• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II PERSALINAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II PERSALINAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II

PERSALINAN ( STANDART ASUHAN PERSALINAN

NORMAL ) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

PADA MAHASISWA PRODI KEBIDANAN

STIKES DIAN HUSADA

MOJOKERTO

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

Riska Aprilia Wardani

NIM. S541002027

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II PERSALINAN

( STANDART ASUHAN PERSALINAN NORMAL ) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI KEBIDANAN

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

TESIS Oleh :

RISKA APRILIA WARDANI NIM S.541002027

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd

NIP. 19440404 197603 1001 ...

Pembimbing II

Dra. Sariyatun, M.Pd M.Hum

NIP. 19610318 198903 2001 ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga

(3)

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II PERSALINAN

( STANDART ASUHAN PERSALINAN NORMAL ) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI KEBIDANAN

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

TESIS Oleh :

RISKA APRILIA WARDANI NIM S.541002027

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal : 9 Agustus 2011

Dewan Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr.Didik Tamtomo, dr,MM,M.Kes,PAK ... Merangkap NIP. 19480313 197610 1001

Anggota

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ... Merangkap NIP. 19661108 199003 2001

Anggota Anggota

Penguji : 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd ... NIP. 19440404 197603 1001

2. Dra. Sariyatun, M.Pd M.Hum ... NIP. 19610318 198903 2001

Surakarta, 9 Agustus 2011

Mengetahui,

Direktur Ketua Program Studi Program Pasca Sarjana Magister Kedokteran Keluarga

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : RISKA APRILIA WARDANI

NIM : S. 541002027

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul :

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA KULIAH ASKEB II PERSALINAN ( STANDART ASUHAN

PERSALINAN NORMAL) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA

MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES DIAN HUSADA

MOJOKERTO TAHUN 2011 adalah benar-benar karya otentik saya sendiri.

Hal-hal yang terdapat dalam tesis ini dan yang bukan karya saya diberi tanda

kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila diketahui di kemudian

hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis

tersebut.

Surakarta, Agustus 2011

Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan

tesis ini pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, minat utama

Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta dengan judul : Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar

Dalam Mata Kuliah ASKEB II Persalinan ( Standart Asuhan Persalinan Normal )

Di Tinjau Dari Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Prodi Kebidanan Stikes Dian

Husada Mojokerto.

Penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan

dan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof.DR.H. Muh. Samsulhadi,dr.Sp.Kj, selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2).

2. Prof. Drs. Suranto, MSC, PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

menyusun tesis ini.

3. Prof.DR. Didik Tamtomo, dr.MM. M.Kes.PAK, selaku Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan

(6)

commit to user

vi

4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan mencurahkan perhatiannya kepada penulis, sejak awal

hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. dra.Sariyatun, M.Pd, M.Hum selaku pembimbing II yang dengan penuh

kesungguhan membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis

ini.

6. Direktur Stikes Dian Husada Mojokerto, Yulianto, S.Kep, Ners M.MKes.

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

dalam penyusunan tesis ini.

7. Ibu, bapak, adik dan mas heppyku tercinta yang selalu memberikan dorongan

motivasi serta doa sampai terselasaikannya tesis ini.

8. Teman teman S2 seperjuangan yang telah banyak membantu dalam

penyusunan tesis ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang telah berjasa dan membantu terselasaikannya tesis ini

Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan,

mahasiswa dan para pembaca yang budiman, namun penulis juga menyadari

bahwa tesis ini masih perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan

penulis terima dengan senang hati demi kebaikan bersama.

Akhirnya dengan tulus penulis berdoa semoga amal kebaikan semua pihak

mendapatkan pahala dan imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Surakarta, Maret 2011

(7)

commit to user

vii

MOTTO

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit

dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula)segala puji di

akhirat. Dan Dia-lah yang maha Bijaksana lagi Maha

Mengetahui (Qs. Saba’:1)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari satu

urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

MOTTO ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 8

1. Motivasi Belajar ... 8

2. Metode Pembelajaran ... 14

(9)

commit to user

ix

B. Penelitian sejenis yang relevan ... 35

C. Kerangka Pemikiran ... 37

D. Rumusan Hipotesa ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... 42

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Definisi Operasional ... 44

F. Intrumen Penelitian. ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 53

B. Hasil Penelitian ... 56

C. Pembahasan ... 61

D. Keterbatasan Penelitian ……….. 67

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 68

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 69

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sinkronisasi metode pembelajaran dengan kemampuan yang akan

dicapai berdasarkan indikator ... 16

Tabel 3.1 Tabel Analisis 2 x 2 ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 45

Tabel 3.3 Analisis Anava – 2 Jalur ... 51

Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Motivasi Belajar Askeb II Persalinan ... 54

Tabel. 4.2 Deskripsi hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan metode demonstrasi dan metode ceramah. ... 47

Tabel 4.3 Deskripsi hasil belajar mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah ... 55

Tabel 4.4 Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Varian ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Variansi Two Way ... 58

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Motivasi Dasar ... 12

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Pengaruh Metode Demonstrasi ... 13

terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Ditinjau dari Motivasi Belajar

... 14

Gambar 4.1 Prestasi Belajar menurut Metode Pembelajaran ... 15

Gambar 4.2 Prestasi Belajar menurut Motivasi Belajar ... 16

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 82

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 83

Lampiran 3 Surat Kesediaan Menjadi responden ... 85

Lampiran 4 Kis-kisi Kuesioner ... 87

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Penelitian ... 90

Lampiran 6 Instrumen Hasil Belajar ... 90

Lampiran 7 Hasil Tabulasi motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 94

Lampiran 8 Hasil Uji Anava ... . 98

(13)

commit to user

xiii

ABSTRAK

Riska Aprilia Wardani, S541002027. Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Dalam Mata Kuliah ASKEB II Persalinan ( Standart Asuhan Persalinan Normal ) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Prodi Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto. Komisi pembimbing: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, dan dra. Sariyatun, M.Pd, M.Hum. Tesis: Magister Kedokteran Keluarga. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar mahasiswa di Prodi Kebidanan Stikes Dian Husada dalam UHAP II ( APN ) sebagian besar mahasiswa lulus ujian utama. Tetapi mahasiswa yang praktik klinik dirumah sakit maupun BPS belum melakukan APN sesuai standart. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar dalam mata kuliah ASKEB II persalinan ( standart asuhan persalinan normal ) ditinjau dari motivasi belajar pada mahasiswa prodi kebidanan stikes dian husada mojokerto.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain Faktorial 2X2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat II semester 3. 120 mahasiswa sebagai sampel yang dipilih dengan tehnik cluster random sampling dengan penerapan metode angket untuk instrument Motivasi Belajar dan metode tes untuk prestasi belajar Askeb II persalinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians.

Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan metode demonstrasi dan metode ceramah terhadap prestasi belajar Askeb II persalinan (Fhitung = 17,460 dengan nilai Signifikansi = 0,000), terdapat

perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar Askeb II persalinan (Fhitung = 271,519 dengan nilai Signifikansi = 0,000), tidak terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode mengajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar askeb II persalinan (Fhitung

= 0,012 dengan nilai Signifikansi = 0,913).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dengan penerapan metode demonstrasi lebih baik jika dibandingkan dengan penerapan metode ceramah, mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah, tidak terdapat Interaksi pengaruh penggunaan metode mengajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Disarankan kepada semua dosen untuk menggunakan metode mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

Riska Aprilia Wardani, S541002027. Effect Demonstration Against Method Course In Learning Achievement ASKEB II maternity (standarts of normal maternity care) reviewed from the Student Learning Motivation midwifery of program study in dian husada academic Mojokerto. supervising commission Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, and dra. Sariyatun, M.Pd,M.Hum. Thesis :Master of Family Medicine.Postgraduate program of sebelas maret University of Surakarta.2011

Learning achievement is something that can not be separated from learning activities, because learning is a process, whereas the achievement is the result of the learning process.Student learning achievement in midwifery of program study dian husada academic in UHAP II (APN) largely students passed the main examination. But students who practice in hospital clinics or BPS not yet doing according to standard APN. This study aims to determine whether there is influence of teaching method on learning achievement in course of ASKBE II maternity (standarts of normal maternity care) reviewed from the Student Learning Motivation midwifery of program study in dian husada academic Mojokerto

This research uses apparent experimental method with factorial design 2x2. The population in this research is totality student level II three-semester. 120 students as a sample selected with the technique of cluster random sampling with the application of the questionnaire method to instrument Learning motivation and test of methods for learning achievement Askeb II maternity. Data analysis techniques using two-way analysis of variance with prerequisite test analysis is normality test and homogeneity of variance test.

The results of this study is that there is the diference significant influence the use of demonstration method and speechmethod about learning achievement Askeb II maternity (Fhitung = 17,460 with significant value = 0,000), there is the diference significant influence between student possesing high learn motivation with student possesing low learn motivation for learning achievement Askeb II maternity.(Fhitung = 271,519 with significant value = 0,000),there is no interaction influence a significant between use of teaching methods and lecture method about learning achievement Askeb II maternity (Fhitung = 0,012 with significant value = 0,913)

Based on the results of these studies can concluded that the learning achievement with the implementation of demonstration method is better than the implementation speech method, student has been high motivation learning acquiring learning achievement is better than student has been low motivation learning, there isn't interaction influence use teaching method and lecture of motivation about learning achievement. recommended to those all of lecturer using lecture method appropriate with purpose of learning.

(15)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan

masyarakat dan berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan, keluarga

berencana, kesehatan bayi dan anak balita serta pelayanan kesehatan masyarakat

yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka

Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi ( Menteri Kesehatan RI, 2007: 3-5 ).

Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

pelayanan kebidanan. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya

didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan yang diatur melalui

Peraturan Menteri Kesehatan. Pencapaian kemampuan tersebut dapat diawali dari

institusi pendidikan yang berpedoman pada kompetensi inti bidan dengan

meningkatkan kemampuan bidan sesuai dengan kebutuhan ( Sofyan, 2003: 8-10 ).

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan dalam kualifikasi

pendidikan disebutkan bahwa : lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma III

merupakan bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan

praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan ( Menteri

(16)

commit to user

Proses penyelenggaraan pendidikan Diploma III Kebidanan dilaksanakan

melalui pendekatan kompetensi yang ditetapkan mensyaratkan proses belajar

mengajar yang disajikan secara kelompok menjadi tiga kategori yaitu teoritis

dalam bentuk ceramah dan bentuk – bentuk lain, latihan terbatas untuk

penguasaan ketrampilan dan latihan sebagai pengalaman lapangan sesuai dengan

bidang spesialis masing – masing. Kompetensi – kompetensi yang dimaksud

bersifat kognitif, afektif dan psikomotor ( Depkes, 2002: 71-72 ).

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu

dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal

yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan

belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia

telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari siswa ( faktor internal )

maupun dari luar siswa ( faktor eksternal ). Faktor internal diantaranya adalah

minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan faktor eksternal diantaranya

adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan ( Ridwan, 2008: 1-5 ).

Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberikan

rangsangan, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai

motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses

(17)

commit to user

dianalogikan sebagai bahan bakar yang dapat menggerakkan mesin. Motivasi

yang baik dan memadai dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam belajar

dan dapat meningkatkan prestasi belajar di kelas. Guru memiliki peranan strategis

dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didiknya melalui berbagai aktivitas

belajar yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan guru kepada siswa

secara individual ( Iskandar, 2009: 181-184 ). Motivasi merupakan salah satu

faktor dari dalam diri mahasiswa yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa

secara langsung. Apabila motivasi belajar mahasiswa tinggi maka prestasi belajar

mahasiswapun juga tinggi, sebaliknya motivasi yang rendah akan mempengaruhi

rendahnya prestasi belajar.

Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,

menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa

untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan metode pembelajaran diharapkan tumbuh

berbagai kegiatan belajar siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.

Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, siswa

berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses ini akan berjalan baik

kalau siswa lebih banyak aktif dibanding dengan guru. Karena itu metode

mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar

siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Tugas guru adalah

memilih dan menggunakan metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar

yang baik, tepat, efektif dan efisien. Ketepatan penggunaan metode mengajar

sangat tergantung kepada tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar

(18)

commit to user

Kegiatan belajar dalam Asuhan Persalinan Normal merupakan suatu

asuhan yang diberikan kepada ibu saat persalinan berlangsung yang berpedoman

pada asuhan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu

dan bayi baru lahir, baik setiap tahapan persalinan, kelahiran bayi maupun awal

masa nifas (JNPK-KR/POGI, 2007: 54-55 ). Dalam melaksanakan praktiknya

maka bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan wanita

hamil, melahirkan, masa post partum, dan melaksanakan pertolongan persalinan

dibawah tanggung jawabnya sendiri (Wahyuningsih dan Heni P, 2006: 35-36 ).

Kegiatan belajar mahasiswa di prodi Kebidanan Stikes Dian Husada

Mojokerto diukur melalui keberhasilan pencapaian kompetensi yang dilakukan

melalui Ujian Tahap II. Ujian Tahap II tahun 2010 pada pemenuhan standart

Asuhan Persalinan Normal dilakukan dilaboratorium menggunakan model

phantom bukan pada pasien langsung. Hasil evaluasi menunjukkan 75 %

mahasiswa lulus ujian tahap II utama, akan tetapi hasil evaluasi tersebut tidak

menjamin jika mahasiswa dapat melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan

standart Asuhan Persalinan Normal dengan benar karena pada kenyataannya,

setiap mahasiswa yang menjalani praktik klinik kebidanan di Rumah Sakit

ataupun Bidan Praktik Swasta dalam melakukan pertolongan persalinan belum

sesuai dengan standart.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Pengaruh

Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar dalam Mata Kuliah ASKEB II

Persalinan ( standart Asuhan Persalinan Normal ) Di Tinjau Dari Motivasi Belajar

(19)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara kelompok mahasiswa yang

diberi perkuliahan dengan metode demonstrasi dengan metode

konvensional ( ceramah ) ?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara kelompok

mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dengan motivasi rendah ?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara metode mengajar dengan motivasi

belajar terhadap Prestasi Belajar dalam Mata Kuliah ASKEB II Persalinan

( standart Asuhan Persalinan Normal ) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada pengaruh motode mengajar dengan motivasi

belajar terhadap Prestasi Belajar dalam Mata Kuliah ASKEB II Persalinan

( standart Asuhan Persalinan Normal ) Di Tinjau Dari Motivasi Belajar

Pada Mahasiswa Prodi Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara kelompok

mahasiswa yang diberi perkuliahan dengan metode demonstrasi

dengan metode konvensional (ceramah) dalam Mata Kuliah ASKEB

(20)

commit to user

b. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara

kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dengan motivasi

rendah dalam Mata Kuliah ASKEB II Persalinan ( standart Asuhan

Persalinan Normal ).

c. Untuk mengetahui interaksi pengaruh antara metode mengajar dengan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar dalam Mata Kuliah ASKEB

II Persalinan ( standart Asuhan Persalinan Normal ) di tinjau dari

motivasi belajar pada mahasiswa Prodi Kebidanan Stikes Dian Husada

Mojokerto.

3. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan tentang prestasi belajar mahasiswa yang

dipengaruhi oleh motivasi belajar dan metode mengajar terutama

dalam proses belajar mengajar pada institusi kebidanan.

b. Menambah wawasan tentang metode mengajar yang bisa digunakan

dalam meningkatkan perolehan prestasi belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi Kebidanan Stikes Dian Husada dapat memfasilitasi

strategi pembelajaran yang lebih tepat pada pembelajaran

Laboratorium terutama pada pemenuhan standart Asuhan Persalinan

(21)

commit to user

b. Bagi dosen/pendidik dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan

meningkatkan motivasi belajar dan pemilihan metode mengajar yang

lebih tepat pada pembelajaran Laboratorium terutama pada standart

Asuhan Persalinan Normal sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

c. Bagi mahasiswa dapat meningkatkan motivasi belajar serta

mendapatkan metode mengajar yang paling tepat untuk meningkatkan

pemahaman dan prestasi belajar dalam pelaksanaan standart Asuhan

(22)

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang

bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang

menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan

dari dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan

atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang

mendasarinya ( Uno,2008:1 ).

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Iskandar,2008:184).

Motivasi memiliki banyak persamaan makna atau beberapa istilah

seperti needs, drives, wants, insterests, desires. Motivasi merupakan

perilaku yang akan menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku

mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang

mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Kekutan-kekuatan ini pada dasranya dirangsang oleh adanya berbagai

macam kebutuhan, seperti: (1) keinginan yang hendak dipengaruhinya, (2)

(23)

commit to user

disebut sebagai produk motivasi dasar (Basic motivations process)

(Uno,2008:5).

Dari definisi di atas, produk motivasi dasar dapat digambarkan

dengan model proses seperti berikut:

Gambar 2.1. Proses Motivasi Dasar

Belajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan jiwa raga

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut

kognitif. afektif dan psikomotor ( Djamarah, 2002: 13 ).

Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah

memperoleh informasi yang disengaja baik yang menyangkut aspek

pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Belajar dalam arti yang luas ialah

proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan, dan penilaian atau mengenai sikap dan

nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai

aspek kehidupan ( Uno,2008:21 ).

Needs, desires, or

expectation

Goals Feedback

(24)

commit to user

Menurut Ausubel (1986) dalam teori menjelaskan bahwa belajar

merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan

yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Yamin,2009:98-102 ).

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Menurut Iskandar (2009:131) motivasi belajar adalah daya

penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar

untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman.

Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan

memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa

sehingga sunggguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai

prestasi.

Motivasi berhubungan rapat dengan bangkitnya minat di dalam

belajar dan perluasannya adalah merupakan dasar utama dari perbuatan

belajar. Salah satu bagian yang intergral dari prosedur belajar adalah

adanya bentuk motivasi yang efektif (Kasijan,1984:361).

b. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a) Motif-motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi

motivasi ini tanpa dipelajari.

b) Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul

(25)

commit to user

2) Motivasi jasmaniah dan rohaniah.

Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink,

otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan

(Iskandar,2009:187-189).

3) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

Instrinsic motivation is defined as a kind of motivation which

drives people to do something but ask for no tangible rewards. On

contrary, extrinsic motivation is defined as akind of motivation which

drives people to do something by expecting some tangible rewards

(Wikibooks,2009:4).

Yang berarti : motivasi instrinsik merupakan suatu bentuk motivasi

yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu tetapi tidak

meminta imbalan. Di sisi lain, motivasi ekstrinsik berarti suatu bentuk

motivasi yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu

dengan mengharapkan suatu imbalan.

Selanjutnya kedua jenis motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Motivasi instrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu

diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terdidik,

yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.

Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa

(26)

commit to user

menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan

berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri

sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan

seremonial.

b) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai

dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan

berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting.

Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah

dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar

mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan

motivasi ekstrinsik.

c. Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran

Motivasi mempunyai penanan penting dalam kegiatan

pembelajaran dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran. Adapun

peranan motivasi dalam pembelajaran menurut Iskandar (2009:192-193)

adalah sebagai berikut:

1) Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan

pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor

(27)

commit to user

dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan

proses pembelajaran.

2) Peran motivasi memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian

dengan suatu tujuan, tanpa adanya tujuan maka tidak akan ada

motivasi seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting

dalam mencapai hasil pembelajaran menjadi optimal. Dengan

demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa

yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.

3) Peran motivasi menyeleksi arah perbuatan. Disini motivasi dapat

berperan meyeleksi arah perbuatan bagi siswa apa yang harus

dikerjakan guna mencapai tujuan. Contoh: untuk menghdapi ujian,

supaya lulus dan mendapat hasil yang baik maka siswa harus mampu

menyisihkan waktu yang optimal untuk kegiatan belajar dan tidak

menyia-nyiakan waktu untuk menonton TV, membaca novel, bermain

karena tidak sesuai dengan tujuan.

4) Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam

kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam

diri siswa dan motivasi eksternal umumnya didapat dari guru

(pendidik). Jadi dua motivasi ini harus disinergikan dalam kegiatan

pembelajaran, apabila siswa ingin meraih hasil yang baik.

5) Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang

(28)

commit to user

seoptimal mungkin untuk belajar dengan tekun, dengan harapan

mendapat hasil yang baik dan lulus.

6) Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam

pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya

prestasi seseorang selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya

motivasi belajar siswa.

d. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Djamarah (2002: 123-124), fungsi motivasi dalam belajar

yaitu :

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi

karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu

yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahu dari

sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya

mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Jadi,

motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa

yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik

merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma

dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan

aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses

dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan

(29)

commit to user

membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prisip, dalil dan hukum

sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata

pelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata

pelajaran yang lain pasti anak akan mempelajari mata pelajaran dimana

tersimpan sesuati yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik

merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah

sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam

belajar.

e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan

cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu guru

harus dapat menggairahkan anak didik memberikan harapan yang relistis,

memberikan insentif dan mengarahkan perilaku anak didik kearah yang

menunjang tercapainya tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 135- 140).

1) Menggairahkan anak didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari - hari guru harus berusah

menghindari hal - hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu

memberikan kepada anak didik cukup banyak hal - hal yang perlu

(30)

commit to user

didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk

berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.

2) Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan - harapan anak didik yang relistis

dan memodifikasi harapan - harapan yang kurang atau tidak realistis.

Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lain.

Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan - harapan yang

realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak

mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin

keberhasilan kepada anak didik.

3) Memberikan insentif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan

memberikan hadiah kepada anak didik dapat berupa pujian, angka yang

baik, dan sebagainya atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong

untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan - tujuan

pengajaran.

4) Mengarahkan perilaku anak didik

Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan

memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang

mendidik menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang

(31)

commit to user

Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven

(1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik

tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar – besaran yaitu :

a) Pergunakan pujian verbal

b) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana

c) Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi

d) Melakukan hal - hal yang luar biasa

e) Merangsang hasrat anak didik

f) Memanfaatkan apersepsi anak didik

g) Terapkan konsep - konsep atau prinsip - prinsip dalam konteks yang

unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlihat dalam belajar

h) Minta anak didik untuk mempergunakan hal - hal yang sudah

dipelajari sebelumnya

i) Pergunakan simulasi dan permainan.

j) Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan.

k) Perkecil konsekuensi - konsekuensi yang tidak menyenangkan

terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar.

f. Prinsip-prinsip Motivasi

Menurut Driscoll (1994: 312) menyatakan bahwa pengajar dapat

berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan

cara mengajar, untuk merangsang meningkatkan dan memelihara motivasi

(32)

commit to user

membantu siswa mempertahankan motivasi. Keempat prinsip motivasi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Attention (Perhatian)

Perhatian muncul karena didorong rasa ingin tahu. Usaha guru

menciptakan rasa ingin tahu siswa perlu dirangsang dengan hal aneh, baru

dan lain dengan yang lainnya maupun kontradiktif. Dengan demikian akan

menarik perhatian siswa sehingga guru lebih mudah membawa siswa pada

tujuan pembelajaran. Strategi memunculkan prinsip perhatian :

a) Penggunaan metode penyampaian yang bervariasi

b) Penggunaan media yang menarik

c) Lakukan humor sesekali dalam proses

d) Gunakan peristiwa nyata, contoh sebagai analog dalam

memperjelas konsep

e) Biasakan menyisakan waktu untuk siswa bertanya sebagai satu

upaya keterlibatan keaktifan siswa

2. Relevance (Relevansi)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran

dengan kebutuhan dan kondisi siswa (nilai personal, nilai instrumental,

nilai cultural). Motivasi siswa terpelihara bila mereka berasumsi bahwa

hal-hal yang terus-menerus dipelajari pada akhirnya dapat memenuhi

kebutuhan pribadi (basic needs). Strategi menunjukkan relevansi

(33)

commit to user

a) Guru harus menjelaskan hal-hal atau (tindakan) setelah siswa

mempelajari materi tersebut

b) Guru harus menjelaskan manfaat pengetahuan pada kemudian hari

setelah mempelajari materi tersebut

c) Gunakan contoh yang langsung berhubungan dengan profesi tertentu

d) Melakukan latihan - latihan atau tes

3. Confidence (Kepercayaan diri)

Siswa merasa percaya diri dan mampu adalah potensi siswa agar

dapat berinteraksi positif dengan lingkungan. Siswa merasa dirinya

mampu menyelesaikan tugas dari guru merupakan salah satu modal

untuk menanamkan dorongan kuat pada siswa. Dengan percaya diri

menumbuhkan harapan diri siswa untuk memenuhi kebutuhannya.

Adapun strategi untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah:

a) Meningkatkan harapan mahasiswa untuk berhasil dalam belajar

maka guru harus mempersiapkan pembelajaran agar mudah

dipahami siswa

b) Guru harus menggunakan pernyataan persyaratan agar anak

didiknya berhasil yaitu guru menyampaikan tujuan perkuliahan dan

kriteria tes, Dengan demikian siswa dapat memperkirakan apa

(34)

commit to user

c) Menumbuh-kembangkan kepercayaan siswa untuk berhasil dengan

menggunakan strategi kontrol keberhasilan berada di tangan siswa

sendiri. Misalnya penentuan learning kontrak.

d) Ungkapan perkembangan siswa dengan "nampaknya anda telah

mulai memahami" atau sebut kelemahannya "ada hal- hal yang

perlu dikembangkan".

e) Berikan umpan balik yang konstruktif supaya siswa mampu

mengetahui pemahaman dan prestasi belajar sejauh ini.

4. Satisfaction (Kepuasan)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan tertentu akan

menghasilkan kepuasan dan siswa selalu termotivasi untuk terus

berusah mencapai tujuan yang serupa. Siswa yang telah mengalami

kepuasa dengan suksesnya pencapaian tujuan sesuai yang diharapkan,

maka siswa cenderung untuk mengulang perbuatan tersebut.

Motivator dapat meningkatkan rasa puas dengan mengatur tugas

pelajaran sehingga siswa dapat menikmati prestasi, penghargaan,

tangung jawab, kemajuan dan perkembangan pribadi.

Driscoll (1994: 312) menegaskan strategi untuk meningkatkan

kepuasan adalah: a) Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik

yang informatif, bukan ancaman. b) Berikan kesempatan kepada siswa

untuk langsung mempraktekan pengetahuan yang baru didapatkan. c)

(35)

commit to user

temannya yang belum berhasil. d) Bandingkan prestasi dimasa lalu

yang telah dicapai, bukan dengan prestasi siswa yang lain.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara untuk teknik penyampaian materi ajar untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Metode sebagai strategi

pembelajaran biasa dikaitkan dengan media dan waktu yang tersedia

untuk belajar. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang

dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber

belajar (Prawiradilaga, 2008:66).

Menurut (Sanjaya, 2009: 147) metode adalah cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi

yang telah ditetapkan. Keberhasilan implmentasi strategi pembelajaran

sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,

karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat

diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau

menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi

pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2008:

152-153).

Sementara itu, Siribunnan dan Tayraukham (2009: 279)

(36)

commit to user

emphaizing on thinking development to improve their student’sability.

It is not only in content but the thingking skills as well” .

Artinya: guru dapat mempraktekkan metode mengajar dengan

mengutamakan pada pengembangan berfikir untuk memperbaiki

kemampuan muridnya. Hal tersebut tidak hanya menyangkut isinya,

tetapi keterampilan berfikir lebih diutamakan.

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode dalam pembelajaran merupakan salah satu cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode

mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Ketetapan metode sangat tergantung dari aspek lain seperti, sesuai

dengan tujuan, sesuai dengan sarana, sesuai dengan alokasi waktu,

sesuai dengan jenis materi, sesuai dengan kemampuan siswa dan guru

(Muchicth, 2008: 113).

Dibawah ini digambarkan sinkroisasi antara metode dengan

(37)
[image:37.612.127.523.154.552.2]

commit to user

Tabel 2.1. Tabel sinkronisasi metode pembelajaran dengan kemampuan

yang akan dicapai berdasarkan indikator.

NO METODE KEMAMPUAN YANG AKAN DICAPAI BERDASARKAN INDIKATOR

1 Ceramah Menjelaskan konsep/prinsip/prosedur

2 Demonstrasi Menjelaskan suatu keterampilan berdasarkan standar

prosedur tertentu

3 Tanya jawab Mendapatkan umpan balik/partisipasi/menganalisis

4 Diskusi Menganalisa/memecahkan masalah

5 Studi mandiri Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensitesis/mengeval

uasi/melakukan sesuatubaik yang bersifat kogneti maupun

psikomotor

6 Simulasi Menjelaskan/menerapkan/menganalisa suatu konsep dan

prinsip

7 Pemecahan

masalah

Menjelaskan/menerapkan/menganalisa

konsep/prosedur/prinsip tertntu

8 Studi kasus Menganalisa dan memecah masalah

9 Praktikum Melakukan suatu keterampilan

10 Bermain

peran

Menerapkan suatu konsep/prinsip/prosedur

11 Seminar Menganalisis dan memecahkan masalah

12 Simposium Menganalisa masalah

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran standart

Asuhan Persalinan Normal adalah metode demonstrasi dan metode

ceramah

1. Metode Demonstrasi

(38)

commit to user

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengetahuan

Bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 76)

menjelaskan bahwa demonstrasi adalah “peragaan atau pertunjukan

tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu”.

Menurut Sanjaya (2009: 152) metode demonstrasi adalah

metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan dan tidak terlepas

dari penjelasan secara lisan oleh guru.

Roestiyah (2008: 83) menjelaskan bahwa metode

demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau

tim guru menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses. Dengan

metode ini, proses penerimaan mahasiswa terhadap materi yang

disampaikan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga

membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Selain itu

mahasiswa juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa

yang diperagakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Selain pendapat diatas, ada pendapat lain yang menyatakan

bahwa: The demonstration is an intructional method in which an

instructor shows and explains. Demonstration may be used to

enrich and increase the learner’s understanding. It is important for

the intructor to realize that, there is more to the demonstration

(39)

commit to user

showing, questioning, and application. When skill development is

the desired outcome, practice must be included as a major

component of the method.( Wikibooks, 2009).

Artinya: Demonstrasi adalah metode yang mengajarkan dimana

instruktur memperlihatkan dan menjelaskan. Demonstrasi dapat

digunakan untuk memperkaya dan menambah pengertian murid.

Penting bagi pengajar untuk melaksanakannya, karena lebih banyak

hal yang terdapat pada metode demonstrasi daripada hanya

memperlihatkan, menanyakan dan menerapkan. Ketika

pengembangan ketrampilan ingin berhasil, dalam kenyataannya

harus memasukkan komponen terbesar dari metode tersebut.

b) Manfaat Metode Demonstrasi

Djamarah dalam kutipan Adrian (2004: 1) menjelaskan

bahwa metode demonstrasi memiliki bermacam manfaat

diantaranya, komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik dapat

secara langsung melakukan tanya jawab), perhatian siswa dapat

lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah pada materi

yang sedang dipelajari serta pengalaman dan kesan sebagai hasil

pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta didik.

c) Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Menurut Sanjaya (2009: 152-153) sebagai suatu metode

pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan

(40)

commit to user

(1)Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan

pembelajaran yang dijelaskan.

(2)Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak

hanya mendengar, tetapi siswa juga melihat apa yang terjadi.

(3)Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Dengan demikian, siswa akan lebih meyakini kebenaran materi

pembelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga

memiliki kelemahan, diantaranya:

(1)Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,

sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal

sehingga menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan

sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses

tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,

sehingga memakan waktu yang banyak.

(2)Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat

yang memadaiyang berarti penggunaan metode ini memerlukan

pembiyaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

(3)Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru

yang khusu, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih

(41)

commit to user

kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

d) Langkah-langkah menggunakan Metode Demonstrasi

Menurut Yamin (2009: 153-154) Langkah-langkah dalam

menggunakan metode demonstrasi terdiri dari 3 (tiga) langkah

yaitu:

(1) Tahap persiapan meliputi: merumuskan tujuan yang akan

dicapai oleh siswa setelah demonstrasi berkhir. Tujuan ini

meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau

keterampilan tertentum mempersiapkan garis besar

langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan dan melakukan uji

coba demonstrasi.

(2) Tahap pelaksanaan meliputi: mengatur tempat duduk yang

memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas

apa yang didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang

harus dicapai oleh siswa, dan mengemukakan tugas-tugas apa

yang harus dilakukan oleh siswa.

Tahap pelaksanaan demonstrasi meliputi: memulai

demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa

untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung teka-teki, menciptakan suasana yang

menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan,

(42)

commit to user

jalannyademonstrasi dengan memperhatikanreaksi seluruh

siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara

aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat

dari proses demonstrasi itu.

(3) Tahap mengakhiri demonstrasi yaitu dengan memberikan

tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Selain

tugas, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama

tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan

selanjutnya”.

Menurut (Yamin, 2008: 154) “ Setelah demonstrasi, siswa

diberi kesempatan melakukan latihan ketrampilan seperti yang

telah diperagakan oleh guru atau pelatih.

2. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran

dengan komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode

ceramah efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian

informasi dan pengertian (Hasibuan, 2006: 13). Metode ceramah yaitu

sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada

umumnya mengikuti secara pasif (Muhibbin Syah, 2000). Metode

ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling

(43)

commit to user

mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan

jangkauan daya beli dan paham peserta didik (Adrian, 2004).

Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh

guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah

"berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan

pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama

mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang

dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan- pertanyaan

siswa.

Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai

metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup

sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan

alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan

bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang

mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak

dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin

meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata

pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran

(www.pakguruonline.pendidikan.net).

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pembelajaran

dengan metode ceramah :

a. Rumuskan tujuan instruksional khusus yang luas.

b. Susun bahan ceramah, gunakan "bahan pengait" atau Advance

(44)

commit to user

tingkat abstraksinya dan inklusivitasnya lebih tinggi dari kegiatan

belajar tersebut, tetapi berhubungan secara integral dengan materi

baru yang akan diajarkan.

c. Penyampaian bahan, keterangan singkat tetapi jelas,

berikan ilustrasi, keterangan tambahan dihubungkan

dengan masalah lain, dapat juga memberikan contoh secara

singkat dan kongkret.

d. Adakan rencana penilaian, tentukan teknik dan prosedur penilaian

yang tepat untuk megetahui tercapai atau tidaknya tujuan khusus

yang telah dirumuskan (Hasibuan, 2006: 13). Beberapa kelebihan

dan kelemahan metode ceramah :

a) Kelebihan metode ceramah :

1. Guru mudah menguasai kelas.

2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

4. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

5. Organisasi kelas sederhana

Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pendidik

adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara

sambil berdiri atau kadang- kadang duduk.

b) Kelemahan metode ceramah :

1. Membuat siswa pasif

(45)

commit to user

3. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjal, 1985 )

4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi

rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat

lebih besar menerimanya.

5. Sukar mcngonlrol sejauhmana pemerolehan belajar anak

didik.

6. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian

kata-kata)

7. Bila terlalu lama membosankan.(Syaifiil Bahri Djamarah,

2000)

8. Pendidik tidak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah

mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pendidik

beranggapan buhwa kalau para siswa duduk diam

mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan

kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang

diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut sering meleset,

walaupun siswa memperlihatkan reaksi penguasaan siswa

terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia

berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya

jawab atau tes.

9. Kata-kata yang diucapkan pendidik ditafsirkan lain oleh

siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian

(46)

commit to user

Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak

untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan

hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu

masyarakat untuk mewakili suatu pengertian.

(www.pakguruonline.pendidikan.net).

3. Prestasi Belajar

a. Definisi Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar dari bahasa Belanda yaitu Prestatie,

kemudian dalam bahasa indonesia disebut prestasi yang dapat

diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan dalam

berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai kemampuan,

ketermapilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

Menurut Sutratinah dalam Fathimah (2008:6-7) prestasi

belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat

yang dapat mencerminkan hasil yng sudah dicapai oleh setiap

peserta didik dalam periode tertentu. Pendapat ini berarti bahwa

prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak

melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan

belajar.

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator daya serap

(47)

commit to user

dan mentapkan keputusan atau langkah kebijakan baik yang

menyangkut mahasiswa, pendidikan maupuninstitusi yang

mengelola program pendidikan (Syah,2008:89).

Pendapat lain mengenai prestasi belajar disampaikan oleh

Hanushek and Pace dalam Kasirye (2009:1) bahwa : at the

individual level, low learning, achievement not only limits one’s

progression further in school but also negatively affects an

individual’s future income and productivity.

Artinya: pada tingkat individual, prestasi belajar yang

rendah tidak hanya menjadi salah satu keterbatasan kemajuan

selanjutnya di sekolah, tetapi juga berdampak negatif pada

kemampuan dan produktivitas individu di masa mendatang.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai

dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan

emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun

dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat

keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran.

b. Penilain Prestasi Belajar

Penilaian hasil belajar didasarkan pada 3 (tiga) aspek yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor (Winkel,2005:56). Ketiga aspek

tersebut saling terkait erat yang bahkan tidak boleh diabaikan

(48)

commit to user

dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai

rapor, indeks prestasi, angka kelulusan dan sebagainya.

Di negara Indonesia juga berlaku simbol nilai yang

menggunakan simbol A, B, C, D, dan E. Simbol ini merupakan

terjemahan dari simbol, angka-angka. Simbol nilai angka yang

berskala 0 sampai 4 ini lazim digunakan pada perguruan tinggi

untuk menetapkan indeks prestasi (IP) mahasiswa, baik pada setiap

semester maupun pada akhir penyelesaian studi(

Syah,2008:90-100).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sesuai dengan pendapat nurdin (2005:71-75), ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

individu antara lain:

a. Kondisi fisiologis (jasmani)

b. Kondisi psikologis, hal ini meliputi bakat, minat, motivasi,

sikap, intelektual mahasiswa.

Faktor internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan mahasiswa dalam belajar yang berasal dari

individu mahasiswa itu sendiri F'aktor internal yang

mempengaruhi belajar terdiri dari faktor jasmaniah, faktor

(49)

commit to user

faktor kesehalan dan cacat tubuh. Fakfor psikologis meliputi

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan

kesiapan (Slameto, 2003:54).

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu

antara lain:

a. Lingkungan sosial (teman, guru, keluarga, masyarakat)

b. Lingkungan fisik (sekolah, sarana prasarana, tempat tinggal,

rumah, asrama, kost).

Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan mahasiswa dalam belajar yang berasal dari luar

mahasiswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar

terdiri dari faktor keluarga faktor sekolah, dan faktor

masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor

sekolah

meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran diatas ukuran,

keadaan gedung, dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi

kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,teman bergaul,

(50)

commit to user

d. Prestasi Belajar Askeb II Persalinan.

Kompetensi atau kemampuan dalam melaksanakan

pertolongan persalinan sesuai standart Asuhan Persalinan Normal

sangat berkaitan dengan hasil yang diperoleh. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan

atau kesanggupan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang

dapat dilihat dari aspek tingkat pendidikan, pengetahuan,

pengalaman kerja dan pelatihan. Kompetensi khusus untuk prodi

kebidanan adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan klinis

kebidanan sesuai standar.

Kompetensi mahasiswa dalam asuhan persalinan normal

dirumuskan dalam 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut

(JNPPK/KKR-POGI, 2007: 37) :

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai

2½ ml ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn

sabun & air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan

(51)

commit to user

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi

dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan

gerakan vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap

dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10.Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai –

pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa

ingin meneran.

12.Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan

pastikan ia merasa nyaman.

13.Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran.

14.Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60

(52)

commit to user

15.Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16.Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17.Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan

18.Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19.Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm,

memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.

20.Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21.Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22.Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.

Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan

muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan

distal untuk melahirkan bahu belakang.

23.Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk

menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan

atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24.Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung

kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai

bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

(53)

commit to user

a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26.Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti

handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas

perut ibu.

27.Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

uterus.

28.Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus

berkontraksi baik.

29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM

(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikan oksitosin).

30.Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira

3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan

jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31.Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi

perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem

tersebut.

32.Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya

(54)

commit to user

33.Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di

kepala bayi.

34.Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari

vulva

35.Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36.Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan

kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah

doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan mengulangi prosedur.

37.melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan

arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan

lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38.Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta

dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu

pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39.Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri

dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian

palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba

(55)

commit to user

40.Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah

lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42.Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

43.Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu

paling sedikit 1 jam.

44.Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes

mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha

kiri anterolateral.

45.Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi

Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46.Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

47.Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

48.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49.Memeriksakan nadi

Gambar

Tabel 3.1   Tabel Analisis 2 x 2  .....................................................................
Gambar 2.1 Proses Motivasi Dasar  .............................................................
Gambar 2.1. Proses Motivasi Dasar
Tabel 2.1. Tabel sinkronisasi metode pembelajaran dengan kemampuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

akan selalu membawa manfaat. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan, terima kasih banyak.. Hubungan Kemandirian Belajar Dan Dukungan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar

Kesimpulan : Ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran antara kelas dengan metode ceramah dan kelas dengan metode penugasan terhadap prestasi belajar mata kuliah

Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Pengaruh metode role play dan motivasi belajar terhadap hasil prestasi belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa metode eksperimen dapat memberikan prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan metode demonstrasi pada penerapan model

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan Meningkatkatkan Prestasi Belajar Siswa Tentang Konsep Listrik pada mata pelajaran

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan cara pendekatan

yang ditolak yaitu hipotesis 5 tentang interaksi antara metode pembelajaran (eksperimen dan demonstrasi) dengan minat belajar siswa (tinggi dan rendah) terhadap