. Untuk dapat menguasai teknik

dasar permainan Hoki Lapangan dengan baik, diperlukan latihan serta belajar

dengan tekun serta diberikan secara bertahap dan makin lama makin meningkat,

mulai yang belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan

(23)

commit to user

4

dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat kepada pembelajaran yang

lebih sukar atau dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks.

Kemampuan para mahasiswa berbeda-beda, maka dalam menentukan

suatu materi pembelajaran harus juga memperhitungkan kemampuan yang

dicapai serta beberapa lama anak yang bersangkutan mengikuti atau mengenal

olahraga yang bersangkutan. Hasil maksimal dengan sendirinya akan tercapai bila

bahan pembelajaran keterampilan disesuaikan dengan tingkat psikis mahasiswa

yang bersangkutan. Kemampuan gerak juga salah satu yang mempengaruhi

didalam mempelajari keterampilan gerak dalam Hoki. Sejalan dengan

meningkatnya kemampuan gerak dapat diindentifikasikan dalam bentuk gerakan

dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar, dan terkontrol, pola gerakan

makin bervariasi dan bertenaga. Berbagai macam kegiatan yang mungkin dapat

dilakukan apabila seorang anak memperoleh kesempatan melakukan

gerakan-gerakan yang lebih luas atau pada masa anakya tidak terkekang.

Gerakan-gerakan yang dilakukan bentuknya dapat menyerupai gerakan

orang yang sudah mahir pada umumnya hanya terletak pada pelaksanaan gerak

yang masih lemah dan kurang bertenaga. Hal ini disebabkan kapasitas fisik

seseorang pemula belum dapat menyamai kapasitas fisik seorang yang sudah

terlatih atau seorang atlet. Disamping itu kapasitas masing-masing seseorang

tidak sama, hal ini disebabkan karena perbedaan koordinasi tubuh, ukuran tubuh,

dan kekuatan otot, sehingga terdapat kemampuan gerak tinggi dan kemampuan

gerak rendah. Sehingga kemampuan sesorang dalam gerak dasar ini juga akan

berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melakukan geraka-gerakan

(24)

commit to user

Hoki Lapangan adalah satu mata kuliah yang ada pada jurusan pendidikan

kepelatihan olahraga, dimana mata kuliah ini diberikan pada semester III untuk

Hoki Dasar dan semester IV Hoki Lanjutan. Tujuan mata kuliah Hoki Lapangan

agar mahasiswa dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sesuai dengan

peraturan yang sudah ditetapkan dan mahasiswa bisa menerapkannya di sekolah

maupun di masyarakat di samping itu juga sebagai perkembangan fisik,

perkembangan gerak, perkembangan mental, dan perkembangan sosial.

Mata kuliah Hoki lapangan dasar adalah mata kuliah yang wajib diambil

oleh mahasiswa, mata kuliah ini 2 SKS disamping itu juga mata kuliah ini sebagai

salah satu syarat untuk bisa mengambil mata kuliah Hoki Lapangan lanjutan bila

mahasiswa sudah lulus mata kuliah Hoki Dasar. Disamping itu juga mahasiswa

juga dalam proses pembelajarannya dituntut pada pertumbuhan dan

pengembangan jasmani, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang

hal sesuai dengan soft skill.

Permainan Hoki Lapangan, Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai

agar dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik dan benar dan menghasilkan gol

untuk kemenangan adalah teknik dasar keterampilan menembak (shooting) bola

ke gawang. Seorang mahasiswa ataupun pemain bila ingin dapat menguasai

teknik menembak dengan benar maka teknik dasar nya harus benar. Bila teknik

dasar ini tidak dikuasai dengan baik maka seorang mahasiswa ataupun pemain

tidak dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sehingga dalam menciptakan

(25)

commit to user

6

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada

mahasiswa-mahasiswa terdahulu yang sudah mengambil mata kuliah Hoki Lapangan Dasar,

setelah lulus masih ada kekurangan-kekurangan yang dilakukan dalam permainan

Hoki Lapangan terutama teknik keterampilan menembak, mahasiswa belum dapat

melakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil teknik menembak

dengan kreteria baik sekali = 5 orang, baik = 15 orang, dan kurang sekali = 20

orang. Rendahnya nilai tes keterampilan menembak berdampak pada nilai akhir

mata kuliah yang juga rendah, jika dikonversikan dengan huruf maka rata-rata

nilai mahasiswa adalah nilai C, nilai ini dalam standar penilaian KBK merupakan

syarat minimal kelulusan bagi mahasiswa.

Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang ada hubungan

dengan pendekatan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar permainan

Hoki khususnya menembak. Dalam penelitian ini, akan diteliti perbedaan

pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan bagian repetitif dan

kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan

mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan

sosial melalaui media aktivitas fisik.

2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mengajar harus didukung

(26)

commit to user

3. Pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mempengaruhi

keterampilan menembak Hoki Lapangan.

4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peranan yang

sangat penting terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

5. Teknik dasar menembak Hoki Lapangan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan

pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki

Lapangan.

2. Perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara

kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.

3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak

terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif

dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?

2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan

(27)

commit to user

8

3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan

gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian

progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap

keterampilan menembak Hoki Lapangan.

2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki

Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil

yang diperoleh diharapkan dapat:

1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada pendekatan

pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif

terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sudah ada, khususnya

teori pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan

(28)

commit to user

2. Memberikan acuan dan masukan bagi para dosen dalam memilih pendekatan

pembelajaran yang sesuai, menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat

dengan mempertimbangkan kemampuan gerak mahasiswanya.

3. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan

pembanding dan perimbang bila para peneliti akan mengadakan penelitian

tentang pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan

pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan

(29)

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Permainan Hoki Lapangan

Hoki salah satu cabang olahraga Internasional yang dimainkan oleh

putra dan putri dengan memakai alat yang keras berupa tongkat atau stick dan

bola sebesar bola tennis. (PB PHSI, 2001/2002:2-3), dalam peraturan

permainan Hoki Lapangan disebutkan bahwa, Bola yang digunakan bulat,

keras dan boleh terbuat dari sembarang bahan, berat bola antara 156 dan 163

gram dengan garis tengah bola antara 224 dan 235 mm, permukan bola mulus

tapi jahitannya atau lekuk-lekuk diperkenankan, bola berwarna putih atau

sesuai persetujuan. Stick yang dipergunakan memiliki pegangan yang lurus

dan kepala yang bengkok, semua pinggiran harus membulat, seluruh

permukaan stick mulus dan bebas dari proyeksi yang kasar atau tajam, bagian

stick datar dibelahan kiri dan melengkung dibagian kanan. Bagian stick yang

boleh memainkan bola adalah wajah stick yaitu seluruh panjang belahan kiri

stick yang kepalanya (bagian bawah) berbidang datar. Stick termasuk semua

pembalutnya harus lolos sebuah gelang pengukur berdiameter – dalam 51 mm,

dengan berat maksimum stick adalah 737 gram.

Hoki dimainkan dilapangan yang berumput rata, terdiri dari dua regu

yang masing-masing regu berjumlah sebelas (11) orang pemain dengan

(30)

commit to user

tengah/gelandang (half), pemain depan/penyerang (forwart) dengan lapangan

berbentuk empat persegi panjang berukuran 100 x 60 yard ( 91,40 x 55,00 m).

Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya

kedalam gawang lawan dengan menggunakan stick sesuai dengan peraturan

permainan. (PB PHSI, 2001/2002:5) dalam peraturan permainan Hoki

disebutkan pula bahwa, Sebuah goal tercipta bila saat bola berada dalam

lingkaran kena stick peserang dan setelah itu tidak melintas keluar lingkaran

lagi dan bola seutuhnya melintas garis – gawang di antara kedua tiang gawang,

di bawah mistar gawang.

Kemenangan suatu regu ditentukan oleh jumlah gol terbanyak yang

berhasil dicetak oleh salah satu regu ke dalam gawang lawannya. Permainan hoki

terbagi dalam dua babak, setiap babak lama permainannya 35 menit (2 x 35

menit) dengan masa isrirahat selama 5-10 menit. Permainan dipimpin oleh dua

orang wasit, wasit satu dan wasit dua dan sebelum memulai pertandingan

terlebih dahulu wasit mengundi untuk menentukan/memilih bola atau lapangan

bagi masing-masing regu. Untuk memulai babak kedua dilakukan pertukaran

gawang.

Hoki merupakan sebuah olahraga gerak cepat dengan keahlian tinggi,

dengan para pemain yang menggunakan gerakan cepat dengan stik,

mengumpan yang akurat dan cepat, dan pukulan yang keras, dalam upaya

untuk menjaga possession (penguasaan) dan menggerakkan bola kearah

gawang. Setiap pemain membawa sebuah “stick”, normalnya kecil dengan

(31)

commit to user

12

seringkali dibuat dengan fiberglass, kevlar dan campuan karbon fiber, dengan

pegangan bulat yang rata pada sisi kanan dan sebuah kait di bagian bawahnya.

Logam tidak dapat diguankan pada stick hoki.

Saat ini ditemukan bahwa semakin dalam lengkungan bagian depan

maka semakin mudah untuk menambah kecepatan dari dragflick dan membuat

pemukulan menjadi lebih mudah dilakukan. Pertama-tama, sesudah fitur ini

diperkenalkan, Dewan Pengurus Hoki menempatkan suatu batas 50 mm pada

ke dalaman maksimum lengkungan di atas panjang stick tetapi pengalaman

yang ditunjukkan dengan cepat ini terlalu berlebihan. Peraturan baru sekarang

membatasi lengkungan ini menjadi di bawah 25 mm untuk membatasi

kekuatan flick terhadap bola (http://www Field hockey – Wikipedia, the free

encyclopedia.htm).

Teknik utama untuk menggerakkan bola disekitar lapangan yang

digunakan oleh para pemain adalah: “dribble”, dimana pemain mengontrol

bola dengan stick dan lari dengan bola, yang mendorong bola sambil lari;

“dorongan”, dimana pemain menggunakan pergelangan tangan mereka untuk

mendorong bola; “flick” atau “scoop”, yang hampir sama dengan dorongan

tetapi dengan gerakan pergelangan tambahan untuk menggerakkan stick

melalui sebuah sudut dan mengangkat bola dari tanah; dan “memukul”, dimana

sebuah angkatan ke belakang dilakukan dan kontak dengan bola dibuat

benar-benar dengan penuh kekuatan. (http://www Field hockey – Wikipedia, the free

(32)

commit to user

a. Konsep Permainan Hoki Lapangan

Permainan Hoki hampir sama dengan sepak bola namun ada

perbedaannya, dalam permainan Hoki istilah, tembakan jarak jauh tidak

ditemui, penentuan suatu goal terjadi/syah jika dilakukan dalam daerah

lingkaran pukulan sesuai dengan peraturan, sementara teknik dasarnya

adalah memukul, mendorong, menghentikan bola, mengontrol bola,

mengangkat bola semuanya dilakukan dengan menggunakan stick.

Meskipun permainannya hampir sama dengan sepak bola namun Hoki

mempunya unsur tersendiri untuk dipelajari dan dikuasai terutama mengenai

pengolahan bola atau stick work. Dalam (Jones, C.I.M., Syikes, J.A., and

Cadman, J.F, 1971: 33) “ Stick Work is the fondation of hockey and mastery

of the skills is an indispensable part of players equipment”.

Tujuan teknik dasar adalah untuk dapat mengolah bola “ ball controll ” dan

keterampilan menggunakan stick adalah unsur utama dalam bermain, hal ini

merupakan keterampilan dasar yang dituntut oleh permainan Hoki.

Selanjutnya (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan bahwa, “ In

order to execute skills with a high degree of consistency under the pressures

of competition, players mush first learn to perform the skills using correct

methods”. Kemudian (Harsono, 1988:235) mengatakan : “Dan

kesempurnaan teknik kelak tidak akan dapat dikuasai apabila teknik-teknik

yang mendasar tersebut belum dikuasai dengan baik, apabila keterampilan

teknik belum dikuasai maka sukar kelak akan dapat melatih keterampilan

(33)

commit to user

14

keterampilan dasar dalam permainan Hoki akan sangat menentukan

keberhasilan dalam suatu pertandingan. Pukulan atau dorongan yang kuat

akan menghasilkan kecepatan bola yang tinggi maka dituntut seorang atlit

Hoki harus memiliki power otot lengan yang baik.

b. Teknik Dasar Permainan Hoki

Telah diutarakan bahwa semua jenis olahraga memiliki spesifikasi

teknik dan cara. Teknik yang mengandung pengertian sama dengan

keterampilan dalam suatu cabang olahraga disebut keterampilan dasar atau

“Fundamental Skills =Basic Skills ”. (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan

“The Basic Skills”

1. The grips.

2. Moving with the ball – The dribbling ball.

3. Receiving and controlling the ball; the trapping skills, the areal trap

4. Distributing the ball; the push, the hit, the flick, the scoop,the reverse

push, the reverse hit, the reverse stick flick or scoop.

5. The dispossessions – The tacling skills

6. Specialist skill; goal shooting, goal keeping “

Untuk dapat bermain dengan baik maka seseorang pemain Hoki

harus mengembangkan semua sistem organ tubuhnya. Sementara

penguasaan teknik bermain dengan sempurna masih diperlukan pembinaan

(34)

commit to user

Agar dapat menggunakan stick untuk memainkan bola baik

mengontrol bola, merobah arah, menghindar dari takle lawan,

memperhatikan posisi kawan satu tim pada saat dribble dan pass bola, maka

si atlet harus mengembangkan koordinasi yang sebaik mungkin. Untuk

dapat mempassing bola atau menshooting bola dengan kuat, cepat dan

terarah baik dengan hitting atau pushing atau dengan teknik stroke lainnya

pemain harus memiliki power otot lengan yang diperlukan untuk gerak

mengayun stick kebelakang dan kedepan, sebelum, pada saat dan setelah

perkenaan stick dengan bola.

c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan

Sebelum membahas keterampilan menembak Hoki Lapangan,

peneliti terlebih dahulu membahas tentang pengertian keterampilan, dimana

keterampilan berkaitan dengan tugas gerak yang akan dilakukan baik secara

efisien dan efektif.

Untuk menulusuri konsep keterampilan menembak Hoki Lapangan,

maka perlu ditulusuri tentang konsep keterampilan dan konsep keterampilan

dalam olahraga. Keterampilan berasal dari kata “terampil” atau Skill.

(Antonio Dal. Mote,1978: 96), mengartikan keterampilan sebagai suatu

kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan secara tepat, cepat dan

harmonis sehingga tidak mungkin disederhanakan lagi. (Gagne and Robert,

M. 1988:89), mengartikan terampil sebagai suatu rangkaian respon gerakan

terpadu yang menyatu dalam penampilan yang unik. Selanjutnya (Singer,

(35)

commit to user

16

gerakan tubuh untuk mengsukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut jelas tampak kesamaan arti dari

konsep keterampilan, yakni kemampuan melakukan tugas gerak yang

dilakukan secara efektif dan efisien. Keterampilan dalam olahraga terkait

erat dengan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang

dilakukan secara efektif dan efisien. Kata efektif dalam arti keberhasilan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien terkait dengan

pencapaian dalam jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas

gerak tersebut. (Schmidt, R.A,1991:4), mejelaskan keterampilan sebagai

kemampuan menghasilkan beberapa hasil akhir dengan ketentuaan yang

maksimum, pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Oleh sebab itu

keterampilan dalam olahraga berhubungan dengan kerja otot dalam

melakukan serangkaian tugas gerak yang dilakukan secara maksimal dengan

jumlah energi yang dikeluarkan seminimum mungkin. Menurut (Magill,

R.A, 1980:11), dari dimensi penggunaan otot, keterampilan dibagi menjadi:

(1) keterampilan kasar (gross skill) dan (2) keterampilan halus (fine skill).

Dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, keterampilan terdiri dari:

(1) keterampilan terbuka (open Skill) dan (2) keterampilan tertutup (closed

skill). Dari dimensi awal dan akhirnya suatu kegiatan keterampilan dibagi

menjadai tiga kelompok: (1) keterampilan terputus (diskrit); (2)

keterampilan berangkai (serial): dan (3) keterampilan berkelanjutan

(Kontinyu). Dari dimensi pengunaan otot, permainan hoki dominan

(36)

commit to user

halus (fine skill) kemudian dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi,

permainan hoki termasuk keterampilan terbuka (open skill), serta dari

dimensi awal sampai akhirnya tindakan, permainan hoki termasuk

keterampilan terputus (diskrit skill).

Berdasarkan pengertian keterampilan secara umum yang

dikemukakan di atas, peneliti mengkaji tentang pengertian belajar gerak

(motor learning). (Singer, R. N, 1980: 9), mengemukakan bahwa belajar

gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performan atau

yang berhubungan dengan perubahan perilaku akibat latihan atau

pengalaman sebelumnya dalam situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir

sama, (Siedentop, Daryl, 1994: 291), menegaskan bahwa belajar gerak sebagai

perubahan yang relatif permanen (melekat) di dalam performan

keterampilan gerak yang dihasilkan dari pengalaman atau latihan.

Selanjutnya ditambahkan, meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan

keterampilan, tidaklah berarti aspek lain seperti peranan domain kognitif

diabaikan, sebab penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan

dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik

sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang (Rusli Lutan 1988:

101-102). (Annario, Anthony., Charles, Cowel, C., and Helen, W. Haselton 1980:

8-11), mengemukakan bahwa salah satu pertanda seseorang telah belajar

gerak adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan

tingkah laku tersebut meliputi suatu kemampuan, baik yang bersifat

(37)

commit to user

18

(psikomotor) ataupun fisik (physical). Lebih lanjut dijelaskan, perubahan

tingkah laku kognitif i t u pada dasarnya terjadi pada aspek pikiran, atau

intelek yang meliputi pengetahuan dan fakta, informasi, keterampilan dan

kemampuan intelektual.

Perubahan perilaku afektif berhubungan dengan perkembangan

emosi dan tingkah sosial, yang meliputi respon terhadap aktivitas jasmani,

perwujudan diri, harga diri dan konsep diri. Perubahan perilaku psikomotorik

yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak, meliputi gerak perseptual,

gerak dasar dan keterampilan olahraga dan lari. Sedangkan perubahan perilaku,

berhubungan dengan perubahan pada aspek kemampuan fisik, meliputi kekuatan

otot, daya tahan otot, daya tahan umum dan kelentukan. Proses belajar gerak

terjadi karena adanya masukan yang diterima oleh indera penglihatan.

pendengaran, rasa dan indera kinestesi. Masukan tersebut diteruskan

kesistem syaraf pusat untuk diproses yang kemudian ditafsirkan serta

disimpan. Pada akhirnya masukan tersebut diterjemahkan dalam bentuk

gerakan (hasil atau keluaran). Masukan sensori berkaitan dengan

penerimaan stimulus oleh organ-organ sensori, yaitu stimulus dari luar

tubuh dan yang terjadi dalam tubuh. Masukan sensori ini kemudian

diproses dalam sistem ingatan, yang selanjutnya diteruskan kepenyimpanan

jangka pendek (sementara). Informasi persepsi ini hanya dapat bertahan

dalam sistem penyimpanan untuk sementara, yang apabila tidak digunakan

dalam waktu yang singkat akan dilupakan/hilang. Pada penyimpanan jangka

(38)

commit to user

masukan informasi berikutnya maka masukan yang pertama akan hilang

dengan sendirinya apabila tidak ada penguatan untuk mengingat masukan

tersebut. Selanjutnya masukan yang telah diproses dalam sistem penyimpanan

jangka pendek diteruskan ke saluran konsentrasi terbatas, dan pada saluran

konsentrasi terbatas ini, proses informasi seseorang hanya dapat

menyelesaikan satu masalah saja dalam satu saat. Proses informasi yang

telah diselesaikan dalam saluran konsentrasi terbatas kemudian disimpan

dalam gudang penyimpanan hasil belajar (penyimpanan jangka panjang).

Semua proses informasi di atas adalah merupakan proses kegiatan kognitif,

yang belum tentu informasi tersebut dapat dilakukan atau diterjemahkan dalam

bentuk gerakan.

Beberapa cara dan jenis pukulan yang dapat dilakukan untuk

menembak ke gawang diantaranya saat dalam permainan belangsung, shoot

corner, finalti corner, dan free hit. Kemudian jenis pukulan yang digunakan

hit, reverse hit, reverse flick, push, flick, scoop, dan taving. Semua bertujuan

untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan tetapi harus

dilakukan di area lingkaran tembakan.

Semua keterampilan harus dikembangkan untuk digunakan dalam

permainan umum juga bermanfaat dalam lingkaran gol. Pada dasarnya,

keterampilan menggiring yang pendek dan tajam menciptakan peluang bagi

anda untuk mendapatkan bola, keterampilan memerangkap bola yang kokoh

membuat anda mampu mengontrol bola dalam suatu posisi yang baik untuk

(39)

commit to user

20

melempar yang anda gunakan dalam permainan umum juga digunakan

untuk mencetak gol. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat

mencetak gol, antara lain menembus lingkaran dengan posisi yang sebaik

mungkin untuk memberi anda peluang terbaik untuk mencetak gol,

penempatan (seringkali lebih bermanfaat dari pada tembakan yang kuat),

dan eksekusi keahlian yang tepat dan pemilihan tembakan yang cerdas

adalah yang terpenting. Dikatakan oleh (Purwanto, 2004: 18), teknik

memukul bola ada dua macam hitting dan taping.Hitting merupakan teknik

yang efektif untuk operan-operan jarak jauh dan untuk dan untuk situasi

khusus, seperti: pukulan bebas (free hits), pukulan dari sudut jauh (long

corner), pukulan gawang, dan tembakan ke gawang. Sedangkan taping

merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak pendek. Dalam

melakukan latihan menembak nantinya, dan dalam pelaksaan tes

keterampilan menembak dilakukan dengan pukulan hit. Adapun teknik

melakukan hit adalah sebagai berikut:

• Berdiri dengan kaki kiri sedikit lebih ke depan daripada kaki kanan

menyamping arah sasaran, badan condong ke depan, lutut kaki kiri

ditekuk, kaki kanan hmis, stick dipegang kedua tangan lurus di depan

badan, bola diletakkan di depan kaki kiri.

Stick diangkat setinggi bahu.

• Dengan gerakan secara berurutan, stick diangkat ke arah kanan

setinggi bahu, kemudian ayunkan kedua lengan dari samping kanan atas

(40)

commit to user

• Ayunan stick ke arah kiri tidak melebihi tinggi bahu kiri.

• Pandangan mengikuti arah jalannya bola.

d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle)

Dalam Hoki Lapangan mencetak sebuah gol atau melakukan

tembakan ke gawang seorang pemain harus terlebih dahulu memasuki areal

lingkaran menembak atau dengan kata lain seorang pemain harus

menyentuh bola dengan sticknya (tongkat pemukul) didalam lingkaran

menembak baru dikatakan sah terjadinya sebuah gol. Tepat dimuka tiap

gawang ditarik garis sepanjang 3,66 meter sejajar dan berjarak 14,63 meter

dari garis gawang, diukur dari sudut muka dalam kedua tiang gawang

sampai sisi luar garis 3,66 meter itu. Kedua ujung garis ini dihubungkan

dengan garis gawang oleh sebuah busur seperempat lingkaran, dengan sudut

muka dalam dari kedua tiang titik pusatnya. Daerah yang dibatasi garis-garis

itu dan garis gawang (termasuk seluruh garis-garis itu) disebut lingkaran

pukulan atau lingkaran tembakan.

(41)

commit to user

22

e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol

Menurut (Micthell, C. & Taverner. WWW. HumanKinetics.com

Field Hockey Techniques & Tactics - Google Book Search.htm). Steve

davies mengatakan tentang bagaimana cara menembak serta mencetak gol

. Berikut ini adalah tipsnya:

(a) Sikap.

Sebagai seorang pemain harus tekun untuk mencetak gol dan memiliki

keinginan untuk membuat nama anda masuk dalam daftar pencetak gol

apapun motivasinya harus cerdik dan mencoba melepaskan diri dari

pemain bertahan. Perlu memiliki derajat keegoisan tentang permainan

guna mengambil resiko pada waktu yang tepat. Seorang pemain yang

sangat baik adalah seseorang yang dapat membuat keputusan yang tepat

tentang kapan waktu untuk menembak dan kapan waktu menemukan

sebuah pilihan yang lebih baik didalam lingkaran tersebut.

(b) Keterampilan

Keterampilan merangkap yang baik dibawah tekanan adalah penting.

Jika anda tidak dapat membuat perangkap yang baik, tidak akan

menciptakan peluang untuk mencetak gol, jadi tetaplah merendah dan

waspadalah. Berhati-hatilah dengan apa yang ada disekitar dan

mengetahui dimana pemain bertahan dan pemain pendukung disekitar

dan memiliki perasaan yang baik tentang dimana seorang pemain

berada dalam kaitannya dengan gol. Kemampuan untuk membaca

(42)

commit to user

menembak apa yang dilakukan oleh pemain bertahan dan rekan timnya

selanjutnya akan memberi anda keunggulan. Seorang striker perlu

memiliki berbagai macam, pemilihan tembakan yang bagus dan

pengambilan keputusan untuk mengembalikannya. Jadi berlatihlah pada

tembakan-tembakan yang belum anda kuasai. Kecepatan tangan dan

kaki penting untuk membuat tembakan yang berkualitas dalam waktu

yang singkat.

(c) Memukul/Pukulan

Jika memukul bola di gawang, atlet jarang memiliki waktu untuk

melakukan ayunan besar ke belakang. Waktu yang digunakan untuk

melakukan hal ini akan memberi pemain bertahan peluang untuk

mencuri bola dari bawah hidung anda, karena anda tidak melindungi

bola dengan menjaga agar stick (tongkat) tetap didekatnya. Dapat

memperpendek ayunan kebelakang dengan membuat tangan kiri

menurunkan tongkat untuk bertemu dengan tangan kanan. Hal ini

mungkin tidak alami bagi, tetapi dengan latihan dapat menguasai hal

ini. Dengan ayunan kebelakang yang lebih pendek, tembakan menjadi

pukulan yang lebih berguna dari pada yang sebaliknya gunakan dalam

permainan umum. Akan tetapi hal ini efektif karena hal ini cepat dan

lebih memperdaya daripada sebuah pukulan dengan ayunan kebelakang

(43)

commit to user

24

(d) Penempatan

Tembakan yang baik ke gawang selalu berkaitan dengan keakurasian

dan keutamaan penempatan bola. Bahkan meskipun memukul bola

sekeras mungkin, itu tidak akan menjadi tembakan yang efektif kecuali

berada pada sasaran. Hal itu berarti bahwa hal ini setidaknya

memerlukan sebuah pengaman bagi penjaga gawang, memberikan

peluang sebuah ‘tip-in’ (sedikit sentuhan) bagi pemain depan atau

memberikan peluang untuk sebuah lambungan. Kadang-kadang para

pemain mengorbankan keakurasian dan penempatan untuk kekuatan,

akan tetapi hal ini tidak perlu menjadi kompromi yang terbaik bagi tim.

Kebalikan dari hal ini (mengorbankan kekuatan untuk keakurasian)

biasanya lebih bermanfaat.

(e) Gerakan kaki

Seperti pada kasus dengan semua keterampilan permainan tersebut,

gerakan kaki yang baik dapat menimbulkan perbedaan antara

pelaksanaan sebuah keterampilan dengan ketelitian dan

membuang-buang kesempatan yang baik. Gerakan kaki merupakan komponen yang

cenderung diabaikan oleh para pemain saat mereka sibuk, lelah atau

dibawah tekanan. Dapatkan komponen ini dengan tepat, dan akan

berada pada posisi untuk mencetak gol dengan ketelitian dan kekuatan

maksimum. Saat telah membuat perangkap, jagalah agar stick tetap

pada bola saat memposisikan kaki pada posisi terbaik. Hal ini

(44)

commit to user

yang sama untuk sebuah operan. Walaupun ini merupakan gerakan kaki

yang ideal saat memukul bola, perlu menyesuaikan posisi ideal ini jika

anda sibuk. Di lain pihak, pemain dapat memilih untuk tidak memukul

bola dan memilih pilihan tembakan yang lain karena tidak ada waktu

yang cukup untuk menempatkan kaki anda pada posisi yang baik.

Seorang pemain juga dapat membuat operan atau mendapatkan sudut

penalty sebagai pengganti tembakan/shooting. Jika anda menjaga stick

pada bola ketika anda membuat kaki anda tetap pada posisi, akan

melindungi bola dari lawan sambil anda mengarahkan gerakan kaki ke

kiri. Ketika kaki sejajar dengan arah sasaran (atau seperti saat mau

mengoper pada permainan umum), siap untuk melakukan tembakan.

Posisi yang ideal (kaki sejajar dengan sasaran) tetap sama apakah

memilih untuk memukul atau mendorong bola, tetapi tidak akan selalu

memiliki waktu untuk membuat posisi ini sempurna, terutama didalam

lingkaran serangan. Kesalahan umum yang lain bagi pemain depan

adalah kerepotan dengan tembakan, dan untuk itu jangan

memperhatikan posisi kaki. Situasi yang tidak seimbang kadang-kadang

dibutuhkan, tetapi akan mendapatkan nilai yang lebih baik untuk

menceta gol jika anda menyediakan waktu bagi untuk membawa

(45)

commit to user

26

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Konsep Belajar Gerak

Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar

sebagai berikut: menurut (Oemar Hamalik, 2006: 154), "belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman".

Selanjutnya oleh (Hergenhahm, B.R. and Mattew, H.O, 1997:2) bahwa dalam

belajar ditunjukkan dengan adanya: (1) suatu perubahan tingkah laku, (2)

perubahan tingkah laku relatif permanen, (3) perubahan tingkah laku akibat dari

pengalaman atau praktek, (4) pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis

perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan

tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang

mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku

apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan

peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis "Performance" dan juga

merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai.

Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat

dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan

dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi

atau perkembangan otot selama latihan.

Menurut (Kingsley, H.L., and Garry, 1957: 12) "Learning is the by

process which behavior (in the broader sense) is originated or changed thought

practice and training". Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam

(46)

commit to user

ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap

aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa

tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas.

Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi

lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat

beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan

bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah

laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi

relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan.

Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau

pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku

terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan

tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan

waktu serta dapat diamati secara objektif. (http://por.sps.upi.edu.). Pengertian

belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya.

Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai

penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh.

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh

(Sugiyanto, 2000: 7-37). Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan

(47)

pola-commit to user

28

pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku

personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan.

Pengertian belajar gerak menurut (Amung Ma'mun, 2000:45) adalah

sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh

perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian

belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu: (1) Belajar merupakan

proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman,

(2) Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, (3)

Perubahan yang terjadi relatif permanen.

Untuk mengetahui belajar gerak dalam pembelajaran maka terlebih

dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah

pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah "Physical

Education", berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu

untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan

memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah "olahraga" seperti yang

berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah

"sport" namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan

Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti.

Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek

fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik,

sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk

meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada

(48)

commit to user

kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip

belajar gerak (motor learning). Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk

menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila

dipraktekkan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan

proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak

sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan

waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung

pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar.

Tahapan-tahapan atau fase-fase dalam belajar gerak. Fitts dan Posner dalam (Sugiyanto.

2000:315) mengemukakan bahwa proses belajar gerak meliputi tiga tahap atau

fase, yaitu: 1) Fase kognitif atau fase awal, 2) Fase asosiatif atau fase

menengah, 3) Fase otonom atau fase akhir. Penjelasan setiap fase belajar

gerak tersebut adalah sebagai berikut:

1) Fase Awal, merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan,

karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah

pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang di pelajari, sedangkan

penguasaan gerakannya masih belum baik karena masih dalam taraf

mencoba-coba gerakan, disini gerakan yang di pelajari adalah shooting

dalam permainan hoki.

2) Fase Asosiatif, disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan

tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan

geraka-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat

(49)

commit to user

30

pelaksanaan gerakan akan menjadi efesien, lancar, sesuai dengan

keinginan dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada fase asosiatif

ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan

secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai

gerakan keterampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa

dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki <

Gambar

Tabel 1.  Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif dan                  Repetitif
Tabel  2.  Rancangan  Faktorial  2 x 2
Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test
Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk permudaan tingkat pancang jumlah keseluruhan yang ditemukan pada kegiatan inventarisasi biogeofisik di wilayah kelola KPHP Unit V Bengkalis sebanyak

Berdasarkan evaluasi / assessment terhadap Indikator Penerapan Fungsi Audit Intern dan membandingkannya dengan kriteria peringkatnya serta penetapan Peringkat Faktor dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman akar wangi dalam menurunkan kadar logam berat tembaga (Cu) dan mengetahui efektifitas penyerapan

Karyawan dan pelanggan pada Wulan Wedding Organizer Calon Pengantin Materi Memudahkan transaksi, mengatasi masalah dalam proses pengolahan data internal Saran keputusan

Apabila sebelumnya MPR mempunyai kewenangan yang sangat besar maka setelah perubahan, kewenangannya sangat berkurang, tidak lagi berwenang memilih Presiden dan Wakil

Domain penalaran ( reasoning ) berkaitan dengan penyelesaian masalah non- rutin, konteks yang kompleks dan banyaknya langkah penyelesaian masalah (Mullis, dkk.,

Proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman

empat faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang tidak signifikan yaitu faktor.. rentabilitas dan