Nomor daftar : 89/UN40.FPEB.1.PL.2013
Apep Rohimat, 2013
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA
SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA
KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG
(Sensus pada Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh :
APEP ROHIMAT 0707782
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG
(Sensus pada Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung)
Oleh : Apep Rohimat
0707782
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Manajemen Bisnis
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Apep Rohimat
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Apep Rohimat, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM NIP. 19550917 198002 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Eded Tarmedi, MA NIP. 19580105 198002 1 002
Mengetahui, Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., MM. NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
ABSTRAK
Apep Rohimat (0707782), “Pengaruh Pelatihan terhadap Motivasi Kerja serta
Implikasinya pada Kinerja Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung”. Di bawah bimbingan Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM dan Drs. H, Eded Tarmedi, MA.
Setiap perusahaan dituntut melakukan strategi yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan dalam rangka menghadapi persaingan yang tinggi, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dukungan kinerja yang baik dari karyawan. Oleh karena itu dibutuhkan usaha dari perusahaan untuk memberikan kenyamanan kerja sehingga tercipta motivasi kerja bagi karyawan. Persaingan pelayanan Hotel di Bandung yang sangat ketat membuat Geulis Boutique Hotel & Café Bandung harus memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, tetapi hal ini akan terhambat oleh tingkat motivasi kerja karyawan yang menurun. Pelatihan diharapkan dapat merangsang kembali motivasi kerja karyawan sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan dalam rangka mendukung terciptanya produktivitas perusahaan.
Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui gambaran pelatihan, 2) Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja, 3) Untuk mengetahui gambaran kinerja karyawan, 4) Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja, 5) Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan, dan 6) Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung, baik secara simultan maupun parsial.
Objek dalam penelitian ini adalah karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan (X) terhadap motivasi kerja (Y) serta implikasinya pada kinerja karyawan (Z). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah
explanatory survey dengan teknik sampel jenuh dengan jumlah sampel 55 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah path analysis dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0 for windows.
Dalam penelitian ini terdapat gambaran bahwa 1) Pelatihan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung berada pada kategori tinggi, 2) Motivasi kerja karyawan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung berada pada kategori tinggi, 3) Kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung berada pada kategori tinggi, 4) Pelatihan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja dengan tingkat korelasi kuat sebesar 74,1% dan sisanya 25,9% dipengaruhi oleh faktor lain, 5) Pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat korelasi kuat sebesar 76,1% dan sisanya 23,9% dipengaruhi oleh faktor lain, dan 6) Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat korelasi kuat sebesar 81,1% dan sisanya 18,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai pelatihan, motivasi dan kinerja tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.
Apep Rohimat, 2013
ABSTRACT
Apep Rohimat (0707782),"The Influence of Training on Work Motivation and Its Implications on Performance of Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Employees".Under the guidance of Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM and Drs. H, Eded Tarmedi, MA.
Each company is required to commit a good strategy to achieve corporate objectives in order to face high competition. To achieve that goal, a good performance of employees is required. Therefore, it takes the efforts of companies to provide the comfort of work in order to create motivation for employees. The tight competition of service in Hotels in Bandung makes Geulis Boutique Hotel & Café Bandung provide the best service to consumers, but this will be hampered by
the declining employees’ motivation. Training is expected to stimulate employee
motivation back so it can improve the performance of employees in order to support a company's productivity.
This study aims 1) to find a picture of the training conducted, 2) to reveal the picture of employees work motivation, 3) To reveal the employees performance, 4 ) To determine the influence of training on work motivation, 5) To determine the influence of work motivation on employees performance, and 6) To determine the influence of motivation on performance of Geulis Boutique Hotel & Café Bandung employees, either simultaneously or partially.
Objects in this study were employees of Geulis Boutique Hotel & Café Bandung. The independent variable was training (X) on work motivation (Y) and its implications on the performance of the employees (Z). This type of research is descriptive verification, and the method used is explanatory saturated sample survey technique with a sample of 55 respondents. The data analysis technique used is path with computer software SPSS 20.0 for windows.
In this study stated that 1) Training in Geulis Boutique Hotel & Café Bandung were on high category, 2) Work motivation in Geulis Boutique Hotel & Café Bandung were on high category, 3) Employees performance in Geulis Boutique Hotel & Café Bandung were on high category, 4) Training gives positive effect on work motivation with high corelation is equal to 74,1 % and the remainder by 25,9% influenced by other factor, 5) Training gives positive effect on the employees performance with high corelation is equal to 76,1 % and the remainder by 23,9% influenced by other factor, and 6) Work motivation gives positive effect on the employees performance with high corellation is equal to 81,1 % and the remainder by 18,9% influenced by other factor. The results of this study is recommende as the basics for other research about training, work motivation and employee performance with different indicators and object.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 15
1.3 Rumusan Masalah ... 16
1.4 Tujuan Penelitian ... 17
1.5 Kegunaan Penelitian ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pelatihan, Motivasi dan Kinerja Karyawan ... 19
2.1.1 Konsep Pelatihan dalam Fungsi Sumber Daya Manusia ... 19
2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... 38
2.1.4 Pengaruh Pelatihan terhadap Motivasi Kerja serta Implikasinya pada
Kinerja Karyawan ... 55
2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 58
2.2 Kerangka Pemikiran ... 60
2.3 Hipotesis ... 67
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 68
3.2 Metode Penelitian ... 69
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan ... 69
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 71
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 76
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 77
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 80
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 81
3.2.7 Rancangan Analisis Data ... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 108
4.1.1 Profil Perusahaan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 108
4.1.2 Profil Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 114
4.2 Tanggapan Responden Terhadap Pelatihan ... 119
4.2.1 Tujuan dan Sasaran Pelatihan ... 119
4.2.3 Materi Pelatihan ... 123
4.2.4 Metode Pelatihan ... 124
4.2.5 Pelaksanaan Pelatihan ... 125
4.2.6 Perubahan Perilaku Setelah Pelatihan ... 126
4.2.7 Kualitas Kerja Setelah Pelatihan ... 127
4.2.8 Gambaran Pelatihan ... 128
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja ... 131
4.3.1 Tanggung Jawab Pribadi yang Tinggi ... 131
4.3.2 Program Kerja Berdasarkan Rencana dan Tujuan yang Realistik serta Berjuang Untuk Merealisasikannya ... 132
4.3.3 Kemampuan Untuk Mengambil Keputusan dan Berani Mengambil Resiko yang Dihadapinya ... 135
4.3.4 Usaha Melakukan Pekerjaan yang Berarti dan Menyelesaikannya Dengan Hasil yang Memuaskan ... 136
4.3.5 Keinginan Menjadi Orang Terkemuka yang Menguasai Bidang Tertentu138 4.3.6 Gambaran Motivasi Kerja ... 140
4.4 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan ... 143
4.4.1 Kualitas Kerja ... 143
4.4.2 Produktivitas ... 145
4.4.3 Pengetahuan Kerja ... 146
4.4.4 Bisa Diandalkan dalam Pekerjaan ... 147
4.4.5 Tepat Waktu Dalam Kehadiran ... 149
4.4.7 Gambaran Kinerja Karyawan ... 151
4.5 Pengaruh Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 154
4.5.1 Pengujian Simultan ... 154
4.5.2 Pengujian Parsial ... 155
4.6 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 161
4.6.1 Pengujian Simultan ... 161
4.6.2 Pengujian Parsial ... 161
4.7 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 168
4.7.1 Pengujian Simultan ... 168
4.7.2 Pengujian Parsial ... 168
4.8 Pembahasan dan Analisis ... 175
4.9 Implikasi Hasil Penelitian ... 180
4.9.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 180
4.9.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 183
4.10 Implikasi Penelitian Terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 189
BAB V KASIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 192
5.2 Rekomendasi ... 194
DAFTAR PUSTAKA ... 198
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Hal.
Tabel
1.1 Persentase Pola Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Tahun 2011 ... 1
1.2 Data Jumlah Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Tahun 2007 – 2011 ... 4
1.3 Data Jumlah Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Berdasarkan Posisi Kerja Tahun 2011 ... 5
1.4 Rekapitulasi Karyawan Keluar Pada Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Tahun 2007 – 2011 ... 7
1.5 Rekapitulasi Tingkat Absensi Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2007 – 2011 ... 8
1.6 Faktor Internal Dan External Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 10
2.1 Orisinalitas Penelitian ... 58
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 72
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 76
3.3 Jumlah Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Berdasarkan Posisi Kerja Tahun 2011 ... 78
3.4 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 83
3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 83
3.6 Hasil Pengujian Realibilitas ... 87
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 114
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 115
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 116
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 117
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Kerja ... 118
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 119
4.7 Tanggapan Responden Terhadap Tujuan dan Sasaran Pelatihan ... 120
4.9 Tanggapan Responden Terhadap Materi Pelatihan ... 123
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Metode Pelatihan ... 124
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Pelatihan ... 125
4.12 Tanggapan Responden Terhadap Perubahan Perilaku Setelah Pelatihan ... 126
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Kerja Setelah Pelatihan ... 127
4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Pelatihan ... 129
4.15 Tanggapan Responden Terhadap Tanggung Jawab Pribadi ... 131
4.16 Tanggapan Responden Terhadap Program Kerja Berdasarkan Rencana dan Tujuan yang Realistik Serta Berjuang untuk Merealisasikannya ... 132
4.17 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Untuk Mengambil Keputusan Dan Berani Mengambil Resiko yang Dihadapinya... 135
4.18 Tanggapan Responden Terhadap Usaha Karyawan dalam Melakukan Pekerjaan yang Berarti dan Menyelesaikannya dengan Hasil yang Memuaskan ... 137
4.19 Tanggapan Responden Terhadap Keinginan Menjadi Orang Terkemuka Yang Menguasai Bidang Tertentu ... 139
4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja ... 140
4.21 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Kerja ... 143
4.22 Tanggapan Responden Terhadap Produktivitas ... 145
4.23 Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan Kerja ... 146
4.24 Tanggapan Responden Terhadap Keyakinan Terhadap Kemampuan Dalam Mengerjakan Pekerjaan ... 148
4.25 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Waktu Pada Jam Masuk Dan Pulang Bekerja ... 149
4.26 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kebebasan Dalam Mengerjakan Pekerjaan ... 150
4.27 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan... 152
4.28 Pengujian Secara Simultan... 154
4.29 Matriks Korelasi Antara Pelatihan (X) Tehadap Motivasi Kerja (Y) ... 156
4.30 Pengujian Parsial ... 158
4.32 Pengujian Secara Simultan... 161 4.33 Matriks Korelasi Antara Pelatihan (X) Tehadap Kinerja Karyawan (Z) ... 162 4.34 Pengujian Parsial ... 165 4.35 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari
Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan ... 166 4.36 Pengujian Secara Simultan... 168 4.37 Matriks Korelasi Antara Motivasi Kerja (Y) Tehadap Kinerja Karyawan (Z)169 4.38 Pengujian Parsial ... 172 4.39 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Hal.
Gambar
2.1 Model Motivasi Dari Content Theory ... 43
2.2 Hirarki Kebutuhan Maslow ... 44
2.3 Mekanisme Penilaian Kinerja Karyawan ……….. 55 2.5 Kerangka Pemikiran Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 65
2.6 Paradigma Penelitian Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 66
3.1 Struktur Hubungan Kausal antara X Y dan Z ... 90
3.2 Struktur Hubungan Kausal antara Hipotesis 1 ... 91
3.3 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 1 ... 92
3.4 Struktur Hubungan Hipotesis 2 ... 95
3.5 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 2 ... 96
3.6 Struktur Hubungan Hipotesis 3 ... 100
3.7 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 3 ... 100
4.1 Hasil Kontinum Pelatihan ... 131
4.2 Hasil Kontinum Motivasi ... 142
4.3 Hasil Kontinum Kinerja ... 154
4.4 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Pengaruh Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja ... 157
4.5 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan ... 164
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Hal.
Lampiran
1 Kuesioner Penelitian ... 204
2 Instrumen Penelitian ... 205
3 Perhitungan analisis Path Pengaruh Pelatihan Terhadap Motivasi ... 208
4 Perhitungan analisis Path Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja ... 210
5 Perhitungan analisis Path Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja ... 212
6 Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Pelatihan Terhadap Motivasi ... 214
7 Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Pelatihan Terhadap Kinerja ... 216
8 Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Motivasi Terhadap Kinerja ... 218
9 Koding Data Variabel Pelatihan ... 219
10 Koding Data Variabel Motivasi ... 221
11 Koding Data Variabel Kinerja ... 223
12 Nilai r Product Moment ... 225
13 Tabel Distribusi F-Sendecor ... 226
14 Perhitungan F Tabel dan T Tabel melalui SPSS 20.0 ... 228
15 Struktur Organisasi Geulis Boutique Hotel & Café Bandung ... 229
16 Daftar Riwayat Hidup ... 230
17 Permohonan Izin Penelitian ... 231
18 Jawaban Izin Penelitian ... 233
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keberadaan industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi merupakan industri yang sangat menjanjikan dalam menghadapi persaingan industri pada abad ini, fenomena tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat telah mendorong pertumbuhan yang sangat pesat pada tingkat mobilitas wisatawan Internasional maupun Domestik.
Kegiatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari yang sangat padat membuat masyarakat merasa waktu istirahatnya berkurang dan membutuhkan konsumsi terhadap wisata hiburan dalam upaya memberikan penyegaran atas semua masalah yang dihadapi selama ini. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari persentase pola konsumsi rumah tangga di Indonesia bahwa rekreasi dan hiburan adalah salah satu kebutuhan masyarakat yang senantiasa harus terpenuhi.
TABEL 1.1
PERSENTASE POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA INDONESIA TAHUN 2011
No Jenis Konsumsi Persentase
1 Kebutuhan Sehari-Hari (Makanan Dan
Minuman) 47,6%
2 Listrik, Air, Telepon 10,5%
3 Perawatan Rumah dan Kendaraan 8,4%
4 Pendidikan Anak 7,8%
5 Tabungan 6,4%
6 Pengeluaran Non Reguler (Baju, Alat
Elektronik, Dll.) 6,3%
7 Rekreasi dan Hiburan 4,3%
2
Berdasarkan hasil riset Frontier Consulting Group mengenai Presentase pola konsumsi rumah tangga Indonesia Tahun 2011 pada Tabel 1.1 di atas, konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman menempati peringkat paling atas sebesar 47,6% dibanding dengan konsumsi lainnya seperti : listrik, air, telepon, perawatan rumah dan kendaraan, pendidikan anak, tabungan, pengeluaran non reguler, rekreasi dan hiburan.
Rekreasi dan hiburan adalah pola konsumsi rumah tangga dengan peringkat terbawah yang harus tetap dipenuhi, dengan mobilitas kesibukan masyarakat sehari-hari dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya, sangat dibutuhkan suatu alternatif untuk memberikan penyegaran atas semua masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sektor industri yang berpotensial untuk menjawab semua permasalahan tersebut adalah sektor industri pariwisata.
Industri pariwisata berpengaruh untuk meningkatkan perekonomian di suatu negara. Berkembangnya teknologi dan padatnya mobilitas warga Domestik maupun Internasional membutuhkan wisata hiburan sehingga kondisi seperti ini dapat memicu pertumbuhan industri-industri sampingan yang menunjang berkembangnya industri pariwisata, industri sampingan tersebut seperti restoran,
travel, factory outlet dan terutama industri perhotelan.
3
tersebut, para pengusaha di kota besar dituntut lebih kreatif membuat sesuatu yang inovatif untuk menarik para wisatawan. Beberapa industri kreatif dalam bidang pariwisata yang mendominasi saat ini diantaranya, wisata kuliner, wisata budaya, wisata kesenian, wisata sejarah, wisata pendidikan dan wisata belanja.
Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang merupakan “Kota Tujuan Wisata” dengan beraneka ragam seni budaya dan objek pariwisata yang sangat potensial mendatangkan banyak wisatawan asing maupun domestik. Dengan adanya Tol Cipularang, jarak dari Jakarta ke Kota Bandung dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam, begitupun dengan adanya Bandara Internasional Husen Sastranegara yang melayani penerbangan domestik maupun internasional sangat mendukung akses para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk memasuki kota Bandung lebih cepat. Salah satu industri pariwisata yang akan sangat terpengaruh dari dampak dan fenomena tersebut adalah industri perhotelan.
Menghadapi ketatnya persaingan antar hotel di Bandung membuat hotel-hotel yang ada dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap para wisatawan sebagai konsumennya. Motivasi karyawan merupakan hal terpenting untuk mewujudkan tujuan perusahaan dalam memberikan kepuasan bagi pelanggannya, banyak perusahaan yang mengalami penurunan produktivitas perusahaannya yang disebabkan oleh motivasi karyawannya tidak terpenuhi.
4
terkenal di Bandung. Selain fasilitas hotel, Geulis Boutique Hotel & Café Bandung juga mempunyai fasilitas café dan butik untuk melengkapi kebutuhan para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata kuliner dan wisata belanja.
Geulis Boutique Hotel & Café Bandung harus mendayagunakan berbagai sumber daya organisasi secara optimal untuk menjadi unggul dalam menghadapi persaingan tersebut. Diantara berbagai sumber daya yang dimiliki organisasi, sumber daya manusia dalam perusahaan yang biasa disebut karyawan selalu menjadi salah satu faktor yang sangat berperan penting bagi perusahaan.
Menurut Malayu Hasibuan (2009:12) “Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan karyawan dalam suatu perusahaan sangat berperan penting dalam mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan komposisi tenaga kerja yang sesuai dengan bidang perkerjaannya, Tabel 1.2 data jumlah karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung selama 5 (lima) tahun berturut-turut dari Tahun 2007 sampai Tahun 2011adalah sbb :
TABEL 1.2
DATA JUMLAH KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG TAHUN 2007 - 2011
No. Tahun Jumlah Karyawan
1 2007 47 orang
2 2008 49 orang
3 2009 51 orang
4 2010 55 orang
5 2011 55 orang
5
Kecakapan dari faktor sumber daya manusia mampu mengelola sumber daya lain menjadi efisien dalam usaha pencapaian tujuan organisasi, maka dapat dikatakan bahwa maju tidaknya suatu organisasi tergantung dari manusia yang mengelolanya. Berdasarkan Tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa terjadi penambahan jumlah karyawan pada Geulis Boutique Hotel & Café Bandung dari tahun ke tahun menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi perusahaan.
Selanjutnya dirumuskan pekerjaan-pekerjaan, setiap orang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya. Melakukan
controlling pada akhir periode tertentu untuk memantau penyelesaian tugas dan menentukan sejauh mana keberhasilan kinerja organisasi tersebut. Begitu pula dengan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung yang memberikan wewenang kepada karyawannya untuk menjalankan tugas, berikut pada Tabel 1.3 disajikan data jumlah karyawan sesuai dengan posisi pekerjaan masing-masing.
TABEL 1.3
DATA JUMLAH KARYAWAN BERDASARKAN POSISI KERJA PADA GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG
TAHUN 2011
No. Posisi Pekerjaan Jumlah Karyawan
1. Management 3 orang
2. Purchasing 2 orang
3. Accounting 3 orang
4. Front Office 6 orang
5. Housekeeping 11 orang
6. FB Product 11 orang
7. FB Service 8 orang
8. Mechanical Electrical 4 orang
9. Security 6 orang
10. Driver 1 orang
Total Jumlah Karyawan 55 orang
6
Berdasarkan wawancara langsung dengan Ibu Ari Irmawati selaku Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung pada Hari Selasa, 6 Desember 2011 pukul 13.30 WIB dapat diketahui bahwa jumlah karyawan dengan jobdesk masing-masing Hotel Geulis ditulis sesuai Tabel 1.3 jumlah karyawan Hotel Geulis secara keseluruhan adalah 55 orang, yang terbagi kedalam berbagai divisi pekerjaan seperti management, purchasing, accounting, front office, housekeeping, FB product, FB service, mechanical electrical, security dan
driver. Jumlah karyawan seperti pada Tabel 1.3 telah diperhitungkan oleh Management untuk mengelola Geulis Boutique Hotel & Café Bandung yang mempunyai 26 kamar.
7
TABEL 1.4
REKAPITULASI KARYAWAN KELUAR
PADA GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG TAHUN 2007 – 2011
No. Tahun
Alasan Keluar
Jumlah Keinginan
Perusahaan
Keinginan Sendiri
1. 2007 2 orang 1 orang 3 orang
2. 2008 - 2 orang 2 orang
3. 2009 1 orang 1 orang 2 orang
4. 2010 2 orang 2 orang 4 orang
5. 2011 2 orang 3 orang 5 orang
Sumber : Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2011
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat kita lihat bahwa tingkat karyawan keluar yang cukup banyak terjadi pada Tahun 2011 terjadi lima kasus karyawan keluar, dua diantaranya terjadi atas keinginan perusahaan dan tiga kasus lainnya karyawan keluar karena keinginan sendiri. Menurut manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung, kasus keluarnya karyawan karena keinginan sendiri ditunjukan dengan adanya pengunduran diri dari karyawan tersebut, hal itu dilatarbelakangi oleh beberapa alasan seperti karyawan tersebut mendapatkan pekerjaan lain yang dinilai lebih menjanjikan dari pekerjaannya di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung, ada pula karyawan yang keluar dengan alasan permasalahan yang dialami dalam kehidupan pribadinya sehingga tingkat motivasi kerja selama menjalani pekerjaannya di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung berkurang.
8
karena itu, harus ada tindakan serius dari manajemen perusahaan untuk menanggulangi hal tersebut agar permasalahan karyawan seperti ini tidak berlarut-larut. Sehingga karyawan yang lain akan berpikir berkali-kali untuk melakukan tindakan menyimpang dari struktur pekerjaannya.
Sedangkan keluarnya karyawan atas keinginan perusahaan didasarkan atas beberapa alasan, diantaranya adalah karyawan tidak disiplin, sering mangkir dengan tingkat kehadiran yang mengecewakan, dan tidak menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan standar operasional perusahaan (SOP). Berikut pada Tabel 1.5 disajikan rekapitulasi tingkat absensi karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung pada tahun 2007 sampai 2011.
TABEL 1.5
REKAPITULASI TINGKAT ABSENSI KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉBANDUNG
2007 – 2011
No. Tahun Tingkat Absensi per Tahun
1 2007 12,5 %
2 2008 12,7 %
3 2009 11,8 %
4 2010 12,5 %
5 2011 14,2 %
Sumber : Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2012
9
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat absensi karyawan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung masih dianggap kurang dapat memenuhi harapan perusahaan, karena data absensi tersebut melebihi standar toleransi perusahaan yaitu sebesar 10%. Hal tersebut menggambarkan adanya kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja sehingga karyawan tidak disiplin dan timbul keinginan dalam diri karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya.
Berdasarkan data-data pada Tabel 1.4 dan Tabel 1.5, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi adalah kurangnya motivasi kerja dari karyawan, sehingga menghambat kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ibu Ari Irmawati selaku Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung dalam wawancara langsung pada Hari Selasa, 6 Desember 2011 pukul 13.30 WIB yang menyatakan bahwa mengurangi waktu kerja, tingginya tingkat absensi karyawan dan kasus keluarnya karyawan adalah wujud dari kurangnya motivasi karyawan dalam menjalani pekerjaannya.
Wibowo (2011:379) mengemukakan bahwa “Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan, sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas, bersifat terus-menerus dan adanya tujuan”.
10
produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, upaya dalam mempertahankan dan meningkatkan motivasi kerja karyawan sangat penting sekali dilakukan oleh setiap perusahaan.
Motivasi karyawan dalam menjalani pekerjaannya harus diperhatikan, untuk itu diperlukan berbagai macam upaya untuk tetap menjaga dan meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja sehingga performance
perusahaan secara keseluruhan tetap dapat terjaga atau bahkan mengalami peningkatan. Motivasi kerja yang merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, akan dapat dipertahankan apabila organisasi dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan karyawannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung pada Hari Senin Tanggal 6 Februari Tahun 2012, penurunan motivasi kerja karyawan diduga disebabkan oleh faktor internal dan faktor external. Berikut pada Tabel 1.6 disajikan faktor internal dan external yang mempengaruhi motivasi karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
TABEL 1.6
FAKTOR INTERNAL DAN EXTERNAL
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉBANDUNG
Faktor Internal Faktor External
Adanya perasaan jenuh atas pekerjaan yang rutin dilakukan.
Kurangnya reward yang diberikan perusahaan.
Belum adanya kejelasan karir untuk karyawan pada masa yang akan datang.
Program manajemen sumber daya manusia yang dilakukan perusahaan kurang jelas.
Sumber : Pra penelitian 2012
11
karena melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya, karyawan memerlukan kejelasan karir bagi mereka dimasa yang akan datang sehingga karyawan akan lebih termotivasi dalam menjalani pekerjaannya. Selain itu manajemen harus memperhatikan karyawan dalam memenuhi kebutuhannya, baik dalam bentuk pemberian penghargaan kepada karyawan teladan untuk meningkatkan motivasi kerja sehingga produktivitas perusahaan meningkat.
Meningkatkan motivasi karyawan sangatlah penting karena motivasi sangat mempengaruhi mutu dan kualitas output dari perusahaan itu. Salah satu penentu seseorang dapat memiliki prestasi kerja serta mencapai keberhasilan dalam pekerjaan adalah adanya dorongan atau motivasi untuk melakukan pekerjaan tersebut, apabila motivasi karyawan tidak diperhatikan, maka kinerja karyawan akan menurun.
Oleh karena itu, manajemen Geulis Boutique Hotel & Café Bandung melalui manajer HRD menyelenggarakan beberapa program untuk menjaga dan meningkatkan motivasi kerja karyawan, diantaranya adalah melalui program pelatihan. Pelatihan merupakan suatu sarana untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan karyawan dalam suatu organisasi, untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
12
1. Meningkatkan motivasi
2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa rendah diri 4. Memperlancar pelaksanaan tugas
5. Menumbuhkan sikap positif terhadap organisasi 6. Meningkatkan semangat dan gairah kerja 7. Mempertinggi rasa peduli terhadap organisasi
8. Meningkatkan rasa saling menghargai antar karyawan
9. Memberikan dorongan bagi karyawan untuk menghasilkan yang terbaik
10. Memberikan dorongan bagi karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat beberapa manfaat pelatihan bagi karyawan, salah satunya adalah dapat meningkatkan motivasi karyawan. Dalam pelaksanaannya, pelatihan akan memberikan banyak pengetahuan bagi karyawan, sehingga dapat mengetahui berbagai macam hal diluar pekerjaan yang biasa dilakukan sehingga karyawan akan lebih termotivasi dalam meningkatkan produktivitas kerjanya.
Menurut Sjafri Mangkuprawira (2011:134) :
Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar.
13
Hal tesebut menjelaskan bahwa untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi pada masa yang akan datang, perusahaan harus menyiapkan karyawan yang siap bersaing dalam kondisi apapun melalui program pelatihan, begitu pula dengan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung yang senantiasa memberikan program pelatihan kepada karyawannya untuk memberikan pengetahuan materi tentang pekerjaan karyawan pada divisi lain agar karyawan tersebut siap pada saat perusahaan membutuhkannya pada posisi lain.
Program pelatihan ini diberikan kepada seluruh karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung yang rutin dilakukan setiap bulan pada periode Tahun 2011-2012 dengan materi berbeda-beda kepada seluruh karyawan agar dapat mengetahui tentang apa yang harus diketahui selain dalam pekerjaannya sehari-hari. Materi yang diberikan diantaranya adalah materi tentang marketing training
yang didalamnya karyawan akan diberikan pengarahan dan pelatihan mengenai
eksperiental marketing yang dilakukan pada Bulan Januari.
14
Materi pelatihan pada Bulan Agustus, karyawan akan diberikan materi tentang etos kerja yang baik agar karyawan selalu disiplin, dan pada Bulan September materi yang diberikan adalah Training Supervisor mengenai kepemimpinan. Materi tentang service umum secara keseluruhan diberikan pada Bulan Oktober dan pada Bulan November materi service yang diberikan dalam pelatihan lebih berfokus pada pelayanan tamu.
Program pelatihan yang dilakukan manajemen Geulis Boutique Hotel & Café Bandung bertujuan untuk membentuk tenaga kerja sumber daya manusia berkualitas yang siap menjawab tantangan dalam setiap perubahan yang akan terjadi, sehingga Geulis Boutique Hotel & Café Bandung tidak memerlukan pihak luar dalam upaya mengatasi setiap permasalahan yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang, selama permasalahan tersebut masih bisa ditanggulangi oleh pihak manajemen.
15
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi kerja yang tinggi dari seorang karyawan akan berdampak kepada kinerja karyawan itu sendiri. Malayu S.P. Hasibuan (2011:94) berpendapat bahwa “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu”.
Program pelatihan yang baik dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dan akan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Sesuai dengan pendapat dari Dewi Hanggraeni (2012:98) yang mengungkapkan bahwa “Pelatihan dan pengembangan mempunyai esensi yang sama untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan pekerja agar ia bisa berkinerja secara optimal”.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa pelatihan dalam suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk menciptakan motivasi kerja dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Pelatihan terhadap
Motivasi Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Karyawan Hotel Geulis
Bandung”(Sensus pada karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung).
1.2Identifikasi Masalah
16
Geulis Boutique Hotel & Café Bandung juga mempunyai kewajiban untuk menanggulangi tingkat motivasi kerja karyawan yang menurun dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan untuk mendukung terciptanya tujuan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut :
Persaingan pelayanan Hotel di Bandung yang sangat ketat membuat Geulis Boutique Hotel & Café Bandung harus memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, tetapi hal ini akan terhambat oleh tingkat motivasi kerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung yang menurun. Pelatihan diharapkan dapat merangsang kembali motivasi kerja karyawan sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan dalam rangka mendukung terciptanya produktivitas perusahaan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pelatihan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung. 2. Bagaimana gambaran motivasi kerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café
Bandung.
3. Bagaimana gambaran kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
4. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
5. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
17
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah memperoleh data, mengolah, menganalisis, dan kemudian menarik kesimpulan yang didasarkan atas hasil analisis data dan teori yang dikemukakan oleh para ahli/ilmuwan yang menguasai bidangnya. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pelatihan yang dilakukan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
2. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
1.5Kegunaan Penelitian
18
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) pada bidang manajemen sumber daya manusia, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut mengenai program pelatihan terhadap motivasi kerja serta implikasinya terhadap kinerja karyawan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori manajemen sumber daya manusia.
2. Kegunaan praktis
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Penelitian yang baik harus menggunakan metode penelitian yang cocok sehingga pada saat penelitian dilaksanakan, tingkat kesalahan terhadap penelitian tersebut tidak terlalu besar atau bahkan tidak ada. Selain itu, objek penelitiannya harus jelas. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang objek yang diteliti serta metode apa yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja serta implikasinya pada kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Cafe Bandung.
3.1 Objek Penelitian
69
menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, dan mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu. serta implikasi pada kinerja karyawan (Z) yang terdiri dari kualitas kerja, produktivitas, pengetahuan pekerjaan, bisa diandalkan dalam pekerjaan, tepat waktu dalam kehadiran, dan kebebasan.
Penelitian ini dilakukan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah tanggapan responden tentang pelatihan terhadap motivasi kerja serta implikasinya pada kinerja karyawan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung, sedangkan yang dijadikan subyek penelitian adalah karyawan pada Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang dipergunakan adalah cross sectional method sebagaimana yang dikemukakan oleh Husein Umar (2008:45) cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode
70
verifikatif. Menurut Nazir (2007:54) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah: ”Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selain itu Nazir (2007:64) mengemukakan bahwa metode deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian.
2. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan schedule questionair ataupun interview guide.
3. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, menerangkan hubungan, menguji hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.
Sugiyono (2010:11) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”.
Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh gambaran mengenai pelatihan, motivasi kerja dan kinerja karyawan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto (2009:8) “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran
71
kerja serta implikasinya pada kinerja karyawan di Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei adalah:
Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.
Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2009:96), menjelaskan bahwa, “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu
penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:58) “Variabel penelitian pada
72
Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah pelatihan (X) yang terdiri dari indikator pelatihan yang mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas, menggunakan instruktur pelatihan yang professional, materi pelatihan sesuai dengan tujuan, memakai metode pelatihan yang cocok, pelaksanaannya harus berjalan berkesinambungan, adanya perubahan perilaku setelah pelatihan, meningkatkan kualitas kerja, kemudian yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah motivasi kerja (Y) yang meliputi orang yang memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapinya, melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, dan mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu. serta implikasi pada kinerja karyawan (Z) yang terdiri dari kualitas kerja, produktivitas, pengetahuan pekerjaan, bisa diandalkan dalam pekerjaan, tepat waktu dalam kehadiran, dan kebebasan.
Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel/Konsep Sub Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
Pelatihan (X)
Pelatihan bagi karyawan
Mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas.
Kesesuaian tujuan pelatihan
Tingkat kejelasan tujuan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
73
Variabel/Konsep Sub Variabel Indikator Ukuran Skala No.
74
Variabel/Konsep Sub Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
pekerjaan Tingkat tujuan yang realistik yang
Kualitas kerja Ketepatan
75
Variabel/Konsep Sub Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
Produktivitas Pekerjaan
yang
Pengetahuan pekerjaan Keterampilan dan
Kebebasan Bekerja tanpa
pengawasan
76
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Sugiyono (2009:137) menjelaskan bahwa ”Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data Sumber Data Kategori
Data
Pola konsumsi rumah tangga Indonesia Tahun 2011
Frontier Consulting Group dalam Majalah Marketing
No.9/XI/September 2011
Sekunder
Jumlah karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Tahun 2007 – 2011
Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2012
Sekunder Jumlah karyawan Geulis Boutique Hotel
& Café Bandung Berdasarkan posisi kerja Tahun 2011
Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2012
Sekunder
Rekapitulasi Karyawan Keluar Pada Geulis Boutique Hotel & Café Bandung Tahun 2007 – 2011
Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2012
Sekunder
Tingkat absensi karyawan Geulis
Boutique Hotel & Café Bandung 2007 – 2011
Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2012
Sekunder
Faktor internal dan external yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung
Pra penelitian Primer
Tanggapan karyawan terhadap pelatihan Karyawan Primer
Tanggapan karyawan terhadap motivasi Karyawan Primer
Tanggapan karyawan terhadap kinerja Karyawan Primer
77
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Sugiyono (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas. Oleh sebab itu, untuk menentukan populasi pada penelitian ini menggunakan populasi sasaran, yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
78
TABEL 3.3
JUMLAH KARYAWAN
GEULIS BOUTIQUE HOTEL & CAFÉ BANDUNG BERDASARKAN POSISI KERJA
TAHUN 2011
No. Posisi Pekerjaan Jumlah Karyawan
1. Management 3 orang
2. Purchasing 2 orang
3. Accounting 3 orang
4. Front Office 6 orang
5. Housekeeping 11 orang
6. FB Product 11 orang
7. FB Service 8 orang
8. Mechanical Electrical 4 orang
9. Security 6 orang
10. Driver 1 orang
Total Jumlah Karyawan 55 orang
Sumber : Manager HRD Geulis Boutique Hotel & Café Bandung 2011
Tabel 3.3 memberikan informasi jumlah karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandungsebanyak 55 orang yang dapat dijadikan populasi penelitian.
3.2.4.2 Sampel
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Untuk mengambil sampel dari populasi sampel yang presentatif dan mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:117) ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
79
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Mengenai berapa jumlah karyawan yang harus diambil dalam penelitian sampel, Suharsimi Arikunto (2009:62) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : “Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dikarenakan jumlah karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung kurang dari 100 orang, maka sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi atau karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung sebanyak 55 orang.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Sugiyono (2010:116) “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Mengingat populasi yang dijadikan objek penelitian sebanyak 55 orang, maka teknik
sampling yang diambil adalah sampling jenuh. Sugiyono (2010:116) mengemukakan bahwa “Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
80
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan cara kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai Pelatihan, Motivasi Kerja dan Kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
2. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari mengenai Pelatihan, Motivasi Kerja dan Kinerja karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung.
81
4. Kuesioner (angket), dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu karyawan Geulis Boutique Hotel & Café Bandung. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X(pelatihan), Variabel Y (motivasi kerja) dan Variabel Z (kinerja karyawan). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.2.6.1 Pengujian Validitas
Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Akuratnya data tergantung dari instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu validitas
dan reliabilitas.
82
Suharsimi Arikunto (2009:168) mengemukakan bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
2Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Yn = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:
83
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung< rtabel).
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.4 dibawah ini:
TABEL 3.4
INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi
Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:178)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama.
Adapun variabel yang diuji yaitu pelatihan (X), motivasi kerja (Y) dan kinerja karyawan (Z). Hasil pengujian pada 20 responden yang dilakukan di Hotel Scarlet Dago, dengan dk = n-2 = 20-2=18 diperoleh rtabel = 0,468, nilai
tingkat validitas yang diperoleh adalah sebagai berikut :
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS
No. Variabel X (Pelatihan) rhitung rtabel Keterangan
1. Pengetahuan karyawan meningkat
karena pelatihan 0,755 0,468 Valid
2. Keterampilan karyawan meningkat
karena pelatihan 0,746 0,468 Valid
3. Kesadaran karyawan dalam bekerja
meningkat karena pelatihan 0,776 0,468 Valid
4. Pelatihan berkaitan dengan pekerjaan
84
5. Pelatihan menggunakan Instruktur
pelatihan yang berpengalaman 0,803 0,468 Valid 6. Karyawan memahami materi pelatihan
yang diberikan 0,781 0,468 Valid
7. Metode pelatihan cocok dengan materi
yang disajikan 0,785 0,468 Valid
8. Pelatihan harus dilakukan
terus-menerus 0,793 0,468 Valid
9. Pelatihan sudah berjalan dengan baik 0,776 0,468 Valid 10. Perilaku karyawan dalam bekerja
menjadi lebih baik dari sebelumnya 0,795 0,468 Valid 11. Karyawan mempunyai disiplin kerja
yang tinggi setelah mengikuti pelatihan
0,760 0,468 Valid 12. Karyawan dapat mengurangi
kesalahan kerja setelah mengikuti pelatihan
0,756 0,468 Valid
No. Variabel Y (Motivasi Kerja) rhitung rtabel Keterangan
13. Karyawan mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi atas pekerjaan
0,670 0,468 Valid 14. Karyawan menyusun program/rencana
kerja sebelum melakukan pekerjaan. 0,765 0,468 Valid 15. Karyawan mempunyai tujuan yang
jelas atas pekerjaan yang dilakukan 0,706 0,468 Valid 16. Karyawan berusaha melakukan
program kerja tersebut 0,747 0,468 Valid
17. Karyawan puas menjalani proses
dalam melakukan pekerjaan 0,737 0,468 Valid
18. Karyawan mampu mengambil
keputusan dalam kondisi apapun 0,713 0,468 Valid 19. Karyawan mempunyai keberanian atas
resiko pekerjaan yang dilakukan. 0,765 0,468 Valid 20. Karyawan mampu mengerjakan tugas
yang menjadi kewajiban 0,766 0,468 Valid
21. Karyawan mampu menyelesaikan
tugas pekerjaan dengan baik 0,745 0,468 Valid 22. Karyawan merasa puas atas hasil dari
setiap pekerjaan yang dilakukan 0,718 0,468 Valid 23. Karyawan melakukan pekerjaan
dengan baik agar dikenal oleh rekan kerja maupun atasan.
0,758 0,468 Valid 24. Karyawan ingin menguasai bidang
85
No. Variabel Z (Kinerja Karyawan) rhitung rtabel Keterangan
25. Karyawan berusaha menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sesuai standar
0,700 0,468 Valid 26. Hasil kerja rapih sesuai aturan
perusahaan 0,793 0,468 Valid
27. Hasil kerja Karyawan diterima dengan
baik oleh atasan 0,784 0,468 Valid
28. Karyawan menghasilkan pekerjaan
sesuai dengan yang ditetapkan 0,776 0,468 Valid 29. Pekerjaan diselesaikan tepat waktu 0,788 0,468 Valid 30. Karyawan mengerjakan pekerjaan
sesuai keterampilan yang dimiliki 0,729 0,468 Valid 31. Karyawan mengerjakan pekerjaan
sesuai kemampuan yang dimiliki. 0,785 0,468 Valid 32. Karyawan dapat diandalkan dalam
mengerjakan pekerjaan 0,737 0,468 Valid
33. Karyawan langsung mengerjakan pekerjaan setelah diberikan tugas oleh atasan.
0,709 0,468 Valid 34. Karyawan berusaha tepat waktu pada
saat masuk dan pulang bekerja 0,766 0,468 Valid 35. Karyawan diberikan kebebasan (tanpa
pengawasan atasan) dalam melakukan pekerjaan
0,726 0,468 Valid 36. Karyawan tetap bekerja walaupun
tanpa pengawasan 0,718 0,468 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan hasil pengujian validitas pada Tabel 3.4 diatas, menunjukkan bahwa item-item pernyataan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar
jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,468. 3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas
86
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sugiyono (2010:183) “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”.
Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya juga. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2
t
s
= Deviasi standar total87
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Reliabilitas mengarah pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 20 responden dengan tingkat signifikansi 0,5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (20-2=18) maka didapat nilai nilai r tabel sebesar 0,468. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel.
Hal ini dapat dilihat dalam Tabel dilihat dalam Tabel 3.6 berikut :
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1. Pelatihan 0,951 0,468 Reliabel
2. Motivasi Kerja 0,940 0,468 Reliabel
3. Kinerja Karyawan 0,944 0,468 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Jika koefisien internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel, maka variabel yang diuji ketiganya adalah reliabel.
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis
88
ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Menyusun data
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik responden digunakan rumus persentase sebagai berikut:
100 n
%
N
Di mana:
n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai 100 = konstanta
2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul
3. Tabulasi data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Memberi skor pada setiap item
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
89
3.2.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya (Sugiyono, 2008:144).
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis Deskriptif Pelatihan
Variabel X terfokus pada penelitian terhadap pelatihan yang meliputi: pelatihan yang mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas, menggunakan instruktur pelatihan yang professional, materi pelatihan sesuai dengan tujuan, memakai metode pelatihan yang cocok, pelaksanaannya harus berjalan berkesinambungan, adanya perubahan perilaku setelah pelatihan, meningkatkan kualitas kerja.
2. Analisis DeskriptifMotivasi Kerja
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap motivasi kerja yang meliputi orang yang memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapinya, melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, dan mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.
3. Analisis DeskriptifKinerja