• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Celebrity Endorser (Sandra Dewi) terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Clear.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Celebrity Endorser (Sandra Dewi) terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Clear."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Produk dan pelayanan jasa saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini menyebabkan munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha, khususnya dalam periklanan. Perusahaan menggunakan celebrity endorser, baik itu para aktor atau aktris, dan atlet sebagai pendukung dalam beriklan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan membahas pengaruh celebrity endorser (Sandra Dewi) terhadap minat beli konsumen pada produk Clear di lingkungan Universitas Kristen Maranatha. Celebrity endorser dapat dinilai dari attractiveness, trustworthiness, dan expertise. Metode penelitian yang digunakan adalah metode non probabaility sampling dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 responden di lingkungan Universitas Kristen Maranatha Bandung yang pernah menonton iklan Clear kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan uji regresi berganda dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa pengaruh celebrity endorser mempengaruhi minat beli konsumen pada produk Clear sebesar 28.4%. Dengan kata lain minat beli konsumen dapat dijelaskan oleh celebrity endorser sebesar 28.4% dan sisanya 71.6% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian.

(2)

ABSTRACT

Products and services currently growing rapidly in Indonesia. This led to the emergence of many competitors in the business world, especially in advertising. Companies use celebrity endorser, be it the actors or actresses, and athletes as support in advertising. Based on the description above, this study will examine the influence of celebrity endorser (Sandra Dewi) of the consumers to buy the product in the Clear Maranatha Christian University. Celebrity endorsers can be judged from the attractiveness, trustworthiness, and expertise. The research method used was a non probabaility sampling by distributing questionnaires to 100 respondents in the Maranatha Christian University Bandung Clear've watched ads were analyzed quantitatively by using multiple regression with SPSS 16.0. Based on the results of research on the result that celebrity endorser attractiveness and expertise (Sandra Dewi) does not significantly influence consumer buying interest, while the celebrity endorser trustworthiness (Sandra Dewi) significantly influence consumers to buy. Results of research conducted obtained results state that the influence of celebrity endorser influence consumers to buy the product at 28.4% Clear. In other words, consumers buying interest can be explained by a celebrity endorser for the remaining 28.4% and 71.6% influenced or explained by other factors outside the study.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 9

2.1.2 Bauran Pemasaran ... 10

2.1.2.1 Unsur-unsur Bauran Pemasaran ... 10

2.1.3 Promosi (Promotion) ... 11

2.1.8 Pengaruh Celebrity endorser Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23

2.2 Kerangka Pemikiran ... 25

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 31

3.3.1 Populasi ... 31

3.3.2 Sampel ... 31

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5 Pengujian Instrument ... 34

3.5.1 Uji Validitas ... 34

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.6 Metode Analisis Data ... 35

3.7 Hasil Uji Instrument ... 36

3.7.1 Hasil Pengujian Validitas ... 36

3.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ... 42

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 42

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden... 43

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan Responden ... 44

4.2 Hasil Tanggapan Responden ... 45

4.2.1 Attractiveness ... 45

4.2.2 Trustworthiness ... 50

4.2.3 Expertise ... 55

4.2.4 Minat Beli ... 60

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 63

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel I Operasional Variabel ... 29

Tabel II Penelitian Skor Pada Skala Likert ... 33

Tabel III Hasil Pengujian Validitas Attractiveness ... 37

Tabel IV Hasil Pengujian Validitas Trustworthiness ... 38

Tabel V Hasil Pengujian Validitas Expertise ... 39

Tabel VI Hasil Pengujian Validitas Minat Beli ... 40

Tabel VII Hasil Uji Reliabilitas ... 41

Tabel VIII Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 42

Tabel IX Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 43

Tabel X Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... 44

Tabel XI Penampilan Sandra Dewi dalam iklan shampo Clear menarik ... 45

Tabel XII Penampilan Sandra Dewi dalam iklan shampo Clear terlihat berkelas ... 46

Tabel XIII Penampilan Sandra Dewi dalam iklan shampo Clear terlihat cantik ... 47

Tabel XIV Penampilan Sandra Dewi dalam iklan shampo Clear terkesan elegan ... 48

Tabel XV Penampilan Sandra Dewi dalam iklan shampo Clear terlihat seksi ... 49

Tabel XVI Sandra Dewi layak dipertahankan sebagai model iklan shampo Clear ... 50

Tabel XVII Dalam menyampaikan pesan iklan shampo Clear, Sandra Dewi mengatakannya dengan jujur ... 51

Tabel XVIII Dalam menyampaikan pesan iklan shampo Clear, Sandra Dewi dapat diandalkan ... 52

(7)

Tabel XX Dalam menyampaikan pesan iklan

shampo Clear, Sandra Dewi dapat dipercaya ... 54 Tabel XXI Sandra Dewi memiliki keahlian yang memadai

tentang shampo sehingga layak

menjadi model iklan shampo Clear ... 55 Tabel XXII Sandra Dewi mempunyai pengalaman yang

memadai berkaitan produk shampo Clear,

sehingga layak menjadi model iklan shampo Clear ... 56 Tabel XXIII Sandra Dewi mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang produk shampo Clear, sehingga layak menjadi model

iklan shampo Clear ... 57 Tabel XXIV Sandra Dewi memenuhi syarat untuk

mengiklankan produk shampo Clear ... 58 Tabel XXV Sandra Dewi cukup terlatih sebagai model iklan

sehingga layak menjadi model iklan shampo Clear ... 59 Tabel XXVI Setelah melihat iklan shampo Clear

dengan model iklan Sandra Dewi, saya tertarik untuk mencari informasi

tentang produk tersebut ... 60 Tabel XXVII Setelah melihat iklan shampo Clear

dengan model iklan Sandra Dewi,

saya mempertimbangkan untuk membeli ... 61 Tabel XXVIII Saat melihat iklan shampo Clear dengan

model iklan Sandra Dewi, saya tertarik untuk membeli

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner ... 75

Lampiran B Hasil Tabulasi Data ... 79

Lampiran C Hasil Uji Validitas ... 83

Lampiran D Hasil Uji Reliabilitas ... 88

Lampiran E Hasil Uji Frekuensi dan Tanggapan Responden ... 93

Lampiran F Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 101

(9)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk dan pelayanan jasa saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. Konsumen dengan mudah memenuhi kebutuhannya karena semakin beragamnya produk. Keberagaman produk tersebut membuat konsumen mempunyai banyak pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

Banyaknya pesaing yang bermunculan mengharuskan sebuah perusahaan tanggap terhadap perubahan dan memiliki strategi pemasaran yang kuat. Keberhasilan dalam usaha tidak hanya dari kualitas produk tetapi strategi pemasaran mereka yang matang. Menjadi tantangan bagi para produsen untuk berlomba menciptakan strategi pemasaran yang efektif.

Strategi pemasaran merupakan dasar dari setiap tindakan pemasaran untuk memastikan perusahaan dapat mencapai tujuan bisnisnya. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan kegiatan promosi kepada konsumen melalui iklan.

(10)

2 BAB I PENDAHULUAN

Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Kemampuan iklan dalam menyampaikan pesan kepada konsumen memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus memiliki cara kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan preferensi terhadap merek. Salah satu cara kreatif dalam beriklan adalah dengan menggunakan

celebrity endorser.

Celebrity endorser adalah seorang pribadi baik itu aktor, artis maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan, karena prestasinya di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga mempengaruhi konsumen sasaran (Shimp, 2003). Keberadaan

endorser tersebut memiliki pengaruh terhadap kesuksesan suatu produk. Endorser di dalam sebuah iklan berperan sebagai juru komunikasi dan bintang iklan yang diharapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih endorser yang tepat untuk menyampaikan pesan iklan yang diinginkan kepada target pasar.

(11)

3 BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan ketiga cara pengukuran dalam kredibilitas sumber (source credibility) tersebut, perusahaan memilih endorser yang berasal dari kalangan selebritis karena memiliki kredibilitas terhadap suatu produk. Kredibilitas endorser

berpengaruh terhadap proses decoding suatu pesan. Apabila endorser dapat dipercaya oleh audiens maka pesan sangat mungkin untuk dipercaya (Schiffman dan Kanuk, 2010).

Endorser yang kredibel akan dapat meningkatkan penerimaan pesan, sebaliknya endorser yang tidak kredibel akan menurunkan tingkat penerimaan pesan (Kussudyarsana, 2004). Pembentukan sikap terhadap merek dipengaruhi secara langsung oleh persepsi mengenai endorser baik yang menggunakan endorser

selebriti maupun yang bukan selebriti (Burke dan Eddel 1989, Mackenzie,Lutz dan Belch 1986, dalam Yulistianto dan Suryandari, 2003). Selain itu, persepsi mengenai

endorser juga mempengaruhi pembentukan konsumen sasaran terhadap sikap mereka pada iklan. Persepsi tidak hanya bergantung rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Secara tidak langsung, persepsi mengenai endorser mempengaruhi minat beli (purchase intention) konsumen.

(12)

4 BAB I PENDAHULUAN

Menurut Evan and Barry (1995), minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang dan jasa) yang dipengaruhi oleh sikap di luar konsumen dan di dalam konsumen itu sendiri.

Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah industri perawatan kebutuhan pribadi terutama di bidang shampo. Produk perawatan pribadi khususnya shampo boleh dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Bahkan persaingan di kategori ini diperkirakan tidak akan pernah berakhir, mengingat produk ini termasuk salah satu dari produk perawatan pribadi yang dibutuhkan oleh semua orang, tanpa terkecuali. Salah satu contoh perusahaan di bidang shampo yang menerapkan strategi pemasaran dengan menggunakan selebriti untuk dapat tetap unggul dari para pesaingnya yaitu PT. Unilever Indonesia, Tbk pada produk shampo Clear.

Pada tahun 2009, Clear mengeluarkan produk terbarunya yaitu Clear Soft and Shinny yang dikhususkan untuk wanita dengan bintang iklan sekaligus celebrity endorsernya adalah Sandra Dewi. Sandra Dewi dipilih sebagai celebrity endorser Clear ini untuk menginspirasikan wanita di Indonesia untuk mempunyai rambut rambut bebas ketombe dan terasa empat kali lebih lembut meskipun jadwal mereka sibuk dan untuk mendongkrak penjualan Clear. Pada tahun 2011, Clear kembali mengeluarkan produk terbarunya yaitu Nutrium10 untuk wanita dan Pro-Nutrium10 untuk pria. Dalam mempromosikan dan memperkenalkan produk terbarunya, Clear

(13)

5 BAB I PENDAHULUAN

Terpilihnya Agnes Monica sebagai celebrity endorserClear yang baru karena ia memiliki banyak prestasi dan talenta yang sangat bagus baik di dalam negeri maupun di luar negeri. PT. Unilever Indonesia, Tbk berharap dengan menggunakan Agnes Monica di iklan produk shampo Clear tersebut dapat mendorong minat beli konsumen.

Namun harapan dari PT. Unilever Indonesia, Tbk tidak terwujud karena sejak bergabungnya Agnes Monica di dalam iklan shampo Clear sebagai celebrity endorser yang baru membuat market share dan peringkat top brand Clear dalam

kategori shampomenurun. Terbukti dengan menurunnya jumlah pangsa pasar Clear

pada tahun 2010 telah menguasai pasar sebesar 20.9%, dan pada tahun 2011 hanya menguasai pasar sebesar 18,5%, Clear pada tahun 2011 berada pada peringkat ketiga dalam top brand pada kategori shampo, sedangkan pada tahun 2010 berada pada peringkat kedua dalam top brand pada kategori shampo (SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010, dan SWA no.15/XXVII/18-27 Juli 2011).

(14)

6 BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan hal itulah maka PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat keputusan yaitu dengan cara mengangkat kembali Sandra Dewi sebagai celebrity endorser pada iklan Clear terbaru menggantikan Agnes Monica. Penggunaan kembalinya Sandra Dewi sebagai celebrity endorser Clear karena ia memiliki kredibilitas yang tinggi pada produk Clear.

Dengan penjelasan di atas, kita melihat bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk pernah menggunakan Agnes Monica sebagai celebrity endorser untuk produk Clear. PT. Unilever Indonesia Tbk tentu telah mempertimbangkannya dengan sangat baik ketika menggunakan Agnes Monica untuk meningkatkan minat beli, namun hasilnya di luar dugaan minat beli terhadap produk Clear yang ditunjukkan pada hasil survey top brand tidak sebaik yang di prediksikan. Tahun 2012, Clear mengganti celebrity endorser yang lama dari Agnes Monica menjadi Sandra Dewi. Peneliti ingin melihat apakah Sandra Dewi sebagai celerbity endorser baru Clear dapat membuat minat beli konsumen naik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan membahas tentang bagaimanakah pengaruh celebrity endorser yang terdapat di dalam iklan produk

(15)

7 BAB I PENDAHULUAN

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh daya tarik (attractiveness) celebrity endorser

terhadap minat beli konsumen pada produk Clear?

2. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan (trustworthiness) celebrity endorser

terhadap minat beli konsumen pada produk Clear?

3. Apakah terdapat pengaruh keahlian (expertise) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh daya tarik (attractiveness) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear.

2. Menganalisis pengaruh kepercayaan (trustworthiness) celebrity endorser

terhadap minat beli konsumen pada produk Clear.

(16)

8 BAB I PENDAHULUAN

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada : 1. Kegunaan Teoritis :

 Bagi Penulis :

Menambah dan memperdalam pengetahuan peneliti khususnya mengenai

celebrity endorser dan minat beli konsumen yang didapatkan baik selama kuliah maupun selama praktek di lapangan dalam rangka penulisan skripsi ini.

 Bagi Pihak Lain :

Dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Kegunaan Praktis :

(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian tentang pengaruh celebrity endorser terhadap minat beli

konsumen pada produk Clear, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

 Nilai signifikansi (α) pada attractiveness yang diperoleh dari analisis regresi

sebesar 0.715, yang berarti Ho diterima karena nilai signifikansi (α) dari

faktor persepsi nilainya lebih dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

attractiveness tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli

konsumen di lingkungan sekitar Universitas Kristen Maranatha Bandung.

 Nilai signifikansi (α) pada trustworthiness yang diperoleh dari analisis regresi

sebesar 0.001, yang berarti Ho ditolak karena nilai siignifikansi (α) dari

faktor persepsi lainnya kurang dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

trustworthiness berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli di

lingkungan sekitar Universitas Kristen Maranatha Bandung.

 Nilai signifikansi (α) pada expertise yang diperoleh dari analisis regresi

sebesar 0.119, yang berarti Ho diterima karena nilai signifikansi (α) dari

faktor persepsi lainnya lebih dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

expertise tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli di

(18)

70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 Besarnya pengaruh celebrity endorser terhadap minat beli adalah sebesar

28.4% dan sisanya adalah 71.6% dipengaruhi faktor lain. Berarti pengaruh

yang diberikan celebrity endorser terhadap minat beli konsumen tidak begitu

besar yaitu sebesar 28.4%.

5.2 Keterbatasan Penelitan

 Dalam penelitian ini hanya menggunakan faktor celebrity endorser untuk

menguji minat beli konsumen.

 Dalam penelitian ini hanya dilakukan di lingkungan Universitas Kristen

Maranatha.

 Dalam penelitian ini hanya menggunakan celebrity endorser yaitu Sandra

Dewi.

5.3 Saran

 Sebaiknya dalam pengumpulan data tidak hanya dilakukan di lingkungan

Universitas Kristen Maranatha saja sehingga mendapatkan hasil data yang

lebih baik seperti di mall.

 Untuk penelitian kedepan, dalam melakukan penelitian ini menggunakan

faktor lain selain faktor celebrity endorser untuk mengukur minat beli

konsumen seperti fakor sponsorship.

 Penelitian selanjutnya diharapkan dapat diuji dengan menggunakan

celebrity endorser lain pada produk Clear seperti Irfan Bacdhim, Sherina,

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, K. and T. Clevenger (1963), "A Summary of Experimental Research in

Ethos:' SpeechMonographs,59-78.

Applbaum, Ronald F and Karl WE. Anatol (1972), "The Factor Structure of Source

Credibility as a Function of the Speaking Situation, Speech Monographs,39

(August), 216-222.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT

Rineka Cipta.

Aronson, Elliot and Philip Worchel (1966), "Similarity versus Liking as

Determinants of Interpersonal Attractiveness,"Psychonomic Science, 5 (4), 157-158.

Atkin, Charles and Martin Block (1983), “Effectiveness of Celebrity Endorsers”,

Journal of Advertising Research, 23, March, 57-61.

Baker, Michael J. and Gilbert A. Churchill, Jr. (1977), "The Impact of Physically

Attractive Models on Advertising Evaluations," Journal of Marketing

Research, 14 (November), 538-555.

Evaluating the Acceptability of Message Sources", Public Opinion Quarterly,

33 (Winter),563-576.

Chaiken,Shelly(1979),"Communicator Physical Attractiveness and Persuasion,"

Journal of Personality and Social Psychology, 37 (2), 1387-1397.

Cooper, D.R & P.S. Schindler. 2001. Business Research Methods, 7th

Edition,McGraw-Hill Companies, Inc., New York.

Evans, Joel R. and Barry Berman. (1995). Principles of Marketing. 3rd edition,

Prentice Hall International, Inc., New Jersey.

Ferdinand A, (2002). Structural Equation Modelling Dalam Peneltian Manajemen.

Edisi 2, Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP

Ghozali, Imam, 2011. Edisi Kelima. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

(20)

Giffin, Kim (1967), "The Contribution of Studies of Source Credibility to a Theory

of Interpersonal Trust in the Communication Process," Psychological

Bulletin, 68 (2), 104-119.

Griffitt,William B. (1966)," Interpersonal Attractions as a Function of Self Concept

and Personality Similarity-Dissimilarity," Journal of Personality and Social

Psychology, 4(6), 581-584.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.

Hair, JF., Anderson, RE., Tatham, R.L., and Black W.C., (1998), Mutivariate Data

Analysis, 5th ed.,Upper Sadlle River, New Jersey: Pretice Hall.

Hartono, Jogiyanto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam,

BPFE, Yogyakarta.

Horai, J.M., N. Naccari , and E. Fatoullah, (1974), "The Effects of Expertise and

Physical Attractiveness Upon Opinion Agreement and Liking”,Sociometry,

37 (4), 601- 606.

Hovland, Carl I., Irving K. Janis, and Harold H., Kelley (1953),Communication and

Persuasion, New Haven, CT: Yale University Press.

Joseph, W. Benoy (1982), "The Credibility of Physically Attractive Communicators:

A Review," Journal of Advertising,11 (3), 15- 24.

Kahle, Lynn R. and Pamela M. Homer (1985), "Physical Attractiveness of the

Celebrity Endorser: A Social Adaptation Perspective," Journal of Consumer

Research, 11 (March), 954-961.

Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning.

Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm. 51.

Kotler,Philip, 2002.Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Milenium, Jakarta:

PT.Prenhalindo.

Kotler,Philip dan Armstrong, Gary, 2011. 10th Edition. “Marketing an Introduction”.

Indonesia: Pearson.

Kussudyarsana, 2004, “Fenomena Selebritas sebagai Model Iklan dari sudut

pandang Sumber Pesan”, Benefit,Vol. 8 No. 2 , Desember, UMS Surakarta.

(21)

LittleJohn, Stephen W, 2005. 5th Edition. “Theories of Human Communication” .

Terjemahan edisi Indonesia 1 (Chapter 1-9), dan edisi Indonesia 2 (Chapter

10-16).

Maddux, James E. and Ronald W Rogers (1980)," Effects of Source

Expertness,Physical Attractiveness and Supporting Arguments on Persuasion:

A Case of Brains Over Beauty," journal of Personality and Social

Psychology, 39 (2), 235-244 Applbaum, Ronald F and Karl WE. Anatol

(1972), "The Factor Structure of Source Credibility as a Function of the

Speaking Situation,” Speech Monographs,39 (August), 216-222.

McCroskey, James C. (1966), "Scales for the Measurement of Ethos," Speech Consumers “Journal Trush Marketing Review.ABI/INFORM Global.

Ohanian, Roobina. 1990. “Construction and Validation of Scale to Measure Celebrity

Endorsers Perceived Expertise, Trustworthiness, and Attractiveness”. Journal

of Advertising. ABI/INFORM Research. 19(3);39-52.

Ray. L., Michael.(1982). Advertising and Communication Management, Englewood

Cliffs, Prentice Hall.

Ross, Joel A. (1973), "Influence of Expert and Peer Upon Negro Mothers of Low

Socio-economic Status,"The Journal of Social Psychology, 89, 79-84.

Sajian Utama IBBA 2010. Majalah SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010.

Sajian Utama IBBA 2011. Majalah SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011.

Schiffman, Leon. G. dan Leslie Lazar Kanuk, 2010. 10th Edition. “Consumer

Behaviour”. Indonesia:Prentice Hall Inc.

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.

(22)

Tjiptono,Fandy.,Chandra,Yanto.,Diana,Anastasia.2004, Marketing Scale. Jogjakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy, 1997. Edisi Kedua.Strategi Pemasaran.Jogjakarta: Andi.

Widgery, Robin N. and Richard S. Ruch (1981), "Beauty and the Machiavellian,”

Referensi

Dokumen terkait

Pasar pada awalnya adalah tempat lingkungan dan bangunan sebagaia. tempat jual beli, penyaluran, pertukaran dan pertemuan antara

Sehubungan dengan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2013 bersama ini kami mengundang saudara/i

[r]

[r]

Menurut Ralph Linton : “masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan berkerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka

[r]

the program (for information exchange, confrontation, and entertainment ).” (Ilie, 2001, p. The questions the talk show host asks may cause discomfort to the guest. However,

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diambil suatu perumusan masalah, yaitu “ Bagaimana merancang sistem informasi administrasi rawat inap dan rawat